Seri Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Terdiri dari : 1. Pendekar Sejagat 2. Pertarungan Di Kota Chang An 3. Panji Akbar Matahari Terbenam 4. Wisma Pedang 5. Puteri Es Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ Seri 1 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Jian Shi Tian Xia Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ Sepatah kata dari pengarang Yi Bai Bu Zhan Cheng (Baju putih yang tidak berdebu) Baju putih Fang Zhen Mei' selalu menjadi "pikiran yang bersemayan di dalam hatiku, dan aku selalu ingin menuliskan kisahnya. Baju putihnya seperti salju, dan baju putihnya tidak pernah terkena noda darah— Karena dia tidak pernah menggunakan kekerasan untuk memecahkan semua masalah. Di dalam cerita silat orang-orang persilatan biasanya selalu bertarung, dan darah menjadi ciri khas dalam buku silat manapun. Tapi ini bukan suatu kebaikan karena walaupun hal ini bisa membuat pembaca merasa tegang, tapi cerita dalam buku silat kadang-kadang terlalu dibesar-besarkan. Buku Bai Yi Fang Zhan Mei' berusaha untuk tidak berlaku seperti buku silat biasa, dalam buku Bai Yi Fang Zhen Mei' dijelaskan cara penyelesaian dan membereskan suatu masalah tanpa menggunakan kekerasan dan darah. Karena itu pada tahun 1973 aku mulai menulis cerita silat panjang yang bernama Long Hu Feng Yun' (Naga Harimau, Angin Awan) tapi sayang, pada akhirnya cerita ini diacak-acak oleh orang lain. Aku sendiri bersifat seperti kerbau, selalu mengingat suatu persoalan ini dan sulit untuk melupakannya. Mengapa tanpa alasan orang-orang itu telah membuat karanganku di acak-acak dan di hapus? Karena itu pada akhir tahun 1974, aku terpaksa menulis ulang cerita Long Hu Feng Yun', dan mengganti judulnya menjadi 'Jian Shi Tian Xia (Pendekar Sejagat)'. Pada tahun 1975, aku menulis cerita kedua Bai Yi Fang Zhen Mei' dengan judul 'Chang An Yi Zhan' (Pertarungan di kota Chang An), aku berusaha menulis dengan adil dan benar, membereskan hujan darah yang berbau amis. Pada tahun 1976, aku menulis Luo Re Da Qi' (Panji Akbar Matahari Terbenan), buku ini menceritakan semua harapanku dan rasa cintaku kepada negara dan bangsaku. Akupun sangat menyukai puisi-puisi Li Bai dan Xin Qi Ji. Akupun sangat menyukai puisi-puisi Shi Ji. Tahun 1977, aku telah menyelesaikan cerita ke-4 yaitu Shi Jian Shan Zhuang' (Wisma Pedang). Semua orang tahu waktu menulis cerita ini, aku sedang berada dalam dunia nyata yang sulit dan kejam, tapi aku berusaha menceritakan Shi Jian Shan Zhuang seperti cerita-cerita dalam dongeng yang tidak pernah ada. Setelah menyelesaikan cerita ke empat ini, sepertinya aku dan Fang Zhen Mei sudah tidak berjodoh lagi. Lalu aku menulis cerita ‘Da Zhong Shi', 'Shen Zhou Qi Xia', dan 'Si Da Ming Pu tidak ada kesempatan untuk aku menceritakan tentang si Baju putih lagi. Setelah lewat beberapa tahun, baju putih telah dipenuhi debu, baju putih, baju putihku yang kucintai, baju putih yang sering muncul di bukuku, dia sudah menemaniku melewati beberapa kali kesuksesan dan juga kematian. Akhirnya pada tahun 1981 di Hong Kong, aku menulis lagi cerita Bai Yi Fang Zhen Mei' memasuki cerita ke-5 yang berjudul Xiao Xue Chu Qing' (Putri Es). Tapi sayang, akibat pengalaman 3 tahun yang lalu, keadaanku yang kacau dan sulit. Sebenarnya "Xiao Xue Chu Qing' bisa ditulis lebih bagus, akhirnya Xiao Xue Chu Qing' bisa juga ku selesaikan juga. Proses penulisannya agak singkat dan tidak begitu teliti pada saat menuliskan ceritanya. Seorang Fang Zhen Mei adalah sosok yang sangat lucu, ilmu silatnya tinggi, tapi dia jarang mengeluarkan kemampuannya, dia seorang yang sangat perasa tapi tidak banjir dengan cinta asmara, dia selalu memperhatikan perempuan tapi dia tidak pernah menunjukan perasaan romantisnya. Berpandangan lurus tapi tidak monoton, membela keadilan secara tidak terang-terangan, jujur tapi bukan orang yang naif, percaya diri tapi tidak sombong.... yang lucunya lagi dia hanya mempunyai beberapa teman yaitu Wo Shi Shui yang selalu ingin menjadi pahlawan, Shen Tai Gong yang selalu ingin membuat orang tahu tentangnya, Xiao Xue (Es Kecil) yang pengertian.... Sifat-sifat dari orang-orang ini adalah sifat dari teman-teman yang ada di sekelilingku. ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ============================== Walaupun banyak yang tahu, di antara teman-temanku itu ada yang telah melukai bahkan merusak namaku tapi aku tidak pernah mengingat orang yang telah melukai perasaan atau merusak nama baikku. Aku hanya ingat kalau aku pernah berteman dengan mereka. Dan aku selalu menganggap kalau mereka adalah teman baikku. Bukankah kita harus berlaku demikian? Di dalam kehidupan ini, kalau tidak mempunyai teman dan mengarang cerita, kita akan merasa kesepian, karena itu Fang Zhen Mei menjadi sosok yang ramah dan hangat. Fang Zhen Mei yang berbaju putih, muncul dan bercahaya di dalam cerita silatku. ---ooo0dw0ooo--- ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ============================== BAB 1 Zue He Tu ( Peta Sungai Darah) Di kota Chang An, ada markas Biao Xue Hun (Pengiriman barang Darah dan Roh), setelah kentongan pukul 3 dini hari di sebuah gang panjang, di markas Biao Xue Hun yang megah, tiba-tiba muncul sesosok bayangan manusia di atas atap markas Biao itu. Orang ini berjalan cepat sekali di atas bubungan atap. Langit begitu gelap bumi pun gelap, tidak ada bulan ataupun bintang. Orang ini dengan cepat melewati bangunan loteng markas Biao Xue Hun, kemudian dia melihat ke kiri dan ke kanan lalu dengan cepat meloncat turun dari sana. Baru saja dia turun dia langsung berlari dengan cepat di halaman markas Biao yang panjang dan berliku-liku, di setiap belokan terdapat sebuah lampu yang masing-masing tidak sama terangnya. Orang itu dengan cepat keluar dari halaman itu, dia berlari begitu cepat, tapi langkahnya sama sekali tidak terdengar sedikitpun, dari sini dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi, boleh dikatakan sudah mencapai tingkat tertinggi. Begitu keluar dari halaman, segera dia memasuki ruang utama markas Biao Xue Hun. Ruangan itu sangat gelap, di sana sangat luas tapi sebuah lampu pun tidak ada. Di kedua belah tembok terpasang deretan senjata, seperti barisan pengawal yang berdiri dengan gagah di sana. Orang ini merasa sedikit terkejut, dia sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba terdengar suara senjata yang berbunyi, orang ini melihat ke sekelilingnya, ternyata di bubungan rumah sudah terdapat 4 orang yang sedang meluncur turun ke bawah. Disebut 4 orang sepertinya itu tidak tepat, mungkin kata-kata yang tepat adalah ada 4 buah golok, 4 golok yang tipis, sangat cepat dan beracun, yang dinamakan Yan Ling Dao (Golok Ekor Walet). Yang terlihat hanya golok tidak terlihat adanya sosok orang, mereka menggerakkan golok mereka dari atas mengarah pada kepala orang yang datang tidak diundang itu. Orang itu menghindar dengan meloncat, tubuhnya masih berada di dalam ruangan, empat buah golok menyerangnya, tidak ada satu pun yang mengenai tubuhnya, kaki orang itu belum menapak tanah, dari ruangan dalam muncul lagi empat orang yang memegang golok, mereka bergerak dengan cepat dan golok tampak berkilauan, mereka menyerang ke arah kakinya. Orang itu berteriak, "jurus golok Menyapu, benar-benar bagus!" Suaranya menggetarkan ruangan itu, kakinya secara berturut- turut nenendang 4 golok itu, semua terkena tendangannya langsung melayang jauh, ketika kakinya baru menginjak tanah, keempat orang itu karena melihat teman mereka tidak berhasil meringkus orang itu, dengan cepat mereka masuk ke dalam kegelapan, orang itu hendak bertanya, tapi senjata rahasia kembali sudah menyerangnya. Waktu itu terdengar sebuah suara yang berwibawa keluar dari kegelapan, "berhenti!" cahaya lilin langsung menerangi ruangan itu, orang yang tidak diundang itu berdiri di tengah ruangan, sepasang tangannya, jari-jari tangannya menjepit 10 panah, 3 buah biao, dan 7 buah biao berbentuk paku. Di ruangan itu terdapat meja besar, di sana sudah duduk 3 orang laki-laki, salah satunya adalah seorang tua dengan tubuh yang tinggi besar, matanya terlihat sangat bersemangat, sepertinya dia adalah seorang pesilat tangguh. Orang yang berada di sisi kirinya wajahnya dipenuhi dengan cambang, dia pun berperawakan tinggi besar, kedua kepalan tangannya bila disatukan besarnya seperti sebuah kepala orang, begitu melihatnya akan segera diketahui bahwa dia mempunyai tenaga yang besar dan juga pemberani. Orang yang berada di sisi kanannya berwajah putih dan tidak bercambang, tangannya selalu memegang kipas, tulang jarinya panjang dan terlihat sangat.santai. Dari sisi ruangan itu muncul sekitar 40-50 orang, orang tua yang berbadan tegap itu tertawa dan berkata, "aku kira siapa yang datang, ternyata adalah Elang Sakti Zhong Yuan, Kakak Shang, kami beri hormat kepada Anda." Orang itu baru melepaskan rasa tegangnya dan dia berkata, "apakah ini adalah cara kalian menyambut tamu?'' Orang tua itu berdiri dan berjalan mendekati orang itu, dia tertawa dan dengan akrab menepuk pundak orang itu dan bicara, "Kakak Shang, aku minta maaf, kau sendiri tahu bahwa musuh sudah kami undang jam 4 dini hari, dia ingin mengambil Xue He Tu (Peta Sungai Darah), tentu saja kami harus lebih berhati-hati." Si Wajah Putih pun berdiri dan tertawa, "maaf, Pendekar Shang, meskipun markas Biao kami memiliki halaman yang berliku dan senjata Golok Langit dan Bumi, serta ada senjata rahasia lainnya, semua ini mana bisa mencegah langkahmu?" Si Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun adalah seorang rase tua yang sudah berpengalaman di dunia persilatan. Dan dia adalah seorang penjahat tunggal yang terkenal, karena terus menerus dipuji, membuat hatinya serasa melayang karena senang, dia berkata, "tidak, tidak, markas Biao Xue Hun penjagaannya lumayan ketat, sebenarnya kedatanganku kali ini pun tidak bisa membantu apa-apa, Kakak Shen dan Kakak Luo terlalu memuji." Orang tua itu adalah ketua markas Biao Xue Hun, dia dijuluki Telapak Sakti Xue Hun, Luo Tian Chi yang berwajah putih yang kelihatannya seperti pelajar adalah wakil ketuanya, dia dijuluki Xiu Li Re Yue (Lengan Baju Matahari Bulan), Shen Qi Shan dan laki-laki tua yang penuh dengan cambang, dia adalah ketua persilatan Ma Zhou Fa, dia dijuluki dengan Zhang Er Jin Gang (Dua Emas Baja), Zhang Er Jin Gang (diibaratkan orang yang tinggi besar dan kuat). Luo Tian Chi tertawa dan berkata, "kalau begitu Kakak jangan merasa sungkan, silakan duduk!" Tiba-tiba dari luar terdengar suara dingin yang berkata, "Luo Tian Chi, mengapa kau pilih kasih?" seseorang telah datang lagi bersamaan dengan perkataannya yang selesai, dia adalah seorang tua yang tinggi, kurus, dan kering. Luo Tian Chi terpaku, segera dia mengerti apa yang dimaksud orang tua itu, ternyata dia adalah si Mayat Kering, "Kakak Qu, ilmu meringankan tubuhmu sangat tinggi, tiba-tiba saja kau sudah berada di sini, tapi kami masih belum menyadari kedatanganmu." Si Mayat Kering, Qu Li Ren berkata, "aku ikut dengan Lao Shang ke sini, dia sudah membantuku melewati banyak cobaan, aku belum sempat berterima kasih kepadanya." Kata-kata ini seperti memuji tapi juga seperti menertawakan Shang Bu Yun, dia merasa tidak enak, dia ingin marah, Xiu Li Ri Yue, Shen Qi Shan memutar matanya, segera dia tertawa dan berkata, "kedua pendekar, duduklah dulu. Pelayan, suguhkan teh kepada kedua pendekar ini!" Luo Tian Chi pun berkata, "Kakak Shang, Kakak Qu, kali ini apakah Xue He Tu bisa dipertahankan? Kami benar-benar mengandalkan kalian berdua, bila aku hanya mengandalkan tujuh teknik halaman dan golok Langit Bumi, jangankan Wo Shi Shui (nama orang), Guo Ao Bai pun tidak bisa kami tahan." Shang Bu Yun mengerutkan dahinya dan bertanya, "apakah Pendekar Wo Shi Shui pun menginginkan Xue He Tu?” Dengan suara pelan Luo Tian Chi berkata, "benar, kalau tidak aku tidak akan meminta kepada ketua Kakak berdua datang ke sini membantu kami, harus diketahui Xue He Tu milikku, kami mendapatkan Xue He Tu setelah kami membunuh keluarga Zhong Yuan yang menitipkan barang Biao nya kepada kami, markas Biao Xue Hun pun sudah kehilangan 30-40 orang pesilat tangguh, setelah Xue He Tu jatuh ke tangan kami, kami berusaha mendapatkan harta karunnya, dan tentu saja nanti akan kami bagikan rata kepada ketua kalian masing-masing, Chang Xiao Bang (Perkumpulan Panjang Tertawa) sedang menambah sayap kekuasaannya, kalau mereka bisa mendapatkan harta ini, berarti kita hanya memdapat angin." Wajah Qu Li Ren sangat serius, "kedatangan Guo Ao Bai saja sudah cukup merepotkan dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian. (Tujuh Macam Jurus Pedang), menurut orang-orang dia tidak terkalahkan, sekarang ditambah lagi dengan Wo Shi Shui, hal ini benar-benar membuatku menjadi sakit kepala, Wo Shi Shui yang selalu menganggap dirinya adalah seorang pendekar, mengapa dia pun ikut-ikutan menginginkan Xue He Tu?" Xiu Li Re Yue, Shen Qi Shan berkata, "langit tahu siapa yang pantas disebut pendekar, bila sudah mendapatkan Xue He tu, dia pasti akan menolong orang-orang miskin, di dunia ini banyak sekali orang miskin, mana bisa kita menolong mereka semua? Lebih baik berikan saja kepada kami, Chang Xiao Bang, yang akan menjadi perkumpulan silat nomor satu di dunia persilatan." Telapak Sakti, Luo Tian Chi berkata, "aku takut Wo Shi Shui sudah mengetahui bahwa markas Biao Xue Hun bergabung dengan Chang Xiao Bang, dan dia sengaja datang untuk mengacau, sebenarnya Biao yang dititipkan mereka seperti mengantarkan kambing masuk ke mulut harimau, yang aku takutkan bila kita sering melakukan pekerjaan seperti ini, maka semuanya akan diketahui oleh orang-orang dunia persilatan." Si Elang Sakti, Shang Bu Yun berkata, "aku tidak percaya bahwa Wo Shi Shui begitu kuat, kita menasehati supaya dia merampok orang yang kaya saja untuk menolong yang miskin." Si Mayat Kering, Qu Li Ren dengan wajah serius berkata, "Adik Luo, tadi kau mengatakan mereka sudah tahu bahwa kalian telah bersekongkol dengan Chang Xiao Bang, apakah masih ada orang lain yang menginginkan Xue He Tu?" saat mereka mengobrol terdengar bunyi kentongan menunjukkan pukul 4 subuh. "Sudah pukul 4, kalian harus bersiap dan hati-hati," kata Luo Tian Chi,, wajahnya terlihat tegang, dia berkata lagi, "malam ini ada seseorang lagi yang akan datang...." Kata Shang Bu Yun dengan dingin, "siapa lagikah yang datang untuk mengantarkan kematiannya sendiri?" Jawab Luo Tian Chi, "orang berbakat dari Jiang Nan, Fang Zhen Mei!" Shang Bu Yun dan Qu Li Ren secara bersama-sama mundur 2 langkah dan berseru, "apa? Fang Zhen Mei?" Tepat pada saat itu masuklah seseorang dengan cara seperti melayang ke dalam ruangan itu, sekali bergerak seperti bayangan sekejap empat orang dan empat golok yang di pegangnya ternyata sudah patah, juga keempat telinga orang itu ternyata sudah terlepas, ada luka menganga bekas sayapan pedang, darah masih terus mengalir, kelihatanya bila lawan ingin mengambil nyawa keempat orang itu, bisa dilakukan dengan mudah. Qu Li Ren berkata, "orang yang mengantarkan kematiannya sudah datang!" Luo Tian Chi berteriak, "siapa kalian? Harap sebutkan nama!" dari luar muncul seseorang mengenakan baju berwarna hijau, pedangnya panjang, sepatah demi sepatah kata dia mulai bicara, "aku datang dari Qing Chong Shan, namaku adalah Guo Ao Bai, Luo Tian Chi, kau sudah membunuh orang dan mengambil benda berharga, cepat keluarkan Xue He Tu, dan kemudian potong tanganmu sendiri, maka aku akan membiarkanmu hidup!" Walaupun Luo Tian Chi sangat berpengalaman, tapi dipelototi dengan sorot mata seperti pedang oleh pemuda itu, tidak terasa dia sudah mundur dua langkah, tanpa sadar dia memegang Xue He Tu yang tersimpan di balik bajunya. Tiba-tiba ada yang membentak, "jangan keluarkan!" Seorang laki-laki yang tinggi dan besar, Chang Er Jin Gang, Ma Zhao Fu seperti seekor elang bergerak melayang ke arah mereka, dengan pentungan besi seberat 32 kilogram, dia memukul kepala Guo Ao Bai. Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera membentak, "jangan ceroboh!" tapi tidak keburu, tubuh Ma Zhou Fu yang tingginya seperti gunung sudah berada di atas kepala Guo Ao Bai. Bahu Guo Ao Bai bergetar, kilauan pedang seperti riak air yang bergerak, Ma Zhou Fu mengeluarkan suara aneh, kedua telapak tangannya Sudah berlubang oleh tusukan pedang. Tapi terlihat Guo Ao Bai tetap santai, tangannya pun tidak m'emegang pedang. Si Mayat Kering, Qu Li Ren berteriak, jurus cakar mayat yang sudah dilatihnya selama 40 tahun, mulai dikeluarkan, jurus itu seperti bayangan cakar, bayangan tangan sepertinya mengarah kepada Guo Ao Bai. Shang Bu Yun berkata kepada Luo Tian Chi, "ilmu silat bocah itu sangat tinggi, aku akan membantu untuk membunuhnya!" Luo Tian Chi pun sebenarnya merasa jengkel, ketua pelatih kantor Biao tidak bisa menahan serangan dari seorang pemuda yang usianya pun belum mencapai 20 tahun, dia merasa malu dan juga sedih. Shang Bu Yun segera maju, dengan jurus cakar elangnya dia memasuki arena pertarungan. Harus diketahu bahwa Mayat Kering dan Elang Sakti adalah dua dari 5 tetua bendera hitam di Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka sangat tinggi, bila mereka bergabung melawan musuh, sepertinya pesilat tangguh mana pun akan sulit untuk bertahan. Tapi setelah mereka berdua bertemu dengan Guo Ao Bai, mereka sama sekali tidak bisa berbuat banyak, begitu bahu Guo Ao Bai bergoyang, segera cahaya pedang tampak berkilauan, mereka berdua berusaha bertahan, tetapi Guo Ao Bai pun tidak gampang menahan serangan dari mereka berdua, karena itu pula maka mereka bertiga terus bertarung terus dengan sengit. Tiba-tiba di luar ada yang tertawa dan berkata, "baiklah, aku juga akan ikut bergabung dengan kalian!" Luo Tian Chi sangat terkejut dan dia berteriak, "cepat halangi dia dari pintu!" Sekitar 30-40 guru Biao sudah berlari ke depan pintu, tapi seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam tetap bisa masuk ke dalam ruangan, semua yang menghalangi langkahnya berhasil dipukul hingga roboh. Begitu banyak orang yang menyerangnya tapi dalam waktu singkat sudah banyak yang terluka atau bahkan roboh. Terdengar orang itu berkata lagi, "aku akan membantumu!" Shang Bu Yun marah, ilmu cakar elangnya bergerak mulai menyerang dari atas ke bawah, tiba-tiba dia melihat sepasang mata yang bersinar dari orang itu. Sebuah pukulannya membuat Shang Bu Yun roboh, mungkin tidak akan bisa bangun dalam waktu 3 jam! Guo Ao Bai melihat ada orang yang datang membantunya, dia marah dan berkata, "tidak perlu membantuku!" Tapi si baju hitam sudah memukul Shang Bu Yun hingga jatuh terkapar, dia segera menyerang si baju hitam dengan pedang, dalam suasana yang serba kacau itu, si baju hitam masih bisa menghindar, sambil menahan serangan dia berteriak, "baiklah, aku berniat untuk membantumu tapi kau membalasnya dengan cara seperti ini, kalau saja kau bukan orang baik kau sudah kupukul!" Dia mengeluarkan tangan untuk memukul, Qu Li Ren yang akan melarikan diri, sudah tidak dapat menghindari serangannya, kemudian terdengar suara BUUK, dia sudah jatuh terlentang. Guo Ao Bai tampak lebih marah lagi, segera dia menyerang orang itu dengan beberapa jurus pedang, tapi si baju hitam itu sudah berada di dalam ruangan. Luo Tian Chi melihat orang yang datang begitu ganas, dia merasa terkejut dan berkata, "apakah dia adalah Pendekar Wo Shi Shui?" Dia mendengar jawaban, "benar!" segera sepasang tangannya sudah tertotok dan Xue He Tu yang tersinpan di balik bajunya berhasil diambil oleh orang itu, Luo Tian Chi pun terjatuh. Guo Ao Bai berteriak, "Wo Shi Shui, jangan pergi!" Wo Shi Shui dengan jurus menyapu, dia menyapu Shen Qi Shan yang masih terpaku karena terkejut, kemudian dia berbalik ke arah Guo Ao Bai dan berkata, "malam ini aku. tidak mempunya; waktu untuk mengobrol, aku harus mengembalikan Xue He Tu kepada keluarga Zhong Yuan." Guo Ao Bai marah dan mengejarnya, tapi karena Shen Qi Shan yang disapu oleh orang berbaju hitam sehingga terjatuh ke arahnya, maka tangannya yang memegang kipas dengan cepat menotok Guo Ao Bai. Guo Ao Bai membalikkan tangannya, pedangnya sudah membelah kipas Shen Qi Shan menjadi dua bagian, pada waktu itu juga lutut Shen Qi Shan bertambah 2 lubang dan tampak bekas tusukan pedang. Dia jatuh dengan posisi berlutut. Guo Ao Bai masih berniat untuk mengejar Wo Shi Shui, ternyata dia sudah menghilang. Wo Shi Shui sudah meloncat ke atas bubungan atap dan berlari, angin berhembus dengan dingin, angin subuh membuat orang merasa dingin. Dengan tersenyum Wo Shi Shui mengeluarkan Xue He Tu dari balik bajunya, begitu melihat, dia langsung terkejut karena Xue He Tu yang dirampasnya hanya berupa gulungan kertas putih kosong dan tidak ada gambar petanya, di atas kertas itu tertulis : Xue He Tu. Xue He Tu. Akan kukembalikan kepada keluarga Zhong Yuan. Tuan hanya mendapatkan rasa lelah. Chen Mei yang berdosa memberitahukan. Yang bertanda tangan di bawah adalah si Baju Putih Jiang Nan, Fang Chen Mei. Wo Shi Shui segera menggulung kertas itu dan dia menghela nafas panjang, baju hitamnya tertiup angin tampak berkibar di atas atap. Bulan yang bulat dengan diam melewati kepalanya. ---ooo0dw0ooo--- BAB 2 Wisma Shi Jian Pedang Sakti Xue He Salah satu dari tiga tempat terkenal di dunia persilatan adalah Wisma Shi Jian( Wisma Menguji Pedang). Wisma Shi Jian adalah sebuah tempat yang tenang di dunia persilatan, tanah seluas 100 kilometer persegi, terdapat 19 rumah mewah, 37 rumah biasa, masih ada 5 kolam, dan 11 halaman panjang. Di dalam wisma suasananya terasa sangat tenang, banyak pesilat tangguh setahun sekali selalu ingin tinggal di sini selama beberapa hari untuk melepaskan rasa lelah. Pemilik Wisma Shi Jian sangat senang melayani tamu-tamunya, ketua Wisma Shi Jian bernama Shi Tu ke!2, sekarang dia sudah berusia 67 tahun, pada saat usianya baru 3 tahun ayahnya sudah meninggal dunia, ketika umur 5 tahun ibunya menyusul ayahnya meninggalkannya, pada umur 7 tahun kesebelas orang kakaknya meninggal karena dibunuh oleh musuh, dan hanya tinggal dia sebatang kara yang masih hidup di dunia ini, selama 30 tahun dia membangun Wisma Shi Jian, dengan empat jurus Pedang Xue He ( Pedang Sungai Darah ), dia telah bisa mengalahkan semua pesilat tangguh, akhirnya dia dijuluki pesilat pedang nomor satu di dunia, tapi dia membalas musuhnya dengan kebaikan, membuat musuh yang pernah membunuh kakak-kakaknya, menggantungkan golok yang biasa mereka gunakan untuk membunuh orang dan berubah menjadi orang baik. Dia selalu tinggal di Wisma Shi Jian untuk membela kebenaran dan membuat dunia persilatan menjadi tenang dan aman. Sudah 30 tahun Wisma Shi Jian berdiri di dunia persilatan, Feng Dan Fei yang pernah merebut gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan pernah datang ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, dan hanya dalam satu jurus Shi Tu telah mengalahkan Feng Dan Fei, dan dengan penuh rasa kekaguman Feng meninggalkan Wisma Shi Jian. Kemudian gurunya Feng Dan Fei yang sudah berpengalaman 30 tahun, merupakan pendiri dua pedang Jian Dao karena tidak bisa menerima perlakuan Shi Tu ke 12, dia pun pergi ke Wisma Shi Jian dan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung, tapi dia pun hanya bisa menerima satu jurus serangan dari Shi Tu ke 12, memasuki jurus kedua sepasang pedangnya sudah patah menjadi dua, dia menerima kekalahan total dan dengan lesu kembali ke rumahnya. Semenjak itu Shi Tu ke 12 jarang bertarung lagi, hingga 20 tahun kemudian muncul seorang gila yang dijuluki Iblis Jian, dia bernama Ni Qing Feng. Dia sangat mahir menggunakan jurus-jurus pedang, dan dia selalu membunuh orang yang menggunakan pedang, semua ini dia lakukan hanya untuk mendapatkan gelar pendekar pedang nomor satu di dunia persilatan, dan orang ini tidak terkalahkan, oleh karena itu Shi Tu ke 12 kemudian keluar dari wismanya, menantang Ni Qing Feng, ternyata Ni Qing Feng hanya bisa menerima 2 jurus serangan Shi Tu ke 12, pada jurus ketiga, pedang Ni Qing Feng patah dan dia pun melarikan diri. Karena itu dalam jangka 10 tahun ini, tidak ada seorang pun yang berani mengajak Shi Tu ke 12 bertarung lagi, dunia persilatan menganggap Shi Tu ke 12 sangat tinggi dan ilmu pedang yang dimilikinya tak ada tandingannya. Tapi Shi Tu ke 12 tidak ingin menerima pujian ini, meskipun dia sangat percaya diri dengan ilmu pedang yang dirnilikinya. Shi Tu 12 sangat menyayangi pedangnya, pedang yang membuatnya terkenal adalah pedang dengan panjang kurang dari satu meter, pedangnya disebut dengan Pedang Sakti Xue He. Yang membuat orang-orang menjadi kaget adalah karena sekarang ini Pedang Xue He tiba-tiba saja lenyap. Ketika Pedang Sakti Xue He lenyap. Kekuatan dunia persilatan pada waktu ini ada 3 yang menonjol yaitu Chang Xiao Bang, Wisma Shi Jian, dan kantor Biao Feng Yun, menjadi kalut dengan kabar menghilangnya Pedang Sakti di Wisma Shi Jian. ---ooo0dw0ooo--- Jumlah orang yang berada di ruang tamu ada 7 orang. Orang yang paling tua di sana adalah seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, kedua matanya tampak bersemangat. Dia berdiri dan bercerita dengan tenang, dia bercerita seperti menceritakan hal sepele yang tidak ada sangkut pautnya dengan dia, tapi ketiga orang yang berada di sisinya tampak marah. Yang dia ceritakan bukan masalah kecil melainkan masalah yang membuat dunia persilatan menjadi geger, karena pedang Shi Tu ke 12 tiba-tiba menghilang, pak tua yang sedang bercerita dengan tenang adalah ketua Wisma Shi Jian, Shi Tu ke 12. Di sisinya tampak seorang laki-laki setengah baya, tubuhnya kelihatan kuat, wajahnya sangat biasa, mulutnya selalu tersenyum, dia adalah ketua ke 2 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Yi Dao Duan Hun (Golok Pemutus Jiwa), dia bernama He Bu Le, orang ini berpandangan sangat lurus dan terbuka, dalam bertarung dia belum pernah terkalahkan. Di sisi Shi Tu ke 12 masih ada seseorang yang umurnya sudah setengah baya, dia tampak hitam kekuningan, dia kurus dan selalu mengenakan baju berwarna hitam. Sepasang tangannya seperti terbuat dari besi, tangannya diletakkan di atas meja, bajunya tampak melengkung seperti yang terbuat dari besi juga. Orang itu adalah ketua ke-3 Wisma Shi Jian, dia mendapat julukan Bai Bu Shen Quan (Seratus Langkah Kepalan Sakti) Yin Yang Hei. Sewaktu berumur 17 tahun orang ini dengan seorang diri telah menghancurkan 16 sarang perampok, selama 30 tahun ini dia juga tidak terkalahkan. Di sisi He Bu Le, ada ketua ke-4 Wisma Shi Jian, dia dijuluki Tie Gong Yin Dan (Ketepel Besi Peluru Perak), Lu Ying Feng, dia hampir berumur 50 tahun, tapi tetap terlihat gagah. Di sisi Yin Yang Hei Shen ada seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, dia kelihatan biasa tapi tetap berwibawa, dia adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er. Di hadapan Shi Tu ke 12 ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih, dia terlihat sangat santai, matanya memancar penuh harapan, dia seperti sangat memperhatikan dan mendengarkan berita dunia persilatan, pemuda itu tersenyum, dia terlihat sangat luwes, tapi tidak memberikan kesan bahwa dia tidak sopan atau tidak serius. Yang tampak santai dan alami hanya pemuda itu dan Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, yang lainnya setelah mendengar cerita Shi Tu ke 12, langsung merasa marah dan terlihat tegang. "Begitulah mengapa Pedang Sakti Xue He menghilang, aku selalu menggantungkan pedang itu di kamar tidurku, yang bisa masuk ke dalam kamar itu kecuali kalian, tentu orang yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi. Dia datang mencari masalah dengan Shi Tu ke 12," sambil tertawa dia terus bercerita. "Benar-benar kurang ajar!" Yin Yang Hei menggebrak meja dan marah, "apakah ada orang yang bisa berlalu lalang di Wisma Shi Jian ini dengan seenaknya?" "Orang biasa pasti tidak akan bisa melakukannya, tapi tetap bisa saja ada yang nekad melakukannya," kata He Bu Le. "Siapakah dia?" urat nadi di dahi Yin Yang Hei tampak bertonjolan. Jawab Shi Tu ke 12, "mungkin Tuan Muda Fang yang..." "Oh tidak! Wisma Shi Jian memangnya tempat apa? Aku datang pun tidak bisa bergerak dengan bebas. Ketua benar-benar terlalu memujiku," kata pemuda berbaju putih itu. "Tuan Muda terlalu merendah, sebenarnya Tuan Muda mempunyai kemampuan ini, aku tahu mengenai hal itu," kata Shi Tu ke 12. "Kecuali Tuan Muda Fang, masih ada Pendekar Wo Shi Shui, dia pun memiliki ilmu silat yang tinggi. Walaupun wisma ini dijaga dengan ketat tapi kalian tetap tidak akan merasa kesulitan masuk ke sini." "Kalau begitu pelakunya pasti Wo Shi Shui," kata Yin Yang Hei. Shi Tu ke 12 mengerutkan dahinya, dia tampak berpikir kemudian berkata, "Pendekar Wo Shi Shui sangat ternama, dia tidak akan melakukan perbuatan seperti ini, dan dia adalah keponakan Ketua Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui, walaupun Wo Shi Shui tidak menyukai kelakuan Chang Xiao Bang, tapi dia gentar kepada Zheng Bai Shui, aku takut dia diperalat oleh Ketua Zheng untuk mencuri pedangku, yang harus kalian ketahui, di atas Pedang Sakti itu terdapat ukiran jurus pedang Xue He Si Shi (Empat Jurus Sungai Darah), bila Ketua Zheng bisa menguasai Xue He Si Shi maka jika jurus ini digabung dengan jurus yang dimiliki olehnya yaitu jurus Chang Xiao Qi Ji (Tujuh Pukulan Tertawa Terus), dia akan mencelakai dunia persilatan dan tidak akan terkalahkan." Tanya Chen Mei, "bila keempat jurus Pedang Sakti Xue He berhasil dikuasai oleh Zheng Bai Shui, bukankah dunia persilatan akan menjadi kacau balau?" Jawab Shi Tu ke 12, "tidak juga, bila empat jurus Xue He tidak berhasil diketahui oleh Zheng Bai Shui, maka tidak akan tercipta Pedang Sakti Xue He dan juga tidak akan menghasilkan jurus yang bagus. Bila dalam waktu 3 bulan ini kita bisa mengambil kembali Pedang Sakti Xue He, maka Zheng Bai Shui tidak akan mendapatkan apa-apa." Kata He Bu Le, "Tuan Fang, Chang Xiao Bang adalah perkumpulan yang paling besar dan mengusasai Zhong Yuan sejak lama. Meskipun kantor Biao Feng Yun adalah kantor Biao yang paling besar, tapi letaknya jauh di Kai Feng, karena itu Wisma Shi Jian menjadi musuh utama yang dapat menghalangi mereka menguasai dunia persilatan. Bila Zheng Bai Shui mendapatkan Pedang Sakti Xue He dan melatih keempat jurus Xue He, mungkin Zheng Bai Shui bisa menguasai dunia persilatan." Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Fang, kecuali kita-kita yang berada di sini, hanya Guo Wei saja yang mengetahuinya, aku tidak ingin menyebar luaskan peristiwa ini, karena orang-orang Chang Xiao Bang sangat banyak, melawan-mereka seperti mencari mati saja!" Laki-laki yang sejak tadi diam adalah Tie Gong Yin Dan, Lu Ying Feng yang secara tiba-tiba berkata, "Ketua, tadi aku menerima kabar dari Tuan Ma Er yang mengatakan bahwa Ketua Gao Wei karena ada perlu, maka dia tidak bisa datang ke sini, dia menyuruh putranya Guo Ao Bai datang ke sini untuk mewakilinya, beberapa hari lagi dia akan tiba di sini." Kata Shi Tu ke 12, "itu sangat baik." "Demi kebaikan dunia persilatan, aku akan berusaha dengan sekuat tenaga," kata Fang Zhen Mei, lalu dia melanjurkan lagi, "kali ini Ketua telah memanggilku, asal aku bisa membantu, aku pasti akan membantu, Ketua hanya tinggal memberikan petunjuk." Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang, kau senang menolong orang dunia persilatan, aku sudah lama mendengar hal ini, sekarang aku pun tidak akan berpura-pura dan bersikap sungkan kepadamu, Tuan Muda Fang berteman dengan Pendekar Wo Shi Shui, tolong tanyakan kepadanya mengenai pedang yang hilang, itu saja sudah cukup membantuku, bila pelakunya memang dia, aku kira dia akan mengakuinya. Pendekar Wo Shi Shui selalu berkelana kemana- mana, dalam waktu dekat ini aku telah mencarinya, tapi tidak pernah menemukannya. Karena itu aku meminta bantuanmu, katanya sewaktu dia mengambil Xue He Tu, Pendekar Wo Shi Shui dan Tuan Muda Fang saling rebut, akhirnya Tuan yang mendapatkannya terlebih dahulu, apakah semua berita ini benar?" Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "kemarin kami bertemu secara kebetulan, bila aku tahu Wo Shi Shui akan turun tangan mengenai Xue He Tu, aku tidak menghalanginya, sebenarnya kami sudah lama saling mengagumi, tapi kami belum pernah saling bertatap muka, tapi titipan dari Ketua akan kulaksanakan, harap Ketua bisa menjadi tenang." Kata Yin Yang Hei, "Chang Xiao Bang memang seperti itu, bersikap sok jago, apakah kita akan membiarkannya begitu saja?" Jawab Shi Tu ke 12, "pastinya tidak akan seperti itu, kita tidak bisa membuktikan siapa pelakunya, kita juga tidak bisa membuktikan bahwa Chang Xiao Bang lah yang melakukan semua ini, kita tidak boleh sembarangan menuduh, aku akan mengajak Ketua Zheng berbicara." Tuan Ma Er yang duduk di sisinya segera berdiri, bila dia sedang duduk, orang lain tidak akan merasa ada yang tidak sama, tetapi setelah dia berdiri, baru diketahui bahwa dia lebih tinggi dari pada orang lain, paling sedikit tingginya lebih setengah dari orang normal. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "aku minta besok kau mengantarkan undangan ini ke Cheng Xiao Bang, kau boleh menyuruh 3 bersaudara Yen pergi ke sana, kau mengawasi secara diam-diam, itu sudah cukup." Dengan sikap hormat Ketua Ma Er menyahut, kemudian dia membalikkan kepada melihat Fang Zhen Mei. "Tuan Muda Fang, aku pamit dulu." Fang Zhen Mei dengan terburu-buru berdiri dan berkata, "ilmu tuan sangat hebat, berjalan 1.5 meter sampai 3.5 meter diataspermukaan tanah masih bisa membunuh orang, benar-benar ilmu yang hebat." Ternyata ilmu silat Tuan Ma memang yang paling lihai adalah melayang 1.5 meter dari permukaan tanah, bila Tuan Ma berjalan dia tidak biasa menapak diatas tanah tapi melayang di atas permukaan tanah berjarak 1.5 an. Begitu dia meninggalkan rapat itu dia bergerak seperti air, meloncat setinggi 1.5 meter dan meluncur keluar dari ruangan itu. Kemudian turun dan kakinya meloncat lagi, dia seperti sebuah panah yang meluncur, dan sosoknya pun tidak terlihat jelas. Kata Fang Zhen Mei, "benar-benar ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi." Shi Tu ke 12 berkata, "Tuan Muda Fang benar-benar orang yang banyak pengetahuan, tapi tidak banyak menggembar-gemborkan keluar, Tuan Fang, aku mengundangmu menginap semalam di sini dan aku ingin mengobrol denganmu, bagaimana?" Jawab Fang Zhen Mei sambil tertawa, "aku pun bermaksud seperti itu." ---ooo0dw0ooo--- Seorang tua dan seorang muda, berjalan dengan perlahan melewati hutan bambu yang berwarna hijau, dalam kabut yang tipis seperti sebuah lukisan pemandangan yang indah. Shi Tu ke 12 mengenakan baju berwarna hijau sedangkan Fang Zhen Mei mengenakan baju berwarna putih, dengan pelan mereka berjalan bersama. Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata. "Wisma Shi Jian benar-benar wisma nomor satu, pemandangannya indah, meskipun tidak ada yang menjaga tapi pesilat tangguh yang bisa keluar dari hutan bambu ini bisa dihitung dengan jari." Kata Shi Tu ke 12, "Tuan Muda Fang terlalu memuji, semua dekorasi yang berada di wisma ini semua ditata oleh Tuan He, hanya dia yang bisa menata tempat seperti ini, membuat tempat ini terlihat begitu alami, tidak akan membahayakan jiwa meskipun penuh dengan perangkap." Fang Zhen Mei dengan suara kecil berkata, "dia sedang mendengar kita mengobrol, pastinya dia bukan orang wisma ini." Mereka berdua yang masih mengobrol, tiba-tiba pada saat itu juga, mereka berdua yang satu bergerak ke kiri dan yang lainnya bergerak ke kakan, menuju hutan bambu, bayangan orang itu pun bergerak, Fang Zhen Mei dan Shi Tu ke 12 berhenti melangkah, karena di hutan bambu itu sudah tidak terlihat bayangan seorang pun. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "ilmu meringankan rubuh orang itu sangat cepat." Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi, "anehnya orang itu sepertinya sangat hafal dengan perangkap yang dipasang di sini." Kata Fang Zhen Mei, "lain kali bila aku melihat orang itu lagi, aku pasti akan langsung mengenalinya." Shi Tu 12 dengan ekspresi aneh melihat ke arahnya. Fang Zhen Mei menunjuk ke bawah dan tertawa, dia berkata, "melihat jejak kakinya, aku menjadi percaya dengan semua omonganku." Shi Tu ke 12 melihat ke bawah ternyata di hutan bambu yang dipenuhi dengan kabut tebal membuat tanah di sana menjadi basah, di tanah itu terlihat sepasang jejak kaki, air masih terus mengalir, tapi jejak kaki itu lambat laun menghilang. Begitu Fang Zhen Mei kembali ke Wisma Shi Jian, waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, setelah mengobrol dengan Shi Tu ke 12 dia merasa sangat senang, dan dia merasa sedikit mabuk, Shi Tu ke 12 pun mengantarkan dia ke kamarnya kemudian dia kembali seorang diri ke kamarnya. Fang Zhen Mei melihat pak tua yang pernah menggegerkan dunia persilatan kembali ke tempatnya, melihat hutan bambu yang penuh dengan embun, hatinya kusut dan tidak bisa tenang. Sekarang dia sudah bersiap untuk tidur. Dia mulai bernafas dengan teratur, kemudian terdengar suara dengkurannya, tiba-tiba ada bayangan di luar jendela yang bergerak-gerak dengan ringan. Dia membuka jendela dan dengan diam-diam meloncat masuk, sama sekali tidak terdengar suara langkahnya. Bahkan saat membuka mata untuk melihat pun kau tidak akan percaya bahwa di dunia ini ada orang yang begitu ringan gerakan tubuhnya. Si baju hitam itu masuk ke dalam kamar dan berjalan dua langkah melihat Fang Zhen Mei yang tertidur dengan pulas. Saat itu tiba-tiba saja Fang Zhen Mei terbangun, dia pun tidak bisa menjelaskannya, dia seperti seekor binatang, tidak perlu diperintah, nalurinya setiap kali ada bahaya yang mendekatinya dia sudah langsung mengetahuinya, nalurinya sudah beberapa kali menolongnya, sekarang Fang Zhen Mei benar-benar sudah terbangun. Melihat Fang Zhen Mei tiba-tiba bangun si baju hitam tidak meyangkanya sama sekali, dia benar-benar kaget hingga terpaku, kemudian Fang Zhen Mei melihat mata si baju hitam yang tampak terang dan hangat. Si baju hitam pun melihat sorot mata Fang Zhen Mei yang tenang dan jujur. Tapi si baju hitam segera menyerangnya, di tengah malam masuk ke kamar seseorang dan keberadaannya diketahui, di baju hitam terpaksa harus melakukan tindakan seperti ini. Fang Zhen Mei pun terpaksa mengeluarkan ilmunya, tengah malam seperti ini ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya, dia pun terpaksa mengeluarkan keahliannya, saat mengeluarkan serangan mereka sama sekali tidak mengeluarkan suara, si baju hitam menyerangnya dengan cepat, Fang Zhen Mei menyerangnya dengan ringan, tapi pada saat serangan kedua, Fang Chen Mei merasa lawannya menyerang dengan keras, dia tergetar, kemudian dengan cepat dia berkata, "apakah kau adalah Pendekar Wo Shi Shui?" Si baju hitam merasakan serangan Fang Zhen Mei, dia merasa tenaga lawannya tidak bisa diukur, hatinya pun bergetar, dan dia berteriak, "Baju Putih Fang Zhen Mei!" dengan cepat dia melayang keluar dari jendela dan melarikan diri. Fang Zhen Mei masih terpaku, dia ingin mengejar orang itu, tapi pintu kamarnya sudah dibuka dengan paksa, di bawah sinar bulan yang berwarna keperakan terlihat rambut Shi Tu ke 12 berwarna putih dan kumisnya pun berwarna putih, tiba-tiba muncul di depannya dan bertanya, "ada apa?" Pada saaat mereka berdua bertarung dan tidak mengeluarkan suara itu, Shi Tu ke 12 terbangun dan dengan cepat berlari ke kamar Fang Zhen Mei, pendengarannya sangat tajam dan ilmu meringankan tubuhnya pun sangat tinggi, hingga pada tarap yang tidak terpikirkan oleh siapa pun. ---ooo0dw0ooo--- BAB 3 Chang Xiao Bang Long Hu Shan berdiri dengan megah di pegunungan Long Hu (Naga dan Harimau). Salah dari perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang pun berkedudukan di Gunung Long Hu. Hari itu di Gunung Long Hu tiba-tiba ada empat ekor kuda sehat yang lewat di tempat itu, kuda-kuda itu dengan cepat berlari ke puncak Gunung Long Hu. Begitu tiba di markas Chang Xiao Bang, kuda-kuda itu langsung berhenti, kuda pertama ditunggangi oleh seorang pak tua yang mengenakan baju berwarna hijau, orang itu kelihatan ramah dan berwibawa, sedangkan ketiga kuda lainnya ditunggangi oleh tiga orang pemuda yang mengenakan baju berwarna perak, mereka tak lain adalah Pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er dan tiga orang putra dari Ketua Pelatih, Yin Jia Ya, yaitu Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Ayah mereka diibaratkan seperti harimau, tentu saja anak-anaknya pun bukan anak anjing, mereka bertiga adalah pesilat tangguh dan masih muda, mereka pun tinggal di Wisma Shi Jian. Kuda-kuda itu berhenti di pintu utama perkunpulan Chang Xiao Bang, kata Ma Er kepada mereka, "kalian bertiga, berikan undangan ini kepada orang Chang Xiao Bang, ingat jangan membuat keributan di sini!" Tiga bersaudara Yin itu dengan bersamaan menjawab, "ya!" dan mereka pun turun dari kuda, berjalan ke depan kantor Chang Xiao Bang. Para penjaga mencegat mereka, tapi begitu mengetahui apa maksud kedatangan mereka, segera mereka dibawa masuk ke dalam kantor. Tiga bersaudara Yin itu terpaku, tidak ada seorang pun yang meladeni mereka, setelah menunggu lama baru terlihat ada seseorang dengan malas menghampiri mereka dan bertanya, "kalian ada perlu apa datang kemari? Cepat bicaralah!" dengan malas- malasan dia duduk di sebuah kursi. Lao Da (paling besar) dari ketiga pemuda itu yaitu Yin Fei Xiong segera menjawab,' "kami datang sebagai perwakilan dari Wisma Shi Jian, ingin bertemu dengan Ketua Zheng." Orang itu malah tertawa kemudian dia berdiri, dia masih tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "aku kira siapa yang dikirim dari Wisma Shi Jian, ternyata hanya 3 orang bodoh yang datang ke sini, si Tua Shi Tu ke 12 benar-benar bodoh, bila kalian ingin bertemu dengan ketua kami, terimalah dulu 3 jurus dari Ketua Qing Qi (Panji Hijau), Sun Yu Tang, bila kalian bisa menerimanya, baru kalian boleh bertemu dengan ketua kami...." Ternyata di Chang Xiao Bang, kecuali Ketua Zheng Bai Shui dan putrinya yang bernama Zheng Dan Feng, masih ada wakil ketua, si Kepalan Tangan Besi, Qu Lei dan ketua bagian pedang kilat, Fang Zhong Pin. Di bawah Fang Zhong Pin masih terbagi lagu menjadi 5 kelompok, kelompok itu antara lain : merah, kuning, biru, putih, dan hitam, di bawah kelompok 5 warna ini masih ada ketua panji, Elang Sakti, Shang Bu Yun dan si Mayat Kering, Qi Li Ren, adalah ketua panji. Di bawah ketua panji masih ada 5 ketua Shi Xiang, di bawah ketua Shi Xiang (warna dan wangi) barulah para anak buah dari Chang Xiao Bang, ilmu silat mereka pun sangat berbeda jauh. Di bawah ketua Chang Xiao Bang masih terdapat 18 orang pesilat tangguh, ilmu silat mereka sangat lihai, bila semua perkumpulan silat bersatu pun belum tentu bisa menahan serangan dari Chang Xiao Bang. Yang bernama Sun Yu Tang adalah salah satu dari 5 Xiang Chu, ketua dari panji hijau. Begitu dia mengeluarkan kata-katanya, membuat 3 bersaudara Yin merasa sangat malu. Lao Da, Yin Fei Xiong yang lebih berpengalaman, dia tertawa dan berkata, "kami mana berani mencoba, Feng Huang Gou milik Tuan Sun (Kait Burung Feng Huang), Anda diibaratkan ke atas bisa mengait matahari See Yan Tj in Dj in 21 dan ke bawah mengait kepala manusia, semua orang sangat kagum kepada Feng Huang Gou milik Anda, aku hanya diperintahkan membawa surat ke Chang Xiao Bang, bila Ketua Zheng memang sibuk, kami harap Tuan Sun mau mewakili untuk menerimanya dan menyampaikannya kepada Ketua Zheng." Sun Yu Tang sangat senang, dengan sombong dia berkata, "mana suratnya?" Yin Fei Xiong segera bertanya, "apakah Tuan Sun setuju dengan permintaan kami?" Sun Yu Tang marah dan berkata, "cerewet amat, cepat berikan kepadaku!" Terpaksa Yin Fei Xiong memberikan surat itu dengan kedua tangannya, Sun Yu Tang menerima surat itu dengan tertawa terbahak-bahak, tanpa membaca surat itu dia langsung merobeknya. Yin Fei Xiong dengan terpatah-patah berkata, "kau...." Yin Zhen Xiong orang yang paling muda di antara mereka, menjadi tidak sabar menerima perlakuan Sun Yu Tang, dia berkata, "mengapa kata-kata Tuan Sun tidak bisa dipercaya dan begitu seenaknya bicara? Bagaimana aku harus mengatakannya kepada ketua kami? Mengapa Tuan Sun menghalangi niat baik ketua kami?" Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak, tawanya membuat gendang telinga 3 bersaudara Yin itu menjadi sakit, "ketua sudah menurunkan perintah, surat yang datang baik itu dari Wisma Shi Jian maupun dari kantor Biao Feng Yun tidak perlu dibaca, boleh langsung dihancurkan saat itu juga!" Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong menjadi marah mendengar kata-kata itu, mereka siap-siap bertarung, tapi langsung dicegah oleh Yin Fei Xiong, dia melihat surat yang telah dirobek itu, tidak ada yang bisa dikatakannya lagi, tangan yang satu menghalangi langkah adik-adiknya yang ingin maju untuk bertarung, dengan suara kecil dia berkata, "sudahlah, jangan membuat keributan di sini, kami akan pulang dan meminta ampun kepada ketua," kemudian dia berkata lagi, "terima kasih Tuan Sun, kami pamit untuk pulang." Tiga bersaudara Yin membalikkan badan dan ingin pergi dari sana, tiba-tiba Sun Yu Tang membentak, "diam di tempat!" Secara bersamaan mereka memalingkan kepala, Yin Fei Xiong bertanya, "apakah masih ada yang ingin disampaikan oleh Tuan Sun?" Sun Yu Tang tertawa terbahak-bahak lagi, dia berkata, "wakil ketua kami sudah menurunkan perintah, orang yang datang dari Wisma Shi Jian ataupun kantor Biao Feng Yun, harus memotong kakinya sendiri baru boleh meninggalkan tempat ini, dan kalian akan memotongnya sendiri atau perlu bantuanku?" Tiga' bersaudara Yin sangat terkejut, mereka benar-benar sangat marah, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi, dia berseru, "Sun Yu Tang, apakah kau mengira kami takut kepadamu?!" Yin Qing Xiong pun sangat marah dan berkata, "bila kau berani, hayo ke sini dan angkat kakiku!" Yin Feng Xiong segera berkata, "ada yang tidak beres, cepat keluar dan temui Tuan Ma Er!" Tiga bersaudara itu langsung bergerak keluar dari kantor Chang Xiao Bang. Tapi Sun Yu Tang sudah membentak, "kalian yang berada di kiri dan kanan, segera bergerak! Tangkap mereka!" Tiga bersaudara itu sudah hampir mencapai pintu keluar, tapi dari bubungan atap yang tinggi turunlah 3 bayangan orang dengan membawa senjata. Mereka bertiga segera menyerang Yin Fei Xiong, Yin Qing Xiong, dan Yin Zhen Xiong. Cahaya golok segera menutupi kepala mereka. Yin Qing Xiong berteriak, "hati-hati!" dan dia segera mencabut pedangnya, dia maju untuk bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang, Yin Zhen Xiong menggulingkan tubuhnya untuk menghindari golok yang melewati kepalanya, kemudian dia pun mencabut pedangnya dan segera bertarung dengan mereka, begitu golok hampir mengenai kepala Yin Feng Xiong, dia menendang orang yang memegang golok itu, dia segera keluar dari pintu. Begitu dia akan keluar dari pintu dia menoleh ke belakang, ternyata Yin Zhen Xiong dan Yin Qing Xiong sedang bertarung dengan orang-orang Chang Xiao Bang, setelah dia melihat kedua adiknya sedang bertarung, dia pun mencabut pedang dan goloknya, dia masuk kembali ke dalam dan bertarung dengan empat orang Chang Xiao Bang. Tiga bersaudara ini adalah putra-putra dari Yin Jia Ya, mereka sangat mahir memainkan pedang dan golok, dalam waktu sekejap mereka berhasil melukai banyak orang-orang Chang Xiao Bang, tapi anak buah Chang Xiao Bang yang datang senakin banyak, mereka berhasil mengurung tiga bersaudara Yin ini. Yin Qing Xiong berhasil menahan tiga orang musuh, dia melihat ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melayang ke atas dan berniat menusuk Yin Zhen Xiong yang sedang sibuk bertarung dengan 5 orang. Yin Qing Xiong takut adiknya akan terkena serangan dari orang itu, dengan cepat dia meloncat dan mencegah niat orang itu, goloknya pun menusuk wajah orang itu. Begitu Yin Qing Xiong turun kembali, darah orang itu sudah muncrat dan mengalir ke bawah, orang-orang di ruangan itu banyak yang terpana dan berhenti bertarung. Dalam hati Yin Fei Xiong berpikir, "kali ini kita akan celaka." Terdengar Sun Yu Tang yang berteriak, "kalian tidak mungkin bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang!" Dia seperti seekor burung besar terbang ke depan pintu. Yin Fei Xiong yang ingin keluar sudah di halangi oleh Sun Yu Tang. Yin Qing Xiong membentak juga menyerang Sun Yu Tang dengan gerakan cepat dan tepat. Begitu golok hampir mengenai tubuh Sun Yu Tang,' terlihat tangan Sun Yu Tang yang terjuntai ke bawah, sudah memegang 2 buah kaitan. Dengan cepat dia bergerak mengait pedang milik Yin Qing Xiong. Hati Yin Qing Xiong bergetar, dia berusaha melepaskan pedangnya dari kaitan itu, Sun Yu Tang membentaknya. Kait itu ditariknya kemudian didorong. Yin Qing Xiong sudah tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan dia terjatuh ke depan. Yin Zhen Xiong yang melihat saudaranya terjatuh, merasa kaget. Dia ingin menolong kakaknya, tapi 2 orang Chang Xiao Bang menghalangi langkahnya. Tapi Yin Fei Xiong yang berada di depan. Kedua goloknya diayunkan. Yin Fei Xiong ingin menolong adiknya, dia tidak mundur tapi terus maju. Dengan sekuat tenaga dia menabrak orang yang berada di depan dan menusuk salah satu dari anak buah Chang Xiao Bang. Kali ini dia membuat kekacauan lebih besar lagi. Begitu berjalan ke depan dia langsung menyerang Sun Yu Tang. Sun Yu Tang pun tidak sempat membunuh Yin Qing Xiong. Kait Feng Huang dengan kuat sudah mengait golok milik Yin Fei Xiong. Yin Qing Xiong yang terjatuh beberapa saat segera membalikkan tubuhnya dan menusuk ke pinggang Sun Yu Tang. Sun Yu Tang marah dan berkata, "baiklah, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mengalahkan kalian." Terdengar suara senjata yang terpotong, ternyata golok Yin Fei Xiong sudah dijepit hingga putus. Kait di tangan kanan menahan golok Yin Qing Xiong dan kait di tangan kiri sudah menancap ke pundak Yin Fei Xiong. Sementara bertarung, Yin Zhen Xiong melihat kakaknya terluka. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah mereka dan pedangnya dengan cepat menusuk ke arah leher Sun Yu Tang. Dengan tenang tangan kiri Sun Yu Tang menyeret Yin Fei Xiong yang pundaknya penuh darah ke depan. Sekarang tubuh Yin Fei Xiong melayang terbang ke arah ujung golok Yin Zhen Xiong. Yin Zhen Xiong menarik kembali pedangnya tapi dia tidak bisa menahan tubuh Yin Fei Xiong yang terbang ke arahnya. Mereka bertabrakan dan terjatuh ke tanah. Yin Qing Xiong yang masih berada di sana dipaksa oleh Sun Yu Tang melanjutkan pertarungan. Keadaan ini sungguh sangat berbahaya, kait di tangan kirinya menghindari serangan Yin Qing Xiong, kait yang satu lagi membawa Yin Oing Xiong masuk ke jalan kematian karena kaitnya sudah diarahkan ke tenggorokan Yin Qing Xiong. Jurus ini membuat Yin Qing Xiong tidak berdaya, ingin mundur pun sudah tidak ada waktu lagi. Dia hanya bisa menutup matanya menunggu kematian yang akan menjemputnya. Karena serangan Sun Yu Tang sangat cepat, Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong yang berada dalam posisi tumpang tindih, tidak sempat bangun untuk menolong saudaranya. Mereka tidak berdaya menolong Yin Qing Xiong, kait itu sudah hampir mengenai Yin Qing Xiong. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang kurus dan kering, dengan tenang dan cepat sudah datang. Kelima jarinya menangkap kait itu. Sun Yu Tang tidak percaya ada orang, sekali dia bergerak sudah bisa menangkap kaitan Feng Huang miliknya. Dia melihat orang itu, ternyata hanya seorang pak tua yang penuh dengan wibawa. Sepasang kakinya berada di tengah-tengah udara, jaraknya 1.5 meter dari permukaan tanah. Mata orang tua itu terus melotot kepadanya. Sun Yu Tang kaget dan berkata, "serangan 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang, apakah Anda adalah Tuan Ma Er?" Pak tua itu dengan santai menjawab, "benar, Tuan Sun sudah terkenal selama puluhan tahun tapi ingin membunuh anak muda yang baru tumbuh dewasa, apakah ini tidak keterlaluan?" Sun Yu Tang tertawa dingin dan berkata, "siapa pun dia, bila masuk ke dalam kantor Chang Xiao Bang harus dibunuh!" Kata Tuan Ma Er, "benarkah seperti itu? Kedatanganku ke Chang Xiao Bang sudah kulaporkan kepada perkumpulan Anda. Tiga bersaudara Yin ini pun sudah memberitahukan maksud mereka dan mereka sudah dipersilakan masuk, kami tidak secara sembunyi- sembunyi menerobos masuk ke sini." Wajah Sun Yu Tang memerah. Dia marah dan berkata, "aku tidak mau tahu dengan alasan kalian mau itu diundang masuk atau masuk sendiri, bila dia datang dari Wisma Shi Jian, akan dibunuh oleh Chang Xiao Bang." Kata Tuan Ma Er, "bila Tuan Sun ingin menyalahkan kami, tidak usah bicara dengan alasan yang tidak-tidak." Sun Yu Tang marah dan berkata, "Ma Er, jangan sok jago di wilayah Chang Xiao Bang! Terimalah jurusku!" Tapi Sun Yu Tang tidak menyerang, yang menyerang adalah dua orang yang membawa golok yang berada di belakang Ma Er. Punggung Tuan Ma Er seperti mempunyai mata, dia berteriak, "pergilah!" Kemudian tubuhnya direndahkan kemudian dengan cepat dia sudah melayang di atas kepala 3 orang yang ingin menyerangnya dan dia mendekati tiga bersaudara Yin. Sun Yu Tang berteriak, "jaga pintu!" Dia pun melayang, kedua kaitnya diarahkan ke tenggorokan Ma Er. Begitu Tuan Ma Er mendekati 3 bersaudara itu, mereka masih dalam keadaan bengong. Telapak Tuan Ma sudah mendorong mereka, tenaga yang kuat telah mendorong tiga bersaudara marga Yin ke arah pintu. Begitu Tuan Ma Er membalikkan badan, sepasang kait milik Sun Yu Tang sudah mengait dekat ke lehernya. Tiba-tiba Tuan Ma Er jongkok, Sun Yu Tang hanya melihat bayangan hijau bergerak, kedua kaitnya ternyata tidak mengenai sasaran, tiba-tiba dia teringat pada jurus jarak 1.5 meter dari permuakaan tanah, jarak 3. 5 meter membunuh orang, ini adalah adalah sebuah ilmu silat yang aneh, Sun Yu Tang terkejut dan dia pun mundur dari sana. Sepasang kaki Ma Er baru saja mendarat di permukaan tanah. Dia sudah meloncat lagi seperti bintang jatuh, kesepuluh jarinya dikeluarkan dan menusuk Sun Yu Tang. Sun Yu Tang tidak menghindar malah balas menyerang, sepasang kaitnya dibalikkan, dia menyerang tangan Tuan Ma Er. Sekali Tuan Ma Er mengeluarkan serangan, dengan tepat mencakar kedua kait itu. Karena kait itu ditarik-tarik tidak bisa lepas, Sun Yu Tang menendang perut Tuan Ma Er. Tuan Ma Er mengangkat kakinya, tubuhnya tiba-tiba direndahkan kemudian dia meloncat. Kedua kakinya secara bersamaan menendang. Begitu melihat tubuh Tuan Ma Er direndahkan, Sun Yu Tang tahu bahwa keadaan sangat berbahaya, dia segera melepaskan kedua kaitnya. Dia berusaha untuk menghindar. Setelah bertarung beberapa jurus dengan Sun Yu Tang, sambil memaksa Sun Yu Tang mundur, Tuan Ma Er melihat 3 bersaudara Yin masih bertarung dengan anak buah Chang Xiao. Dia tidak mengejar Sun Yu Tang, dengan cepat dia sudah meluncur ke arah pintu. Dia memasuki arena pertarungan, dengan segera banyak anak buah Chang Xiao Bang yang terlempar. Dan dengan cepat Tuan Ma Er berkata, "cepatlah pergi dari sini! Aku yang akan menahan mereka!" Melihat Tuan Ma Er ikut bertarung, ketiga bersaudara Yin ini menjadi bertambah bersemangat. Mereka sudah hampir mencapai pintu keluar sudah ada suara seseorang yang membentak dari dalam, "siapa yang berani datang ke sini dan membuat keributan?" Segera muncul 15-16 orang mengelilingi 3 bersaudara Yin ini. Kedua telapak Tuan Ma didorong dan hal ini membuat 3 orang anak buah Chang Xiao Bang terjatuh. Tiba-tiba dia merasa di atas kepala ada benda yang menghampirinya. Kedua telapak tangannya mendorong ke atas. Terdengar ada orang yang terjatuh dari atas. Dengan dingin Tuan Ma Er bertanya "apakah Anda adalah ketua panji putih Chang Xiao Bang, Zhou Kun?" Si baju putih juga bertanya, "apakah yang datang adalah pengurus Wisma Shi Jian, Tuan Ma Er?" Sun Yu Tang berteriak, "Lao Zhou, mereka tidak ada ijin masuk ke sini, tangkap saja si tua itu!" Segera jurus Jiu Huan Dao Ke dimainkan, dia memainkan jurus golok 9 lingkaran. Setiap lingkaran saling beradu membuat ada angin keras berhembus. Dia berkata, "Ma Er, Ketua Shen sudah lama ingin membunuhmu. Hari ini kau sendiri yang datang mengantarkan nyawamu, itu sangat bagus!" Ternyata 20 tahun yang lalu, Tuan Ma Er pernah bergabung bersama dengan 3 orang temannya. Mereka menamakan dirinya adalah 4 Naga Sakti. Dengan nama ini mereka sering menolong orang yang lemah dan membasmi orang jahat. Mereka sengaja melawan Chang Xiao Bang untuk membela kebenaran. Kemudian karena ketua Chang Xiao Bang Zheng Bai Shui menyogok 2 orang di antara mereka dengan uang yang banyak dan membunuh salah satu orang dari mereka, kelakuan mereka ini diketahui oleh Tuan Ma Er. Dia pun menjadi bertarung dengan mereka, tapi karena terluka, dia dipukul oleh mereka hingga terjatuh ke dalam jurang dan terluka parah. Secara kebetulan Shi Tu ke 12 lewat di sana dan menolongnya. Semenjak itu dia tinggal di Wisma Shi Jian dan menjadi pengurus untuk membalas budi kepada Shi Tu ke 12. Semenjak itu Tuan Ma Er tidak ingin mencari dan membunuh mereka karena dia tidak ingin Wisma Shi Jian bentrok dengan Chang Xiao Bang. Tapi lawannya berdua selalu ingin membunuh Tuan Ma Er. Sekarang temannya yang bernama Shen Si sudah menjadi ketua perkumpulan panji merah, dan mempunyai kekuasaan besar. Sesudah Tuan Ma Er mendengar, dia berkata, "benar, kepala Ma Er ada di sini! Kalau bisa, ambillah!" Jiu Huan Dao Ke, Zhou Kun tertawa sinis. Tuan Ma Er berjongkok kemudian dia meloncat seperti bintang jatuh. Dan dia sudah berada di sekeliling Zhou Kun. Zhou Kun tidak sempat mencabut pedangnya, dia mundur beberapa langkah. Terlihat Tuan Ma Er jongkok lagi. Seperti anak panah dengan cepat melesat ke arah Zhou Kun, terpaksa Zhou Kun menerima serangan ini. Tuan Ma Er mengetahui bagaimana keadaan di Chang Xiao Bang, bila urusan tidak dengan cepat dibereskan, sepertinya sudah tidak bisa melarikan diri dari sana. Karena itu dia hanya menggunakan 90% dari seluruh kemampuannya. Zhou Kun sudah terlempar kurang lebih 3.5 meter dari sana dan hampir saja dia tidak bisa berdiri lagi. Kemudian Ma Er jongkok kembali dan meluncur. Zhou Kun terkejut, dia sudah tidak bisa menghindar lagi. Kedua telapak Ma Er sudah membelah ke arah Zhou Kun. Pada waktu ini, tiba-tiba ada cahaya kait yang berkilau. Kait Feng Huang dikeluarkan lagi dan mengarah pada Tuan Ma Er. Tapi telapak Tuan Ma Er dibalikkan untuk menghindari kaitan itu. Tuan Ma Er berteriak, "kalian marga Yin, cepat keluar dari sini!" Yin Zhen Xiong dengan semangat memaksa musuh mundur terus. Mereka hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba ada suara dingin yang berkata, "kalian datang begitu mudah, apakah pergi dari sini pun akan seperti itu?" Suara itu sepertinya datang dari dalam ruangan. Hingga kata-kata terakhir diucapkan dia sudah berada di depan mata. Yin Zhen Xiong mengangkat kepalanya dan bisa melihat dengan jelas. Ada seseorang yang sangat aneh, mengenakan baju berwarna merah, rambutnya berwarna perak. Dia sudah berada di depan pintu. Cahaya matahari dari luar seperti tertutup olehnya. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk melalui rambutnya yang berwarna putih. Ruangan itu menjadi gelap. Yin Zhen Xiong marah dan berseru, "minggir!" Dia menusuk pedangnya ke orang itu. tapi tangannya malah dicengkram oleh musuh. Yin Zhen Xiong benar-benar kaget bukan kepalang. Dia memberontak, tapi telapak orang itu sudah menutupi tubuhnya dari atas. Yin Zhen Xiong memejamkan mata menunggu maut menjemputnya. Tiba-tiba dari atas ada sekelebat bayangan hijau yang melambai dan menekan. Orang aneh itu melepaskan tangannya dan mendorong ke atas, baju hijau itu dibuatnya bergetar dan turun di dekat Yin Zhen Xiong. Orang aneh itu pun mundur beberapa meter, tapi dia tetap berada di depan Yin Zhen Xiong, menghalangi sinar matahari yang masuk. Yin Zhen Xiong seperti terbangun dari mimpi dan juga seperti berputar sebentar di depan pintu dewa kematian. Rasa kaget membuat keringat dinginnya keluar. Orang yang memakai baju hijau itu tak lain adalah Tuan Ma Er, wajahnya pucat karena menahan marah. Dengan dingin dia berkata, "dua puluh tahun kita tidak bertemu ,Liu Yang Jin Gang Shou milikmu sudah sangat maju." (Enam Telapak Emas Bersinar Terang). Si baju merah tiba-tiba tertawa membuat atap rumah bergoyang, kemudian dia berkata, "Kakak Ma, adikmu ini sudah 20 tahun ingin menyaksikan ilmu jarak 1.5 meter dari permukaan tanah, jarak 3.5 meter membunuh orang dan juga tendangan Yuan Yang. Hari ini aku ingin melihatnya." Zhou Kun dan Sun Yu Tang berlari menghampiri mereka, dengan sikap hormat mereka memanggil, "Ketua Shen!" Pesan Shen Si kepada mereka, "kalian tangkap ketiga bocah itu, biar aku yang mengurus Tuan Ma Er." Zhou Kun dan Sun Yu Tang secara berbarengan menjawab, "ya!" Tuan Ma Er marah dan berkata, "Shen Si, apa yang kau inginkan?" Dia ingin mencegah Sun Yu Tang dan Zhou Kun menangkap 3 bersaudara Yin, tapi Shen Si sudah tertawa mengejek. Dia menyerang Ma Er dan berkata, "Ma Er, lebih baik kau menurut kepadaku dan berbaring di sini!" Tadinya Tuan Ma Er ingin melayang untuk mencegah tindakan Sun Yu Tang dan Zhou Kun tapi baru saja dia akan meloncat, terasa ada tenaga telapak yang besar menyerang ke arahnya. Karena Tuan Ma Er ingin tiga bersaudara Yin terlepas dari bahaya, dia tidak mempedulikan serangan dari belakang. Dia tetap mengumpulkan tenaga dan bersiap meloncat. Shen Si melihat Tuan Ma Er tidak menerima serangan telapaknya, dia berteriak dan menyerang lagi. Walaupun Tuan Ma Er terbang dengan cepat, tapi Shen Si sudah berada di belakangnya. Tenaganya sangat besar membuat Tuan Ma Er merasa sakit, tapi dia meminjam tenaga ini dan dengan cepat mencegah Zhou Kun. Sun Yu Tang melihat Tuan Ma Er seperti turun dari langit, karena dia pernah dipukul Ma Er, dia tidak ingin bertarung dengan Tuan Ma Er, dia berlari ke arah pintu. Tiga bersaudara itu berusaha keluar dari pintu. Mereka sudah hampir mencapai pintu, tapi Sun Yu Tang sudah memainkan kedua kaitnya, membuat mereka gagal meloloskan diri dari sana. Zhou Kun yang pernah dipukul oleh Tuan Ma Er, melihat Tuan Ma Er yang tiba-tiba turun dari langit, dia merasa sangat terkejut. Tuan Ma Er berusaha membereskan kedua orang itu dan membantu 3 bersaudara Yin meloloskan diri dari sana. Dia sudah menyerang Zhou Kun. Walaupun Zhou Kun berlari dengan cepat, tapi dia tidak bisa lolos dari serangan Tuan Ma Er, terpaksa dia menyerang Ma Er dengan goloknya untuk mempertahankan diri. Shen Si segera datang membantu Zhou Kun. Zhou Kun sangat senang melihat Shen Si datang membantunya. Tuan Ma Er menjadi merasa berat dengan dikeroyok seperti itu. Dia tahu bila dia bertarung dengan Shen Si, dia pasti akan kalah dan 3 bersaudara Yin pun pasti akan mati. Ma Er sudah mengambil keputusan, dia harus membunuh Zhou Kun. Walaupun Zhou Kun sudah menyerangnya dengan jurus golok 9 lingkaran tapi tetap tidak mengenai Ma Er. Dia tahu Shen Si datang membantu, dengan semangat dia menyerang dengan jurus golok 9x9 sama dengan 81 jurus. Pisau seperti bayangan dan berat seperti gunung menindih Tuan Ma Er. Ma Er berjongkok, kemudian terbang ke atas. Dengan kecepatan seperti kilat dia menendang. Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er. Melihat jurus ini dia berteriak, "itu adalah jurus Yuan Yang Lian Hua Tui, cepat menghindar!" Zhou Kun melihat tendangan seperti kilat, dengan cepat dia menghindar ke pinggir. Walaupun dia bisa menghindari tendangan pertama, tapi tendangan kedua membuat goloknya terlepas dari tangan. Shen Si yang berada di belakang Tuan Ma Er tahu bagaimanapun juga Zhou Kun akan tetap kalah. Segera dia menyerang Ma Er dengan telapak tangannya. Yang dia pakai adalah jurus Liu Yang Jin Gang Shou, bila Tuan Ma tidak mau mati, dia harus melepaskan Zhou Kun dan menahan serangan ini. Tapi Ma Er tidak peduli dengan serangan ini juga tidak membalikkan badannya. Sepasang telapak tangan hanya menepak ke bagian belakang kaki dan tetap menendang Zhou Kun. Zhou Kun kaget bukan kepalang, dia berusaha menghindari tendangan Ma Er, tapi Yuan Yang Lian Huan Tui adalah jurus yang sangat dahsyat. Tendangan pertama bisa ditahan, tapi tangan Zhou Kun langsung patah. Tendangan kedua diarahkan ke kepala. Terdengar teriakan Zhou Kun, kepalanya langsung pecah berantakan. Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si juga sangat kuat, kedua jurus ini pun terlihat beradu. Terlihat Tuan Ma seperti layang- layang yang benangnya terputus, dia melayang beberapa meter. Begitu dia membalikkan tubuh, dia memuntahkan darah. Walaupun Ma Er mempunyai ilmu yang tinggi tapi kalau tidak sepenuh hati menerima serangan Shen Si, dia tetap akan terluka. Ma Er tahu kalau dia ingin keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, dia harus mengalahkan Shen Si, kalau tidak dia akan mati di sini. Shen Si melihat Ma Er yang terluka, dia merasa sangat senang karena dia dulu tahu kalau mengukur kemampuan ilmu silat dari 4 Naga Sakti, yang paling tinggi adalah Lu Da Tian, kedua adalah Ma Er. Kemampuan Shen Si berada di bawah Yuan San. Dulu Ma Er bisa melukai Yuan San, berarti ilmu Ma Er lebih tinggi darinya. Dulu dia bisa memaksa Ma Er jatuh ke jurang, itu hanya secara kebetulan. Sekarang Ma Er sudah terluka oleh jurus Liu Yang Jin Gang Shou, dia tidak merasa takut lagi. Segera dia berteriak, "Ma Er, hari ini kita tentukan siapa yang hidup siapa yang mati!" Segera dia menyerang dengan dahsyat. Ma Er meladeni dia dengan telapak tangan. Shen Si melihat Ma Er yang sudah terluka tapi masih berani menerima serangan ini, dia merasa sangat senang. Dengan tenaga penuh dia menyerang Ma Er. Begitu kedua telapak tangan mereka akan beradu, Ma Er mengganti telapaknya menjadi jari dan menotok nadi Shen Si. Jurus ini perubahannya sangat cepat, Shen Si sama sekali tidak menyangkanya. Tenaga telapak Ma Er sangat dahsyat tapi Shen Si masih bisa menerima semua itu dengan tenang. Serangan ini membuat ruangan Chang Xiao Bang bergetar. Shen Si mengubah telapaknya menjadi cakar, dia mencengkram jari Ma Er. Cengkraman ini sepertinya akan berhasil, tapi Ma Er mengubah tangannya menjadi seperti golok dan menepis kelima jari Shen Si. Shen Si segera mengubah jarinya membentuk kepalan tangan dan memukul tangan Ma Er. Dengan cepat Ma Er mengubah menjadi tusukan. Dia menusuk nadi di kepalan tangan. Jurus yang berubah secara berturut-turut dalam sekejap membuat orang tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu tangan Ma Er menusuk, Shen Si sudah menotok tangan kanan Ma Er. Karena itu tusukan Ma Er tidak berfungsi. Kepalan tangan Shen Si berubah menjadi cakar harimau. Kelima jarinya mencengkram tangan Ma Er. Jika ditarik tangan Ma Er akan putus. Tapi tangan kiri Ma Er bergerak secepat kilat, dia memegang nadi Shen Si dan bisa mencairkan serangan cengkraman harimau Shen Si. Sekarang posisi mereka, tangan kiri Ma Er memegang tangan kanan Shen Si, tangan kiri Shen Si memegang tangan kanan Ma Er. Mereka berdua saling memandang dengan rasa amarah. Perubahan ini bisa dilihat oleh orang-orang yang berada di pinggir, semua berubah dalam waktu singkat tapi semua kejadian ini sangat mempertaruhkan nyawa dan jurus yang berbahaya memenuhi seluruh aliran darah dan dengan semangat kedua pesilat tangguh itu tetap bertarung. Perubahan ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan oleh pesilat mana pun. Ada pertarungan yang terjadi di tempat lain, Yin Qing Xiong dan Yin Zhen Xiong melawan 20 orang lebih dari anak buah Chang Xiao Bang. Mereka masih bisa bertarung dengan santai tapi Yin Fei Xiong melawan Sun Yu Tang berada dalam keadaan sangat sulit. Sudah beberapa kali dia berada dalam posisi nerbahaya. Begitu ada anak buah Chang Xiao Bang berhasil dibunuh, Yin Zhen Xiong segera bergabung dengan kakaknya melawan Sun Yu Tang. Tapi mereka masih tidak bisa menahan ketangguhan jurus Sun Yu Tang. Yin Qing Xiong melawan 20 orang lebih, dia pun lama kelamaan merasa semakin lelah. Sun Yu Tang melihat Yin Zhen Xiong datang untuk membantu, dia merasa marah karena puluhan tahun dia berkelana di dunia persilatan belum pernah kalah dari anak-anak ingusan seperti mereka, semua ini membuat dia kehilangan muka di depan orang- orang Chang Xiao Bang. Dia membentak dan terus menyerang dengan gencar kepada Yin Fei Xiong dan Yin Zhen Xiong. Yin Zhen Xiong dan Yin Fei Xiong mencoba menerima serangan Sun Yu Tang berturut-turut. Yin Fei Xiong maju dengan mengibaskan tangan kiri dan kanan, menyerang Sun Yu Tang. Tiba-tiba kait Sun Yu Tang mengait pedang dan golok Yin Fei Xiong. Yin Zhen Xiong yang melihat kakaknya berada dalam bahaya, langsung menyerang ke pinggang Sun Yu Tang. Sun Yu Tang berpikir jika dua bersaudara ini tidak cepat dibereskan, maka Shen Si akan marah, kelak semua hal mengenai dirinya akan dipersulit oleh Shen Shi. Karena itu dia ingin cepat-cepat memenangkan pertarungan, tangan kirinya pun dilonggarkan. Jurus ini sangat aneh. Begitu tangan kiri Sun Yu Tang melonggar, golok Yin Zhen Xiong sudah berada di dekat perut Sun Yun Tang, dia menghela nafas panjang, perutnya menjadi keras seperti besi, dia menjepit golok Yin Zhen Xiong dengan perutnya. Yin Zhen Xiong merasa sangat terkejut dan juga kesal, dia tidak bisa menarik goloknya dari perut Sun Yu Tang, perut Sun Yu Tang hanya sedikit mengeluarkan darah. Ketika Sun Yu Tang melonggarkan tangan kirinya, karena golok dan pedang yang ditarik Yin Fei Xiong terlalu kencang dan tangan kanan Sun Yu Tang melepaskan pegangan golok dan pedang, hal ini membuat Yin Fei Xiong jatuh terjengkang ke belakang. Pada saat itu, Sun Yu Tang menendang. Tendangannya ini tepat mengenai tangan yang memegang kait, dan kait itu pun melayang. Dia seperti sebuah panah yang meluncur ke arah Yin Fei Xiong. Karena Yin Fei Xiong kehilangan keseimbangan, dia terjengkang ke belakang, tapi tangan kirinya masih sempat terkait oleh kaitan Sun Yu Tang, karena tidak sempat untuk menghindar, sebuah kait Sun Yu Tang mengenai kepala Yin Feng Xiong. Yin Feng Xiong berteriak kesakitan, dia terjatuh, segera anak buah Chang Xiao Bang membacok Yin Feng Xiong, hingga akhirnya Yin Feng Xiong mati dengan mengenaskan. Yin Zhen Xiong melihat kakaknya mati dengan begitu mengenaskan, dia merasa sangat sedih, Sun Yu Tang bisa membunuh kakaknya dengan satu jurus pamungkas saja, saat itu Sun Yu Tang sedang membanggakan dirinya, Yin Zhen Xiong segera memeluknya dari belakang, Sun Yu Tang belum pernah melihat ada orang yang bertarung dengan cara seperti itu, dia benar-benar merasa terkejut. Golok Yin Zhen Xiong ditusukkan ke dalam perut Sun Yu Tang beberapa sentimeter, dengan sekuat tenaga Sun Yu Tang menjepit tusukan golok itu. Yin Zhen Xiong berteriak, "Kakak Kedua, cepat, bunuh dia! Balaskan dendam kakak kita!" Yin Qing Xiong yang melihat kepala Yin Fei Xiong tertancap kaitan milik Sun Yu Tang, dia. segera marah, dia membawa pedangnya dan mendekati Sun Yu Tang. Sun Yu Tang melihat Yin Qing Xiong yang berlari ke arahnya, tapi sepasang tangannya tidak bisa digerakan, dia merasa keadaan ini sangat berbahaya, dia berteriak, "kau cari mati!" tangan kanannya memasukkan kaitan ke perut Yin Zhen Xiong. Walaupun Yin Zhen Xiong berteriak kesakitan, tapi tangannya tidak melepaskan Sun Yu Tang. Yin -Qing Xiong sambil berlari menghampiri Sun Yu Tang, dia tetap bertarung dengan anak buah Chang Xiao Bang. Karena tidak bisa bergerak, Sun Yu Tang marah besar, dia berkata, "aku lihat, sampai kapan kau tidak akan melepaskanku?" begitu kaitnya diputar, Yin Zhen Xiong sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit. Tapi walaupun dia kesakitan dia tetap tidak mau melepaskan pelukannya. Terlihat pundak Yin Qing Xiong terbacok. Tapi dia tetap membunuh orang-orang yang menghalangi langkahnya dan segera berlari menghampiri adiknya, Sun Yu Tang sangat kaget, kaitnya menembus perut Yin Zhen Xiong dan keluar dari pinggangya, walaupun Yin Zhen Xiong memuntahkan darah, pelukannya tidak terlepas. Karena Sun Yu Tang tidak bisa bergerak, dengan tangan kiri dia menahan serangan Yin Qing Xiong, tapi kaitannya sudah terlepas, dan Yin Qing Xiong sudah berada di depannya, dia langsung menusuk ke dada dan tembus ke belakang, pedang itu mengenai Yin Zhen Xiong, adiknya. Akhirnya Yin Zhen Xiong sudah tidak bisa bertahan lagi dan dia kehabisan tenaga, ditambah dengan tusukannya, dia tidak bergerak lagi. Sampai mati pun dia tidak melepaskan Sun Yu Tang, begitu dada Sun Yu Tang tertusuk, dia masih ingin membalas, sekali lagi Yin Qing Xiong menusuk perut Sun Yu Tang, akhirnya dia pun mati. Yin Qing Xiong melihat adiknya mati karena terkena tusukan pedangnya, dia benar-benar merasa sedih hingga tidak bisa bergerak, anak buah Chang Xiao Bang sudah mendatanginya, dan dengan pentungan mereka memukul Yin Qing Xiong. Yin Qing Xiong tidak menghindari pukulan mereka, dan kepalanya langsung pecah saat itu juga, akhirnya dia pun ambruk. Tiga bersaudara Yin sudah mati, hal ini cukup mengganggu konsentrasi Shen Si dan Ma Er. Tadinya mereka berdua masih memelototi satu sama lain, sekarang Ma Er sudah meloncat tinggi dan turun di belakang Shen Si. Kedua tangan Ma Er sudah mengeluarkan jurus dan mengarah ke punggung Shen Si, Jurus ini adalah jurus yang aneh dan cepat. Tiba-tiba Shen Si membalikkan badannya sambil melayang, kali ini dia mendarat di depan Ma Er. Secara otomatis serangan Tuan Ma Er tidak mengenai sasaran. Shen Si menendang Ma Er. Mereka terus berguling-guling dari ruangan bagian dalam menggelinding keluar, tiba-tiba Ma Er membalikkan badannya dan membanting Shen Si. Walaupun Shen Si terbanting, tapi pada saat dia turun, kakinya mendarat terlebih dulu, kemudian dia pun balas menendang. Ma Er terbanting sejauh beberapa meter, wajahnya membentur tembok dan punggungnya menghadap Shen Si. Saat itu Tuan Ma Er sudah melihat kematian 3 bersaudara Yin, Ma Er merasa yakin mulai saat ini Wisma Shi Jian dan Chang Xiao Bang akan menjadi musuh besar, dia pun tahu 3 bersaudara Yin sudah mati walau bagaimanapun dia harus bertahan hidup dan melaporkan kejadian semuanya kepada Ketua Shi Tu ke 12. Dia menempelkan kedua telapak tangannya ke tembok itu, dia merendahkan badannya. Shen Si sudah membanting Ma Er, dia merasa sangat senang, karena sejak tadi dia selalu kalah cepat, Liu Yang Jin Gang Shou sudah dikeluarkannya, suara guntur menggetarkan ruangan itu, jurus itu hampir mengenai kedua bahu Ma Er, tiba-tiba saja Ma Er membalikkan badannya- dan wajahnya menghadap Shen Si, mata Ma Er memelototinya. Hati Shen Si bergetar, sorot mata Ma Er begitu tajam dan berwibawa, Shen Si percaya jurus Liu Yang Jin Gang Shou miliknya bisa memecahkan batu karena itu dia mengarahkannya kepada Ma Er. Ma Er sama sekali tidak menghindari jurus ini. Liu Yang Jin Gang Shou benar-benar sudah mematahkan tulang bahu Ma Er, artinya tangan kanan Ma Er menjadi cacat, hati Shen Si dipenuhi dengan kegembiraan. Bersamaan waktu itu juga Ma Er meloncat ke atas, kaki kirinya menendang, kaki kanan menyusul menendang, sangat cepat dan tepat mengenai sasaran. Shen Si mengetami begitu Ma Er jongkok, dia akan segera meloncat, tapi karena dia ingin dengan cepat memenangkan pertarungan, dia mengira setelah berhasil mematahkan tulang bahu Ma Er, dia bisa memperoleh kemenangan, karena dia telah mematahkan tulang bahu Ma Er dengan telapak tangannya secara otomatis jarak antara mereka pun sangat dekat. Begitu Ma Er membalas Shen Si tidak bisa menghindar lagi. Sepasang telapak tangan yang dikeluarkan, bagian dadanya tidak ada pertahanan sama sekali, akhirnya nyawa Shen Si tidak tertolong lagi. Tendangan Ma Er mengenai perut Shen Si, sebelum Shen Si terjatuh, tendangan kedua sudah menyusul dan melukai dada kirinya. Terdengar suara tulang yang berderak hancur. Shen Si terjatuh, secara berturut-turut Ma Er menendang kembali dua kali, sasaran pertama ke tenggorokan, saat itu Shen Si belum ambruk, hanya saja dari mulutnya keluar darah berwarna merah. Tendangan kedua diarahkan ke kepala Shen Si, tendangan itu membuat Shen Si langsung mati seketika. Begitu Ma Er mendarat tubuhnya pun limbung, Ma Er tahu bila dia tidak segera membunuh Shen Si, dia tidak akan bisa keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, karena itu dia mengorbankan tangan kanannya menjadi cacat. Semua ini dia lakukan untuk mengambil kesempatan, sekarang Shen Si sudah terkapar di tanah dan sudah mati, dia pun langsung ambruk. Begitu Shen Si mati, anak buah Chang Xiao Bang ribut. Ada seorang anak buah Chang Xiao Bang yang melihat Ma Er juga terluka berat, mereka segera mengepungnya. Dua buah pedang menyerang dari depan dan belakang Ma Er, Keringat mengalir dengan deras dari kepala Ma Er tapi dia tetap meloncat dan menendang. Dua orang anak buah Chang Xiao Bang segera tertendang dan mati. Kemudian Tuan Ma Er jongkok lagi dan meloncat ke luar pintu sambil berteriak, "siapa yang menghalangi langkahku dia akan mati!" Ma Er baru saja membunuh ketua panji merah, Shen Si.kejadian ini membuat Chang Xiao Bang menjadi geger. Tadinya mereka mengira karena dia sudah terluka parah dia tidak berdaya, tapi ternyata dia masih bisa membunuh anak buah Chang Xiao Bang. Begitu melihat Ma Er turun dari langit, mereka segera menghindar. Sedikit lagi Ma Er bisa keluar dari Chang Xiao Bang karena saat itu dia sudah berada di depan pintu. Tapi tiba-tiba dari sisi ruangan itu muncul lagi 60-70 orang. Ma Er mengumpulkan tenaga dan bersiap lari dari sana. Dari arah depan, dia melihat ada seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih yang menghalangi pintu. Begitu pemuda itu muncul, semua orang Chang Xiao Bang memberi hormat kepadanya dan berkata, "kami memberi hormat kepada Ketua Ni Xiang Tian." i, Ma Er melihat pemuda yangi berbaju putih ini wajahnya tidak biasa, hawa membunuh yang terpancar sangat kuat dan dia terlihat sangat sombong. Usianya tidak lewat dari 25 tahun tapi sikapnya tampak tenang. Dari sana terlihat bahwa dia memiliki pembawaan seorang pesilat tangguh. Kemudian dengan tidak sopan dia melihat Ma Er dan berkata, "apakah kau adalah pengurus Wisma Shi Jian?" Dengan dingin Ma Er menjawab, "betul!" Pemuda itu tertawa dingin dan berkata, "aku adalah ketua panji putih, Ni Xiang Tian, kau harus mengingat nama ini supaya bisa membalas dendam di depan dewa kematian." Ma Er marah dan berkata, "usia masih begitu muda tapi kau sudah begitu sombong." Di bagian depan telah diceritakan bahwa di Chang Xiao Bang, ilmu silat yang paling tinggi dimiliki oleh Ketua Zheng Bai Shui, kemudian posisi berikutnya dutempati oleh wakil ketua si Kepalan Besi, Qu Lei dan ketua Tang, si Pedang Cepat, Fang Zhong Pin. Ni Xiang Tian ini adalah ketua panji putih. Dia paling muda, ilmu silatnya pun paling rendah. Dia dijuluki si Pedang Kilat, Selama 17 tahun dia mempelajari ilmu pedang yang sangat aneh. Setelah itu dia membunuh gurunya juga membunuh teman-teman seperguruannya. Karena itu dari perkumpulan pedang kilat dan yang menguasai ilmu pedang kilat hanya tinggal dia saja. Sifatnya yang licik tidak disukai oleh banyak orang. Dia tahu orang-orang dunia persilatan benci dan marah kepadanya, maka itu dia menjadi anggota Chang Xiao Bang. Di bawah perlindungan Chang Xiao Bang, orang dunia persilatan tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya. Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "hei pak tua, pundakmu sudah terluka oleh Liu Yang Jin Gang Shou milik Shen Si, apakah benar?" Hati Ma Er bergetar dan hati dia berpikir, "orang ini masih begitu muda tapi telah bisa melihat aku terluka." Segera dia menjawab, "betul!" Ni Xiang Tian tertawa dan berkata, "bertarung dengan orang yang terluka, sama sekali tidak ada harganya." Ma Er marah dan berkata, "kau sangat sombong. Siap-siaplah bertarung denganku!" Baru selesai berkata, kaki Ma Er mulai menendang seperti kilat. Terdengar Ni Xiang Tian berteriak, "rebahlah!" Tiba-tiba Ni Xiang Tian mencabut pedangnya. Pedang itu ditarik dan diulur, sedangkan dia sama sekali tidak bergerak. Pedang itu seperti belum keluar dari sarungnya tapi terdengar Tuan Ma Er berteriak, karena kaki yang menendang Ni Xiang Tian ternyata sudah terpotong rata. Begitu kakinya terpotong, Ni Xiang Tian membalikkan badan dan masuk ke dalam ruangan. Ni Xiang Tian tertawa dengan dingin dan berkata, "pak tua semacam ini tidak bisa dibereskan? Kalian benar- benar hanya tukang makan! Hayo cepat bunuh dia!" ---ooo0dw0ooo--- Di sebuah lembah yang aneh, tidak ada seorang pun yang tinggal di sana juga tidak ada binatang yang hidup di sana. Di bawah tanah hanya ada lubang. Yang berlalu lalang di sana hanya ada elang yang terbang melayang, ada pohon aneh, dan juga rumput-rumput yang penuh dengan duri. Tidak terasa waktu sudah lewat dari 1 jam, hari sudah hampir sore. Di lembah itu terlihat banyak mayat yang menumpuk. Ada yang sudah membusuk, ada yang baru mati. DI antara mayat-mayat itu ada yang tua, dan ada juga yang masih muda. Hanya satu persamaan yaitu mereka adalah murid-murid Wisma Shi Jian. Ternyata selama beberapa bulan ini, orang-orang Wisma Shi Jian sudah banyak yang menghilang. Mereka dibunuh oleh orang-orang Chang Xiao Bang dan dibuang ke lembah itu. Tumpukan mayat-mayat itu ditambah lagi dengan 3 mayat, terdiri dari seorang pak tua dan tiga anak muda. Tiba-tiba ada di antara mereka masih ada yang bergerak, dengan susah paya dia berusaha bangun. Dia adalah salah satu dari 3 bersaudara Yin, dia adalah Yin Qing Xiong. Dia membunuh Sun Yu Tang dengan pedangnya, tapi dia juga melihat Sun Yu Tang membunuh kakaknya, Yin Fei Xiong. Adiknya, Yin Zhen Xiong mati karena dia sudah salah menusuk, karena merasa sedih dia tidak melawan orang-orang Chang Xiao Bang yang memukulnya dengan pentungan dan dia pun pingsan. Sekarang dia sudah sadar, wajahnya penuh dengan darah. Dia tahu dia tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Tapi dia harus berusaha kembali ke Wisma Shi Jian, untuk memberi tahu kepada ketua wisma, supaya dia berhati-hati dan membalaskan dendam ini. Dengan bersusah payah Yin Qing Xiong berdiri. Dia tidak tahu apakah dia masih memiliki tenaga untk berjalan pulang ke Wisma Shi Jian. Tapi dia tetap harus berusaha. Dengan mata yang dipenuhi dengan darah, dia menengadah melihat langit. Matahari hampir terbenam, sekarang hari sudah sore. ---ooo0dw0ooo--- Di Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 melewati beranda yang panjang dan hutan bambu yang panjang. Di tiba di Qing Yun (nama rumah). Baru saja dia ingin mengetuk pintu, tiba-tiba dari hutan bambu muncul seorang murid Wisma Shi Jian. Dengan penuh rasa hormat dia berkata, "lapor ketua! Tuan Muda Fang sejak pagi tadi sudah bangun. Dia melihat- lihat pohon bambu kemudian dia mengatakan sesuatu kepadaku, agar melapor kepada Ketua dan memberitahu bahwa dia ada perlu lalu pergi keluar dari sini." "Baiklah!" jawab Shi Tu ke 12 sambil tertawa. Dia berkata pada dirinya sendiri, "aku mengira anak muda pasti akan bangun lebih siang karena itu aku baru datang menengoknya siang begini. Tidak kusangka dia ingin menikmati kabut pagi di Wisma Shi Jian." Kemudian Shi Tu ke 12 bertanya, "murid penjaga, apakah pengurus Ma dan tiga bersaudara Yin sudah kembali?" Dari balik semak-semak muncul seseorang dan dengan rasa hormat dia berkata, "lapor Ketua! Sama sekali tidak ada kabar dari mereka." Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan tiba-tiba dia mendengar ada yang memanggilnya. Walaupun suara itu datang dari kejauhan dan kecil serta lembut, tapi begitu selesai bicara, orang itu sudah berada di hadapan Shi Tu ke 12, dia datang dengan sikap begitu santai, seperti orang yang berjalan di pagi hari. Perlu diketahui ilmu meringankan tubuh orang ini begitu tinggi. Orang itu berusia kurang lebih 50 tahun, sepasang matanya masih tampak bersemangat. Dia adalah ketua keempat Wisma Shi Jian si Ketepel Baja dan Plat Besi, Lu Ying Feng. Begitu melihat Lu Ying Feng, Shi Tu ke 12 merasa hatinya menjadi hangat dan lembut, seperti melihat sinar matahari yang begitu terang. Dulu sewaktu dia baru mendirikan Wisma Shi Jian, dia adalah teman baiknya. Mereka bersama-sama membunuh musuh dan menjaga wisma ini. Sekarang Wisma Shi Jian bisa berdiri dengan kokoh di dunia persilatan yang berbahaya ini. Orang lain tidak akan tahu semua ini adalah didirikan dengan keringat dan darah yang telah dikorbankan. Shi Tu ke 12 dengan ramah tertawa, "ada apa, Ying Feng?" Lu Ying Feng seperti biasa memberi hormat dan berkata, "Ketua Ying Chou Yang (nama tempat), putra ketua Han Ying Bao (nama wisma) Guo Ao Bai ingin bertemu." "Persilakan dia masuk!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 4 Han Ying Bao, Guo Ao Bai Shi Tu ke 12 sedang berhadapan dengan seorang pendekar muda yang duduk di depannya. Sewaktu dia masih muda, dia pun seperti pemuda ini, ilmu silatnya tinggi juga mempunyai cita-cita tinggi dan sangat sombong tapi juga membenci orang-orang jahat yang berada di dunia persilatan. Begitulah kehidupan di dunia persilatan yang penuh irama dengan darah dan air mata. Shi Tu ke 12 dengan tersenyum melihat pendekar muda yang berusia kurang lebih 20 tahun ini seperti melihat dirinya pada waktu masih muda dulu. Tinggi, besar, dan gagah. Orang biasa atau mungkin pesilat tangguh yang melihatnya pasti akan merasa sedikit tidak tenang. Tapi pemuda ini tahu diri, dia tahu bagaimana kedudukannya dan duduk pun dia seperti tahu tempat seharusnya. Dengan tidak dibuat-buat dia duduk di sebuah kursi. Kedua alis pemuda ini sangat panjang. Yang sangat disayangkan adalah dia tidak setenang Fang Zhen Mei juga tidak seramah dan rendah hati Tidak ada senyum ramah dan tenang yang menghias wajahnya. Guo Ao Bai merasa sedikit kesal duduk di sana. Dia adalah pemuda yang mempunyai cita-cita dan juga agak sombong. Meskipun begitu sikapnya kepada Ketua Wisma Shi Jian yang begitu ternama, dia tetap terlihat sangat hormat. Sekali ini dia bertemu dengan pesilat tangguh yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dia masih muda dan berilmu silat sangat tinggi. Dia jarang mengagumi orang lain tapi begitu melihat Shi Tu ke 12, dia merasa pak tua yang mengenakan baju putih ini tampak berwibawa dan dengan ramah melihatnya. Ayahnya Ying Zhou Yan ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding juga tidak mempunyai sikap yang begitu tenang dan berwibawa seperti pak tua di hadapannya. Dia merasa sedikit tidak tenang. Shi Tu ke 12 sambil tertawa bertanya, "Pendekar Muda Guo, apakah ayahmu sehat-sehat saja?" Guo Ao Bai segera menjawab dengan sopan, "ayahku baik-baik saja, terima kasih atas perhatian Paman. Kali ini ayahku tidak bisa datang karena orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul di daerah Ying Zhou Yan. Ayahku takut akan terjadi sesuatu bila dia meninggalkan Ying Zhou Yan, maka beliau menyuruhku datang kemari. Bila Paman mempunyai hal yang perlu dibereskan dan memerlukan tenagaku, Paman tinggal katakan apa yang harus ku bantu. Untuk hal kecil aku masih bisa membantu Paman." Kata-kata ini bisa disebut sebagai kata-kata rendah hati. Tapi di ujung ucapannya, dia masih menyiratkan kepercayaan dirinya untuk membantu persoalan yang sudah dianggap sangat sulit oleh Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "apakah ayahmu memberitahukanmu mengenai hilangnya Pedang Sakti Xue He?" Kemudian dia berkata lagi, "aku merasa sekarang Chang Xiao Bang sedang bergerak mungkin sasaran mereka bukan Wisma kalian saja. mereka ingin menguasai dunia persilatan, membunuh semua pendekar dan membangun kerajaan mereka. Aku merasa Chang Xiao Bang sudah mulai turun tangan dan ikur campur urusan wisma. Kalian harus berhati-hati dan melakukan penjagaan dengan ketat. Ini adalah kata-kata yang harus kau sampaikan kepada Ketua Han Ying Bao, harap Pendekar Muda bisa menyampaikannya." Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "sebenarnya dalam beberapa hari ini orang-orang Chang Xiao Bang selalu muncul. Aku tahu mereka berniat tidak baik tapi ayah selalu menyuruhku menahan diri. Tentang Pedang Sakti Xue He, aku akan pergi ke Charig Xiao Bang untuk bertanya-tanya...." Shi Tu ke 12 dengari cepat menggelengkan kepala dan berkata, "Pendekar Muda, jangan emosi dulu. Di dalam Chang Xiao Bang banyak pesilat tangguh. Yang dinamakan perkumpulan nomor satu memang bukan sekedar isapan jempol saja, sepertinya kekuatan mereka berada di atas Wisma kalian tapi tidak berada di bawah kantor Biao Feng Yun. Pendekar Muda, jangan bertindak ceroboh, apalagi untuk masalah Chang Xiao Bang. Semua ini hanya tebakanku, jika salah, paham bukankah kita akan menyalahkan oang yang tidak bersalah...." Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "pastilah mereka yang mencuri pedang itu. Si Mutiara Sakti Jiu Zhou telah membunuh banyak orang, mereka telah membunuh 76 orang murid-murid Shao Lin untuk mendapatkan Panji Sakti. Mereka juga membunuh ratusan rakyat, Ini semua adalah prilaku Chang Xiao Bang. Mengenai pedang Xue He, pasti iru adalah ulah mereka lagi-. Aku harus menangkap ketua mereka." Shi Tu ke 12 ingin mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba ada orang wisma berteriak, "lapor Ketua! Marga Yin, Lao Er, Qing Xiong sudah kembali. Tubuhnya.. .tubuhnya.. .penuh.. .darah....." Dengan cepat Shi Tu ke 12 berdiri. Terlihat murid-murid wisma menggotong Yin Qing Xiong masuk. Sekarang hari sudah sore. ---ooo0dw0ooo--- Malam sudah tiba, sore pun sudah berlalu. Shi Tu ke 12 berdiri di hadapan jenasah Yin Qing Xiong. Kedua matanya terpejam dan dia tidak mengatakan sesuatu. Shi Tu ke 12 teringat kepada Pengurus Tuan Ma Er, juga teringat pada semua masalah yang terjadi di Wisma Shi Jian. Sekarang Tuan Ma Er sudah meninggal, 3 bersaudara Yin pun sudah mati. Mereka mati karena menjalankan tugas darinya. Tuan Ma Er sebenarnya tidak boleh mati, bila dia tidak menolong 3 bersaudara Yin, dan 3 bersaudara itu, mereka lebih-lebih tidak boleh mati. Mereka begitu muda, dia seperti masih mendengar perkataan Yin Qing Xiong, walaupun tubuhnya penuh dengan darah, dia mencoba menahan sakitnya dan menceritakan apa yang telah terjadi di sana. Kemudian tiba-tiba dia terdiam dan tidak bergerak, dia menjadi dingin dan mati. Bagaimana dia memberitahukan semua peristiwa ini kepada ayah dari 3 bersaudara ini sekaligus sebagai ketua pelatih ilmu silat Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya. Yin Qing Xiong sudah mati. Hati Shi Tu ke 12 ikut merasa dingin. Dia berdiri dengan pelan. Matahari sudah terbenam, dia mengambil sebuah keputusan. Dia harus meminta keadilan kepada Chang Xiao Bang. Waktu ini Guo Ao Bai dengan marah berkata, "Paman, biarkan aku yang akan memetik kepala Ni Xiang Tian untuk menyembahyangi Saudara Yin ini." Dia tidak menunggu persetujuan dari Shi Tu ke 12, dia sudah terbang keluar. "Sabar!" Shi Tu ke 12 melambaikan lengan bajunya, membuat Guo Ao Bai yang sudah berjarak sepuluh langkah lebih, merasa ada suatu tenaga yang menindihnya. Tiba-tiba dengan ringan dia turun ke bawah, hatinya kaget dan berpikir, "tenaga dalam Shi Tu ke 12 benar-benar tidak ada batasnya." "Kau adalah putra dari Adik Guo, hal-hal yang menyangkut Wisma Shi Jian biar aku yang membereskannya, tidak akan kubiarkan kau mengalami bahaya." Dia tidak marah tapi dengan berwibawa dia berbicara hal itu membuat Guo Ao Bai tidak berani membantah. Shi Tu ke 12 berkata lagi, "murid-murid Wisma Shi Jian, dengarkan perintahku. Kelompok merpati, siapkan 16 orang untuk mencari tahu lembah yang diceritakan oleh Yin Qing Xiong. Semua mayat harus dibawa pulang. Ying Feng, siapkan upacara pemakaman, kau yang uruskan semuanya. Kelompok elang, siapkan 16 orang, perketat pengawasan terhadap gerakan Chang Xiao Bang. Kelompok harimau, mulai sekarang jagalah wisma ini dengan1 seluruh kekuatan. Semua shift ditiadakan, makanan-makanan disiapkan melebihi porsi biasa, kira-kira 2 kali lipat." Ini adalah perintah dari Shi Tu ke 12, tapi dia mengatur semuanya dengan teratur dan tidak terburu-buru. Dua orang membawa jenasah Yin Qing Xiong ke dalam. Semua orang yang berada di wisma harus mengikuti upacara duka cita ini. Tiba-tiba di ruangan ada seseorang yang memanggil, "anak Qing!" Shi Tu ke 12 menghela nafas panjang dan berkata, "Jue Ya...." Terlihat seorang laki-laki setengah baya datang menghampiri Shi Tu ke 12. Dia melihat mayat Yin Qing Xiong yang masih penuh dengan darah, dia langsung bengong. Shi Tu ke 12 berjalan menghampirinya. Dia menepuk pundak Yin Jue Ya dan berkata, "Jue Ya, kau harus tabah." Yin Jue Ya membalikkan tubuhnya, matanya dipenuhi dengan air mata, urat-urat di wajannya tampak bertonjolan "dan dia berkata, "apakah anak Fei dan anak Chen juga mati?" Dengan pelan Shi Tu ke 12 mengangguk. Yin Jue Ya dengan marah bertanya, "apakah Pengurus Ma pun mati?" Shi Tu ke 12 mengangguk lagi, Yin Jue Ya bertanya, "apakah ini adalah perbuatan dari Chang Xiao Bang?" Shi Tu ke 12 kembali mengangguk dan menjawab, "benar, tapi...." Tiba-tiba Yin Jue Ya berteriak, "aku akan membalas dendam kepada Zheng Bai Shui, aku harus membunuhnya!!" Hanya dalam waktu sekejap keadaan Wisma Shi Jian sudah bergejolak. Sekitar 70-80 murid Wisma Shi Jian tampak marah. Shi Tu ke 12 berteriak, "diam semua! Tidak boleh sembarangan bertindak!" Semua orang terdiam hanya ketua pelatih, Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila. "Zheng Bai Shui, aku atau kau, kalau salah satu tidak mati, dunia ini akan hancur!" Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Adik Keenam, kau harus tenang. Zheng Bai Shui membunuh Adik Kelima, Ma Er, dia bermaksud membuat kita menjadi kehilangan kepercayaan diri dan keadaan kita di sini akan lemah karena perbuatannya, semua itu akan membuat kita hanya mengantarkan kematian kita saja. Adik Keenam, perlakuan kita kepada orang seperti Zheng Bai Shui harus dihadapi dengan tenang dan kepala dingin." Kata-kata ini membuat orang-orang Wisma Shi Jian terdiam tapi tangan mereka tetap dikepal. Yin Jue Ya masih berteriak seperti orang gila, tiba-tiba seperti kilat dia sudah meloncat pagar dan keluar. Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Dia menyusul dengan meloncat tinggi. Hanya dalam waktu singkat Yin Jue Ya berhasil ditotoknya, dia langsung lemas dan roboh. Shi Tu ke 12 menggendong dia masuk kembali ke dalam ruangan. Semua murid Wisma Shi Jian sudah bubar dan melaksanakan tugas mereka masing-masing. Yang tertinggal Hanya Guo Ao Bai, dia masih berada di halaman wisma yang gelap dan dingin, dia berdiri dengan angkuh. ---ooo0dw0ooo--- Ketika Shi Tu ke 12 keluar, Guo Ao Bai sudah menghilang. Kali ini Shi Tu ke 12 keluar bersama bersama dengan Yi Dao Duan Hun (Golok Pemutus Jiwa), He Bu Le dan Lei Shan Shen Ouan (Seratus Langkah Kepalan Sakti), Yin Yang Hei. Dalam hidupnya dia sudah mengalami banyak pertarungan. Mereka bertiga selalu berunding dan bersama-sama menghadapi musuh. He Bu Le selalu mempunyai banyak akal dan cara. Yin Yang Hei selalu bersikap keras dan lurus. Dengan bantuan mereka berdua, selalu membuat Shi Tu ke 12 bisa menghadapi musuh yang kuat bagaimanapun. Begitu tahu bahwa Guo Ao Bai sudah menghilang. Segera He Bu Le bertepuk tangan. Dari atas rumah segera turun seorang murid,Wisma Shi Jian. He Bu Le bertanya, "kemana Tuan Muda Gao pergi?" "Dia mengatakan bahwa ketua yang menyuruhnya pergi ke Chang Xiao Bang." Shi Tu ke 12 dengan marah berkata, "pemuda itu akan mendapat celaka!" Kata Yin Yang Hei, "kalau begitu, sekalian saja kita menyerang Chang Xiao Bang!" He Bu Le membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Yin Yang Hei, "Lao San, kalau kita juga bertindak seperti itu, bukankah tindakan kita ini sama dengan perkumpulan-perkumpulan lain yang ingin merebut kekuasaan?" Hari sudah malam, cahaya bulan seperti susu menyirami wajah He Bu Le. Shi Tu ke 12 menghela nafas dan berkata, "Pendekar Muda Guo sudah pergi, terpaksa kita juga harus pergi ke sana!" Tiba-tiba di bawah sinar bulan tampak seorang yang berbaju putih. Suaranya terdengar begitu hangat dan ramah." Dia berkata, "Ketua, Pendekar He, Kak Yin Yang, Wisma Shi Jian tidak boleh bentrok dengan Chang Xiao Bang secara langsung, ini akan mengganggu stabilitas dunia persilatan, kali ini biarkan aku yang pergi ke sana untuk melihat situasi?" Shi Tu ke 12 tertawa dan berkata, "ternyata Tuan Muda Fang sudah kembali." ---ooo0dw0ooo--- Malam hari. Markas Chang Xiao Bang yang megah tiba-tiba muncul seorang pemuda yang memakai baju berwarna hijau. Chang Xiao Bang berdiri di daerah pegunungan. Angin berhembus dengan kencang dan besar, bulan bergantung di tengah-tengah langit dan memancarkan cahaya sangat terang. Langit hitam seperti warna baju. Dia menahan semua cahaya yang masuk tapi bintang-bintang seperti membuat lubang di baju hitam itu, dia tetap bercahaya. Begitu pemuda berbaju hijau itu muncul di puncak gunung itu, segera ada yang membentak dan menyuruhnya berhenti maju. Empat murid Chang Xiao Bang bersamaan datang dan mengurung Guo Ao Bai. Salah satu dari mereka yang memegang golok bertanya, "siapa kau?" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!" "Siapa kau dan katakan namamu!" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!" "Kau siapa? Berani menyuruh ketua kami keluar!" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!" "Jawab dulu pertanyaan kami atau tidak!" "Aku bilang suruh Zheng Bai Shui keluar!" "Kalau kau berani mengatakannya sekali lagi, aku akan membunuhmu!" "Suruh Zheng Bai Shui keluar!" Kata-kata itu tidak berubah. Setelah mengatakan seperti itu, Guo Ao Bai dengan dingin terus berjalan. Laki-laki itu mulai marah. Goloknya sudah membacok ke leher Guo Ao Bai. Tapi bersamaaan dengan waktu itu juga, goloknya sudah melayang jauh. Tubuhnya sudah terdapat lebih dari 7 lubang tusukan pedang dan dia terjatuh kesamping. Melihat pun tidak, Guo Ai Bai tetap berjalan lurus. Sisa dua orang murid lain Chang Xiao Bang menyerangnya lagi. Pundak Guo Ao Bai bergetar. Dua orang ini tubuhnya langsung melayang jatuh, dada mereka terdapat 7 lubang tusukan pedang. Satu orang lagi datang membawa golok, begitu melihat teman- temannya bertarung, dia pun mencoba ikut mengeroyok tapi baru saja golok diayunkan dia sudah melihat 3 orang temannya terjatuh, dia belum melihat dengan jelas. Dalam hati dia berpikir, "mungkin pemuda ini bisa memainkan sulap." Karena itu golok tidak jadi diayunkan. Dengan dingin Guo Ao Bai melihat dia dan berkata, "lebih baik kau jangan membacokku, suruh ketua kalian keluar!" Murid itu segera berlari masuk ke dalam markas Chang Xiao Bang. Segera lampu-lampu dipasang. Lampu bersinar dengan terang sehingga dari kaki gunung tampak terang sampai ke puncak gunung. Lima puluh dua orang anak buah Chang Xiao Bang membawa lampion dan mengelilingi Guo Ao Bai. Bulan dengan cepat bersembunyi di balik awan, angin berhembus dengan kencang, awan pun dengan cepat berlalu dari sana.Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tegap dan berkata, "kalian berbaju biru,, berarti kalian diketuai oleh ketua panji biru, Xiu Chao Yuan, suruh dia keluar!'' Tiba-tiba terdengar suara gendang Chang Xiao Bang yang berbunyi. Seorang laki-laki seperti seekor harimau dengan lengkah besar keluar, dia tertawa dan berkata, "kau benar, mereka adalah anak buahku, apakah kau bisa mengatakan namamu, aku akan melapor kepada ketua mengenai kedatanganmu." Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "apakah kau adalah Xiu Chao Yuan?" Xiu Chao Yuan tertawa dan berkata, "aku adalah ketua panji biru, Xiu Chao Yuan." Dengan santai Guo Ao Bai berkata, "aku tahu julukanmu itu." Kata Guo Ao Bai lagi, "namamu adalah Zhi Ren Kou Mian (Tahu Orang Mulut dan Wajah) atau Fo Kou She Xin (Mulut Budha Berhati Ular), dari luar kau kelihatan seperti orang yang ramah, tetapi dari belakang diam-diam selalu menikam orang, sekalipun itu saudara kandungmu, itu tidak ada pengecualian, kakakmu sendiri mati di tanganmu, istrimu sendiri meminta agar kau membunuhnya, dan kau menuruti permintaannya karena istrimu sudah salah bicara kepada Ketua Zheng Bai Shui, maka kau tega membunuh istrimu sendiri untuk menyenangkan perasaan Ketua Zheng Bai Shui, orang sepertimu harus mati. Karena kau adalah seperti seekor binatang." Fo Kou She Xin, Xiu Chao Yuan hanya bengong, wajahnya memerah, akhirnya dengan terpaksa dia tertawa dan berkata, "Pendekar Muda, tentu sebelumnya kau sudah mencari tahu identitasku, aku harus mengacungkan jempol untukmu." Dengan dingin Guo Ao Bai berkata, "tidak perlu menjilat." Xiu Chao Yuan tertawa terbahak-bahak, "dalam hidupku selama ini, aku selalu menyukai pemuda yang mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, baiklah, Adik Kecil, lebih baik kita berteman.'' Dia melangkah ke depan dan dengan sekuat tenaga dia menepuk pundak Guo Ao Bai, terlihat seperti sangat akrab. Tapi tiba-tiba saja kelima jari Xiu Chao Yuan membentuk kaitan dan mengait tenggorokan Guo Ao Bai. Tapi pada saat itu juga, Xiu Chao Yuan mengeluarkan teriakan, karena pada saat itu Guo Ao Bai menghilang dari hadapannya, tubuh Guo Ao Bai berubah menjadi cahaya pedang yang memutar dan menutupi Xiu Chao Yuan. Jurus pedang mengalir seperti air, ini memerlukan tenaga yan sangat besar. Fo Kou She Xin melihat keadaan ini tidak menguntungkan baginya, dia bersiap-siap ingin meloloskan diri. Tapi baru saja dia ingin menghindari serangan, pada serangan kedua yang dilontarkan kepadanya dia melihat ada bayangan orang berubah menjadi kilauan pedang yang berribu-ribu datang kepadanya. Xiu Chao Yuan merasa perutnya menjadi sakit, dia berjongkok menahan sakit, dia melihat Guo Ao Bai sedang memasukkan pedang kedalam sarungnya, sepertinya Guo Ao Bai tidak pernah bergerak dan hanya diam melihat ke arah Xiu Chao Yuan. Xiu Chao Yuan hanya merasa perutnya sakit dan begitu dia melihatnya, di perutnya ada 7 buah lubang tusukan pedang, dia berteriak kesakitan dan roboh saat itu juga. Walaupun Xiu Chao Yuan sudah ambruk, tiba-tiba dari dalam markas muncul 30 orang yang memakai baju berwarna hitam, kemudian tampak seorang laki-laki setengah baya yang berteriak, "anak-anak panji biru, hayo serang dia, balaskan dendam ketua kalian!" Orang itu tak lain adalah ketua panji hitam, Ye Chang Zhou, dijuluki Jiu Zhi Zhui Hun (Sembilan Jari Mengejar Nyawa), begitu dia memberi perintah, segera kelima puluh dua orang dengan tangan kiri memegang lampion dan tangan kanan memegang golok, mereka yang mengenakan baju berwarna biru segera datang dari berbagai penjuru dan mulai menyerang Guo Ao Bai. Semua orang berteriak, angin berhembus dengan kencang, semua mengacungkan goloknya, mengikuti cahaya api yang berkobar. Suara teriakan memenuhi tempat itu. Terlihat Guo Ao Bai sudah dikurung oleh laki-laki yang memegang golok, dia berteriak, "pergi kalian, urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kalian!" Tapi tidak ada seorang pun yang beranjak dari sana, perintah dari Chang Xiao Bang harus selalu dituruti, bila tidak keluarga mereka akan mati. ---ooo0dw0ooo--- Bulan keluar lagi dari persembunyianya, keadaan kembali menjadi terang, semua cahaya lampu tiba-tiba padam, hanya terlihat satu dua tempat yang masih terang, di tempat itu telah terjadi pertarungan, hanya dalam waktu singkat, kelima puluh dua orang yang tadi masih hidup sekarang tampak terbaring tidak bergerak di bawah, tubuh mereka terdapat 7 lubang. Kelima puluh dua orang itu tiba-tiba berubah menjadi setan yang bergentayangan, Jin Zhi Zhui Hun merasa kepalanya menjadi besar, begitu angin gunung berhembus, dia merasa kedinginan dan gemetar. Dia hanya melihat Guo Ao Bai sedang menundukkan kepalanya melihat pedang yang dipegangnya. Pedangnya seputih giok, di bawah cahaya bulan, dia tampak seperti sedang menyesali sesuatu tapi juga seperti sedang memikirkan sesuatu. Kemudian Guo Ao Bai mengangkat kepalanya dan dia melihat Ye Chang Zhou, dia bergerak lagi, dia sangat berpengalaman bagaimana menghadapi pemuda itu, dia juga tampak seperti ketakutan. Terdengar pemuda itu berkata, "Ye Chang Zhou, apakah kau ingat dulu kau pernah membunuh orang dan membakar rumah mereka, lalu merampok barang Biao di Thai Shan?" Ye Chang Zhou bergetar, dia tidak berani menjawab, terdengar Guo Ao Bai berkata lagi, "hari ini aku tidak akan membunuhmu, bawa anak buahmu dan tinggalkan tempat ini, suruh Zheng Bai Shui keluar!" Ye Chang Zhou tanpak kebingungan, entah apa yang harus dikatakannya, tiba-tiba di belakangnya ada yang tertawa dingin, "siapa yang berani berteriak-teriak di sini?" ---ooo0dw0ooo--- BAB 5 Qi Chong Tian Jian Fa (Jurus Tujuh Macam Pedang Langit) Begitu Ye Chang Zhou membalikkan badannya untuk melihat, seorang pak tua sudah berdiri di belakangnya, dia segera memberi hormat, "aku, Ye Chang Zhou, memberi hormat kepada ketua panji hitam." Pak tua yang mengenakan baju berwarna hitam itu sangat pendek tubuhnya, tapi dia terlihat berwibawa, dengan sorot dingin Guo Ao Bai berkata, "apakah kau adalah ketua panji hitam, Duo Ming Fei Fu (Kapak Terbang Perengut Nyawa), Xie An Zheng." Pak tua itu tertawa dan berkata, "anak muda, bila kau takut kepadaku, bunuh diri saja di depanku, itu juga tidak apa-apa." Pak tua itu adalah ketua panji hitam, ilmu silatnya lebih tinggi dari ketua panji merah, Shen Si, kapaknya dalam jarak 3 meter bisa membunuh orang, kalangan dunia persilatan menjadi pusing dengan perbuatannya. Dengan dingin Guo Ao Bai melihat Xie An Zheng dan berkata, "malam ini adalah saatnya kau untuk mati!" Xie An Zheng hanya tertawa dan berkata, "kau sangat sombong." Kata Guo Ao Bai lagi dengan dingin, "tujuh tahun yang lalu di kota Luo Yang kau memperkosa dan membunuh perempuan- perempuan di sana, dan kau pun membunuh pejabat yang baik dan lurus, Xie An Zheng, dalam 7 jurus aku akan mengambil nyawamu!" Xie An Zheng berkelana di dunia persilatan sudah puluhan tahun, dia tidak peduli Guo Ao Bai mengatakan apa pun, tapi kali ini dia melihat sorot mata Guo Ao Bai seperti kilat, hatinya merasa tercekat, kemudian dia melihat Guo Ao Bai meloncat ke atas, tubuhnya menjadi seperti gulungan cahaya pedang, dan menyerang ke arahnya. Begitu Xie An Zheng melihat Guo Ao Bai meloncat, dan tiba-tiba saja Guo Ao Bai sudah berada di hadapannya, Xie An Zheng terkejut, dia melemparkan kapaknya. Kapaknya melayang di udara menyerang ke arah Guo Ao Bai, tapi tubuh Guo Ao Bai tiba-tiba turun, sehingga kapak Xie An Zheng tidak mengenai sasaran, karena serangan Xie An Zheng tidak tepat, segera dia ingin mengambil kapaknya kembali, tapi segera Guo Ao Bai menyerang dengan pedangnya, Xie An Zheng bergerak menghindari sampai 7 kali, terdengar Guo Ao Bai berkata, "jurus kedua." Secara berturut-turut ketujuh buah pedangnya dikeluarkan. Kembali Xie An Zheng mundur 7 langkah baru bisa menghindari serangan pedang itu, dan kapaknya sudah berhasil diambilnya, terdengar Guo Ao Bai berteriak, "jurus ketiga!" Serangan tujuh buah pedang kembali dilancarkan, empat pedang menahan gerakan kapak, 3 pedang menyerang ke arah Xie An Zheng. Xie An Zheng berhasil menghindari serangan 3 jurus dari Gui Ai Bai, tubuhnya tampak menempel ke tanah. "Jurus keempat!" Guo Ao Bai memainkan pedangnya lagi. Beberapa kali Xie An Zheng harus berguling-guling di bawah baru bisa menghindari serangan tujuh pedang Guo Ao Bai, dan keadaan ini terlihat sangat memalukan, tiba-tiba Guo Ao Bai berteriak lagi, "jurus kelima!" terlihat bayangan pedang memenuhi udara, jurus yang dia mainkan adalah Qi Qi Si Shi Jiu Jian (7 x 7 = 49 jurus pedang). Xie An Zheng berteriak, dia menahan dengan kapaknya. Karena digetarkan maka'kapak pun melayang. Guo Ao Bai berteriak lagi, "jurus keenam!" dia memainkan jurus 49 kali pedang,' semua jurus tidak dimainkan dalam satu arah. Xie An Zheng bergeser di 49 tempat untuk menahan serangan, dia berteriak, "kau telah memakai jurus Han Ying Bao Qi Chong Jian Fa, Guo Tian Ding adalah siapamu?" kata-katanya belum selesai, bayangan pedang berubah menjadi pedang sungguhan dan siap menusuk ke arah tenggorokan Xie An Zheng, kemudian pedang ditarik, cahaya pedang masih begitu terang, terdengar Guo Ao Bai dengan dingin berkata, "sekarang adalah jurus ketujuh, aku adalah putra dari Guo Tian Ding." Sampai hampir mati pun Xie An Zheng tidak percaya, dia terus melihat ke arah Guo Ao Bai, dia tidak percaya bahwa dia akan mati di tangan seorang pemuda sebagai pendatang baru di dunia persilatan, akhirnya dia pun roboh. Tiba-tiba bulan masuk ke balik tumpukan awan, di langit hanya ada awan hitam, awan tersebut menutupi langit dan juga bulan, semua menjadi gelap, tiba-tiba terdengar seperti suara laki-laki tapi juga seperti suara perempuan yang berteriiak, "pasang lampu!" Suara itu kecil dan lembut tapi terdengar sangat jelas, orang- orang yang berada di lapangan tergetar mendengar suara itu, tiba- tiba muncul cahaya kuning, di depan markas Chang Xiao Bang dan dari balik kobaran api yang bergoyang terlihat ada seseorang yang mengenakan baju berwarna merah, dengan perlahan dia berjalan keluar. Semua orang yang berada di lapangan melihat orang itu keluar, dengan penuh rasa hormat mereka berkata, "kami, murid-murid panji hitam memberikan hormat kepada ketua panji merah." Harus diketahui bahwa dalam Chang Xiao Bang, kecuali kedudukan ketua, yang menjadi ketua panji mempunyai ilmu silat yang seimbang dengan ketua perkumpulan di dunia persilatan. Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tenang di antara bumi dan langit, dengan dingin dia melihat, ternyata orang yang datang ke hadapannya memakai baju berwarna merah, dandanannya terlihat sangat aneh, tubuhnya seperti Yin Yang (banci), bagian kiri tubuhnya didandan seperti seorang perempuan yang cantik dan genit, sedangkan sebelah kanan tubuhnya didandan seperti seorang laki-laki dengan alis yang tebal dan kasar serta mata yang melotot, suaranya pun sulit dibedakan, apakah dia itu perempuan atau laki- laki, yang membuat orang sulit membedakannya juga adalah karena pada saat dia berjalan pantatnya bergoyang, hal ini membuat orang-orang menjadi kebingungan, ilmu silatnya bisa dibedakan, dia memiliki ilmu silat yang keras dan juga ilmu silat yang lembut. Dia selalu membuat kejahatan. Dengan dingin Guo Ao Bao berkata, "apakah kau adalah ketua panji merah, Tie Jiao Jiao?" Tie Jiao Jiao tertawa genit, membuat kepala orang menjadi gatal, "benar, bahkan ada yang memanggilku banci, karena aku memiliki benda milik laki-laki dan perempuan. Anak muda, kau sangat tampan, kemarilah, ibu ingin melihatmu." Guo Ao Bai marah dan berkata, "Tie Jiao Jiao, di dunia persilatan kau sudah membunuh banyak pemuda dan para gadis, sekarang aku menginginkan kau mati di bawah pedangku untuk menyembahyangi arwah orang-orang yang sudah kau bunuh!" "Tunggu!" dari markas Chang Xiao Bang muncul sederetan orang yang mengenakan baju berwarna putih, tidak terlihat bulan maupun bintang. Yang keluar adalah cahaya lilin yang aneh. Seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih seperti petir keluar, dengan sombong dia berkata, "beberapa hari yang lalu, ada seorang pak tua yang datang mengantarkan kemari annya, sekarang bagaimana denganmu?" Guo Ao Bai dengan dingin menjawab, "apakah kau yang membunuh Tuan Ma?" Pemuda itu tertawa terbahak-bahak, sambil menengadah melihat langit, dia berkata, "apakah pak tua itu datang dari Wisma Shi Jian? Dia hanya terkena satu kali tusukan saja." Guo Ao Bai bertanya, "apakah kau adalah Ni Xiang Tian?" Pemuda itu menghentikan tawanya, dia melihat ke arah Guo Ao Bai dan berkata, "aku adalah ketua panji putih, Ni Xiang Tian." Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "kau juga menggunakan pedang, kita bertarung dengan pedang, aku ingin kau membayar kematian Tuan Ma Er!" Belum selesai dia bicara, dia sudah meloncat ke dalam kegelapan, dia menyerang Ni Xiang Tian dengan tujuh pedangnya. Guo Ao Bai menyerang dengan jurus 7 x 7 = 49 jurus. Pedang Ni Xiang Tian pun bergerak secepat kilat, digerakkan ke atas dan ke bawah, dia menyerang sebanyak 51 kali. Tiba-tiba dari tangan kirinya keluar juga sebuah pedang panjang, kedua pedang dipakai secara bersamaan, dia menyerang sebanyak 98 kali, cahaya berkilauan, angin dari hembusan pedang sangat kencang, orang-orang di sana tidak dapat melihatnya dengan jelas, si banci Tie Jiao Jiao pun tidak menyangka Guo Ao Bai begitu mahir memainkan pedang. Terdengar Ni Xiang Tian berkata, "ilmu pedang Qi Chang Tian Jian Fa milikmu sangat tinggi, kemampuanmu sudah melebihi Guo Tian Ding." Guo Ao Bai berkata, "bila ayahku datang, kau pun belum tentu bisa menerima 3 kali serangannya." Kata Ni Xiang Tian, "kau pun belum pernah melihat jurus pedangku." Hanya dalam sekejap, di mana orang lain baru mengeluarkan 1 jurus dia sudah mengeluarkan 9 jurus, jurus itu sangat tepat dan cepat, tapi semua itu dilakukannya dengan tenang. Tangan kanan Guo Ao Bai memegang pedang panjang, begitu juga dengan tangan kirinya. Dengan jurus Qi Chang Tian, jurus itu seperti gelombang, datang satu susun demi satu susun, dia mencoba untuk mementahkannya. Tiba-tiba Ni Xiang Tian meletakkan pedangnya, dengan arah horisontal dia menjepit pedang Guo Ao Bai yang berada di tangan kiri dan kanannya, dia mengeluarkan tenaga yang aneh, sepasang pedang Guo Ao Bai menempel di pedang Ni Xiang Tian, dan tidak bisa dilepas lagi. Selain mahir jurus Shan Dian Jian Fa (Jurus Pedang Kilat), Ni Xiang Tian pernah diajar oleh seorang biksu Kong Dong Pai, yang bernama Hua Yu. Biksu Hua Yu melihat saat Ni Xiang Tian masih muda tapi sudah sangat pintar, dia sangat sayang kepada Ni Xiang Tian, tapi Biksu Hua Yu pun sering merasakan adanya hawa pembunuh dalam diri Ni Xiang Tian, karena itu Biksu Hua Yu tidak pernah mengajarkan jurus pedang Hua Yu, dia hanya mengajarkan tenaga dalam Hua Yu. Biksu Hua Yu berharap Ni Xiang Tian dengan mempelajari tenaga dalam yang benar maka hatinya akan menjadi tenang kemudian dia akan berubah menjadi orang baik. Tidak disangka setelah Ni Xiang Tian menguasai Hua Qi Gong( tenaga dalam Hua ), dia terus meminta kepada Biksu Hua Yu agar mengajarkan Hua Yu Jian Fa, Biksu Hua Yu melihat Ni Xiang Tian serakah, dia pun menolaknya. Karena tidak mendapatkan keinginannya, dia takut Biksu Hua Yu akan mengajarkan jurus itu kepada orang lain, maka dia pun membunuh gurunya dengan jurus Shan Dian Jian, pedangnya menembus hingga ke jantungnya. Hua Yu Qi Gong terkenal bisa menempel senjata lawan, begitu melihat pedang Guo Ao Bai menempel di pedangnya, segera dengan Hua Yu Qi Gong dia menyerang ke dada Guo Ao Bai yang terbuka. Guo Ao Bai melihat pedangnya yang menempel, dengan tenang dia mengangkat pundaknya, sebuah pedang tiba-tiba terjatuh dari ketiak kanannya, dengan ketiaknya dia menjepit pegangan pedang, sekali dia bergerak, pedang sudah berada di tangannya lagi. Serangan Ni Xiang Tian hanya mengenai ujung pedang Guo Ao Bai. Ni Xiang Tian terkejut, tapi dia berusaha menenangkan dirinya, telapak tangannya berobah menjadi jari, kedua jarinya menjepit ujung pedang ketiga. Jurus ini sebenarnya sangat sulit tapi Ni Xiang Tian tetap bisa menerimanya. Tiba-tiba Guo Ao Bai menggoyangkan pinggangnya, sebuah pedang terjatuh dari kakinya, dengan kaki, Guo Ao Bai mengangkat pedang itu dan meloncat, dia menjepit dengan ketiak kirinya. Dengan tubuh dicondongkan ke depan, pedang dengan cepat ditusukkan ke arah Ni Xiang Tian. Pedang keempat datang dengan tiba-tiba, hal ini membuat Ni Xiang Tian menjadi terpaku, sepasang tangannya harus melayani 3 buah pedang milik Guo Ao Bai, bila dia melepaskannya maka dia akan mati. Ingin menghindar pun tidak bisa, tiba-tiba Ni Xiang Tian berteriak, kedua kakinya berada di atas, dengan kedua kaki yang berada di tengah udara menjepit pedang keempat. Jurus ini sangat berbahaya tetapi Ni Xiang Tian tetap bisa. melakukannya dan menerima jurus Guo Ao Bai. Si banci, Tie Jiao Jiao yang melihat ilmu pedang Guo Ao Bai begitu lihai, hawa membunuhnya segera timbul, dia ingin mengambil kesempatan ini untuk membunuh Guo Ao Bai. Tapi dia tidak segera berlari ke arah Guo Ao Bai, dia mengira Ni Xiang Tian masih bisa mengalahkan Guo Ao Bai. Ternyata keadaannya tidak seperti itu. Terlihat kilauan cahaya pedang. Guo Ao Bai melipat pinggangya, sebuah pedang keluar lagi dari sarungnya, pedang dilemparkan ke wajah Guo Ao Bai, dia membuka mulutnya, pedang pun digigit olehnya, pedang ini diarahkan ke depan dan siap menusuk Ni Xiang Tian, ini adalah pedang kelima. Dalam mimpi pun Ni Xiang Tian tidak menyangkanya, dia terkenal dengan jurus pedangnya, tapi dia tidak menyangka ada orang yang bisa menggunakan 5 buah pedang sekaligus, bila dia dengan jujur bertarung dan tidak menggunakan jurus Hua Yu Qi Gong untuk merampas pedang Guo Ao Bai, dia tidak akan kalah begitu cepat, pedang kelima sudah menusuk ke dada Ni Xiang Tian. Tampak Ni Xiang Tian kejang-kejang, kemudian dia berkata, "kau...kau bisa menggunakan 5 buah pedang." Guo Ao Bai melihatnya, dengan dingin dia menjawab, "aku bisa menggunakan 7 buah pedang." Pedang itu dicabut dari tubuh Ni Xiang Tian, darah pun muncrat dari bekas tusukan itu, darah mengalir hingga ke ujung pedang, pedangnya sudah kembali lagi dan tampak berkilau. Dan Ni Xiang Tian pun segera ambruk. Si banci Tie Jiao Jiao yang melihat Ni Xiang Tian mati tertusuk pedang, hatinya marah dan dengan 2 telapak tangannya dia menyerang Guo Ao Bai. Serangannya yang satu keras dan yang satu lembut, angin yang berasal dari kedua telapak tangannya mengikuti gerakan tubuhnya yang cepat ke arah Guo Ao Bai, sebenarnya Tie Jiao Jiao ingin membanti Ni Xiang Tian, tak disangka Ni Xiang Tian akan mati begitu cepat di tangan Guo Ao Bai, segera dia menyerang Guo Ao Bai dengan telapak tangannya, dia tidak memberi kesempatan kepada Guo Ao Bai untuk menarik nafas. Tapi begitu Tie Jiao Jiao mendekat, Guo Ao Bai sudah mengetahu aksi dari Tie Jiao Jiao, segera dia mengangkat kakinya dan mayat Ni Xiang Tian pun ditendangnya hingga melayang dan menghalangi gerakan Tie Jiao Jiao. Tie Jiao Jiao yang sudah berada di hadapan Guo Ao Bai dengan kekuatan penuh dia mengeluarkan telapaknya untuk menyerang Guo Ao Bai, dengan tiba-tiba saja dia melihat mayat Ni Xiang Tian melayang ke arahnya. Belum melihat dengan sejelasnya, Ni Xiang Tian sudah berdiri di depannya, dia mengira Ni Xiang Tian hanya terluka dan belum mati, sekarang dia sudah sadar dan bersiap untuk bertarung kembali, Tie Jiao Jiao sempat terpaku, dia mencoba melihat lebih jelas lagi, ternyata yang menghampirinya adalah punggung Ni Xiang Tian terlebih dulu, dia iflgin menhentikan gerakannya tapi sudah tidak keburu,'.kedua telapaknya sudah memukul tubuh Ni Xiang Tian, walaupun Tie Jiao Jiao sempat menarik tenaganya sebagian, tapi tenaga ini tetap membuat darah dari mayat Ni Xiang Tian keluar dari lubang hidung, telinga, dan anggota tubuh lainnya. Bola mata pun keluar dari tempatnya. Tie Jiao Jiao sadar dia telah salah menyerang, dia benar-benar sangat marah, dengan kedua tangan ditempelkannya ke mayat Ni Xiang Tian, dia mendorong dan melemparkan mayat itu ke arah Guo Ao Bai. Guo Ao Bai sudah menduga semua akan terjadi seperti ini, setelah Tie Jiao Jiao salah menyerang, dia pasti akan terkejut dan berhenti menyerang, tapi tidak disangka dia akan memukul mayat Ni Xiang Tian seperti itu, sekarang malah mendorong dan melemparkan mayat Ni Xiang Tian ke arahnya, gerakan ini membuat Guo Ao Bai menjadi terpaku. Tapi dia hanya sempat bengong sebentar, segera dia mengeluarkan pedangnya, dia menusuk dua kali ke mayat itu, melewati dada dan menembus ke telapak tangan Tie Jiao Jiao. Tiba-tiba Tie Jiao Jiao menarik telapak tangannya dan melayang ke atas, bayangan merah melewati mayat Ni Xiang Tian dan menyerang kedua tangan Guo Ao Bai. Guo Ao Bai tidak sempat menarik pedangnya lagi, terpaksa dia melepaskan pedangnya. Tie Jiao Jiao melihat Guo Ao Bai tidak memegang pedang, dia mengira serangannya sudah berhasil, dengan tenaga telapak tangannya yang satu keras dan yang satu lembut, mulai menyerang Guo Ao Bai. Terlihat tangan Guo Ao Bai melambai, sepasang pedang kembali sudah berada di tangannya, kedua pedang itu menyerang Tie Jiao Jiao. Tie Jiao Jiao yang melihat lawannya secara tiba-tiba memegang pedang, dia merasa sangat terkejut dan tidak berani memandang enteng kepada Guo Ao Bai lagi. Sebenarnya bila sejak awal Tie Jiao Jiao dan Ni Xiang Tian bergabung melawan Guo Ao Bai, dia pasti akan kalah, bila mereka hanya satu lawan satu, Ni Xiang Tian akan kalah, begitu pula dengan si banci Tie Jiao Jiao. Ye Chang Zhou yang berada di pinggir lapangan melihat keadaan berubah menjadi seperti itu, dengan diam-diam dia kembali ke markas Chang Xiao Bang. Tie Jiao Jiao yang masih bertarung semakin lama dia merasa tekanannya semakin berat, semua ini membuatnya merasa gentar. Terlihat Guo Ao Bai seperti sudah menyatu dengan pedangnya lagi, dia sudah membuat lingkaran pedang, dan pedangnya pun tampak berputar di udara, kadang-kadang naik kadang-kadang turun, seperti capung yang sedang bermain di permukaan air. Kadang-kadang seperti air sungai dan laut, tiba-tiba putaran itu berhenti sebentar, cahaya pedang sudah memecahkan tembok. Tie Jiao Jiao berteriak dan dengan cepat dia mencengkram pedang lawannya, saat itu dari tubuh Guo Ao Bai terlihat tiga pedang panjang yang melayang keluar dari sarungnya. Yang membuat aneh adalah salah satu dari pedangnya terjatuh tepat di antara kedua kakinya, kakinya segera mengangkat pedang itu dan melayang ke atas. Begitu Guo Ao Bai terbang, kedua tangan dan kedua pedang, kedua kaki dan kedua pedang, dia terbang dengan gerakan yang aneh, dia meluncur dengan empat buah pedang, meluncur ke arah Tie Jiao Jiao. Perubahan ini hanya berlangsung sebentar, begitu Tie Jiao Jiao mencengkram pedang, dia melihat Guo Ao Bai membawa empat buah pedang terbang ke arahnya, satu-satunya cara untuk menghindar adalah dengan telapak Yin Yang, dia berusaha memecahkan serangan Guo Ao Bai, tapi dalam situasi yang sangat sulit seperti itu dia malah mencengkram pedang Guo Ao Bai, dan baru mengganti gerakan tangannya menjadi telapak, walaupun gerakannya sangat cepat tapi semua itu sudah tidak keburu, dia terjebak ke dalam perangkap Guo Ao Bai. Tie Jiai Jiao tampak marah dan dia terburu-buru, terpaksa kedua tangan yang memegang pedang Guo Ao Bai dibalikkan ke arah Guo Ao Bai lagi. Tie Jiao Jiao mengira Guo Ao Bai akan menarik pedangnya untuk menjaga dirinya, tidak disangka Guo Ao Bai dapat memainkan ketujuh pedangnya dengan sempurna, dan setiap pedang dimainkan dengan lincah terlihat Guo Ao Bai sangat bernafsu dan dia tetap menerjang Tie Jiao Jiao. Tapi tangan kanan Guo Ao Bai sudah melayang, terdengar suara senjata yang beradu, sepasang pedang yang dipegang oleh Guo Ao Bai dan dengan kecepatan penuh meluncur ke arah Tie Jiao Jiao. Tie Jiao Jiao ingin menghindari serangan ini tetapi semua sudah terlambat, tiga buah pedang akan menembus jantungnya, tiba-tiba dari atas langit terdengar teriakan elang, membawa angin yang lembab, dan dia pun mendarat, dia menyerang ke arah leher Guo ---ooo0dw0ooo--- BAB 6 Pedang Tercepat Fang Zhong Pin Guo Ao Bai segera merasakan ada angin yang mendorongnya dengan kencang dan cepat. Segera dia membalikkan pedangnya, ada benda yang beradu dengan pedangnya, sehingga menimbulkan percikan api kecil, Guo Ao Bai melihat ternyata ada binatang yang besar naik ke udara, dia berkeliling di atas bersiap untuk menyerang Guo Ao Bai, ternyata itu adalah elang yang berwarna hitam kehijauan. Elang itu menyerang begitu cepat dan lincah, semua ini membuat Guo Ao Bai terkejut, dia langsung siap siaga menghadapi kekuatan elang yang tidak berbeda jauh dari Tie Jiao Jiao. Si banci Tie Jiao Jiao melihat elang raksasa itu, dia langsung tersenyum. Elang itu masih berputar-putar di atas, tiba-tiba ada suara seseorang yang memerintah, "anak Tie, kembalilah!" Elang itu segera terbang ke depan markas Chang Xiao Bang, kedua sayapnya membawa angin kencang, membuat nyala lilin bergoyang-goyang, murid-murid Chang Xiao Bang yang ilmu silatnya biasa-biasa saja, tidak bisa berdiri dengan tegak karena kencangnya kepakan sayap elang itu, kemudian elang itu turun dan hinggap dengan jinak di depan seseorang. Guo Ao Bai sudah mengetahui bahwa cakar elang itu sangat kuat seperti besi dan tenaganya pun sangat besar, sepertinya elang raksasa itu sudah dilatih ilmu silat oleh seseorang, burungnya saja sudah begitu kuat, apalagi majikannya. Guo Ao Bai melihat bahwa tuan dari elang itu adalah seorang pemuda, baju yang dikenakannya terlihat mewah. Sekarang langit dipenuhi dengan awan hitam, sepertinya hujan akan segera datang, tapi orang itu masih begitu tenang berdiri di tempatnya bila dibandingkan wajah Ni Xiang Tian dengan orang ini kalah jauh, di tengah kedua alisnya ada tahi lalat berwarna merah, kedua matanya seperti petir, sorot matanya tampak sedikit cabul, orang itu kelihatan sangat angkuh, dia tidak membawa senjata apa pun. Guo Ao Bai ingin bertanya, tapi tiba-tiba semua murid Chang Xiao Bang berlutut, dan Ye Chang Zhou yang berada di sisi kanan menunduk, sepertinya kedudukan dia lebih rendah dibandingkan dengan pemuda itu. Si banci Tie Jiao Jiao setelah melihat orang itu, langsung memberi hormat dan berkata, "ketua panji merah memberi hormat kepada ketua panji, hamba merasa berterima kasih karena Anda sudah menolong hamba dan hamba belum bisa membunuh musuh, hamba meminta maaf." Guo Ao Bai baru ingat bahwa kedudukan orang itu berada di bawah ketua dan wakil ketua Chang Xiao Bang, dia adalah ketua panji, dijuluki Pedang Tercepat di Dunia, Fang Zhong Pin. Terdengar Fang Zhong Pin berkata, "selama beberapa bulan ini Chang Xiao Bang berbuat hal yang memalukan, 3 bulan yang lalu ketua panji kuning dan ketua panji biru telah gagal merebut Xue He Tu di markas Biao Xue Hun, peristiwa ini benar-benar memalukan, beberapa hari yang lalu ada seorang pak tua dan 3 orang pemuda datang ke sini mewakili Wisma Shi Jian, dia sudah membunuh ketua panji dan dua wakil, malam ini datang seorang anak kecil, dia sudah membunuh 3 orang terpenting dalam Chang Xiao Bang, apakah di Chang Xiao Bang sudah tidak ada orang lagi?" Guo Ao Bai tertawa dingin, "kalian ingin menguasai dunia persilatan, kalian akan dihukum oleh Tuhan." Fang Zhong Pin membalikkan badannya dan berkata, "diam!" Guo Ao Bai yang dimarahi oleh Fang Zhong Pin, hatinya menjadi bergetar, dia tetap tertawa dan berkata, "siapa kau?" Tiba-tiba Fang Zhong Pin tertawa lagi, kemudian dia berkata, "kau kira ilmu silatmu sangat tinggi." Jawab Guo Ao Bai dengan sombong, "pedang selalu memiliki hawa, kebenaran selalu menang!" Kata Fang Zhong Pin, "baiklah, aku akan lihat apakah kau akan menang sampai di batas mana!" Belum habis dia berbicara, dia sudah seperti asap yang melayang. Guo Ao Bai memiliki 7 buah pedang. Dua pedangnya sudah menancap di badan Ni, sebuah pedangnya masih berada di tangan Tie Jiao Jiao, berarti hanya tersisa 4 buah pedang. Tubuh Guo Ao Bai bergetar, 2 buah pedangnya sudah masuk ke dalam sarungnya. Dia hanya menyisakan 1 pedang. Dengan 7 jurus dia mulai menyerang Fang Zhong Pin. Ujung pedang Guo Ao Bai hampir mengenai Fang Zhong Pin, tiba-tiba tampak sinar berkilau, Fang Zhong Pin berdiri dengan tegak. Tangannya tetap tidak memegang pedang, tapi pedang Guo Ao Bai sudah patah menjadi 2. Kata Fang Zhong Pin dengan dingin, "aku memotong pedangmu dengan pedangku, mungkin kau tidak bisa melihat dengan jelas pedangku berada di mana?" Guo Ao Bai merasa marah juga kaget, dia menyerang lagi dengan jurus 7x7 = 49, seperti hujan deras jurus itu mengurung Fang Zhong Pin. Begitu ujung pedang Guo Ao Bai hampir mengenai Fang Zhong Pin, tiba-tiba tangan Fang Zhong Pin terlihat ada pedang yang berkilau. Terdengar lagi ada pedang yang patah. Pedang yang berada di tangan Guo Ao Bai patah lagi menjadi dua. Dengan angkuh Fang Zhong Pin berkata, "apakah kau sudah melihat dengan jelas. Ini yang dinamakan Pedang Tercepat di Dunia." Guo Ao Bai melihat tangan Fang Zhong Pin sama sekali tidak memegang pedang. Gup Ao Bai tidak bisa melihat di mana Fang Zhong Pin menyembunyikan pedangnya. Kali ini Guo Ao Bai benar- benar kaget, tapi kekerasan hatinya tidak bisa menerima kejadian ini begitu saja. Dia berteriak, dengan sepasang pedang yang masih tersisa, dia mengeluarkan dari sarungnya. Tapi begitu pedang dikeluarkan dari sarungnya, tiba-tiba tampak ada pedang berkilau lagi, kali ini terdengar 2 kali bunyi benda patah. Kedua pedang Guo Ao Bai patah dan Guo Ao Bai hanya bengong melihat Fang Zhong Pin, kemudian dia berkata, "ilmu pedangmu adalah ilmu di mana pedang disembunyikan di dalam tangan baju?" Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "betul, sekarang kau baru melihat dengan jelas!" Lengan baju digulungnya, tampak pedang yang berkilau dan sedang bergerak menuju tenggorokan Guo Ao Bai. Guo Ao Bai tidak menyangka Fang Zhong Pin yang tadi masih tertawa dengan santai, begitu membalikkan tangan sudah menyerang dia dengan ganas. Untung dia masih bisa menghindari serangan pedangnya. Terdengar Fang Zhong Pin membentak, "baiklah!" Tetap dengan jurus pedang tadi, dia kembali menusuk. Guo Ao Bai tidak sempat menghindar, dia hanya memejamkan mata menunggu kematian. Dia merasa tenggorokannya dingin tapi tidak sakit. Mata Guo Ao Bai dibuka, terlihat Fang Zhong Pin sedang tertawa dengan menghina. Tangannya memegang pedang panjang yang tipis, kecil, dan berkilau. Pedang itu diarahkan ke tenggorokannya. Kata Fang Zhong Pin, " kau bisa menghindari seranganku sekali ini. Baiklah, aku ingin melihatmu mati secara perlahan-pahan. Sesudah kau mati, kau pasti tidak akan melupakan aku yang bernama Fang Zhong Pin." Guo Ao Bai merasa ujung pedang Fang Zhong Pin terus bergerak. Bulu kuduknya menjadi merinding. Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "apakah kau takut mati? Apakah kau ingin menyaksikan aku memotong dagingmu, aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja, aku akan menaruh garam di lukamu, seperti apa ya rasanya? Terus kau akan melihat dagingmu dibakar hingga matang kemudian dimakan, bagaimanakah rasamu?" Keringat dingin Guo Ao Bai mulai menetes, tapi dia tetap berkata, "hei marga Fang, ilmu silatku memang lebih rendah darimu dan aku sudah tertangkap olehmu, terserah kau mau membunuh atau mencincangku, tidak perlu menakuti-nakutiku seperti anak kecil." Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "asal kau mau berlutut kepadaku dan memanggilku kakak, aku akan membunuhmu dengan cepat dan tidak menyiksamu terlebih dulu." Tiba-tiba ada suara seseorang yang ikut tertawa dan berkata, "dia benar-benar seorang laki-laki sejati, mengapa kau harus memaksanya?" Fang Zhong Pin segera membentak dan bertanya, "siapa?" 60 orang Chang Xiao Bang yang berada di lapangan tidak tahu dari mana datangnya suara itu, mereka saling melihat tetap tidak ada orang yang dicurigai. Tiba-tiba Fang Zhong Pin menarik kembali pedangnya. Begitu pedang ditarik, segera menghilang. Guo Ao Bai ingin menyerangnya tapi tangan Fang Zhong Pin sudah mencengkram nadi tangan Guo Ao Bai dan dengan suara keras dia berkata, "teman, kalau sudah datang, mengapa tidak keluar?" Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di sebelah utara mendengar ada suara seseorang yang datang dari dalam gerombolan, mereka pun merasa kaget. Mereka saling mencari tapi entah siapa yang berbicara tadi. begitu melihat ketua panji melihat ke arah mereka, mereka pun gemeteran. Fang Zhong Pin melihat mereka hanya terdiri dari 7-8 orang dan terlihat mereka sangat kaget, dan tidak berpura-pura. Dia ingin mengetahui lagi siapa sebenarnya yang bicara. Dengan wajah menghadap ke utara dia berkata lagi, "kawan, apakah kau datang ke sini karena Tuan Guo Ao Bai?" Suara yang ramah datang dari arah selatan dan dengan tertawa dia menjawab, "benar, apakah Ketua Fang bisa melepaskan Guo Ao Bai?" ' Fang Zhong Pin melihat lagi ke arah selatan, ke arah murid-murid Chang Xiao Bang. Murid-murid yang dipandangi ini merasa kaget. Fang Zhong Pin berpikir orang yang datang pasti bergerak dari arah utara ke selatan, bisa dibayangkan tenaga dalam yang dimilikinya pasti sangat kuat. Dia berkata, "kawan, lebih baik kau keluar, aku akan menyerahkan Tuan Guo kepadamu." Suaranya yang ramah seperti angin musim semi, tapi suara jawaban datang dari arah barat, "bila Ketua Fang berniat baik, lepaskanlah Tuan Guo, aku tidak perlu muncul di depanmu." Fang Zhong Pin seperti kilat membalikkan badannya, di bagian barat hanya ada 3 orang Chang Xiao Bang. Mereka dengan kaget dilihat Fang Zhong Pin. Fang Zhong Pin dengan marah berkata, "bila kau tidak keluar, aku tidak akan melepaskan Tuan Guo!" Suara yang ramah itu sama sekali tidak terpancing emosi, dia tertawa dan berkata lagi, "itu semua adalah isi hatimu, bila aku tidak keluar kau tidak akan melepaskannya, jika aku keluar, kau pasti membunuh Tuan Guo, apakah benar?" Fang Zhong Pin tidak perlu mencari lagi. Dia tahu orang ini mempunyai tenaga dalam yang sangat kuat, mungkin orang itu masih berada di tempat jauh. Dengan cara seperti itu dia mengelabui Fang Zhong Pin. Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "aku kira kau siapa, ternyata hanya seekor kura-kura yang hanya bisa bersembunyi di dalam rumahnya dan tidak berani keluar!" Guo Ao Bai berusaha melepaskan diri tapi tangan Fang Zhong Pin seperti penjepit. Guo Ao Bai merasa nadinya dipegang dengan kencang dan tubuhnya pun kesemutan. Dia tahu Fang Zhong Pin sengaja membuat orang yang akan menolongnya keluar dari tempat persembunyian. Dia berteriak, "kawan, jangan hiraukan aku! Orang ini berilmu silat tinggi, kau tidak perlu keluar!" Terdengar suara itu berhenti seperti berputar-putar di udara, kemudian berbunyi lagi, "Pendekar Muda Guo, kau tidak perlu merasa khawatir. Ketua Fang, pada saat yang tepat, aku pasti akan keluar. Kau tidak perlu terburu-buru dan jangan mendesak orang lain dengan kata-katamu!" Fang Zhong Pin menengadah ke langit yang hitam, tidak ada siapa pun. Elang itu berkeroak. Guo Ao Bai tahu orang itu tidak akan pergi. Dia pun tahu ilmu silat Fang Zhong Pin sangat tinggi, dia takut orang itu akan dirugikan oleh Fang Zhong Pin. Dia membentak orang itu supaya pergi, "pergilah! Aku Guo Ao Bai, tidak perlu ditolong oleh siapa pun. Jangan terlibat di air keruh, pergilah!" Suara itu berhenti sebentar, tiba-tiba seperti datang dari semua penjuru, orang itu berkata lagi dengan suaranya yang ramah membuat hati orang senang, "Pendekar Muda Guo, aku mengerti maksudmu tapi aku tidak akan pergi dan aku akan segera sampai di sana." Kata-kata ini baru selesai tiba-tiba di depan markas Chang Xiao Bang, api yang berada dalam lampion-lampion yang dibawa atau digantung berjumlah 70-80, padam semua. Segera murid-murid Chang Xiao Bang berteriak dan keadaan menjadi ribut, langit dan bumi tampak gelap gulita. Lilin mati, apa pun tidak terlihat. Hati Fang Zhong Pin bergetar, dia segera mengambil keputusan, pertama dia akan membunuh Guo Ao Bai. Baru saja dia berpikir seperti itu, tiba-tiba ada seseorang menabraknya dan masuk ke dalam pelukannya. Fang Zhong Pin segera menusuk orang itu dengan pedangnya. Orang itu tidak berusaha untuk menghindar, malah terus menabraknya. Hati Fang Zhong Pin berpikir, "bila orang ini adalah orang yang tadi berbicara, mengapa ilmu silat begitu rendah? Dia sama sekali tidak bisa menghindar? Bila orang ini adalah murid Chang Xiao Bang, aku terlalu kejam membunuhnya?" Karena dia berpikir seperti itu, gerakan tangannya menjadi lambat. Begitu cahaya pedang bergerak, orang itu sudah tahu yang menggerakan pedang adalah Fang Zhong Pin. Karena hanya Fang Zhong Pin baru bisa bergerak begitu cepat Halgm memainkan pedang. Orang itu terkejut dan berteriak, "ketua panji, ini aku." Fang Zhong Pin mendengar suaranya, dia tahu itu adalah suara Tie Jiao Jiao. Tapi pedang sudah menusuk Tie Jiao Jiao, terpaksa Fang Zhong Pin menarik pedangnya. Pedang itu ditabrak oleh Tie Jiao Jiao hingga melengkung tapi tidak menusuk ke tubuh Tie Jiao Jiao. Kecepatan Fang Zhong Pin bisa dibayangkan, tenaga dalam dikeluarkan dan ingin ditarik kembali semua bisa diatur seenaknya. Kata Tie Jiao Jiao, "Ketua, ada yang menotokku dan mendorongku ke arah Ketua...." Fang Zhong Pin memperhatikan Tie Jiao Jiao yang berada di kirinya, yang berada di sebelah kanan ada bayangan seseorang yang lewat. Bayangan orang itu dengan telapak tangannya memotong, tangan Fang Zhong Pin yang memegang Guo Ao Bai. Fang Zhong Pin tahu jurus orang itu sangat cepat, dia tidak sempat berpikir lagi, segera mengeluarkan pedang dan menusuk ke orang itu. Tapi bayangan orang itu sudah menghilang, tusukan Fang Zhong Pin juga tidak mengenai sasaran. Fang Zhong Pin menusuk dengan pedangnya, kemudian dia menarik pedangnya dan mencengkram dengan erat. Karena itu tangan Guo Ao Bai masih dipegang dengan kuat. Tiba-tiba terdengar suara elang berteriak dari langit. Fang Zhong Pin tahu Guo Ao Bai tidak akan bisa lolos, hatinya mulai merasa tenang. Dia berteriak, "pasang lampu!" Segera lampu dipasang, walaupun keadaan kacau, murid-murid Chang Xiao Bang dengan waktu yang singkat bisa menyalakan lampu dengan cepat. Lampu dinyalakan, dengan teliti Fang Zhong Pin melihat ke sekelilingnya. Tangan yang dipegang olehnya ternyata adalah tangan Ye Chang Zhou, yang sudah ditotok. Orang itu bisa mengeluarkan pedang dari lengan baju Fang Zhong Pin untuk menolong Guo Ao Bai dan menotok Ye Chang Zhou. Dan Fang Zhong Pin tidak merasakannya sama sekali. Fang Zhong Pin melihat kepada elangnya, bulu-bulu elang berhamburan di mana-mana. Ternyata karena mata elang bisa melihat di dalam kegelapan maka dia bisa melihat kepergian orang itu. Burung itu menyerangnya dan dipaksa oleh orang itu turun dari langit. Untung orang itu tidak membunuh. Elang itu tahu keadaan yang terjadi dibawahnya, kalau tidak dia tidak akan diam terus di sana. Orang itu dalam waktu singkat berada di depannya, mematikan api lilin sebanyak 70-80 buah, lalu menotok Tie Jiao Jiao dan juga Ye Chang Zhou kemudian menolong Guo Ao Bai. Tapi dia sama sekali tidak melukai orang-orangnya, siapakah orang itu? Siapa yang mempunyai ilmu silat begitu lihai? Fang Zhong Pin tidak terpikir. Tiba-tiba ada suara tua dan penuh wibawa berkata, "kalau tidak salah, orang itu adalah seorang yang sangat pintar dari Jiang Nan, dia bernama Fang Zhen Mei!" Fang Zhong Pin dengan hormat membalikkan badan dan berkata, "aku memberi hormat kepada ketua bagian." ---ooo0dw0ooo--- Dari markas Chang Xiao Bang dengan menunggang kuda yang berlari dengan cepat, bisa tiba dalam waktu beberapa jam. Sekarang adalah pagi yang hangat, Fang Zhen Mei sedang menunggang kuda. Dia merasa angin musim semi meniup tubuhnya dengan kencang, hatinya pun merasa girang. Dia sangat gembira karena dia telah berkenalan dengan seorang pendekar muda bernama Guo Ao Bai. Walaupun dia berhasil menolong Guo Ao Bai, tapi Guo Ao'Bai tetap bersikap angkuh. Fang Zhen Mei tetap saja menyukainya. "Terima kasih karena kau telah menolongku, tapi kau jangan senang dulu, aku pasti akan membalas budi ini." "Apakah aku yang telah menolongmu?" "Kau yang telah menolongku, aku berhutang budi kepadamu. Suatu hari aku akan menolongmu dan waktu itu kita tidak akan saling berhutang lagi." "Sebenarnya sekarang pun kau tidak mempunyai hutang apa-apa kepadaku." "Siapa yang mengatakan semua ini?" "Kataku, karena aku yang telah menolongmu. Aku merasa senang karena sudah menolongmu dan ini tidak percuma, kelak bila aku merasa ada kesulitan, atau kau tidak membutuhkan pertolonganku. Menolong sini menolong sana apa gunanya?" "Kalau begitu kau menyesal telah menolongku?" "Ha-.ha....." "Ha...ha....apa artinya ini?" "Ha, ha itu artinya tertawa." "Bila kau menyesal sudah menolongku, kau boleh ikuti denganku, aku tidak akan menolaknya." "Sekarang aku merasa lelah, tidak ingin kembali ke sana." Kata Guo Ao Bai, "kau menganggap enteng diriku? Kau kira aku tidak bisa menolongmu?" "Oh...oh...." "Apa artinya oh..oh..?" "Hai." "Aku sudah mengerti, kau sengaja membuatku marah supaya aku tidak membalas budimu. Kau tenang saja aku pasti akan menolongmu satu kali. Begini saja, aku akan menganggapmu sebagai temanku." "Terima kasih." "Namaku Guo Ao Bai." "Aku tahu." "Namamu siapa?" "Aku Fang Zhen Mei." "Apa...? Kau adalah....." ---ooo0dw0ooo--- BAB 7 Pendekar Baju Hitam Wo Shi Shui Feng Zhen Mei dan Guo Ao Bai sepanjang perjalanan terus mengobrol, tiba-tiba ada seekor kuda hitam yang lewat. Di atas kuda ada seorang penumpang laki-laki yang sedang tidur dengan keadaan telentang, kepalanya berada di pantat kuda, wajah ditutup oleh topi caping. Dia membiarkan kudanya berjalan seenaknya, dengan posisi yang mantap orang itu tidur di atas kudanya. Laki-laki berbaju hitam itu sedang bernyanyi, suaranya terdengar merdu tapi juga gagah. Fang Zhen Mei tertawa, dia pun ikut bernyanyi. Tiba-tiba laki-laki berbaju hitam itu meloncat dan duduk ke posisi normal. Dia menghentikan kudanya. Dengan perlahan dia menurunkan topi capingnya. Ternyata laki-laki ini adalah pemuda yang beralis tebal dan bermata besar. Terdengar dia berkata, "akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya, "apakah kau adalah pendekar Wo Shi Shui?" Jawab laki-laki berbaju hitam itu, "bukankah kau sudah tahu siapa aku ini?" Kata Fang Zhen Mei, "kau sengaja menungguku di sini." Wo Shi Shui dengan dingin berkata, "benar, aku memang menunggumu untuk bertarung!" Guo Ao Bai sangat terkejut. Nama Pendekar Wo Shi Shui sangat terkenal, baru bertemu dengannya sekarang dia langsung ingin bertarung dengan Fang Zhen Mei. Kata Fang Zhen Mei, "sepertinya tidak ada alasan bagi kita untuk bertarung." Kata Wo Shi Shui dengari suara berat, "tidak bisa!" Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu hitung saja aku kalah, bagaimana? Karena aku bukan musuhmu." Sorot mata Wo Shi Shui berubah menjadi gelap, segera dia berkata, "tidak! Kita harus bertarung, sampai salah satu hidup dan bisa pulang." Guo Ao Bai yang berada di pinggir dengan nada marah berkata, "Wo Shi Shui, jangan mengira karena ilmu silatmu tinggi maka bisa berbuat seenaknya, biar aku yang mencoba bertarung denganmu!" Wo Shi Shui memandang Guo Ao Bai dan bertanya, "siapa kau?" Jawab Fang Zhen Mei, "inilah Tuan Muda Han Ying Bao, dia seorang pesilat berbakat, namanya Guo Ao Bai, Pendekar Guo." Wo Shi Shui melihat Guo Ao Bai lalu dia berkata, "dia adalah pendekar berbakat, aku tidak mau membunuhnya." Fang Zhen Mei menghela nafas dan bertanya, "apa disebabkan karena aku tidak berbakat, maka kau ingin membunuhku?" Angin meniup pepohonan yang berada di hutan, tangkai pohon bergoyangan, bunga-bunga pun tampak bermekaran. Wo Shi Shui berkata, "kau pun berbakat, tapi di antara kita berdua, hanya ada satu orang bisa hidup!" Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu mengapa kau begitu ingin membunuhku?" Wo Shi Shui terdiam kemudian berkata, "karena aku sudah berjanji dengan seseorang." Tanya Fang Zhen Mei, "siapakah dia? Mengapa orang itu bisa membuatmu ingin membunuhku?" Wo Shi Shui mengangkat kepalanya dan berkata, "kau tidak perlu bertanya lagi, hayolah kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!" Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "kalau begitu kita tidak perlu bertarung karena kondisimu sedang diancam oleh seseorang dan kau terpaksa ingin membunuhku, dengan begitu lebih baik aku diam dan menunggu kematianku." Tiba-tiba Wo Shi Shui merasa melengong, sepi dan sedih. Kemudian dengan marah dia berkata, "Fang Zhen Mei, sewaktu berada di Wisma Shi Jian aku mencarimu, maksudnya adalah aku ingin bertarung denganmu, tapi aku takut Shi Tu ke 12 ikut campur, oleh karena itu aku mundur dari sana, kita memang tidak mempunyai dendam, akulah yang memaksamu bertarung, kalau kau tidak mau bertarung, aku tidak akan membunuh orang yang tidak mau bertarung, tapi di antara kita berdua harus ada satu yang hidup, lebih baik aku yang memilih mati.'' Darah Guo Ao Bai serasa bergejolak, dia membentak, "Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei tidak mau bertarung denganmu, biarkan aku yang mewakili dia bertarung denganmu." Kedua tangan Guo Ao Bai sudah mencabut pedang, bayangan pedang seperti pohon di hutan mengarah kepada Wo Shi Shui. Tiba-tiba mata Wo Shi Shui menjadi terang. Dia tertawa dan berkata, "ternyata kau juga yang berada di markas Biao Xue Hun yang ingin merebut Xue He Tu. Aku pernah melihat ilmu pedangmu!" Sambil berbicara dia tidak mundur dari sana malah masuk ke dalam jala pedang itu, tapi kepalan tangan sudah dikeluarkan. Guo Ao Bai merasa matanya silau, ternyata Wo Shi Shui sudah masuk ke dalam lingkaran pedangnya dan mulai menyerang. Ilmu pedang Guo Ao Bai sangat tinggi, tapi begitu ada kepalan tangan yang datang, dia tidak sempat menarik pedangnya, terpaksa dia meloncat mundur. Dengan satu jurus saja sudah membuat Guo Ao Bai kewalahan, Wo Shi Shui membalikkan badan menghadap Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei berkata, "Semua akulah yang akan menanggungnya, kau boleh mencariku!" Kata Wo Shi Shui, "baiklah, aku terima jurusmu!" Pada waktu itu, di belakahg mereka terdengar suara kuda berderap. Kuda yang berlari di atas tanah yang gersang dan kering, membuat debu tanah berhamburan ke mana-mana. Kuda yang berada di depan ditunggangi oleh 2 orang, seorang anak laki-laki dan seorang perempuan dalam satu kuda. Yang laki- laki itu berumur sekitar 10 tahun lebih, terlihat sangat tampan tapi tidak dewasa. Yang perempuan kira-kira berumur 16 tahun, dari sorot matanya bisa dilihat sifat yang dimiliki olehnya adalah 'semaunya' dan dia terlihat pintar, sedang kuda yang lainnya di tunggangi oleh seorang laki-laki' setengah baya. Mereka sepertinya sedang ketakutan. Yang laki-laki tua berkeringat sampai membasahi bajunya. Yang perempuan juga berkeringat deras membuat rambutnya basah dan melekat di wajahnya. Walaupun kedua orang ini masih berada di kejauhan, tapi Fang Zhen Mei dan yang lain bisa melihat orang yang datang itu. Kuda yang berada di belakang, gadis dan laki-laki itu yang tiba-tiba berteriak dan terjatuh. Orang yang berada di kudanya pun terguling ke bawah. Gadis itu segera menghentikan kudanya dan anak laki-laki itupun turun. Mereka berlari ke arah orang yang terjatuh. Waktu itu di jalan yang mereka lalui muncul 6-7 ekor kuda. Dengan tergesa-gesa mereka ingin mengejar. Suaranya begitu besar hingga mengejutkan orang. Si gadis itu dengan cepat memapah laki-laki setengah baya itu dan ingin menaikkan laki-laki itu ke atas kudanya lagi. Laki-laki itu dengan nafas terengah-engah berkata, "Nona...Tuan Muda..., kalian pergi saja, jangan pedulikan...aku lagi." Mulut laki-laki itu mulai mengeluarkan darah. Punggungnya terdapat luka sebesar mulut mangkuk. Luka itu masih terus mengeluarkan darah. Dia berkata lagi, "...kami Shen Si Wu Bao (marga Shen Lima Rasa), hidup dan mati pasti akan bersama...sekarang...Lao Da, Lao Er...Lao San...Lao Wu...sudah meninggal...untuk apa aku hidup...Nona...Tuan Muda...kami sudah...tidak bisa.. .menjaga kalian.. .kalian.. .pergilah.. .pergi.. .ke Wisma Shi Jian...orang Chang Xiao Bang...sudah...hampir sampai...cepat..." Laki-laki itu kehabisan nafas. Fang Zhen Mei dan yang lainnya segera memperhatikan apa yang terjadi. Karena Shen Shi Wu Bao adalah pengawal Wisma Shi Jian. Ilmu silat mereka sederajat dengan Yin Shi San Xiong' Mereka yang sekarang dia panggil nona dan tuan muda apakah mereka adalah putra putri Shi Tu ke 12? Anak-anak Shi Tu ke 12 adalah yang bernama Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin? Orang-orang yang berada di belakang yang terus mengejar dan ingin membunuh mereka, pasti orang-orang Chang Xiao Bang, perkumpulan terbesar di dunia persilatan. Anak masih sebesar itu pun akan dibunuh, benar-benar terlalu kejam. Mereka sedang berpikir. Kuda yang mengejar mereka sudah mengurung adik dan kakak Shi Tu. Di atas kuda tampak seorang laki-laki berkata, "anak kecil dan nona, cepat ikut aku pulang! Ada keramaian yang bisa ditonton." Terdengar Shi Tu Tian Xin berkata, "kami boleh dibunuh tapi jangan menghina. Kalian coba bunuh saja aku, aku tidak akan tinggal diam." Pedang panjangnya sudah dikeluarkan. Pedang itu seperti ular yang baru keluar dari sarangnya, seakan siap menggigit orang itu. Orang itu dengan senjatanya berupa palu besar berusaha menghindari serangan itu. Pedang Shi Tu Tian Xin sangat ringan. Tangannya tergetar oleh benturan palu besi dan terasa kesemutan. Tapi dia adalah anak yang pintar, satu jurus tidak mengenanya, dia tidak menyerang dengan terang-terangan. Dia membalikkan tangannya berusaha menusuk kaki lawannya yang berada di perut kuda. Orang itu tidak menyangka bahwa dia akan diserang dengan cara seperti ini. Rasa sakit membuatnya berteriak lalu terjatuh dari atas kuda. Shi Tu Tian Xin ingin maju kembali untuk menyerangnya, ternyata sudah ada 2 orang Chang Xiao Bang yang datang menuju tempatnya dan mereka pun; mulai mengeluarkan golok. Tapi Shi Tu Qing Yan sudah maju menghadang mereka. Sebuah pisau berhasil melukai laki-laki itu. Mereka marah dan berkata, "perempuan centil, berani benar mencoba membunuh kami! Lihat jurus ini!" Mereka bertarung dengan Shi Tu Qing Yan. Pertarungan terjadi 4 lawan 2, walaupun keturunan Shi Tu ke 12 tidak menyukai ilmu silat tapi karena mereka sangat pintar, mereka selalu berada di atas angin, apalagi Shi. Tu Qing Yan, dia benar- benar seperti walet terbang, terbang ke sana dan ke sini. Dalam sepuluh jurus berhasil melukai lagi laki-laki yang tadi. Sekarang hanya tertinggal seorang Chang Xiao Bang yang belum terluka. Tiba-tiba ada suara berat membentak, "berhenti! Biar aku yang bertarung dengan mereka!" Suara ini berat dan berwibawa. Membuat orang-orang berhenti bertarung. Kakak beradik Shi Tu juga membalikkan badan dan melihat orang itu. Kuda keenam yang datang adalah kuda yang tinggi besar, kuda itu berjalan dengan pelan. Seseorang turun dari kuda. Orang ini setengah baya. Warna wajahnya seperti besi, seluruh badannya dipenuhi dengan otot yang sangat kencang dan kuat. Bajunya seperti terbuat dari tembaga. Kepalan tangannya menonjol sebesar mangkuk, dia tampak hitam dan kasar, urat-uratnya bertonjolan. Begitu turun dari kuda, penanpilannya saja sudah membuat orang takut. Angin dingin bertiup, awan putih pun lewat dengan cepat. Angin musim semi kadang-kadang juga terasa menakutkan. Orang-orang Chang Xiao Bang dengan hormat mundur dan menjawab, "baik, wakil ketua Bang." Wakil ketua Bang? Wakil ketua perkumpulan terbesar? Dia adalah si Kepalan Besi, Qu Lei. Terdengar Shi Tu Qing Yan berkata, "siapa pun dia, di sini tidak akan bisa membuat keadaan ayahku terancam." Shi Tu Tian Xin yang masih kecil tidak mengerti apa-apa. Tiba- tiba dia menyerang Qu Lei dengan pedang dan berkata, "kau mempunyai kepandaian apa? Berani mencari masalah dengan Wisma Shi Jian?" Shi Tu Tian Xin menyerang Qu Lei dengan pedangnya, tapi Qu Lei seperti tidak merasakannya Kakak beradik Shi Tu tidak dipandang sama sekali. Dia hanya berkata, "cari mati saja!" Tiba- tiba dia sudah menyerang dengan kepalan tangannya. Hanya satu kali menyerang, kepalan tangan Qu Lei yang besar dengan tepat mengenai pedang Shi Tu Tian Xin. Pedang yang melayang dan menusuk kepalan tangan Qu Lei, telah menjadi hancur lebur. Sebuah pedang yang begitu tajam tidak kuat menahan serangan kepalan tangan Qu Lei. Shi Tu Tian Xin terkejut dan tidak sadar mundur satu langkah. Shi Tu Qing Yan dengan cepat maju dan berkata, "kami tahu kami bukan lawanmu. Kecuali kau membunuh kami, kami tidak akan ikut pulang denganmu yang bertujuan mengancam ayahku." Wajah Qu Lei sama sekali tidak ada ekspresi, dia tetap melihat ke depan dan berkata, "kalau begitu aku akan menuruti permintaanmu." Tiba-tiba dia mengeluarkan kepalan tangannya lagi. Biarpun ilmu meringankan tubuh Shi Tu Qing Yan tinggi tapi tetap tidak bisa menahan kecepatan kepalan tangan Qu Lei. Terpaksa Shi Tu Oing Yan mengeluarkan jurus pedangnya. Begitu kepalan tangan sampai, pedang itu malah putus dan kepalan Qu Lei masih maju dengan kecepatan tinggi menuju dada Qing Yan. Shi Tu Tian Xin sangat kaget. Shi Tu Qing Yan pun menutup mata menunggu kematian. Tiba-tiba dari langit ada sesosok baju putih yang berkelebat. Begitu dilihat dengan jelas lagi, Shi Tu Oing Yan sudah berpindah sejauh beberapa meter dari tempat tadi. Di depannya ada seorang yang tampak terpelajar mengenakan baju putih. Dia tampak santai, tangannya menuntun Shi Tu Tian Xin. Dia tertawa. Satu lagi adalah pemuda beralis hitam dan bermata besar, berbaju hitam, dan seorang pemuda berbaju hijau yang tampak angkuh. Mereka berjalan pelan-pelan ke tempat Qu Lei. Shi Tu Qing Yan melihat terus kepada mereka, pemuda berbaju putih tersenyum kepadanya. Shi Tu Qing Yan menjadi malu dan wajahnya memerah. Dengan suara kecil dia bertanya, "kau adalah...." Begitu Fang Zhen Mei mendekat, Qu Lei tidak memukul dengan kepalan tangannya. Dengan cepat dia menarik kembali kepalan tangannya. Kedua matanya tetap memandang lurus ke depan dan berkata, "ilmu meringankan tubuh Tuan sangat hebat." Kata Fang Zhen Mei, "tidak! Tidak! Wakil ketualah yang menarik kembali kepalan tangan." Ou Lei berkata lagi, "Tuan mempunyai ilmu meringankan tubuh begitu cepat, apakah Tuan adalah si Baju Putih, orang berbakat Fang Zhen Mei?" Jawab Fang Zhen Mei tertawa, "aku tidak berbakat...." Shi Tu Qing Yan berteriak, "kau adalah Paman Fang...." Dia pernah mendengar tentang si Orang Berbakat, Fang Zhen Mei. Ayahnya pun sangat akrab dengan dia. Selama ini Shi Tu Qing Yan tidak mengira bahwa orangnya masih muda dan mempunyai ilmu silat tinggi, semua dikiranya hanya dilebih-lebihkan. Yang bernama Fang Zhen Mei pasti seorang pesilat yang gagah dan umurnya setengah baya, yang baru bisa diakui oleh ayahnya sebagai saudara angkat. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang berada di depan matanya, begitu ramah dan terpelajar, adalah orang yang menggegerkan dunia persilatan. Kata Taman', kata ini sulit untuk disebutkan. Qu Lei dengan dingin berkata, "ini adalah urusan antara Chang Xiao Bang dengan Wisma Shi Jian, lebih baik Tuan jangan ikut campur!" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah kami hanya akan melihat orang yang terkenal di dunia persilatan membunuh orang muda di dunia persilatan dan kami sama sekali tidak boleh ikut campur? Orang seperti aku ini sangat aneh. Aku akan membuat keanehan lagi!" Guo Ao Bai yang berada di pinggir marah dan berkata, "Qu Lei, aku ingin tahu apakah pedangku lebih tajam atau kepalan tanganmu lebih tajam?" Qu Lei membalikkan badan dan bertanya, "siapa kau?" "Han Ying Bao, Guo Ao Bai." Qu Lei melihat Guo Ao Bai dan berkata, "tadi pagi aku mendengar kabar katanya ada yang membuat keributan di Chang Xiao Bang, apakah itu kau?" Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "betul, tidak salah!" Qu Lei dengan suara berat berkata, "baiklah, aku akan menangkapmu dulu untuk dibawa pulang. Aku akan lihat bagaimana ketua menghukummu?" Matanya mengeluarkan hawa membunuh, dia ingin membunuh, Guo Ao Bai hatinya bergetar. Wo Shi Shui yang berada di pinggir tiba-tiba berkata, "nanti dulu." Qu Lei membalikkan badan melihat Wo Shi Shui. Dia berkata, "Kau juga berada di sini?" Wo Shi Shui terdiam dan Qu Lei pun tertawa dingin, "Pendekar Wo Shi Shui, apakah kau pernah berjanji sesuatu kepada seseorang? Sekarang kau berada di sini, mengapa masih mau menunggu?" Shi Tu Qing Yan yang cantik lupa bahwa dia berada dalam keadaan berbahaya karena dia telah dibuat bingung oleh 3 orang pendekar muda. Sebentar Fang Zhen Mei berbicara, sebentar Pendekar Wo Shi Shui, satu lagi ada Guo Ao Bai, mereka masih muda. Dengan aneh dia terus melihat 3 orang ini. Terdengar Wo Shi Shui berkata, "tidak perlu kau beritahu, kata- kataku bisa dipegang!" Kemudian dia membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Fang Zhen Mei, "sekarang kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati. Bila kau menang aku akan memotong kepalaku untukmu. Bila aku menang, aku akan mengantar pulang kakak beradik Shi Tu dan membela Wisma Shi Jian membasmi Chang Xiao Bang untuk menyembayangi rohmu yang beraMa di langit." Kakak beradik Shi Tu dibuat bingung oleh kata-kata Wo Shi Shui, bukankah tadi Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei secara bersamaan muncul? Mengapa sekarang mereka harus bertarung satu lawan satu? Kakak beradik Shi Tu merasa aneh. Fang Zhen Mei sendiri pun sebenarnya merasa aneh. Dia tahu bahwa Wo Shi Shui seperti diancam oleh seseorang dan terpaksa harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Sepertinya ini ada hubungan dengan Chang Xiao Bang dan Qu Lei. Tapi Wo Shi Shui terus mengatakan bahwa dia ingin membasmi Chang Xiao Bang, benar-benar membuat orang menjadi bingung. Tanya Fang Zhen Mei, "kapan kita akan bertarung?" Jawab Wo Shi Shui dengan tegas, "sekarang!" Angin berhembus dengan kencang. Awan terus berubah. Baju putih Fang Zhen Mei melambai-lambai ditiup angin, dengan gagah dia berdiri. Baju hitam Wo Shi Shui seperti besi melambai dengan cepat. Dia maju selangkah dan berteriak, "mulai!" Dia sudah mulai menyerang. Serangan kepalan tangan sepertinya jurus itu tidak ada yang aneh, tapi membawa angin yang besar. Cepat dan tepat, angin ini terus menyerang ke arah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, dia membalikkan serangan seperti tidak bertenaga. Waktu itu Qu Lei diam-diam mulai menyerang kakak beradik Shi Tu. Qu Lei bisa menyerang kakak beradik Shi Tu karena dia sudah mendengar sendiri kata-kata Wo Shi Shui. Siapa pun yang di antara mereka berdua, mereka pasti akan melarang dia menculik kakak beradik ini. Lebih baik sekarang dia membunuh mereka untuk menghindari kerepotan di kemudian hari. Dia pun tahu Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bertarung, ilmu silat mereka begitu tinggi, siapa pun tidak akan bisa datang untuk melerai mereka. Jika salah satu dari mereka datang untuk menolong, dia pasti akan mati di tangan lawan. Kakak beradik Shi Tu bukan keluarga mereka, tidak perlu karena urusan mereka mengorbankan nyawa sendiri. Qu Lei pun tahu Shi Tu Qing Yan tidak akan bisa menerima serangannya dan dia masih ada waktu untuk membunuh Shi Tu Tian Xin. Guo Ao Bai berada di pinggir mereka, Guo Ao Bai bukan lawannya! Karena itu dengan tenang dia menyerang, begitu kepalan tangan dikeluarkan, suaranya seperti suara hujan dan guntur, juga seperti laut yang bergelora dan berdebur. Begitu suara hujan dan guntur berbunyi, Fang Zhen Mei segera mengubah jurusnya, tubuhnya seperti bayangan, kelima jarinya seperti petir mencakar kepalan tangan kiri Qu Lei. Tepat pada waktu itu juga Wo Shi Shui mengubah kepalan tangannya menjadi pisau tangan dan dia menepis tangan kiri Qu Lei. Sebenarnya Fang Zhen Mei pada saat mengubah jurus untuk menolong orang, jika Wo Shi Shui tetap menyerang, Fang Zhen Mei akan terbunuh saat itu juga. Tetapi pada waktu itu Wo Shi Shui pun ikut menolong Shi Tu Qing Yan dan tepat pada waktu itu juga Guo Ao Bai mengeluarkan pedang dan siap memotong tangan kanan Qu Lei. Fang Zhen Mei mengeluarkan serangan sangat tenang dan tidak bersuara. Wo Shi Shui mengubah jurus secepat kilat. Hanya Guo Ao Bai pada sat mengeluarkan jurus pedang bersuara. Suara ini membuat Qu Lei segera waspada, tapi kepalan tangan kiri tetap menyerang ke arah Shi Tu Qing Yan. Tangan kanannya dilayangkan. Tangannya memukul pedang Guo Ao Bai. Pedang itu pun patah dan terbang melayang. Segera Guo Ao Bai memegang pinggangnya. Dia mencabut pedang dan dikeluarkannya, dia siap untuk menyerang lagi tapi keadaan sudah menjadi tenang. Dan dia tidak perlu menyerang lagi. Waktu Qu Lei sedang bertarung dengan Guo Ao Bai, Fang Zhen Mei sudah mencengkram tangan kirinya. Qu Lei ingin menarik kembali tangannya tapi tenaga telapak Wo Shi Shui seperti pisau sudah memotong tangannya. Tangannya terputus dan terbang ke atas kemudian terjatuh ke bawah. Fang Zhen Mei segera melonggarkan tangannya, Qu Lei mundur beberapa langkah. Keringat dingin dengan deras mngucur keluar. Dia melotot kepada mereka bertiga. Fang Zhen Mei tidak menyangka Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai bisa mengeluarkan jurus begitu dasyat. Wo Shi Shui juga tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Guo Ao Bai akan mengeluarkan serangan. Apalagi Guo Ao Bai, dalam mimpi pun dia tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui akan membantunya. Tiga orang pendekar telah bergabung dan menyerang secara bersamaan, bagaimana Ou Lei bisa bertahan menghadapi mereka. Dalam hidupnya dia sudah bertarung sebanyak 600 kali, dan dia belum pernah kalah. Sekarang hanya dalam satu jurus saja, tangan kirinya sudah putus. Shi Tu bersaudara, apalagi Shi Tu Qing Yan seperti baru saja bermain sebentar di depan pintu dewa kematian. D;a bersiap menunggu maut menjemputnya tetapi orang yang berbaju hitam, putih dan hijau lewat di dekat mereka dan Qu Lei yang gagah pun sekarang hanya memiliki sebelah tangan. Fang Zhen Mei dengan diam berdiri di tempatnya. Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "kau pulang dan beristirahat dulu!" Wo Shi Shui juga melihat ke arah Ou Lei dan berkata, "hari ini aku mematahkan sebelah tanganmu, ini sangat tidak adil. Tapi aku juga tidak mau membunuhmu. Pergilah!" Qu Lei melihat keadaan dirinya dia merasa sedih dan juga marah. Tapi keadaan itu hanya sebentar, sekarang dia sudah tampak tenang kembali. Sikapnya kembali lagi ke asal. Sepertinya tangan yang terpotong tadi bukan tangannya tapi tangan milik orang lain. Kemudian dia melihat 3 orang musuhnya ini, segera dia mengangkat kaki dan pergi dari sana. Fang Zhen Mei melihat Qu Lei sudah pergi, sisa murid Chang Xiao Bang yang tadi ikut mengejar pun sudah pada kabur. Mata Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, sorot mata Wo Shi Shui seperti sedang tertawa. Tawanya seperti angin musim semi, hangat melewati bumi dan langit. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "pertarungan ini kita robah waktunya, bagaimana?" "Mengapa?" "Aku harus mengantar Nona Shi Tu kembali ke Wisma Shi Jian dulu. Masih ada hal yang belum ku selesaikan. Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti memulai perang. Bila Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti Xue He, dia pasti akan kalah dari Ketua Zheng yang selalu menggunakan Chang Xiao Bang Qi Ji (Tujuh Pukulan Perkumpulan Selalu Tertawa)." Kata Wo Shi Shui, "baiklah!" Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "sebenarnya aku pun masih memiliki banyak persoalan yang belum diselesaikan." Tawanya mengandung kesedihan, "besok pagi, di sini di waktu yang sama kita bertarung lagi, bagaimana?" Jawab Fang Zhen Mei, "baiklah!" Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "aku ingin menanyakan satu hal kepadamu!" "Katakanlah!" "Apakah Pedang Sakti Xue He milik Wisma Shi Jian kau yang mencurinya?" tanya Fang Zhen Mei. "Tidak!" Dengan tegas Fang Zhen Mei berkata, "aku pun mengira bukan kau yang melakukannya!" Kali ini malah Wo Shi Shui yang bertanya dengan aneh, "aku menjawab bukan, mengapa kau percaya begitu saja?" Tanya Fang Zhen Mei, "bila aku tidak percaya, untuk apa aku bertanya kepadamu?" Tiba-tiba mata Wo Shi Shui memancarkan cahaya, persahabatan menimbulkan perasaan hangat, kepercayaan yang diberikan pun terasa hangat. Guo Ao Bai yang berdiri di pinggir, tiba-tiba merasa selama hidupnya yang hampir 20 tahun ini belum pernah dia merasakan hal seperti hari ini. Dia juga berkata, "kata-kata Fang Zhen Mei benar." Wo Shi Shui melihatnya, kemudian berkata kepada Fang Zhen Mei, "besok kita bertemu lagi di sini!" Kemudian dia tertawa dengan t$wa senang, tawanya terlihat sangat kekanak-kanakan tapi terasa hangat. Dia berkata, "kalau saja kita bertemu bukan di tempat dimana kita harus bertarung, aku sangat ingin...." Dia melihat Fang Zhen Mei dan juga melihat Guo Ao Bai, dengan suara kecil dia berkata, "ingin bersahabat dengan kalian!" ---ooo0dw0ooo--- Matahari musim semi sudah terbit. Empat ekor kuda dengan cepat berlari melintasi jalan. Burung-burung berkicauan di pohon, di sana sini tampak penuh sesak oleh orang-orang, mengapa dunia ini begitu kejam? Shi Tu Tian Xin berkuda di belakang Guo Ao Bai, dia tertarik dengan Guo Ao Bai, mungkin karena umurnya lebih dekat dengan Guo Ao Bai. "Kakak Guo, senjatamu adalah pedang, aku pun seperti itu.Mengapa ilmuku tidak bisa sebagus ilmumu dan tidak secepat dirimu?'' "Tidak, ilmu pedangku bukan untuk dilihat dan dipamerkan. Jurus-jurus pedangku banyak, yang benar-benar disebut jurus pedang tapi banyak juga jurus yang bukan jurus pedang. Yang penting jurus-jurus pedangku bisa membuat orang merasa kebingungan dan tidak tahu mana yang benar dan mana yang palsu. Kemudian mereka akan tertusuk oleh pedangku tanpa sadar. Pedang dimainkan dengan cepat karena aku ingin dia pun bergerak dengan cepat." "Aku pun menginginkan pedangku bergerak dengan cepat, tapi pedangku tidak mau cepat." "Kau menginginkan pedangmu bergerak cepat, bila kau tidak melatihnya menjadi cepat, itu sama saja tidak berguna." "Maksudmu?" "Harus latihan!" "Kecuali rajin berlatih, apakah ada cara lain yang membuat ilmu pedangku menjadi cepat?" "Tidak ada!" Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab. Dia berkata lagi, "sejak umur 4 tahun ayahku sudah mengajarkan ilmu pedang kepadaku. Setiap hari aku harus mencabut pedang dari sarungnya ribuan kali. Qi Chong Tian Jian Fa hanya ada 7 jurus. Yang lainnya adalah perubahan. Setiap hari satu jurus aku latih seribu kali. Hingga tahun lalu aku baru bisa menguasai ilmu pedang ini. Paling cepat menusuk terus menerus sebanyak 98 kali, bila kau rajin berlatih semua jurus akan sangat mematikan. Bila kau malas, maka semua jurus bisa dikalahkan!" Shi Tu Tian Xin terpaku mendengarnya. Shi Tu Qing Yan yang berada di sebelah sana pun terus bertanya kepada Fang Zhen Mei, "mengapa ilmu silatmu begitu tinggi, apakah kau bisa mengajarkan kepadaku 1 atau 2 jurus?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "kau harus meminta ayahmu mengajar semuanya kepadamu. Ilmu silatku jauh di bawah tingkat ayahmu." "Aku tidak mau. Ilmu silat ayahku sangat monoton, aku tidak tertarik!" "Kalau begitu, ilmu silatku akan lebih tidak menarik bagimu?" "Tidak! Kau bohong. Kau sangat menarik, ilmu silatmu pun pasti akan menarik juga. Apakah kau membenciku sehingga tidak mau mengajariku?" Shi Tu Qing Yan terus memandang kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan yang masih naif dan polos, tidak sengaja dia memegang dahinya dan menarik nafas. Dia hampir memutuskan bahwa dia sudah tua' dan dia berkata, "baiklah, aku mengajarimu satu jurus!" Dengan senang Shi Tu Oing Yan meloncat dan turun dari kuda dan bertepuk tangan sambil tertawa, "baiklah, ajari aku sekarang! Ajari sekarang!" "Baiklah. Kau dengar baik-baik, setiap hari di sebuah papan yang licin yang sudah diberi minyak yang banyak. Kakimu diikat dengan pemberat 5 kilogram dan di telapak sepatu dipaku 11 biji Yang Mei (plum). Kemudian kau bolak balik berlari di papan itu, semakin cepat maka itu akan semakin baik. Satu hari kau harus berlatih selama satu jam dan tidak boleh berhenti juga tidak boleh terjatuh. Pertama, kau berlatih langkah-langkah ilmu silat, kedua, berlatih ilmu meringankan tubuh. Ketiga baru latihan pernafasan...." Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang sedang melotot kepadanya. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "benar kan kau tidak tertarik? Baiklah, bila kau tertarik, di atas kepalamu letakkan sebuah lilin. Pada saat kau berlari lilin itu tidak boleh jatuh. Nanti lilin itu akan dipasang api. Jika sedang berlari api lilin tidak boleh padam. Bila kau berlatih secara berturut-turut dalam 3 tahun kau bisa dan sama sekali tidak akan bersuara saat kau berlari." Shi Tu Qing Yan berkata, "lebih baik berlari ada suara, kalau tidak bersuara akan mengagetkan orang." ---ooo0dw0ooo--- Di Wisma Shi Jian. Empat ekor kuda dan penunggangnya hampir tiba di sana. Sudah ada murid Wisma Shi Jian yang melapor kepada ketua keempat, Tie Gong Yin Dan, Lu Yi Feng. Dia bersiap menyambut di luar pintu. "Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo, akhirnya kalian kembali. Melihat kalian tidak pulang semalam, Ketua sangat risau. Hampir saja dia dan Kakak He, dan kakak ketiga Yin Yang pergi Chang Xiao Bang untuk mencari kalian." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang kenalan, jadi kita jadi pulang agak terlambat, membuat ketua menjadi khawatir, aku benar-benar minta maaf!" Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "jangan berkata seperti itu. Tuan Fang karena masalah yang terjadi di wisma kami harus berlari ke sini dan ke sana, itu sudah cukup melelahkan. Malah kami yang harus berterima kasih!" Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "orang yang sibuk berlari ke sini dan ke sana adalah Pendekar Guo. Dia sendiri masuk ke markas Chang Xiao Bang, dia berhasil membunuh beberapa orang ketua panji dan ketua lainnya. Kata-kata ini membuatku malu." Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang, kau terlalu memujiku. Kau adalah orang yang dalam kurun waktu 300 tahun ini, satu- satunya pendekar yang belum pernah membunuh orang, dan tanganmu tidak pernah ternoda oleh darah. Dalam pertarungan kemarin, membuktikan bahwa hal ini bukan gosip." Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "kalian berdua masih muda dan terlalu merendahkan diri...cepatlah turun! Ketua sedang risau menunggu kepulangan kalian." Terdengar Shi Tu Qing Yan dengan suara manja berkata, "Paman Lu, kau terus melayani orang-orang ini, kau sudah melupakan kami!" Melihat kakak beradik Shi Tu, dia seperti terkejut, dengan cepat dia tawanya kembali dan berkata, "hai, Xiao Yan, Tian Xin, mengapa kalian bisa pulang bersama dengan Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo?" Shi Tu Tian Xin dengan cepat menjawab, "tadinya kami ingin pergi ke markas Biao Qing Yun untuk mengunjugi Paman Yan, tapi di tengah perjalanan kami bertemu dengan orang-orang Chang Xiao Bang yang berniat menculik kami. Kami bertarung dengan mereka kemudian datang seseorang yang bermarga Lei, dia adalah wakil ketua Chang Xiao Bang. Begitu dia datang, kami tidak bertarung lagi. Paman Shen dan yang lainnya karena ingin melindungi kami, maka mereka semua mati." Tanya Lu Yi Feng, "apakah orang itu adalah si Kepalan Besi, Qu Lei?" Jawab Shi Tu Tian Xin, "benar. Kami bertarung sambil berlari. Dia sama sekali tidak mau bertarung, terakhir...kami bertemu dengan Tuan Muda Fang, Pendekar Muda Guo dan satu lagi yang bernama Wo Shi Shui. Mereka berhasil memukulnya dan dia pun melarikan diri." "Bagaimana Qu Lei keadaannya?" "Dia sudah melarikan diri!" Kata Shi Tu Qing Yan, "dia berhasil kabur dan tangannya pun putus sebelah." Lu Yi Feng terkejut dan berkata, "apa?" Dengan serius Shi Tu Tian Xin menjelaskan, "pertama, Pendekar Muda Guo menarik perhatiannya, kemudian Tuan Fang mencengkram tangannya dan Wo Shi Shui dalam sekali pukul, tangan Qu Lei langsung terputus." Lu Yi Feng terpaku dan terkejut. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah sekarang kami bisa bertemu dengan ketua?" Lu Yi Feng seperti baru terbangun dari mimpi. Dengan cepat dia berkata, "boleh, boleh! Kalian berdua masuklah dulu, aku akan mengantar anak Yan dan anak Xin mengganti pakaian dan segera menyusul ke sana." ---ooo0dw0ooo--- "Asal selamat," Shi Tu ke 12 mengerutkan alisnya yang putih dengan penuh rasa kekhawatiran. Dengan suara kecil dia berkata, "Adik Guo, kali ini kau pergi ke Chang Xiao Bang membuat musuh menjadi takut, ini perbuatan yang sangat mengagumkan, tapi bila terjadi sesuatu padamu, semua akan membuatku tidak memiliki muka bila bertemu dengan ayahmu." "Untung saja kali ini ada ada Tuan Fang yang datang menolong. Kalau tidak aku sudah jatuh ke tangan Fang Zhong Pin." "Demi wismaku, kalian berdua tidak takut akan bahaya yang menimpa kalian, ini benar-benar membuatku kaget." Shi Tu ke 12 melihat Guo Ao Bai. Dalam waktu semalam kesombongannya sudah berkurang dan sikapnya pun menjadi ramah. Fang Zhong Pin adalah si Pedang Kilat. Katanya dia memiliki pedang yang paling cepat di dunia persilatan. Orangnya masih muda tapi bakatnya sudah sangat menonjol, hanya sayang hatinya jahat, suka iri dan cepat marah. Tapi pedangnya bisa dikatakan nomor satu di dunia persilatan, sampai sekarang tidak ada yang bisa melebihi kemampuannya. Sedangkan Qu Lei, di dalam perkumpulan Chang Xiao Bang ilmu silatnya berada di bawah Zheng Bai Shui. Sekarang tangannya dipatahkan oleh kalian, sepertinya hubungan kita dengan Chang Xiao Bang adalah taraf bermusuhan. Hanya saja Pendekar Wo Shi Shui adalah keponakan Zheng Bai Shui. Di satu sisi dia ingin membunuhmu tapi di lain pihak dia pun ingin membasmi penjahat yang berada di Chang Xiao Bang, benar-benar sulit diterka." Kata Fang Zhen Mei, "Kelihatannya karena terpaksa Wo Shi Shui ingin membunuhku. Mungkin dia pernah berjanji dengan seseorang... tapi pertarungan kan dilakukan besok, benar-benar membuatku berada di posisi sulit." Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "kalian berdua adalah pendekar muda, untuk apa bertarung? Jika kalian bisa menjadi teman, bukankah itu lebih baik? Hai, tapi bila Tuan Fang bertarung dengan Wo Shi Shui, dugaanku Tuan Fang lah yang akan menang.. .kalau bukan karena wismaku, kalian tidak akan menjadi seperti ini." Fang Zhen Mei berkata, "tidak. Bila aku tidak membantu wisma ini, Wo Shi Shui tetap akau mencariku. Yang dia cari bukan Wisma Shi Jian melainkan aku!" Guo Ao Bai juga berkata, "aku berharap hidup ini bisa berharga, bila hanya hidup di dalam kesepian, lebih baik mati." Shi Tu ke 12 meminum tehnya. Dia melihat daun teh yang terapung di atas air tehnya, hijau, tipis, daun itu seperti sebuah perahu. Dia berkata, "aku merasa semua ini ada hubungannya dengan Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian...." Tiba-tiba pintu didobrak oleh, seseorang yang berpakaian tidak rapi, dia masuk dan berteriak, "Ketua, Kakak, anak Yan dan anak Xin diculik." Segera Shi Tu ke 12 berdiri. Dia memapah Lu Yi Deng dengan perhatian, dia berkata, "Adik Keempat, apakah kau terluka? Apakah lukamu berat?" Dia ketua di sini, putra dan putrinya diculik. Dia belum bertanya dengan jelas dia malah menanyakan keadanan luka wakilnya, ini benar-benar sikap yang sangat baik. Terdengar Lu Yi Feng dengan suara keras berkata, "tadi aku mengantar anak Yan dan anak Xin ke Qing Feng Ge (nama rumah), tiba-tiba ada sesorang yang berbaju hitam. Dia mengeluarkan jurus sangat cepat seperti kilat dan menyerangku. Dia juga membacok 3 orang murid Wisma Shi Jian hingga terluka kemudian menculik anak Yan dan anak Xin. Waktu aku akan mengejar, dia memukulku dengan sebuah batu. Begitu aku menerima batu itu, dia sudah menghilang." Shi Tu ke 12 terdiam sebentar lalu bertanya, "apakah kau mengenali orang itu?" Jawab Lu Yi Feng, "tidak. Tapi dia mengatakan bahwa dia adalah Wo Shi Shui." Hati Shi Tu ke 12 bergetar dan berkata, "apa?" Lalu dia melihat ke arah Fang Zhen Mei. Dengan suara kecil Fang Zhen Mei bertanya, "apakah memang dia?" Shi Tu ke 12 bertanya kepada Lu Yi Feng lagi, "bagaimana keadaan murid-murid?" Dia tetap memperhatikan keadaan orang lain. Lu Yi Feng dengan terengah-engah menjawab, "semua sudah mati." Guo Ao Bai marah dan berkata, "mengapa Wo Shi Shui melakukan semua ini?" Lu Yi Feng mengeluarkan sebutir batu dan berkata, "di dalam butiran batu ini ada sehelai kertas. Kakak, tulisan ini ditujukan untukmu." Shi Tu ke 12 menerima dan membuka kertas itu, tertulis: "Ketua Shi Tu, Pedang Sakti Xue He, Shi Tu Qing Yan, dan Shi Tu Tian Xin, berada di tempatku dulu. Jika Tuan menginginkan pedang dan anak-anakmu, harap Ketua sendiri yang datang ke tempatku. Aku akan dengan senang hati menyambut kedatanganmu. Bila ada yang mengikutimu berarti kau sengaja mengajakku bertarung. Waktu itu juga pedang dan anak-anakmu akan kumusnahkan. Jangan mengatakan bahwa aku tidak mempunyai perasaan karena itu aku menasehati Kakak. Jangan langgar perjanjian malam ini supaya tidak menyesal di kemudian hari." Yang tanda tangan adalah Zheng Bai Shui. Lu Yi Feng bertanya kepada Shi Tu 12, "Kakak, apa isi surat itu?" Shi Tu ke 12 melambaikan tangannya, dengan lesu dia berkata, "Adik Keempat, istirahatlah dulu. Biar aku yang mengurus masalah ini." Shi Tu ke 12 duduk di kursinya dan dia meminum tehnya. Fang Zhen Mei sudah membaca surat ini. Sekarang Guo Ao Bai sedang membacanya, begitu selesai membaca dia langsung menggebrak meja dan berkata, "mana boleh seperti itu, Zheng Bai Shui benar- benar hina! Malam ini aku akan mencari dia untuk membalas dendam!" Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "jangan terbawa emosi." Dia membalikkan badan dan bertanya kepada Fang Zhen Mei, "Zheng Bai Shui mengaku secara terang-terangan bahwa dia mencuri Pedang Sakti Xue He, dia juga berani menyuruh orangnya masuk ke wismaku lalu menculik putra putriku, dia bermaksud memberikan sendiri undangannya. Bila dia bisa menyandera atau membunuhku, Wisma Shi Jian pasti tidak perlu bertarung lagi tapi semua ini berati kita kalah sebelum bertarung dulu. Dia terlalu menganggap enteng Wisma Shi Jian. Kecuali aku dan Bu Le, mereka sudah siap sehidup semati dengan Wisma Shi Jian. Dia mengundangku ke sana. Bila aku membawa orang dia pasti mengira aku takut kepadanya, apalagi nyawa anak-anakku akan terancam. Bila aku tidak pergi, maka aku akan ditertawakan oleh semua orang. Nyawa anak Yan dan anak Xin tidak akan terjamin. Malam ini aku harus pergi ke Chang Xiao Bang. Walaupun Chang Xiao Bang adalah kandang harimau dan sarang naga, aku sudah siap. Aku berharap bila terjadi sesuatu padaku, aku mohon Tuan Fang melarang si hitam dan yang lainnya jangan mengorbankan nyawa dengan sia-sia dan jangan gegabah bergerak sendiri. Aku juga berharap Pendekar Muda Guo bisa membantu Bu Le, meminta keadilan di dunia persilatan ini." Kata Fang Zhen Mei, "Ketua, Anda jangan sendiri menghadapi keadaan yang berbahaya ini. Chang Xiao Bang hanya menentukan satu oiang yang boleh pergi ke sana. Tapi dia tidak menunjuk orang yang harus pergi. Aku bisa mewakili Ketua pergi ke Chang Xiao Bang." Kata Shi Tu ke 12 dengan singkat, "tidak! Ini adalah permasalahan Wisma Shi Jian. Harus orang-orang wisma sendiri yang melaksanakan semua ini. Kami sudah merepotkan kalian berdua. Kecuali aku, dalam perkumpulan Wisma Shi Jian ini sepertinya tidak ada orang yang bisa bersaing dengan Zheng Bai Shui karena itu aku yang harus pergi!" Segera Fang Zhen Mei berkata, "Ketua ada pepatah begini 'di dunia kita berteman, apa artinya teman? Dua orang teman diancam pisau, kita menganggap tidak apa-apa' apa artinya?" Shi Tu ke 12 berpikir, "Ini..." Kata Fang Zhen Mei, "Ketua tidak perlu banyak berpikir, kalau ketua memandang remeh kepadaku, aku segera pergi dari sini. Kelak akupun tidak akan menginjak Wisma Shi Jian lagi. Malam ini aku akan pergi ke Chang Xiao Bang, aku yang akan mewakilimu. Karena bila Wisma Shi Jian tidak ada ketua, dia tidak akan bisa apa- apa, seperti naga yang tidak mempunyai kepala. Aku Fang Zhen Mei, tidak ada yang harus kupikirkan, pada saat bertarung dengan Zheng Bai Shui aku tidak ada beban apa pun!" Shi Tu ke 12 tidak bisa menjawab, "ini...hai...." Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Tuan Muda Fang, ilmu silatmu tinggi, kau adalah orang yang pantas pergi ke sana tapi Tuan Muda Fang, jangan lupa besok kau akan bertarung dengan Wo Shi Shui. Kalau tidak beristirahat dengan cukup, ini akan cukup menyulitkan." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "malam ini aku ingin mencari apakah Wo Shi Shui adalah orang yang berwajah dua? Kalau betul dia orang seperti itu, besok aku akan bertarung dengannya secara bebas. Kalau dia bukan orang seperti seperti itu, besok aku tidak bisa bertarung dengannya. Karena itu urusan pribadiku, aku pun harus pergi ke Chang Xiao Bang. Keahlian apa yang tidak dimiliki Fang Zhen Mei? Yang ada hanya keberanian. Jika Ketua menolak lagi, aku akan menganggap Ketua meremehkanku." Shi Tu ke 12 masih berpikir dan berkata, "ini tidak boleh...." Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "menjaga keadilan, wajib dilakukan semua orang. Kalau Ketua terus menolak, ini benar-benar membuat orang marah. Jika ilmu silatku berada di atas Kakak Fang, aku juga akan mewakili Ketua pergi ke sana. Sekarang ilmu silatku hanya seperti ini, kalau aku yang pergi akan mencelakai putra putrimu dan juga akan mencelakai Kakak Fang. Aku mohon Ketua jangan ragu- ragu lagi." Akhirnya Shi Tu ke 12 berkata, "baiklah. Aku berharap Tuan Muda beristirahat dulu. Sesudah makan malam, baru pergi ke Chang Xiao Bang. Bila malam ini kita bisa menepati janji kepada mereka, itu sudah cukup." Kata Fang Zhen Mei, "aku merasa hal ini sudah dekat dengan mata. Menolong orang seperti menolong api, lebih baik sekarang juga pergi." Shi Tu ke 12 tetap mempertahankan kata-katanya, "sekarang sudah siang, Tuan Muda pergi ke Chang Xiao Bang pun masih terlalu pagi. Aku akan menyiapkan sayur dan arak untukmu, supaya kau lebih berani menghadapi Chang Xiao Bang." Fang Zhen Mei melihat ke langit, akhirnya dia berkata, "Baiklah!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 8 Ketua Chang Xiao Bang Di Chang Xiao Bang. Dalam markas Chang Xiao Bang. Di halaman markas para pengawal sebaris demi sebaris menjaga Chang Xiao Bang, tetapi di dalam ruangan sangat sepi sepertinya tidak ada satu orang pun di sana. Tapi...tidak. Ada seseorang, ada satu orang. Orang ini mengenakan baju putih yang panjang, berdiri di tengah-tengah halaman. Matahari menyinari tubuhnya tampak seperti cahaya bulan. Sepertinya dia tidak takut kepada panasnya matahari, tapi dia pun menyukai gelap. Sinar matahari membuat bayangannya menjadi panjang. Orang ini meletakkan tangan di belakang badannya. Dia seperti memandang langit juga melihat bumi tapi juga seperti tidak melihat apa pun. Dia memandang semua yang ada di sekelilingnya. Misalnya ada seorang penjaga Chang Xiao Bang yang mengantuk sewaktu piket, hukumannya adalah jari kelingkingnya dipotong. Seperti sekarang di halaman tampak sebuah pohon tua yang tumbang kemudian ditanam sebuah pohon kecil di tempat itu. Dia sedang berpikir, Chang Xiao Bang sudah berkecimpung selama puluhan tahun di dunia persilatan dan selalu menepati apa yang dikatakan, termasuk terhadap orang-orangnya sendiri, dia harus sama kejam dan sama galaknya. Dengan begitu anak buahnya baru bisa takut dan tunduk kepadanya, seperti penjaga yang sudah dipotong jarinya jika sedang piket dia pasti tidak akan tertidur lagi. Orang lain juga tidak akan berani tidur sewaktu piket jaga. Sambil berpikir, dia merasa sangat senang. Dia membalikkan badan dan tertawa. Terlihatlah orang ini kurang lebih berumur 50 tahun, jenggot hitamnya panjang mencapai dada, sehelai kain terikat di kepalanya dan tertiup angin seperti bendera yang sedang berkibar. kemudian wajahnya dengan cepat berubah menjadi berat lagi karena dia teringat akan Wisma Shi Jian. Begitu teringat Wisma Shi Jian, hatinya menjadi tidak tenang. Sekarang di dunia persilatan, satu-satunya yang bisa melawan Chang Xiao Bang adalah Wisma Shi Jian dan Biao Feng Yun. Tapi Biao Feng Yun letaknya sangat jauh dari sini, mereka tidak merupakan ancaman bagi Chang Xiao Bang. Hanya Wisma Shi Jian yang letaknya berada di kota Chang An dan Shi Tu ke 12 adalah seorang yang berwibawa dan ternama di dunia persilatan, hal ini sudah berlangsung selama beberapa tahun Anggota Chang Xiao Bang semakin banyak tapi Wisma Shi Jian pun semakin kuat dan besar. Hal ini bisa mengancam posisi Chang Xiao Bang karena itu Wisma Shi Jian harus dimusnahkan, sesudah musnah Chang Xiao Bang baru bisa menguasai dunia persilatan. Orang ini berpikir terus, tiba-tiba dia berkata, "Qu Lei?" Tiba-tiba dari belakangnya datang seseorang. Dia seperti sebuah paku besar, terpaku di tanah dan memberi hormat, "aku menghadap Ketua!" Zheng Bai Shui tidak membalikkan badan tapi kedua alisnya mengerut kemudian berkata, "apakah tangan kirimu putus?" Dengan hormat Qu Lei menjawab, "betul!" Tapi dalam hati dia merasa kaget. Bagaimana ketua Zheng bisa mengetahui tangan kirinya putus meskipun dia berada di belakangnya. Tanya Zheng Bai Shui, "semua perbuatan siapa?" Dengan marah Qu Lei menjawab, "Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai." Tanya Zheng Bai Shui, "mereka mengeroyokmu seorang diri? Tidak mungkin." Jawab Ou Lei dengan marah, "bukan! Mereka bertiga tidak berjanji menyerang bersama-sama tetapi mereka sama-sama mengeluarkan serangan serentak. Guo Ao Bai mengalihkan perhatianku, Fang Zhen Mei mencengkram tanganku dan Wo Shi Shui satu kali mengeluarkan telapak...." Zheng Bai Shui segera membalikkan badan. Kedua matanya seperti mengeluarkan api. Walaupun Qu Lei sudah lama berkelana, melihat keadaan Ketua Zheng seperti itu dia merasa kaget. Terdengar Zheng Bai Shui bertanya, "apakah Wo Shi Shui juga berani melukaimu?" Qu Lei berkata, "Dia masih mengatakan kepada Feng Zhen Mei bahwa dia akan memusnahkan Chang Xiao Bang!" Sepertinya tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, kedua matanya mengeluarkan api kemarahan, tapi itu hanya sebentar, api itu sudah menghilang. Dia berkata lagi, "tidak apa-apa, orang seperti mereka pasti ingin menjadi pahlawan, mereka pasti tidak akan menepati janji. Besok dia akan bertarung dengan Fang Zhen Mei, pasti dia tidak akan kembali hidup-hidup." Qu Lei terpaku dan bertanya, "Ketua tahu dari mana bahwa Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui akan bertarung?" Zheng Bai Shui dengan santai berkata, "bagaiman dengan orang yang akan kau tangkap?" Qu Lei segera berkata, "aku harus mati untuk ini, karena...." Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "kau tidak perlu menjelaskannya lagi, aku sudah tahu semuanya. Putra putri Shi Tu ke 12 sudah berada dipenjara di Tie Xue Tang (nama tempat). Malam ini Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei akan datang mengantarkan kematian mereka!" Qu Lei merasa aneh, dia berkata, "Ketua, bukankah putra putri Shi Tu ke 12 baru diantar pulang oleh Fang Zhen Mei ke Wisma Shi Jian? Mengapa sekarang...." Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "kau kira Wisma Shi Jian adalah tempat paling aman bagi Shi Tu ke12?" Qu Lei baru mengerti dan tertawa, "ternyata ini semua karena dia. Kali ini jasanya sangat besar. Pak tua itu sungguh kasihan, dia masih tidak tahu." Tiba-tiba di luar ada suara yang berkata, "Fang Zhong Pin ingin bertemu dengan Ketua Bang!" Belum Zheng Bai Shui menjawab. Terlihat seorang berbaju putih melayang masuk. Begitu melihat Qu Lei, dia terkejut dan berkata, "Wakil ketua, tanganmu kenapa...." Qu Lei dengan cepat menjawab, "selama setahun aku terus membunuh burung, kali ini burung mematuk mataku, jangan katakan lagi!" Tiba-tiba Zheng Bai Shui bertanya, "selama beberapa hari ini, orang-orang yang datang dari Wisma Shi Jian dan Han Ying Bao sudah berhasil membunuh berapa orang Chang Xiao Bang?" Jawab Fang Zhong Pin, "menurut penyelidikan, Ma Er sudah membunuh ketua panji hijau, Sun Yu Tang, ketua panji putih, Zhao Kun, ketua panji merah Shen Si. Guo Ao Bai berhasil membunuh panji biru, Xiu Chao Yuan, ketua panji hitam, Xie An Zheng, dan ketua panji putih Ni Xiang Tian. Masih ada murid-murid Chang Xiao Bang sebanyak 70 orang lebih, murid panji putih pun ada yang mati dan terluka." Zheng Bai Shui berkata, "Musuh yang datang hanya satu tapi dia berhasil membunuh dan melukai banyak orang kita, apa tanggung jawabmu?" Fang Zhong Pin menunduk dan menjawab, "betul, aku harus mati. Kalau bukan karena Fang Zhen Mei yang datang menolong, Guo Ao Bai pasti sudah mati di tanganku." Zheng Bai Shui berkata, "bila bukan kau yang kalah di tangan Fang Zhen Mei, aku sudah menuruti peraturan Chang Xiao Bang yaitu menghukummu." Hati Fang Zhong Pin bergetar. Zheng Bai Shui berkata lagi kepada Qu Lei, "dalam radius ratusan kilometer dekat sini apakah ada perkumpulan yang tidak menurut kepada kita? Dan apakah ada perkumpulan yang mendukung Wisma Shi Jian? Coba katakan!" Kata Qu Lei, "Mereka adalah Han Ying Bao, Han Bi Lou dan markas Biao Qing Yun." Kata Zheng Bai Shui, "teruskan!" Qu Lei berkata lagi, "di bagian timur adalah Han Ying Bao. Ketua Bao nya adalah Guo Tian Ding. Ilmu pedang Qi Chong Tian Jian Fa sudah sangat sempurna. Kemampuannya melebihi semua orang yang menguasai ilmu pedang ini. Setiap kali Wisma Shi Jian berada dalam kesulitan, Han Ying Bao -pasti akan membantu dengan sekuat tenaga. Setiap kali Han Yirig Bao berada dalam kesulitan, Wisma Shi Jian juga akan menyuruh orang untuk membantu mereka. Jika ingin memusnahkan Wisma Shi Jian, harus memusnahkan Han Ying Bao terlebih dahulu." Zheng Bai Shui dengan santai berkata, "baik." Kata Qu Lei lagi, "yang berada sebelah selatan adalah Han Bi Lou. Kelihatannya Han Bi Lou seperti rumah biasa, tapi kemampuannya sangat kuat. Yang mengurus rumah ini adalah Ou Yang Sao Yue. Dia seorang perempuan dan dia pun seorang pendekar perempuan. Dia melindungi semua pelacur lemah.. Dia adalah teman baik Shi Tu ke 12. walaupun mereka jarang saling berkunjung tapi mereka selalu saling mendukung. Kedua anak angkat putri Gong Sun Yue Lan dan Gon Sun Yu Lan, sangat cantik dan terpelajar. Walaupun dalam bidang sastra dan ilmu silat mereka sama-sama mahir, teman baik Gong Sun Yue Lan adalah Wo Shi Shui...." Setelah menceritakan ini, wajah Qu Lei tampak marah sekali. Kata Zheng Bai Shui, "teruskan!" Kata Qu Lei, "di sebelah utara adalah markas Biao Qing Yun. markas Biao Qing Yun adalah antara satu cabang dari merkas Biao Feng Yun. Cabang lainnya adalah markas Biao Fei Yun dan markas Biao Chi Yun. Kedua markas Biao ini sudah kita musnahkan, yang tersisa hanya markas Biao Qing Yun. Ketua Biao Yan Yi Ding, dijuluki Jin Bian Wu Di (Pecut Emas Tidak Terkalahkan). Dia tinggal bersama dengan ketua Biao Fei Yun yang sudah kita hancurkan, dia bernama Xue Zheng Ying dijuluki Fei Yun Shi Ba Zhang (Pukulan 18 Telapak Awan Terbang). Dan anak satu-satunya yang tersisa dari ketua markas Biao Chi Yun adalah Jiang Qing Feng dijuluki Xue Hua Shen Jian (Pedang Sakti Bunga Es). Di antara mereka bertiga, Jiang Qing Feng memiliki ilmu silatnya yang paling tinggi. Bila ketiga orang itu bergabung, kekuatan Biao Qing Yun sangat sulit untuk dimusnahkan. Apalagi Yan Yi Ding dengan Shi Tu ke 12 berteman baik. Jika di wisma terjadi sesuatu maka markas Biao Qing Yun pasti akan datang untuk membantu. Kami sudah menghancurkan markas Biao Fei Yun dan markas Biao Chi Yun secara berturut-turut. Xue Zheng Yin dan Jiang Qing Feng sudah lama ingin berbalik menyerang Chang Xiao Bang, karena itu jika ingin menguasai Zhong Yuan (Tionggoan) harus memusnahkan markas Biao Qing Yun, Han Bi Lao, dan Han Ying Bao." Kata Zheng Bai Shui, "betul, sekarang adalah waktunya untuk menghancurkan mereka." Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar. Zheng Bai Shui dengan dingin berkata, "kita sudah menyiapkan semua rencana ini sejak lama. Sekarang adalah waktunya untuk bergerak. Tiga tempat yang menghalangi rancana ini, harus dimusnahkan. Guo Ao Bai datang terlebih dulu membunuh orang-orang kita, sekarang kita akan menghancurkan sarangnya. Di Han Ying Bao, semua yang berada di sana harus dibunuh. Ayam dan anjing pun tidak boleh tertinggal. Wo Shi Shui sudah memutuskan tanganmu. Kau bunuh orang yang paling dia cintai, kita musnahkan Wisma Shi Jian dan bertarung dengan kantor Biao Feng Yun." Tiba-tiba Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Wo Shi Shui besok akan bertarung dengan Fang Zhen Mei, malam ini dia pasti berada di Han Bi Lao. Hari baru terang, dia pasti sudah berangkat. Kejadiannya akan berlangsung seperti itu. Qu Lei, sekarang kau bawa pasukan ke Han Ying Bao, bunuh semua orang di sana dan jangan tertinggal apa pun di sana. Fang Zhong Pin, kau bawa iorang musnahkan markas Biao Qing Yun. Kemudian kalian berdua, begitu Wo Shi Shui meninggalkan Han Bi Lao, kalian bergabung untuk musnahkan Han Bi Lao." Qu Lei, Fang Zhong Pin dengan senang hati menjawab, "kami menurut perintah Ketua!" Zheng Bai Shui tertawa panjang and berkata, "malam ini aku akan menunggu Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, Wisma Shi Jian tidak bisa kehilangan mereka. Apalagi Shi Tu ke 12 tidak bisa kehilangan Fang Zhen Mei yang sudah seperti tangan kanannya. Siapa pun yang datang ke sini, bisa datang tapi tidak bisa pulang." Qu Lei dan Fang Zhong Pin bersama-sama berkata, "Chang Xiao Bang nomor satu di dunia persilatan dan akan menguasai dunia persilatan." Diiringi tawa Zheng Bai Shui, Qu Lei dan Fang Zhong Pin mundur dari hadapan Zheng Bai Shui. Begitu berhenti tertawa, Zheng Bai Shui bertanya kepada Ou Lei, "apakah tangan kirimu masih terasa sakit?" Qu Lei menjawab, "terima kasih atas perhatian Ketua. Asal ada musuh yang bisa kubunuh dan ada hal yang harus kukerjakan, aku pasti akan melupakan sakitnya!" Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "baiklah kalau begitu! Kau memang selalu kuat." Kemudian dengan sombong Zheng Bai Shui berkata, "dalam satu hari kita harus bisa menghancurkan Han Ying Bao, merusak Han Bi Lao, memusnahkan markas Biao Qing Yun, membunuh Wo Shi Shui, cingcang Fang Zhen Mei, memotong tangan Shi Tu ke 12, menghancurkan Wisma Shi Jian. Aku akan menguasai dunia persilatan dengan segera. Dan aku adalah pemimpin dunia ini. Ha...ha...ha...." Suaranya seperti setan yang keluar malam, bergaung hingga ke mana-mana. ---ooo0dw0ooo--- BAB 9 Datang ke Chang Xiao Bang Malam jam 12, bulan terang seperti air. pada malam hari dimusim semi semua tampak begitu indah. Tapi malam ini begitu sepi. Di markas Chang Xiao Bang yang megah, di atas atap sepi dan tidak terdengar suara apa pun. Kucing pun tidak ada apalagi penjaga. Tiba-tiba ada seseorang yang berbaju putih dengan tenang dan diam lewat di sana. Dia berlari, kemudian setelah menentukan arah dan posisi dia berhenti sejenak. Orang ini tak lain adalah Fang Zhen Mei. Dari sarang yang penuh macan dan naga, di atap markas Chang Xiao Bang dia melihat ke atas langit. Bulan terang seperti air. angin berhembus membuat awan bergerak, semua ini benar-benar indah. Dia melihat ke bawah, halaman sangat sepi dan sunyi. Fang Zhen Mei melihat ke atas langit. Dia menarik nafas dan berpikir ini adalah malam yang paling tidak menyenangkan. Tiba-tiba ada angin yang berasal dari suara senjata datang dan terdengar, "lihat pedangku.'*. Senjata itu sudah memecahkan angin menuju ke arahnya. Fang Zhen Mei membalikkan badan untuk melihat. Terlihat di bawah sinar bulan, pedang panjang yang dimainkan dengan lancar seperti air terjun, terus menyerang ke pundak kirinya. Ilmu pedang orang itu sangat bagus, cepat dan gerakannya pun bagus. Fang Zhen Mei menarik nafas. Di dunia persilatan, dia jarang melihat orang yang begitu bagus memainkan pedang. Orang itu kemudian menarik pedangnya tapi tidak bisa, malah dia ditarik oleh Fang Zhen Mei naik ke atas atap ternyata pedangnya telah di cengkram oleh lawannya. Sinar bulan seperti air, seperti air danau terus menyebar begitu lembut dan ringan. Fang Zhen Mei melihat di depannya ada seseorang yang memakai baju hitam dan memainkan pedang, dia adalah seorang perempuan yang cantik. Gadis itu dengan ringan naik ke atas atap. Wajahnya takut, kedua matanya seperti air, mengeluarkan sorot kaget. Kulit yang putih seperti salju, bahkan lebih putih daripada salju. Tapi itu pun tidak bisa menyaingi salju karena di dalam putih yang seperti salju ada sedikit warna merah. Tangannya yang putih memegang pedang, karena terlalu kencang, tangannya tampak gemetar. Fang Zhen Mei menarik nafas, tangannya pun dilonggarkan. Dan gadis itu kemudian menarik pedangnya, hampir terjengkang ke belakang. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah Anda adalah Nona Zheng?" Gadis itu sama sekali tidak ? menyangka orang yang berada di depannya akan bersikap sikapnya begitu ramah, tubuhnya sehat dan masih muda pula. Orang itu tersenyum melihat dia. Hatinya bergetar, wajahnya memerah. Segera dia pura-pura bersikap sinis dan berkata, "siapa dirimu yang berani bertanya?" Kata-kata ini membuktikan bahwa dia adalah Zheng Dan Feng. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di Chang Xiao Bang tidak sembarangan orang boleh masuk? Nona begitu cantik, di dunia ini siapa yang tidak akan iri kepadamu? Kecantikan Nona tidak ada duanya di Chang Xiao Bang?" Kata-katanya begitu memuji kecantikan Zheng Dan Feng, menjadikan Zheng Dan Feng sangat senang mendengarnya tapi dia tetap berpura-pura sinis dan berkata, "kata-kata yang manis, kau adalah orang yang tidak tahu malu! Kau Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei?" "Menurutmu, aku siapa?" "Aku sengaja menunggu di sini, menunggu kedatangan kalian." Dengan aneh Fang Zhen Mei berkata, "Oh?" Kata Zheng Dan Feng lagi, "kau jangan turun, ayahku sudah memasang perangkap jala di bawah, kau bukan tandingan ayahku, cepat kembalilah! Kalau tidak, kau tidak akan mempunyai kesempatan lagi!" Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "ilmu silat ayahmu tinggi begitu pula dengan cita-citanya, aku tidak berani bersaing dengan beliau tapi kali ini aku datang untuk menolong orang. Aku tidak memikirkan keselamatanku. Aku sudah tahu ayahmu memasang perangkap di sekitar sini. Apakah aku akan selamat itu sudah diatur oleh Tuhan!'' Zheng Dan Feng dengan marah berkata, "tidak bisa! Malam ini sengaja aku menunggu di sini untuk menunggu kedatangan Shi Tu ke 12 atau kau. Aku ingin kalian kembali, aku juga tahu bagaimana kelakuan ayah, semua orang membencinya. Aku pun tahu orang- orang Wisma Shi Jian adalah orang yang menjaga kebenaran dan keadilan di dunia persilatan, karena itu aku tidak ingin kalian terbunuh dengan sia-sia di sini. Baiklah, silahkan kembali. Masalah putra putri Shi Tu ke 12, aku akan mencari cara menolong mereka. Sedangkan Pedang Sakti Xue He bisa kucuri. Aku akan mengembalikannya kepada kalian." Kata Fang Zhen Mei, "Nona Zheng, terima kasih atas kebaikanmu. Walaupun kau hidup di Chang Xiao Bang, tapi kau sangat mengetahui kebenaran, ini membuatku kagum. Tapi masalahnya kau tidak bisa membantu kami. Coba kau pikir, dengan ketelitian Ketua Zheng, apakah kau bisa menolong putra putri Shi Tu ke 12 lolos dari mata Ketua Zheng? Dengan kepintaran ayahmu menjaga Pedang Sakti Xue He, apakah kau sanggup mencurinya? Ketua Zheng tidak mempunyai perasaan, bila kau sudah berbuat hal yang dianggapnya salah, kau juga tidak akan luput dari kemarahan beliau. Apakah kau akan melakukan perbuatan yang sangat tidak berarti ini? Aku pikir bila dilakukan oleh orang lain seperti malah tidak akan ada beban dan malah lebih pantas." Kata-kata ini benar-benar masuk ke hati Zheng Dan Feng. Membuat Zheng Dan Feng ingin menangis. Dia berkata, "aku tidak mau tahu,', apakah ayah berani membunuhku? Dia berlatih ilmu silat hingga hampir menjadi gila, dia ingin menguasai dunia persilatan. Ibuku yang memberi nasehati pun sudah tidak didengar. Suatu kali ibuku berpura-pura menjadi pembunuh, tidak disangka dia selalu bersikap waspada dan ibuku pun akhirnya terbunuh. Sejak itu ayah memang merasa menyesal, tapi hatinya tetap ingin menguasai dunia persilatan, dan tidak berkurang sedikitpun. Ayahku memang baik kepadaku, apa pun keinginanku pasti dia akan mengabulkannya. Apakah dia akan tega membunuhku? Sedang aku adalah putrinya!" Fang Zhen Mei menarik nafas. Dalam angin malam itu dengan suara yang kecil dia berkata, "karena kau adalah putrinya, kami malah lebih tidak ingin bila kau sampai bermusuhan dengan ayahmu. Keruwetan yang terjadi di dunia persilatan mana boleh mengganggu hubungan antara anak dan ayah? Demi kebenaran membasmi erang yang ada hubungannya dengan kita adalah sangat dipuji. Tapi jika orang yang berada di sisi masih sanggup, untuk apa harus membunuh orang yang memiliki hubungan darah? Aku pikir bila ada Ketua Shi Tu ke 12 di sini, dia pasti akan mengambil keputusan sama seperti keputusanku." Akhirnya Zheng Dan Feng menangis. Angin malam yang dingin, badannya gemetar, punggungnya menghadap ke arah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tampak ragu tapi dia tetap berjalan ke arah Zheng Dan Feng dan berkata, "Nona Dan Feng, putra putri Shi Tu ke 12 berada di penjara mana? Apakah aku boleh mengetahuinya?" Zheng Dan Feng terus menangis. Setelah lama dia baru berhenti menangis dan berkata, "mereka berada di sebelah timur, melewati kolam, melewati jembatan kecil. Ada 7 rumah kecil yang letaknya paling ujung adalah Tie Xue Tang. Ayah memenjarakan mereka di sana. Sepertinya Pedang Sakti Xue He pun berada di sana." "Terima kasih untuk informasinya." Kemudian dia menepuk pundak Zheng Dan Feng dan berkata, "jaga dirimu." Dia sudah melayang ke arah timur. Zheng Dan Feng membalikkan kepala. Di bawah sinar bulan, mata yang dipenuhi dengan air mata, membuatnya bertambah cantik. Dengan suara gemetar dia berkata, "Tuan Muda, jaga dirimu!" Tapi Fang Zhen Mei sudah menghilang. ---ooo0dw0ooo--- BAB 10 Han Ying Bao Bulan masih sama, malam musim semi pun sama dengan malam yang lainnya. Tapi ada tempat yang tidak sama dan terlihat penuh dengan hawa pembunuhan. Bulan masih terlihat di antara gunung seperti berwarna hijau muda. Awan pun ikut menjadi hijau, membuat perasaan membunuh yang tebal. Gunung yang satu menyambung dengan gunung yang lain. Puncak gunung diliputi oleh salju berwarna putih. Walaupun sekarang sudah memasuki musim semi tapi salju di Ying Zhao Yan (nama tempat) selama 4 musim berturut-turut tidak pernah mencair. Batu yang berbentuk aneh tergeletak di mana-mana. Di Ying Zhao Yan (Batu Elang Ketakutan) bila tidak berhati-hati akan terjatuh ke dalam jurang yang curam. Orang-orang yang lewat di sana merasa khawatir, begitu pun dengan elang. Tapi dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian Fa yang menggegerkan dunia persilatan, Han Ying Bao berkedudukan di sana. Beberapa tahun ini banyak perkumpulan jahat yang ingin menyerang Han Ying Bao, tetapi karena tempat itu berbahaya, letaknya berada di tengah-tengah gunung. Yang bisa mencapai ke sana pun belum tentu bisa melawan orang-orang Han Ying Bao. Ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding bersifat gampang marah dan keras. Sekarang dia sedang berpikir, semakin dipikir dia merasa semakin senang. Han Ying Bao sudah berdiri selama 25 tahun, perkumpulan ini sudah memiliki dasar. Qi Chong Tian Jian Fa ( Jurus Tujuh Cara Pedang Terbang )sudah dia latih dengan sempurna dan dia telah menciptakan lagi 2 jurus Chong Jian Fa, karena itu jurus andalannya berubah menjadi Jiu Chong Tian Jian Fa (Jurus Sembilan Cara Pedang Langit), bagaimanapun musuh yang datang pasti bisa dikalahkannya. Putranya yang bernama Guo Ao Bai tidak mengecewakannya. Di dalam perkumpulan Han Ying Bao yang berjumlah 317 orang, tua atau muda semua bisa ilmu silat. Tapi yang menguasai Qi Chong Tian Jian Fa hanya Guo Ao Bai saja. Kelihatannya Guo Ao Bai pun akan segera menguasai Jiu Chong Tian Jian Fa dengan cepat. Guo Tian Ding merasa walaupun dia sudah tua tapi Guo Ao Bai tidak pernah mengecewakan dia, hal ini membuatnya tidak merasa bersalah kepada ibu Guo Ao Bai yang sudah meninggal. Dia mengingat umurnya yang sudah lewat setengah abad. Istrinya sudah meninggal terlebih dulu, mungkin dalam waktu dekat dia juga harus mengundurkan diri dari dunia persilatan dan memulai hidup tenang selama beberapa tahun di dunia ini. Sebenarnya Guo Tian Ding adalah orang yang mempunyai cita- cita tinggi tapi selama beberapa tahun ini dia sudah berniat untuk mengundurkan diri dari dunia persilatan, dia sendiri pun tidak bisa menjelaskan alasannya. Yang paling membuatnya senang adalah selama puluhan tahun berkelana di dunia persilatan, dia sudah memiliki nama dan juga mempunyai teman seperti Shi Tu ke 12, dan yang lainnya. Hidup ini tidak sia-sia, tiba-tiba dia teringat kepada anak yang keras kepala dan pintar itu. Sedang apa dia di Wisma Shi Jian? Merpati pos yang datang dari Wisma Shi Jian mengabarkan bahwa saat ini masalah yang menyulitkan sedang terjadi di sana, apakah Guo Ao Bai bisa membantu mereka memecahkan masalah itu? Walau bagaimana pun dia berharap dengan kepergian Guo Ao Bai ke sana sambil melihat-lihat bagaimana keadaan dunia luar, apalagi ada Shi Tu ke 12, teman lamanya ini tidak akan merugikan anaknya, dia sangat mempercayai Shi Tu ke 12. Malah dia merasa malu, karena kabar yang dibawa oleh merpati pos, Shi Tu ke 12 berharap dia sendiri yang datang ke Wisma Shi Jian, tapi dia malah menyuruh anaknya turun gunung, semua ini dia lakukan karena dia menginginkan Guo Ao Bai banyak melihat keadaan luar dan menambah pengalamannya, tetapi setelah dipikir-pikir kembali, dia sungguh egois. Dia merasa malu kepada teman lamanya. Tapi dia berusaha menenangkan dirinya, karena selama beberapa tahun ini, Chang Xiao Bang benar-benar telah berbuat kurang aajar, hal yang disampaikan oleh merpati pos pasti menyangkut tentang Chang Xiao Bang. Guo Tian Ding yakin Wisma Shi Jian pasti bisa menahan serangan Chang Xiao Bang karena di dalam pikiran Guo Tian Ding, Chang Xiao Bang adalah sebuah perkumpulan sesat dan juga rapuh, dengan mudah Wisma Shi Jian bisa mengalahkan mereka, Guo Tian Ding menganggap Shi Tu ke 12 terlalu membesar-besarkan masalah sehingga memusingkan dirinya. Chang Xiao Bang tidak sehebat yang dibicarakan oleh orang. Perkumpulan yang menjadi besar dan telah berdiri lama, dia sendiri melihat semua, melihat perkumpulan seperti itu berdiri dan juga musnah. Pada akhinya yang jahat tetap tidak bisa mengalahkan yang benar. Chang Xiao Bang hanya satu dari sekian banyak perkumpulan. Apalagi beberapa puluhan tahun lalu dia pernah berlatih cakar harimau. Karena selama musim semi dia kedinginan maka penyakit rematiknya pun kambuh lagi. Dia tidak bisa meninggalkan Han Ying Bao, maka dia tidak bisa pergi ke Wisma Shi Jian. Karena dia merasa banyak alasan yang membuatnya tersenyum. Tangan kirinya memegang alat untuk merokok. Tangan kanan memegang 2 lempengan besi. Dengan tenang dan nyaman dia berbaring. Dari asap rokok yang mengepul, dia seperti melihat kehidupannya yang dulu, seperti yang baru saja lewat. "Lapor Ketua!'' Tiba-tiba ada suara yang membuatnya terbangun dari lamunannya. Dengan cepat dia berdiri, ternyata ada murid Han Ying Bao yang melapor. Guo Tian Ding segera memarahi dirinya sendiri mengapa dia sangat terkejut. Dia bertanya, "ada apa?" "Lapor Ketua, di kaki gunung datang 3 orang yang meminta ingin bertemu dengan Ketua!" "Siapa mereka?" "Wakil ketua Chang Xiao Bang, Qu Lei, ketua panji hitam dan Ye Chang Zhou." Guo Tian Ding tertawa dingin, "ada apa mereka datang kemari? Apakah mereka pantas bertemu dengan Guo Tian Ding?" "Lapor Ketua. Mereka mengatakan bahwa ketua harus menemui mereka!" "Apa?!" "Karena mereka bertiga membawa satu orang lagi." "Siapa orang itu?" "Kata yang marga Qu, orang itu adalah...adalah Tuan Muda Guo." "Apa?!" "Mereka berkata seperti itu." "Apakah kau melihat sendiri bahwa orang itu adalah Tuan Muda? "Tidak, aku tidak bisa melihatnya! Kepalanya ditutup, tangannya pun diikat di belakang, sepertinya dia ditotok." "Mengapa Shi Tu ke 12 membiarkan mereka menangkap anak Bai?" Guo Tian Ding merasa aneh, tapi dia sangat menyayangi anaknya, membuat dia tergesa-gesa bergerak. Segera dia memerintahkan anak buahnya itu, "suruh mereka masuk!" Mereka berempat seperti ikan yang berenang masuk ke dalam ruangan, dengan cepat mereka berdiri di hadapan Guo Tian Ding. Bila mereka ingin menyerang ke Han Ying Bao sepertinya masuk ke gunung Ying Zhou Yan pun akan mendapat kesulitan. Tapi karena ada perintah dari atasan, maka mereka berempat dalam waktu singkat sudah berada di markas Han Ying Bao dan berada di tengah-tengah ruangan itu. Guo Tian Ding sangat mengkhawatirkan keadaan putranya, dia melihat putranya ditutup oleh kain hitam. Kedua tangannya diikat di belakang, dia pun ditotok. Hatinya terasa sakit melihat keadaan putranya, dia marah dan berkata, "kalian apakan putraku?" Dengan dingin Qu Lei berkata, "putramu telah berbuat kejahatan!" Guo Tian Ding menenangkan hatinya dan bertanya, "dia telah melakukan kejahatan apa?" Jawab Qu Lei, "putramu mengumpulkan murid-murid Wisma Shi Jian kemudian menyerang Chang Xiao Bang dan membunuh murid- murid Chang Xiao Bang 60-70 orang. Ketua Ni, Ketua Xie dan Xiu pun dibunuh oleh anakmu. Ketua Guo, bagaimana kau bertanggung jawab terhadap semua ini?" Sebenarnya Guo Tian Ding ingin marah, tapi melihat putranya berada di tangan mereka, terpaksa dia menahan diri dan berkata, "aku sudah mendengar hal ini, aku akan menghukum dia sesuai dengan aturan dunia persilatan!" Kata Qu Lei dengan dingin, "putramu berhasil ditangkap oleh kami tapi kami tidak segera membunuhnya karena kami masih melihat muka Ketua Guo. Sekarang kami mengembalikan putramu tapi Ketua Guo, kau juga harus membayar semua ini kepada Chang Xiao Bang, kami minta keadilan." Dengan tegas Guo Tian Ding menjawab, "baiklah." Qu Lei berkata kepada Wan Man Tang, "kita ada jaminan dari- kata-kata Ketua Guo, kita bisa melepaskan orang ini!" Jawab Wan Man Tang, "baik!" Dia membuka totok nadi Guo Ao Bai dan mendorong Guo Ao Bai ke arah Guo Tian Ding dan berkata, "sana!" Guo Tian Ding melihat Wan Man Tang membuka totok nadi Guo Ao Bai, tapi Guo Ao Bai tidak langsung menyerang mereka, ini bukan sifat asli Guo Ao Bai. Dia merasa sedikit ragu, tapi dia segera berpikir mungkin Guo Ao Bai mengalami kesulitan dan tidak bisa melawan mereka. Pada waktu itu karena didorong Guo Ao Bai, dia berjalan dengan sempoyongan rriendekat ayahnya. Tangan kanan Guo Tian Ding memegang alat pengisap rokok, sedangkan tangan kirinya sedang memegang lempengan besi. Dia mendengar Guo Ao Bai berteriak, "ayah!" Panggilan ini membuat hati Guo Tian Ding seperti diiris pisau. Ini adalah panggilan dari putranya. Guo Ao Bai jatuh ke tangan Chang Xiao Bang, dia pasti mengalami banyak kesulitan. Karena dia sendiri yang menyuruh Guo Ao Bai turun gunung maka bisa terjadi hal seperti itu. Guo Tian Ding dengan tangan kanannya berusaha memapah Guo Ao Bai. Dia ingin menghibur Guo Ao Bai tapi orang yang tangannya diikat di belakang itu sudah terbuka ikatannya. Guo Tian Ding terkejut ternyata orang itu hanya memiliki telapak dan tidak memiliki jari. Jari itu terpotong bukan karena dipotong oleh senjata tapi karena berlatih ilmu silat. Ini bukan telapak Guo Ao Bai! Guo. Tian Ding terkejut, tapi dia sudah tidak sempat bereaksi, orang itu sudah mendekat. Dia mengeluarkan serangannya. Kedua tangannya sudah menusuk dan mengarah ke tulang rusuk Guo Tian Ding juga memotong suara Guo Tian Ding yang dengan penuh perasaan memanggil putranya, "anak Bai...." Orang itu berhasil membunuh Guo Tian Ding dan terlihat kedua matanya melotot, dia segera menarik tangannya dan mundur ke belakang Qu Lei. Dia tertawa dan membuka tutup kepalanya. Dia adalah seorang pemuda yang mirip dengan Guo Ao Bai. Dengan bangga dia berkata, "Pak Tua, lihat siapa aku? Aku adalah ketua panji kuning, Zhan Yu Chan." Begitu Guo Tian Ding melihat dengan jelas, dia segera mundur dan terjatuh di dekat meja makan, membuat benda-benda yang berada di meja jatuh berantakan. Dengan dingin Qu Lei berkata, "ini adalah hadiah besar yang diberikan oleh Chang Xiao Bang kepadamu. Kami tahu kau sangat mahir ilmu pedang dan mempunyai sepasang lempengan besi. Jika dilepaskan 100% pasti akan mengenai sasaran. Tidak ada orang yang bisa mendekatimu. Kau pun memiliki ilmu sakti Tempurung Kura-Kura, sehingga senjata pun tidak bisa menusukmu. Tapi ketua panji kuning Zhan Yu Zhan berlatih ilmu Telapak Tanpa Jari merupakan jurus telapak tangan beracun. Jarinya sendiri pun hampir putus semua. Pak Tua Guo, sekarang kau sudah terkena racun Telapak Tanpa Jari, apa yang ingin kau katakan?" Semua anggota Han Ying Bao dengan marah menyerang Qu Lei dan si Telapak Tanpa Jari, Zhan Yu Chan. Tiba-tiba terlihat api menyala di mana-mana dan secara beruntun meledak di Han Ying Bao. Wan Man Tang sambil melemparkan senjata rahasia dia tertawa sinis dan berkata, "baiklah, kalian bisa melihat kelihaian obat peledakku!" Hanya dalam waktu singkat orang-orang yang berada di dalam ruangan banyak yang mati dan terluka. Tapi mereka yang belum mati tetap maju dan menyerang mereka. Zhan Yu Chan dan Wan Man Tang secara bersama-sama keluar dari ruangan, terdengar suara orang yang sedang bertarung. Guo Tian Ding tergeletak dilantai, tempat untuk membakar dupa terjatuh dari atas meja. Asap dupa menyengat mata. Asap obat peledak di mana-mana. Dalam asap yang berubah-ubah itu, dia seperti melihat dirinya di masa lampau, seperti sangat dekat, dan bisa dipegang oleh tangan, sepertinya anak kesayangannya, Guo Ao Bai sedang berjalan ke arahnya. Tapi dia, dimana putranya sekarang? Guo Tian Ding berteriak dengan suara keras dan berdiri. Tapi dia merasa langit seperti berputar dan dia hampir terjatuh. Terdengar Ye Chang Zhou tertawa dan berkata, "Pak Tua, aku akan membantumu kau supaya cepat mati!" Jarinya berubah seperti kaitan, dia siap mencakar kepala Guo Tian Ding. Tiba-tiba Guo Tian Ding melambaikan tangan, dengan alat pengisap rokok dia memukul wajah Ye Chang Zhou. Ye Chang Zhou terkejut. Dengan cepat dia menundukan badannya dan pada saat yang tepat dia bisa menghindar. Tapi dia tidak melihat pada waktu itu pula 2 lempengan besi sudah dilempar oleh Guo Tian Ding. Begitu Ye Chang Zhou tahii gerakan Guo Tian Ding, dia segera menghindar. Lempengan besi itu tidak mengenai sasaran dan saling beradu. Tapi lempengan sudah besi dilempar kembali oleh Guo Tian Ding ke kiri dan kanan kepala Ye Chang Zhou, dan tidak bisa dihindarinya lagi. Ye Chang Zhou pun mati. Guo Tian Ding berdiri dan mulai mencabut pedangnya. Qu Lei mendekati Guo Tian Ding dan berniat memukul. Pukulan pertama berhasil menghancurkan tulang bahu Guo Tian Ding, pukulan kedua mengenai kepala Guo Tian Ding hingga hancur seketika. Pukulan ketiga membuat tubuh Guo Tian Ding melayang dan menancap ke tembok. Mata Guo Tian Ding tampak melotot, sampai mati pun matanya tidak terpejam. Qu Lei tertawa dingin dan berkata, "Ketua Wan, keluarkan peluru api, supaya murid-murid Chang Xiao Bang tahu bahwa kita akan secara bersama-sama menyerang Han Ying Bao dari dalam dan luar. Bunuh semua orang, bahkan ayam dan anjing pun tidak terkecuali. Wan Man Tang tertawa dengan senang dan menjawab, "aku menuruti perintah!" ---ooo0dw0ooo--- Tie Xue Tang, (Ruang Besi Berdarah) ketiga huruf ini seperti darah yang melayang di atas papan itu. Di bumi tidak ada suara, bulan pun terdiam. Tiba-tiba terdengar suara seruling. Di atas atap ruang Tie Xue Tang ada seseorang yang sedang meniup seruling, walaupun suara seruling itu kecil tapi dalam jarak 2.5 kilometer, terdengar dengan jelas. Orang itu duduk di atas atap, berbaju putih. Seusai meniup satu lagu, dia membaca puisi : Tanah seluas ribuan hektar sepi seperti ini. Tapi bila tiba-tiba ada gelombang datang, akan ada yang keluar untuk merebut kemenangan. Kemudian dia berjalan-jalan di bubungan atap ruangan Tie Xue Tang. Di dalam atau di luar markas Chang Xiao Bang sepi seperti tempat mati. Tidak ada orang yang terbangun untuk melihat-lihat, akhirnya Fang Zhen Mei sambil berjalan dia tertawa dan berkata, "teman-teman, kalian sudah tahu aku datang, mengapa masih harus bersembunyi?" Begitu mengucapkan kata-kata itu, tetap tidak ada orang yang keluar. Di sudut-sudut ruangan Tie Xue Tang terlihat banyak bayangan yang bergerak. Kata Fang Zhen Mei, "bila kalian tetap tidak mau keluar, aku akan turun.'' Terdengar ada yang menjawab, "aku sudah menunggu kedatangan Tuan Muda. Tuan Muda hanya datang sendiri dan membaca puisi di atas bubungan atap, tidak masuk ke ruangan menjadi tamu, apakah merasa takut?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah di ruangan sana ada arak? Tidak ada orang tidak menjadi jaminan, tidak ada arak bagaimana bisa menjamu tamu?" Orang itu tertawa dan berkata, "arak ada, pedang pun juga ada." Tanya Fang Zhen Mei, "apakah itu adalah Pedang Sakti Xue He?" Orang itu menjawab, "masih ada Shi Tu Qing Yan." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "semua ini adalah kemauanku. Walaupun ada gunung, pisau, dan wadah berisi minyak mendidih, sepertinya aku tetap harus turun." Selesai bicara, dia sudah berada di tengah-tengah Tie Xue Tang. Ruang yang berada tengah-tengah Tie Xue Tang, memiliki dinding yang bukan terbuat dari batu melainkan dari besi. Ruangan itu berbentuk persegi empat, sangat luas, tapi di dalamnya tidak ada satu benda pun. Di bagian depan ada 2 orang, kaki dan tangan mereka orang diborgol. Dengan sorot mata yang sangat dikasihani terus melihat dia. Karena sudah ditotok mereka tidak bisa bersuara. Mereka adalah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin. Di dalam ruangan itu berdiri seseorang mengenakan baju berwarna merah; Tidak, sebenarnya orang ini memakai baju panjang berwarna putih, tapi terlihat ada semu kemerahan, ini disebabkan karena pedangnya berwarna merah. Pedang yang tergantung di pinggangnya adalah sebuah pedang pendek, pedang berwarna merah, membuat hati orang yang melihatnya merasa tidak enak. Orang itu tertawa dengan tenang, jenggotnya yang panjang, membuat dia terlihat lebih luwes lagi. Pembawaan penuh dengan wibawa, membuat orang-orang yang melihatnya tidak berani melihat langsung kepadanya. Terdengar orang ini tertawa dan berkata, "apakah yang datang ini adalah orang terkenal di dunia persilatan, Fang Zhen Mei?" Jawab Fang Zhen Mei dengan tertawa, "betul. Hari ini aku bisa bertemu dengan ketua Chang Xiao Bang yang terkenal merupakan suatu kebanggaan." Kata Zheng Bai Shui dengan serius, "Tuan Muda Feng, aku mendirikan Chang Xiao Bang sampai saat ini, sekarang perkumpulanku maju pesat, kau pasti sudah melihatnya aku tidak perlu banyak bicara lagi. Hanya saja Chang Xiao Bang sangat membutuhkan orang seperti Tuan Muda Fang. Bila Tuan Muda Fang ingin masuk menjadi anggota Chang Xiao Bang, kecuali harus menuruti tujuh peraturan perkumpulan kami, yang lainnya tidak perlu dan aku akan memberikan kedudukan ketua kepadamu, posisimu berada di bawah wakil ketua Bang. Apakah Tuan Muda berminat? Perlu diketahui walaupun kita menolong yang lemah dan membasmi kejahatan, kita akan mendapatkan nama baik. Tapi kehidupan hanya berlangsung sebentar dan akan lewat begitu saja. Nama hanyalah sekedar nama, bila kau membela orang lain demi nama, bagaimana bila kau terbunuh? Lebih baik selagi kau masih muda, buatlah masa depan yang lebih berkilau, menguasai dunia hingga terkenal ke mana-mana, bukankah itu lebih baik? Tuan Muda harus memikirkannya lebih seius." Fang Zhen Mei dengan sangat serius berkata, "ini adalah pujian dari Ketua. Sebenarnya orang berbakat seperti ikan yang berada di dalam sungai, sangat banyak. Ketua sayang kepadaku, tapi aku tidak bisa melakukan kehendak Ketua, aku tidak berani menerima ajakan Ketua. Sifatku tidak bisa diam di suatu tempat dan selalu berkelana. Aku tidak ingin menjadi terkenal. Seperti yang Ketua katakan, orang hidup di dunia hanya beberapa puluh tahun, hanya dalam sekejap sudah lewat. Kalau begitu mengapa tidak mengambil kesempatan ini, bukan karena nama, bukan juga karena jasa, tapi karena untuk orang-orang yang berada di dunia ini, kita melakukan hal yang lebih berarti? Bila kita sudah melakukan hal seperti itu kita baru bisa mengatakan, aku pernah hidup di dunia ini, bila tidak mau tahu hidup atau mati karena orang lain, semua hanya untuk mencari nama dan mengambil usaha orang lain. Aku adalah orang kecil di dunia persilatan, aku selalu merasa kekurangan. Ketua adalah tetua di dunia persilatan pasti lebih mengerti hal ini dibandingkan denganku." Kata-kata ini membuat Zheng Bai Shui tidak bisa menjawab. Dengan tertawa dingin dia tertawa, "mulut Tuan Muda sangat tajam!" Kata Fang Zhen Mei, "lebih baik tangan kita yang keras dari pada mulut kita yang tajam. Tangan Ketua Zheng sudah menguasai hidup dan mati dunia persilatan!" Zheng Bai Shui tertawa dan bertanya, "apa maksudmu?" Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "bila Ketua mau mengembalikan pedang yang sekarang terselip di pinggang Ketua kepada Wisma Shi Jian. Bencana selama ratusan tahun yang belum pernah terjadi akan segera berubah kering menjadi kain sutra." Wajah Zheng Bai Shui berubah dari putih menjadi hijau. Ketahuilah kata-kata ini sangat membuat Zheng Bai Shui marah. Setelah lama dia baru berkata, "apakah Tuan Muda menganggap bahwa aku adalah anak yang berumur 3 tahun?" Kata Fang Zhen Mei, "Ketua terlalu berat mengatakan semua itu!" Zheng Bai Shui dengan dingin berkata, "bila Tuan Muda tidak segera sadar dan masih berani menginginkan pedang yang berada di pinggangku, terimalah Chang Xiao Ji (pukulan ]ku." Jawab Fang Zhen Mei, "baiklah, Chang Xiao Ji yang Ketua miliki tidak pernah ada orang yang bisa menerima hingga jurus keempat. Aku Fang Zhen Mei, merasa beruntung mendapat kesempatan kepada Ketua mencoba pukulan ini. Walaupun nanti aku mati, aku akan merasa sangat beruntung. Pedang sakti Xue He akan kembali ke pemilik asalnya, aku Fang Zhen Mei sampai mati pun tidak akan merasa menyesal.'' Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "kalau begitu kau sudah siap menerima serangan?" Dengan serius Fang Zhen Mei berkata, "walaupun ini seperti seekor belalang yang mencoba menahan kereta yang lewat, tapi tetap harus dicoba." Zheng Bai Shui menatap Fang Zhen Mei, matanya mengeluarkan hawa membunuh. Tiba-tiba terdengar suara perempuan, dengan suara lantang dan panjang, dia menyerang Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei dengan tenang menjepit pedang yang menyerang ke arahnya, dengan menggunakan 2 jari. Ternyata yang menyerangnya adalah Zheng Dan Feng. Dengan cepat Zheng Dan Feng berkata, "cepat totok aku, dan tukar dengan pedang!" Tangan kiri Fang Zhen Mei bergerak, dia sudah memegang tangan kanan Zheng Dan Feng dan berkata, "tidak, itu terlalu berbahaya!" kata-katanya belum habis, lengan baju Zheng Bai Shui sudah dilambaikan, seperti ada angin besar yang menyerangnya. Fang Zhen Mei tidak bisa berkata apa-apa lagi, terpaksa dia menggendong Zheng Dan Feng untuk menghindar. Terdengar suara gemuruh, ruangan itu bergetar dan berbunyi. Benar-benar tenaga dalam Zheng Bai Shui begitu dasyat hingga mengejutkan orang. Satu kali serangan Zheng Bai Shui tidak mengenai sasaran, dia sudah bersiap-siap akan menyerang lagi. Tiba-tiba Zheng Dan Feng berteriak, "Ayah, dia menyanderaku, jangan menyerang lagi!" Ada pepatah yang mengatakan : harimau galak pun tidak akan tega melukai anaknya. Begitu Zheng Bai Shui mendengar teriakan Zheng Dan Feng, dia menarik nafas dan berhenti menyerang. Dia berkata, "Dan Feng, mengapa kau begitu bodoh? Mana bisa kau melawannya?" Kemudian Zheng Bai Shui berkata, Tuan Muda Fang, tidak kusangka, kau pun menggunakan jurus ini. Baiklah, aku akan mengembalikan pedang ini kepadamu, kembalikan putriku." Fang Zhen Mei segera melepaskan tangannya dan berkata, "Nona Zheng, silakan kembali ke tempatmu." Kata Fang Zhen Mei, "sekarang aku sudah mengembalikan Nona Zheng, harap kembalikan pedang kepadaku." Dengan suara berat Zheng Bai Shui berkata, "aku memang sudah berjanji, aku pasti akan mengembalikannya padamu." Belum selesai dia berkata, pedang yang diselipkan di pinggangnya sudah melayang keluar, seperti pelangi merah yang terus mengarah kepada Fang Zhen Mei. Dengan tenang Fang Zhen Mei menyambut pedang ini. Pelangi merah segera padam. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "pedang ini bisa membelah borgol tangan Shi Tu bersaudara. Bila kau bisa memutuskan borgol di depanku, aku akan membiarkan kalian bertiga keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang." Kata Fang Zhen Mei tertawa, "maaf, aku sudah melampaui permintaanku." Tiba-tiba dia sudah terbang ke dinding besi yang berada di sebelah kiri. Zheng Bai Shui terpaku karena di sebelah kirinya tidak ada orang. Dengan cepat Fang Zhen Mei tiba di dinding itu. Tiba-tiba dia mengikuti dinding terus naik hingga ke atas, kemudian dia meluncur ke tempat Shi Tu Qing Yan. Zheng Bai Shui pernah mendengar ilmu Cecak Bermain di Dmding, tidak menyangka ada ofang bisa berlatih ilmu seperti itu dengan begitu bagus. Dia marah dan dengan cepat terbang menyusulnya Fang Zhen Mei. Zheng Bai Shui baru saja bergerak, Fang Zhen Mei tiba-tiba sudah turun dan secepat seperti kilat sudah terbang ke arah Shi Tu Qing Yang. Segera Zheng Bai Shui menyusul, tapi Fang Zhen Mei seperti segumpal awan putih melayang keluar. Zheng Bai Shui menyerang kembali dengan telapaknya. Tenaga telapaknya hanya setengah meter di belakang Fang Zhen Mei, dari arah pintu ruangan sampai ke dinding seberang, telapak Zheng Bai Shui setengah meter berada di belakang Fang Zhen Mei. Tapi Fang Zhen Mei tetap berada di depan. Dia meloncat ke arah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin. Dalam waktu yang sangat singkat pedangnya sudah menggores. Pedang dikeluarkan dengan terburu-buru, sangat tepat dan cepat. Sebuah pedang memutuskan 2 pasang borgol. Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin berhasil dibebaskan dari borgolnya. Dalam waktu singkat Fang Zhen Mei melihat sorot mata Shi Tu Tian Xin dan Shi Tu Qing Yan. Mereka tidak bisa bicara, tapi sorot matanya begitu ketakutan, sedikit pun mereka tidak terlihat senang karena bisa terlepas dari bahaya. Hati Fang Zhen Mei terasa berat, tapi keadaan tidak mengijinkan dia berpikir banyak. Begitu pedang sudah berada di tangan, dengan cepat dia memanjat naik ke dinding besi, dia tidak bisa berhenti karena telapak Zheng Bai Shui berada setengah meter di belakangnya! Kemudian dengan cepat Fang Zhen Mei menekan putra-putri Shi Tu ke bawah, dia ikut berjongkok, tubuhnya baru saja turun, telapak tangan Zheng Bai Shui tidak mengenainya, tapi mengenai dinding besi. Begitu tenaga telapak Zheng Bai Shui mengenai tempat kosong. Dia segera menarik tenagannya kembali tapi tenaga sudah berkurang sebanyak 70%. Walaupun begitu, tenaga telapak yang mengenai dinding suaranya bergemuruh seperti gempa bumi. Walaupun dinding itu mengeluarkan suara keras, tapi sama sekali tidak ada bekas telapak tangan. Dari kejadian ini dapat diketahui bahwa dinding besi itu sangat kokoh. Tenaga telapak Zheng Bai Shui sudah menghabiskan banyak kekuatannya, tapi pukulan ini tetap bukan jurus Chang Xiao Ji. Begitu Fang Zhen Mei melihat ke arah dinding, dia langsung mengerti. Dia ingin segera mundur dari sana tapi Zheng Bai Shui sudah membuat dirinya tergetar. Dengan cepat Fang Zhen Mei meloncat, tangan kiri menjepit Shi Tu Qing Yan tangan kanannya menenteng Shi Tu Tian Xin. Dia ingin segera keluar dari sana, tapi semua sudah terlambat! Sebuah pintu besi yang berbentuk seperti pagar dan dinding besi membuat jalan menjadi buntu. Setiap jeruji pagar sebesar tangan. Pagar besi menghalangi mundurnya Fang Zhen Mei bertiga. Begitu pagar besi diturunkan, tubuh Fang Zhen Mei berhenti melangkah. Dia meletakkan Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin. Dengan santai dia berkata, "kalian jangan cemas, kita bertarung bukan berarti harus mati, betul kan?" Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "betul apa yang dikatakan oleh Tuan Muda Fang, terkurung di sini bukan berarti mati juga tidak berarti bisa hidup, apakah benar?" Fang Zhen Mei tersenyum dan menjawab, "aku tidak menyangka bahwa Ketua Zheng yang memiliki ilmu silat begitu lihai masih harus menggunakan perangkap." Zheng Bai Shui berkata, "sudah kukatakan, kalau kau bisa memutuskan borgol, kau boleh keluar hidup-hidup dari Chang Xiao Bang, tapi yang menjadi masalah adalah kau sudah memutuskan borgol, aku pun tidak akan melepaskanmu. Sekarang kalian akan terkurung di sini." Fang Zhen Mei malah menepuk tangannya memuji dan berkata, "cara yang ipagus dan tepat. Pertama, Ketua Bang menyuruhku memutuskan borgol tapi ternyata borgol ini merupakan tombol. Begitu borgol diputuskan maka pagar besi pun akan turun. Bila kami memiliki sayap pun belum tentu bisa terbang meloloskan diri, dan Ketua sedang menertawakan kami yang patut dikasihani." Zheng Bai Shui sama sekali tidak marah, dia berkata, "Tuan muda benar-benar sangat pintar berbicara. Tapi sayang orang yang hanya mengandalkan ketajaman lidah tidak bisa membereskan masalah. Sekarang Tuan Muda masih bisa memilih untuk masuk ke perkumpulanku, bagaimana?" Dengan sangat senang Fang Zhen Mei tertawa, "Ketua benar- benar suka bercanda. Tadi aku tidak setuju untuk masuk ke perkumpulanmu, sekarang setelah terkurung aku baru merasa menyesal, bukankah harga diriku akan turun? Bila Ketua ingin mengajakku masuk, harus menunggu hingga aku bisa keluar dari penjara ini, baru Ketua dengan leluasa bertanya." Kata Zheng Bai Shui dengan marah, "Tuan Muda, sampai akan mati pun kau masih tidak sadar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Pagar ini terbuat dari besi yang bagus dan kuat. Borgol terbuat dari kuningan yang sangat kuat, dinding besinya pun begitu. Walaupun ilmu silatmu tinggi, kau tidak akan sanggup memotongnya dan keluar dari sana. Tempat kalian berdiri hanya berjarak satu pagar. Di bawah sana adalah kobaran api. Di atas kepala kalian ada kompor panas yang bisa melumerkan kalian. Bila aku memberi perintah, api akan segera dikobarkan. Tidak sampai 3 jam, kalian akan menjadi bebek panggang. Waktu itu Tuan Muda Fang pasti tidak akan bisa tertawa lagi." Fang Zhen Mei tertawa, "Oh? Bebek panggang, apakah itu bebek panggang Shu Zhou atau bebek panggang Bei Jing?" Tapi wajah Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin sudah sangat ketakutan. Zheng Bai Shui membalikkan badan dan memerintah, "segera pasang api!" Dia berkata lagi kepada murid-murid Chang Xiao Bang, "tutup semua pintu Chang Xiao Bang. Waspada bila ada orang yang masuk, bunuh semua tidak ada pengecualian. Aku akan mengawal sendiri." Di luar segera terdengar suara, "kami menuruti perintah!" Zheng Bai Shui dengan kuat memegang tangan Zheng Dan Feng. Zheng Dan Feng berkata, "Ayah...." Dengan tertawa dingin Zheng Bai Shui berkata, "jangan mengatakan apa-apa lagi. Tadi kau sengaja melakukan semua itu supaya Fang Zhen Mei bisa menyanderamu, jangan kira ayah tidak tahu." Dengan wajah yang penuh amarah Zheng Bai Shui berkata, "ikut aku! Kau harus ada di sisiku, semenit pun tidak boleh pergi." Kemudian dengan langkah besar Zheng Bai Shui keluar dan berkata, "Tuan Muda Fang, selamat tinggal! Kalau kau sudah berubah menjadi bebek panggang matang, kau baru mengerti terkurung di sini berarti tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini." Fang Zhen Mei juga tertawa dan berkata, "baiklah. Ketua Zheng, kau pun harus berhati-hati. Aku sudah mengatakannya, orang yang terkurung di sini bukan berarti orang itu sudah mati." ---ooo0dw0ooo--- Bila kau bertanya kepada seorang pemuda kaya dengan masa depan cerah, "tempat apakah yang paling kau sukai?" Jawabannya pasti, "Han Bi Lou (nama rumah)". Bila kau bertanya kepada seorang pemuda miskin, "tempat apa yang paling kau sukai?" Jawabannya pasti "Han Bi Lou." Bila kau bertanya kepada pendekar yang berpengalaman, "kau paling suka tinggal di mana?" "Han Bi Lou." Kalau kau bertanya kepada orang setengah baya dan terpelajar, "kau ingin pergi ke mana?" "Lebih baik aku tinggal di Han'-Bi Lou" Kalau kau bertanya kepada ibu-ibu yang penuh dengan rambut putih, jawabannya tetap, "Han Bi Lou." ---ooo0dw0ooo--- BAB 11 Han Bi Lou Han Bi Lou tempat apakah itu? Apakah Han Bi Lou adalah rumah bordil? Mengapa semua lapisan masyarakat hormat kepada Han Bi Lou? Benar, Han Bi Lou adalah sebuah rumah yang dipenuhi oleh perempuan muda dan cantik, tapi tempat itu tidak seperti rumah bordil lainnya. Pertama di sana hanya menjual kepintaran tidak menjual tubuh molek. Di Han Bi Lou banyak perempuan cantik dan juga berbakat. Ada yang berpengetahuan luas, ada juga yang mahir bernyanyi atau bermain alat musik, atau pandai meciptakan lagu dan menari. Ada yang mahir memanah, mahir menyulam, membuat arak atau yang lainnya. Tamu-tamu yang datang ke sana ada yang seperti bertemu dengan teman baik, ada yang hanya ingin sekedar melihat kecantikan para gadis di sana, ada yang bersenda gurau dengan mereka. Nona-nona di tempat itu hanya menjual kepintaran mereka dan tidak menjual tubuh. Mereka tidak akan mau meladeni tamu-tamu iseng, tapi untuk berpacaran akan cliijinkan. Kadang- kadang setelah menikah mereka tetap kembali ke Han Bi Lou untuk mencari nafkah. Tapi kebanyakan perempuan di sana adalah gadis- gadis yang cantik dan bersih. Kedua, di sana tidak menghina kalangan miskin dan menjilat orang kaya. Ini adalah perbedaan yang nyata dengan rumah bordil. Orang kaya bisa datang, orang miskin juga seperti itu. Bila dia adalah seorang pendekar, dia akan lebih disambut dengan baik, begitu pula dengan pelajar. Tapi jika kau mempunyai pikiran yang tidak benar, biasanya kau akan mendapatkan 2 akibat, kalau tidak diusir dari sana, kau pasti akan dipukul, semua ini dilakukan dengan tidak memandang bulu dan tidak terkecuali. Dari mana Han Bi Lou mendapatkan uang yang untuk membiayai hidup? Orang miskin yang datang ke sana sama sekali tidak dipungut biaya, sedangkan orang kaya yang datang pasti akan dimintai sumbangan. Bila ada yang berpura-pura menjadi miskin, semua ini tidak akan lolos dari mata jeli Qu Yang Sao Yue. Orang miskin memiliki beban pikiran yang sangat berat. Mereka datang ke Han Bi Lou dalam keadaan strees berat mereka sering diberi nasihat atau diberi motivasi hidup. Mereka bisa menjadi sukses atau berubah dari jahat menjadi baik. Orang yang berasal dari kalangan miskin sampai yang kaya, tidak ada yang melupakan kebaikan nona-nona yang berada di Han Bi Lou, mereka juga sangat berterima kasih kepada Han Bi Lou. Di antara mereka bahkan ada yang menjadi jenderal kerajaan, menjadi orang terkenal, polisi atau bahkan menjadi pegawai pemerintahan. Istri-istri yang lain selalu menghalangi suami mereka pergi ke rumah bordil tapi sikap mereka terhadap Han Bi Lou bila melihat suami atau putra mereka berbuat tidak baik, mereka malah berusaha mendorong suami atau putra mereka ke Han Bi Lou untuk belajar sesuatu di sana sehingga mereka berubah menjadi orang baik. Han Bi Lou sangat luas, pemandangan di sana pun sangat bagus. Han Bi Lou menghadap gunung dan laut, benar-benar tempat yang bagus untuk bertamasya, karena itu banyak juga orang yang datang untuk bertamasya. Orang yang memiliki Han Bi Lou bernama Qu Yang Sao Yue. Umu silatnya lihai, kemampuan menjahit, menyanyi, dan kemampuan lainnya pun sama mahirnya. Dulu dia sangat terkenal sekarang dia sudah memasuki usia setengah baya, tapi dia tetap dihormati oleh orang-orang dunia persilatan. Banyak perempuan-perempuan lemah yang meloloskan diri dari sarang penjahat, lolos dari bencana kelaparan atau melarikan diri dari tempat bordil lain, mereka akan mendatangi Han Bi Lou. Yang sudah ditolong oleh Han Bi Lou terhitung sudah ratusan orang. Dua orang anak angkat Qu Yang Sao Yue yaitu Gong Sun You Lan, dan Gong Sun Yue Lan yang tercantik di antara mereka berdua. Orang tua mereka sudah meninggal. Qu Yang Sao Yue lah yang membesarkan mereka, kakak beradik ini sangat senang membaca puisi, ilmu pedang, menyanyi, dan menari. Gong Sun You Lan sangat mahir bermain Pi Pa (alat musik Tiongkok yang dipetik). Gong Sung Yue Lan mahir bermain Gu Zheng (alat musik Tiongkok yang dipetik, seperti kecapi). Mereka menyimpan senjata mereka di dalam Gu Zheng dan Pi Pa, karena itu sewaktu alat musik dimainkan terdengar seperti suara naga dan lirik musiknya pun begitu bagus. Di dunia tidak ada yang bisa menyaingi kemampuan mereka. Di Han Bi Lou kecuali mereka bertiga yang merupakan pesilat tangguh, kemampuan orang yang lain hanya biasa-biasa saja. Perkumpulan-perkumpulan yang ada di dunia persilatan jarang membuat keributan di tempat ini karena hal ini akan menyebabkan orang-orang menjadi marah. Apalagi Qu Yang Sao Yue dan kakak beradik Gong Sun akan dengan sangat mudah mengatasi mereka. Karena itu semua perkumpulan tidak ada yang ingin bermusuhan dengan Han Bi Lou. Han Bi Lou tidak banyak ikut campur dengan masalah-masalah yang tidak ada hubungannya dengan mereka juga tidak pernah merebut kekuasaan dari tangan orang lain. Bagi orang-orang dunia persilatan pasti ada hari-hari di mana mereka mengalami kesialan, mereka akan dihibur oleh gadis-gadis Han Bi Lou. Mereka sangat akrab dengan Wisma Shi Jian dan markas Biao Feng Yun. Ketika tiga perkumpulan ini bersahabat dan bergabung, siapa pun tidak akan bisa mengalahkan mereka. Mereka pun tidak bisa dijilat oleh perkumpulan mana pun. Tapi tidak termasuk dengan perkumpulan paling besar di dunia persilatan—Chang Xiao Bang. ---ooo0dw0ooo--- Begitu lampu dinyalakan, Han Bi Lou mulai ramai didatangi orang. Banyak pendekar yang muncul tapi situasi di sana sama sekali tidak terlihat kacau, malah boleh dibilang sangat teratur. Tapi tiba-tiba terdengar jeritan perempuan yang datang dari pintu. Qu Yang Sao Yue sedang mengobrol dengan 3 orang tamunya di ruang dalam. Mereka bukan tamu biasa, mereka adalah Ketua Kong Dong Pai, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi, ketua perkumpulan Dan Feng, si Kapas Terbang, Shen Fei Fei dan orang markas Biao Feng Yun si Naga Melewati Sungai, Yang Ku Wei. Mereka sedang asyik mengobrol, begitu terdengar suara perempuan yang berteriak, Qu Yang Sao Yue sudah berada di pintu depan. Dia sudah terbiasa, bila ada keributan seperti itu dia dengan cepat menuju sumber keributan. Di depan pintu tampak tiga orang. Yang berada di tengah adalah seorang pak tua dengan perawakan tinggi dan besar, tapi dari wajahnya terlihat bahwa dia adalah orang licik. Yang berada di sisinya adalah seorang pelajar, wajahnya putih tidak berjenggot, dia terlihat cabul. Yang satu lagi adalah seorang laki-laki kasar, dia berdiri di sana seperti sebuah gunung kecil. Kedua mata orang tua itu mengeluarkan sorot galak. Tangan kirinya sedang menarik tangan seorang gadis. Gadis itu ketakutan, tapi dia tidak bisa meloloskan diri dari cengkraman orang itu. Wajahnya yang putih mulus ditampar beberapa kali hingga bengkak. Orang-orang sudah berkerumun dan mengelilingi mereka, bertanya, "ada apa? Ada apa?" Orang tua galak itu berkata, "perempuan jalang, meladeni tamu pun tidak bisa!" Ada tamu yang bertanya, "dia sudah melakukan kesalahan apa kepada Tuan?" "Salahnya apa? Aku memiliki uang banyak terserah aku ingin dia berbuat apa, dia harus menuruti perkataanku!" "Kawan, kau sudah salah tafsir, bila kau ingin bersenang-senang, pergilah ke tempat bordil yang lain, di sini bukan tempat yang kau duga." Orang itu baru saja selesai bicara, gigi-giginya sudah rontok karena dipukul dan langsung melayang keluar. "Kau berani memukul orang, kau berani memukul!" ada yang datang, kali ini yang datang adalah laki-laki kasar tadi, dia menenteng kedua orang itu kemudian dilempar keluar. Orang yang berkumpul semakin banyak, ada yang berkata, "pukul dia, pukul dia, biar dia tahu bagaimana aturan di sini!" Terdengar orang terpelajar itu berkata, "apakah kalian ingin bertarung, kami datang dari markas Biao Xue Hun, kami tidak mudah dihina!" Orang yang datang segera mundur lagi, ada yang segera ditarik oleh temannya dan berkata, "jangan cari mati!" "Kenapa?" "Karena mereka adalah orang-orang markas Biao Xue Hun, dia adalah ketua Biao Xue Hun, si Telapak Sakti Xue Hun, Luo Tian Chi, wakil ketua Shen Qi dan orang yang tinggi dan kuat adalah Ma Zhou Fu, kita tidak bisa mendekati mereka." Banyak orang yang mundur teratur tapi tampak beberapa orang yang masih marah, mereka berkata, "orang-orang Biao Xue Hun begitu jahat, kita harus memberi pelajaran kepada mereka." Ada yang mengatakan, "jangan lupa, pendukung Biao Xue Hun adalah Chang Xiao Bang." Begitu kata-kata ini diucapkan, hampir semua orang serentak mundur, hanya ada seorang yang mengenakan pakaian mewah masih berdiri di sana, dengan cepat dia membuka jubah panjangnya, dia membentak, "kalian semua takut kepada Chang Xiao Bang, tapi Dan Qing Feng tidak takut kepada mereka! Lihat kepalan tanganku!" Dua kepalan tangan menyerang ke arah Luo Tian Chi, Ma Zhou Fum dari samping juga menyerang dan terjadilah pertarungan. Jurus yang dipakai oleh Dan Qing Feng adalah Fu Hu Quan (Kepalan Macan Telungkup). Ilmu silat Dan Qing Feng berada di atas Ma Zhou Fu, tapi kekuatan Ma Zhou Fu sangat besar, tubuhnya pun lebih tinggi dari Dan Qing Feng, satu kepala lebih, maka Dan Qing Feng tidak bisa mendekatinya, tapi karena serangan Dan Cjing Feng sangat berani, hal itu membuat Ma Zhou Fu agak kewalahan juga. Shen Qi tiba-tiba masuk ke arena pertarungan, hal ini mengejutkan Dan Qing Feng, dia menyerang lagi. Kata Shen Qi sambil melambaikan kipas lipatnya dan tertawa, "hentikan! Pahlawan Kecil, jangan menyerang lagi, dengarkan perkataanku." Dan Qing Feng menghentikan gerakannya, dia siap mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Shen Qi, Shen Qi malah menotoknya dengan cepat. Dan Qing Feng tampak marah dan berkata, "kau....." Dia sudah roboh dan Ma Zhou Fu mendekat, kepalan tangan sudah mengenai hidung Dan Qing Feng. Orang yang di pinggir berteriak, "mana boleh seperti itu...." Tanya Shen Qi tertawa, "mengapa tidak boleh? Siapa yang berani menghina markas Biao Xue Hun, aku akan mencabut semua giginya!" Segera kipas Shen Qi memukul mulut Dan Qing Feng. Tiba-tiba ada bayangan yang meloncat, secepat kilat mengenai mulut Shen Qi, masuk dan menancap ke dalam mulut Shen Qi. Shen Qi kaget, dengan cepat dia mengeluarkan barang yang berada di dalam mulutnya, ternyata itu adalah paha ayam dan 3 buah giginya yang copot! "Tidak perlu semua, cukup 3 saja aku meminta gigimu, tiga sudah cukup karena gigimu tidak ada gunanya." Terlihat seorang gadis berbaju hijau muda dan rambutnya terurai hingga ke pinggang, dia sangat cantik, sambil memeluk Pi Pa dia berjalan pelan-pelan dan keluar dari kerununan orang. Ada yang berteriak, "Nona Besar Gong Sun!" Gadis cantik itu tertawa. Entah sejak kapan di lapangan1 muncul seorang gadis cantik, berbaju biru muda, poni yang tebal menutupi dahinya, kulitnya putih, jarinya lentik, senyum yang menawan. Dengan jentikan jarinya, dia sudah membuka nadi Dan Qing Feng dengan cepat. Dan Qing Feng segera meloncat berdiri, dengan hormat dia berkata, "terima kasih, Nona!" Gadis itu tertawa, tawanya seperti bunga musim semi yang baru mekar, membuat terpesona orang-orang di sana. Dengan suara kecil dan lembut" dia berkata, "Tuan Muda tidak perlu merasa berterima kasih, sikapmu yang membela kebenaran membuatku kagum sehingga aku tidak pantas menerima rasa terima kasihmu." Dan Qing Feng menarik nafas dan berkata, "Aapakah anda adalah nona kedua, Nona Gong Sun?" Gadis itu tertawa dan berkata, "benar, itu adalah kakakku." Kata Dan Qing Feng dengan kagum, "aku datang dari tempat jauh hanya ingin melihat wajah nona-nona yang cantik, tidak kusangkal tadinya mempunyai bermaksud tidak baik. Ada pepatah yang berkata : tuan menginginkan jodoh cantik itu biasa, tapi begitu melihat nona aku merasa malu, tidak pantas mempunyai pikiran seperti itu. Baiklah, aku pamit dulu." Dia ingin pergi tapi Gong Sung Yue Lan berkata, "Tuan Muda tunggu sebentar, siapa yang telah melukai Tuan Muda? Aku akan membalaskan untukmu." Kata-kata baru selesai, tangannya yang putih sudah melambai. Dia memainkan Gu Zheng dalam beberapa nada. Orang yang berada di sana merasa nada yang dimainkan oleh Nona Gong Sun sangat bagus, membuat orang-orang menjadi bersemangat. Tapi hanya Ma Zhou Fu merasa hatinya kacau dan bergetar. Telinganya seperti akan menjadi tuli, langkahnya pun tidak bisa seimbang. Gong Sung You Lan meloncat, dengan cepat kepalan tangannya memukul hidung Ma Zhou Fu. Ma Zhou Fu adalah orang yang tinggi dan besar, dia sudah melayang keluar, bersamaan waktu itu terdengar suara tulang hidung yang patah. Gigi Shen Qi baru saja dipukul hingga rontok, dia merasa malu. Dia mencari sasaran untuk melampiaskan kemarahannya. Melihat Gong Sung You Lan melancarkan serangan, dia membentak, "perempuan jalang, biar aku yang membereskanmu!" Gong Sun You Lan menghindar. Dia menghadang di depan Gong Sun You Lan dan berkata, "kau sangat cantik" Hanya berkata 3 kata, dia merasa pipinya ditampar 3 kali. Entah sejak kapan lawannya bergerak, Shen Qi belum sempat melihatnya. Karena pipinya tampak bengkak dan terlihat sangat jelek, membuat semua orang di sana tertawa terbahak-bahak. Luo Tian Chi marah besar, dia dihina oleh 2 orang perempuan muda. Dia berteriak, "suruh tuan rumah keluar!' "Tidak perlu berteriak, bukankah aku sudah berada di depanmu?" Seorang perempuan cantik setengah baya sudah berada di depan Luo Tian Chi. Luo Tian Chi kaget dan mundur beberapa langkah, kemudian dia menenangkan diri dan berkata, "apakah kau adalah Qu Yang Sao Yue? Lihat budakmu, dengan cara seperti ini mereka meladeni tamu!" Qu Yang Sao Yue berkata, "harus dilihat dulu, dengan sikap bagaimana kelakuan kalian terhadap tuan rumah?" Kemudian Qu Yang Sao Yue menunjuk gadis yang dicengkram oleh Luo Tian Chi. Wajah si Telapak Sakti Xue Hun memerah. Dia melepaskan perempuan itu dan menunjuk Qu Yang Sao Yue. Dia berteriak, "perempuan jalang, kali ini kau cari mati! rasakan Telapak Sakti Xue Hun milikku!" Di sisi Qu Yang Sao Yue ada si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi dan si Kapas Terbang, Shen Fei Fei serta si Naga Melewati Sungai, Yang Ku Wei, mereka siap bertarung. Qu Yang Sao Yue menahan mereka dan tertawa, "Anda bertiga istirahatlah dulu, biar aku yang menghadapi pak tua ini. Bila dia bisa menerima 5 jurus pedangku, aku yang akan mencopot papan nama Han Bi Lou. Bila dia tidak bisa lolos dari 3 jurus pedangku, dia akan kembali ke markas Biao Xue Hun dengan pincang." Akhirnya seperti yang dikatakan sebelumnya. Membuat keributan di Han Bi Lou bila bukan diusir ya orang itu akan dipukul sampai keluar dari sana. Ma Zhou Fu termasuk orang yang dipukul keluar. Shen Qi Shan termasuk yang diusir, bagaimana dengan ketua Biao Xue Hun? Dia sudah mengeluarkan Telapak Sakti Xue Hun, tapi kakinya bertambah satu lubang tusukan pedang. Kalau bukan karena Qu Yang Sao Yue dengan sengaja menusuk dengan miring, mungkin sekarang bukan bukan hanya pincang mungkin dia tidak akan hidup lagi. ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui menarik Zheng Dan Feng keluar. Di ruangan itu sudah tidak ada satu barang pun dan keadaan di sana sangat sepi seperti mati. Tapi di dalam ruangan itu udara terasa semakin panas, apalagi di tempat mereka berdiri papan besi yang berada di atas kepala mereka, terasa semakin panas. Tapi Fang Zhen Mei tetap tertawa, dia berusaha mengajak ngobrol Shi Tu Cdng Yan dan Shi Tu Tian Xin. Dia sengaja membuat kedua anak itu merasa senang, dia bertanya, "mengapa kalian bisa ditangkap?" "Kami pun tidak tahu." jawab Shi Tu Qing Yan, "pada saat kami berjalan di depan tiba-tiba dari belakang ada yang menotok kami. Sejak itu kami sama sekali tidak tahu apa-apa lagi." "Kami ditotok di bagian Qu Chi Xue. Walaupun aku tidak bisa bergerak, tapi aku masih sadar. Hanya pada saat aku jatuh dengan posisi tengkurap, aku tidak bisa melihat apa-apa." Kemudian Shi Tu Tian Xin kemudian teringat sesuatu, "tapi penjaga yang berjalan bersama-sama dengan kami sepertinya tidak sempat bertarung dan langsung roboh saat itu. Berarti ilmu silat orang itu sangat tinggi." "Apakah sama sekali tidak memberontak?" tanya Fang Zhen Mei. "Betul!" Shi Tu Tian Xin takut Fang Zhen Mei tidak percaya dengan perkataannya karena itu dia menjawab dengan tegas. "Oh?" Fang Zhen Mei berpikir dan terdiam. "Sekarang kita harus bagaimana?" Shi Tu Qing Yan sangat gelisah. Tanya Fang Zhen Mei, "apa yang kau maksud?" Kata Shi Tu Qing Yan, "dia ingin membakar kita hingga mati, apakah benar kau ingin menjadi bebek panggang?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Sekarang kita kan belum matang, betul kan? Bila belum matang, rasanya tidak akan enak." Shi Tu Qing Yan mondar mandir di sana, akhirnya matanya memerah dan dia mulai menangis, "Tuan Muda Fang, kami berdua lah mencelakakanmu, sekarang kau harus mati bersama-sama dengan kami." Papan besi tempat mereka berpijak sudah mulai terasa panas. Shi Tu Tian Xin meloncat dan berkata, "aku akan membelah pagar besi ini!" Beberapa kali dipukul pun keadaan pagar besi tetap sama, tidak bergoyang sama sekali, malah telapak tangannya terasa sakit. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "bila pagar besi ini bisa dengan mudah dibelah atau dipotong, Zheng Bai Shui tidak akan bersusah payah mengurung kita. Ketua Chang Xiao Bang ini kecuali galak juga banyak akalnya. Dia menggunakan Pedang Sakti Xue He sebagai umpan, supaya kita masuk ke dalam perangkapnya. Dia mengurungku di sini tidak perlu membunuhku dengan bersusah payah, dia juga tidak perlu khawatir karena kita tidak akan bisa lolos dari sini. Dia hanya menggunakan api, dengan cara lambat dia akan membakar kita sampai mati." Hati Shi Tu Tian Xin bergetar dan bertanya, "Kalau begitu, sekarang kita harus bagaimana?" Shi Tu Qing Yan berkata, "Adik, apakah kau takut mati?" Shi Tu Tian Xin menegakkan dadanya yang kecil dan berkata, "takut mati? Keluarga Shi Tu tidak takut mati!" Tapi sepasang kakinya tetap gemetaran. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "bila tidak mau mati, lebih baik kita mengobrol saja." Tanya Shi Tu Tian Xin, "apakah kita akan menunggu kematian di sini?" Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya, "bila tidak menunggu kematian, apa yang bisa kita kerjakan?" Jawab Shi Tu Tian Xin, "paling sedikit kita berusaha berpikir mungkin masih ada cara lain?" Fang Zhen Mei mengerutkan dahi dan bertanya, "cara?" Kata Shi Tu Tian Xin, "benar, ada cara kan?" Jawab Fang Zhen Mei, "cara, ya memang sudah ada." Kakak beradik ini sangat senang dan secara bersama-sama mereka mendekat juga bertanya, "cara apa? Coba Paman katakan!" "Tapi masih belum terpikir." Shi Tu Qing Yan sangat kecewa, tapi mata Tian Xin berkilau menatap Fang Zhen Mei. Tiba-tiba dia merasa tertarik, "Paman Fang, apakah kau tidak takut mati?" "Siapa bilang?" tanya Fang Zhen Mei mengerutkan dahi. "Semua orang berkata seperti itu. Paman Fang, aku ingin menjadi seorang pendekar, ajarkan kepadaku bagaimana cara supaya tidak takut mati?" Shi Tu Qing Yan juga dengan aneh mendekati Fang Zhen Mei untuk mendengar jawaban Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tertawa terbahak-bahak dan berkata, "mereka hanya sembarangan bicara. Pendekar lebih menyayangi nyawanya, tapi nyawa orang lain lebih penting. Banyak nyawa lebih penting dibanding dengan nyawa sendiri. Boleh mengorbankan nyawa sendiri untuk melindungi nyawa orang lain." "Kalau begitu, Paman sebenarnya juga takut mati?" Shi Tu Tian Xin seperti tidak mempercayainya. "Takut, takut bukan main." Shi Tu Tian Xin terpaku dan berkata, "aku tidak percaya, Paman bohong kepadaku. Paman, harus bagaimana supaya tidak takut mati?" Fang Zhen Mei marah tapi juga ingin tertawa, terpaksa dia berkata, "seperti saat ini kau harus belajar supaya tidak takut mati dan belajar menempuh bahaya. Agar pikiranmu tidak kacau dan juga tidak mudah kaget." Shi Tu Tian Xin tertawa dan berkata, "Paman bisa merasa tenang dan tidak kaget, berarti Paman tidak takut mati? Aku tidak takut mati, tapi aku takut setan. Paman takut apa?" Anak ini usianya masih kecil, dia terus bercerita sepertinya dia sudah lupa dengan keadaan akan dipanggang hingga mati. Fang Zhen Mei seperti tertawa tapi sepertinya juga tidak. Melihat Shi Tu Qing Yan yang terus melihat dirinya, dia tertawa kecut dan menjawab, "belalang." ---ooo0dw0ooo--- Malam semakin larut. Sekeliling tempat itu sangat sepi. Sinar bulan seperti air menyiram ke halaman Han Bi Lou. Puluhan gadis sedang berjalan naik ke loteng dan kembali ke kamar mereka masing-masing. Hanya tinggal 2 orang gadis cantik. Yang satu sedang memeluk Pi Pa, dia berbaju hijau. Yang satu membawa Gu Zheng, dia berbaju biru muda. Mereka adalah kakak beradik Gong Sun You Lan dan Gong Sung Yue Lan. Begitu naik ke loteng lantai 3 dari pagar yang tinggi mereka melihat bulan yang menggantung di atas lanngit. Bulan terlihat tenang sehingga membuat hati menjadi tenang. Sinar bulan seperti sehelai sutra tipis menutupi halaman. Kakak beradik ini melihat bulan yang terlihat begitu sedih, mereka terpaku menatap langit. Gong Sun You Lan berkata, "sinar bulan begitu indah!" Tanggap Gong Sung Yue Lan, "sekarang sudah bulan purnama lagi." Gong Sun You Lan tertawa dan berkata, "Adik, kau mengira aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan?" Wajah Gong Sung Yue Lan memerah dan berkata, "apa maksudmu?" Dengan senang Gong Sun You Lan berkata, "sudah bulan purnama, mengapa pendekar yang bernama Wo Shi Shui, belum berkunjung ke sini?" Wajah Gong Sung Yue Lan segera memerah dan berkata, "jangan menertawakanku, aku tidak sedang memikirkan dia." Kata Gong Sun You Lan, "ternyata kau tidak menaruh hati kepada Wo Shi Shui. Lain kali jika dia bertanya seperti ini : Kak You Lan, apakah Adik Yue Lan ada? Aku akan menjawab : adikku tidak ingin bertemu denganmu. Dia mengatakan bahwa dia tidak rindu kepadamu." Gong Sung Yue Lan segera berkata, "Kakak jangan bercanda dan mempermainkanku." Sambil berjalan sambil mengangkat Gu Zhengnya. Gong Sun You Lan dengan cepat mengambil Pi Pa nya dan berlari, "aku tidak berani bermain Gu Zheng denganmu. Bila tadi kau berhasil menghancurkan hidung orang itu, aku tidak mau hidungku hancur. Belum menikah kau sudah berani memukul kakakmu. Bila sudah menikah pasti kau memukul suamimu. Ha! Ha! Bila Wo Shi Shui datang, aku akan memberitahukan hal ini kepadanya." Sambil tertawa dia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Tapi suara tawa terdengar dari luar. Begitu Gong Sun You Lan kembali ke tempatnya. Wajah marah Gong Sun Yue Lan langsung hilang. Sinar bulan menyinari wajahnya. Begitu tenang, begitu putih. Gong Sung Yue Lan menarik nafas dan senar Gu Zheng dipetiknya. Kemudian dia kembali ke kamar tidurnya. Dari jendela kamarnya terlihat bulan. Angin sepoi-sepoi bertiup dengan pelan. Gong Sung Yue Lan menarik nafas dan tiba-tiba ada sesosok bayangan yang masuk. Gong Sung Yue Lan tiba-tiba merasakannya, dia membentak, "siapa!" Hanya dalam waktu singkat dia sudah mengeluarkan 7 serangan. Tujuh kali memukul berhasil mengenai orang itu. Orang itu berbaju hitam. Di tengah-tengah udara, dia bersalto tapi tetap terkena 7 pukulan. Dia tertawa dan dengan ringan mendarat. Terdengar suara yang dikenal. Dia terpaku, dengan kaget sekaligus senang dia berteriak, "kau datang juga?" Orang berbaju hitam itu membalikkan badannya. Dia adalah Wo Shi Shui. Wo Shi Shui tertawa dan berkata, "Yue Lan, maaf, aku masuk dengan lancang sehingga membuatmu terkejut." Dengan penuh perhatian Gong Sun Yue Lan berkata, "aku tidak tahu yang datang adalah kau, apakah terasa sakit?" Wo Shi Shui tertawa dan berkata, "aku terkena pukulanmu, itu sudah pantas, karena memang aku yang mencari penyakit sendiri." Karena senang wajah Gong Sun Yue Lan memerah. Dengan tertawa dia bertanya, "mengapa tidak masuk melalui pintu? Kau seperti pencuri." Wo Shi Shui tertawa dan berkata, "tadinya aku memang ingin masuk dari pintu. Kemudian aku mendengar percakapan kalian...." "Apakah kau sudah mendengar semuanya?" tanya Gong Sun Yue Lan. Wo Shi Shui mengangguk sambil tertawa. Gong Sun Yue Lan memukulnya dengan lembut dan berkata, "Kau jahat telah mendengarkan obrolan kami...." Bulan masuk ke balik awan. Mengapa? Apakah bukan tidak ada jodoh untuk bermesraan? Atau bulan tiba-tiba teringat dengan matahari? Gong Sun Yue Lan menarik nafas dan bertanya, "mengapa kau datang kemari?" Wo Shi Shui menjawab, "aku datang untuk berpamitan." "Berpamitan?" "Besok pagi aku akan bertarung antara hidup dan mati dengan Fang Zhen Mei." "Fang Zhen Mei, pendekar berbaju putih dan orang berbakat dari Jiang Nan?" "Betul." "Mengapa kalian harus bertarung?" "Karena aku sudah berjanji dengannya." "Berjanji?" "Benar. Lima tahun yang lalu ibuku sakit berat. Ibuku dirawat oleh paman. Sewaktu aku pulang ibu sudah hampir meninggal.. Dia ingin aku berjanji sesuatu kepadanya, aku harus membalas budi besar paman (adik ibu). Waktu itu paman tidak jahat seperti sekarang." "Kau sudah berjanji apa kepadanya?" "Demi menghibur ibuku, aku menyetujuinya. Waktu itu Zheng Bai Shui tidak menyuruhku melakukan sesuatu. Dia hanya berkata, balas budi satu kali saja sudah cukup. Sekarang aku baru tahu, itu adalah akal dia saja. Karena aku setuju melakukan satu hal untuknya, sekarang apa yang diminta olehnya termasuk semuanya." "Oh!" "Tiga bulan yang lalu, Fang Zhen Mei masuk ke Zhong Yuan, Zheng Bai Shui ingin aku segera membunuhnya." "Fang Zhen Mei adalah orang yang dalam beberapa ratus tahun ini hanya satu-satunya pendekar yang tangannya tidak pernah ternoda darah. Apakah kau tega membunuh dia?" tanya Yue Lan. "Tidak tega. Tapi aku juga malu kepada ibuku yang sudah meninggal." Hati Wo Shi Shui sangat sedih. Dia menarik nafas nematap langit dan berkata, "apalagi beberapa kali aku bertarung dengannya, aku lebih banyak kalah daripada menang. Karena itu, aku mengambil keputusan bila aku mati di tangannya, aku akan menerima semuanya dengan senang hati. Bila aku bisa membunuhnya, aku akan memusnahkan Chang Xiao Bang untuk menghibur dia yang berada di surga." "Itu bukan cara yang baik." kata Gong Sung Yue Lan. 'Tapi itu adalah satu-satunya cara yang ada," kata Wo Shi Shui tidak ada ekspresi, "aku adalah laki-laki. Kata-kataku yang sudah kuucapkan, aku harus menepatinya." Bulan muncul lagi dari balik awan. Demi apa? Apakah dia ingin bersinar dengan terang? Di dunia ini banyak hal yang tidak diinginkan yang harus dilakukan. Wo Shi Shui menepuk pundak Gong Sun Yue Lan yang masih berdiri di depan jendela dan berkata, "Yue Lan, karena inilah maka aku pamit kepadamu." Gong Sung Yue Lan tidak membalikkan badannya. Dia bertanya, "apakah kau harus bertarung?" "Benar!" "Tolong beritahu kepadaku, di mana kalian akan bertarung?" "Tidak!" jawab Wo Shi Shui dengan tegas. "Mengapa?" tanya Yue Lan. "Aku tidak ingin kau melihat pertarungan ini. Jangan khawatir, jika kau masih hidup, aku pasti akan datang ke sini untuk menengokmu." Gong Sun Yue Lan membalikkan badan, kedua matanya sudah bersimbah dengan air mata. Sinar bulan menyinari air mata ini. Dengan suara gemetar dia bertanya, "mengapa kau harus pergi? Mengapa kau harus bertarung?" Wo Shi Shui menarik nafas panjang. Dengan penuh kasih sayang dia mengusap wajah Gong Sun Yue Lan. Dan berkata, "Yue Lan...." Bulan masuk lagi ke balik awan. Apa sebabnya? Apakah bulan pun tidak mau melihat perpisahan ini? "...ini adalah malam terakhir sebelum bertarung." "Karena itu kau harus istirahat yang cukup." "Tidak, aku akan bersamamu sampai besok pagi." "Kapan kau akan pergi?" "Sebelum hari terang." "Sebelum hari terang?" "Ya." "Ah!" "Jangan merasa sedih, sebenarnya orang yang tidak bersalah adalah Fang Zhen Mei." "Sekarang dia sedang apa?" "Entahlah...mungkin...aku sangat kagum kepadanya. Dia sering menolong orang tapi tidak sombong, dia sangat setia tapi tidak ingin berkuasa...sekarang dia sedang apa?" "Mungkin dia seperti kita...mungkin juga sedang menatap bulan, mungkin juga sedang makan bebek panggang...." Nafas mereka semakin berat. Bulan muncul lagi dari balik awan. Bulan bersinar terang, bumi pun terang, cinta memenuhi bumi dan langit. ---ooo0dw0ooo--- Bebek panggang? Makan bebek panggang adalah hal yang paling menyenangkan tapi bila dia dianggap bebek oleh orang lain dan dipanggang, itu sungguh tidak menyenangkan. Kakak beradik Shi Tu beranggapan demikian. Anehnya Fang Zhen Mei masih terlihat sangat santai. Dia seperti sedang makan bebek panggang dengan araknya dan juga seperti sedang menikmati cahaya bulan. Terkurung di sini, sedikit cahaya bulan pun tidak terlihat. Shi Tu Tian Xin mencoba mendobrak pagar besi. Malah badannya yang sakit. Dengan marah dia berkata, "kandang burung, akan kuhancurkan kau!" Shi Tu Qing Yan tertawa dan berkata, "kalau ini adalah kandang burung, apakah kita akan menjadi burung?" Tapi dia tahu besi pagar ini mulai panas. Dia tidak tertawa lagi. Dia meloncat ke depan Fang Zhen Mei dan berkata, "Paman Fang, sekarang kita harus bagaimana?" Fang Zhen Mei tersenyum, 'aku sedang mencari akal." Suhu semakin memanas. Baju mereka mulai basah. Kata Shi Tu Tian Xin, "Paman Fang, begitu idemu keluar, kami sudah matang dipanggang." Shi Tu Oing Yan marah dan berkata, "jangan ganggu Paman! Pikir cara yang baik." Shi Tu Tian Xin meminta, "Kakak, kau juga bantu mencari akal." Shi Tu Qing Yan menjawab, "baiklah, aku akan membantu...." Tiba-tiba dia berteriak, "Oh!" Shi Tu Tian Xin dengan senang bertanya, "apakah sudah ada?" Jawab Shi Tu Qing Yan, "aku tidak punya!" Dia balik bertanya, "Paman Fang, apakah kau sudah terpikir cara lain?" Fang Zhen Mei tersenyum dan menjawab, "belum." Suhu semakin panas. Pagar dan ubun-ubun kepala semakin panas membuat baju mereka makin basah, duduk pun tidak bisa. ---ooo0dw0ooo--- BAB 12 Markas Biao Qing Yun Markas Biao Qing Yun berada di dalam kota Chang An. markas Biao Qing Yun adalah Biao terbesar di kota itu. Sekarang sudah malam jam satu. Pintu markas Biao sudah tutup, tapi di dalam markas Biao masih ada 3 orang sedang minum arak. Mereka adalah ketua Biao Qing Yun, Hu Yan Yi Ding dan ketua Biao Fei Yun, Xue Zheng Yin dan Biao Chi Yun, Jiang Oing Feng. Terdengar Xue Zheng Yin dengan tertawa berkata, "Hari ini aku sudah pergi ke Han Bi Lou..." Yan Yi Ding tertawa dan berkata, "Apakah Kakak Xue ingin memberitahu kepada kami bahwa dia berkenalan dengan seorang wanita cantik..." Xue Zheng Yin dengan cepat berkata, "bukan, bukan. Hari ini aku ke Han Bi Lou untuk mencari Qi Yang Sao Yue untuk menanyakan masalah Chang Xiao Bang, yang dekat-dekat ini sudah membunuh beberapa orang-orang dunia persilatan, tidak disangka, baru sampai di Han Bi Lou sudah ada 3 orang dilempar keluar dari Han Bi Lou..." Hu Yan Yi Ding dengan aneh berkata, "Oh?" Hu Yan Yi Ding tertawa dan berkata, "Sudah lama orang-orang tidak berani membuat keributan di Han Bi Lou. Kali ini siapa yang diusir itu?" Xue Zheng Yin dengan senang tertawa, "Mereka adalah ketua Biao Xue Hun Luo Tian Chi dan Shen Qi Shan. Masih ada si kasar Ma Zhou Fu." Hu Yan Yi Ding tertawa dan berkata, "Ternyata adalah mereka bertiga, ha...ha...ha" Jiang Qing Feng tertawa dan berkata, "Biao Xue Hun didukung oleh Chang Xiao Bang. Mereka selalu menghina yang lemah, itu sudah melewati batas. Dia harus menerima pembalasan." Xue Zheng Yin juga terus berbicara karena dia sudah tua maka sedikit terbatuk. Kemudian dia berkata, "Kalian tunggu sebentar, aku akan ke kamar kecil." Dengan tergopo-gopo dia berjalan keluar ruangan tamu. Mungkin dia sudah mabuk begitu keluar ditiup angin, dia merasa dingin dan gemetar. Begitu melihat bulan, bulan purnama terasa sangat aneh, warnanya kuning dan hijau. Dia gemetaran juga merinding. Pada waktu itu juga paling sedikit 60 senjata rahasia sudah ditujukan kepadanya. Xue Zheng Yin sudah tua. Begitu dia tahu keadaan, sudah terlambat. Dia berteriak dengan suara keras. Dua telapak digerakan. Tapi tetap sudah ada 7-8 macam senjata rahasia menancap di badannya. Xue Zheng Yin berteriak dan berlari ke depan. Dia berusaha kembali ke ruangan tamu itu. Tiba-tiba di dalam kegelapan, ada cahaya pedang dan dalam cahaya pedang itu, Xue Zheng Yin melihat orang itu. Pemuda yang gagah dan kejam. Xue Zheng Yin berteriak, "Fang Zhong Pin!" Dia merasa dadanya sakit dan roboh tidak bisa bangun lagi. Di ruangan, Hu Yan Yi Ding dan Jiang Qing Feng masih terus minum. Tiba-tiba mendengar di luar ruangan ada yang marah dan berteriak. Mereka terpaku, kemudian ada suara yang sangat keras masuk dari luar. Mereka berdua sudah mengenal itu adalah suara Xue Zheng Yin. Segera mereka berdiri. Dari suara Xue Zheng Yin terdengar dia berkata nama Fang Zhong Pin. "Fang Zhong Pin?" Badan Jiang Qing Feng bergetar. Nama Fang Zhong Pin untuk dia terlalu dia kenal. Dulu sewaktu ayahnya memimpin Biao Chi Yun selalu aman dan makmur. Pada suatu hari tengah malam, semua orang di dalam pekarangan bertarung, mereka berteriak, "Chang Xiao Bang sudah menyerang." "Fang Zhong Pin aku akan membunuhmu!" Dia melihat paman guru satu persatu roboh di dalam cahaya api. Dia dengan sekuat tenaga berlari ke arah lain. Sesudah membunuh puluhan murid Chan Xiao Bang, dia baru bisa melarikan diri. Sesudah keluar dari sana dia baru tahu dalam Biao Chi Yun, hanya dia sendiri yang beruntung bisa kabur. Yang lain seekor anjingpun tidak bisa lolos. Kemudian dia berlari ke markas Biao Fei Yun. Xue Zheng Yin masih terus berkata ingin membalas dendam untuk Biao Chi Yun. Tapi belum satu tahun, pada suatu pagi hari di dalam suatu gang, Biao Fei Yun dan Chang Xiao Bang bentrok. Yang terluka dan mati sangat banyak. Tapi Chang Xiao Bang tetap menyerang Biao Fei Yun. Biarpun orang Biao menahan serangan ini tapi orang semakin banyak tumbang. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang berbaju merah berjalan sambil membunuh. Begitu pemuda itu masuk, segera 4 guru Biao tumbang. Kekuatan Biao Fei Yun segera hancur. Pemuda itu masih tertawa dan berkata, "Ingat budiku, namaku adalah Fang Zhong Pin." Xue Zheng Yin dengan marah menyerang, hanya beberapa kali menyerang dia sudah roboh. Dengan susah payah dia memapah Xue Zheng Yin bisa keluar dari sana dan lari ke markas Biao Qing Yun. Dalam Biao Fei Yun hanya dia sendiri yang masih hidup. Sekarang yang bernama Fang Zhong Pin datang lagi ke markas Biao Qing Yun? Orang-orang di sini yang berilmu silat paling tinggi adalah 'pecut emas tanpa musuh' Hu Yan Yi Ding. Tapi apakah dia bisa menahan serangan Fang Zhong Pin? Biarpun Jiang Qing Feng sangat berpengalaman, tapi dia terpaku dan badanpun bergetar. Hu Yan Yi Ding sudah marah, dengan cepat dia sudah seperti seekor bangau terbang keluar dari ruangan. Begitu Hu Yan Yi Ding terbang keluar ruangan, sudah ada satu jala yang besar dari atap turun menutup Hu Yan Yi Ding. Ternyata di atas atap, 4 sudut sudah ada orang berbaju hitam bersembunyi di sana. Hu Yan Yi Ding ingin menghindar, tapi sudah tidak sempat. Dia sudah terkurung di dalam jala. Tapi Hu Yan Yi Ding bukan memutuskan jala, sebaliknya dia loncat ke atap sambil membawa jala. Kemudian pecut emas keluar dari jala. Terdengar sudah ada yang terkena pecut dan roboh. Segera Hu Yan Yi Ding berputar dan menyerang, ada yang roboh lagi. Karena dua orang roboh, jalapun tidak kuat dipegang lagi. Hu Yan Yi Ding sudah lolos dari jala itu. Tapi bersamaan waktu itu juga 40-50 senjata rahasia sudah dilepaskan dari atap rumah. Hu Yan Yi Ding turun lagi, senjata rahasia itu malah membuat mati orang yang tersisa di atas atap. Tapi kaki Hu Yan Yi Ding belum berdiri benar, seorang berbaju merah dengan cepat dan tergesa-gesa sudah datang dan dua telapak tangan sudah keluar. Satu Yin dan satu Yang, menyerang Hu Yan Yi Ding. Dia adalah ketua panji merah Tie Jiao Jiao. Hu Yan Yi Ding di tengah udara, segera kembali lagi loncat ke atap dan berteriak, "Anah buah markas Biao cepat bangun! Chang Xiao Bang sudah datang menyerang—" Kata-kata dia belum habis, di depan sudah ada kilauan pedang. Cepat, tidak bisa dilukiskan lagi. Karena Hu Yan Yi Ding masih di udara dan tenaganya terkuras, dia tidak bisa menghindar lagi, pedang sudah menusuk ke dalam perut. Badan Hu Yan Yi Ding pun di tengah-tengah udara turun kemudian dengan keras jatuh ke bawah. Pemuda itu tangannya memegang pedang menusuk ke perut Hu Yan Yi Ding. Dia juga ikut turun. Hu Yan Yi Ding dengan suara serak berteriak, "Kau—" Pemuda itu tertawa dingin dan berkata, "Aku adalah Fang Zhong Pin." Kemudian pedang dicabut. Darah seperti hujan bermuncratan. Diapun kembali terbang ke atap membiarkan Hu Yan Yi Ding jatuh ke bawah. Jiang Qing Feng dan puluhan guru Biao keluar dari ruangan, tiba- tiba sudah melihat benda yang terjatuh. Itu adalah mayat Hu Yan Yi Ding yang sudah mati dengan mata tidak dipejam. Semua orang kaget. Terdengar di atas atap ada suara tawa seperti setan dan berkata, "Bunuh! Satupun tidak boleh tersisa!" ---ooo0dw0ooo--- Di dalam kurungan semakin panas, dudukpun sudah tidak bisa, berdiripun sudah tidak, bisa lama. Udara panas datang dari telapak kaki juga datang dari atas kepala membuat 3 orangyang di dalam berkeringat. Shi Tu Tian Xin berteriak, "Bagaimana ini? Habislah kami! Habislah!" Shi Tu Qing Yan dengan cemas bertanya, "Paman Fang, apakah kau sudah mempunyai cara?" Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata, "Sudah ada!" Adik kakak Shi Tu segera senang dan mereka bertanya, "Dengan cara apa? Cara apa?" Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata, "Cara ini sekarang belum bisa terpakai." Tian Xin berkata, "Kapan baru bisa dipakai?" Fang Zhen Mei menjawab, "Harus menunggu sebentar." Kali ini Shi Tu Qing Yan juga sudah cemas. Dia berkata, "Kalau menunggu lagi, kita semua akan matang." Fang Zhen Mei tersenyum dan berkata, "Betul, pada waktu itu kita lolos." ---ooo0dw0ooo--- Hari hampir terang. Hari subuh. Angin paling dingin, kabutpun paling lembab, langitpun paling gelap. Bulan sudah tidak ada, angin kencang dan awanpun sangat rendah, angin tetap terasa dingin. Di dalam Han Bi Lou bagian barat, Seseorang berbaju hitam dengan cepat keluar dari jendela. Dia masih terus menerus melihat Han Bi Lou. Di dalam jendela ada seorang perempuan sedang dengan sepenuh hati memandang bayangan orang itu. Air mata Gong Sun Yue Lan, di dalam angin malam dan angin pagi seperti sudah membeku menjadi es. Wo Shi Shui sudah pergi jauh. Dengan sedih Yue Lan masih berpikir dan melihat. Tidak ada bulan, tidak ada bintang, angin meniup awan. Tiba-tiba dia sudah melihat di atas atap banyak orang yang berbaju hitam. Mereka sedang menuju Han Bi Lou. Dia ingin berteriak, tapi jendela sudah dipukul hancur. Seseorang yang kuat dengan langkah besar masuk. Gong Sun Yue Lan membentak, "Siapa?" Orang itu menjawab dengan dingin, "Chang Xiao Bang Qu Lei." Dengan cepat Yue Lan sudah maju. Dia mengambil Gu Zheng. Dari dalam mengeluarkan sebilah pedang. Pedang cepat seperti kilat terus menyerang Qu Lei. Qu Lei sudah mulai mengeluarkan kepalan tangan. Gu Zheng hancur. Yue Lan mundur beberapa langkah. Qu Lei mendekat, Yue Lan segera memukul dengan bangku. Tapi bangku tetap hancur dipukul Qu Lei. Yue Lan sudah mundur sampai pinggir tempat tidur. Dia mengangkat meja dan melempar meja itu kepada Qu Lei. Dia tidak berharap meja ini bisa menyerang mundur Qu Lei. Dia hanya berharap bisa menghadap dia sebentar supaya dia ada kesempatan untuk melarikan diri. Tapi Qu Lei tidak menghindar, dia tetap memukul, mejapun hancur. Yue Lan sudah mendengar di luar suara sangat ribut. Suara perempuan-perempuan * berteriak. Suara bertarung juga terdengar, dia ingin lari dari pintu. Tapi Qu Lei sudah dengan cepat mendekat. Dengan dingin dia berkata, "Lebih baik kau mendengar perintahku!" Qu Lei memecahkan pintu tapi dia menghadang di pintu. Yue Lan dengan marah berkata, "Aku memilih mati!" Dia ke depan, 2 jari menusuk mata Qu Lei. Qu Lei memukul. Gong Sun Yue Lan sudah terbang keluar, mulut mengeluarkan darah. Qu Lei dengan suara keras berkata, "Semua menyerang ke Han Bi Lou, tidak ada orang yang boleh lolos." Suaranya memenuhi Han Bi Lou. Begitu kamar Gong Sun Yue Lan ada suara yang aneh, Qu Yang Sao Yue sudah bangun. Dia dengan cepat keluar membawa pedang. Tiba-tiba ada cahaya pedang mendekat, cepat dan tepat. Dengan pedang Qu Yang Sao Yue bisa menahan serangan ini. Segera dia menyerang 7 jurus pedang, orang itu mundur 7 langkah, tapi dia dapat menyambut 7 pedang ini. Hanya sebentar orang itu sudah menyerang 7 pedang Qu Yang Sao Yue juga menghindar 7 pedang itu tapi dia sudah mulai sedikit terengah-engah. Begitu dia melihat lawan adalah seorang pemuda yang dingin dan sombong juga cabul. Qu Yang Sao Yue sangat marah dan berkata, "Kau siapa?" Pemuda itu tertawa dan berkata, "Chang Xiao Bang Fang Zhong Pin!" Qu Yang Sao Yue sangat kaget. Kalau Chang Xiao Bang datang menyerang, tadi ada suara aneh datang dari kamar Yue Lan. Dia sekarang pasti dalam bahaya, karena itu dia marah dan membawa pedang dan berkata, "Minggir!" Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "Kenapa harus minggir? Biarpun umurmu sedikit tua tapi masih cantik. Aku tidak mau jauh- jauh darimu—" Belum habis dia berkata, Qu Yang Sao Yue sudah menyerang dengan ilmu pedang dan memaksa Fang Zhong Pin keluar dari pintu menuju pekarangan. Han Bi Lou di mana-mana sudah terdengar suara teriakan dan suara pertarungan. Qu Yang Sao Yue berteriak, "Kalian jangan gugup, bergabunglah untuk melawan." Dan pada waktu itu juga Fang Zhong Pin menyerang kembali. Qu Yang Sao Yue membentak dan berkata, "Cari mati!" Pedang yang di tangan sudah bergetar. Dia ingin dengan tenaga dalam yang sudah dia latih puluhan tahun menggetarkan pedang yang dipegang supaya bisa lepas dari tangan Fang Zhong Pin. Begitu 2 pedang saling beradu, tangan Fang Zhong Pin dibuat kesemutan. Qu Yang Sao Yue pun menyerang lagi 3 jurus dan membuat pedang yang dipegang Fang Zhong Pin terlepas. Qu Yang Sao Yue sangat senang, dia menyerang lagi dan ingin mengambil nyawa Fang Zhong Pin. Fang Zhong Pin tidak menghindar tapi malah maju, biarpun di tangan tidak ada pedang tapi dia menggunakan tangan menjadi pedang. Pedang tangan sudah terlatih. Tedang telapak' yang Fang Zhong Pin latih kecuali pedang tangan baju, yang lebih lihai adalah "pedang telapak'. Begitu Qu Yang Sao Yue menggetarkan pedang Fang Zhong Pin dan pedang Qu Yang Sao Yue ikut terlepas juga, dia mengira kemenangan sudah di pihak dia. Oleh karena itu dia kurang waspada. "Pedang telapak' sudah sampai ke dada Qu Yang Sao Yue. Qu Yang Sao Yue tiba-tiba berteriak, "Anak-anak cepat kabur! Jangan bertarung lagi!" Dengan tertawa dingin Fang Zhong Pin berkata, "Sayang, ingin kabur juga sudah tidak ada kesempatan lagi." Dia menarik kembali tangannya. Darah seperti gunung muncrat keluar dari dada Qu Yang Sao Yue. Qu Yang Sao Yue segera roboh. Fang Zhong Pin berteriak, "Semua orang Han Bi Lou dengar, kalian tidak perlu bertarung lagi. Ketua kalian, Qu Yang Sao Yue sudah mati di tanganku." Gong Sun You Lan begitu mendengar Qu Yang Sao Yue keluar dari pintu, dia sudah terbangun. Begitu bangun sudah ada murid Chang Xiao Bang masuk. Dengan Pi Pa dia menyapu, 2 orang tadi segera mati. Baru keluar dari pintu kamar bayangan telapak sudah datang. Seseorang yang seperti mayat hidup sudah ada di depan. Dengan cepat You Lan menghindar serangan telapak ini dan membentak, "Kalian siapa?" Orang itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku adalah Zhan Yu Chan dari Chang Xiao Bang. Hai perempuan lebih baik kau menurut apa yang aku perintah!" You Lan melihat orang ini ada telapak tangan, tapi tidak ada jari. Tapi menyerang sama sekali tidak ada suara, cepat dan tepat. You Lan tahu yang dia latih adalah telapak tangan beracun. Hatinya sangat benci. Diapun bertarung lagi. Tangan memegang Pi Pa, dengan satu jurus dia sudah menyapu. "Wu Zhi Zhang' (Telapak Tanpa Jari) Zhan Yu Chan membentak, segera menghindari serangan Pi Pa. Kemudian dua telapak tangannya mengeluarkan serangan yang kuat ke arah You Lan. You Lan melihat api Han Bi Lou sudah terbakar, hatinya kaget, pada waktu itu kata-kata Qu Lei keluar dari kamar Yue Lan. You Lan sudah tahu Yue Lan sudah terbunuh, diapun tidak ingin bertarung lagi. dia mengangkat Pi Pa dan memukul Zhan Yu Chan. Dengan 2 telapak tangannya, Zhan Yu Chan memecahkan Pi Pa. waktu Pi Pa hancur dan membuat mata Zhan Yu Chan buram, dari dalam Pi Pa You Lan mencabut pedang dan menusuk. Zhan Yu Chan berteriak, "Pedang sudah menembus tenggorokan." sesudah membereskan Zhan Yu Chan, You Lan ingin menolong adiknya tapi di belakang sudah ada yang menyerang. Untung You Lan segera tahu, dia menghindar ke pinggir tapi pundak sudah terkena dan terluka. Yang menyerang adalah anak buah Biao Xue Hun telapak sakti' Luo Tian Chi. Dia dengan galak berdiri di sana, tangannya masih memegang golok. Kata Gong Sun You Lan, "Tadi pagi kau kuberi hidup, sekarang kau masih tidak tahu malu berani melukai orang dari belakang!" Luo Tian Chi mengangkat golok tinggi-tinggi dan tertawa, "aku menyerangmu diam-diam, tidak ada yang tahu kau sudah menjadi daging di mulutku. Lebih baik aku menikmati dulu dirimu..." Tiba- tiba tenggorokannya berbunyi dan dua mata sudah membelakak kemudian roboh karena dua bilah pedang sudah menancap di dadanya. Begitu dilihat oleh You Lan, ternyata yang datang adalah orang dari markas Biao Feng Yun Yang Ku Wei. Yang Ku Wei berkata, "Nona cepat lari! Kita sudah dikepung musuh..." kata dia belum habis, sudah mendengar kata-kata Fang Zhong Pin mengenai Qu Yang Sao Yue. Yang Ku Wei marah dan berkata, "Kurang ajar..." Tapi tiba-tiba kepalanya sudah pecah dan darah bermuncratan. You Lan menjerit. Terlihat ada satu orang berbaju hitam juga pendek mendekat. Dia tertawa dan berkata, "nona bagaimana obat peledak ini?" Kemudian dia dengan senang tertawa. Dia adalah ketua panji hitam Wan Man Tang, dia juga penyerang Han Bi Lou. Tapi dia baru tertawa setengah, suara tertawa menjadi teriakan kesakitan karena punggungnya sudah tertanjap 3 ekor kaki seribu yang berwarna merah. "Kaki seribu terbang' Cui Yi Zhi berdiri di belakang dia. Dengan dingin dia berkata, "Yang terkena racun seribu kaki, 3 langkah dia akan mati. Terimalah nasibmu!" Wan Man Tang berteriak tapi dia tidak berani bergerak. Tiba-tiba ada orang datang dari belakang mendekap Cui Yi Zhi dengan erat. Dengan cara apapun Cui Yi Zhi berusaha tetap tidak bisa lepas dari dekapan itu. Ternyata orang itu adalah Shen Qi Shan. Dia berteriak kepada Wan Man Tang, "Ketua Wan, cepat bunuh dia!" Sayang dia tidak tahu tentang Wan Man Tang. Wan Man Tang membunuh Cui Yi Zhi dengan melemparkan obat-obat peledak ke badannya Cui Yi Shi. Shen Qi Shan juga terkena peledak dan mati. Wan Man Tang juga roboh dan mati. Waktu Shen Qi Shan sedang memeluk Cui Yi Zhi, You Lan ingin menolong tapi sudah dihalang oleh seseorang yang tinggi dan besar. Biarpun mengeluarkan jurus yang lamban tapi tenaga sangat besar. Dia adalah Ma Zhou Fu. * You Lan marah juga kaget. Dia melemparkan pedang sebagai senjata rahasia, pedang melewati dada Ma Zhou Fu. You Lan melihat semua Han Bi Lou sangat kacau. Banyak gadis-gadis tidak mau dihina, mereka melawan. Dia merasa sedih tidak tertahan, dia ingin membantu tapi sudah ada seseorang meleyang masuk. Lampu-lampu pun sudah dipukul mati. Sebelum lampu mati You Lan melihat seorang pemuda yang gagah tapi cabul sudah berdiri di depan dia. Begitu .lampu mati, orang itu dengan cabul berkata, "Aku adalah Fang Zhong Pin, apakah kau adalah nona besar Gong Sun?" You Lan ingin menyerang, tapi tangan sudah dicengkram. Di telinga sudah terdengar suara tawa Fang Zhong Pin yang cabul. Langit mendung, bumi gelap, api dimana-mana, suara teriakan dimana-mana. ---ooo0dw0ooo--- Di ruangan itu panas sudah sampai tidak bisa ditahan lagi. Mereka bertiga terus berjalan mondar mandir. Tanah yang panas, sama sekali langkah kaki tidak bisa berhenti. Dalam hati Shi Tu Tian Xin berpikir, "Habislah! Biarpun sekarang sudah ada cara juga sudah terlambat!" Kata Shi Tu Qing Yan, "Ilmu silat kita tidak baik tidak apa harus mati, tapi Paman Fang—" Tiba-tiba Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Sekarang kita belum mati, apakah betul?" Shi Tu Qing Yan menarik nafas dan berkata, "Sekarang sama nanti, apa bedanya?" Shi Tu Tian Xin masih bisa meneliti Fang Zhen Mei, dia berkata, "Paman Fang, sekarang dalam keadaan begitu, kau masih bisa tertawa, kapan dan dalam keadaan apa kau baru tidak tertawa?" Kata Fang Zhen Mei, "Waktu makan." Baru berkata itu, adik kakak Shi Tu tertawa. Tiba-tiba Fang Zhen Mei berdiri tegak dan berkata, "Sekarang adalah waktu kita menerobos keluar." Adik kakak Shi Tu kaget sampai mulut ternganga dan bersamaan berkata, "Menerobos keluar?" "Betul, menerobos keluar." Kata Fang Zhen Mei. Tangan sudah dilambaikan dan pedang sakti Xue He sudah ada di tangan. Fang Zhen Mei sangat bersemangat dan berkata, "Zheng Bai Shui sudah menghitung kita tidak bisa keluar dari kurungan ini, maka itu dia memberikan pedang sakti Xue He ayahmu. Tapi dengan pedang inilah kita bisa tertolong. Tadi Nona Dan Feng ingin menolong kita tapi tidak terlaksana. Karena dia juga pedang sakti Xue He jatuh di tangan kita, berarti dia sudah menolong kita." Kata Shi Tu Qing Yan, "Aku tahu pedang sakti Xue He bisa memotong besi seperti tanah, memutuskan emas seperti batu, tapi apakah bisa memotong besi yang tidak biasa ini?" Kata Fang Zhen Mei dengan tegas, "Tidak bisa." Adik kakak Shi Tu terpaku. Kemudian Fang Zhen Mei berkata, "Karena itu aku harus menunggu sampai sekarang. Zheng Bai Shui menyangka cara yang paling jitu adalah memanggang kita, itu juga bisa menghindar orang-orang Chang Xiao Bang berkorban. Siapa tahu cara paling aman malah ada celahnya. Api membakar, besi pasti leleh. Papan besi juga akan melebur. Dengan pedang kita memotong pagar pasti tidak ada gunanya, lebih baik kita mencari akal dari bawah yang panas. Kita akan keluar dari bawah. Di bawah ada api, pasti ada lubang, ada lubang pasti ada jalan, di atas kepala kita ada api tapi kita tidak bisa menabrak ke atas. Jika di atas langit-langit dipotong, api dan arang akan turun. Kita bisa tidak beruntung." Dengan senang Shi Tu Tian Xin meloncat. Shi Tu Qing Yan berpikir sebentar dan berkata, "Jika kita memotong bawah, api akan naik? Bukankan kita sendiri yang masuk ke dalam kobaran api? Bagaimana bisa keluar?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Aku ada cara. Pertama aku akan turun, begitu hitungan 10 kalian baru turun meloncat. Ingat 10, jangan terlalu telat atau terlalu cepat. Biarpun di bawah ada apa, mata kalian dipejam dan loncat. Sekarang kalian' mulai berhitung." Mata Fang Zhen Mei seperti kilat melihat mereka berdua. Mereka berdua segera bersemangat. "Sudah, jangan telat! bersiaplah aku akan memulai." Baru habis bicara, dia sudah meloncat dan jatuh di tempat yang paling panas. Kemudian dengan sepenuh tenaga dia menusuk papan besi itu dan memotong sekelilingnya. Terdengar suara papan besi berbunyi, papan besi itu sudah dipotong 2.5 meter lingkaran bulat. Benar saja, dari lubang itu kobaran api terus baik. Fang Zhen Mei berteriak dan dua telapak sudah menutup ke bawah, karena api ditekan oleh telapak, apinya melebar ke sisi. Arang beterbangan, api juga jatuh ke mana-mana. Fang Zhen Mei sudah meloncat ke bawah dan dia berteriak, "Mulai hitung!" Fang Zhen Mei turun ke tumpukan api. Segera badan miring ke kiri dan loncat dari kobaran api, segera tubuhnya juga sudah ada yang terbakar, orang-orang yang mengurus api dibawah, melihat papan besi di gergaji. Dan ada yang turun, mereka kaget dan ingin menyerang, tapi api malah menyerangnya, panasnya membuat mereka berteriak seperti babi dipotong. Begitu kaki Fang Zhen Mei menginjak bumi, dengan cepat dia sudah mendekati mereka berempat. Dengan cepat memadamkan api yang membakar. Mereka sangat beruntung tidak mati terbakar. Sesudah menolong mereka berempat, dia dengan cepat menggerakan telapak tangannya lagi, membuat kobaran api bergerak ke pinggir dan bersamaan waktu, adik dan kakak Shi Tu sudah berpengangan tangan dan mata dipejamkan bersamaan melayang turun. Sekali lagi Fang Zhen Mei menggerakan telapak tangannya membuat adik kakak Shi Tu melayang jauh dari api 3-4 meter. Kemudian dengan cepat dia berlari memadamkan api yang ada di badan mereka. Dua pekerjaan dilakukan dalam waktu yang singkat. Begitu sudah menolong adik kakak Shi Tu, dia baru merasa tubuhnya juga ada beberapa tempat yang terbakar. Mungkin dia ingin menolong orang lain sehingga melupakan keadaan sendiri. Segera dia memadamkan apinya tapi sudah beberapa tempat terluka oleh api. Bajupun beberapa bagian ada yang terbakar, benar-benar tampak tidak seperti Fang Zhen Mei yang biasa. Diantara beberapa orang Chang Xiao Bang yang tertolong ada yang berkata, "Kami ingin membakar mati dirimu, kenapa kau malah menolong kami?" Fang Zhen Mei tertawa santai, tapi karena tubuhnya sudah ada beberapa tempat yang terbakar membuat dia sakit. Untung tenaga dalamnya sangat tinggi, dia bisa menahan kesakitan ini. Salah satu anak buah Chang Xiao Bang bertanya, "apakah anda adalah Tuan Muda Fang?" Fang Zhen Mei tertawa dan mengangguk. Orang itu menarik nafas dan berkata, "Kalau tahu itu adalah Tuan, matipun aku tidak mau membakar." Yang satu orang lagi berusaha bangun dan berkata, "Kalian cepat pergi! Ketua Bang akan datang sebentar lagi. Kalian keluar dari barat. Jika bertemu 7 pohon cemara segera belok ke kiri. Begitu sudah keluar pintu, cepat berjalan ke selatan. Begitu bertemu satu rumah kecil, kalian ke barat timur. Sesudah itu Tuan sudah diluar wilayah Chang Xiao Bang. Cepat! Cepat! Cepat!" Fang Zhen Mei memberi hormat dan berkata, "Terima kasih!" dia segera membawa adik kakak Shi Tu, seperti angin dengan cepat pergi. ---ooo0dw0ooo--- Bab 13 Ketepel Besi, Peluru Perak, Lu Ying Feng. Begitu Fang Zhen Mei keluar dari ruangan itu, dia sudah merasa ada angin meniup wajahnya dan kepala mereka. Dengan menarik nafas yang dalam, Fang Zhen Mei mengisap udara segar. Langit bagian timur sudah mulai memutih. Malam akan lewat, pagi akan datang. Dia segera mengambil arah selaran dan sambil membawa adik kakak Shi Tu, dia sudah terbang diatas puluhan atap rumah. Tiba- tiba dia melihat ada satu pekarangan. Ada seseorang dengan pelan- pelan sedang berjalan, dia menuju pintu Chang Xiao Bang. Sikapnya santai tapi ragu-ragu. Shi Tu Tian Xin begitu melihat, segera berkata, Ttu adalah Paman Lu." Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata, "Kita turun dan lihat!" Ketapel besi peluru perak Lu Ying Feng benar-benar adalah seorang yang berpengalaman di dunia persilatan, begitu mendengar di atas ada suara yang berbunyi, dia segera membalikkan badan, mencabut panah dan memasang kepada busurnya dan dengan waspada bersiap-siap. Fang Zhen Mei seperti seekor burung besar lewat dan dengan tenang turun di depan Lu Ying Feng. Shi Tu Tian Xin seperti bertemu dengan keluar, dengan senang dia memanggil, "Paman Lu." Begitu Lu Ying Feng melihat Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu muncul di depannya, wajahnya langsung berubah, lama tidak bisa berkata. Dengan tertawa paksa dia berkata, "Oh...ha, kenapa kalian bisa ada di sini? Ha...ha..." Shi Tu Qing Yan juga dengan aneh bertanya, "Kenapa paman juga bisa ada di sini?" Kata Lu Ying Feng tertawa, "Karena...karena aku mendengar kalian tertangkap dan Tuan Muda Fang juga terkurung, karena itu aku ingin...ingin menolong kalian, biarpun sangat berbahaya..." Shi Tu Qing Yan menarik nafas dan berkata, "Hari itu kami tidak hati-hati, membuat paman khawatir." Lu Ying Feng tertawa dan berkata, "Kalau aku tahu Tuan Muda Fang sudah lepas dari kurungan itu, aku tidak perlu datang lagi ke sini." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Apa? Lepas dari kurungan? Tuan Lu tahu dari mana aku tadi terkurung?" Wajah Lu Ying Feng berubah dan menjawab, "Karena...karena..." Tiba-tiba panah dipegang di tangan dilepaskan. Panah seperti kilat menuju ke Fang Zhen Mei. Begitu mendadak, adik kakak Shi Tu tidak menyangka bahwa Lu Ying Feng akan membunuh Fang Zhen Mei. Mereka terpaku. Dua jari Fang Zhen Mei bergerak menjepit dan panahpun terjepit. Kemudian Lu Ying Feng berturut-turut menembakkan 4 butir peluru perak. Kali ini dia menyerang adik kakak Shi Tu, kemudian dia membalikkan badan dan lari. Dia menyerang adik kakak Shi Tu untuk membagi perhatian Fang Zhen Mei dan supaya bisa melepaskan diri. Asal ada orang Chang Xiao Bang datang, dia akan tertolong. Tapi sepertinya Fang Zhen Mei sudah ada persiapan, panah yang dijepit di tangan tiba-tiba terbang. Panah itu sudah bisa menahan 4 peluru. Kemudian Fang Zhen Mei seperti seekor bangau terbang dan mencegat perginya Lu Ying Feng. Lu Ying Feng berteriak, kemudian dua tangan dibalikkan, 2 pisau pendek sudah menusuk ke perut Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei menghindar. Sepasang tangan Lu Ying Feng sudah dicengkram, pisau pendekpun dirampas oleh Fang Zhen Mei. Badannya terasa diangkat melewati kepala dan dilempar ke bawah. Lu Ying Feng merasa langit dan bumi berputar. Dia tidak bisa bangun lagi. Shi Tu Tian Xin terpaku dan berkata, "Kenapa..." Shi Tu Qing Yan dengan kaget berkata, "Apakah..." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Tuan Lu, sebenarnya dari awal aku sudah curiga kepadamu. Aku ingat waktu aku di Wisma Shi Jian dan mengobrol dengan ketua Shi Tu, ada orang di hutan bambu mendengar percakapan kami. Kami berusaha menangkap orang itu, tapi orangnya sudah lari. Keadaan Wisma Shi Jian sangat rumit, apakah orang lain bisa datang dari pergi semaunya? Karena itu aku curiga itu adalah orang dalam Wisma. Aku ingat orang itu meninggalkan telapak kaki di tanah yang basah, besarnya seperti kakimu sekarang, semenjak itu aku sudah memperhatikanmu..." Lu Ying Feng yang terjatuh ditanah, dengan susah payah baru bisa bangun. Dengan marah dia melotot kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei dengan pelan berkata, "Kemudian aku dari tangan Qu Lei menolong Shi Tu Tian Xin dan Shi Tu Qing Yan, aku merasa lebih aneh lagi, kenapa seluk beluk Wisma Shi Jian selalu diketahui jelas oleh musuh. Seperti Qing Yan dan Tian Xin mengunjungi Hu Yan Yi Ding, kenapa Qu Lei bisa tahu...kemudian kau membawa Qing Yan dan Tian Xin mengganti baju, tapi tidak lama kau melapor bahwa Qing Yan dan Tian Xin sudah diculik lagi. Tapi aku curiga kepadamu paling sedikit 3 hal. Pertama, Wisma Shi Jian bukan tempat orang biasa bisa masuk dan keluar semaunya, tapi terkecuali orang itu mempunyai ilmu silat tinggi. Seperti Wo Shi Shui dia pasti bisa, tapi apakah dia mau melakukan ini? Kedua, katamu yang datang adalah Wo Shi Shui dan dengan golok membunuh orang-orang Wisma Shi Jian, tapi menurutku Wo Shi Shui jarang memakai golok. Dia juga bukan tipe orang yang membunuh orang untuk menutup mulut. Ketiga, jika orang yang menculik adik kakak Shi Tu dia bisa membunuh 3 orang untuk menutup mulut, kau sudah pasti pasti bukan tandingannya. Kenapa dia tidak sekalian membunuhmu dan menyisakanmu sebagai saksi dan menunjukkan dia bahwa yang melakukan ini adalah Wo Shi Shui?" Kata-kata ini membuat Lu Ying Feng menundukkan kepala, kemudian Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku merasa di dalam Wisma Shi Jian sudah ada pengkhianat. Tapi aku tidak mempunyai bukti yang cukup. Pertama, aku tidak mau salah sangka kepada siapapun. Kedua, aku tidak mau membuat ketua Wisma Shi Jian sedih. Aku hanya melihat dari pinggir, aku kira kau akan tahu batas dan meru bah kelakuanmu. Aku mengotot ingin pergi ke Chang Xiao Bang untuk menolong orang, untuk menghindari bahwa sebelumnya kau akan memberitahu dulu kepada Zheng Bai Shui. Sekarang kau ada di sini, sepertinya kau dengan susah payah datang untuk memberitahu rahasia ini. Yang datang adalah aku Fang Zhen Mei tapi bukan ketua wisma. Pantas ketua Zheng Bai Shui sudah tahu aku akan datang dan dia sudah memasang semua perangkap yang kokoh." Lu Ying Feng menundukkan kepala dan diam tidak berkata. Tiba- tiba dia meloncat, dari sepatunya segera keluar 2 bilah pisau belati, bersamaan dirinya dan pisau dia menubruk kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tertawa dan menghindari 2 pisau belati terbang dan Lu Ying Feng diputar berkeliling. Kemudian seperti layang- layang putus terbang beberapa meter dan diapun jatuh lagi. Lagi- lagi dia tidak bisa bangun. Fang Zhen Mei tertawa dingin dan berkata, "Aku menasehatimu, jangan seperti seekor binantang yang terkurung dan mengajak bertarung, biarpun aku terkurung di Chang Xiao Bang tapi aku juga dari adik kakak Shi Tu membuktikan satu hal. Mereka ditotok dari belakang, ini sama sekali bukan kelakuan Wo Shi Shui dan murid- murid Wisma Shi Jian mereka dalam keadaan tidak siap dan terbunuh. Waktu itu kau ada di lapangan, kenapa tidak melawan? Tidak melapor? Qing Yan dan Tian Xin bukan diculik oleh mereka tapi diculik olehmu. Sekarang kau sudah berjasa besar, kau pulang lagi ke Wisma Shi Jian dari Chang Xiao Bang. Secara tidak langsung, kau sudah menjadi orang baik dan kau sangat senang. Tapi kau tidak terpikirkan roh-roh murid Wisma Shi Jian yang kau bunuh dan kepercayaan ketua Wisma Shi Tu ke 12 kepadamu, dan kau selalu dihormati oleh tingkatanmuda dunia persilatan, kelakuanmu sekarang apakah pantas terhadap mereka?" Lu Ying Feng terengah-engah dan tengkurap di bawah, dia seperti seekor anjing. Fang Zhen Mei tertawa dingin dan berkata, "Aku tidak mau membunuhmu, aku ingin kau bisa sadar. Pulanglah ke Wisma Shi Jian, minta maaf kepada ketua Shi Tu. Hanya demikian, lebih hidup senang daripada seperti sekarang." ---ooo0dw0ooo--- Sesudah meninggalkan Chang Xiao Bang, Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu hatinya terasa sangat berat. Hari sudah mulai pagi, merekapun sudah ada dalam wilayah Wisma Shi Jian. Kata Shi Tu Qing Yan, "Aku benar-benar lelah..." Shi Tu Tian Xin juga berkata, "Aku juga lelah." Tanya Shi Tu Qing Yan, "Paman Fang, apakah kau mau pulang bersama kami?" Fang Zhen Mei berhenti melangkah dan tertawa kecut, "Tidak, aku sedang menunggu sebentar atau orang lain akan mengantar kalian pulang? Aku tidak tenang kalian pulang sendiri." Shi Tu Tian Xin merasa aneh dan bertanya, "Kalau begitu, kita akan kemana dulu?" Jawab Fang Zhen Mei, "Di sini saja." Shi Tu Qing Yan bertanya, "Di sini?" Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata, "Betul, di sini aku akan bertarung dengan Wo Shi Shui, menentukan hidup dan mati. Siapa yang bertahan hidup, orang itu akan bertanggung jawab mengantar kalian pulang. Lihat, dia sudah kemari!" Adik kakak Shi Tu melihat ke depan. Terlihat di kejauhan, ada seseorang berbaju hitam dengan cepat mendekat. Hari baru terang, orang itu hanya sebentar sudah mendekat. Dia memberi hormat, "Apa kabarnya kalian?" Fang Zhen Mei balas menjawab, "Kau juga apa kabar?" Wo Shi Shui segera memberi kode dengan tangan dan berkata, "Silakan." Fang Zhen Mei juga mengangguk dan berkata, "Silakan!" Tiba- tiba dari arah timur ada suara tawa yang seperti orang gila. Seorang laki-laki berbaju mewah dan setengah baya, sebadan penuh darah. Dia memainkan pedang di tangan. Dengan keras berteriak, "Fang Zhong Pin, aku akan membunuhmu, membunuhmu..." Shi Tu Qing Yan kaget dan berkata, Tunggu, tunggu, itu adalah Paman Guru Jiang yang dari markas Biao Chi Yun!" Wajah Fang Zhen Mei segera berubah dan berkata, "Celaka!" mungkin dia terlalu kaget juga lelah, kapan dia menjadi gila— badannya bergerak seperti seekor bangau lewat, dia sudah ada di depan Jiang Qing Feng. Terlihat sorot mata Jiang Qing Feng sangat marah, mulut mengeluarkan budah putih. Dia dalam keadaan setengah gila. Begitu melihat Fang Zhen Mei datang, segera pedang diayunkan. Jari Fang Zhen Mei menjepit pedang dan menotok nadi untuk pingsan dan berkata, "Terlalu banyak menggunakan tenaga, harus ditambah tenaga kalau tidak dia akan mati kelelahan." Dengan suara rendah Wo Shi Shui berkata, "Biarlah aku yang mencoba." Shi Tu Qing Yan berteriak, "Paman Jiang, kau kenapa? Paman Jiang..." Fang Zhen Mei membuka totokan Jiang Qing Feng. Dengan tenaga dalamnya dia menyalurkan ketubuh Jiang Qing Feng. Dengan pusah payah Jiang Qing Feng baru membuka mata. Begitu melihat Qing Yan sepertinya dia masih mengenali, kemudian melihat Shi Tu Tian Xin. Dia masih bisa meraba kepala Shi Tu Tian Xin. Kemudian dia berkata, "...Qing Yan...Tian Xin...kalian...hai, Chang Xiao Bang...sudah menyuruh orang menghancurkan...kantor Biao Qing Yun..." Dia sudah dengan terengah-engah dan tidak bicara lagi. Wo Shi Shui marah, "Lagi-lagi kelakuan Chang Xiao Bang!" Kata Fang Zhen Mei berpikir sebentar, "Kalau begitu berarti Chang Xiao Bang sudah mulai menyerang markas Biao Qing Yun, Han Bi Lou, Han Ying Bao. Dinamakan 3 teman baik Wisma Shi Jian, sepertinya Chang Xiao Bang tidak akan melepaskan Han Ying Bao atau Han Bi Lou." Tiba-tiba Wo Shi Shui berdiri. Wajahnya pucat, dia dengan pelan berkata, "Han Bi Lou, Han Bi Lou." Fang Zhen Mei dengan heran melihat Wo Shi Shui. Kenapa begitu mendengar Han Bi Lou, Wo Shi Shui begitu emosi? Tiba-tiba ada seseorang dengan langkah yang cepat datang dan kemudian dia terjatuh. Begitu dia akan jatuh, Wo Shi Shui sudah lari ke depan orang itu dan memapah dia. Orang itu adalah perempuan setengah baya, dia dengan susah payah bernafas. Belakang punggung dan dada ada 5 lubang kecil. Darah masih menetes dari lubang itu. 5 lubang di dada adalah telapak 5 jari. Di luka itu dagingnya ternganga, sepertinya dia dilukai oleh orang yang berlatih 'cakar elang'. Punggung juga ditusuk oleh 5 jari. Lukanya lurus dan dalam. Ini adalah orang yang berlatih Ilmu vampir'. Begitu melihat perempuan setengah baya ini, dia kaget bukan main karena dia pernah bertemu dengan orang ini di Han Bi Lou. Orang ini adalah teman baiknya, tuan rumah Han Bi Lou, Qu Yang Sao Yue— ketua perkumpulan Dan Feng, Shen Fei Fei. Dengan nafas terengah-engah, dia berusaha menyampaikan maksudnya, "Aku...aku ingin...ke Wisma...Shi Jian..aku...ingin bertemu...Shi Tu..." Wo Shi Shui sudah melihat 2 mata Shen Fei Fei sudah membalik putih, sepertinya sulit menahan hidup. Segera dia dengan cepat berkata, "Ada perlu apa tetua Shen ke sana? Apakah boleh memberitahu kepadaku?" Shen Fei Fei melihat Wo Shi Shui, dengan lemah dia mengangguk. Tiba-tiba sakit sudah menyerang ke jantung, dia berteriak dan berkata, "Aku sudah...tidak...tahan.. .lagi, aku... dibunuh...oleh Chang Xiao Bang...dua ketua...panji...mayat kering, Qu Li Ren dan elang sakti Bu Qing Yun...Chang Xiao Tu...suruh...ke sana...aku...hati-hati..." Sesudah ini dia sudah tidak bisa bicara lagi. Hati Wo Shi Shui dengan cepat seperti dibakar api, dengan cepat dia memasukkan tenaga dalam, ke dalam badan Shen Fei Fei dan bertanya keadaan Han Bi Lou bagaimana? Bagaimana? Shen Fei Fei dua mata membuka dan berkata, "Mati, luka, diperkosa, dibunuh... semua." Habis berkata ini, dia sudah menutup mata dan meninggal. Wajah Wo Shi Shui sangat pucat. Fang Zhen Mei sedikitnya sudah mengetahui apa yang terjadi. Dia segera berkata, "Kalau ada perlu, kau pergi dulu ke Han Bi Lou. Han Bi Lou tidak bisa menahan kekuatan Chang Xiao Bang, cepatlah pergi untuk menolong. Aku membantu guru Biao Jiang dulu. Aku dan adik kakak Shi Tu akan menyusul ke sana untuk membantumu!" Kata Wo Shi Shui, "Baik!" orang sudah lari dengan cepat. Chang Xiao Bang. Karena Fang Zhen Mei dan adik kakak Shi Tu lolos dari kurungan, Zheng Bai Shui sedang marah, membuat Chang Xiao Bang geger. Dia sudah memenggal beberapa orang Chang Xiao Bang. Pada waktu itupun Lu Ying Feng datang melapor, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah kembali. x Segera Zheng Bai Shui memerintahkan, "Suruh mereka masuk!" Qu Lei dan Fang Zhong Pin dengan muka yang cerah melangkah masuk. Kata Zheng Bai Shui dengan dingin, "Bagaimana keadaan di luar?" Qu Lei menjawab, "Han Ying Bao sudah hancur." Bang... sudah.. .menyerang.. .Han Lou.. .suruh.. .Wisma.. .Shi Jian...ketua Bi Shi ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhong Pin pun segera menjawab, "markas Biao Qing Yun pun sudah musnah." Qu Lei tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kami sudah memasang perangkap terlebih dahulu kemudian menyuruh orang- orang markas Biao Xue Hun mencoba dan mereka mengatakan semua perangkap itu sudah berjalan sesuai dengan rencana. Pukul 3 dini hari kami mulai menyerang, begitu Wo Shi Shui meninggalkan Han Bi Lou, kami langsung menyerang ke sana. Ha...ha...ha...." Fang Zhong Pin dengan senang tertawa dan berkata, "Ayam dan anjing pun tidak tersisa sama sekali!" Tanya Zheng Bai Shui, "dari pihak kita telah jatuh berapa orang korban?" Segera Fang Zhong Pin memberi keterangan, "Lapor. Sewaktu Kakak Qu menyerang Han Bi Lou, Ye Chang Zhou berhasil dibunuh oleh Pak Tua Guo dan aku menyerang markas Biao Oing. Sama sekali tidak ada yang mati atau terluka. Hanya waktu kami bergabung untuk menyerang Han Bi Lou, ketua panji kuning Zhan Yu Chan, Wan Man Tang mati, dan dari pihak markas Biao Xue Hun, Luo Tian Chi, Shen Qi Shan dan Ma Zhou Fu seluruhnya mati." Kata Zheng Bai Shui dengan senang, "Bagus, bagus sekali, hasil yang sangat bagus. Jasa kalian benar-benar besar dan bagus. Lain hari jika perkumpulan kita bisa menguasai dunia persilatan dan terkenal di mana-mana, kalian akan menjadi wakil ketua dari seluruh perkumpulan dunia persilatan atau pengawas dunia persilatan, seorang laki-laki jika memiliki usaha setinggi itu, apa yang harus dicari lagi?" Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling pandang, wajah mereka terlihat senang dan mereka menjawab, "Terima kasih Ketua sudah mau menghargai kami." Zheng Bai Shui berkata dengan santai, "Sekarang bagaimana rencana kita menyerang Wisma Shi Jian?" Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar dan bertanya, "Apakah sekarang ini sudah waktunya?" Zheng Bai Shui bertanya, "Zhong Pin, beritahu kepadaku bagaimana kekuatan Chang Xiao Bang?" Dengan senang hati Fang Zhong Pin berkata, "Siap!" Kemudian dia berpikir sebentar dan berkata lagi, "Kali ini dari pihak Chang Xiao Bang yang mati adalah Ni Xiang Tian, Wan Man Tang. Dan yang masih hidup adalah Chen Guan Chai, Zhou Liao Fen. Sedangkan yang sudah mati terlebih dahulu adalah Shen Si, Xie An Zheng dan lainnya. Setelah membereskan Han Bi Lou, Han Ying Bao dan markas Biao Qing Yun, sekarang yang masih tersisa sekitar 163 orang, tapi semangat juang mereka masih sangat tinggi." Wajah Zheng Bai Shui berubah, setelah agak lama terdiam dia berkata lagi, "Begitu banyak yang mati dan terluka. Bagaimana keadaan Wisma Shi Jian, bagaimana cara orang kita berlatih?" "Ketua tidak perlu merasa khawatir, sudah ribuan kali mereka berlatih, Anda tinggal menurunkan perintah, maka kami akan segera meratakan Wisma Shi Jian." Zheng Bai Shui tertawa panjang dan berkata, "Murid-murid panji merah dibawa oleh Ketua Tie. Panji hijau dibawa oleh Ketua Chen, panji biru dibawa oleh Ketua Zhao. Panji hitam dibawa oleh ketua Ou. Panji putih dibawa oleh Ketua Shang. Hanya tinggal Ketua Mu yang akan ikut denganku. Malam ini begitu hari gelap, Qu Lei yang akan bertanggung jawab menyerang di barisan paling depan, Fang Zhong Pin berada di tengah menyerang Wisma Shi Jian." Qu Lei dan Fang Zhong Pin bersamaan menjawab, "Siap!" Kemudian dia berkata, "Aku akan membereskan Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui. Mereka pasti akan datang." Fang Zhong Pin bertanya, "Bukankah tadi pagi mereka berjanji untuk bertarung?" Jawab Zheng Bai Shui dengan dingin, "Kalian membunuh orang tidak bersih dan tuntas. Jiang Qing Feng dari markas Biao Qing Yun dan Shen Fei Fei dari Han Bi Lou masih bisa melarikan diri. Sebelum mereka bertarung, dua orang ini bertemu dengan mereka. Kalian pikir, apakah akan terus bertarung?" Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling pandang dan terpaku. Kemudian secara bersama-sama mereka berkata, "Kami minta maaf sudah membunuh tidak bersih!" Dengan santai Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "Kalian jangan mengira aku tidak tahu keadaan di luar, kalian membunuh orang di sana pun akan merasakan manisnya. Tapi kesalahan kalian tidak fatal, aku masih bisa memaafkan kalian. Kalian harus bekerja lebih berat lagi untuk menebus kesalahan. Yang kalian harus waspadai adalah Wo Shi Shui." Qu Lei dan Fang Zhong Pin terkejut hingga mengeluarkan keringat dingin dan berkata, "Terima kasih atas budi Ketua!" Qu Lei dengan heran bertanya, "Ketua, Anda tahu dari mana bahwa mereka berdua tidak jadi bertarung?" Fang Zhong Pin juga bertanya, "Ketua, apakah Anda sendiri bisa menghadapi Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei, aku takut...." Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak. Suara menembus awan. Suara tawanya membuat Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar. Setelah lama Zheng Bai Shui baru berhenti tertawa dan berkata, "Di dunia persilatan kalian dijuluki Kepalan dan Pedang yang paling tinggi tingkatnya, tapi di mata orang dunia persilatan, siapa yang disebut Kepalan Selatan Kaki Utara?" Qu Lei terdiam, Fang Zhong Pin berpikir kemudian berkata, "Nan Quan Bei Dui (Kepalan Selatan Kaki Utara) sekarang ditujukan kepada 2 orang pemuda dunia persilatan. Nan Quan adalah Wo Shi Shui, Bei Dui adalah Huo Wu Yong." Zheng Bai Shui berkata, "Benar, dia adalah Huo Wu Yong." Qu Lei terpaku dan berkata, "Apakah Huo Wu Yong akan masuk menjadi anggota Chang Xiao Bang?" "Benar." Fang Zhong Pin dengan heran bertanya, "Huo Wu Yong bukan penjahat juga bukan pendekar, tapi sifatnya sangat dingin dan sombong. Dia tidak suka berhubungan dengan orang-orang dunia persilatan dan dia paling tidak peduli dengan nama baik dan keuntungan. Kenapa dia bisa...." Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Siapa yang mengatakan dia tidak menginginkan nama baik dan keuntungan....Dia masih muda tapi ilmu silatnya sudah begitu tinggi, masa dia tidak ingin menonjolkan diri? Yang disebut tidak menginginkan nama dan kepentingan karena tidak ada yang bisa mengerti tentang dirinya dan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan menjadikan dia menonjol. Karena itu dia tidak mau bertemu dengan orang dunia persilatan dan terus bersembunyi. Jika mendapatkan keuntungan di dunia persilatan, apakah dia tidak mengingmlannya?" Wajah Qu Lei tampak tidak senang. Dia berkata, "Apa? Huo Wu Yong harus disembah-sembah?" Suara tawa Zheng Bai Shui lebih keras lagi. Dia berkata, "Qu Lei, apakah kau melihat aku dengan begitu mudah memberikan sesuatu kepada orang lain?" Qu Lei terpaku, kemudian dia mengerti. Zheng Bai Shui terus tertawa dan berkata, "Aku hanya memperalat dia untuk membunuh Fang Zhen Mei. Bila Wo Shi Shui tidak mati, aku ingin dia yang bergerak ke markas Biao Feng Yun. Begitu Long Fei Hua mati, dia juga akan mati. Ingin mempersembahkan burung kecil? Ha..ha. .ha...." Qu Lei pun ikut tertawa dan berkata, "Cara Ketua benar-benar sangat bagus, sangat bagus...." Fang Zhong Pin ikut tertawa dan berkata, "Katanya yang bernama Huo Wu Yong itu sangat lincah dan pintar tapi dia pun terkena tipuan Ketua. Ha...ha...ha...." Kata Ou Lei, "Aku juga pernah mendengar bahwa kemampuan kaki Huo Wu Yong tidak ada yang bisa menandingi. Kakinya bergerak cepat dan lihai. Jika menyerang, tendangannya tidak bisa dibaca hingga orang tahu-tahu mati ditendang olehnya. Sepertinya Fang Zhen Mei juga bukan tandingannya...." Zheng Bai Shui sangat senang dan dia tertawa lagi. Dia berkata, "Aku akan memerintahkan dia agar ikut dengan kalian menyerang Wisma Shi Jian. Bila terjadi ada apa-apa kalian bisa saling membantu bila melihat Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei sedang bertarung, lebih baik Fang Zhen Mei dibereskan terlebih dulu." Kemudian Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Dia berkata, "Baiklah, kalian istirahat dulu. Nanti siang jam 1 lebih 45 menit nanti, semua berkumpul 'di lapangan dan pada sore hari bersiap-siaplah untuk berangkat. Sekalian bawa Lu Ying Feng. Begitu Wisma Shi Jian hancur, aku akan memberi kedudukan kepadanya yaitu sebagai pengurus dunia persilatan." Kemudian Zheng Bai Shui berkata, "Sepertinya Huo Wu Yong sudah mulai bersaing dengan Fang Zhen Mei." ---ooo0dw0ooo--- Pagi sudah lewat, sekarang adalah siang hari. Kedua telapak Fang Zhen Mei ditempelkan ke punggung Jiang Qing Feng. Mereka duduk bersila, keringat terus menetes membasahi baju. Shi Tu Qing Yan yang sejak tadi terus melihat Fang Zhen Mei tanpa sadar dia menjadi bengong. Shi Tu Tian Xin menarik baju kakaknya dan Shi Tu Qing Yan dengan kesal bertanya, "Ada apa?" Dengan suara kecil Tian Xin berkata, "Sekarang Paman Fang sedang mengobati Paman Jiang dengan tenaga dalam. Aku pernah mendengar, sewaktu sedang berada dalam pengobatan itu adalah saat dimana orang kehilangan tenaga untuk bertarung, bila ada yang datang mengganggu, dia bisa menjadi gila atau mungkin dia akan sesak nafas dan mati. Kakak, apakah kita berdua harus menjaga Paman Fang?" Shi Tu Qing Yan mendengar semua ini, dia menjadi kaget. Dia melihat ke sekelilingnya kemudian berkata, "Benar, sekarang aku akan menjaga Paman Fang." Shi Tu Tian Xin berteriak, "Kakak, bukan hanya kau saja, aku juga mempunyai hak untuk menjaga Paman Fang." Tanya Shi Tu Qing Yan, "Bila kau ingin berjaga-jaga, kau bisa melindungi siapa?" Segera Shi Tu Tian Xin dengan jari menutup mulutnya dan berkata, "Ssst, jangan ribut. Aku mendengar bila sedang menjalani pengobatan tidak boleh diganggu dengan teriakan atau suara yang keras." Tanya Shi Tu Qing Yan, "Apakah semua ini betul?" Dengan sombong Shi Tu Tian Xin berkata, "Memang ilmu silatku lebih rendah darimu tapi pengetahuanku lebih banyak darimu." Shi Tu Cjing Yan berteriak, "bohong...." Kata Shi Tu Tian Xin, "Ssst, jangan berteriak...." Tiba-tiba wajahnya berubah dan berkata, "Kakak, di belakangmu ada orang...." Shi Tu Qing Yan marah dan berkata, "Kau bohong lagi, mana ada orang? Mana....?" tapi dia melihat wajah Shi Tu Tian Xin tidak seperti biasanya. Dia segera membalikkan kepalanya untuk melihat. Dia berteriak karena seseorang sudah hampir menempel di punggungnya. Dengan gugup dia bertanya, "Siapa kau?" ---ooo0dw0ooo--- Bab 14 Si Kaki Utara, Huo Wu Tang Seorang pemuda berumur kira-kira 20 tahun, raut mukanya biasa-biasa saja dan dia terlihat sangat pendiam. Dia berbaju hitam, tidak membawa pedang. Kedua kakinya seperti 2 tiang besi. Dia lebih tinggi dibandingkan dengan orang biasa, lebih tinggi satu kepala. Dia hanya tertawa dingin dan terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei. Shi Tu Qing Yan melihat orang itu. Dia merasa ingin marah, melihat orang itu berjalan ke arah Fang Zhen Mei, segera Shi Tu Qing Yan berteriak, "Berhenti kau!" Tangan Qing Yan sudah mencoba mencengkram pundak orang itu. Ketika dia hampir terkena cengkraman itu, tiba-tiba orang itu berjalan lebih cepat lagi, sejauh 4-5 langkah, pundak dan pinggang tetap tidak berusaha untuk menghindar. Dengan gerakan tadi dia terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei. Shi Tu Qing Yan takut dia sudah salah melihat. Dia hanya terpaku di tempatnya, Shi Tu Tian Xin yang berada di sisinya terus berkata, "Kakak, cepat lindungi Paman Fang, lindungi dia!" Melihat kakaknya masih terpaku, dia membentak. Segera dia mencabut pedang dan menusukkannya ke pundak kiri orang itu. Shi Tu Qing Yan pun tersadar. Dia tahu Shi Tu Tian Xin bukan lawan orang itu. Dia pun segera mencabut pisau dan mengayunkan ke arah pundak kanan orang itu. Kali ini mereka berdua sangat kompak. Bila orang itu tidak mau terkena pisaunya, dia pasti harus membalikkan badannya untuk menahan. Tapi ketika diserang dengan pedang dan pisau malah mereka berdua yang terjatuh! Ternyata sewaktu kakak beradik Shi Tu membacok dan menusuk, orang itu tidak membalikkan kepala. Dia menggerakan kaki kirinya dan dengan tepat menyapu kaki Shi Tu Tian Xin dan saat itu pula dengan ujung jari kakinya dia mengait kaki kanan Shi Tu Qing Yan. Karena itu mereka berdua secara bersama-sama terjatuh! Orang itu tidak membalikkan kepalanya. Dengan tertawa dingin dia terus berjalan ke arah Fang Zhen Mei. Shi Tu Tian Xin terjatuh lebih dekat dengan Fang Zhen Mei, melihat keadaan seperti itu dengan cepat dia bangun dan menyerang kaki kiri orang itu dengan pedangnya. Orang itu tetap tidak melihat ke arahnya, dia mengangkat kakinya dan bersiap akan menginjak, kemudian dia menginjak tangan Shi Tu Tian Xin. Karena merasa sakit akhirnya pedang terlepas dari tangannya. Orang itu tertawa dingin. Kaki kanan seperti terbang saat menendang Fang Zhen Mei yang sedang duduk bersila untuk mengobati Jiang Qing Feng. Shi Tu Qing Yan meloncat sambil memegang pisau. Begitu dekat dengan orang itu dengan cepat pisau dan telapak tangannya sudah menyerang. Tapi bagaimanapun juga gerakan Shi Tu Qing Yan tidak mungkin lebih cepat dari orang itu. Saat kaki orang itu hampir mengenai Fang Zhen Mei, orang itu tiba-tiba melihatnya. Fang Zhen Mei sudah membuka matanya dan tertawa kepadanya. Orang itu terpaku. Kaki yang akan menendang segera diturunkan. Begitu orang itu terpaku, Shi Tu Qing Yan sudah sampai di sana dan terdengar suara PAK, telapak Shi Tu Qing Yan sudah mengenai orang itu. Tapi tubuh orang itu sama sekali tidak goyah, sebaliknya Shi Tu Qing Yan lah yang terlempar sejauh beberapa meter. Orang itu tetap memelototi Fang Zhen Mei. Shi Tu Tian Xin melihat orang itu berhenti menyerang. Dia berusaha bangun dan melihat Fang Zhen Mei. Dia berteriak, "Paman Fang, kau sudah sadar?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Siapa bilang tadi aku tidur?" Kata Shi Tu Tian Xin, "Bukankah Paman sedang mengobati Paman Jiang?" "Itu adalah pengobatan menyalurkan tanaga untuk Paman Jiang, karena tenaganya sudah terkuras. Kalau pengobatan ini belum selesai dan terganggu maka aku bisa tersesat." "Oh!" "Aku lihat teman kita- ini tidak bermaksud melukai kalian, karena itu aku puri tidak ingin menyerangnya, dia sudah mengetahui keadaanku, sayangnya dia sudah salah mendengarkan percakapan kalian, dan dia mempercayainya." Shi Tu Qing Yang berusaha bangun dari tempat jatuhnya yaitu 2- 3 meter dari tempat Fang Zhen Mei, dia berkata, "Paman Fang, kau tega melihat kami dipukul sampai seperti ini?" Fang Zhen Mei tertawa tapi dia tidak menjawab. Tiba-tiba orang itu bersuara, dan dia berkata, "Benar-benar seperti yang dikatakan oleh orang-orang." Fang Zhen Mei bertanya, "Apakah kau adalah Huo Wu Yang?" Orang itu terpaku mendengar pertanyaan Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata lagi, "Kecuali Huo Wu Yang tidak ada yang memiliki kecepatan kaki begitu cepat." Dengan dingin Huo Wu Yang berkata, "Mendengar kata-katamu itu, lain kali aku pasti akan langsung membunuhmu, dan mayatmu pun akan kuterlantarkan." Sambil memejamkan matanya Fang Zhen Mei berkata lagi, "Sayang seribu kali disayangkan." Huo Wu Yang menatap Fang Zhen Mei dan bertanya, "Apa yang disayangkan?" Fang Zhen Mei menghela nafas dan menjawab, "Sebenarnya kau adalah seorang pendekar, mengapa sekarang kau malah menjadi seorang pecundang?" Huo Wu Yang marah dan berkata, "Apa maksud perkataanmu?" Dengan perlahan dan diucapkan kata demi kata, Fang Zhen Mei menjawab, "Tuan memiliki ilmu silat yang begitu tinggi, tidak perlu menjadi kaki tangan Zheng Bai Shui." Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku bukan kaki tangan Zheng Bai Shui, aku adalah dewa Chang Xiao Bang yang harus disembah." Fang Zhen Mei mengerutkan dahinya dan bertanya, "Apakah Zheng Bai Shui sudi menyembahmu? Apakah kau pernah mendengar cerita tentang Zheng Bai Shui 20 tahun yang lalu?" "Cerita tentang apa?" "Dua puluh tahun yang lalu, Zheng Bai Shui ketika itu masih angkatan muda di dunia persilatan tapi dia sudah sangat menonjol, kemampuan ilmu silatnya tinggi, dia ingin selalu senang dan menang pada saat bertarung, sewaktu dia menyerang kuil Shao Lin seorang diri, dia ditaklukkan oleh seorang biksu tua yang tidak memiliki nama, tapi dia memiliki nama Budha yaitu Wu Ming (Tanpa Nama), dan juga ada nama Lao Seng (Biksu Tua), jadi namanya adalah Wu Ming Lao Seng, dalam 3 jurus dia telah mengalahkan Zheng Bai Shui, karena dia tidak bisa menerimanya begitu saja, kemudian dia pun menjadi murid Wu Ming Lao Seng, dan dia mendapatkan ilmu pedang Chang Xiao Qi Jie (Tujuh Jurus Mematikan Sambil Tertawa). Dia sangat menghormati Wu Ming Lao Seng dan juga sangat menurut dan setia kepada biksu ria itu. Begitu Wu Ming Lao Seng telah menurunkan semua ilmunya kepada Zheng Bai Shui, dengan jurus Chang Xiao QI Jie dia juga membunuh Wu Ming Lao Seng. Setelah mendengarkan cerita ini, dalam pikiranmu terpeta bagaimana?" Mata Huo Wu Yang memelototi Fang Zhen Mei dan berkata, "Aku sudah mengerti maksudmu...." "Kau sudah mengerti apa?" "Kau berusaha mengadu domba kami, sepertinya tidak akan ada gunanya," dengan tertawa Huo Wu Yang berkata lagi, "Hari ini adalah hari kesmatianmu." Fang Zhen Mei tertawa dan menghela nafas, "benar-benar keras kepala." Dengan pelan Huo Wu Yang berkata, "kau sudah menolong orang ini dan tenagamu sudah terkuras, kau tidak akan pulih dalam waktu singkat, karena itu kau mengulur waktu dengan cara menceritakan kisah ini." Fang Zhen Mei sepertinya tidak bisa tertawa lagi, dia berkata, "Teruskan ucapanmu." Dengan dingin Huo Wy Yang berkata, "Tidak akan kuteruskan." Fang Zhen Mei mengangkat kepalanya dan bertanya, "Mengapa?" Wajah Huo Wu Yang berubah menjadi hijau, dia berkata, "Karena aku segera akan membunuhmu." Karena kaget Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin terpaku, segera Shi Tu Qing Yan berteriak, "Paman Fang kau sudah pulih seperti semula!" Tawa Huo Wu Yang seperti setan malam dan berkata, "Aku tahu kau hanya membutuhkan waktu yang lamanya seperti makan nasi, agar kau bisa pulih seperti sedia kala, sekarang bila Kau mempunyai tenaga untuk menghancurkan batu, aku akan segera pergi dari sini, aku tidak akan menunggu hingga kau mati." Fang Zhen Mei menghela nafas dan memejamkan matanya. Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan dia siap akan menendang. Tiba-tiba terlihat kilau pedang ada di tenggorokan Huo Wu Yang. Kaki Huo Wu Yang sudah mengangkat dan menendang pedang panjang itu. Jiang Qing Feng yang berada di bawah berteriak, "Demi diriku dia menghabiskan tenaga dalamnya, sampai mati pun aku tidak akan mengijinkan kau membunuhnya!" Dengan kepalan tangannya dia memukul Huo Wu Yang. Shi Tu Qing Yang pun berteriak, "Paman Fang, aku tidak akan menyalahkanmu karena membiarkan setan ini menghina kami!" Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tenaga belalang ingin menahan laju kereta?" Kedua kaki dia sudah melayang, tapi di tengah udara kakinya tersandung oleh tangan kiri Jiang Qing Feng. Dengan sekuat tenaga Huo Wu Yang mendorong Jiang Qing Feng. Terdengar Jiang Qing Feng berteriak. Tulang tangannya patah, kemudian dia mengangkat Jiang Qing Feng dan melemparkannya, tepat mengenai Shi Tu Qing Yan yang sedang berjalan ke arahnya. Sehingga mereka berdua jatuh bersamaan. Shi Tu Tian Xin berada di bawah segera menarik tangan yang sejak tadi diinjak oleh Huo Wu Yang. Dia segera mendekati Fang Zhen Mei dia ingin membawa Fang Zhen Mei lari dari sana. Fang Zhen Mei dengan lemah menarik nafas. Shi Tu Tian Xin belum sempat memegang Fang Zhen Mei, Huo Wu Yang sudah menendang Jiang Qing Feng dan Shi Tu Qing Yan dengan sebelah kakinya. Kaki yang satu menendang Shi Tu Tian Xin dan terlempar sejauh beberapa meter kemudian jatuh berdebum. Huo Wu Yang tertawa seperti orang gila dan berkata, "Marga Fang, akuilah kekalahanmu!" Kedua kakinya sudah siap menendang kepala Fang Zhen Mei, tiba-tiba terdengar suara orang yang marah membentak, "Marga Huo, mampuslah kau!" Kepalan tangan sudah dilayangkan. ---ooo0dw0ooo--- Wo Shi Shui terus menerus berlari hingga sampai di Han Bi Lou. Hari sudah pagi. Tapi pada saat Wo Shi Shui tiba di sana, hatinya terasa sakit. Han Bi Lou benar-benar sudah hancur lebur, hanya tinggal reruntuhan. Wo Shi Shui menahan kepedihan hatinya, seperti orang gila dia terus berlari ke belakang Han Bi Lou. Sepanjang jalan, dia melihat banyak mayat para gadis yang bergelimpangan. Ada yang setengah telanjang, ada yang bajunya sobek, orang melihatnya pun tidak akan tega. Di antara mayat- mayat itu ada juga mayat anak buah Chang Xiao Bang. Hati Wo Shi Shui terasa sakit seperti terbakar api. dia naik ke loteng. Dia melihat mayat Gong Sun You Lan yang telanjang. Wo Shi Shui sangat kaget, marah, sedih, dan bengong. Dengan tirai dia menutupi Gong Sun You Lan. Dia melihat di bawah ada 3 huruf "Fang Zhong Pin." Tiga huruf ini ditulis dengan darah. Ini pasti tulisan Gong Sun You Lan pada waktu dia sedang sekarat. Wo Shi Shui mengangguk. Dengan sedih dan sakit hati dia berkata, "Kakak You Lan, kau tenang saja, aku akan membalaskan dendammu!" Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia berlari lagi ke atas atap. Dia melihat mayat Ou Yang Sao Yue yang terbaring. Dia mati tapi matanya tidak tertutup. Wo Shi Shui berteriak, "Yue Lan, Yue Lan!" Dia membuka pintu dan menyibakkan tirai. Dia terpaku dan bengong. Orang yang dia cintai mati seperti Gong Sun You Lan. Di sisi ada 2 haruf yang ditulis dengan darah, Qu Lei'. Wo Shi Shui dengan bengong melihat dan terus melihat, melihat dan melihat lagi.... Qu Lei! Dengan perlahan Wo Shi Shui membungkus mayat Gong Sun Yue Lan dengan tirai. Dengan penuh kasih sayang dan lembut dia mencium rambut Gong Sun Yue Lan. Dengan suara yang kecil dia berbicara, seperti air hujan yang tidak berhenti. Langit mulai gelap, tapi suara ini tidak berhenti. Qu Lei! Tiba-tiba Wo Shi Shui berdiri dan seperti orang gila berteriak, "Aku harus balas dendam! Balas dendam! Balas dendam! Qu Lei! Dengan kepalan tanganku ini, aku akan menghancurkan kepalanmu dan juga kepalamu! Aku akan membasmi Chang Xiao Bang!" Wo Shi Shui seperti orang gila, keluar dari Han Bi Lou. Dia melewati tangga kayu, tangga itu roboh. Dia melewati tiang kayu, tiang itu pun sudah runtuh. Melewati kamar peristirahatan, kamar itu pun sudah hancur. Melewati tangga batu, tangga batu itu pun sudah terbelah. Sewaktu Wo Shi Shui berlari keluar dari Han Bi Lou, dia melihat ada seseorang yang berbaju hijau yang tertinggal di Han Bi Lou. Dia sedang melepas perhiasaan dari para perempuan Han Bi Lou yang sudah mati dan dia memasukkan semuanya ke dalam kantongnya sendiri. Wo Shi Shui seperti seekor harimau marah, tapi dia segera terdiam dan melihat semua perbuatan orang itu. Karena di sisi orang berbaju hijau itu masih ada sekitar 4-5 orang yang juga berbaju hijau. Mereka pun melakukan hal yang sama. Orang berbaju hijau itu melihat Wo Shi Shui, dan seketika itu mereka menjadi bengong. Wo Shi Shui dengan satu kata per satu kata bertanya, "Kalian siapa?" Orang berbaju hijau itu dengan bangga dan tertawa menjawab, "Chang Xiao Bang, panji hijau, ketua Chen Guan Cai, dijuluki Jala Langit." Wo Shi Shui berteriak, "Aku beritahu kepada kalian, namaku adalah Wo Shi Shui!" Kata 'Shui' yang terakhir berubah menjadi teriakan seperti orang gila. Sebelum orang-orang berbaju hijau itu sadar, Wo Shi Shui sudah seperti seekor harimau dengan marah menerjang. Biasanya si Jala Langit, Chen Guan Cai masih bisa bertahan beberapa jurus dengan Wo Shi Shui, sifatnya selalu ingin mengambil keuntungan dari keadaan yang terjepit, tidak disangka hari ini dia bertemu dengan Wo Shi Shui. Dia belum tahu apa yang terjadi, perutnya sudah terkena pukulan. FENG! "Auw..!" Karena merasa sakit Chen Guan membungkukkan badannya, air liurnya terus keluar. Murid-murid Chang Xiao Bang yang berbaju hijau segera marah dan mengeluarkan golok. Orang pertama mencabut golok, kepalanya segera pecah. Orang kedua mencabut golok, segera ikut roboh. Orang ketiga mencabut golok, wajahnya langsung hancur. Orang keempat mencabut golok, golok belum keluar, tulang dadanya sudah hancur. Orang kelima, dia tidak mencabut golok, tapi 'mencabut' kaki kabur dari sana. Baru 3 langkah berlari, tulang punggungnya pun patah. Begitu orang kelima roboh, si Jala Langit baru bisa melihat Wo Shi Shui. Dia memperhatikan Wo Shi Shui sepertinya dia pernah melihatnya. Kemudian terdengar suara PENG, Wo Shi Shui memukul lagi. Chen Guan Cai berteriak dan dia berjongkok langsung muntah darah. Wo Shi Shui mencengkaram tangannya dan berteriak, "Siapa yang membunuh ketua Han Bi Lou?" "Dia...adalah...Fang, Ketua...Fang." Sekali lagi terdengar suara PENG. Tulang Chen Guan Cai benar-benar dipukul hingga lembek, keringat sebesar biji kacang jatuh bertetesan di wajahnya. "Siapa yang memimpin kalian ke sini membunuh orang?" "Dia adalah...Qu..Qu..wakil ketua...Qu Lei." PENG terdengar lagi suara pukulan. Chen Guan Cai mengeluarkan air liur dan darah keluar dari hidungnya. Tidak ada makanan yang bisa dimuntahkan lagi. "Sekarang mereka berada di mana? Ada di mana?" "Mereka... sudah.. .kembali.. .kembali.. .ke.. .Chang Xiao Bang." Dengan marah Wo Shi Shui membentak, "Aku akan mencari mereka sekarang." Dia ingin melepaskan Chen Guan Cai tapi dia langsung teringat sesuatu. Dia menjepit leher Chen Guan Cai dan berkata, "Kenapa kalian masih berani berada di sini?" Chen Guan Cai ingin menjelaskan tapi karena lehernya dijepit terlalu kencang membuat mata Chen Guan Cai membelalak. Wo Shi Shui segera melonggarkan pegangannya dan berteriak, "Cepat katakan! Kalian di sini sedang melakukan apa?" "Menunggu...orang suci...Chang Xiao Bang...Huo." "Siapa yang disebut Orang Suci Huo?" "Huo...Wu...Yong...yang kita...sembah." Kepala Wo Shi Shui segera menjadi dingin. "Huo Wu Yang pergi ke mana? Apa yang akan dilakukan?" "Aku.. tidak.. tahu, sepertinya.. sepertinya, dia akan membunuh.. .Fang.. .Fang. .Zhen. ..Mei.. .semua.. .sudah.. .k uceritakan... aku berharap.. Pendekar.. tidak.. tidak.. akan.. membunuhku. aku....mohon...mohon...." Wo Shi Shui dengan kepala dingin berpikir, "Sebelum aku ke sini, Fang Zhen Mei mengatakan dia ingin menolong Jiang Qing Feng dengan tenaga dalamnya. Bila sekarang Huo Wu Yang sedang menuju ke sana dan menyerang Fang Zhen Mei, dia berada dalam keadaan bahaya." Segera Wo Shi Shui menenteng si Jala Langit, Chen Guan Cai. Dengan dingin dia berkata, "Sekarang aku akan pergi ke sana. Kalau semua kata-katamu benar, aku akan mengampunimu!" Dengan sekuat tenaga dia berlari ke arah Wisma Shi Jian. Dia berlari dengan kencang, dia melihat Fang Zhen Mei sedang duduk bersila di bawah, ada seseorang yang sedang menendang Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin. Sekarang sepasang kakinya menendang kepala Fang Zhen Mei dan orang itu sedang tertawa sinis, "Fang Zhen Mei, akuilah kekalahanmu!" Begitu melihat tendangan orang itu, dia segera tahu bahwa orang ini dijuluki dengan si Kaki Utara, Huo Wu Yang. Segera dia berteriak dengan sekuat tenaga, "Marga Huo! Mampuslah kau!" Dia melempar Chen Guan Cai. Dengan cepat menyerang dengan kepalan tangannya dan berteriak, "Aku datang!" Huo Wu Yang melihat serangannya begitu cepat. Hatinya bergetar, sepasang kakinya diayunkan menendang kepada Wo Shi Shui. Wo Shi Shui melihat kedua kaki ini begitu hebat dan ganas. Kepalan berikutnya keluar lagi. PING, PING. Kaki dan kepalan tangan saling beradu dan mereka berdua turun ke bawah. Huo Wu Yang terpental beberapa meter, Wo Shi Shui pun mengalami kejadian yang sama. , Mereka berdua saling pandang dengan marah dan saling melotot. "Siapa kau?" "Namaku Wo Shi Shui." "Kau adalah Wo Shi Shui?" "Betul, aku adalah Wo Shi Shui." "Apakah kau tahu Wo Shi Shui?" "Aku tahu. Sekarang kau adalah Huo Wu Yang hidup, sebentar lagi kau akan menjadi Huo Wu Yang mati!" "Baiklah, Kepalan Selatan dan Kaki Utara akan bertarung untuk mempertaruhkan hidup dan mati." "Itu sudah jelas. Kau ingin lari pun tidak akan bisa." "Baiklah, kalau hari ini aku tidak bisa membunuhmu, aku bukan marga Huo." "Aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Apakah kau ingin mendengarkannya?" "Mengenai apa?" "Sebenarnya kau bukan bermarga Huo. Waktu ibumu melahirkanmu, dia melihat kau merangkak ke sini dan ke sana, karena itu dia mengubah margamu menjadi Wang, bernama Ba Dan (Wang Ba Dan biasa untuk memarahi orang yang kurang ajar)." Wo Shi. Shui sengaja mengatakannya seperti itu. Biasanya pada saat pesilat tangguh sedang bertarung tidak boleh marah. Begitu marah maka dia akan dengan mudah dikalahkan oleh lawannya. Wo Shi Shui sangat berpengalaman, dia mengerti hal ini. Dia sendiri pun sedang sedih dan hampir menjadi gila. Dia sudah tidak bisa menguasai diri. Hanya bisa berkata dengan cara seperti ini membuat Huo Wu Yang marah. Pertarungan ini baru bisa seimbang. Kata-katanya belum selesai, Huo Wu Yang berteriak dengan sekuat tenaga, kemudian menendang. Kata-kata Wo Shi Shui ternyata membuahkan hasil. Tapi begitu kaki Huo Wu Yang menyerang, dia tidak akan berhenti. Kalau tidak menendang orang itu hingga roboh, dia tidak akan berhenti. Karena itu orang kalangan dunia persilatan banyak yang tidak bisa menerima serangan tendangan kakinya yang bertubi-tubi itu. Wo Shi Shui juga sama, dia tidak bisa menerima tendangan ini. Tapi dia mempunyai cara. Dia tidak mundur, juga tidak menyambut. Dia sama sekali tidak menyambut serangan itu. Tidak menyambut, tapi berbalik menyerang! Kepalan tangan Wo Shi Shui sangat cepat dan tepat. Bila kau sudah melihat dia mengeluarkan kepalan gerakannya lebih cepat daripada yang bisa kau lihat. Walaupun bisa melihat kecepatannya, tapi kau tidak akan bisa mengimbangi kecepatan tangannya, tidak ada orang yang mempunyai tenaga sebesar dia. Kau ingin menghindar kemanapun, kepalan tangannya tetap akan mengenalmu. Di dunia ini yang bisa menerima kepalan tangan Wo Shi Shui bisa dihitung dengan jari. Huo Wu Yang sendiri tidak bisa! Tapi dia juga mempunyai cara! Satu-satunya cara adalah, sebelum kepalan tangan Huo Wu Yang mengenai dia, dia harus menendang Wo Shi Shui hingga roboh. PING, PING, PING, PING PING, PING, PING, PING 4 kali tendangan mengenai Wo Shi Shui. 4 kali pukulan mengenai Hub Wu Yang. Dua orang turun, berdiri, meloncat dan mengeluarkan serangan. PING, PING PENG, PENG Wo Shi Shui terkena tendangan sebanyak 2 kali. Huo Wu Yang pun terkena pukulan 2 kali. Mereka berdua terjatuh. Mulut Wo Shi Shui mengeluarkan darah, hidung Huo Wu Yang pun mengeluarkan darah banyak. Mereka berdua saling pandang dan bersiap-siap untuk serangan ketiga. Pukulan yang akan menentukan hidup dan mati. Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin melihat kejadian itu hingga terbengong-bengong. Mereka lupa berdiri. Ketegangan membuat hati Shi Tu Tian Xin seakan-akan hampir meloncat keluar dari mulut. Tiba-tiba ada orang yang memanggil dia, "Adik kecil." Shi- Tu Tian Xin terkejut, dia melihat ada seseorang berbaju hijau sedang melihat ke arahnya. Shi Tu Tian Xin kesal, dia marah, "Kau ribut apa? Mengagetkan orang saja!" Oran berbaju hijau itu tertawa dan berkata, "Adik kecil, maaf bila aku mengejutkanmu, apakah kau bisa menolongku?" Shi Tu Tian Xin merasa aneh dan bertanya, "Bagaimana aku bisa menolongmu? Siapa namamu?" Dengan suara kecil Chen Guan Cai menjawab, "Namaku adalah Chen Guan Cai." Shi Tu Tian Xin berkata, "Apa? Chen Guan Cai (guan cai=peti mati)?" "Adik kecil, apakah kau tidak lihat bahwa aku sedang ditotok, tolong buka totokanku ini, itu sudah cukup," Chen Guan Cai terus meminta. Shi Tu Tian Xin tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata, "Aku ingat kau datang bersama dengan Paman Wo Shi Shui, mengapa Paman Wo bisa menotok nadimu? Kau pasti bukan orang baik-baik, aku tidak mau membuka totokmu." Chen Guan Cai terus meminta dia berkata lagi, "Adik kecil, kau sudah salah paham kepadaku, aku bukan orang Chang Xiao Bang yang jahat, kau lihat sendiri kan, aku lah yang membawa Paman Wo Shi Shui ke sini untuk menolong Paman Fang, karena Pendekar Wo melihat ada musuh dia menjadi sangat marah, tidak sengaja dia sudah menotok nadiku, aku benar-benar malang." Shi Tu Tian Xin bertanya lagi, "Betulkan semua itu? Kalau begitu aku akan tanya dulu kepada kakakku." Chen Guan Cai sangat pintar dengan cara licik dia melihat Shi Tu Tian Xin mulai goyah pendiriannya, dia merasa senang, kemudian dia berkata lagi, "Adik kecil, mengapa masalah kecil seperti ini harus ditanyakan dulu kepada kakakmu? Adik kecil, bila kau melepaskan aku, bila aku membuat keributan, aku pun tidak akan bisa melawanmu." Shi Tu Tian Xin tertawa dan berkata, "Kau memang bukan lawanku, mendengar perkataanmu tadi aku akan membuka totokmu, di sebelah mana tempat yang ditotok?" Chen Guan Cai sangat senang dia berkata lagi, "Adik kecil, asal kau membuka nadi Chen Xue dan Tian Qu Xue dengan tepukan, itu sudah cukup." Shi Tu Tian Xin mengikuti perintah Chen Guan Cai si Jala Langit, sekarang totokan sudah terbuka dan dia langsung meloncat ke langit, dia menggerakkan tangannya, dengan tertawa dingin dia berkata, "Terima kasih." Tiba-tiba dia mengeluarkan serangan dan memukul ke dada Shi Tu Tian Xin, Shi Tu Tian Xin terlontar jauh kemudian pingsan. Shi Tu Qing Yang mendengar ada suara aneh, dia melihat Shi Tu Tian Xin membuka totokan Chen Guan Cai, dia ingin berusaha untuk mencegahnya tapi terlihat Chen Guan Cai sudah meloncat ke atas dan berhasil melukai Shi Tu Tian Xin. Shi Tu Oing Yang sangat menyayangi adiknya, segera dia berlari menghampiri Shi Tu Tian Xin. Jiang Qing Feng sudah waspMa, terlihat si Jala Langit, Chen Guan Cai berlari ke arah Wo Shi Shui dan Huo Wu Yang, sambil menahan rasa sakit Jiang Qing Feng dengan tangan kanannya yang sakit menghalangi Chen Guan Cai. Chen Guan Cai adalah ketua panji hijau di Chang Xiao Bang, ilmunya sangat tinggi, karena tadi bertemu dengan Wo Shi Shui yang sedang emosi, dia kalah dan menjadi sasaran kemarahan Wo Shi Shui, sekarang dia sudah terlepas dari kesulitan, walaupun tubuhnya masih terasa sakit, kaki dan tangannya terasa pegal linu, tapi ilmu silatnya tetap kuat. Hadangan dari Jiang Qing Feng tidak berhasil menghalangi langkahnya, sekarang Chen Guan Cai berada di belakang Wo Shi Shui, tiba-tiba tangannya melingkari pinggang Wo Shi Shui dan melemparkan sebuah jala besar, seluruh tubuh Wo Shi Shui sehingga benar-benar terkurung. Karena Wo Shi Shui sedang berkonsentrasi penuh menghadapi Huo Wu Yang, dia tidak menyangka bisa ada sebuah jala menutupi tubuhnya, dia benar-benar terkurung. Wo Shi Shui sangat marah, dia melambaikan tangan berusaha merobek jala itu! Jala itu terbuat dari Tian Zhu Can Si (Laba-laba Langit Berbenang Ulat Sutra), sekalipun dipotong oleh pedang atau pisau pun tidak akan putus, tapi karena Wo Shi Shui sangat marah, dia berhasil juga merobek jala itu. Tapi-Wo Shi Shui sebelum berhasil melepaskan diri dari jala itu, Huo Wu Yang sudah dekat dengannya, kedua kakinya yang kuat sudah menendang dengan kekuatan penuh ke arahnya. Tendangan kematian dimulai. Wo Shi Shui tidak bisa menghindari tendangan itu lagi. Kaki Huo Wu Yang yang hampir mengenai Wo Shi Shui tiba-tiba terhalang oleh baju putih yang melambai, seseorang telah melindungi Wo Shi Shui. Sepasang kaki Huo Wu Yang menendang ke dada orang itu, gerakannya cepat seperti kilat, serangan ini tidak dapat ditahan, tapi gerakan orang itu lebih cepat lagi, dia berhasil mencengkram kaki Huo Wu Yang dan melemparkannya. Huo Wu Yang membalikkan badannya dan turun dengan marah sambil melihat siapa yang berani melakukan semua itu kepadanya. Orang itu tersenyum dan dengan tenang dia melihat ke arah Huo Wu Yang, ternyata orang itu tak lain adalah Fang Zhen Mei. Tenaga Fang Zhen Mei sudah pulih kembali. Huo Wu Yang sangat marah dan mendekatinya. Wo Shi Shui berhasil keluar dari jala itu, dengan sorot mata marah dia mencari keberadaan Chen Guan Cai, tapi Chen Guan Cai begitu melihat Fang Zhen Mei menolong Wo Shi Shui, dia sudah melarikan diri entah ke mana. Wo Shi Shui berteriak panjang dan dia menyerang Huo Wu Yang kembali. Tiba-tiba Fang Zhen Mei menghalangi perbuatannya dan berkata, "Kali ini biarkan aku yang melayaninya.'' Wo Shi Shui masih melotot, akhirnya dia menjawab, "Baiklah!" Saat itu Huo Wu Yang telah menendang dengan delapan kali tendangan berantai, dia mengarah Fang Zhen Mei! Fang Zhen Mei sudah mempunyai dua pilihan dalam menghadapi Huo Wu Yang, yang pertama adalah balik menyerang dan melukai Huo Wu Yang, kedua adalah mundur, menghindar dari serangannya yang kuat, sekarang yang menjadi masalah adalah bila hanya menghindar dari Huo Wu Yang dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menyerang, karena bila Huo Wu Yang melakukan serangan tidak akan berhenti hingga lawannya roboh, karena itu dia lebih memilih cara kedua, dia meloncat ke belakang sejauh 4 meter untuk menghindari tendangan beruntun dari Huo Wu Yang, kemudian Fang Zhen Mei berkata, "Huo Wu Yang, apakah kau akan terus diperalat oleh Zheng Bai Shui?" Baru saja Fang Zhen Mei menyebutkanl2 kata, Huo Wu Yang sudah mengeluarkan 26 tendangan. Fang Zhen Mei seperti kilat, terus mundur, dia terus menasihati Huo Wu Yang tapi tidak berhasil, dia mundur hingga ke atas gunung. Fang Zhen Mei berteriak, "Huo Wu Yang, aku tidak akan melukaimu, berhentilah!" Kali ini Fang Zhen Mei hanya mengeluarkan 8 kata tapi tendangan Huo Wu Yang sudah bergerak sebanyak 36 kali, lagi-lagi Fang Zhen Mei mundur, kesempatan untuk bicara sekarang sudah tidak ada! Dia terus menghadapi Huo Wu Yang yang terus menyerangnya, waktu untuk mebalikkan tubuhnya pun tidak ada, karena itu dia memutuskan untuk naik ke atas gunung. Fang Zhen Mei tidak berusaha untuk membalas. Sekarang adalah siang hari. Di tengah gunung. Wo Shi Shui, Jiang Cjing Feng, dan Shi Tu Qing Yan yang menggendong Shi Tu Tian Xin ikut naik ke atas gunung, serangan Huo Wu Yang tidak berkurang sedikit pun malah terlihat serangannya lebih galak lagi, dia seperti setan galak yang menyerang manusia, dia terus menggunakan sepasang kakinya. Fang Zhen Mei masih berusaha untuk menghindar, keringat sudah membasahi bajunya. Wajah Huo Wu Yang pun bersimbah dengan keringat, dia tetap menyerang dengan ganas, bila Fang Zhen Mei tidak berhati-hati dia bisa mati karena tendangan itu. Tapi Fang Zhen Mei tetap tidak membalas serangan itu. Jiang Qing Feng berteriak, "Tuan Muda Feng, terhadap orang seperti itu harus melakukan perlawanan supaya bisa terlepas darinya?" Fang Zhen Mei mundur sejauh puluhan meter, sambil mundur dia berkata, "Huo Wu Yang kau adalah seorang yang pintar, tapi Huo Wu Yang, kepintaranmu harus digunakan pada tempatnya, kau tetap tidak mau sadar, kelak kau tidak akan menjadi orang yang berguna!" Jiang Qing Feng terlihat sangat gelisah, setelah memeriksa luka Shi Tu Tian Xin, Wo Shi Shui berkata kepada Shi Tu Qing Yan, "Aku akan mengobati luka adikmu dulu, lukanya cukup berat, pukulan telapak tadi sudah melukai organ dalamnya, aku yang membawa orang itu ke sini, karena itu aku yang harus bertanggung jawab, aku akan mengeluarkan racun di dalam tubuhnya, dan mengobati akibat dari pukulan tadi, sekarang tolong lindungi aku, Tuan Jiang, tolong kau lihat keadaan di sana, jangan biarkan Huo Wu Yang menipu Fang Zhen Mei, bila keadaan sangat berbahaya, cepatlah kembali ke sini, sebisa-bisanya aku tidak akan menghabiskan seluruh tenagaku sehingga aku bisa membantu Tuan Fang." Fang Zhen Mei dan Huo Wu Yang sudah jauh puluhan meter dari tempat mereka, Jiang Qing Feng segera menyusul agar bisa melihat keadaan di sana. Baju Huo Wu Yang dan Fang Zhen Mei sudah basah oleh keringat, tapi Huo Wu Yang tetap menyerang dengan gencar. Mereka sudah berada di puncak gunung, punggung Fang Zhen Mei menghadap ke gunung, sepertinya dia tidak sadar dengan keadaan ini, dia mundur hingga ke tempat teratas. Tapi Huo Wu Yang sangat jelas melihatnya. Gunung itu tidak begitu tinggi, tapi jurang itu dalamnya ada ratusan meter, batu di gunung itu pun banyak yang terjal, bila terus memaksa Fang Zhen Mei mundur hingga ke puncak, Fang Zhen Mei bisa jatuh ke dalam jurang yang terjal, dan Fang Zhen Mei pasti akan langsung mati seketika. Huo Wu Yang berteriak, tubuhnya berada di atas tapi sepasang kakinya menendang ke kiri dan ke kanan membentuk kincir angin, bergerak sangat cepat seperti roda, dia terus menendang Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei masih terus mundur, punggungnya tetap menghadap ke jurang, jaraknya dengan jurang itu tinggal puluhan meter lagi, begitu kaki Huo Wu Yang mendarat ke tanah, dengan kakinya dia kembali menyapu Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei meloncat Huo Wu Yang mengikutinya, sepasang kakinya masih terus menendang ke arah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei menghela nafas, dia meloncat ke belakang beberapa meter. Huo Wu Yang sangat senang, dia terus mengejar, menendang ke kiri dan ke kanan, mengarah ke kepala Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei masih berusaha menghindar, dia mundur satu langkah lagi maka dia akan langsung masuk jurang. Fang Zhen Mei sepertinya masih tidak menyadari keadaan itu. Huo Wu Yang merasa niatnya ini akan segera terlaksana, hatinya merasa sangat gembira, sekarang kakinya kembali menyerang Fang Zhen Mei. Jiang Qing Feng yang berhasil menyusul mereka, dia merasa kelelahan dan nafasnya pun terengah-engah, begitu melihat keadaan mereka, ah! Fang Zhen Mei sudah berada di sisi jurang, tapi Fang Zhen Mei sendiri sepertinya tidak menyadari keadaan ini. Jiang Qing Feng benar-benar terkejut, dia berteriak, "Pendekar Fang, hati-hati di belakangmu adalah—" Tapi semua ini sudah terlambat! Begitu sebelah kaki Huo Wu Yang menendang, Fang Zhen Mei kembali mundur satu langkah. Fang Zhen Mei merasa tubuhnya menjadi ringan, dia jatuh ke dalam jurang! Hal ini benar-benar sangat berbahaya. Sewaktu Fang Zhen Mei terjatuh, kedua ujung kakinya dikaitkan dengan erat ke sebuah batu yang berada di sisi jurang, kaitan kakinya ternyata masih kuat menahan berat tubuhnya dan dia pun tidak jatuh ke dasar jurang, tapi sekarang ini posisinya adalah kepala berada di bawah sedangkan kakinya masih mengait di sisi jurang, dia benar-benar dalam keadaan tergantung. Waktu itu terdengar suara teriakan, ternyata Huo Wu Yang ingin segera memenangkan pertarungan, sewaktu dia menendang dia mengeluarkan segenap tenaganya, tubuhnya menjadi tidak seimbang, Fang Zhen Mei terjatuh ke dalam jurang disusul oleh Huo Wu Yang. Tapi Fang Zhen Mei dengan ujung kedua kakinya telah mengait batu yang berada di sisi jurang, akhirnya dia tidak terjatuh ke dalam jurang. Terlihat Huo Wu Yang akan terjun ke dasar jurang, Huo Wu Yang sudah menarik tenaga kakinya, See YanTjinDjin 193 tenaganya terasa sangat berat, dia akan jatuh ke dalam jurang. Tapi Huo Wu Yang masih sanggup berdiri di sisi jurang, dia berdiri dengan jarak tepat satu kaki dari sisi jurang. Huo Wu Yang ingin menyaksikan kematian Fang Zhen Mei, tapi dia baru sadar tempat di mana dia berdiri tanahnya rapuh dan terus berjatuhan, otomatis dia pun terjatuh. Dia lupa seharusnya dia tidak boleh berdiri di mulut jurang, tanah tempat dia berdiri begitu rawan mana bisa menahan berat tubuhnya yang besar. Huo Wu Yang berteriak, dia sudah terjatuh ke bawah jurang, itu semua terjadi hanya dalam waktu yang begitu singkat. Kaki Fang Zhen Mei masih mengait di sisi jurang, dia baru saja ingin meloncat ke atas, tiba-tiba dia melihat Huo Wu Yang terjatuh ke jurang dengan posisi kaki turun terlebih dahulu disusul kepalanya. Segera Fang Zhen Mei mengambil keputusan dan berteriak, "Aku akan memegangmu." Dengan cepat kepala Huo Wu Yang yang melewati pundak Fang Zhen Mei dan terjatuh, Fang Zhen Mei mengeluarkan tangannya, menarik tangan Huo Wu Yang, tangannya berhasil dipegang. Tapi dengan begitu bobot Fang Zhen Mei bertambah, tanah di mulut jurang masih berjatuhan, ternyata tanah ini tidak sanggup menahan beban 2 orang, tiba-tiba Fang Zhen Mei berteriak, "Naik!" Tangannya mengangkat dan kakinya pun diayunkan, dia melempar Huo Wu Yang ke atas jurang, kemudian dia pun menyusul dengan mengayunkan dirinya ke atas jurang. Jantung Jiang Qing Feng seperti akan keluar dari tempatnya! Huo Wu Yang sepertinya baru berpesiar sebentar di depan pintu neraka, dia terlihat masih shok, dia tidak bisa mengatakan apa pun jantungnya masih berdegup dengan kencang. Fang Zhen Mei menghela nafas beberapa kali, kemudian dia tertawa dan berkata, "Kau tidak apa-apa bukan?" Huo Wu Yang melihat Fang Zhen Mei kemudian dia berlutut. Fang Zhen Mei segera memapahnya bangun dan berkata, "Jangan berbuat seperti itu." Wajah Huo Wu Yang tertempel tanah, dia menarik nafas dan berkata, "Aku ingin membunuhmu, tapi kau malah menolongku. Aku...." Fang Zhen Mei ingin menghiburnya dengan beberapa kata, Fang Zhen Mei sama sekali tidak menyangka kalau tiba-tiba Huo Wu Yang mengangkat kedua kakinya, dia siap menendang Fang Zhen Mei. Kali ini orang seperti Fang Zhen Mei pun tidak menyangkanya sama sekali, Huo Wu Yang membalas budi dengan cara begitu! Karena semua ini terjadi begitu tiba-tiba, di belakang Fang Zhen Mei adalah jurang, dia sudah tidak bisa mundur lagi. Jiang Qing Feng yang berada dipinggir melihat dengan begitu jelas, gerakan Huo Wu Yang yang cepat dan tiba-tiba, dia tidak bisa menolong Fang Zhen Mei. PENG, PENG. Tendangan sebanyak dua kali mengenai dada Fang Zhen Mei. Sebelum tendangan ini mengenai dadanya, Fang Zhen Mei sudah mengumpulkan seluruh tenaganya ke bagian dadanya, dia siap menerima tendangan itu! Masalahnya Fang Zhen Mei tidak bisa meminjam tenaga tendangan Huo Wu Yang untuk mundur dan menghilangkan tenaga tendangan itu karena di belakangnya adalah jurang. Terpaksa Fang Zhen Mei menahan tendangan itu! Begitu menerima dua tendangan ini, tubuh Fang Zhen Mei goyah, darahnya bergejolak, tapi dia berusaha menahannya dia masih berdiri dengan tegak, tapi sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah. Kali ini Fang Zhen Mei benar-benar marah, kedua telapak tangannya dirapatkan! Karena satu tendangannya berhasil, Huo Wu Yang sangat senang, dia mengira di dunia ini tidak ada yang bisa menahan tendangannya, walaupun Fang Zhen Mei tidak mati, tapi dia akan tertendang dan masuk ke dalam jurang, tak disangka Fang Zhen Mei masih bisa berdiri tegak, dia benar-benar sangat terkejut, kedua kakinya sudah dijepit, kemudian didorong ke depan, Huo Wu Yang terlempar beberapa meter jauhnya. Fang Zhen Mei marah dan berkata, "Aku tidak menyangka kau adalah orang seperti ini, begitu picik!" Walaupun Fang Zhen Mei sangat marah tapi dia tetap tidak mau membunuh Huo Wu Yang, dia hanya melempar Huo Wu Yang ke tempat jauh, tapi tenaga yang dikeluarkan oleh Fang Zhen Mei sangat kuat, Huo Wu Yang hanya melihat sekelilingnya bergerak dengan cepat, ingin berhenti pun sudah tidak bisa, dia akan terjatuh dengan keras. Tiba-tiba di tengah udara dia berhenti. Fang Zhen Mei pun terpaku. Terlihat dari dada Huo Wu Yang keluar sepotong pedang yang berlumur darah, Huo Wu Yang tertusuk pedang. Huo Wu Yang sangat marah tidak percaya dan kecewa, dengan sedih dia melihat pedang di dadanya. Fang Zhen Mei berteriak, "Tuan Jiang, kau...." Tangan Jiang Qing Feng tetap memegang pedang dan tertawa dengan dingin, "Kau adalah orang picik yang tidak mempunyai perasaan, untuk apa kau hidup di dunia ini?" Fang Zhen Mei menarik nafas kemudian mengangkat kepalanya, kemudian berteriak, "Hati-hati—“ Wajah Huo Wu Yang menjelang kematiannya terlihat penuh dengan dendam, tiba-tiba dia menendang kakinya ke belakang. Fang Zhen Mei ingin menolong tapi sudah terlambat karena posisi Jiang Qing Feng yang sedang menusuk Huo Wu Yang, dia tidak melepaskan pegangan pedangnya. Dia salah tidak melepaskan pegangan pedangnya, Huo Wu Yang terkenal dengan gerakan kedua kakinya yang cepat dan tidak bisa dihindari, tendangan sebanyak dua kali membuat tulang rusuk Jiang Qing Feng langsung patah seketika dan menusuk ke paru-parunya, kemudian dia pun terlontar ke tempat jauh. Jiang Qing Feng menghembuskan nafas terakhirnya. Jiang Qing Feng berhasil ditendang oleh Huo Wu Yang, dia sendiri pun berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan, karena hingga mati Jiang Qing Feng tetap memegang pedangnya dengan erat, orang tertendang hingga melayang, pedangnya pun ikut terlontar, dada Huo Wu Yang seperti keluar panah darah, walaupun Huo Wu Yang berusaha bertahan, tapi dia tetap limbung. Fang Zhen Mei dengan cepat menghampirinya dan berkata, "Cepat tutup nadi-nadimu, kalau tidak kau akan kehilangan banyak darah dan kau akan mati!" Huo Wu Yang dengan wajah seram menatap Fang Zhen Mei dia berkata, "Tidak perlu....aku tidak akan tertolong. Fang.. .Zhen.. .Mei.. .aku.. .mengaku.. .kalah.. .kak akku...akan membalas dendam kepadamu." Setelah bicara seperti itu dia pun roboh, nafasnya pun berhenti. Matahari yang akan terbenam tampak begitu bulat, Fang Zhen Mei melihat langit yang begitu luas, hatinya terasa berat dan juga kosong. ---ooo0dw0ooo--- Matahari mulai terbenam. Sore akan segera tiba, awan tampak berwarna merah, memenuhi langit, seperti darah encer dan kental yang menyusun di atas atap Wisma Shi Jian. Awan merah memenuhi Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, juga menyinari sejarah ratusan tahun Wisma Shi Jian yang berdiri dengan kokoh yang sudah ratusan kali mengalami perang, tapi dia tetap berdiri dengan bangga. Awan pun sepertinya ikut merasa sedih, dia seperti menyanyikan lagu duka. "Hari ini siapa yang menjaga jalan masuk ke Wisma Shi Jian?" "Dia adalah Yin Yang Hei," jawab Lu Ying Feng. "Baiklah, sekarang ketua panji biru berada di mana?" Qu Lei dengan dingin bertanya. "Hamba ada di sini," si Mayat Kering, Qu Li Ren menjawab. "Pergilah kau ke sana, bereskan orang yang menjaga di sana “ "Siap!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 15 Menerjang Wisma Ketua ketiga Wisma Shi Jian yaitu si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, dengan termenung menatap langit dengan awan yang berwarna merah dan juga awan hitam yang ditutupi oleh awan merah, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Dia adalah si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, biasanya jarang diam dan berpikir seperti sekarang, dia bertemperamen cepat marah, jarang mempunyai waktu untuk diam dan duduk dengan tenang, karena sifatnya yang selalu terburu-buru maka itu dari pagi hingga malam dia tidak mempunyai waktu untuk diam beristirahat. Tapi hari ini entah mengapa, tiba-tiba dia teringat dengan masa lalunya, pada saat hujan badai, di Wisma Shi Jian, Ketua Shi Tu ke 12 selalu mendidiknya, membuatnya dengan tenang belajar ilmu silat dan menjadi ternama di dunia persilatan, dia teringat dengan kehidupan masa lalunya yang menyedihkan, begitu dia lahir dia sudah dibuang oleh orang tuanya dia tinggal di tempat kumuh yang gelap, badannya kurus dan lemah. Kemudian ada seorang tuan muda yang kaya dan melihatnya, kemudian mendidiknya, mengajarinya ilmu silat, membantunya berkelana di dunia persilatan. Orang yang membantunya itu tak lain adalah Lao Da nya, ketua wisma yang sangat dihormati oleh orang-orang, Shi Tu ke 12. Dengan sebenarnya Shi Tu ke 12, He Bu Le, dan dia menjadi saudara angkat, disusul Lu Ying Feng masuk ke Wisma Shi Jian, lalu Ma Er dan Yin Jie Ya. Dia teringat dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama beberapa tahun ini di dunia persilatan, mereka berenam bersama-sama membunuh lawannya, mereka tidak pernah merasa takut Mereka tidak pernah berpisah. Tapi keadaan sekarang membuatnya merasa sedih, orang yang selama ini selalu bersama dan cocok dengannya, telah mati terbunuh di Chang Xiao Bang. Dia ingin segera pergi ke Chang Xiao Bang untuk membalaskan dendam Ma Er. Dia tahu Shi Tu ke 12 dan He Bu Le pasti tidak akan mengyinkannya, beberapa tahun ini Yin Yang Hei tahu dia selalu berbuat sesuatu dengan tergesa-gesa dan mulutnya pun tidak bisa direm bila sudah bicara, karena itu kata-katanya selalu membuat orang-orang merasa sakit hati. Sehingga masalah pun berubah menjadi rumit, hal ini membuat kakak tertuanya, dan kakak keduanya selalu bersusah payah membereskan masalahnya, semua ini mereka lakukan untuk melindungi dirinya. Tapi karena mereka sudah berkawan selama 22 tahun, kesalahan ini akan terlupakan bersama berlalunya angin. Tapi ada satu-satunya angin yang tidak bisa hilang, angin macam apakah itu? Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia sulit mendapatkan jawabannya. Persahabatan. Persahabatan membuat hidupnya menjadi lebih berarti, dia melihat langit yang luas, sinar matahari yang terbenam membuatnya merasa silau, seperti darah yang bercampur dengan awan, bulan mulai muncul, tapi belum berbentuk bulat, dia masih bersembunyi di langit yang biru, ada seekor burung yang terbang, sepertinya burung itu tertinggal dari kawan-kawannya, dia berteriak sambil terbang melewati langit sore, juga bulan yang akan segera muncul, burung itu terbang ke arah matahari yang terbenam. Dia menatap langit, mata Yin Yang Hei mulai basah, orang-orang hanya tahu sifatnya yang keras, perasaannya pun pasti seperti itu, keras. Tidak disangka dia pun bisa bingung. Dia menertawai dirinya sendiri. Waktu itu dia mendengar sada suara aneh, suara itu adalah suara orang terjatuh,dan roboh, walaupun suara itu jaraknya sangat jauh, tapi dia bisa mendengarnya, dengan cepat dia mencari sumber suara itu, dia bergerak seperti seekor cheetah. Selama puluhan tahun ini tidak ada yang bisa memburu cheetah yang sedang marah ini. Setelah dia menemukan sumber keributan itu, ternyata itu adalah suara 6 orang yang roboh. Begitu Yin Yang Hei melihat, ternyata ada seseorang yang berbaju biru, bentuknya seperti mayat kering, kesepuluh jarinya penuh dengan darah. Dia sedang tertawa, di bawahnya tampak 6 orang murid Wisma Shi Jian yang roboh, tubuh mereka terdapat 5 lubang jari, darah masih keluar dari lubang itu. Waktu itu sudah ada 7-8 orang murid-murid Wisma Shi Jian yang datang untuk membantu, wajah mereka tampak marah dan mereka siap mengayunkan golok masing-masing, ada yang berteriak, "Cepat beri tanda bahaya!" Dengan dingin Yin Yang Hei berkata, "Tidak perlu, biar aku yang mengurus semua ini!" Begitu murid-murid Wisma Shi Jian melihat Yin Yang Hei mereka langsung menjadi tenang, Selama mereka ikut Yin Yang Hei menjaga Wisma Shi Jian, belum pernah melihat ada orang yang tidak bisa dibereskan oleh Yin Yang Hei. Bila ada ketua ketiga, semua masalah akan beres! Dengan dingin Yin Yang Hei melihat mayat murid-murid Wisma Shi Jian yang bergelimpangan, dia bertanya, "Apakah kau berlatih ilmu setan?" Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera tertawa dan menjawab, "Ternyata kau sudah tahu, lebih baik sekarang kau bunuh diri saja di depanku." Yin Yang Hei bertanya lagi, "Apakah mereka dibunuh olehmu?" Si Mayat Kering, Ou Li Ren tertawa da menjawab, "Benar, aku membunuh 3 orang, sedangkan yang 3 lagi tidak tahu diri berani melawanku, lalu kubunuhjuga menurutku, melawan atau tidak, toh hasilnya sama saja, mereka akan mati." Kata Yin Yang Hei, "Bagus!" Qu Li Ren terpaku dan bertanya, "Bagus apanya?" "Karena kau sendiri pun akan mati!" Dia sudah memukul dengan kepalan tangannya. Jarak mereka hanya beberapa meter, kepalan tangan sudah digerakan, Qu Li Ren merasa ada angin kencang, dia menundukkan kepalanya, pukulan itu mengenai dinding di belakangnya, dinding itu berlubang dan batu pun tampak hancur. Qu Li Ren sangat terkejut, seumur hidupnya belum pernah dia melihat kepalan tangan yang begitu kuat, dia ingin mundur dari sana tapi semua sudah terlambat. Yin Yang Hei seperti seekor cheetah mengamuk dan akan membunuhnya. Qu Li Ren segera meloncat dan melayang keluar tembok, tapi Yin Yang Hei sempat menarik kakinya, membuat Qu Li Ren kembali lagi ke tempat semula, dia terkena satu kali pukulan. Tenaga yang mengenainya terasa meledak di dalam perutnya, si Mayat Kering, dari mulut, telinga, dan hidung Qi Li Ren mengeluarkan darah, dia mati seketika. Begitu dilepaskan mayat Qu Li Ren terlempar dan jatuh di luar tembok Wisma Shi Jian. Tanya seseorang, "Ketua Ketiga, mengapa tidak menangkapnya hidup-hidup? Biar kita bisa menanyakan dia diperintahkan oleh siapa datang ke Wisma Shi Jian." Kata Yin Yang Hei, "Siapa pun yang menyuruhnya, bila dia membunuh anak buah Wisma Shi Jian, dia harus mati dan tidak perlu ditanya lagi." Matahari terbenam, dinding yang tinggi, rumput liar tumbuh di mana-mana, matahari sore menyinari Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, semua menjadikan wisma itu terlihat misterius, tapi juga tampak anggun dan suci. Orang-orang pun tidak berani menyerang ke sana. ---ooo0dw0ooo--- Qu Lei dan Fang Zhong Pin melihat Qu Li Ren memanjat dinding tembok yang tinggi, kemudian dalam waktu yang singkat terlihat dia terjatuh kembali.... Si Mayat Kering, Qu Li Ren jatuh terbanting, seperti seekor anjing. Qu Lei marah dan berkata, "Kelihatannya ilmu silat Yin Yang Hei sangat kuat." Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "biarpun ilmu silatnya lebih tinggi, pun percuma, Tuan Lu, maaf jadi merepotkanmu ke sana." Lu Ying Feng menjawab, "Siap! ---ooo0dw0ooo--- Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia kembali terdiam, tidak mengatakan apa pun, tiba-tiba di bawah dinding yang tinggi terdengar ada orang yang bicara, Yin Yang Hei mngerutkan dahi dan bertanya, "Apakah Tuan Muda Fang sudah kembali?" Jawab seorang murid Wisma Shi Jian dengan hormat, "Bukan, yang datang adalah ketua keempat, Lu Ying Feng dan ada 3 orang lainnya yang tidak kami kenal." Kata Yin Yang Hei, "Oh!" Si Panah Besi dan Peluru Perak, Lu Ying Feng naik tangga dan masuk, begitu melihat Yin Yang Hei dia segera tertawa dan memanggil, "Kakak Ketiga." "Lao Si, ada apa?" Lu Ying Feng mendekat dan menjawab, "Mereka bertiga berasal dari Perkumpulan Qing Zheng, mereka ingin merundingkan suatu rahasia dengan kita." Yin Yang Hei melihat ketiga orang itu, yang pertama masuk terlihat kuat dan gagah, sikapnya tenang. Yang kedua terlihat sangat santai, dan sedikit sombong. Orang yang ketiga, tidak mirip laki-laki dan juga tidak mirip perempuan. Setelah Yin Yang Hei menatap dengan tatapan selidik, dia berkata, "Kalau bukan hal yang penting, jangan membuatku pusing." Dengan suara kecil Lu Ying Feng berkata, "Mereka benar-benar ada perlu, katanya semua ini ada hubungannya dengan Pedang Sakti Xue He." "Baiklah, kita bicarakan sekarang." Kata Lu Ying Feng sambil tertawa, "Karena ini sangat rahasia, lebih baik kita bicara di hutan Tao (semacam bunga)." "Baiklah!" Di depan Wisma Shi Jian adalah kebun Tao yang luas. Terllihat di sana sini adalah hamparan berwarna merah muda, di sebuah pohon Tao tampak sebuah tunas berwarna hijau, kebun Tao itu luasnya ada puluhan kilometer persegi, bila musim semi tiba, semua bunga Tao akan mekar, bila bunga Tao mekar di dekat sungai, kelihatannya air sungai pun berubah menjadi merah muda, bila mekar di gunung, maka gunung itu pun akan terlihat menjadi merah muda. ---ooo0dw0ooo--- Yin Yang Hei mengenakan baju berwarna hitam seperti besi yang kokoh, berjalan di hutan Tao Hua yang bunganya sedang mekar. Matahari terbenam, sinarnya tertinggal di ufuk barat. Berpuluh bunga Tao diam dan menunggu di bawah matahari yang akan tenggelam, seperti sedang menikmati saat dia akan mekar setiap menit dan setiap saat. Tampak sebagian bunga sudah gugur, dengan ringan terjatuh dari pohonnya dan mengenai bahu Yin Yang Hei. Yin Yang Hei segera merasa ada dua jari yang mengambil bunga Tao yang gugur itu dan dia tertawa kepada Lu Ying Feng, "Tak disangka, hari ini Tao Hua akan jatuh ke pundakku." Lu Ying Feng tidak membalas tawanya, dengan dingin dia berkata, "Tak disangka orang yang hitam dan jelek seperti dirimu bisa juga memegang Tao Hua!" Yin Yang Hei terpaku, di belakangnya terasa ada satu tenaga Yin dan satu tenaga Yang yang menyerangnya. Ketua panji merah, Ties Jiao Jiao yang adalah setengah laki-laki dan perempuan sudah menyerangnya. Yin Yang Hei yang merasa, segera dia membalikkan badan untuk menyambut serangan itu, karena hal ini terjadi begitu tiba-tiba, tenaga yang dikeluarkan Yin Yang Hei tidak sepenuhnya, akhirnya dia tergetar dan mundur satu langkah. Yin Yang Hei membalikkan badan dengan marah dia berkata, "Boleh juga, coba kau _ menyambut seranganku." Dia maju selangkah, jurus Kepalan Sakti Lei Shan dikeluarkan. Seperti langit yang dihiasi dengan guntur berbunyi dua kali, tenaga kepalan tangannya menerjang Tie Jiao Jiao. Tie Jiao Jiao terkejut, dia mengeluarkan keahliannya dengan sepenuh hati. PENG. Terdengar bunyi yang sangat keras, Tie Jiao Jiao digetarkan oleh tenaga itu, dia melayang beberapa meter jauhnya, kemudian dia terjatuh dengan posisi duduk. Yin Yang Hei tertawa dan berkata kepada Lu Yin Feng, "Kau tertipu, mengapa bisa membawa orang-orang seperti itu ke sini?" Lu Yin Feng menjawab dengan tertawa, "Benar, aku sudah salah membawa mereka ke sini." Kemudian dengan gerakan yang tidak diduga-duga cepat dia mencabut pisau belati, dan menusukkannya di tulang rusuk Yin Yang Hei, seluruh mata pisau itu masuk ke tubuh Lu Yin Feng. Yin Yang Hei berteriak, dalam mimpi pun dia tidak menyangkanya sama sekali, bahwa Lu Ying Feng akan mengkhianatinya, dia mundur beberapa langkah, dengan suara serak dia berkata, "Kau...kau...." Di belakangnya segara ada sunar pedang tampak berkilauan, pedang bergerak secepat kilat menusuk Yin Yang Hei kembali. Ini adalah gerakan Fang Zhong Pin. Tapi sambil menahan rasa sakit, Yin Yang Hei masih bisa menghindari tusukan ini. Muka Lu Ying Feng memancarkan hawa membunuh, dua pisau belatinya dicabut. Qu Lei mendekat, dia langsung memukul. PENG, PENG. Punggung Yin Yang Hei menjadi gepeng dan dia terlempar jauh, menabrak pohon Tao Hua. Baju hitam yang berwarna besi penuh dengan darah, di bawah pohon pun tampak darah yang mengalir, sekali lagi Yin Yang Hei terlempar dan menabrak pohon Tao Hua, terlihat darah yang menempel di pohon itu dan tampak berkilat. Tubuh Yin Yang Hei gemetar, dia memberontak, kemudian dia membalikkan kepala, darah sudah memenuhi bajunya yang berwarna hitam. Tao Hua berguguran ke atas tubuhnya, Tao Hua berguguran karena Yin Yang Hei menabrak pohonnya, sekarang Tao Hua dengan ringan melayang lepas dari pohonnya, semua itu tampak seperti salju, walaupun Tao Hua indah tapi bunga yang gugur tetaplah bunga gugur, tak lama bunga pun akan layu. ---ooo0dw0ooo--- Bunga layu seperti matahari terbenam, walaupun matahari terbenam tapi semua itu terlihat sangat indah, tapi malam yang gelap akan segera datang, Shi Tu ke 12 duduk sendiri di halaman yang luas, dia sedang berpikir dan dahinya tampak berkerut. Lipatan kekhawatiran di dahinya bertambah lagi. Shi Tu ke 12 teringat pada temannya, saudaranya. Begitu memikirkan mereka, dia merasa sangat senang. Yang dia miliki hanya saudara dan teman, karena dia orang-orangn ini rela mati, demi orang-orang itu pula dia melakukan semua hal untuk kepentingan mereka, walaupun entah hari ini matahari akan terbenam atau tidak, tapi dia tetap akan berkilau. Malam sudah tiba, di sekeliling'Wisma Shi Jian sangat sunyi. Malam ini suasana sangat aneh, sepi dan sunyi. Suara serangga pun tidak terdengar di halaman, hanya terdengar suara daun yang dihembus angin, bulan berada di atas langit. Orang berada di halaman. Di kedua sisi kursi Shi Tu ke 12 ada dua orang murid Shi Tu ke 12 yang berbaju putih, mereka mengenakan baju berwarna putih, mereka tampak gagah dan tampan. Mereka duduk dengan diam di sisi orang tua itu. Mereka kagum dan hormat kepada orang tua ini. Dan pak tua yang rambutnya mulai memutih itu masih tampak sedang berpikir. Memikirkan saudaranya, teman-temannya. Seperti tuan rumah Han Bi Lou, Ou Yang San Yue, ketua Biao Qing Yun, Hu Yan Yi Ding, ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding, si Pedang Sakti, Jiang Qing Feng, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi, Naga Melewati Sungai, Yang Ku Wei, dan Kipas Terbang, Shen Fei Fei. Mereka adalah teman seperjuangan, tapi sayang saudara angkatnya, Tuan Ma Er, demi dirinya, mati di Chang Xiao Bang, Bila kembali mengingat hal ini hatinya merasa sedih, bulan mulai terbentuk di kegelapan malam, dan bayangan-bayangan yang nampak seperti perangkap yang dipasang, menyerang orang- orang.Tapi pak tua yang kesepian dan sombong ini tidak akan pernah tunduk apalagi dia mempunyai teman baik seperti Fang Zhen Mei, Pendekar Muda Guo Ao Bai...Tiba-tiba ada terdengar suara langkah, terdengar seorang pemuda sedang tertawa kepadanya dan berkata, "Paman, maaf aku ganggu sebentar—" Shi Tu ke 12 tidak membalikkan kepalanya, setelah tertawa dia berkata, "Keponakan Guo, kau tidak perlu merasa sungkan, duduklah di sini." Guo Ao Bai sambil tertawa dia duduk dan berkata, "Tadi aku mengobrol dengan Pendekar He, aku baru tahu Pendekar He adalah tetua yang menguasai ilmu yang sangat tinggi, dia baru mengeluarkan sebuah jurus pisau, aku baru mengerti apa yang disebut dengan Yi Dao Duan Hun (pisau pemutus nyawa), kelihatannya Qi Chong Tian Jian Fa yang kumiliki masih kalah jauh dengan jurus beliau...." Shi Tu ke 12 memotong kata-katanya dan berkata, "Keponakan Guo, mengapa kau begitu rendah hati? Ilmu silat Adik He memang sudah mencapai tingkat tinggi. Sewaktu dia masih muda dia memang sudah terkenal, tapi bila dibandingkan dengan Keponakan Guo, dia masih kalah jauh...." Guo Ao Bai juga tertawa dan berkata, "Aku ingat ayah pernah bercerita kepadaku, semenjak Pendekar He mulai berkelana di dunia persilatan, memasuki tahun ketiga, dia sudah berhadapan banyak penjahat yang berada di golongan hitam, pesilat golok nomor satu Hong Bi Ming yang dijuluki Jue Xin Tian Mo Dao (Setan Golok Langit Pemutus Hati) sempat bertarung dengannya, akhirnya mereka bertarung sebanyak 300 jurus, Pendekar He hanya menyerang satu jurus, dalam satu jurus dia bisa mengalahkan lawannya, benar- benar sangat hebat, hebat sekali!" Kata Shi Tu ke 12, "Benar, waktu aku baru bertemu dengannya, dia berada dijalan San Gan. Waktu itu di sana ada 3 orang penjahat, yang pertama ada Yu Yu Tian, yang kedua ada Yu Fei Tian, dan yang ketiga adalah Yu Guan Tian. Mereka bertiga sedang berbuat kekacauan, namun tak ada seorang pun yang berani memprotes atau melawan mereka. Tapi Pendekar He malah mendatangi mereka, dia tidak gentar sedikit pun walau waktu itu lawannya adalah tiga orang yang lihai, namun Adik He sangat yakin dengan kelincahannya, dia sanggup menghadapi mereka hingga 300 jurus tanpa mengalami kekalahan sedikit pun. Waktu itu kebetulan aku lewat di sana dan menghentikan pertarungan itu." Kata Guo Ao Bai sambil tertawa, "Pendekar He sangat berpengalaman, sangat pintar, dan banyak akal. Aku sudah mendengarnya sejak dulu. Menurut cerita ayah, Pendekar Yin Yang Hei juga adalah pesilat tangguh dan terkenal tapi selama ini kami selalu tidak sempat mengobrol, apakah dia...." Shi Tu ke 12 tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Adik Yin Yang sifatnya memang keras, mungkin Keponakan Guo sudah mengetahuinya. Sifatnya memang seperti itu. Kepalan Sakti Lei Shan miliknya benar-benar dahsyat—" "Oh, apakah semua itu benar?" Dalam gelapnya langit dan bumi dan sinar bulan tidak bias menembusnya. Di halaman sangat sepi. Di luar dinding tembok yang tinggi tiba-tiba ada suara yang dingin. Tidak ada angin, pohon pun tidak bergoyang, rumput pun tidak bergerak sama sekali. Sunyi dan sangat sepi. Guo Ao Bai melihat kepada Shi Tu ke 12. Dengan suara keras Shi Tu ke 12 berkata, "Siapa dan berasal dari mana? Pesilat tangguh sudah masuk ke wismaku, aku belum melihat bahkan belum mempersilakannya masuk, mohon maaf!" Tidak ada yang menjawab. Tiba-tiba dari luar tambok, melayang 2 benda panjang yang berwarna hitam. Lemparan yang kencang dan melayang ke arah Shi Tu ke 12. Mata Shi Tu 12 berkilau, baju panjangnya yang berwarna putih tampak melambai. Dua benda itu sudah disambar oleh lengan bajunya. Di bawah sinar bulan, Shi Tu ke 12 melihat benda itu dengan teliti. Dua buah benda yang berwarna hitam dan panjang, ternyata itu adalah 2 buah tangan orang. Tangan itu memegang baju hitam berwarna seperti besi, hitam dan kurus, tapi kedua tangan ini masih meneteskan darah dan sepertinya baru dipotong. Bukankah itu adalah tangan Yin Yang Hei? Terdengar suara dari luar yang dingin dan sadis, dan berkata, "Si Kepalan Sakti Lei Shan pun berakhir nasibnya seperti ini, apa yang harus ditakuti dari Pedang Sakti Xue He?" Air mata Shi Tu ke 12 sudah menetes. Dia hanya terpaku melihat sepasang tangan hitam ini. Begitu Guo Ao Bai melihat tangan ini, dia marah dan berteriak, "Tikus dari mana? Cepat keluar!" Di luar pagar ada suara tawa dingin dan berkata, "kau pernah dikalahkan olehku, kau masih mengaku pahlawan?" Begitu mendengar suara ini, ternyata itu adalah musuh yang Guo Ao Bai sangat benci dan musuh yang dalam tidurnya pun tidak pernah akan terlupakan. Dia berteriak, "Fang Zhong Pin." Dia tahu ilmu silat Guo Ao Bai berada di bawahnya tapi dia tetap bersemangat. Guo Ao Bai tertawa dingin dan berkata, "Fang Zhong Pin, aku memang pernah kalah darimu dan kekalahan ini aku terima dengan rela. Tapi hari ini kau berani masuk ke Wisma Shi Jian. Aku, Guo Ao Bai, tetap akan bertarung denganmu. Bila kau tidak mati, aku tidak akan membiarkannya!*' Guo Ao Bai benar-benar seorang pendekar muda yang menonjol. Dia dengan jujur berani mengakui kekalahannya tetapi dia tetap ingin melawan Fang Zhong Pin. Shi Tu ke 12 menahan kesedihannya dan dengan tangan menghalangi keinginan Guo Ao Bai. Dia terbatuk dan berkata, "Teman yang berada di luar pagar, adik ketigaku, Yin Yang Hei memiliki ilmu silat begitu tinggi, sepasang kepalan besinya dini sak oleh kalian. Sekarang dia berada di mana? Aku harap kalian bisa melepaskannya. Dia terluka berat jangan membunuhnya, berilah dia kesempatan, aku akan merasa sangat berterima kasih." Sesudah mengatakan hal itu, Shi Tu ke 12 tidak berkata apa-apa lagi. Terdengar dari luar dinding tembok ada suara seseorang yang berwibawa, dan berkata, "Kau inginkan dia? Boleh, aku akan memberikannya kepadamu!" Terdengar suara PENG, ada seorang berbaju hitam melayang masuk dan terjatuh di hadapannya. Shi Tu ke 12 terkejut dan secara refleks dia meloncat. Terlihat punggung orang yang berbaju hitam itu hancur, tubuhnya bermandikan darah. Shi Tu ke 12 membalikkan tubuh orang itu. Terlihat orang itu mati dengan mengenaskan, sampai mati pun dia tidak menutup matanya. Antara perut dan dada ditusuk hingga menimbulkan 2 lubang besar. Kedua tangannya terpotong, dia sudah mati. Shi Tu ke 12 berdiri di bawah sinar bulan. Sinar bulan membuat bayangan badannya menjadi pendek dan menutupi mayat Yin Yang Hei. Hanya Shi Tu ke 12 yang bisa melihat wajah dan mata Yin Yang Hei yang sakit hati karena tertipu, antara kaget dari tidak percaya. Tubuh Shi Tu ke 12 gemetar. Dari luar tembok, terdengar suara tawa, masih terdengar dengan jelas, mereka benar-benar seperti sudah gila. Guo Ao Bai marah dan akan bergerak, dia berkata, "Orang jahat yang tidak tahu malu, mereka berani membunuh Pendekar Yin Yang. Jika berani keluarlah dan bertarung denganku!" " Ada suara tawa yang lain bercampur dengan suara tawa yang pertama. Tawa mereka seperti setan yang keluar di malam hari membuat pohon dan rumput yang berada di halaman ikut bergerak. Sambil tertawa dia berkata, "Kalian dengar, orang itu masih tidak tahu diri, masih berani berteriak-teriak. Ayo, kita berikan kepala ayahnya supaya dia bisa melihatnya." HUO, terdengar suara benda yang terbang. Kali ini yang menyambut benda melayang itu adalah Guo Ao Bai. Segera matanya membelalak kaget dan terbengong-bengong karena ternyata benda itu adalah kepala ayahnya, Guo Tian Ding. Sepasang tangan Guo Ao Bai tampak gemetar, dia tidak sanggup memegang kepala orang itu. Akhirnya kepala itu jatuh terguling dari tangannya. Rasa sakit dan sedih membuat Guo Ao Bai mencakar rambutnya sendiri dan juga menjambaknya. Dua suara itu terdengar sangat senang dan tertawa sekeras- kerasnya. Shi Tu 12 melihat kepala Guo Tian Ding. Hatinya seperti diiris pisau. Dengan suara berat dia berkata, "Kalian melakukan apa kepada Han Ying Bao?" Suara yang berwibawa itu berhenti tertawa dan berkata, "Sebenarnya bukan Han Ying Bao saja yang kami gasak, masih ada Han Bi Lou, markas Biao Qing Yun. Sekarang mereka sudah tidak bisa menolongmu lagi. Temanmu Guo Tian Ding yang berada di Han Ying Bao, Ou Yang Sao Yue dari Han Bi Lou, kakak beradik Jing Jian, Gong Sun Yue Lan dan Gong Sun You Lan. markas Biao Qing Yun, Jin Bian Wu Di dan Hu Yan Yi Ding. markas Biao Fei Yun, Xue Zheng Yin. markas Biao Chi Yun, Jiang Qing Feng. Perkumpulan Dan Feng, si Kapas Terbang, Shen Fei Fei. Perkumpulan Kong Dong, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi. markas Biao Feng Yun, Naga Melewat Sungai, Yang Ku Wei dan keluarga mereka sudah menunggumu di jalan kematian." Setelah mengatakan semua itu, suara tawa mereka semakin lama semakin keras. Suara orang-orang pun semakin banyak. Suara itu datang dari luar tembok yang tinggi, seperti air bah dan juga seperti suara binatang buas datang menerjang wisma itu. Tubuh Shi Tu ke 12 seperti bertambah gemetar tapi bila mendengar dengan benar baru diketahui bahwa dia bukan gemetar melainkan tulang-tulangnya berderak. Dia sedang mengumpulkan tenaga. Sekali mengeluarkan tenaga itu, maka kekuatannya akan seperti sungai seperti gelombang laut, tidak akan ada yang bisa menahan gelombang kekuatan ini. ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei sudah tiba di kaki gunung. Dia segera bertemu Shi Tu Qing Yan yang sedang celingak celinguk melihat ke sana sini. Hari sudah gelap. Angin malam menghembusi Shi Tu Qing Yan yang saat itu seperti seekor walet putih yang terbang di dalam hembusan angin. Melihat Fang Zhen Mei segera dia tertawa. "Paman...kau benar-benar kembali. Pendekar Wo Shi Shui mengatakan bahwa orang itu bukan lawanmu...aku sangat khawatir. Paman apakan orang itu?" Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan, melihat kelembutannya yang seperti angin malam. Matanya penuh dengan tawa tapi Fang Zhen Mei tetap menarik nafas dan berkata, "Jangan bicarakan itu lagi. Mana Wo Shi Shui? Bagaimana keadaan adikmu?" Mata Shi Tu Qing Yan segera memerah dan menjawab, "Menurut Pendekar Wo Shi Shui karena tenaga dalam adik tidak terlalu dalam, nyawanya hampir malayang karena dipukul oleh Chen Guan Cai. Untung Pendekar Wo Shi Shui segera mengobatinya dan itu juga merupakan suatu kebetulan. Chen Guan Cai tadinya berhasil dipukul dan ditotok dengan waktu yang cukup lama, yang dia inginkan hanya bertarung dengan Wo Shi Shui. Karena itu dia tidak memukul dengan seluruh kekuatannya. Tidak masalah besar bagi adikku...hanya saja dia terlalu ceroboh dengan melepaskan orang jahat dan dia tidak meminta ijin kepadaku terlebih dulu...." Fang Zhen Mei menghiburnya dan berkata, "Asalkan dia tidak mati, yang lain pasrahkan saja. Wo Shi Shui berada di mana?" Shi Tu Qing Yan menghapus air matanya dan menjawab, "Dia berada di bawah gunung. Pendekar Wo sudah mengeluarkan racun yang berada di dalam tubuh adik. Menurut Pendekar Wo paling sedikit membutuhkan beberapa jam baru dia bisa pulih kembali." Kata Fang Zhen Mei sambi tertawa, "Bila sudah memulai pengobatan harus meneruskan, bila dia merasa lelah akan kugantikan. Kami berdua akan secara bergiliran mengobati adikmu." Shi Tu Qing Yan dengan khawatir mengatakan, "Apakah terjadi sesuatu di wisma Shi Jian?" "Bila adikmu sudah agak sembuh, aku akan mengantarkan kalian pulang dan Pedang Sakti Xue He akan kukembalikan kepada ayahmu. Sekarang Chang Xiao Bang sedang melakukan tindakan bermacam-macam, kapanpun bisa terjadi pertarungan berdarah. Bila tidak ada Pedang Sakti Xue He, ketua Wisma Shi Jian akan berada dalam bahaya..." ---ooo0dw0ooo--- Tulang-tulang Shi Tu ke 12 terus berderak. Dari tawa yang terdengar sepertinya di luar wisma ada banyak orang, paling sedikit mungkin ada 300-400 orang yang berbaju merah, hijau, biru, hitam dan putih. Mereka sudah berdiri di atas tembok dinding dan mengacung-acungkan senjata sambil berteriak. Mereka benar-benar terlihat ganas. Shi Tu ke 12 melihat keadaan itu. Ada seorang laki-laki yang sangat gagah berdiri di atas tembok pagar. Angin menghembusi bajunya. Baju itu melambai tertiup angin benar-benar seperti seorang monster yang membuat orang menjadi takut. Yang berdiri di pinggirnya adalah seorang pemuda berbaju merah, sikapnya santai, wajahnya tampan. Matanya terlihat sangat cabul dan sombong. Dia memimpin banyak orang datang ke sana dan terlihat sangat berlagak. Qu Lei melihat Shi Tu ke 12 dan tertawa, "Bagaimana dengan ke 41 orang prajuritmu yang menjaga wisma ini? Sekarang mereka berada di mana? Nih semua aku kembalikan kepada ketua wisma." Terdengar suara yang benda dilempar. Sebanyak 40 lebih mayat sudah dilempar ke halaman dan bertumpuk menjadi satu. Mereka semua sudah mati. Terlihat cara kematian mereka sangat mengenaskan membuat orang tidak tega melihatnya. Dua kepalan tangan Shi Tu ke 12 terus berbunyi, dia menahan amarahnya. Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila dan berkata, "Sekarang semua penjaga wisma sudah mati semua. Secara diam- diam kami sudah mengambil alih wismamu, tapi dasar kau memang sudah pikun masih belum tahu keadaan ini. Jangan harap ke 52 orangmu bisa menolongmu sekarang ini. Mereka semua sudah dibunuh oleh murid-murid Chang Xiao Bang yang berjumlah 300 orang lebih. Ha...ha...ha...." Qu Lei tertawa lebih gila lagi, "Apakah kau merasa aneh? Mengapa kami bisa diam-diam masuk ke sini dan tidak diketahui olehmu? Tenang saja aku akan membuatmu mati dengan tenang! Ini adalah rahasia yang akan kau bawa sampai mati, dan rahasia ini tidak akan tertebak olehmu. Sekarang di luar pagar sudah ada 460 orang yang sedang menunggumu. Aku ingin lihat dengan cara apa kau bisa keluar dari kepungan kami?" Tawa Fang Zhong Pin terdengar aneh dan dia berkata, "Kami masih tahu asistenmu yang paling kuat yaitu Yi Dao Duan Huan, He Bu Le, berada^di luar kota untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian bagian kelompok elang. Dia tidak akan pulang dalam waktu dekat ini. Begitu dia kembali ke wisma, dia akan segera membereskan mayatmu. Dia pun tidak perlu terburu-buru melakukan semua itu sebab kami akan menunggunya karena sesudah membunuhmu, dia adalah sasaran berikutnya." Kata Qu Lei lagi, "Shi Tu ke 12, jangan berharap kau bisa keluar dari sini, kecuali 464 orang Chang Xiao Bang, masih ada 74 orang pemanah yang sedang menunggumu!" Shi Tu ke 12 hanya terpaku di halaman wisma yang luas. Sinar bulan menyinari badannya, bayangannya tampak pendek. Angin malam yang dingin terus menghembusi dirinya, membuat pak tua itu sangat bingung dan juga sedih. Dalam keadaan seperti itu Shi Tu ke 12 tidak perlu bertarung lagi karena, dia pasti akan kalah. Bila Shi Tu ke 12 kalah, bukankah Wisma Shi Jian pun akan segera hancur? Shi Tu ke 12 tidak bergerak. Dia menundukkan kepalanya seperti sedang menunggu sesuatu—apakah dia sedang menunggu kematian yang akan dating menjemputnya? Di dalam hembusan angin dingin itu, Qu Lei mengerutkan dahi dan memerintah, "Pemanah! Siapkan panah!" Di malam yang sepi itu, tidak terdengar ada suara sedikit pun hanya terdengar suara Qu Lei. Qu Lei melihat Fang Zhong Pin. Mata Fang Zhong Pin mengeluarkan sorot ingin membunuh. Dia membentak, "tujuh puluh empat orang pemanah mengapa belum muncul mendengar perintahku?" Tidak ada yang menjawab Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling memandang. Wajah mereka berubah. Tiba-tiba terdengar keributan kecil tapi hanya berlangsung sebentar. Di atas tembok muncul 60-70 orang pemanah. Mereka mengarah pada Shi Tu ke 12 dan Guo Ao Bai serta 2 orang murid Wisma Shi Jian yang tersisa. Semua panah mengarah pada mereka. Meskipun Shi Tu ke 12 mempunyai kepandaian yang luar biasa, tapi dia juga tidak akan bisa menghindari semua panah itu. Shi Tu ke 12 terlihat waspada tapi juga seperti yang sudah putus asa. Dia ingin meminta mati. Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Shi Tu ke 12, semua ini adalah murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di bawah pimpinan panji hijau. Mereka berumlah 74 orang pemanah, mereka semua adalah pemanah jitu, mereka tidak pernah meleset dalam menembak panah. Sekarang pun bila kau mempunyai sayap, akan sulit untuk terbang. Qu Lei dengan dingin memerintahkan, "panah!" Shi Tu ke 12 sepertinya akan mati di bawah hujan panah ini. ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui menatap langit. Dia berpesan kepada satu- satunya orang yang bersamanya yaitu Hei Sha (Pasir Hitam), Mu Shan Lu, "Sepertinya sekarang Qu Lei dan yang lainnya sedang bertarung dengan Shi Tu ke 12." Mu Shan Lu menjilat Zheng Bai Shui dan berkata, "Ya, ya, kekuatan Chang Xiao Bang sangat hebat. Bila Pak tua Shi Tu ke 12 berani bertarung dengan wakil ketua Chang Xiao Bang berarti dia hanya akan mengantarkan nyawanya saja." Zheng Bai Shui marah dan berkata, "jangan sembarangan bicara! Siapa itu Shi Tu ke 12 dari Wisma Shi Jian? Bila dia adalah orang yang mmiliki ilmu silat tidak tinggi, aku tidak akan mencuri Pedang Sakti Xue He. Aku juga tidak perlu menghabisi Han Bi Lou, Han Ying Bao, markas Biao Qing Yun, lalu Wisma Shi Jian. Ini benar-benar sangat merepotkan. Walaupun Pedang Sakti Xue He tidak berada di tangan Shi Tu ke 12, belum tentu Qu Lei bisa mengalahkannya—" Mu Shan Lu terkejut dengan cepat dia berkata, "Betul, betul, Shi Tu ke 12 tidak bisa dianggap sebelah mata. Kecuali Qu Lei masih adat Fang Zhong Pin, mungkin dia bisa—" Zheng Bai Shui berkata, "Betul bila Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergabung, mungkin mereka bisa mengalahkan Shi Tu ke 12. Tapi di Wisma Shi Jian masih ada Yi Dao Duan Hu, He Bu Le, mungkin Tie Jiao Jiao bisa meladeninya. Masih ada Yen Jie Ya dan Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei. Dia akan dihadang oleh Chen Guan Cai dan Zhao Liao Fen dan yang penting kita mempunyai bidak catur andalan—Lu Ying Feng. Orang-orang Wisma Shi Jian bukan lawan Ou Li Ren dan Shang Bu Yun." Hei Sha, Mu Shan Lu tersenyum dan berkata, "Betul, bila ada mereka Ketua tidak perlu turun tangan. Wisma Shi Jian dengan mudah jatuh ke tangan Anda." Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Siapa yang mengatakan aku tidak perlu ke sana?" Mu Shan Lu terkejut dan berkata, "Anda...ada apa.. .kenapa...." Jawab Zheng Bai Shui, "Sekali Chang Xiao Bang bertarung harus menang. Walaupun Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah berada dalam posisi menang tapi mereka belum tentu menang. Bila aku tidak pergi ke sana, mereka akan merasa hidup, mati, mulia, dan hina, semua bercampur menjadi satu. Kalau secara kebetulan mereka gagal, maka aku akan datang membantu mereka. Ini sebabnya jalan kita terbagi dua." Mu Shan Lu baru mengerti strategi Zheng Bai Shui dan tertawa, "Ketua sangat pintar dan bisa menyusun taktik dengan sangat bagus. Kalau begitu, anak buah yang tersisa di sini sebanyak 80 orang, apakah aku harus membawa mereka ke sana?" "Tidak perlu, kau pun tidak perlu ke sana. Kau jaga Chang Xiao Bang saja." Mu Shan Lu kaget dan bertanya, "Tapi...Ketua apakah ketua yang akan pergi sendiri...." Zheng Bai Shui tertawa dan menjawab, "Betul, aku akan pergi sendiri." Tiba-tiba Zheng Bai Shui berteriak, Mu Shan Lu tergetar hingga tidak bisa berdiri. Dengan sombong Zheng Bai Shui berkata, "Lihat dengan jelas, orang yang bisa bertarung denganku sebanyak kurang lebih 300 jurus, sekarang sudah tidak banyak lagi maka itu aku harus pergi ke sana!" Mu Shan Lu menjawab, "Betul, betul." ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila. Qu Lei dengan dingin memerintah, "Lepaskan panah!" Walaupun Shi Tu ke 12 berilmu silat tinggi, tapi dia juga tidak akan bisa menahan 74 buah panah. Terlihat Shi Tu 12 akan mati di bawah panah-panah itu. Tapi...? Tidak ada panah, sebuah panah pun tidak ada. Bahkan suara kentut pun tidak ada. Wajah Qu Lei tampak berubah, tiba-tiba dengan ringan Shi Tu ke 12 berkata, "lepaskan panah!" Wajah Qu Lei seperti disiram dengan air es. Dia benar-benar sangat kaget. Fang Zhong Pin berteriak, "Hati-hati!" Tujuh puluh empat panah itu bukan diarahkan kepada Shi Tu ke 12 melainkan ke arah Qu Lei dan kawan-kawannya. ---ooo0dw0ooo--- BAB 16 Naga, Harimau, Elang, dan Merpati Perubahan besar sudah terjadi. Di lapangan itu kecuali Qu Lei, Fang Zhong Pin, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, Zhao Liao Fen, Shang Bu Yun dan yang lainnya, mereka masing-masing terkena satu panah. Sisa panah sebanyak 68 panah, mengenai 68 orang, 42 orang segera terpanah hingga mati, 26 orang terluka. Wajah Qu Lei terlihat lebih jelek dbandingkan dengan wajah.orang mati. Kemudian dia melihat 74 orang pemanahnya. Mereka dilempar masuk ke halaman. Tenggorokan mereka terputus, sepertinya mereka diserang dari belakang dan tidak bisa melawan lagi dan leher mereka digorok. Fang Zhong Pin melihat Shi Tu ke 12 sedang tersenyum. Muncul wajah seorang pemimpin yang menghadapi beribu-ribu pasukan tapi terlihat tetap tenang dan teratur mengatur mereka. Fang Zhong Pin merasa panas dingin. Kemudian seorang murid yang berada di pinggir Shi Tu ke 12 dengan pelan keluar dari sisi Shi Tu ke 12 dan berkata, "Pemanah kalian berhasil ditaklukan oleh kelompok elang dari wisma kami. Di luar ada 52 orang dan di dalam ada 41 orang, tapi semua itu hanya penjaga wisma saja. Pasukan kami yang sebenarnya ada 4 kelompok. Kelompok pertama, kelompok elang memiliki tangung jawab menjaga keamanan di luar dan di dalam wisma. Kelompok kedua adalah kelompok merpati, tugas mereka adalah menyelidiki dan memberi kabar. Kelompok ketiga adalah kelompok harimau, mereka mewakili ketua wisma melakukan semua hal di dunia persilatan. Kelompok keempat adalah kelompok naga, mereka jarang keluar kecuali bila wisma mengalami kesulitan, keahlian mereka adalah membunuh....'' Wajah Qu Lei dan Fang Zhong Pin menjadi pucat. "Aku diperintahkan untuk memberitahu kalian, orang-orang kalian yang berada di luar sudah dikepung oleh kelompok elang dan yang berada di dalam wisma, kelompok naga sudah memasang perangkap. Walaupun kalian bisa keluar, tapi di luar sana kalian sudah dikelilingi oleh kelompok harimau...." Rasa terkejut membuat mulut Guo Ao Bai ternganga. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Wisma Shi Jian adalah begitu kuat, dia benar-benar tidak mengetahuinya. Wisma Shi Jian adalah wisma yang terkenal. Wisma ini berdiri bersama-sama dengan Chang Xiao Bang dan markas Biao Feng Yun, kekuatan Wisma Shi Jian pasti tidak biasa, kalau tidak mungkin wisma ini sudah tertelan oleh angin badai dan gelombang besar. "Orang yang kalian kirim sudah membunuh 52 orang Wisma Shi Jian. Sekarang mereka dicegah oleh kelompok merpati dan mereka sudah dibunuh. Tapi kau tenang saja, sekarang anak buah perkumpulan kalian masih tersisa 150 orang. Guo Ao Bai merasa lebih aneh lagi, dia tidak menyangka murid Wisma Shi Jian ini walau masih begitu muda tapi perkataan dan penampilannya sangat tenang, teratur, dan sangat berwibawa. "Ou Lei, Fang Zhong Pin, mengaku lah kalah. Wisma Shi Jian bukan tempat untuk kalian berbuat seenaknya. Mengaku sajalah, dan tanggalkan senjata kalian. Yang menanggalkan senjata, tidak akan kami bunuh." Wajah Qu Lei seperti warna hati babi. Dia marah dan berteriak, "Hentikan omong kosongmu!" Fang Zhong Pin melihat orang itu lalu bertanya, "Siapa kau!" ; Murid itu balik bertanya, "Siapa aku?" Dia melepas topeng kulit dari' wajahnya. Topeng itu dirias dengan begitu sempurna dan ahli. Dia adalah Yi Dao Duan Hun, He Bu Le. Fang Zhong Pin dengan gugup berkata, "Bukankah kau...kau sedang keluar kota untuk melatih kelompok elang...?" Wajari He Bu Le sangat kasar tapi selalu tersenyum. Dia melihat ke arah Shi Tu ke 12. Dengan tenang Shi Tu ke 12 menjawab, "Dia adalah wakil ketua Wisma Shi Jian. Dia yang membereskan semua masalah besar. Mana mungkin dia pergi jauh dari wisma ini?" Fang Zhong Pin merasa aneh dan berkata, "Kalau...." He Bu Le tertawa dan berkata, "Tempat latihan murid-murid kelompok elang berada di tempat rahasia di bawah tanah tetapi tetap berada di Wisma Shi Jian. Kecuali ketua dan aku, orang lain tidak akan ada yang tahu." Wajah' Fang Zhong Pin sudah pucat dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Tiba-tiba di halaman ada yang berteriak, "Ketua, Kakak Kedua, celaka, Chang Xiao Bang sudah menyerang." Shi Tu ke 12 membalikkan kepala, ternyata dia adalah si Ketapel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng dengan terengah-engah berlari masuk. Begitu melihat Shi Tu ke 12, dia segera berkata, "Ternyata kalian berada di sini, kita harus melawan mereka!" Shi Tu ke 12 tersenyum dan berkata, "Adik Lu, jangan emosi, keadaan sudah bisa dikendalikan. Wisma sudah bisa diurus, tidak perlu tergesa-gesa." Wajah Lu Ying Feng terlihat senang dan dia tiba-tiba berkata, "Ketua, aku ingin melaporkan sesuatu!" Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa yang akan kau laporkan sekarang ini?" Jawab Lu Ying Feng dengan tergesa-gesa, "Hal ini sangat penting, ada hubungannya dengan Kakak Ketiga- Shi Tu 12 mengangguk dan berkata, "Kemarilah!" Dengan hormat Lu Ying Feng mendekat dan menjawab, "Ya!" Dia berjalan menuju Shi Tu ke 12, tidak ada yang melihat kalau tangannya memegang 2 buah pisau pendek yang tajam, setiap saat dia bisa menikam jantung Shi Tu ke 12. ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui memakai baju putih. Dia berjalan di gunung. Awan berada di atas kepala dan seperti terbang, bulan seperti tidak tenang. Dia berusaha bersembunyi di balik awan yang terus berlari. Bulan, bintang, angin kencang, orang pun berjalan dengan cepat seperti terbang seperti meluncur di padang rumput. Dia adalah ketua Chang Xiao Bang— Zheng Bai Shui. Sambil berjalan Zheng Bai Shui berpikir. "Asalkan bisa menghancurkan Wisma Shi Jian, Chang Xiao Bang akan menjadi nomor satu di dunia persilatan. Hanya ada satu yang tertinggal dan itu adalah markas Biao Feng Yun. Tujuan berikutnya adalah menghancurkan markas Biao Feng Yun. Dia terus berjalan. Tempat di mana dia berjalan sekarang sudah sangat dekat dengan Wisma Shi Jian. Sesudah melewati gunung ini, akan terlihat Wisma Shi Jian. Di depannya adalah hamparan rumput-rumput yang tinggi dan lebat. Rumput-rumput ini setinggi orang. Bergoyang-goyang di bawah sinar bulan dengan tidak tenang seperti mengeluh dan merasa tidak senang. Zheng Bai Shui sedang berpikir, "Pertarungan antara Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui entah berlangsung sampai bagaimana? Mengapa Wo Shi Shui tidak ada kabar sedikit pun? Kali ini siapa pun yang masih hidup, Huo Wu Yong, Wo Shi Shui atau Fang Zhen Mei, aku akan membuat mereka saling bunuh. Orang yang tersisa biar aku sendiri yang akan membereskannya. Perjanjian antara aku dan Wo Shi Shui selalu membuat pihaknya dirugikan, walaupun Huo Wu Yong mampu atau tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei, siapa pun yang tersisa, akhirnya harus bertarung dengan Wo Shi Shui....'' Sesudah berpikir seperti itu, Zheng Bai Shui menjadi sangat percaya diri. Dengan kedua tangannya dia menyibakkan rumput- rumput yang tinggi itu. Di bawah sinar bulan, baju putihnya terlihat dengan jelas. Dengan cepat dia berjalan di antara semak-semak itu. Karena rumput sangat tinggi dan lebat, dia tidak bisa melihat lurus ke depan. Kecuali suara rumput yang dia injak, dunia yang lain sepertinya sangat sepi. Zheng Bai Shui tetap tenggelam dalam pikirannya, "Sekarang Qu Lei dan Shi Tu ke 12 pasti sedang bertarung. Siapa pun yang menang, mereka akan merasa lelah, dan aku akan mengambil keuntungan ini. Kalau tujuan ini terlalu awal tercapai aku malah harus bertarung dengan Shi Tu ke 12. Sebelum Qu Lei dan Fang Zhong Pin bertarung, menurut laporan mata-mata, Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui belum kembali ke Wisma Shi Jian. Kalau mereka berdua tidak berada di sana, dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti Xue H. Fang Zhong Pin dan Qu Lei akan lebih mudah mengalahkan Shi Tu ke 12." Memikirkan semua itu Zheng Bai Shui menjadi sangat riang. Di bawah sinar bulan dengan tangan menyibak rumput setinggi orang dia terus berjalan. Di sekeliling sana rumput sangat tinggi dan lebat. Tiba-tiba di bawah rumput ada wajah seseorang yang sedang melihatnya dengan dingin. ---ooo0dw0ooo--- Bab 17 Senjata Rahasia yang Misterius Wajah ini dia tidak kenal. Dingin, muda, penuh kekuatan, pintar, seperti tidak mempunyai perasaan tapi bila diteliti dengan benar, masih ada setitik sinar kebaikan di wajah itu. Sekarang, wajah ini seperti seekor ular beracun melihat dia. Pemuda ini mengenakan baju berwarna hitam, tiba-tiba dia melambaikan tangannya. Zheng Bai Shui tidak mengenali orang itu. Begitu Zheng Bai Shui menyibak rumput dan melihat orang itu, dia melambaikan tangan, tiba-tiba dari seluruh penjuru keluar beberapa ratus senjata seperti lalat terbang menuju ke arahnya! Sebenarnya pemuda itu melepaskan senjata rahasia dari depan, tapi senjata itu bisa menyebar dari semua penjuru. Tentu dia adalah seorangg pesilat yang menggunakan senjata rahasia. Orang yang mempunyai keahlian senjata rahasia begitu hebat hanya yang berasal dari keluarga Tang. Hanya nyonya Besar Tang bisa menguasai senjata rahasia yang begitu hebat. Zheng Bai Shui terpaku. Senjata rahasia itu seperti kilat datang menyerangnya. Kalau Zheng Bai Shui menghindar ke kiri, dia pasti melepaskankan senjata ke sebelah kiri bila dia menghindar ke kanan maka dia tetap akan terkena. Bila dia mundur, hal serupa akan dialaminya, begitu juga bila dia ke depan dia akan bernasib sama. Bila dia berbaring untuk menghindar, senjata rahasia seperti lalat yang jumlahnya ratusan tetap akan mengarah ke bawah. Tubuhnya akan berlubang. Bila dia orang biasa, tidak akan bisa lolos dari semua senjata rahasia itu tapi dia adalah ketua perkumpulan terbesar Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui. Walaupun Zheng Bai Shui terkejut dan marah tapi dia tetap dengan tenang menghadapi semua itu. Dengan lengan baju dia mengibaskannya. Jurus pertama dari Chang Xiao Qi Ji yaitu jurus Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan baju seperti awan di laut timur) sudah dikeluarkan olehnya. Di dunia ini siapa yang bisa memaksa Zheng Bai Shui mengeluarkan salah satu dari jurus Chang Xiao Qi Ji, pasti dia adalah orang yang berilmu silat tinggi tapi kali ini Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus Dong Hai Shui Yun Xiu hanya bisa bertahan dari serangan senjata rahasia, membuat orang tidak percaya dengan semua ini. Zheng Bai Shui tidak percaya bahwa di dunia persilatan ada pesilat yang begitu mahir menggunakan senjata rahasia dan dia adalah seorang yang masih muda umurnya. . Senjata rahasia memenuhi langit, hanya tampak berkilau sebentar. Semua sudah menancap di lengan baju Zheng Bai Shui yang besar itu. Bulan berada di tengah-tengah, langit berwarna hitam. Orang itu melihat Zheng Bai Shui tidak terkena senjatanya, dia pun segera menghilang. Semua kembali menjadi sunyi dan sepi. Hati Zheng Bai Shui terasa dingin. Begitu lengan bajunya diturunkan, di bawah terdengar suara DING, DING, DING, sejumlah senjata rahasia seperti lalat berjatuhan. Senjata itu seperti lalat hidup dan kepalanya terpasang besi lancip. Sekarang semua senjata berhasil digetarkan oleh tenaga dalam Zheng Bai Shui dan lalat-lalat itu pun mati. Zheng Bai Shui belum pernah mendengar atau melihat di dunia persilatan ini ada orang yang bisa menggunakan senjata rahasia semacam itu. Rumput lebih tinggi dari tinggi badan orang. Zheng Bai Shui segera jongkok. Tiga kali jongkok kemudian 3 kali meloncat, seperti seekor kelinci. Dia sudah meloncat beberapa puluh meter. Dia berdiri dan tidak bergerak, dia tidak tahu siapa orang tadi? Apakah dia masih berada di sini? Berapa orangkah lawannya? Apakah mereka sedang menunggu kesempatan baik untuk menyerang Zheng Bai Shui lagi? Tapi bulan pun tidak bisa memberikan jawaban. ---ooo0dw0ooo--- Lu Ying Feng mendekati Shi Tu ke 12, dengan suara kecil dia berkata, "Kakak Ketiga Hei...." Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Apa?" Kata Lu Ying Feng, "Kakak Ketiga Hei, dia sudah...." Shi Tu ke 12 berkata sambil menggelengkan kepala, "Aku tidak bisa mendengar dengan jelas." Ketepel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng segera menempelkan mulutnya di telinga Shi Tu ke 12,. tiba-tiba dia berkata, "Yin Yang Fei sudah menunggumu di kuburan!" Sekali mendengar badan Shi Tu ke 12 bergetar dan alisnya pun terangkat. Kedua tangan Lu Ying Feng sudah bergerak. Dua buah pisau belati secepat kilat dicabut. Sewaktu tangan Lu Ying Feng diputar, sepasang tangan Shi Tu ke 12 seperti baja bergerak lebih cepat dibandingkan kilat. Dia sudah mencengkram pundak Lu Ying Feng. DING, DANG! Dua buah pisau belati terjatuh ke bawah. Lu Ying Feng membentak, segera dia sudah menerjang ke belakang. Shi Tu ke 12 tertawa dingin. Dengan tenaga yang sangat kuat, sepasang tangan Lu Ying Feng dipaksa untuk berbalik ke depan. Rasa sakit menusuk hingga ke jantung, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Wajah Lu Ying Feng langsung pucat, dia berteriak, "Ketua, hamba minta maaf! Tolong aku!" Shi Tu ke 12 membalikkan tangan Lu Ying Feng dengan paksa dan berkata, "Ying Feng, apa yang kau lakukan?" Lu Ying Feng sangat terkejut, hingga rohnya pun seperti sudah tidak berada di tubuhnya. Dia meminta ampun, "Ketua, tolong selidiki dulu! Mana mungkin aku ingin membunuh Ketua?...Ketua sudah salah paham, salah paham...." - Shi Tu ke 12 mengangkat alinyas dan membentak, "Diam! Kau dijuluki sebagai Ketapel Besi Peluru Perak, julukan itu kau dapat sesudah kau bergabung dengan Wisma Shi Jian dan kau pun dihormati oleh orang-orang, sebelum kau bergabung dengan Wisma Shi Jian, kau hanya seorang penjahat yang terkenal di dunia persilatan. Tidak disangka selama beberapa tahun ini sifatmu masih belum berubah. Sewaktu di Hua Shan kau hampir dibunuh oleh Guo Tian ping dengan lempengan besinya. Aku berbaik hati menolongmu, tidak disangka kau adalah orang yang tidak bisa membalas budi...." Wajah Lu Ying Feng memerah kemudian berubah menjadi pucat dan dia membela diri, "Tidak, Ketua...." Shi Tu ke 12 tertawa dengan sedih dan berkata, "Jangan memanggilku ketua lagi, aku sudah tidak mempunyai hak untuk menjadi ketuamu. Wisma Shi Jian juga tidak membutuhkan orang sepertimu lagi. Aku selalu merasa aneh, mengapa Pedang Sakti Xue He bisa menghilang dari Wisma Shi Jian? Kalau bukan karena Wo Shi Shui yang mencuri apakah Zheng Bai Shui datang sendiri untuk mencurinya? Kalau bukan, ini semua pasti perbuatan orang dalam Wisma Shi Jian. Aku sudah curiga kepadamu, kau mengkhianati teman hanya untuk mencari sebuah nama. perbuatanmu sangat memalukan...." Tubuh Lu Ying Feng gemetar. Dia terus berkata, "Bukan begitu, bukan...." Shi Tu ke 12 berkata sambil menarik nafas, "Ying Feng, kau adalah seorang laki-laki, kau berani melakukan semua itu maka kau harus berani mengakuinya. Tadi aku sudah memeriksa luka Yin Yang Hei, lukanya akibat ditusuk dengan pisau yang kau bawa sekarang. Dia mati pun tidak mau menutup matanya karena orang yang membunuhnya adalah kawannya sendiri. Kalau bukan kau, lalu siapa lagi? Lihat pisau yang dipegang olehmu, masih ada bekas darah. Ying Feng, kau terlalu kejam!" Lu Ying Feng berteriak, tiba-tiba dia menendang, dan sasarannya adalah dada Shi Tu ke 12. Kedua alis Shi Tu ke 12 terangkat, dia marah dan membentak, "Ying Feng, kau sudah tidak bisa sadar, jangan salahkan aku bila melakukan semua ini!" Dengan tenaga yang kuat, Lu Ying Feng merasakan tangannya sangat sakit dan sambungan tulang sudah keluar dari bongkolnya. Tendangannya sudah tidak bertenaga lagi. Qu Lei segera marah dan membentak, "Serang!" Badannya bergerak seperti harimau. Tiba-tiba dia meloncat ke hadapan Shi Tu ke 12. Semua perhatian orang tertuju pada Qu Lei, Fang Zhong Pin, dan si banci Tie Jiao Jiao. Bergerak ke kiri dan kanan, secepat kilat menyerang Shi Tu ke 12. Qu Lei masih belum bergerak, Fang Zhong Pin sudah mendekati Shi Tu ke 12, sekali mengibaskan tangan, pedang seperti kilat menyerangnya. Pedang hampir menusuk Shi Tu ke 12. tiba-tiba He Bu Le sudah berada di depan dan dengan pisau dia menahan serangan pedang cepat Fang Zhong Pin. Dan bersamaan waktu ini, badan Tie Jiao Jiao seperti setan mendekati Shi Tu ke 12 tapi dia segera berhenti karena Qu Lei dari belakang sudah datang terlebih dulu. Dengan kepalan tangannya dia menyerang Shi Tu ke 12. Serangan Qu Lei membuat perhatian orang tertuju padanya tapi yang mengeluarkan serangan sebenarnya adalah Fang Zhong Pin dan Tie Jiao Jiao. Begitu Fang Zhong Pin menyerang, Tie Jiao Jiao tiba-tiba berhenti dan yang menyerang adalah Qu Lei. Begitu kepalan tangan Qu Lei keluar, Chen Guan Cai dan Zhao Liao Fen secara bersama-sama menyerang Shi Tu ke 12. Di lapangan terjadi pertarungan seperti roda kereta. "Bunuh Shi Tu 12', baru merebut wisma, mereka bergerak begitu kompak. Tapi apakah Wisma Shi Jian akan begitu mudah mempersilakan orang masuk ke sana? Si Jala langit Chen Guan Cai sudah menyerang dan Qu Lei sudah mengeluarkan kepalan siap memukul Shi Tu ke 12. Tapi Shi Tu ke 12 dengari tenang masih berdiri dengan tegak di tempat tadi. Angin berasal dari kepalan seperti hujan lebat terus menyerang Shi Tu ke 12. Sewaktu kepalan tangan Qu Lei hampir mengenai Shi Tu ke 12, Shi Tu ke 12 mendorong dan membentak, "Pergi kau!" Lu Ying Feng seperti layang-layang yang putus dari benangnya, melayang terbang dan terjatuh keluar. Lu Ying Feng jatuh tepat ke arah Qu Lei datang! Kepalan Qu Lei melayang, kedua tangan Lu Ying Feng yang sudah hampir putus tidak bisa bergerak dengan lincah. Sekarang mana bisa Lu Ying Feng menyambut kepalan itu? Lu Ying Feng berteriak, "Jangan pukul, ini aku...." ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ============================== Tapi begitu Qu Lei melihat Lu Ying Feng yang melayang ke arahnya, dia tidak menghindar lagi karena bila tenaga kepalan itu ditarik, maka Shi Tu ke 12 akan mengambil, kesempatan ini. Qu Lei tidak mau menghilangkan kesempatan untuk memukul, dia terpaksa kehilangan Lu Ying Feng. kehilangan satu Lu Ying Feng, itu tidak apa-apa. Terdengar bunyi PING. Kepalan Ou Lei tepat mengenai Lu Ying Feng. Lu Ying Feng patut dikasihani, dia tidak kuat menahan pukulan ini. Dadanya segera melesak kedalam dan dia muntah darah! Meski kepalan Ou Lei masih menempel di dada Lu Ying Feng. Dia terus menerjang Shi Tu ke 12. Tadi maksud Qu Lei tidak terwujud karena tiba-tiba di antara mereka muncul Lu Ying Feng. Melalui tenaga kepalan dia menyalurkan tenaganya ke tubuh Lu Ying Feng, ditujukan ke arah Shi Tu ke 12. Shi Tu 12 tidak bisa menghindar. Tenaga Ou Lei sangat besar, apakah Shi Tu ke 12 sanggup menyambut pukulan itu? PING! Tenaga kepalan Qu Lei yang disalurkan melalui tubuh Lu Ying Feng, kemudian menerjang Shi Tu 12. Shi Tu ke 12 tetap tidak bergeming, tapi wajahnya sudah tidak tersenyum. Pukulan Qu Lei tepat mengenai sasaran, tapi dia melihat Shi Tu ke 12 tidak roboh. Dia ingin menarik kembali kepalannya, tapi Shi Tu ke 12 tiba-tiba memukul mayat Lu Ying Feng. Qu Lei ingin menarik kepalan tangannya kembali tapi terlambat. Dia hanya merasakan tepukan ringan dari Shi Tu ke 12 tapi akibatnya seperti ada tenaga gunung dan laut yang menindihnya. Melalui mayat dan kepalan masuk ke dalam tubuhnya. PING. Qu Lei tergetar dan badannya melayang puluhan meter jauhnya. Dia hanya merasa langit seperti terbalik. Wajahnya tampak pucat, dia menekan jantungnya. Dia tidak bisa bicara apa-apa lagi karena dia sudah terpelanting jatuh. Mayat Lu Ying Feng terkena pukulan ini sehingga membuat jasad ini bergetar dengan kencang hingga biji mata pun keluar dari tempatnya. Jasad itu terpelanting. Begitu jatuh sudah tidak berbentuk lagi. Shi Tu ke 12 tetap dengan tenang berdiri di tempat tadi tapi batu tempat dia berpijak sudah hancur lebur. Mungkin ini dikarenakan tenaga Qu Lei memukul Shi Tu ke 12 dan dia menyalurkan tenaga itu ke bawah batu hingga menjadi hancur. Dapatkah terbayangkan seperti apa tenaga Qu Lei? Guo Ao Bai terkejut, dia ingin memapah Shi Tu ke 12 tapi Shi Tu ke 12 melambaikan tangan menolaknya. Dia tertawa dingin dan berkata, "Tenaga yang kuat...kuat....'' Dia tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi. Guo Ao Bai kembali untuk melihat Qu Lei yang diam. Tiba-tiba Qu Lei berteriak, "Baik—" Belum habis perkataannya, dia sudah muntah darah. Darah seperti panah keluar dengan kencang dari tubuhnya. Bersamaan waktu itu, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, dan Zhao Liao Fen dengan suara keras menyerang Shi Tu ke 12. Zhao Liao Fen mengambil pasir hitam dan melemparkannya ke arah Shi Tu ke 12. Guo Ao Bai dengan dua tangarinya dan 7 buah pedang sudah mencegat Zhao Liao Fen dan mulai menyerang. Chen Guan Cai mengambil kesempatan ini, dia yang menyerang Shi Tu ke 12, tiba-tiba di sisi Shi Tu ke 12 ada seorang murid yang mengenakan baju berwarna putih. Dia mengelap wajahnya dengan tangan. Muncul seraut wajah yang gagah dan berumur setengah baya. Dia adalah salah satu adik angkat Shi Tu ke 12 yang bermarga Yin. Terdengar Yin Jue Ya membentak, "Penjahat kau hanya mengantar nyawamu ke sini!" Kedua tangannya digetarkan. Pedang dan golok sudah meghadang di depan Chen Guan Cai, pertarungan tidak dapat dihindari lagi dan mereka pun bertarung Hanya Tie Jiao Jiao yang sampai di depan Shi Tu ke 12, dengan sepasang tangan, yang satu bertenaga Yin dan yang satu lagi bertenaga Yang, kedua tangan yang saling berbeda tenaga ini sudah dilancarkan. Qu Lei yang telah digetarkan dan terbang melayang beberapa meter, pada saat yang hampir bersamaan seperti anak panah dilepaskan kembali melancarkan sebuah pukulan. Shi Tu ke 12 membalikkan badannya, dua buah telapak tangan dengan ringan menempel di telapak tangan Tie Jiao Jiao, namun hanya dalam waktu yang singkat, wajah Tie Jiao Jiao sudah berubah, dia merasakan kedua tenaga yang berlawanannya masuk dan merambat melalui kedua tangannya, yang satu tenaga Yin dan yang satu adalah tenaga Yang. Setelah kedua tenaga itu masuk ke tubuh Shi Tu ke 12 tiba-tiba saja tenaga itu menghilang seperti tenggelam ke dalam lautan. Sewaktu Tie Jiao Jiao masih dalam keadaan terkejut, dia merasa tenaga dari kiri mengandung tenaga Yin menghilang tapi di sebelah kanan mengandung tenaga Yang merambat masuk, Shi Tu ke 12 sudah membalikkan tenaga yang berada dalam tubuhnya dan berbalik menyerang dirinya. Tenaga yang saling berlawanan ini membuat Tie Jiao Jiao terkejut, namun semua ini sudah terlambat. Pukulan ini adalah pukulan yang sangat mematikan. Tie Jiao Jiao merasakan tubuh, darah, dan nafasnya bergejolak, tak lama setelah itu dia memuntahkan darah segar, raut wajanya berubah mengerikan lalu roboh. Kejadian ini hanya berlangsung beberapa saat saja. kedua telapak tangan saling menempel, wajah Tie Jiao Jiao berubah 4 kali, dari pucat menjadi hijau lalu berubah menjadi merah hati kemudian menjadi ungu dan terakhir berubah menjadi hitam. Warna terakhir ini adalah warna kematian. Berhasil melumpuhkan Tie Jia Jiao, kedua telapak Shi Tu ke 12 belum sempat ditarik kembali namun kepalan besi milik Qu Lei sudah menghantamnya. "BLang!" Qu Lei menghantam dada Shi Tu ke 12, tapi dia merasa seperti memukul sebuah kayu busuk. Dan waktu itu telapak tangan Shi Tu ke 12 menepuk ringan bagian belakang Qu Lei namun suara yang terdengar seperti benturan besi dengan batu. Tepungan telapak Shi Tu ke 12 belum dikeluarkan, Qu Lei sudah jatuh terpental ke belakang, kemudian dia mengeluarkan suara yang membuat orang terkejut. "Mundur!" Qu Lei adalah orang pertama yang mundur, jalan mundur yang dia lalui penuh dengan darah sendiri yang keluar dari mulutnya. Shi Tu ke 12 kembali ke tempatnya, wajahnya pucat dan dari mulutnya mengalir darah. Dia tidak mengejar Qu Lei, namun dia berkata, " Kepalan tangannya sungguh lihai." ---ooo0dw0ooo--- Bulan tidak bersuara. Zheng Bai Shui masih ada di balik semak-semak, tidak bisa maju juga tidak bisa mundur. Sebenarnya dia tidak mengetahui bahwa sudah datang beberapa orang, dia tidak mengerahui senjata rahasia apa saja yang dimiliki oleh lawannya, namun dia mengetahui dengan jelas jika dia tidak hati-hati maka dia akan terbunuh. Yang dia ketahui dengan lebih jelas lagi adalah waktu berlalu terasa sangat lama, tapi lawannya tetap tidak bersuara. Di tempat lain di Wisma Shi Jian, pertarungan pun pasti berlangsung dalam waktu yang lama. Apakah Qu Lei bisa merebut Wisma Shi Jian dengan lancar? Tapi dia malah terperangkap di sini. Langit dan bumi tidak bersuara, bulan pun seperti dingin tidak memiliki perasaan. Apakah orang yang akan menyerang dia hanya sendiri? Orang itu sudah menyerangnya namun tidak berhasil, tapi apakah orang itu sudah melarikan diri atau belum? Zheng Bai Shui sangat cemas, tapi dia sudah mengambil keputusan untuk menunggu sebentar lagi lalu dia akan keluar dari semak-semak ini. Dia tidak percaya, seorang pemuda yang tidak mempunyai nama bisa mengurung seorang ketua Chang Xiao Bang, yang lebih tidak dapat dipercaya adalah orang itu adalah musuh Chang Xiao Bang. ---ooo0dw0ooo--- Sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12, Fang Zhong Pin sedang bertarung dengan He Bu Le, Yi Dao Hun. He Bu Le memengang sebilah pisau yang sangat tipis, setipis kertas. Dengan pisau tipisnya dia sanggup menahan pedang Fang Zhong Pin yang kecil dan panjang. Mereka berdua segera bertarung dengan sengit. Terdengar suara senjata saling beradu, gerakan mereka sangat cepat, bayangan pedang dan pisau sudah menutupi bayangan mereka sendiri. Begitu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12 untuk kedua kalinya, mereka tiba-tiba berhenti menyerang. Mereka sudah bertarung melewati jurus pedang yang ke 1.276 dan jurus pisau yang ke 1.276. Wajah mereka tidak merah dan nafas mereka pun sama sekali tidak terengah-engah. Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedang panjangnya. Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedangnya. Gerakan ini membuat Han Bu Le merasa aneh. Dengan gerakan yang sangat cepat Fang Zhong Pin sudah menyerang, menggantikan pedang dengan mengunakan telapak tangannya sendiri. "Zhang Jian!" (Pedang Tangan) . Jurus pedang yang sangat cepat dan tepat seperti angin. He Bu Le sangat terkejut karena pisaunya terlempar akibat benturan senjata. Senjata yang dipakai oleh Fang Zhong Pin sekarang adalah Zhang Jian. Dengan tertawa sinis dia berkata, "Kau tertipu, sebenarnya jurus yang aku kuasai adalah Zhang Jian." Pedangnya kembali menyerang. He Bu Le sudah tidak ada jalan mundur lagi. Tiba-tiba sekelebat cahaya pisau muncul, terdengar suara logam beradu. Tangan Fang Zhong Pin sudah melayang ke udara. Dengan gerakan cepat Fang Zhong Pin mundur, dia memegangi tangannya yang sudah putus. Dengan muka pucat dan rasa terkejut dia melihat tangan kanan He Bu Le. Tangan kanan He Bu Le sangat licin seperti sebilah pisau. Dengan tersenyum He Bu Le berkata, "Kau juga salah, ilmu andalanku adalah Pisau Tangan." Fang Zhong Pin berteriak, "Mundur! ---ooo0dw0ooo--- Bulan bersinar dengan terang, sepertinya bulan ingin mencuci bersih semua bau darah di dunia ini, tapi di sini sudah tidak ada lagi bau darah, bila ada pun pasti sudah bersih. Seperti Shi Tu Tian Xin yang sedang membersihkan darah dengan lengan bajunya saat ini. Tubuh Shi Tu Tian Xin masih terasa sangat lemah. Dia hanya bisa membuka matanya dan melihat Wo Shi Shui, ketika dia ingin buka mulut Wo Shi Shui berkata, "Jika kau ingin membuka mulut kau tidak boleh mengucapkan terima kasih. Chen Guan Cai adalah orang yang aku bawa dari Chang Xiao Bang, dia sudah memukulmu, tentu saja sekarang aku harus menyembuhkan dirimu dulu. Aku sangat tidak suka dengan kata-kata terima kasih, maaf, senang bertemu denganmu, dan lain-lainnya. Walaupun ada niat baik atau tidak, bagiku itu semua sama saja." Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Tian Xin dan berkata, "Jangan begitu, jika ada orang bersungguh-sungguh ingin berterima kasih padamu, bagaimanapun, kau tidak bisa menjahit mulut setiap orang." Kata Wo Shi Shui, "Benar juga." Shi Tu .Qing Yan tidak tahan lagi, dia pun ikut tertawa. Dia melihat salah satu pesilat tangguh di dunia ini memiliki sifat yang aneh-aneh. Tapi meskipun bersifat aneh dia bukan orang jahat, mempunyai sedikit rasa humor. Pastinya Fang Zhen Mei memiliki sifat seperti itu. Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata lagi, "Baiklah sekarang kau sudah tidak apa-apa lagi, sekarang aku harus pergi ke Chang Xiao Bang untuk menyelesaikan hutang piutangku dulu dengan Zheng Bai Shui." Fang Shen Mei ingin mengatakan sesuatu tapi Wo Shi Shui mencegahnya dan berkata, "Kau jangan pergi bersama denganku, aku" sudah membuat janji dengan Zheng Bai Shui untuk membunuhmu jika kau ikut denganku maka kau akan membuatku sulit. Antarlah mereka pulang ke Wisma Shi Jian, aku akan pergi ke Chang Xiao Bang sendiri, apalagi sekarang Pedang Sakti belum diantarkan kepada Shi Tu ke 12. Hal ini sangat penting, siapa pun yang ikut denganku berarti orang itu adalah musuhku." Fang Shen Mei melihat wajah Wo Shi Shui yang keras, akhirnya dia menarik nafas dan berkata. "Kalau begitu, adakah cara lainnya?" ---ooo0dw0ooo--- Qu Lei dan Fang Chong Pin berteriak mundur tetapi tidak bersama-sama, bila didengar oleh orangorang Chang Xiao Bang ini benar-benar sangat mengagetkan Guo Ao Bai memapah Zhao Liao Fen. Yen Jue Ya memapah Chen Guan Cai Qu Lei mundur dengan cepat, Fang Chong Pin juga mundur hingga ke tembok. Tiba-tiba di belakang Qu Lei ada sebuah pohon besar dan dari dalam pohon itu keluar sepasang tangan yang memeluk Ou Lei, di sisi pohon lainnya tiba-tiba keluar tangan untuk membantu memegangi Qu Lei. Ternyata pohon-pohon itu adalah pohon tiruan yang didalamnya kosong. Kelompok naga dari Wisma Shi Jian ternyata sudah bersiap-siap dan bersembunyi di halaman. Fang Zhong Pin melihat kondisi itu, dia ingin menolong Qu Lei tapi dia merasa kakinya ada hawa pisau yang dibawa oleh angin, segera dia melompat untuk menghindari pisau itu, namun setelah itu dari arah kebun bunga melayang puluhan pisau terbang yang mengarah ke kakinya. Fang Zhong Pin merasa kaget dan marah, dia segera berteriak, "Semua mundur dan bunuh yang menghalangi!'' Dia bertarung sambil mundur untuk melarikan diri dari Wisma Shi Jian. Keadaan Qu Lei sudah terjepit oleh 3 orang, walaupun sudah terluka parah dan tangannya tinggal sebelah, dia masih mengeluarkan teriakan seperti harimau terluka. Siku tangannya masih berbahaya, dia masih sempat menyikut dada "pohon" hingga berlubang,orang itu terpaksa melepaskan pegangannya. Begitu terlepas dia segera dia memukul kepala orang yang ada di sebelah kanannya sampai pecah. Orang yang berada di sebelah kirinya 1 hanya bisa tertegun karena kaget, dia tidak sadar bahwa kepalan tangan itu sedang mengarah ke kepalanya akhirnya kepala orang itu pun pecah. Qu Lei merasa pandangannya menjadi kabur, Fang Chong Pin cepat-cepat melarikan diri dari Wisma Shi Jian. Kelompok Chang Xiao Bang mengalami kekacauan, ada yang melarikan diri, ada yang berteriak, dan ada juga yang sambil berteriak sambil mundur. Beberapa orang melemparkan senjata rahasia dan ada juga yang mengangkat tangannya. Hanya ketua panji hijau Chang Xiao Bang, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun masih seperti seorang laki-laki sejati, dia masih memimpin 200 orang anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerang ke halaman. Suasana lebih ramai lagi. Terdengar suara He Bu Le berteriak, "Kelompok Elang, Naga, Harimau serang semuanya!!'' Pertarungan sengit sedang berjalan, pertarungan ini cukup untuk mengubah keadaan dunia persilatan, pertarungan terbesar di dunia persilatan sedang terjadi. ---ooo0dw0ooo--- BAB 18 Wo Shi Shui kembali ke Chang Xiao Bang Di depan markas perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang, tiba-tiba muncul sebuah bayangan seseorang yang masuk. Bayangan itu terlihat dari jauh namun perawakannya yang besar dan tegap membuat orang merasa segan. Orang-orang yang berjaga di Chang Xiao Bang pun terkejut dengan kedatangan bayangan itu. Dalam sekejap sudah 4 orang yang mencegat bayangan itu untuk masuk lebih dalam lagi. Orang berbaju hitam itu terpaksa berhenti melangkah. Sorot matanya tajam seperti pisau menatap orang-orang yang mencegatnya. Salah satu dari orang Chang Xiao Bang itu bertanya, "Siapa kau?" "Wo Shi Shui." "Wo Shi Shui?" "Benar, aku Wo Shi Shui." "Untuk apa kau datang kemari?" "Suruh ketua kalian keluar!" "Apakah kau pernah bertemu dengan ketua kami?" "Kalian tidak pantas menghalangiku seperti ini. Kalian masing- masing memakai tombak, kayu pemukul, trisula E Mei, dan yang satu lagi memakai Pena Hakim. Kelihatanya saja senjata itu bermacam-macam namun sebenarnya senjata kalian itu tidak ada gunanya. "Apa?" empat orang murid Chang Xiao Bang serentak berteriak. Dengan dingin Wo Shi Shui berkata, "Kau yang memakai senjata E Mei, sebenarnya kau sedang merasa ingin tidur dan di dalam hatimu tentu saja kau merasa sangat marah karena waktu tidurmu kuganggu. Apakah dengan pikiran seperti itu kau dapat berkonsentrasi dan apakah kau bisa menang dariku?" Orang yang bersenjata trisula itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan terdiam. Wo Shi Shui kemudian mengalihkan pandangannya ke orang yang bersenjata Pena Hakim, dan dengan dingin berkata, "Kau yang memakai Pena Hakim, dengan melihat senjata yang kau gunakan tentunya kau adalah Yan Ling Dao, tapi karena kau datang dengan terburu-buru untuk mencegatku dengan sembarangan mengambil senjata orang lain. Senjata yang kau ambil secara sembarangan tentunya kau tidak mahir menggunakannya. Bertarung bukan dengan menggunakan senjata sendiri apakah kau bisa memenangkan pertarungan?" Orang yang memegang senjata Pena hanya terbengong-bengong di sana dan dua tidak dapat menjawab. Pandangan Wo Shi Shui kembali berpindah ke orang yang bersenjata tombak, dengan nada yang dingin pula dia berkata, "Kau juga, kau memegang senjata tombak sepanjang 3 meter, semua temanmu memegang jenis senjata yang pendek, bagaimana kau bisa menyerangku tanpa melukai teman-temanmu sendiri? Jika tidak memiliki percaya diri yang tinggi, bagaiman kau bisa menang dalam pertarungan ini?" Orang yang bersenjata tombak itu pun hanya bisa terdiam tidak bisa membantah. Mata Wo Shi Shui menatap orang yang terakhir. Orang yang ditatap oleh Wo Shi Shui merasa hatinya tergetar tapi dia menguatkan diri dan berteriak, "Jangan hiraukan kata-kata orang ini hayo kita serang dia!" Dalam sekejap keempat senjata itu menyerang ke arah Wo Shi Shui. Wo Shi Shui marah tapi juga ingin tertawa, dia berkata, "Kau tidak mempunyai kesalahan, kau adalah orang yang paling kuat di antara kalian berempat, tapi begitu kau tertekan kau merasa hatimu kacau, kakimu pun tidak bisa berdiri dengan tegak. Sebelum kau menyerang kau sudah merasa ketakutan dulu, mana bisa kau menahan seranganku ini?" Kata-kata itu belum selesai diucapkan, keempat orang ini sudah tubuhnya melayang dan terbanting lalu tidak dapat bangun lagi. Keempat orang ini roboh, tapi dengan segera 10 orang lebih sudah berlarian menuju tempatnya. Wo Shi Shui berkata dengan marah, "Siapa yang menghalangiku, dia akan mati, yang aku cari adalah ketua kalian." Tiba-tiba seseorang yang mengenakan baju merah datang dengan kecepatan seperti kilat. Murid-murid Chang Xiao Bang segera memanggil orang ini, "Ketua Mu!" Orang itu telah sampai di depan Wo Shi Shui, orang itu mengamatinya sebentar dan berkata, "Aku kira siapa yang datang mengunjungi Chang Xiao Bang ternyata hanya anak kecil. Hai anak kecil, kembalilah kepada ibumu untuk menyusu. Aku adalah pembunuh hitam, Mu Shan Lan dan kau harus tahu itu." Wo Shi Shui dengan pandangan dingin tapi tidak menjawab. Mu Shan Lu merasa tidak suka ketika dia diamati oleh Wo Shi Shui. Hatinya sangat marah dan dia bertanya, "Siapa kau?" Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab, "Kau tahu arti nama Wo Shi Shui!" (Wo=aku, shi=adalah, shui=siapa). Sesudah mendengar nama ini Mu Shan Lu tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada murid-murid Chang Xiao Bang yang lain, "Di dunia ini ada nama yang begitu aneh dan kurang ajar, seperti cmahirkan oleh seekor anjing saja. Namanya adalah Wo Shi Shui. Dia sendiri pun tidak tahu siapa dirinya? Ha..ha...." Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di pinggirnya juga ikut tertawa. Tapi baru saja tertawa sebentar suara Mu Shan Lu menjadi serak. Tawa murid-murid Chang Xiao Bang yang lain pun berhenti! Karena Mu Shan Lu tidak bisa tertawa. Wo Shi Shui sudah mengeluarkan kepalan i tangannya dan memukul. Mu Shan Lu merasa kepalan Wo Shi Shui semakin besar dan besar, kemudian mendekatinya dan dia pun terkena pukulan ini. Delapan1 gigi dan darah bersamaan menyembur keluar. Mu Shan Lu roboh ke bawah, dengan marah dan benci dia berteriak, "Kurang ajar! Bunuh dia!" Segera puluhan murid Chang Xiao Bang datang lagi. Mereka mencabut golok, mencabut pedang, mengeluarkan panah dan mengurung Wo Shi Shui. Terdengar Wo Shi Shui dengan marah berteriak, "Baiklah, kalian adalah kaki tangan Zheng Bai Shui dan sudah menghancurkan Han Ying Bao, merusak kantor Biao Qing Yun dan Han Bi Lou. Kalian sudah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi. Aku akan membunuh kalian sampai habis baru bertemu dengan Zheng Bai Shui." Darah muncrat, orang bergerak, suara teriakan sudah terdengar. ---ooo0dw0ooo--- Di Wisma Shi Jian. Suara bertarung sudah berakhir. Pendekar mengeluarkan darah. Laki-laki sejati juga mengeluarkan darah. Begitu banyak pendekar dan laki-laki sejati mengeluarkan darah. Kebenaran di muka bumi dan langit apakah akan terpancing keluar oleh bau darah ini? Apakah akan ada yang keluar untuk kebenaran di dunia persilatan? Di Dao Duan Hun, He Bu Le sedang mengatur murid-murid Wisna Shi Jian bertarung, dia bertemu dengan ketua panji hijau, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun. Hanya satu kali mengayunkan pisau, Shang Bu Yun sudah terpojok dan ditangkap, tapi He Bu Le tidak membunuhnya. He Bu Le hanya membawa Shang Bu Yun bertemu dengan Shi Tu ke 12. Rambut perak Shi Tu ke 12 tergerai ditiup angin, di bajunya terlihat ada noda tetesan darah. Dia melihat Shang Bu Yun kemudian terbatuk kecil, sepertinya dadanya terasa sakit dan dia mencoba untuk menahannya. Tapi suara batuk itu sudah mengatakan semuanya. Sambil terbatuk, Shi Tu ke 12 berkata, "Hati dan pikiran orang Chang Xiao Bang sudah kacau, ada yang pergi, ada juga yang melarikan diri. Jujur saja ilmu silatmu sangat rendah tapi kau tidak pergi dan semua kesulitan ini kau sendiri yang menanggungnya, kau pun dengan sepenuh hati bertarung mempertahankan semua ini, kau memang benar-benar pantas menjadi salah satu dari ketua panji. Dibandingkan dengan orang lain di Chang Xiao Bang kau lebih bertanggung jawab, sangat setia, dan bertahan sampai titik penghabisan. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kami dari Wisma Shi Jian tidak pernah mau membunuh seorang laki-laki sejati. Adik He, bebaskanlah dia!" Segera He Bu Le melepaskan Shang Bu Yun dan sambil tertawa dia berkata, "Pendekar Tua Shang, Chang Xiao Bang membunuh orang seperti membunuh semut dan semua ini sangat jahat tapi Pendekar Tua Shang dosamu lebih sedikit. Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menghancurkan markas Biao Fei Yun, ketua markas Biao, Xue Zheng Yin kau yang sengaja melepaskannya. Jika kami melakukan kesalahan terhadap Pendekar Tua Shang, harap bisa dimaafkan." Elang Sakti Zhong Yuan memijat tangannya yang baru dilepaskan. Dia melihat langit dan juga melihat bumi, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan air mata. Air mata ini mengalir ke jenggotnya yang sudah memutih. Dia menarik nafas dan berkata, "Aku hidup sudah 50 tahun lebih, hari ini aku baru mendengar ada yang memanggilku sebagai pendekar. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi aku sendiri mengerti kalau aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Aku hidup sampai saat ini baru benar-benar mengetahui tentang sedikit kebenaran. Pemimpin Chang Xiao Bang yang aku kagumi begitu ada kesulitan, hanya bisa melarikan diri dengan cepat. Mereka meninggalkan anak buah mereka untuk mati. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, aku hanya bisa berterima kasih atas budi kalian karena tidak membunuhku. Aku berpikir kembali, di usiaku yang sudah begitu tua, apa yang sudah aku lakukan? Terhitung mulai hari ini, aku tidak akan bermusuhan dengan Wisma Shi Jian lagi." Tiba-tiba dia naik ke sebuah pohon Tao dan berteriak, "Anak buahku, rencana Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian sudah gagal. Pemimpin sudah melarikan diri, semua pasukan yang akan datang untuk membantu pun tercegat di belakang. Orang-orang kita mati dan terluka separuh.. Untuk apa kalian bertarung lagi?segera simpan senjata dan menyerahlah!" Karena teriakan Shang Bu Yun, anak buah Chang Xiao Bang yang tersisa ratusan berhenti bertarung seketika dan mereka menyerah. Di halaman itu yang tadinya ada 500 orang prajurit, yang tersisa kurang lebih tinggal 200 orang, yang lainnya kebanyakan mati atau terluka. Sebagian besar yang tersisa adalah orang panji hijau, panji biru dan panji merah. Yang menyerang kebanyakan adalah murid panji hijau karena ketua panji hijau mereka adalah Shang Bu Yun. Di pihak wisma anak buah Chang Xiao Bang membunuh murid Wisma Shi Jian kurang lebih ada 300-400, mereka musnah semua. Mereka adalah orang-orang panji hitam. Pasukan yang berada di luar wisma yang ingin membantu pun sudah habis diserang oleh murid-murid wisma kurang lebih ada 400 orang, mereka adalah murid-murid panji putih. Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati atau terluka pun sangat banyak. Bertarung dengan perkumpulan terbesar di dunia persilatan, walaupun bisa menang tapi hampir separuh dari semua anak buah. Chang Xiao Bang sudah gugur. Perkumpulan ini tidak akan bisa bertahan lagi. Pertarungan masih terus berlangsung dan hampir selesai. Guo Ao Bai sedang bertarung dengan si Setan Pisau, Zhao Liao Fen. Pertarungan ini sangat seru dan sengit. Zhao Liao Fen berasal dari panji biru, ilmu silatnya berada di atas ketua panji putih, Ni Xiang Tian dan di bawah Tie Jiao Jiao. Bisa dikatakan dia adalah pesilat tangguh di dunia persilatan. Tapi sayang, yang dia hadapi sekarang adalah Tuan Muda Guo Ao Bai dari Han Ying Bao. Guo Ao Bai mempunyai ilmu Qi Chong Tian Jian Fa. Guo Ao Bai berhasil membunuh Ni Xiang Tian, dia juga pernah mengalahkan si banci, Tie Jiao Jiao. Ilmu silatnya sudah pasti berada di atas Zhao Liao Fen. Karena kematian ayahnya, Guo Ao Bai merasa sangat sedih, dia membunuh semua orang Chang Xiao Bang dengan gila-gilaan, Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah tidak bertarung malah melarikan diri. Murid-murid Chang Xiao Bang jumlahnya semakin sedikit karena itu Zhao Liao Fen semakin bertarung, dia semakin ketakutan. Jurus yang dia kuasai adalah 108 jurus Tian Mo Dao Fa (Setan Pisau Langit, fa=cara), tidak bisa dia keluarkan. Tapi julukan setan Pisau, Zhao Liao Fen bukan hanya nama saja. Guo Ao Bai sudah menusukkan pedangnya 98 kali, Zhao Liao Fen juga sanggup menerima 98 kali tusukan. Zhao Liao Fen menyerang 108 kali dengan jurus pisau, Guo Ao Bai pun bisa menyambut dengan baik 108 jurus pisau dengan sama baiknya. Tapi tiba-tiba Guo Ao Bai melemparkan ketujuh pedangnya! Zhao Liao Fen tidak pernah melihat jurus pedang yang begitu aneh, dia segera menghindar. Enam pedang berhasil dihindarinya, tapi pisau ditangannya terlepas dari tangannya, kemudian Guo Ao Bai mendekat. Dengan satu kali pukulan sudah membuat Zhao Liao Fen roboh. Sekali kali dia memukul, nyawa Zhao Liao Fen kemudian melayang. Ditempat lain ketua pelatih Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya bertarung dengan si Jala Langit, Chen Guan Cai. Ilmu silat Yin Jue Ya tidak setinggi Tuan Ma Er. Tuan Ma Er dibunuh oleh Ni Xiang Tian di Chang Xiao Bang. Ilmu silat Chen Guan Cai lebih tinggi dari Ni Xiang Tian, tapi tetap berada di bawah Zhao Liao Fen dan Tie Jiao Jiao. Yin Jue Ya bertarung dengan Chen Guan Cai, sebenarnya Yin Jue Ya merasa pasti akan kalah, tapi ternyata kemampuan Chen Guan Cai tiba-tiba saja menurun. Pertama karena senjatanya adalah jala. Jala ini sudah dirusak oleh Wo Shi Shui. Karena dia telah terluka oleh Wo Shi Shui membuat kekuatannya belum pulih, apalagi dia belum beristirahat dengan benar, sudah diperintahkan untuk menyerang Wisma Shi Jian karena itu ilmunya menjadi berkurang banyak. Ditambah lagi Qu Lei dan Fang Zhong Pin telah kabur dari sana, murid Chang Xiao Bang sendiri yang masih tertinggal terkurung di sana dan tidak berdaya, karena inilah hatinya menjadi tidak tenang. Dia juga ingin kabur dan mundur dari sana. Semua ini membuat ilmu silatnya berkurang separuh. Sebaliknya, ketua keenam Wisma Shi Jian, Yin Jue Ya karena dia sangat ingin membunuh, lawan menjadi semakin ketakutan, dan semakin mundur. Dia semakin berani mengejar dan menyerang. Apalagi dia merasa sedih karena kehilangan ketiga putra tersayangnya. Dia marah dan benci, tenaganya berubah menjadi tenaga yang sangat dahsyat. Begitu mulai bertarung dia sudah berada di atas angin dan Jala Langit sudah kehilangan kesempatan untuk menang. Sisa tenaga Chen Guan Cai sekarang sama dengan ketua panji merah, Shen Si. Tapi walaupun kekuatannya sama dengan Shen Si itu bukan berarti kekuatannya biasa-biasa saja. Yin Jue Ya menyerang dengan kencang, Chen Guan Cai menjadi kalang kabut. Yin Jue Ya berteriak, "Kau tidak memakai senjata, kalau aku membunuhmu dengan senjata itu tidak adil, kau sambut pisau ini!" Yin Jue Ya berhenti. Dia menendang sebilah golok ke arah Chen Guan Cai. Chen Guan Cai menyambut golok itu. Walaupun dia belum pernah berlatih ilmu golok tapi bila harus bertarung dengan tangan kosong, lebih baik memakai senjata itu. Karena ada senjata di tangannya dia menjadi berani, segera dia menyerang Yin Jue Ya. Dengan ada golok di tangannya, Chen Guan Cai langsung menyerang Yin Jue Ya. Dia ingin cepat membunuh Yin Jue Ya, kemudian kabur dari sana. Tapi Yin Jue Ya juga bukan sembarangan pesilat, pisau dan pedang diayunkan dengan kencang. Chen Guan Cai tidak bisa dengan gampang mengalahkannya. Pada waktu ini Shang Bu Yun sudah memerintahkan anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerah. Jala Langit, Chen Guan Cai terkejut, dia tidak berkonsentrasi penuh. Tangannya bergerak dengan lamban, pisau dan pedang Yin Jue Ya sudah sampai di depannya. Golok pun digetarkan sehingga melayang dari tangannya, Chen Guan Cai terkejut tapi Yin Jue Ya tidak mengejarnya. Dia hanya dengan dingin berkata, "Karena kau tidak berkonsentrasi maka ini tidak termasuk pertarungan. Kita mulai lagi, kau ambil golok itu, kita bertarung lagi!" Chen Guan Cai marah besar, dia mengambil golok itu kemudian menyerang. Serangan Chen Guan Cai membuat Yin Jue Ya terus mundur kemudian Chen Guan Cai membalikkan badan dia ingin kabur. Yin Jue Ya berteriak. Dengan tangannya memegang pisau dan pedang, dia berlari menghadang Chen Guan Cai. Siapa yang tahu Chen Guan Cai adalah orang yang sangat licik. Dia kabur hanya untuk menipu Yin Jue Ya, begitu Yin Jue Ya menabrak, dia segera membalikkan badan. Pisau langsung menancap ke dada Yin Jue Ya. Kedua mata Yin Jue Ya melotot, dia terus menatap Chen Guan Cai. Chen Guan Cai tertawa dingin dan berkata, "Siapa suruh kau tadi tidak membunuhku?" Yin Jue Ya berteriak sekeras-kerasnya, tapi badannya tidak roboh. Pedangnya sudah menusuk Chen Guan Cai. Yin Jue Ya sudah terluka berat, pedangnya pun bergerak dengan lambat. Chen Guan Cai dengan tenang menyambut serangan ini. Dia memutar pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Yin Jue Ya berteriak, badannya mulai tidak seimbang dan terjatuh. Pada waktu itu tiba-tiba ada orang yang berteriak. Suara ini sangat dikenal oleh Chen Guan Cai. Dia membalikkan badan untuk melihat ternyata Zhao Liao Fen terlihat berada di tengah-tengah udara. Guo Ao Bai seperti seekor naga sakti, satu kali memukul sudah membuat Zhao Liao Fen terjatuh. Chen Guan Cai melihat satu-satunya teman yang tertinggal juga telah dibunuh, dia sangat kaget. Yin Jue Ya menggunakan kesempatan ini membacoknya tapi Chen Guan Cai seperti tidak merasakannya. Yin Jue Ya mengandaikan sisa tenaganya yang terakhir, pisau bergerak agak lambat. Begitu teriakan Zhao Liao Fen terdengar untuk kedua kalinya, kepalan tangan Guo Ao Bai sudah mendarat di dada Zhao Liao Fen. Segera Zhao Liao Fen kehilangan nyawanya. Hati Chen Guan Cai lebih terkejut lagi. Tiba-tiba dia merasa ada angin pisau di lehernya, untuk menghindar pun sudah tidak sempat lagi. Kali ini pisau Yin Jue Ya tepat masuk kedalam lehernya. Kepala Chen Guan Cai hampir terlepas dari badannya. Jala Langit, Chen Guan Cai roboh, tapi sampai mati pun dia tidak lupa menarik pisau yang menancap di dada Yin Jue Ya. Dia sudah berhenti bernafas dan mati. Kematian Yin Jue Ya ditukar dengan nyawa ketua panji hijau, Chen Guan Cai. Sepertinya keluarga marga Yin mati dengan begitu gagah dan berarti. Dulu Yin Shi San Xiong di markas Chang Xiao Bang membunuh musuh tapi akhirnya terkurung tapi mereka berhasil membunuh Shun Yu Tang. Walaupun terluka parah, salah satu dari 3 bersaudara Yin masih bisa berusaha bertahan dan kembali ke Wisma Shi Jian untuk melaporkan semuanya kepada Shi Tu ke 12. akhirnya dia meninggal juga. Sekarang marga Yin semuanya sudah mati di tangan Chang Xiao Bang. Tie Ouan, Qu Lei begitu keluar dari Wisma Shi Jian, dia segera berlari dengan kencang. Tapi Fang Zhong Pin dihadang oleh penjaga dari Wisma Shi Jian. Murid-murid Wisma Shi Jian yang mati semakin banyak tapi mereka terus berjuang, semakin berani dan semakin bersemangat. Karena Fang Zhong Pin mengeluarkan banyak darah, dia tidak bisa bertahan lama. Tenaganya semakin berkurang, kelihatannya dia akan segera tertangkap. Untung Elang Besi yang dia pelihara segera datang untuk menolongnya. Tapi Elang Besi peliharaannya pun akhirnya telah terbunuh, tapi Fang Zhong Pin bisa lolos dari kepungan murid-murid Wisma Shi Jian. Dia keluar dari Wisma Shi Jian. ---ooo0dw0ooo--- Zheng Bai Shui sekarang bisa keluar dari semak-semak rumput yang tinggi itu. Wisma Shi Jian sudah tampak terlihat, pemuda itu akhirnya tidak muncul lagi. Zheng Bai Shui menatap langit. Bulan sudah semakin tenggelam dalam awan hitam. Dia mengambil nafas dalam dan siap untuk jalan lagi. Tiba-tiba dia melihat 2 bayangan orang yang lewat. Keadaan mereka sangat memalukan. Zheng Bai Shui terpaku karena kedua orang itu adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Melihat keadaan mereka, dia sudah langsung tahu bahwa pertarungan di Wisma Shi Jian, mereka sudah kalah dengan begitu memalukan. Semua ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Zheng Bai Shui, dia hanya terlambat datang 2 jam tapi Wisma Shi Jian sudah bisa mengalahkan Chang Xiao Bang yang selalu tidak terkalahkan dan bisa menghancurka perkumpulannya! Zheng Bai Shui bersiul panjang. Kedua bayangan orang itu mendengar siulannya, mereka sedikit ragu tapi aldiirnya berhenti juga. Mereka ragu-ragu tapi terpaksa berjalan ke arah Zheng Bai Shui. Begitu Zheng Bai Shui melihat Qu Lei, dia sudah tahu luka dalam Qu Lei sangat parah dan tangan kanan Fang Zhong Pin sudah terpotong. Zheng Bai Shui sangat marah, Qu Lei dan Fang Zhong Pin nienundukkan kepala. Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang kita sudah kalah total, apa yang akan kalian dikatakan? Bagaimana keadaan di sana sebenarnya?" Qu Lei dengan suara berat berkata, "Aku pantas mati, mohon Ketua mau memaafkanku. Sebelum sampai di dalam Wisma Shi Jian, kami berhasil membunuh Yin Yang Hei. Kami juga telah membunuh puluhan orangorang Wisma Shi Jian. Murid-murid panji putih yang berjumlah ±400 orang telah bersiap-siap di luar untuk membantu murid-murid panji hitam. Aku, Zhong Pin, Chen Guan Cai, dan Zhou Liao Fen membawa murid-murid panji merah dan panji biru memasuki wisma untuk membunuh orang-orang yang tersisa di sana. Kami memburu Shi Tu ke 12, pertama kami menyerang dengan menggunakan mayat Yin Yang Hei dan juga mayat-mayat para penjaga Wisma Shi Jian. Kantor Biao Qing Yun, Han Ying Bao sudah kami hancurkan sesudah itu kami baru bertarung dengan Shi Tu ke 12." Kata Zheng Bai Shui, "Bagus, itu sangat bagus. Bukankah itu taktik yang sangat bagus tapi kenapa kita bisa gagal total?" Qu Lei hanya menunduk, dia meneruskan ceritanya, "Kemudian...kemudian kami sudah memperhitungkan segala kemungkinan tapi ada satu yang kami lupakan sama sekali, yaitu He Bu Le. Orang itu ternyata tidak meninggalkan wisma untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian. Dia bersama Yin Jue Ya dan Guo Ao Bai selalu berada di samping Shi Tu ke 12. hal itu yang membuat kami sama sekali tidak menyangkanya. Orang-orang itu mempunyai ilmu silat yang tidak kami bayangkan sama sekali, ilmu silat mereka sangat lihai, ditambah lagi dengan persiapan mereka yang sempurna. Begitu kami memulai penyerangan, mereka segera membunuh para pemanah dan juga menyerang murid-murid kita yang berasal dari panji putih dan hitam...." Wajah Zheng Bai Shui berubah pucat, dia hanya bergumam, "Hmm." Fang Zhong Pin meneruskan cerita rekannya, "Satu hal lagi yang benar-benar tidak kami perhitungkan adalah setelah kami sepakat untuk menyerang Shi Tu ke 12 dari 5 arah yang berbeda, ternyata Chen Guan Cai berhasil dicegah oleh Yin Jue Ya, Zhou Liao Fen dicegah oleh Guo Ao Bai, dan aku sendiri dicegah oleh He Bu Le...." Sorot mata Zheng Bai Shui seperti mengandung aliran listrik dan dengan dingin dia berkata, "Dan kau melawannya sehingga kau kehilangan sebelah tanganmu?" Fang Zhong Pin hanya menundukkan kepalanya dengan gugup dia menjawab, "Ya...betul...." Zheng Bai Shui membalikkan badannya untuk melihat Qi Lei dan bertanya kepadanya, "Jika kau dan Tie Jiao Jiao bergabung untuk menghadapi Shi Tu ke 12 keadaan ini tidak mungkin terjadi." Qu Lei dengan takut-takut berkata, "Pada awalnya Lu Ying Feng yang memulai membokong Shi Tu ke 12 tapi orang tua itu sudah mengetahuinya. Sebelum serangannya sampai pada orang tua itu, Lu Yin Feng sudah kena cengkramannya, aku berusaha mendekat untuk menolongnya. Sepertinya orang tua itu mengalami luka parah, Tie Jiao Jiao segera maju untuk menghabisi Shi Tu ke 12. tidak disangka ilmu orang tua itu sangat lihai, sekali dia mengeluarkan serangan, Tie Jiao Jiao sudah mati terbunuh. Aku tidak tinggal diam melihat kejadian itu, setelah Tie Jiao Jiao terbunuh aku kembali menyerang Shi Tu ke 12 tapi malah aku sendiri yang terkena pukulan mautnya dan aku tidak dapat bertahan. Aku terpaksa meninggalkan arena pertarungan karena jika tidak aku juga pasti akan mati di tangan orang-orang Wisma Shi Jian. Aku beruntung dapat meloloskan diri karena ilmu silat murid Wisma Shi Jian tidak begitu tinggi...." Zheng Bai Shui terdiam, dia hanya mengeluarkan suara seperti tadi, "Hmm." Zheng Bai Shui mengalihkan pandangannya ke Fang Zhong Pin dan bertanya, "Bagaimana denganmu?" Fang Zhong Pin terbatuk sebentar kemudian dia menceritakan kejadian yang dialaminya, "Aku juga sama. aku hampir tidak bisa keluar dari Wisma Shi Jian hidup-hidup. Jika bukan Elang Sakti yang 'menolongku aku pasti tidak akan selamat, tapi dia sendiri tidak bisa keluar dari sana." Jenggot Zheng Bai Shui bergoyang-goyang padahal saat itu tidak ada angin sama sekali. Dia bertanya, "masih ada Chen Guan Cai, Shang Bu Yun, dan masih ada Zhao Liao Fen, ke mana mereka semua?" Dengari terpaksa Fang Zhong Pin berkata, "Sepertinya mereka pun tidak dapat keluar dari Wisma Shi Jian. Shang Bu Yun sudah menjadi pengkhianat dan yang lain sepertinya...." Tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, dia hanya memandang ke langit yang tinggi dan dengan dingin dia berkata, "Bagus, bagus sekali., setelah kau memukul 2 kali bagaimana dengan keadaan Shi Tu ke 12?" Qu Lei memegang dadanya dan berkata, "Lukanya tidak berat seperti yang aku alami, tapi tidak bisa disebut luka ringan. Dari sisi mulutnya ada sedikit darah yang keluar." Zheng Bai Shui melihat Qu Lei dan dengan perlahan dia bertanya, "Apakah Shi Tu ke 12 menggunakan Pedang Sakti Xue He? Apakah Fang Zhen Mei berada di Wisma Shi Tu?" Qu Lei menjawab pertanyaan ketuanya, "Shi Tu 12 tidak mempunyai Pedang Sakti dan Fang Zhen Mei juga tidak berada di tempat. Ketua...apakah kau ingin...." Wajah Zheng Bai Shui berubah menjadi kehitaman seperti besi dan dengan tegas dia berkata, "Fang Zhen Mei tidak berada di tempat dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti, ditambah Shi Tu ke 12 sedang mengalami luka. Ini adalah kesempatanku untuk membunuhnya, dia harus mati di tanganku!" Dengan tergagap-gagap Fang Zhong Pin berkata, "Tapi...Ketua... di sana masih banyak orang.... dan... dan kami tinggal bertiga...aku takut akan...." Zheng Bai Shui melihat Fang Zhong Pin dan bertanya, "Kenapa? Kau tidak berani ke sana?" Hati Fang Zhong Pin bergetar, keringat dingin pun sudah keluar dengan deras, dia berkata, "Pergi, aku pasti pergi.... Masa aku tidak berani pergi ke sana?" Dengan dingin Zheng Bai Shui melihat lagi kepada Qu Lei. Dengan cepat Qu Lei berkata, "Hingga mati pun Qu Lei tetap mengabdi kepada Ketua." Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Baiklah, sekarang di sana keadaan masih kacau. Kita ambil kesempatan ini untuk masuk dan membunuh mereka semua. Qu Lei, kau berhadapan dengan He Bu Le, Zhong Pin, kau berhadapan dengan Guo Ao Bai dan Yin Jue Ya. Aku yang akan menangkap Shi Tu ke 12. Wisma Shi Jian pasti akan bubar." Tiba-tiba dia berkata, "Ada yang datang, cepat sembunyi!" Ternyata Zheng Bai Shui tiba-tiba mendengar beberapa meter di kejauhan ada suara baju yang berbunyi. Mereka bertiga dengan cepat bersembunyi. Di bawah sinar bulan ada seorang pemuda memakai baju putih. Di tangan kiri dan tangan kanannya menuntun orang. Mereka dengan tenang berjalan tapi dengan cepat sudah lewat puluhan meter. Dapat diketahui bahwa ilmu meringankan tubuh orang ini sangat tinggi. Fang Zhong Pin berteriak, "Fang Zhen Mei!" Baru bicara, Fang Zhen Mei sudah berada di Wisma Shi Jian. Kecepatannya tidak dapat dilukiskan. Mungkin Fang Zhen Mei melihat ada yang aneh di wisma. Dengan cepat dia berjalan dan tidak memperhatikan di tempat yang gelap ada 3 pesilat tangguh sedang bersembunyi. Begitu bayangan Fang Zhen Mei menghilang, Zheng Bai Shui menarik nafas panjang dan berkata, "Tuhan sudah memutuskan jalanku. Fang Zhen Mei sudah kembali ke Wisma Shi Jian. Shi Tu ke 12 sudah mendapatkan kembali Pedang Sakti Xue He. Jika sekarang kita menyerang, kita tidak akan mendapatkan hasil apa pun." Tiba-tiba ada suara kuda berlari. Orang berbaju merah dengan cepat datang ke arah sana. Gerakannya tidak terkendali dan sangat tergesa-gesa. Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Itu orang kita!" Segera dia terbang dan mendarat tepat di depan kuda itu dan dia mengulurkan tangan. Tangan itu menarik kuda yang tadinya berlari dengan cepat. Kuda berhenti tiba-tiba. Orang yang menunggang kuda itu pun terkejut sampai matanya membelalak. Dia ingin mencabut pisau, begitu melihat yang menghadangnya adalah Zheng Bai Shui, dia segera terguling ke bawah dan berlutut, "Lapor...lapor Ketua...kabar yang kubawa sangat buruk. Ada seseorang yang bernama Wo Shi Shui masuk ke markas Chang Xiao Bang. Murid- murid Chang Xiao Bang...sudah tidak bisa-menahan serangannya!" Jenggot Zheng Bai Shui sudah berdiri semua. Dia bertanya dengan marah, "Yang menjaga markas, Mu Shan Lu ke mana?" Laki-laki itu terkejut dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan pelan dia berkata, "Ketua Mu...dia digampar oleh Wo Shi Shui. Mulutnya penuh dengan darah, giginya pun copot...kemudian dia marah-marah. Wo Shi Shui melarang Ketua Mu memaki-maki ibunya tapi Ketua Mu tetap marah, segera Wo Shi Shui masuk dan menerjangnya. Hanya beberapa jurus Ketua Mu sudah mati...karena itu aku cepat-cepat berlari ke sini...." Zheng Bai Shui marah dan membentak, "Kalian pengecut, hanya bisa minta tolong!" Dia ingin menendang orang itu tapi tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Tadinya Zheng Bai Shui marah besar tapi sekarang amarahnya segera menghilang dan kembali menjadi tenang. Angin pagi meniup baju Zheng Bai Shui yang panjang. Dengan pelan dia berkata, "Kunci utama masih berada di tanganku. Asalkan dia mau bertarung dengan Fang Zhen Mei, aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12. Dan pada akhirnya aku bisa membereskan yang tersisa di antara mereka." Dia membalikkan badan dan berkata kepada Qu Lei dan Fang Zhong Pin, "Kita kembali ke markas Chang Xiao Bang. Wo Shi Shui ingin membunuh kalian karena telah menghancurkan Han Bi Lou. Dia pasti akan menunggu kita kembali. Sekarang lebih baik kita cepat pulang." ---ooo0dw0ooo--- Chang Xiao Bang. Di bawah sudah banyak orang roboh. Mereka saling tumpang tindih. Ada yang merintih. Tangan Wo Shi Shui mengepal dan dia berdiri tegak di sana. Zheng Bai Shui tiba-tiba turun dari langit seperti dewa langit. Wo Shi Shui melihat Zheng Bai Shui. Dia tidak bicara apa pun. Alis Zheng Bai Shui yang putih terangkat, dengan dingin dia bertanya, "Apakah kau yang melakukan semua ini?" Dengan santai Wo Shi Shui menjawab, "Aku hanya memberi satu pukulan kepada mereka. Mereka sudah sakit dan tidak bisa bangun lagi. Tenang saja, mereka tidak akan mati atau terluka." Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Yang kalah harus mati!" "Aku sudah membunuh salah satu dari ketua Chang Xiao Bang, karena dia memarahi ibuku!" Zheng Bai Shui berkata, "Ibumu, ibumu, apakah kau masih teringat kepada ibumu? Kau sudah lupa sebelum ibumu meninggal, aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengurusi dia? Kau sudah lupa waktu ibumu hampir meninggal dia pernah berkata apa? Kau juga lupa ibumu pernah menyuruhmu menyetujui apa?" Wajah Wo Shi Shui memerah, urat hijau sudah menonjol. Dia berteriak, "Kau anggap aku ini apa? Aku pasti ingat! Aku tidak akan melupakannya!" Dengan santai Zheng Bai Shui berkata, "Bagus, kau masih ingat. Coba katakan, ibumu menginginkan kau melakukan apa?" Kepalan tangan Wo Shi Shui dikencangkan. Dia berteriak, "Ibuku menyuruhku membantumu melakukan satu hal untuk membalaskan budimu yang sudah mengurus ibu. Aku selalu ingati" Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "Kau masih ingat itu, bagus. Tapi apa yang sudah kau lakukan? Apakah kau masih ingat?" Dengan sedih Wo Shi Shui berkata, "Membunuh Fang Zhen Mei." Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Apakah kau sudah melakukannya?" Wo Shi Shui menunduk dan menjawab, "Belum, aku belum membunuhnya." Zheng Bai Shui bertanya lagi, "Apa yang sudah kau lakukan selama ini? Chang Xiao Bang telah berbuat baik kepadamu tapi kau malah memotong sebelah tangan Qu Lei dan melukai Chen Guan Cai, Ketua Ou, dan Ketua Shang. Sekarang malah melukai anak buah Chang Xiao Bang sebanyak 70-80 orang, kau juga membunuh Ketua Mu. Apakah begitu caramu membalas budi?" Wo Shi Shui dengan sedih menunduk. Dia berkata lagi, "Kalian tidak boleh mencuci Han Bi Lou dengan darah. Kalian benar-benar tidak berprikemanusiaan. Kalian seperti binatang, karena itu aku harus balas dendam!" Kata Zheng Bai Shui, "Kau mau membalas dendam, aku tidak akan melarang. Tapi bagaimana dengan perjanjianmu?" Wo Shi Shui terdiam. Zheng Bai Shui berkata lagi, "Jika kau tidak bisa menepati perjanjian antara kau dan aku, kau telah bersalah kepada ibumu." Kemarahan membuat tubuh Wo Shi Shui gemetar. Dengan pelan Zheng Bai Shui berkata lagi, "Baiklah, kita tentukan sekarang, kita berjanji di satu tempat. Aku akan bertarung dengan Shi Tu ke 12 dan kau bertarung dengan Fang Zhen Mei. Jika kau bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, aku akan menyerahkan Qu Lei dan Fang Zhong Pin kepadamu dan terserah kau mau melakukan apa terhadap mereka. Sesudah kau melaksanakan perjanjian kita putus hubungan dan kau bisa bertarung denganku untuk membalaskan dendam Fang Zhen Mei. Kau yang memilih hal ini. Yang pasti jika aku mati di tangan Shi Tu ke 12 atau kau mati di tangan Fang Zhen Mei, kita berdua tidak ada permusuhan, apakah kau setuju?" Wo Shi Shui melihat ke langit yang luas. Wajahnya bersimbah air mata. Zheng Bai Shui tertawa, "Ini adalah satu-satunya cara untuk memutuskan hubungan. Tidak perlu berbelit-belit lagi, dalam satu kali kita tentukan kalah atau menang. Sekarang kita lihat apakah kalian bisa memenangkan pertarungan ini?" Wo Shi Shui tidak bicara. Langit di ufuk timur sudah mulai terang. Angin bertiup terasa dingin. Akhirnya Wo Shi Shui dengan pelan berkata, "Perjanjian harus ditepati!" Zheng Bai Shui melihat langit dan tertawa panjang. Suara ini membuat langit bergetar. "Baiklah kau yang memberitahu Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei untuk bertarung. Hanya boleh membawa 2 orang yang ikut tidak boleh bertarung hanya datang untuk bersiap-siap mengangkut mayat! Atas nama Wisma Shi Jian, aku kira mereka pasti akan menepati perjanjian ini. Kedua pihak bila sudah bertarung yang tersisa hanya dua orang, kalau orang yang menang adalah musuhnya maka dia harus bertarung lagi sampai tertinggal 1 orang, dan dendam ini akan selesai, tidak berbelit-belit dan akan hidup dengan tenang!" Wo Shi Shui dengan dingin dan suara berat dan terdengar sedih berkata, "Baiklah!" Begitu bayangan Wo Shi Shui menghilang, di belakangnya tampak bayangan gelap yang diam-diam keluar. Zheng Bai Shui tidak membalikkan kepala, dia hanya berkata, "Kalian berdua benar- benar keterlaluan! Kelihatannya dia benar-benar benci kepada kalian berdua!" Kata Qu Lei, "Ketua, kau akan mengajak Shi Tu ke 12 bertarung...." Zheng Bai Shui tertawa kecut dan berkata, "Kalau bukan sekarang kapan lagi? Sekarang kekuatan Chang Xiao Bang sudah habis. Kalau masih terus menerus bertarung dengan Wisma Shi Jian kita akan kalah total, lebih baik aku sendiri yang bertarung dengan Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 sudah terluka,!-kalau besok mengajaknya bertarung mungkin dia akan menolak demi menjaga nyawanya. Kalau mengajak dia bertarung 3 hari kemudian, lukanya baru pulih. Orang seperti dia pasti akan menyetujuinya. Pada waktu itu aku hanya akan membuatnya kehabisan tenaga dan dengan mudah melukainya dan aku akan memenangkan pertarungan ini....*' Fang Zhong Pin sangat senang dan berkata, "Ketua benar-benar hebat...." Zheng Bai Shui sepertinya sudah menguasai semua dan dia berkata, "Mereka mengira kebenaran pasti tidak akan kalah. Siapa yang tahu bila dukun memiliki ilmu setinggi 1 meter, maka ilmu setan akan lebih tinggi 3 meter. Mereka tahu orang-orang kita sudah banyak yang mati dan terluka parah. Mereka tidak akan membawa banyak orang, Yang di bawa pastilah He Bu Le dan Yin Jue Ya. Kita juga akan membawa 2 orang, yaitu Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Waktu itu kalian harus berhati-hati dan cermat. Walaupun yang datang adalah Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, asalkan bisa melenyapkan salah satu odari mereka maka ini adalah kemenangan kita. Aku akan menangkap Setan Tua Shi Tu ke 12 dan He Bu Le aku akan memberikan kepada kalian, apakah kalian suka dengan itu?" Qu Lei dengan telapak memukul kakinya. Dia tertawa terbahak- bahak dan berkata, "Ketua, ini benar-benar akal yang bagus...." Zheng Bai Shui berkata, "Bagaimanapun juga ini adalah pertarungan yang bisa menggegerkan dunia persilatan...." ---ooo0dw0ooo--- BAB 19 Jurang Hua Shan Mengubur Tulang Pendekar Hua Shan adalah sebuah gunung yang berdiri dengan kokoh. Puncak Hua Shan terlihat seperti menyambung dengan langit, tinggi dan indah. Angin berhembus, awan pun bergerak. Hari ini akan terjadi pertarungan besar yang menggetarkan yang terjadi di dunia persilatan, pertarungan yang menentukan keberuntungan atau kesialan, akan terjadi di sini. Angin pagi berhembus kencang. Awan berserakan di langit, matahari pun tertutup oleh awan. Di puncak Hua Shan, di suatu lapangan, sisi-sisinya adalah jurang yang dalam. Ada 2 panji sedang berkibar tertiup angin. Panji besar itu tertulis: Chang Xiao Bang. Wisma Shi Jian. Sunyi sepi. Tidak ada satupun makhluk hidup. Tiba-tiba di bagian timur, seseorang muncul dan semakin dekat mendekati tempat itu. Latar belakang tempat itu adalah langit yang berwarna abu. Angin bergerak awan pun berjalan. Orang itu datang dengan langkah besar tapi pembawaannya lugas seperti harimau dan cheetah. Zheng Bai Shui. Kemudian dari arah tengah datang seseorang dengan baju putih putih yang berkibar ditiup angin. Baju putih, berjenggot perak seperti naga dan gajah. Shi Tu ke 12. Dan di sebelah utara ada seorang laki-laki berbaju hitam. Dia melangkah seperti melayang. Baju hitam tertiup angin seperti awan terbang, berubah-ubah. Dia sangat gagah. Pendekar Wo Shi Shui. Bersamaan waktu dari arah selatan muncul seseorang dengan tenang mendekati tempat perjanjian. Baju putihnya berkibar seperti pohon Yang Liu yang tertiup angin. Wajah yang tersenyum, tubuhnya bergerak dengan cepat, seperti ada angin dengan cepat meniup ke wajahnya. Ada perasaan tapi bila dicari tidak akan terlihat. Si Baju Putih Fang Zhen Mei. Empat orang itu mendekat, terhalang oleh 2 panji besar. Berhenti dan saling memandang. Di sebelah Zheng Bai Shui ada 2 orang yang mendekat. Yang satu berbaju hitam seperti besi, yang satu lagi berbaju mewah seperti bunga, mereka adalah Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Yang satu tangan kirinya sudah putus, orang yang satu lagi tangan kanannya sudah putus. Langkah mereka sempoyongan tapi wajah mereka menunujukkan perasaan galak dan kejam. Orang yang berada di belakang Shi Tu ke 12 adalah seorang laki- laki tegap dan seorang pemuda berbaju hijau. Mereka adalah He Bu Le dan Guo Ao Bai! Yin Jue Ya tidak datang. Karena dia sudah gugur dalam pertarungan di Wisma Shi Jian. Orang yang menggantikan dia adalah ketua muda Han Ying Bao, Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai. Mereka diam dan tidak saling menyapa. Pertarungan hidup atau mati segera akan dimulai. Hanya terdengar angin bertiup kencang dan awan berlarian di atas mereka. Zheng Bai Shui melihat Shi Tu ke 12, tiba-tiba dia berkata, "Kau tidak menepati janji." Alis perak Shi Tu ke 12 bergerak dan berkata, "Oh?" Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau membawa orang lebih dari satu." Shi Tu 12 berteriak, "Siapa yang berada di belakangku?" Terlihat di balik batu keluar bayangan seseorang yang kurus. Dengan suara kecil dia berkata, "Ini aku, Ayah." Shi Tu ke 12 marah dan berkata, "Ayah tadi sudah berpesan, kalian tidak boleh ikut, mengapa sekarang ikut!" Dengan takut Shi Tu Qing Yan berkata, "Ayah, aku sudah menasehati Adik Xin, supaya dia tidak bermain di luar wisma. Aku sangat mengkhawatirkan keadaan Ayah...." Shi Tu ke 12 menarik nafas panjang. Zheng Bai Shui tertawa dingin. Shi Tu ke 12 marah. Tiba-tiba Fang Zhen Mei dengan santai berkata, "Ketua Zheng, kalian juga membawa lebih satu orang." Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Oh?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Di balik pohon besar, mungkin dia adalah Nona Zheng?" Dari balik pohon besar muncul seorang gadis. Dia adalah Zheng Dan Feng. Zheng Bai Shui mengerutkan dahi dan menarik nafas, dia bertanya, "Mengapa kau ikut ke sini?" Pepatah mengatakan : walaupun harimau buas tapi dia tidak akan melukai anaknya sendiri. Zheng Bai Shui sangat menyayangi Zheng Dan Feng. Dia tidak akan memperlakukan anaknya seperti kepada anak buahnya, kejam dan tidak ada aturan, atau membunuh semaunya. Dengan takut Zheng Dan Feng berkata, "Ayah, putrimu sangat khawatir...." Zheng Bai Shui marah, tapi Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Sekarang kedua belah pihak sama-sama datang lebih dari satu orang. Ini sangat adil, perasaan antara ayah dan anak itu dalam seperti laut, semua orang pun akan seperti itu. Ketua jangan marahi putrimu." Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "He." Kemudian dia terdiam. Kata Wo Shi Shui, *Apapun yang akan terjadi antara kedua belah pihak yarig bertarung, kita tidak boleh melukai kedua gadis ini." Kata-kata ini membuat Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui menjadi tenang. ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ==============================Tapi kata-kata ini tidak termasuk dalam pikiran Qu Lei dan Fang Zhong Pin. Dalam hati Qu Lei berpikir kalau bisa menyandera Shi Tu Qing Yan, Shi Tu ke 12 pasti tidak akan bisa berkonsentrasi. Ketua Zheng pasti mempunyai kesempatan untuk menyerang Shi Tu ke 12 dan Shi Tu pasti akan mati seketika. "Dia akan-mendapat jasa besar dan juga bisa membalas dendamnya. Hati Fang Zhong Pin pun mempunyai pikiran yang tidak benar. Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang masih muda dan cantik seperti bunga. Jika Ketua Zheng bisa membunuh Shi Tu ke 12, dia akan menangkap Shi Tu Qing Yan dan menikmati kecantikannya. He Bu Le dan Guo Ao Bai sama sekali tidk mempunyai pikiran ingin melukai Zheng Dan Feng. Tapi He Bu Le sangat- berpengalaman. Dia bisa melihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat yang tidak baik. Dengan suara kecil dia berpesan kepada Guo Ao Bai, "Pendekar Muda Guo, Qu Lei dan Fang Zhong Pin mempunyai niat tidak baik terhadap Nona Shi Tu. Kau harus berhati-hati kepada mereka." Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "Aku akan berhati-hati. Qu Lei dan Fang Zhong Pin adalah musuh yang telah membunuh ayahku. Hari ini aku akan membunuh mereka berdua." Dengan pelan Shi Tu ke 12 bertanya, "Apakah pertarungan ini sudah bisa mulai?" Zheng Bai Shui dengan dingin menjawab, "Silakan, mari kita mulai sekarang." Dengan suara rendah Shi Tu ke 12 menjawab, "Silakan!" Zheng Bai Shui menjawab, "Silakan, Anda dulu." Suara Shi Tu ke 12 menjadi aneh, "Aku akan menuruti Kemauanmu." Suara Zheng Bai Shui juga aneh, "Tidak perlu merasa sungkan." Guo Ao Bai, He Bu Le, Fang Zhong Pin, dan Qu Lei merasa aneh. Kedua pesilat tangguh di dunia persilatan itu sebelum bertarung masih mengatakan hal yang tidak perlu, sepertinya mereka juga tidak berkonsentrasi penuh. Terdengar Shi Tu ke 12 berkata, "Maaf!" Jawab Zheng Bai Shui dengan suara tidak jelas, 'Tidak apa-apa." Qi Chong Tian Jian, Guo Ao Bai, Yi Dao Duan Hun, He Bu Le, Kepalan Besi, Qu Lei, Panah Lengan Baju, Fang Zhong Pin, hanya melihat Shi Tu ke 12 dengan sepenuh hati melihat Zheng Bai Shui tapi baju dia bergerak. Zheng Bai Shui terus memelototi Shi Tu ke 12. seluruh tulang di badannya terus berbunyi, tapi mereka berdua belum mengeluarkan satu jurus pun. Terdengar Shi Tu ke 12 seperti bicara dalam mimpi, "Tenaga dalam yang dahsyat." Zheng Bai Shui dengan suara kecil menjawab, "Anda terlalu memuji." Mereka berdua berbicara tapi mulut mereka tidak terbuka. Guo Ao Bai merasa kepalanya pusing dan mengantuk. Dia merasa ada tenaga yang kuat yang datang dari kiri. Yang satu lagi tenaga besar datang dari arah kanannya tapi tidak ada suara apa pun. Dia terpental beberapa meter, barulah dia sadar bahwa dia sudah berada di sisi jurang. Guo Ao Bai terpental jauh, Fang Zhong Pin pun terpental hingga mundur beberapa langkah. Langkahnya belum seimbang, akhirnya dia terjatuh dengan posisi duduk di tanah. Dia terduduk ditanah. He Bu Le pun mundur 5 langkah, kemudian dia bersalto ke belakang baru bisa berdiri dengan tegak. Tenaga apa yang keluar dan begitu dahsyat? Membuat keempat pesilat tangguh di dunia persilatan melakukan hal yang begitu memalukan? Mereka segera sadar sewaktu Shi Tu ke 12 berkata, "Kita sudah bisa mulai." Kedua pesilat itu saling mengeluarkan tenaga dalam dan melalui kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka menekan tenaga dalam mereka kepada lawannya masing- masing. Mereka saat itu sudah bertarung sengit membuat Guo Ao Bai, He Bu Le, Qu Lei dan Fang Zhong Pin yang memiliki tenaga dalam jauh di bawah Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui, mundur atau terjatuh. Dari sini kita bisa melihat bahwa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui mempunyai tenaga dalam yang sangat tinggi. Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui berdiri tidak jauh dari Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui' tapi mereka berdua sama sekali tidak terganggu dengan serangan tenaga dalam itu. Mereka tetap berdiri di tempat masing-masing. Terdengar Wo Shi Shui berkata, "Kita juga bertarung!'' Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Baiklah!" Wo Shi Shui berteriak, "Kalau aku mengatakan bertarung, benar- benar harus bertarung." Sebuah pukulan sudah dilancarkan! Waktu itu juga, Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui bersama-sama mengeluarkan suara serak. Shi Tu ke 12 menyerang Zheng Bai Shui. kedua telapak tangan Zheng Bai Shui dibuka dan memukul Shi Tu ke 12. Shi Tu ke 12 menyambut pukulan ini. Dua pasang tangan beradu. Telapak Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui saling menempel dan tidak bisa lepas. Dari dahi mereka keluar asap putih. Mereka sedang mengadu tenaga dalam. Qu Lei melihat keadaan itu, hatinya merasa sangat senang karena Zheng Bai Shui sedang menghabiskan tenaga dalam Shi Tu ke 12. membuat luka dalam Shi Tu ke 12 akan kambuh kembali kemudian baru membunuhnya. Tapi hati Fang Zhong Pin mempunyai pikiran lain, sekarang kedua ketua sedang bertarung, Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei juga sedang bertarung. Bila dia diam-diam melakukan sesuatu maka Shi Tu ke 12 akan mati. Dia akan mendapat jasa besar. Walaupun sangat berbahaya tapi pantas untuk dicoba. Begitu Wo Shi Shui mengeluarkan kepalan tangannya, dia sudah mengambil keputusan, dalam 3 jurus dia ingin membuat Fang Zhen Mei marah, kemudian dia akan tidak menghindar atau membalas, kemudian membiarkan Fang Zhen Mei memukul dirinya sampai mati. Lebih baik dia memilih mati daripada harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Karena dia tahu pertarungan ini bisa terjadi karena perjanjian Wo Shi Shui kepada Zheng Bai Shui, persoalan ini membuat Fang Zhong Pin merasa tidak adil. Dia berharap kalau dia mati, Fang Zhen Mei akan mewakilinya membunuh Qu Lei Begitu pukulan pertama dikeluarkan, Fang Zhen Mei tidak menghindar. Dia hanya melambaikan lengan bajunya yang besar dan menyambut pukulan ini. Kemudian membalikkan badan dengan lengan bajunya dia mengembalikan tenaga Wo Shi Shui kepada orangnya! Wo Shi Shu menerima tenaga pukulannya sendiri cukup keras, kemudian dia mengeluarkan pukulan kedua! Fang Zhen Mei dengan cara yang sama mengembalikan pukulan Wo Shi Shui. Ini adalah jurus yang dinamakan dengan jurus Tenaga Sendiri Berbalik Memukul Diri Sendiri. Tidak ada yang tahu, Fang Zhen Mei juga sedang berpikir sesuatu. Begitu masuk jurus keempat, Wo Shi Shui terpaksa mengeluarkan semua tenaganya, dia tidak menyambut jurus ini dan dia membiarkan Wo Shi Shui memukulnya. Kalah atau tidak kalah, Wo Shi Shui akan selalu diancam oleh Zheng Bai Shui. Dia lebih memilih nyawanya sendiri melayang, dia tidak ingin melihat seorang laki-laki sejati selalu diancam. Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih berkorban dirinya. Wo Shi Shui pun berpikiran sama. Sudah melewati jurus kedua. Jurus ketiga dikeluarkan. Sekarang jurus keempat. Setelah memasuki jurus keempat, apa yang akan terjadi? Tidak ada yang tahu. Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui,. kedua telapak tangan mereka sudah saling menempel dan tidak bisa dilepas. Shi Tu ke 12 hanya merasa tenaga dalam Zheng Bai Shui begitu lihai seperti air terjun, kencang dan tidak pernah berhenti. Bila tidak berhati-hati dia akan mati karena tidak tertolong. Zheng Bai Shui juga merasakan tenaga dalam Shi Tu ke 12 begitu kuat seperti sungai Yang Zhi, begitu bergelombang tak putus-putus dan kencang. Bila dia tidak bisa'bertahan* organ dalam tubuhnya akan hancur berantakan. Karena itu mereka berdua sangat berhati-hati dan melakukan pertarungan itu dengan sepenuh hati. Harus ketahui jika pesilat tangguh sedang beradu tenaga dalam, dia sama sekali tidak boleh terganggu. Kadang-kadang walaupun hanya lalat yang lewat, akan mengganggu pernafasan dan membuat orang yang terluka ringan akan menjadi berat, dan luka ringan akan menjadi luka parah. Mengenai hal ini Qu Lei dan Fang Zhong Pin pun sangat mengerti karena itu mereka berdua sekarang sedang bertukar pandang. Waktu itu tiba-tiba Shi Tu ke 12 merasakan ada tenaga dalam yang tidak bisa tersalurkan, dan saat itu juga Zheng Bai Shui merasakan tenaga dalamnya semakin berkurang. Mereka berdua sudah mencapai tahap terakhir tapi mereka tidak bisa berhenti. Shi Tu ke 12 merasakan tenaga dalamnya tidak bisa lancar, dia juga merasa luka dalamnya kambuh dan rasa sakit menusuk jantungnya karena jika mengeluarkan tenaga dalam pada saat dia belum pulih akan membuat dia merasa sakit. Dia tidak bisa bertahan lagi dan keringat pun mengalir seperti air hujan. Pada saat yang begitu tegang, terlihat Qu Lei dan Fang Zhong Pin meloncat terbang. Qu Lei menyerang ke arah Shi Tu ke 12, sedangkan Fang Zhong Pin ke arah Shi Tu Qing Yan! Mereka bergerak seperti kilat. He Bu Le melihat Shi Tu Qing Yan sangat kaget, waktu itu terdengar suara PING. Lengan baju Fang Zhen Mei menerima serangan ketiga dari Wo Shi Shui dan dia membalikkan tenaganya, Fang Zhen Mei menambahkan tenaga putaran. Dia sengaja membuat Wo Shi Shui marah sehingga dia akan mengeluarkan tenaga yang lebih besar lagi. Sehingga dia bisa mati lebih tenang dan cepat! PING. Wo Shi Shui menerima tenaga balik tangannya dan dia tergetar hingga mundur beberapa langkah. Hampir saja dia terjatuh menimpa Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui. Dari awal hingga akhir Fang Zhen Mei belum pernah menyerang tapi semua itu sudah membuat Wo Shi Shui kalang kabut, Wo Shi Shui menjadi sangat kagum kepada Fang Zhen Mei. Tapi ini juga membuat Wo Shi Shui memutuskan untuk mencoba satu kali lagi pukulan, dia ingin mencoba, sebenarnya setinggi apa ilmu Fang Zhen Mei? Qu Lei berlari ke arah Shi Tu ke 12. dia mengeluarkan pukulan tangannya. He Bu Le meloncat dan dengan cepat sambil mencabut pisaunya. Kemudian He Bu Le dan Qu Lei pun bertarung. Fang Zhong Pin membawa pedang berlari ke arah Shi Tu ke 12. Dalam waktu yang bersamaan, 3 orang secara bersamaan meloncat ke arah Shi Tu ke 12. Orang pertama yang menghadang adalah Guo Ao Bai, dia sudah melayang di udara, dan dia sudah mencegat Fang Zhong Pin. Tujuh pedangnya bersamaan dikeluarkan dan siap menusuk. Kedua adalah Zheng Dan Feng. Dia tidak menyangka Fang Zhong Pin benar-benar sangat tidak tahu malu. Pada waktu Shi Tu ke 12 sedang bertarung dengan ayahnya, dia malah menyerang Shi Tu ke 12. Zheng Dan Feng segera berteriak. Dia meloncat tinggi, pedang sudah menghadang Fang Zhong Pin. Yang ketiga adalah Shi Tu Qing Yan. Begitu dia melihat ayahnya berada dalam bahaya, dia sudah lupa bahwa dia sendiri pun berada dalam keadaan yang sangat berbahaya. Dia mencabut golok dan membacok Fang Zhong Pin yang berada di udara. Bila satu lawan satu, Guo Ao Bai hanya bisa menerima 3 jurus Fang Zhong Pin. Sedangkan Zheng Dan Feng paling hanya bisa menerima 2 jurusnya, sedangkan Shi Tu Qing Yan mungkin satu jurus pun dia tidak sanggup menerimanya. Tapi karena mereka bertiga secara bersama-sama menyerang, membuat berbeda lagi ceritanya. Apalagi jurus pedang Fang Zhong Pin mengarah pada Shi Tu ke 12, bukan kepada mereka bertiga maka pedangnya tidak bisa dimainkan dengan bagus. Terlihat di udara ada 9 kali putaran pedang. Di sisinya terdengar 7 kali bunyian, kemudian terdengar suara JING dan DANG. Ketujuh pedang Guo Ao Bai sudah digetarkan kemudian terbang dan terjatuh ke bawah. Tenaga Fang Zhong Pin belum berhenti. Dia juga membuat pedang Zheng Dan Feng patah. Tenaga Fang Zhong Pin masih terus tidak tertahan. Golok Shi Tu Oing Yan pun terlepas dari pegangannya dan sisa tenaga Fang Zhong Pin masih terus meluncur. Karena beberapa kali dihadang, ujung pedang Fang Zhong Pin kehilangan arah. Ujung pedangnya malah mengarah pada Zheng Bai Shui. Karena perubahan yang terjadi sangat, membuat orang sama sekali tidak menyangkanya. Fang Zhong Pin ingin menarik kembali pedangnya dengan cepat tapi dia sudah berada di tengah-tengah udara. Dia sendiri pun sudah tidak bisa menahannya apalagi bila dia ingin menarik kembali pedangnya tapi tangan kanannya sudah putus, sekarang yang memegang pedang adalah tangan kirinya. Dia tidak terbiasa memegang dengan tangan kiri karena itu dalam waktu singkat, dia tidak bisa menguasai pedang dan tetap mengarah pada Zheng Bai Shui. Walaupun Zheng Bai Shui sedang bertarung, tapi matanya tetap bisa melihat ke sekelilingnya dan telinganya pun masih bisa mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia melihat pedang Fang Zhong Pin menusuk ke arah Shi Tu ke 12 tapi tiba-tiba Fang Zhong Pin malah mengarah pada dirinya. Dia tidak bisa menghindar lagi, karena bila sekali saja tidak berkonsentrasi penuh maka dia akan mati oleh tenaga dalam Shi Tu ke 12. Zheng Bai Shui sangat terkejut. Begitu melihat Zheng Dan Feng menghadang Fang Zhong Pin dia tergetar beberapa meter jauhnya. Qu Lei masih bertarung dengan He Bu Le. Qu Lei tidak bisa menolongnya saat itu. Saat itu Wo Shi Shui mundur ke sisinya. Zheng Bai Shui berteriak, "Wo Shi Shui, cepat tolong aku!" Wo Shi Shui sedang berpikir. Dia baru saja ingin mengeluarkan jurus keempat, dia mendengar teriakan Zheng Bai Shui yang begitu tergesa-gesa. Dia membalikkan kepala dengan cepat. Dia melihat Fang Zhong Pin seperti seekor bangau meluncur ke arah Zheng Bai Shui. Wo Shi Shui mengeluarkan siulan panjang dan berkata, "Baiklah!" Dia meloncat tinggi. Jarak pedang Fang Zhong Pin dengan dahi Zheng Bai Shui tinggal beberapa sentimeter lagi, Dengan kepalan tangannya yang kuat Wo Shi Shui memukul pedang itu. PING. Kepalan tangan Wo Shi Shui memukul ujung pedang Fang Zhong Pin. Kepalan tangan Wo Shi Shui sudah mengeluarkan banyak darah. Pedang Fang Zhong Pin terputus, pedang yang tersisa karena pukulan Wo Shi Shui begitu kuat, maka pedang itu berbalik menancap ke telapak tangan kirinya dan terus menembus tangannya. Karena sakit Fang Zhong Pin berteriak. Jurus pedang dibelokkan tapi jurus pedang masih berjalan melewati bagian atas kepala Zheng Bai Shui dan dia terjatuh ke jurang Hua Shan yang dalam. Terdengar di bawah jurang ada suara teriakan semakin lama semakin menghilang. Pemuda yang memiliki ilmu silat paling tinggi dan juga berbakat dari Chang Xiao Bang akhirnya mati masuk ke jurang gunung Hua Shan. Dari kepalan Wo Shi Shui masih meneteskan darah tapi dia tertawa dengan senang. Apakah karena dia berhasil membunuh Fang Zhong Pin dan sudah membalas dendam? Fang Zhen Mei ikut tertawa. Tadinya posisi Zheng Bai Shui sudah berada di atas angin tapi karena pedang Fang Zhong Pin membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, ditambah lagi dia sudah membuka mulut untuk meminta tolong kepada Wo Shi Shui. Tenaga dalamnya segera terganggu. Shi Tu ke 12 juga menahan rasa sakit akibat luka dalam. Dengan sekuat tenaga dia mendorong. Terdengar suara Tlong Long' mereka berdua sama-sama mundur 3 langkah, akhirnya 4 telapak tangan bisa dipisahkan. Wajah Zheng Bai Shui sangat pucat. Dia ingin mengeluarkan jurus Chang Xiao Qi Jian tapi dia melihat Wo Shi Shui dengan tertawa berdiri di sana. Dia tidak menyerang Fang Zhen Mei. Tadinya Zheng Bai Shui akan memarahi Wo Shi Shui tapi dengan sengaja dia telah membuat Fang Zhong Pin mati dan jatuh ke dalam jurang. Karena ada musuh di depannya dia tidak bisa mengubar amarah. Sekarang dia mulai marah kepada Wo Shi Shui, "Kenapa kau tidak bertarung? Apakah Fang Zhen Mei sudah mati?" Dengan senang Wo Shi Shui menjawab, "Kita tidak perlu bertarung lagi!" Zheng Bai Shui berteriak dan berkata, "Sewaktu ibumu akan meninggal, dia pernah mengatakan apa? Apakah kau sudah lupa?" Dengan sungguh-sungguh Wo Shi Shui berkata, "Aku sudah melaksanakan semua perintah ibuku." Zheng Bai Shui merasa aneh dan bertanya, "Ibumu pernah menyuruhmu berjanji untuk melakukan satu hal!" Wo Shi Shui menjawab dengan serius, "Betul." Kata Zheng Bai Shui lagi, "Aku menyuruhmu membunuh Fang Zhen Mei, mengapa sampai sekarang kau masih diam di sini?" Wo Shi Shui tersenyum dan balik bertanya, "Ibuku hanya menyuruhku berjanji melakukan satu hal untukmu, hal apa pun benar kan?" Zheng Bai Shui terpaku dan menjawab, "Betul!" Dengan pelan Wo Shi Shui berkata lagi, "Betul, hal apa pun, hanya satu macam, betul kan?" Wo Shi Shui seperti lepas dari beban yang berat dan dia berkata, "Tadi kau sudah menyuruhku menolongmu dan aku sudah melakukannya karena itu aku sudah menepati janjiku. Aku akan menuruti perkataanmu, kita memutuskan hutang piutang. Mengapa sekarang muncul lagi permintaan lainnya? Dan aku harus membunuh Fang Zhen Mei. Aku beritahu kepadamu, aku tidak mau melakukannya, mulai sekarang kita berdua tidak saling berhutang. Karena dulu kau benar-benar mengurus ibuku, maka hari ini aku tidak akan bertarung denganmu tapi aku juga tidak akan membantumu!" Zheng Bai Shui mendengar kata-kata ini, dia menjadi bengong. Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, Wo Shi Shui juga melihat Fang Zhen Mei. Mata mereka berdua berkilau dan juga tertawa. Semua kekhawatiran sudah tersapu bersih. Zheng Bai Shui sangat marah. Tiba-tiba terdengar 2 kali teriakan. Ternyata sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu Qing Yan, He Bu Le mencegat di tengah-tengah udara. Mereka berdua lalu bertarung, ilmu silat He Bu Le berada di atas Fang Zhong Pin tapi di bawah Qu Lei. Karena Ou Lei telah kehilangan satu tangannya dan luka belum sembuh benar, maka posisi He Bu Le berada di atas angin. Qu Lei sedang bertarung tiba-tiba dia mendengar teriakan Fang Zhong Pin. Qu Lei tahu bahwa Fang Zhong Pin terjatuh ke dalam jurang. Hatinya menjadi gelisah, begitu bertarung sebanyak puluhan jurus, dia membalikkan badan dan langsung melarikan diri! He Bu Le terus mengayunkan pisaunya. Begitu melihat Qu Lei lari, dia segera menyusul dan membacok Qu Lei. - Qu Lei hanya berpura-pura, dia segera berjongkok karena He Bu Le tidak menyangka Qu Lei akan mengeluarkan serangan ini, segera He Bu Le meloncat ke atas kepala Qu Lei. Di depannya adalah jurang! He Bu Le segera menghentikan laju badannya tapi Qu Lei sudah berdiri. Terdengar PENG kepalan tangan Qu Lei sudah mengenai dada He Bu Le. Tapi pada saat itu He' Bu Le .juga sudah mengeluarkan bacokan dari tengah udara! Bacokan itu tepat mengenai punggung Ou Lei dan menancap ke dalam daging. Tubuh Qu Lei seperti terbuat dari besi, bacokan He Bu Le hanya menusuk daging beberapa centimeter dalamnya. Darah mengalir. He Bu Le mendarat di depan Qu Lei. Karena Qu Lei terluka, dia marah, pukulannya sudah dikeluarkan lagi. Pisau yang menancap di tubuh Ou Lei, bagaimana pun juga bila ditarik oleh He Bu Le pisau ini tidak akan tercabut. He Bu Le sudah tidak bisa menghindar lagi. Di belakang adalah jurang yang dalam, tidak ada jalan lain untuk mundur. Dia berteriak, segera 'dengan jurus pisau tangan' dia membacok Ou Lei. PENG. HEK. Pukulan Qu Lei mengenai perut He Bu Le. Saat itu pula pisau tangan He Bu Le juga mengenai wajah Qu Lei. Karena He Bu Le dipukul oleh Qu Lei, dia tidak menghentikan laju badannya. Tubuhnya terus melaju melayang ke belakang! Tapi pisau He Bu Le dan pisau tangannya masih menancap di tubuh Qu Lei. Begitu ditarik, Qu Lei juga ikut terbawa melayang dan terjatuh ke dalam jurang. Terdengar dua suara teriakan yang sangat panjang. Dua pesilat tangguh di dunia persilatan, yaitu wakil ketua Wisma Shi Jian Yi Dao Duan Hu, He Bu Le dan wakil ketua Chang Xiao Bang Kepalan Besi, Qu Lei, mereka mati bersama, masuk ke dalam jurang Hua Shan. Shi Tu ke 12 terkejut dan juga merasa sedih. Dia berteriak, "Adik Kedua!" Zheng Bai Shui juga berteriak, "Qu Lei!" Tapi bayangan mereka yang bertarung sudah menghilang ke dalam jurang. Kabut menutupi mereka seperti dipisahkan dengan dunia nyata. Suara panggilan Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui masih bergaung di gunung itu. Di sisi jurang, suara mereka terus menerus terdengar dan semakin kuat semakin keras seperti sedang saling memanggil nama masing-masing. Zheng Bai Shui melihat ke jurang yang dalam itu. Dia mengangkat kepalanya lalu bersiul panjang. Kemudian dia berkata, "Baiklah, Ketua Shi Tu, pesilat tangguhmu sudah mati semua, hanya tersisa Wisma Shi Jian. Jika aku dan anak buahku sudah mati semua, Chang Xiao Bang juga akan ikut mati. Sudah tidak ada yang harus dikhawatirkan lagi. Sekarang kita bertarung di puncak Hua Shan ini. Kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!" Suara di langit yang luas terus bergema. Terdengar suara tenaga dalam masih kuat. Shi Tu ke 12 dengan suara lantang menjawab, "Baik. Bagaimanapun juga aku tetap akan menerima tantanganmu." Suara teriakan seperti bangau yang menggetarkan langit, sangat jelas dan keras. Zheng Bai Shui tertawa panjang, dia berkata, "Fang Zhen Mei, kalau aku bisa mengalahkan Shi Tu ke 12, maka berikutnya adalah kau dan Wo Shi Shui. Kau urutan ketiga, kalian tunggu saja!" Zheng Bai Shui benar-benar seorang ketua perkumpulan besar. Di depan musuh yang kuat dan anak buah sudah hampir habis, dia tidak merasa gentar dan masih terlihat gagah berani. Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, "Zheng Bai Shui yang gagah, asalkan Ketua Zheng masih sanggup melakukannya, aku akan memenuhi keinginan Ketua." Zheng Bai Shui tertawa dan membalikkan badan. Dia berkata kepada Shi Tu ke 12, "Terimalah jurusku!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 20 Chang Xiao Qi Ji, Xue He Si Shi Sepasang telapak tangannya diangkat. Tangan ini mengeluarkan cahaya aneh dan berwarna ungu keemasan, tampak licin seperti pisau. Guo Ao Bai yang melihat dari pinggir segera terkejut dan berteriak, "Xi Zhang Ci Jin Shou!" (Tangan Emas Ungu dari Tibet). Harus diketahui bahwa ilmu silat Ci Jin Shou ini sudah lama menghilang dari dunia persilatan. Dulu ada 3 orang La Ma (semacam biksu bangsa Tibet) menyerang ke Zhong Yuan (Tionggoan). Mereka ingin menguasai dunia persilatan. Dengan Ci Jin Shou mereka berhasil melukai banyak orang, seolah-olah di dunia tidak ada yang bisa mengalahkan telapak beracun Ci Jin Shou. Untung ada seorang biksu aneh yang bernama Da Shi Chan Shi berasal dari Shao Lin, dengan berani dia turun gunung. Di kaki gunung Shong Shan dengan menggunakan ilmu Da Shi Qi Gong (Ilmu Batu Besar) dia berhasil mengalahkan 3 orang biksu La Ma itu. Seorang La Ma dipukul hingga dia minta ampun dan kembali ke Tibet. Yang satu masuk ke dalam sungai. Yang satu lagi bertobat dan dengan suka rela masuk menjadi murid Shao Lin dan juga menjadi seorang biksu yang berkedudukan tinggi. Karena itu ilmu Ci Jin Shou langsung menghilang dari dunia persilatan. Sekarang tidak disangka pada jurus pertama Chang Xiao Qi Ji jurus yang dikeluarkan adalah jurus Ci Jin Shou. Zheng Bai Shui baru mengeluarkan ilmu Ci Jin Shou, tiba-tiba Shi Tu ke 12 bergerak menghampirinya, lincah dan cepat seperti seekor naga yang gagah. Tangannya pun tiba-tiba mengeluarkan cahaya keemasan. Pedang Sakti Xue He sudah dikeluarkannya. Tadi Shi Tu ke 12 dan Zheng Bai Shui beradu telapak tangan, Shi Tu ke 12 kalah tapi dia adalah seorang yang sangat berpengalaman. Sekarang dia tidak akan memberi kesempatan lagi kepada Zheng Bai Shui lagi. Pedang Sakti Xue He segera mengeluarkan jurus pertama. jurusJin Shi Wei Kai (Batu Emas Terbuka). Ci Jin Shou milik Zheng Bai Shui tiba-tiba berubah menjadi telapak tangan yang banyak menjadi satu dan telapak tangan ingin menepak kepala Shi Tu ke 12. Jurus Pedang Sakti Xue He tidak berubah, terlihat ujung pedang agak menurun ke bawah. Xue He Shen Jian beradu dengan Ci Jin Shou. Terdengar suara DING. Xue He Shen Jian seperti menusuk batu emas. Bagaimanapun bentuk batu, Xue He Shen Jian tetap tidak akan meru bah gerakan Jin Shi Wei Kai! Tapi Zheng Bai Shui segera menarik tangannya dan menjadi kepalan. Itu adalah jurus Da Mo Mi Quan (Rahasia Kepalan Da Mo ). Orang yang benar-benar menguasai Da Mo Mi Quan hanya ada 2 orang yaitu ketua Shao Lin bagian utara dan selatan. Tapi mengapa Zheng Bai Shui bisa menguasai ilmu ini? Da Mo Mi Quan adalah jurus kedua dari ilmu Chang Xiao Qi Ji. Kepalan tangan digerakkan dan menggetarkan Xue He Shen Jian. Tubuh Shi Tu ke 12 ikut bergetar, jurus pedang tidak berubah, tiba- tiba dia memutar membentuk lingkaran dengan pedangnya. Jurus kedua Xue He Shen Jian adalah Tian Wai You Long (Naga Bermain di Luar Langit) pedang bergerak seperti kilat. Teriakan Zheng Bai Shui seperti harimau mengaum, untuk menghindar sudah tidak bisa, ingin mundur, itu pun sudah tidak bisa. Ujung pedang berada sudah di depan wajahnya. Orang-orang yang berada di lapangan pertarungan itu membelalak kaget. Perlu diketahui, mereka berdua mengeluarkan serangarlnya dengan sangat cepat. Hal ini sudah diketahui di duriia persilatan. Terlihat Pedang Sakti berada di langit. Baju putih tertiup angin, dengan lancar dan mahir juga bergerak dengan sempurna. Semua jurus terbaik yang ada di dunia persilatan sudah dipertunjukan. Jurus yang sangat berbahaya. Mereka sudah bertarung mencapai beberapa jurus, membuat orang yang berada di lapangan menjadi sesak nafas. Tapi Zheng Bai Shui dengan tenang mencondongkan pinggangnya ke belakang. Tapi pedang Shi Tu ke 12 pun mengikuti gerakannya turun ke bawah. Zheng Bai Shui melambaikan tangannya, Chang Xiao Qi Ji jurus ketiga sudah dikeluarkan, jurus Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan Baju seperti Awan di Laut Timur) menghalangi gerakan Shi Tu ke 12. Pedang menggores lengan baju, mengeluarkan suara SHIT, SHIT. Tapi pedang tidak bisa melubangi atau menyobek lengan baju yang lembut ini. Shi Tu -ke 12 terpaku, Zheng Bai Shui sudah meloncat tinggi. Kesepuluh jarinya bergerak seperti peluru, hanya dalam waktu sekejap di sekeliling terdengar suara SHI, SHI. Suara ini terus menyerang ke arah Shi Tu ke 12. Guo Ao Bai berteriak, " jurus Chang Tian Shen Zhi!" (Jari Sakti Langit Panjang). Harus diketahui Chang Tian Shen Zhi dulu digunakan oleh 7 orang pesilat tangguh di dunia persilatan. Mereka bersama-sama menciptakan ilmu silat ini. Ilmu ini khusus menyerang tenaga dalam musuh. Tenaga yang dikeluarkan sangat dasyat. Tidak disangka itu adalah jurus Chang Xiao Qi Ji yang keempat. Dapat dibayangkan bagaimana kehebatan ilmu silat Zheng Bai Shui yang terus menerus berubah. Chang Tian Shen Zhi adalah ilmu sangat dasyat, terlihat Shi Tu ke 12 tidak bisa menghindar lagi. Yang membuat orang tidak menyangka adalah Shi Tu ke 12 bukan mundur melainkan malah maju. Dia seperti seekor naga sakti yang bermain di atas awan. Pedang Sakti Xue He dimainkan dengan sangat bagus. Sambil menyerang sambil berjaga. Pedang ini pun memutuskan tenaga jari Zheng Bai Shui dan terus menyerang ke arah Zheng Bai Shui. Pedang Sakti Xue He memasuki jurus ketiga. Jurus Feng Yu Xiao Xiao (Angin Hujan Air yang Dingin dan Dalam). Zheng Bai Shui berteriak aneh. Dia seperti seekor elang, terbang ke angkasa. Turun dan naik, kemudian dia sudah berada di atas kepala Shi Tu ke 12. Kedua telapak bertepuk, mengeluarkan Da Shi Shen Gong. Begitu mengeluarkan Da Shi Shen Gong, Pedang Sakti Xue He menjadi miring dan pada waktu itu Shi Tu ke 12 bersalto. Itu adalah jurus Pedang Sakti Xue He yang paling lihai dan juga yang paling dasyat. Katanya di dunia ini belum ada orang yang bisa memecahkan jurus ini. Shi Tu ke 12 sendiri pun jarang menggunakan jurus ini. Ini adalah jurus terakhir dari Xue He Shen Jian. Jurus Shi Po Tian Jing (Batu Pecah Langit Kaget). Jurus ini belum keluar, petir memenuhi langit. Orang-orang yang melihat pertarungan yang terjadi seperti Shi Tu Qing Yan dan Zheng Dan Feng jatuh dan terduduk di tanah. Guo Ao Bai pun silau oleh cahaya itu, matanya tidak bisa dibuka. Wajah Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui menjadi pucat. Mereka tidak bisa bicara tapi mata mereka tidak berkedip. Sepertinya hati mereka sangat berat dan juga bergejolak. Jurus terakhir dari Shi Tu ke 12, bila dia tidak menang, mana mungkin Zheng Bai Shui, ketua Chang Xiao Qi Ji akan melepaskannya! Zheng Bai Shui berada di tengah udara, seperti harimau yang memiliki sayap dan elang yang besar. Begitu memasuki jurus kelima Chang Xiao Qi Ji, jurus itu mulai dilancarkan. Dengan ilmu sakti Bu Bu Qing Yun, dia terbang ke atas beberapa meter kemudian tenggelam dan melayang ke arah Shi Tu ke 12. Waktu itu Shi Tu ke 12 sedang bersalto dan ingin mengeluarkan jurus terakhir Shi Po Tian Jing. Tapi waktu Shi Tu ke 12 ingin 'membalikkan badan, dia merasa tenaga yang berada di dalam tubuhnya sudah tidak menyambung, dadanya pun terasa sangat sakit! Dua pukulan dari Qu Lei di bagian dada membuatnya terluka parah. Shi Tu ke 12 memaksa mengumpulkan tenaga Pedang Sakti Xue He yang terakhir yaitu Shi Po Tian Jing, jurus ini siap dikeluarkan! Tapi rasa sakit membuat Shi Tu ke 12 terlambat sedikit untuk bertindak. Walau hanya terlambat sebentar, Fang Zhen Mei sudah melihatnya. Dia berteriak, "Oh!" Dan pada waktu hanya selang beberapa detik, Zheng Bai Shui sudah mengambil kesempatan ini! Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji— Jurus Da Mo Shen Zhang (Telapak Sakti Da Mo). Kali ini giliran Wo Shi Shui yang berteriak karena terkejut! Begitu Da Mo Shen Zhang dikeluarkan sama sekali tidak terasa ada henbusan angin. Hanya terasa seperti pasir yang ditiup angin dan mengenai wajah, tidak ada tempat untuk menghindar lagi. Da Mo Shen Zhang dulu adalah ilmu perkumpulan Da Mo(Gurun Besar). Ilmu ini dilatih di gurun pasir selama 18 tahun baru bisa menjadi ilmu Da Mo Shen Zhang. Tapi sekarang sudah menjadi ilmu silat terkuat dari Zheng Bai Shui. Tepat saat itu Shi Tu ke 12 membalikkan badan! Begitu dia membalikkan badan, Pedang Sakti Xue He sudah mengumpulkan tenaga dan siap untuk dikeluarkan! Sewaktu dia membalikkan badan dan pedang hampir dia tusukkan, Da Mo Shen Zhang dengan 5 jari seperti besi dan baja siap menusuk. PES. Kelima jari Zheng Bai Shui menembus ke dalam perut Shi Tu ke 12. Sepasang mata Shi Tu ke 12 melotot keluar. Tubuh yang berada di tengah-tengah langit melipat. Dia merasa sangat sakit. Darah seperti hujan terus berjatuhan. Zheng Bai Shui memenangkan pertarungan. Segera jarinya ditarik kembali dari perut Shi Tu ke 12. Dia pun mendarat ke bawah. Hingga akan mati pun Shi Tu ke 12 masih mengeluarkan jurus terakhir. Shi Po Tian Jing. Jurus ini tetap dikeluarkan sekalipun dia sudah terluka parah. Tenaganya pun masih sangat dahsyat. Terlihat bayangan putih melewati langit seperti seekor naga sakti yang muncul dari balik awan. Bersamaan dengan itu pedang sakti Xue He terjun ke dalam jurang Hua Shan yang dalamnya ribuan meter. Ketua Wisma Shi Jian, Pedang Sakti Xue He, dan Shi Tu ke 12 karena hanya berbeda setengah jurus, dia mati bawah jurang Hua Shan. Shi Tu Qing Yang berteriak, "Ayah!" Pertarungan dahsyat yang menggegerkan dunia persilatan ini membuat hati setiap orang tergetar. Tapi sayang jurus Pedang Sakti Xue He belum sempurna di keluarkan. Dia sudah terbunuh oleh Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang hanya menggunakan 6 jurus. Yang membuat orang kaget adalah jurus ketujuh belum sempat dia keluarkan. Angin berhembus dengan kencang, awan pun bergerak dengan cepat. Zheng Bai Shui, Fang Zhen Mei, dan Wo Shi Shui, wajah mereka menghadap ke arah jurang. Tidak ada yang bergerak dan juga tidak ada yang bicara. Mereka seperti mengenang juga seperti memikirkan sesuatu dan mereka merasa tidak enak hati. Langit begitu gelap, setiap saat bisa turun hujan dan badai. Zheng Bai Shui dengan dingin melihat Fang Zhen Mei dan berkata, "Tuan Muda Fang, sekarang antara kau dan aku." Fang Zhen Mei melihat dia dan berkata, "Tidak, sekarang aku tidak ingin bertarung denganmu." Shi Tu Qing Yan mendekat. Dengan sedih dia berkata, "Kau tidak berani membalaskan dendam ayahku, biar aku sendiri yang membalasnya!" Wo Shi Shui segera mendekat. Dia menghadang di depan Shi Tu Qing Yan dan berkata, "Nona Shi Tu, jangan berbuat seperti itu!" Shi Tu Qing Yan beberapa kali ingin melawan Zheng Bai Shui tapi Wo Shi Shui tetap menghalanginya. Shi Tu Qing Yan menangis dan berkata, "Kalian, kalian bersekongkol untuk menghinaku!" Wo Shi Shui mengerutkan dahi dan berkata, "Kau tidak bisa melawan Zheng Bai Shui." Shi Tu Qing Yan berteriak, "Biar! Biar saja!" Walaupun dia berteriak dan menerjang Wo Shi Shui tapi dia tetap tidak bisa melewati Wo Shi Shui. Air mata dan ingus bercampur menjadi satu, membuat Wo Shi Shui menjadi serba salah. Untung Guo Ao Bai datang. Dia segera menotok nadi Shi Tu Qing Yan. Kata Guo Ao Bai sambil menarik nafas, "Sekarang dia sedang sedih, biarkan dia tidur untuk sementara." Wo Shi Shui tertawa kecut dan berkata, "Kenapa aku tidak memikirkan hal ini?" Semua menjadi hening, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei. Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Aku berhasil mengalahkan Shi Tu ke 12. di dunia ini bila masih ada aku, Wisma Shi Jian pasti akan kalah dan Chang Xiao Bang akan bangkit kembali. Bila kau mau mengubah pikiranmu dan masuk ke perkumpulanku, apa yang kau lakukan dulu, tidak akan kuungkit lagi dan aku akan memberimu kedudukan sebagai wakil ketua Chang Xiao Bang. Bagaimana?" Fang Zhen Mei mengangkat alisnya dan tertawa. Dia berkata, "Umpan yang sangat bagus dan besar!" Kata Zheng Bai Shui, "Bila umpanku tidak besar, mana bisa membuat seorang Tuan Muda Fang mau memikirkannya?" Fang Zhen Mei menarik nafas panjang dan berkata, "Tapi sayang, umpan besar pun tidak akan ada gunanya." Tanya Zheng Bai Shui, "Oh? Mengapa bisa begitu?" Fang Zhen Mei dengan serius menjawab, "Karena aku dan Ketua Shi Tu ke 12 adalah teman. Temanku terbunuh, aku harus membalaskan dendamnya." Wajah Zheng Bai Shui menjadi gelap. Dia berkata, "Mengapa tadi kau menolak bertarung denganku?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Bukan aku tidak berani melakukannya, tapi karena aku tidak tega melakukannya. Kau sudah bertarung dengan Ketua Shi Tu ke 12, tenagamu belum pulih, bila bertarung lagi denganku sepertinya ini tidak adil." Zheng Bai Shui terdiam dan dia berdiri. Akhirnya dia menarik nafas dan berkata, "Fang Zhen Mei memang seorang yang sangat jujur dan tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain." Tapi dia segera melanjutkan lagi, "Tapi sayang, kau salah tafsir kepadaku. Bertarung dengan Shi Tu ke 12, aku hanya menyerang 6 jurus. Begitu bertarung, aku segera memakai Chang Xiao Qi Ji karena ini adalah cara untuk menghemat tenaga. Kau tidak perlu mengkhawatirkan tenagaku. Begitu aku berhasil membunuhmu, aku akan bertarung lagi dengan Wo Shi Shui. Aku—Zheng Bai Shui tidak perlu diberi waktu untuk memulihkan tenaga!" Fang Zhen Mei berpikir sebentar dan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengikuti kemauanmu." Zheng Bai Shui tiba-tiba tertawa dan berkata, "Apakah kau pikir kau bisa menerima jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji?" Fang Zhen Mei menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak!" Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Tadi aku hanya mengeluarkan lima setengah jurus Chang Xiao Qi Ji. Jurus yang terakhir adalah jurus yang paling dasyat. Bila kau bisa menyambut hingga jurus keenam, aku nasehati, kau harus berhati-hati karena begitu jurus ketujuh dikeluarkan, aku sendiri pun tidak tahu apakah kau masih bisa hidup atau malah mati." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Terima kasih Ketua sudah memperingatiku. Jurus-jurus Chang Xiao Qi Ji kuat dan hebat. Di dunia ini tidak ada orang yang bisa menerima jurus keempatmu, tapi tadi Ketua Shi Tu ke 12 berhasil menerima 5 jurusmu. Ini sudah memecahkan rekor. Tapi sayang, karena Ketua Shi Tu sudah terluka parah, dia tidak bisa mengeluarkan jurus keempat dari jurus Pedang Sakti Xue He. Bila jurus keenam Ketua Zheng sudah begitu dahsyat, jurus ketujuh bisa kubayangkan bagaimana hebatnya. Tapi aku akan berhati-hati dan akan mencobanya...." Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Kau sudah mengetahuinya, itu lebih bagus lagi. Aku menghormati ilmu silatmu, aku tidak tega kepadamu, maka aku memutuskan untuk memberitahumu dulu. Masalah lain, tidak perlu banyak cerita lagi." Tiba-tiba Zheng Dan Feng yang berada di pinggir berteriak dengan sedih, "Ayah! Apakah dosamu belum cukup banyak? Apakah Ayah tidak mau mendengarkan kata-kata putrimu. Jangan bertarung lagi!" Zheng Bai Shui marah dan berkata, "Diam kau!" Zheng Dan Feng masih menangis, Guo Ao Bai berkata kepada Zheng Dan Feng, "Nona tidak perlu merasa tegang, kami tidak akan memperalat Nona Zheng untuk mengancam ayahmu!" Wajah tua Zheng Bai Shui memerah, karena dia pernah menculik kakak beradik Shi Tu untuk dijadikan sandera dan mengancam Shi Tu ke 12 dan Wisma Shi Jian. Wo Shi Shui menghalangi Zheng Dan Feng dan berkata, "Jangan coba-coba untuk mendekat!" Zheng Dan Feng menangis dan berkata, "Mengapa aku tidak boleh mendekat? Aku harus mencegah pertarungan ini." Zheng Bai Shui ingin marah lagi, tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata dengan suara yang ramah, "Nona Zheng, kau jangan ke sini, kau sudah tahu bagaimana sifat ayahmu, bila beliau sudah mengambil keputusan seperti itu, dia tidak akan mengubahnya. Bila kau mendekat ke sini dan mencoba untuk menasihati ayahmu, ini hanya akan membuat ayahmu tidak bisa berkonsentrasi, hal ini akan berbahaya baginya. Lebih baik kau jangan ganggu ayahmu bertarung!" Zheng Dan Feng hanya terpaku setelah mendengar perkataan Fang Zhen Mei, dia tidak berniat untuk mencegah lagi, Zheng Bai Shui melihat Fang Zhen Mei dengan sorot mata berterima kasih. Tiba-tiba Zheng Bai Shui menyerang Fang Zhen Mei yang tidak ada persiapan sama sekali, Zheng Bai Shui sudah meloncat dan menyerang Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei seperti sudah memiliki firasat, tubuhnya pun ikut bergerak. Sepasang tangan Zheng Bai Shui terus digerakkan, tampak ada cahaya ungu yang keluar, kemudian ada cahaya berwarna kuning, terus menyerang ke arah wajah Fang Zhen Mei. Sewaktu cahaya ungu itu hampir mencapai ke tengah alisnya, tiba-tiba Guo Ao Bai berteriak, "Ya!" dan Fang Zhen Mei meloncat, baju putihnya tertiup angin dan tampak berkibar, benar-benar terlihat sangat indah. Pukulan Zi Jin Shou berhasil dihindari dengan mudah. Tapi pikiran Zheng Bai Shui sudah seperti setan, dia terus menempel Fang Zhen Mei, dua kepalan tangan sudah dikeluarkan, kepalan itu belum sampai, angin yang dihasilkan oleh kepalan bisa menghancurkan emas dan batu. Tubuh Fang Zhen Mei berada di tengah udara, karena terus dikejar dia tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, tapi walaupun Fang Zhen Mei berada dalam keadaan seperti itu, dia tetap bisa mendaratkan tubuhnya dengan cepat. Pukulan pertama tidak berhasil mengenainya, pukulan kedua membuat tanah menjadi berlubang, pasir dan debu tampak beterbangan, langit pun menjadi gelap, tapi Zheng Bai Shui tetap masuk ke dalam kepulan debu itu, dia masih ngotot mengejar Fang Zhen Mei. Sepasang lengan baju seperti besi, seperti jala yang selalu ingin menutupi Fang Zhen Mei. Beberapa serangan dengan cepat dikeluarkan, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Fang Zhen Mei untuk bernafas. Wo Shi Shui yang berada di sini terus menyaksikan pertarungan iru, dia merasa sesak nafas, karena selama ini dia tidak pernah melihat ada pertarungan yang begitu membahayakan jiwa. Apalagi Zheng Bai Shui tidak akan menghilangkan kesempatan yang ada, walau itu hanya sedikit. Kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti awan, tiba-tiba Fang Zhen Mei pun ikut melambaikan kedua lengan bajunya. Kedua lengan baju itu begitu dilambaikan, segera terjadi angin kencang, tapi angin -ini tidak menyerang Zheng Bai Shui melainkan menyerbu ke arah pasir dan debu yang memenuhi udara. Karena angin begitu kencang, dan kibasan lengan baju Fang Zhen Mei membuat pasir-pasir menjadi beterbangan, pasir itu berubah menjadi panah, menyerang ke arah Zheng Bai Shui. Tubuh Zheng Bai Shui dikurung oleh pasir. Fang Zhen Mei terus mundur, sepertinya dia sudah tahu bahwa Zheng Bai Shui akan membuat tempat itu dikelilingi oleh pasir dan debu. Dan setelah itu dia akan masuk ke dalam kepulan pasir dan menyerang. Jurus ini sudah ada persiapannya. Zheng Bai Shui yang sudah sangat berpengalaman segera menarik kembali jurus Dong Hai Shui Yun Xiu, dan pasir yang memnuhi tempat itu segera menghilang. Sebenarnya Fang Zhen Mei bisa mengambil kesempatan ini untuk menyerang Zheng Bai Shui, kedua lengan baju Zheng Bai Shui seperti ular yang terus melata dan mengeluarkan suara SHI, SHI... Jurus keempat dari Chang Xiao Qi Ji yaitu Xhang Tian Shen Zhi sudah mulai dikeluarkan. Jurus Chang Xiao Qi Ji semakin dasyat. Fang Zhen Mei seperti akan segera tertusuk di tengah-tengah udara. Kali ini Wo Shi Shui ikut berteriak. Mereka yang menyaksikan pertarungan ini tanpa terasa tangan mereka pun sudah berkeringat. Tiba-tiba tampak ada baju putih yang berkilau, Fang Zhen Mei terbang melayang ke atas seperti seekor bangau. Kesepuluh jari Zheng Bai Shui ikut mengarah ke atas langit. Tubuh Fang Zhen Mei melayang ke atas, tapi hati Wo Shi Shui malah tenggelam, perlu diketahui semakin dikeluarkan maka jurus Chang Xiao Qi Ji akan semakin dahsyat, bila Fang Zhen Mei terbang ke atas, maka Zheng Bai Shui tidak akan memberi kesempatan kepadanya untuk mendarat di bumi. Bila berada di tengah-tengah udara, Fang Zhen Mei mana ada tenaga untuk menghalau jurus kelima, jurus keenam, apalagi jurus ketujuh yang menggegerkan dunia persilatan. Wo Shi Shui terkejut dan juga merasa cemas, dia tidak menyangka orang sepandai dan berilmu silat tinggi seperti Fang Zhen Mei bila sedikit melakukan kesalahan, sehingga dia akan mati di tangan Zheng Bai Shui. Di darat menyambut jurus Chang Xiao Qi Ji saja sudah kewalahan apalagi bila harus menghadapi di tengah udara. Begitu jurus Chang Tian Shen Zhi tidak mengenai sasaran, maka jurus kelima pun mulai dikeluarkan. Zheng Bai Shui meloncat ke atas untuk menghadang Fang Zhen Mei. Begitu jurus Da Shi Shen Gong dikeluarkan, pasir beterbangan, batu pun berguling-guling ke arah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei mengumpulkan tenaga dalamnya pada saat dia berada di udara, dia meloncat lebih tinggi lagi. Dengan ilmu meringankan tubuhnya, Zheng Bai Shui melayang 7- 8 langkah di udara, jurus Da Shi Shen Gong terus diarahkan kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei naik lagi, di udara seperti ada tangga yang tidak terlihat, dia naik beberapa meter lagi. Ini adalah ilmu meringankan tubuh dengan tingkat yang paling tinggi, dengan jurus yang dinamakan ilmu sakti bertingkat naik ke tangga awan'. Tiba-tiba Zheng Bai Shui membentak, suara bentakan ini seperti guntur di siang hari, membuat gendang telinga bergetar dan seakan-kkan sudah menjadi tuli, tapi tubuh Zheng Bai Shui bergerak seirama dengan suara yang dia keluarkan, dia naik lagi beberapa meter. Da Shi Shen Gong dengan mantap tetap diarahkan kepada Fang Zhen Mei! Zheng Bai Shui dengan teriakan seperti auman singa yang biasa digunakan dalam agama Budha untuk meningkatkan kemampuan ilmu meringankan tubuh. Kali ini Fang Zhen Mei tidak bisa menghindar lagi, tiba-tiba angin kencang berhembus, membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar, juga membuat tubuh Fang Zhen Mei menjadi sehelai kertas, tertiup oleh angin itu sehingga melayang-layang sejauh beberapa meter. Kali ini Zheng Bai Shui merasa heran karena ilmu ini dia ketahui, sudah lama menghilang dan katanya tidak ada orang yang pernah menguasai ilmu meringankan tubuh yang disebut Sui Feng Bai Liu Cao Shang Fei (Mengikuti Angin Bergoyang seperti Pohon Yang Liu dan Terbang Diatas Rumput). Kali ini Zheng Bai Shui mengaku kalah dan jurus kelima Chang Xiao Qi Ji akan diselesaikan, tiba-tiba Zheng Bai Shui memutar tenaga telapaknya, tenaga itu diturunkan ke bawah. Setelah diarahkan ke bawah, angin dari telapak meniup ke bawah dan mementalkan tenaga yang cukup besar, membuat tubuh Zheng Bai Shui naik lagi beberapa meter, sekarang posisi Zheng Bai Shui berada di atas dan Fang Zhen Mei berada di bawahnya. Terlihat ada dua baju yang berwarna putih, walaupun mereka bertarung dengan sengit, tapi baju-baju itu berkibar-kibar seperti dewa, mereka tiba-tiba menghilang, tiba-tiba muncul di atas awan membuat orang-orang yang melihat harus mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Hanya Wo Shi Shui saja yang merasa cemas, dia tahu Fang Zhen Mei sudah berada di ujung tanduk, dia sudah kehabisan jurus. Bila dia adalah Fang Zhen Mei, begitu memulai pertarungan dia akan memaksa Zheng Bai Shui tidak bisa mengeluarkan Chang Xiao Qi Ji, atau bertindak seperti Shi Tu ke 12, ada saat menyerang ada saat bertahan, tidak akan membiarkan jurus Chang Xiao Qi Ji yang semakin kuat dikeluarkan oleh Zheng Bai Shui. Jurus Chang Xiao Qi Ji baru memasuki jurus enam setengah sudah membuat Shi Tu ke 12 kehilangan nyawa, sekarang ini walaupun Fang Zhen Mei berilmu silat tinggi, belum tentu dia bisa menerima jurus ketujuh! Parahnya saat ini Fang Zhen Mei sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk membalas, dan tubuhnya masih berada di langit, bila Chang Xiao Qi Ji dikeluarkan, pasti kali ini Fang Zhen Mei akan mati. Setelah berpikir seperti itu, Wo Shi Shui merasa semakin gelisah, dia sangat ingin membantu Fang Zhen Mei, tapi dia tidak akan melakukannya karena dia sudah berjanji, dia juga tidak akan mengeroyok Zheng Bai Shui dengan cara dua lawan satu. Zheng Bai Shui sekarang turun dari posisinya yang lebih tinggi dari Fang Zhen Mei, dia tertawa panjang. Jurus keenam Chang Xiao Qi Ji yaitu Da Mo Shen Zhang sudah dikeluarkan. Tiba-tiba Fang Zhen Mei turun dari langit dengan cepat. Zheng Bai Shui dengan bersusah payah baru bisa ke atas, sekarang terlihat Fang Zhen Mei tiba-tiba turun, Zheng Bai Shui tidak akan membiarkan dia lari atau kabur, dengan menggunakan jurus Qian Jin Duo (Jatuh Seribu Kilo), dengan cepat dia menyusul turun. Zheng Bai Shui marah dan bertindak tergesa-gesa, terlihat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin jauh, dia mengambil nafas panjang, dia turun lebih cepat lagi. Hanya dalam waktu singkat jaraknya dengan Fang Zhen Mei semakin dekat. Mereka sejak tadi hanya turun naik, dan semua itu berlangsung hanya sebentar, semua ini memperlihatkan gerakan yang sangat indah, membuat orang-orang menahan nafas karena tegang, sekarang dengan tubuh turun dari atas langit, hal itu lebih cepat dilakukan dibandingkan saat ,naik ke atas langit. Kali ini Fang Zhen Mei mendarat terlebih dulu. Tak lama kemudian Zheng Bai; Shui pun mendarat, begitu kakinya menginjak bumi, Fang Zhen Mei segera melipat tubuhnya kepalanya berada di bawah, dia mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao (Jembatan Papan Besi). Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat dan menginjak tanah, dia sudah mengeluarkan suara besar kemudian jurus Da Ma Shen Zhang sudah dikeluarkan. Wo Shi Shui yang berada di pinggir hampir saja berteriak karena terkejut, karena dia melihat Fang Zhen Mei berada di posisi yang tidak menguntungkan. Walaupun menggunakan jurus Tie Ban Qiao yang sangat bagus, untungnya dia bisa menhindari jurus keenam dari Chang Xiao Qi Ji. Apakah dia bisa menyambut jurus ketujuh? Fang Zhen Mei melipat pinggangnya ke belakang, dia siap menerima jurus ketujuh dari Zheng Bai Shui. Tapi semua sudah tidak sempat kagi. Sekalipun Fang Zhen Mei adalah seorang dewa, sepertinya dia tidak akan bisa menyambut jurus ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji, karena ini adalah jurus terakhir. ---ooo0dw0ooo--- BAB 21 Jurus Ketujuh dari Chang Xiao Qi Ji Wo Shi Shui sangat menyesali Fang Zhen Mei karena dalam keadaan yang sangat berbahaya dia masih sempat mengeluarkan jurus Tie Ban Qiao. Bila dia dengan susah dapat menyambut jurus keenam dari Zheng Bai Shui, bagaimana bisa dengan baik menerima jurus ketujuhnya. Wo Shi Shui sangat aneh, mengapa dalam pertarungan ini Fang Zhen Mei selalu mengambil keputusan yang salah. Begitu kaki Zheng Bai Shui mendarat di bumi, dia sudah mengambil kesempatan. Begitu melihat Fang Zhen Mei berada di depannya, segera dia mengeluarkan jurus keenamnya. Tapi begitu kaki Fang Zhen Mei kaki mendarat di bumi, dengan jurus Tie Ban Qiao dia menyerang Zheng Bai Shui. Dia sepertinya sudah mengetahui kalau Zheng Bai Shui akan mengeluarkan jurus andalannya. Bila sekarang Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus, jurus yang bagaimana pun akan membuat Fang Zhen Mei kalah! Orang seperti Fang Zhen Mei, mana mungkin tidak akan menyerang? Tapi Zheng Bai Shui hanya diam dia tidak menyerang. Begitu jurus keenam dikeluarkan, dia sudah terpaku dan pada saat dia terpaku, Fang Zhen Mei sudah membalikkan badan dengan jurus Li Yu Da Ting (Ikan Li Yu Meloncat). Dia sudah berada di atas kepala Zheng Bai Shui. Baju putihnya tampak* berkilauan, telapak tangannya dalam waktu singkat berhasil menekan nadi di kepala Zheng Bai Shui dan turun ke belakang Zheng Bai Shui. Nadi Bai Hui Xue adalah salah satu nadi di antara 8 nadi yang mematikan. Bila nadi itu dipukul dengan ringan maka orang itu akan terluka parah atau bahkan mati. Fang Zhen Mei sudah menyerang nadi ini. Pertarungan antara Zheng Bai Shui dan Fang Zhen Mei, pihak Zheng Bai Shui yang selalu menyerang dan hingga jurus keenam, Fang Zhen Mei selalu mengelak dengan 6 jurusnya. Sekarang dia hanya menyerang dengan satu jurus, dan tepat mengenai sasaran. Ilmu silat seperti apakah ini? Anehnya Zheng Bai Shui juga tidak roboh. Siapa pun tidak akan sanggup menahan pukulan di Bai Hui Xue kecuali Fang Zhen Mei tidak menggunakan tenaganya. Zheng Bai Shui masih berdiri dengan tegak, tapi dia tidak membalikkan kepalanya. Bayangan punggung Zheng Bai Shui tiba-tiba seperti menjadi tua dan bungkuk, seperti tidak ada kehidupan, semua terjadi karena dia sudah kalah. Pendekar pun ada saatnya dia gagal. Zheng Bai Shui tidak bergerak, dia juga tidak membalikkan kepalanya. Hanya dengan tenang dia berkata, "Kau sudah memenangkan pertarungan ini." Fang Zhen Mei berdiri di belakangnya. Baju putihnya berkibar tertiup angin dan dia berkata, "Kau tidak kalah, kita masih bisa bertarung lagi." Zheng Bai Shui tiba-tiba marah dan berseru, "Diam! Kau tidak ingin membunuhku juga tidak memakai tenagamu, apakah kau mengira aku tidak tahu itu?" Bentakan ini tetap penuh dengan rasa wibawa, tapi dia segera terdiam lagi. Akhirnya dia berkata, "Mengapa kau bisa tahu bahwa aku tidak bisa menggunakan jurus Chang Xiao Qi Ji yang ketujuh?" Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Aku tidak tahu bahwa Ketua tidak memiliki jurus ketujuh, aku hanya mencoba-coba walaupun aku tahu itu sangat berbahaya." Kata-kata ini membuat Wo Shi Shui, Guo Ao Bai, dan Zheng Dan Feng terkejut. Chang Xiao Qi Ji milik Zheng Bai Shui yang menggegerkan dunia persilatan tidak memiliki jurus ketujuh yang dikatakan sebagai jurus paling dasyat. Baju putih Zheng Bai Shui tampak bergetar. Hatinya masih bergejolak, dia berkata, "Teruskan perkataanmu." Fang Zhen Mei menarik nafas dan melanjutkan, "Tiga hari yang lalu sebelum aku bertarung dengan Huo Wu Yong, aku pernah mendengar bahwa Ketua Zheng mendapatkan ilmu Chang Xiao Qi Ji dari seorang biksu yang berilmu tinggi yakni Wu Ming Lao Seng ( biksu tanpa nama) dan, dia berteman baik dengan Da Shi Chan Shi. Dan Da Shi Han Shi berhasil mengalahkan 3 Dalai Lama dari Tibet. Salah satu dari La Ma itu malah bertobat dan masuk kuil Shao Lin dan menjadi teman baik Da Shi Chan Shi. Menurut perkiraanku Wu Ming Lao Seng pasti sangat mahir menggunakan jurus Zi Jin Shou, kemampuan Da Shi Shen Gong dan Wu Ming Lao Seng setingkat dengan ketua kuil Shao Lin. Dia pasti pernah belajar Da Mo Shen Zhang dan Chang Tian Shen Zi. Da Mo Shen Zhang diciptakan oleh 3 pendekar waktu itu. Wu Ming Lao Seng adalah salah satu di antara 7 pesilat tangguh di dunia persilatan dan dia pernah pergi merantau ke gurun pasir. Karena itu dia pasti bisa menguasai kedua ilmu itu. Ilmu silat Dong Hai Shui Yun Xiu adalah ilmu silat tertinggi dari kuil Shao Lin. Setiap biksu yang berilmu tinggi, biasanya dia harus menguasai salah satu dari ilmu Shao Lin yang orang lain tidak bisa menguasainya. Sepertinya Wu Ming Lao Seng berhasil menguasai ilmu Dong Hai Shui Yun Xiu. Keenam ilmu silat ini kemudian disusun menjadi Ci Jin Shou, Dong Hai Shui Yun Xiu, Da Mo Shen Zhang, Chang Tian Shen Zi, Da Shi Shen Gong. Enam jurus dasyat ini dinamakan dengan Wu Ming Liu Ji (Enam Jurus Tanpa Nama). Walaupun teknik-teknik ini sangat terkenal tapi belum diberi nama." *< Fang Zhen Mei dengan lancar '.menceritakan semua ini, membuat Wo Shi Shui dan orang-orang yang di sana menjadi kagum. Tapi apa hubungan semua ini dengan Zheng Bai Shui? Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Begitu Ketua Zheng masuk dan menjadi murid Wu Ming Lao Seng, Anda mendapatkan 6 jurus tertinggi ini. Kemudian kau membunuh dia sehingga kau terkenal di mana-mana dan kau memberi nama jurus ini Chang Xiao Qi Ji. Aku sudah mencari tahu ternyata Wu Ming Lao Seng hanya memiliki 6 jurus, dari mana ada jurus yang ketujuh? Apakah Ketua Zheng berkata seperti itu karena takut jika ada orang yang bisa menerima 6 jurus ini? Kau mengatakan masih ada satu jurus lagi. Ini akan membuat orang mundur dan tidak berani bertarung denganmu!" Zheng Bai Shui hanya berkata, "Hem." Artinya dia sudah mengakui semua perkataan Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei melanjutkan, "Hanya saja aku sendiri tidak yakin dengan semua ini karena itu aku tidak memberitahukannya kepada Ketua Wisma Shi Tu. Aku takut ini mencelakai dia. Tidak disangka...hai, Ketua Zheng dari pertarungan antara Shi Tu ke 12 dan dirimu, aku sudah melihat semuanya. Kau berani mengambil resiko dengan jurus Chang Xiao Qi Ji keenam kemudian menyerang Shi Tu ke 12 dan membunuhnya tapi kau tidak mau menahan jurus keempat Shi Tu ke 12 dan dengan jurus ketujuh untuk membununya. Dari sini aku berpikir Chang Xiao Qi Ji pada jurus ketujuh sama sekali tidak ada. Dengan melihat sifat Ketua Zheng yang sangat teliti, kau tidak akan mau begitu saja menempuh bahaya." Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "Karena itu kau yakin aku tidak memiliki jurus ketujuh?" Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata, "Ketua Zheng, kalau aku belum bertarung denganmu, aku masih tidak yakin dengan kata-katamu. Pertama, kau takut bila aku sudah melihat pertarungan antara dirimu dengan Shi Tu ke 12, lalu aku pulang dan memikirkan kembali pertarungan yang telah terjadi antara Shi Tu ke 12 denganmu yang rada janggal. Karena itu kau mengambil keputusan untuk segera bertarung denganku. Kedua, kau sengaja memberitahu agar aku berhati-hati menghadapi jurus ketujuh Chang Xiao Qi Ji, sehingga aku akan takut dengan jurus ketujuh ini. Tapi Ketua Zheng, kau harus tahu bahwa Chang Xiao Qi Ji sejurus demi sejurus akan lebih dasyat, See YanTjinDjin 291 apakah aku tidak mengetahui hal ini? Dan Ketua selalu memperingatkan aku, ini membuatku merasa curiga. Ketiga, tiba-tiba saja Ketua menyerangku dengan Zi Jin Shou, ini tentunya sangat bertolak belakang, awalnya kau seperti seorang pendekar yang memperingatkanku, tapi mengapa kau dengan begitu licik menyerangku pada saat aku tidak siap? Bukankah di balik semua ini ada hal lain yang disembunyikan?" Zheng Bai Shui terdiam, dia tidak mengomentari apa pun. Pepatah mengatakan, orang selalu bersikap seperti itu, bila dia sudah mencintai seseorang, dia selalu berpura-pura tidak memperhatikan. Bila orang sudah mencuri uang, maka orang itu akan mengatakan bahwa itu adalah uang tabungannya—semua ini adalah contoh sifat orang yang selalu menutupi sifat aslinya. Zheng Bai Shui adalah seorang yang pintar dan kuat, tapi dia pun tidak terlepas dari contoh seperti tadi. Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mencoba-coba menebak dengan menempuh resiko yang berbahaya, ternyata benar Ketua tidak memiliki jurus ketujuh. Karena orang lain tidak berani menerima jurus ketujuh ini maka mereka dengan terpaksa memilih menyambut satu per satu jurusmu. Sedangkan jurusmu sendiri sejurus demi sejurus akan bertambah kuat, tapi ilmu silat apa yang bisa lebih cepat, lebih galak, dan lebih kaut dari Chang Xiao Qi Ji? Karena itu pula semua orang yang bertarung denganmu termakan oleh tipuanmu." Mendengar itu Wo Shi Shui tertunduk malu, diam-diam dia merasa beruntung, bila tadi dia bertarung dengan Zheng Bai Shui, dia pun akan terkena tipu dayanya. i Pelan-pelan Fang Zhen Mei berkata lagi, "Karena itu aku mengambil keputusan untuk terus menghindari jurus-jurus Ketua Zheng, hingga pada jurus keenam, dan pada jurus keenam aku sudah mendapatkan keuntungan." Zheng Bai Shui tetap berdiri di tempatnya, dia hanya melihat sepasang kakinya, pinggangnya seperti sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya, dia seperti semakin bungkuk. Fang Zhen Mei menghela nafas dan berkata lagi, "Ketua Zheng, semua sudah kita lewati, sekarang Ketua Wisma Shi Tu ke 12 sudah meninggal, Ketua harus menebus kesalahan ini, Ketua harus mengembalikan perdamaian di dunia persilatan ini...." Zheng Bai Shui tiba-tiba berteriak, dan dengan suara berat memanggil, "anak Feng!" Zheng Dan Feng dengan sorot mata berterima kasih menatap Fang Zhen Mei sebab dia tidak membunuh ayahnya, dan Zheng Dan Feng pun mendekati ayahnya kemudian memanggil, "Ayah!" Suara Zheng Bai Shui terdengar tua dan dengan tenang dia berkata, "Chang Xiao Bang sudah musnah, ayahmu sudah kalah total, selama ini ayah selalu berbuat jahat tapi aku tidak merasa bersalah atau pun menyesalinya. Orang hidup di dunia ini hanya puluhan tahun, karena mencari nama dan menggapai cita-cita yang tinggi, maka dengan cara apa pun dia harus memperolehnya, ini semua harus dimaklumi, sekarang ayah sudah kalah, aku tidak mau dengan muka tebal menerima kebaikan orang lain sehingga aku bisa meneruskan kehidupan ini, bila aku ingin berubah dari jahat menjadi baik, bagaimana dengan keluarga dari orang yang pernah kubunuh, apakah mereka bisa menerimaku seperti Tuan Muda Fang? Apakah mereka akan membiarkanku tetap hidup? Sekarang semua sudah menjadi seperti ini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, satu- satunya yang membuatku merasa tidak tenang dan selalu khawatir semenjak ibumu meninggal adalah aku tidak bisa mengurusmu dengan baik, sekarang pun aku tidak bisa mengurusmu lagi...." Zheng Bai Shui terdiam, tidak berkata apa-apa lagi. Zheng Dan Feng masih tidak mengerti, dia memanggil, "Ayah...." Dengan wajah serius Zheng Bai Shui menggoyangkan tangannya, "Kau jangan nasihati ayah lagi, aku sudah kalah untuk apa aku hidup susah?" Dia membalikkan badan dan memberi hormat kepada Fang Zhen Mei, kemudian dia berkata, "Hormat ini kuberikan kepadamu sebagai tanda terima kasihku kepadamu karena kau tidak membunuhku dan kau membiarkanku mati bunuh diri," dia berkata lagi kepada Zheng Dan Feng, "Di gudang barang antik milik Chang Xiao Bang banyak barang berharga, cukup untuk bekalmu seumur hidup, kau harus terus maju, baru bisa mengembalikan kejayaan keluarga Zheng...." Tiba-tiba dia tertawa panjang dan dengan cepat berlari ke jurang yang dalam itu. Zheng Dan Feng berteriak, "Ayah..." Zheng Bai Shui berlari dengan cepat dan tidak peduli dengan teriakan putrinya. Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Guo Ao Bai sudah merasakan kata-kata Zheng Bai Shui tidak seperti biasanya, mereka telah bersiap-siap, begitu mereka melihat Zheng Bai Shui ingin bunuh diri, mereka akan langsung meloncat untuk mencegahnya. Tapi diiringi dengan suara tawa panjang itu dia mengeluarkan jurus telapaknya. Telapaknya diarahkan ke Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui menyambut dorongan telapak itu, dan dia tidak bisa maju. Fang Zhen Mei meloncat ke atas dan dia agak sedikit terlambat mendekati Zheng Bai Shui, tangannya siap mencengkram! Guo Ao Bai pun berlari mendekat. Tapi semua itu sudah terlambat! Zheng Bai Shui terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Baju putihnya tampak berkibar, Fang Zhen Mei mencoba usaha terakhirnya menggapai Zheng Bai Shui tapi dia hanya mendapatkan baju putih di bagian pundaknya yang tercabik. i Guo Ao Bai berteriak, "Jangan begitu,—" Tapi semua itu tidak sempat menolong Zheng Bai Shui, tubuh Zheng Bai Shui semakin mengecil dari pandangan mereka, dan bayangan baju putih menghilang di dasar jurang yang penuh dengan kabut, Fang Zhen Mei hanya mendapatkan baju Zheng Bai Shui, dia menatap ke atas langit, dan dia tetap berdiri di sisi jurang, angin berhembus dengan kencang, baju Fang Zhen Mei tampak terus berkibar, dia hanya diam terpaku. Gunung dan salju begitu indah, beberapa pendekar sudah.. ..Gelombang pertarungan sudah selesai. Orang terkenal selalu seperti memecahkan batu dan awan, gelombang naik ke atas, menggulung salju yang bertumpuk.... ---ooo0dw0ooo--- BAB 22 Penutup Di dalam keadaan mabuk terasa ada yang menggelitik sehingga ingin tertawa, sepertinya ingin merasa khawatir pun tidak ada waktu lagi. Sekarang membaca buku karangan orang jaman dulu sepertinya semua sudah tidak ada artinya. Kemarin mabuk di bawah pohon cemara. Aku bertanya kepada pohon cemara, aku harus mabuk sampai pada keadaan seperti apa? Aku mengira pohon cemara ingin aku sampai di tingkat apa. Dengan kibasan tanganku, aku berkata kepada pohon cemara, "Pergi...." Menggoyangkan kepala, tubuh pun ikut bergoyang. Wo Shi Shui telah menghabiskan 2 gentong arak. Satu kaki ditumpangkan ke meja. Satu kakinya ditumpangkan ke atas bangku. Wajahnya penuh dengan cambang. Dia melemparkan sebutir kacang dan mulutnya dibuka dengan lebar supaya kacang itu bisa masuk ke dalam mulutnya— Tiba-tiba ada seseorang yang menyambar kacang itu dengan tangannya lalu dimasukkan ke mulutnya. Tapi mulut itu bukan mulut Wo Shi Shui melainkan mulut Guo Ao Bai. Melihat Guo Ao Bai yang memakan kacangnya, Wo Shi Shui marah karena makanan yang sudah hampir masuk ke dalam mulutnya disambar oleh orang lain. Ini adalah hal yang membuat orang marah. Kacang itu seharusnya masuk ke mulutnya sendiri sebaliknya malah masuk ke mulut orang lain. Untung hari ini Wo Shi Shui sedang bergembira dan dia mau mengupas lagi kacang untuk makan. Biasanya dia sangat malas untuk mengupas kacang, Dia akan memakan kacang dengan kulitnya. Wo Shi Shui bangun. Tiba-tiba Farig Zhen Mei tertawa dan berkata, "Kau sedang membaca puisi apa? Kemarin malam kau mabuk tapi bukan di bawah pohon cemara? Tapi di...." Fang Zhen Mei tertawa dan tidak bicara lagi. Wo Shi Shui menjadi malu. Kemarin malam dia memaksa Fang Zhen Mei minum arak, yang mabuk malah dia. Dia tidak ingin dipapah oleh orang lain. Dia berkata bisa kembali ke penginapan sendiri. Begitu bangun dia baru tahu dia mabuk dan tertidur di kamar mandi di sisi jalan, benar- benar hal yang memalukan. Guo Ao Bai juga ikut tertawa dan berkata, "Kau mengatakan sekarang kau merasa bahwa buku karangan orang jaman dulu tidak ada artinya lagi. Sebenarnya kau sudah membaca buku tentang apa? Mengapa begitu sombong?" Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepalanya. Dia seperti teringat pada sesuatu dan berkata, "Baiklah, bocah tengik kau menghinaku seakan-akan aku belum pernah sekolah. Aku membaca cerita Kong Rong Rang Li apakah kau sudah pernah mendengarnya?" (Kong Rong Memilih Buah Pir). Fang Zhen Mei terpaku, dia tidak menyangka bahwa buku yang dibaca oleh Wo Shi Shui adalah Kong Rong Rang Li. Dia ingin tertawa, tidak disangka Guo Ao Bai pun mempunyai perasaan yang sama dengannya. Dia berkata, "Betul, betul, dulu aku pernah berpikir bila aku adalah Kong Rong, aku pasti akan memilih buah pir yang besar. Kalau ada orang yang berada di sisi kita dan dia adalah seorang tetua, dia juga pasti akan memberikan buah pir yang besar untukku, mengapa kita harus berpura-pura?" Tapi Wo Shi Shui membantah, "Tidak benar, itu tidak benar." Guo Ao Bai merasa aneh dan bertanya, "Apakah jika dirimu memilih, maka kau akan memilih buah pir kecil untuk dirimu sendiri?" Wo Shi Shui marah dan berkata, "Aku tidak mau tahu apa itu buah pir yang besar atau kecil, aku tetap akan memakan semuanya." Kali ini Guo Ao Bai juga tidak tahan lagi, dia tertawa terbahak- bahak. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Untung aku bukan kakaknya Kong Rong." Wo Shi Shui juga menjawab, "Untung aku juga bukan Kong Rong." Guo Ao Bai dengan serius berkata, "Untung aku bukan buah pir." Mereka bertiga tertawa dengan senang dan gembira. Orang lain yang tidak tahu pasti mengira mereka bertiga adalah pemabuk atau orang gila. Tapi mereka adalah laki-laki sejati. Mereka tahu bila membicarakan hal yang serius mereka pun akan serius. Tapi pada saat santai, mereka pun akan bersikap santai. Mereka membuat diri mereka menjadi senang dan juga membuat orang lain merasa senang. Bila tidak seperti itu, hidup mereka akan tertekan oleh dunia persilatan yang selalu bergejolak. Penuh dengan darah, air mata, dan juga banyak angin dan gelombang. Mereka dengan cepat akan tua dan cepat marah, dan cepat merasa bosan atau merasa lelah. Mereka adalah pendekar dan juga manusia yang hidup, mereka juga teman yang penuh darah panas (suka membantu) karena itu mereka tertawa dengan sangat senang dan gembira. Mungkin juga karena hitam tidak bisa mengalahkan putih. Di dunia ini kebenaran tetap ada. Mereka harus menjaganya semampu mereka karena itu mereka tertawa dengan senang. Sebenarnya di lubuk hati mereka yang paling dalam, hati mereka pun tertusuk sangat dalam hingga merasa sakit. Ayah Guo Ao Bai meninggal dibunuh oleh Chang Xiao Bang, Wo Shi Shui kehilangan kekasih yang sangat dia cintai. Luka-luka ini sulit dilihat dari wajah mereka yang muda dan ceria. Sesudah puas tertawa Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang dan Kakak Wo, nanti siang aku akan kembali ke Han Ying Bao. Semenjak ayahku terbunuh, keadaan di sana sangat berantakan, aku harus pulang untuk menjalankan upacara duka. Setelah Duan Yang (bulan 5 tanggal 5 tahun China) aku akan terjun kembali ke dunia persilatan dan aku akan pergi mengunjungi kalian bedua." Wo Shi Shui terdiam dan tidak bicara, Fang Zhen Mei pun diam. Kemudian dia tertawa dan berkata, "Baiklah, kau harus jaga diri. Kita berkelana di dunia persilatan suatu waktu kita pasti akan bertemu lagi." Wo Shi Shui terus minum arak. Dia bersulang untuk Guo Ao Bai dan berkata, "Aku nasehati Tuan, lebih baik minum arak dulu, kalau sudah keluar dari sini kau sudah tutuk ada kenalan lagi untuk menemanimu minum... Ayu, mari...kita minum sampai mabuk, setelah itu lumi bubar." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Adik Ouo sedang berduka, tidak boleh banyak minum. Kau pun sama. Kau jangan membuat keributan di sini. Malam n n kita harus lebih awal beristirahat. Besok pagi kita Akan pergi ke Shu Zhou, bagaimana?" Wo Shi Shui meloncat tinggi dan berkala, "Membuat keributan? Aku adalah Wo Shi Shui, jika tidak membuat keributan, aku tidak bisa hidup. Ke Shu Zhou ada keperluan apa?" Fang Zhen Mei tertawa dan menjawab, "Yang paling penting, dunia persilatan selalu timbul banyak masalah. Apalagi selama beberapa tahun ini, banyak terjadi hal yang aneh-aneh di dunia persilatan. Banyak orang jahat yang datang dari perbatasan. Mereka muncul di dunia persilatan dan sering membunuh orang yang tidak bersalah. Beberapa hari yang lalu, sewaktu aku berada di Wisma Shi Jian, ada yang mengirim surai untuk Ketua Shi Tu. Mereka tidak tahu bahwa Ketua Shi Tu sudah meninggal. Begitu Qing Yan membuka surai itu dan membacanya, ternyata itu adalah surat dari markas Biao Feng Yun. Yang menulis surat itu adalah Tetua Long Fei Hua (Nama orang), di surat itu pun dia menanyakan apakah Ketua Shi Tu bisa berhadapan dengan Ketua Zheng? Dia tidak bisa datang karena diganggu oleh orang-orang Qian Shou Wang (Raja Tangan Seribu). Dia tidak bisa meninggalkan markas Biao...." Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai terkejut dan berkata, "Apa? Qian Shou Wang? Zhuo Qian Zhen keluar lagi mengacaukan dunia persilatan?" . Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata, "Benar, Zhuo Qian Zhen sangat jahat dan kejam tapi dia juga seorang pesilat tangguh. Dua puluh lima tahun yang lalu dia diburu oleh pendekar-pendekar Zhong Yuan. Dia melarikan diri. Tidak disangka 25 tahun kemudian dia muncul lagi di dunia persilatan. Katanya ilmu silat yang dia miliki sekarang sudah maju pesat. Anak buahnya Qiu Da Gui (Sembilan Setan Besar) semuanya berilmu silat sangat tinggi. Bila dia muncul lagi di dunia persilatan, maka ini akan menjadi musibah besar lagi" Wo Shi Shui marah. Dia menggebrak meja dan berkata, "Baiklah, aku akan membuat dia tahu siapa itu Wo Shi Shui." Fang Zhen Mei dengan berat berakta, "Katanya sewaktu Chang Xiao Bang menyerang Wisma Shi Jian, Zheng Bai Shui juga pergi ke Wisma Shi Jian nntuk bertarung tapi dia bertemu dengan seorang pemuda yang sangat mahir menggunakan senjata rahasia, karena itu dia terlambat datang jadi Qu Lei dan Fang Zhong Pin kalah dalam bertarung. Jika Zheng Bai Shui ikut dalam pertarungan waktu itu, akhir dari pertarungan antara Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti tidak seperti sekarang. Orang itu sanggup menahan Zheng Bai Shui dengan senjata rahasia dan dia masih muda, di dunia persilatan itu belum pernah mendengar namanya. Waktu itu Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian sedang bertarung, kalangan dunia persilatan belum tahu bagaimana kekuatan Wisma Shi Jian. Mereka menyangka Chang Xiao Bang pasti akan menang karena itu aku curiga bahwa pemuda itu pasti adalah salah satu di antara dua pemuda pengikut Qian Shou Wang. Tujuannya muncul di sekitar Wisma Shi Jian adalah untuk menghalangi Chang Xiao Bang menang dan mereka membiarkan Ketua Zheng dan Shi Tu ke 12 bertarung, membiarkan mereka berdua mati. Setelah itu Qian Shou Wang baru memiliki kesempatan untuk menguasai dunia persilatan. Aku mempunyai pikiran ini karena pemuda itu mahir menggunakan senjata rahasia. Alasan yang kedua adalah jurus pentungan. Pemuda ini sepertinya adalah murid dia. Muridnya saja begitu lihai, apalagi gurunya?" Wo Shi Shui berkata, "Pergi! Ayo pergi!" Tanya Fang Zhen Mei dengan aneh, "Pergi ke mana?" Wo Shi Shui berteriak, "Bila di dunia persilatan ada kesulitan, kita harus menunggu apalagi? Aku sudah tidak sabar, sekarang kita segera pergi ke markas Biao Feng Yun." Guo Ao Bai juga berkata, "Kalau saja aku bisa pergi, aku juga akan ikut sekarang!" Fang Zhen Mei menghela nafas dan melihat kedua temannya ini. Hatinya berpikir, "Di dunia tidak perlu khawatir tidak ada laki-laki sejati." Dengan tertawa senang dia berkata, "Kita minum arak dan membaca puisi lagi." Wo Shi Shui tertawa dan dia membaca puisi, "Melewati sungai dan langit bagian selatan. Apakah beberapa orang benar-benar pernah melakukan ini? Penduduk Chang An dan pemandangan dulu masih tetap ada...." Fang Zhen Mei juga ikut membaca puisi. "Dulu lahir di sini, sekarang melihat awan dan angin yang lewat. Pohon yang hijau, angin dan asap, rumput dan air, gunung pun berjanji. Begitu keadaan sudah aman dan selesai, baru kita bersulang untuk Tuan." Mereka bertiga saling memandang dan tertawa. Mereka adalah tiga orang pendekar muda. Tamat Bandung, 03-04-2006 Salam Hormat (See Yan Tjin Djin) Seri 2 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ SERIAL : PENDEKAR BAJU PUTIH EPISODE : KE DUA JUDUL PERTARUNGAN Di kota CHANG AN Pendahuluan Pendekar-pendekar yang ada di Jiang Nan kebanyakan usia mereka masih muda dan dikenal oleh orang-orang. Bisa dikatakan Fang Zhen Mei lah yang usianya paling tua diantara yang muda- muda, namanya juga sangat terkenal. Salah satu dari pendekar Jiang Nan yang terkenal lainnya adalah Tai Hu Shen Diao (Kail sakti dari Tai Hu=nama danau), Shen Tai Gong. Pada saat membicarakan Jian Nan Fang Zhen Mei, nama ini terasa seperti hembusan angin musim semi, membuat hati dan perasaan menjadi segar. Tapi pada saat mengatakan nama Shen Tai Gong, siapapun yang mendengarnya pasti akan mengerutkan dahi. Shen Tao Gong sudah berusia 60 tahun lebih, tapi sifatnya masih seperti seorang anak kecil yang nakal, senang memuji ketampanannya sendiri. Dia mengaku pada saat dia masih muda dulu dia adalah pemuda tertampan di dunia ini. Sekarang dia mengganti julukan sebagai laki-laki tertampan di dunia, senang membuat keramaian, tapi apapun yang dia lakukan masih termasuk dalam membela kebenaran, ilmu silatnya benar-benar tinggi, kail ikan yang dipegangnya telah membuat penjahat yang dijuluki Wang Yang Shi Ba berhasil ditarik dari perahunya dan ditenggelamkan ke dalam laut. Tali pancingannya pernah membuat 3 penjahat Tai Hang, ibarat ikan yang sedang dipancing kemudian dilempar ke dalam jurang. Walaupun usia Shen Tai Gong sudah tua, tapi penglihatannya masih bagus. Pendekar muda yang gagah hanya dengan ratusan langkah bisa melewati pohon Yang Liu, sedangkan dia dalam ratusan langkah bisa memancing seekor capung yang ada di atas pohon Yang Liu. Kalau dia ingin memancing burung pada bagian sayapnya, pancingannya tidak akan pernah meleset, pancing itu dengan tepat mengenai tubuh burung itu. Ilmu silatnya tinggi dan dia senang berkelahi dengan orang- orang. Orang jahat yang melihatnya pasti dari jauh sudah bersembunyi. Orang beraliran lurus yang melihatnya pasti akan mengerutkan alisnya. Shen Tai Gong memang orang seperti itu, wajahnya kekanak- kanakan, rambutnya putih, pancingnya tidak pernah jauh darinya. Setiap hari dia selalu tertawa dan selalu berkata sombong. Dan tidak lupa selalu mencari kesalahan orang lain. ---ooo0dw0ooo--- BAB 1 Shen Tai Gong memancing ikan Malah dirinya yang tersangkut Peristiwa ini terjadi sangat tiba-tiba. Waktu itu Shen Tai Gong sedang berjalan di kota dan membeli ikan sebagai teman minum arak. Tiba-tiba datang seorang pemuda berbaju panjang dan berwarna putih, pemuda itu memberi hormat kepadanya, "Aku ingin bertanya, apakah pak tua adalah orang yang sangat terkenal dan nama Pak tua sudah membuat dunia persilatan berguncang, apakah Anda adalah Tetua Shen?" Awalnya Shen Tai Gong hanya terpaku, karena dia sudah sering membuat banyak keributan, orang-orang yang melihatnya pasti akan terburu-buru pergi dan bersembunyi. Tapi hari ini ada seorang bocah datang dan mencarinya? Dia segera berkata, "Hei bocah tengik, kau seperti mempunyai mata tapi tidak tahu Tai Shan ada di mana untuk dilihat, mempunyai wajah tampan dan pembawaan yang luwes, kecuali diriku siapa lagi yang mempunyai wajah seperti ini? Kalau aku bukan Shen Tai Gong, lalu siapa Shen Tai Gong itu?" Pemuda berbaju putih itu tertawa, "Benar! Benar! Jujur bicara, mempunyai mata tapi tidak melihat Tai Shan, aku mohon maaf!" Mendengar kata-kata pemuda itu, hati Shen Tai Gong sangat senang, dia mulai berpikir, "Bocah ini sangat sopan." Dia melihat pemuda ini bersikap ramah dan wajahnya selalu tertawa, dia langsung menyukai pemuda itu, segera dia tertawa dan berkata, '"'Hei bocah, ada apa mencariku?" Pemuda itu menghela nafas panjang dan menjawab, "Tetua, tolonglah aku!" dia hampir meneteskan air mata. "Jangan seperti itu, laki-laki sejati boleh meneteskan darah tapi tidak meneteskan air mata, kau menjadi begitu feminin tidak seperti seorang laki-laki. Semua hal yang ada di depanku bisa kubereskan, siapa yang berani menghinamu, aku akan memperlakukan dia seperti ikan mengambang, perut di atas dan perahunya kubalikkan!" Pemuda itu segera tertawa dengan senang dan berkata, "Ada Tetua yang akan membantu, semua persoalan rasanya bisa dibereskan, Tetua adalah pendekar nomor satu di dunia persilatan, aku sudah mengetahuinya, di dunia ini kecuali Tetua Shen tidak ada orang lain yang bisa membela kebenaran!" Hati Shen Tai Gong melayang-layang dipuji seperti itu, sambil tertawa dia berkata, "Bocah, mulutmu seperti sudah diberi pelumas, sebenarnya ada masalah apa, hayo beritahukan kepadaku." Pemuda berbaju putih itu menjawab, "Tidak perlu terburu-buru, kalau Tetua mau membantu, aku tidak mempunyai apa-apa untuk membalas kebaikan Tetua, lebih baik kita pergi dulu ke sebuah rumah makan sambil minum arak, aku baru akan bercerita." Minum arak adalah salah satu kesenangan Shen Tai Gong, sekarang ada yang akan mentraktirnya, dia langsung tertawa dan menjawab, "Baiklah!" Karena itu mereka segera memasuki sebuah rumah makan. Rumah makan itu kecil hanya ada 7-8 meja; di sana ada beberapa orang yang sedang minum dan makan, hanya tersisa sebuah meja yang masih terlihat kosong, mereka langsung menghampiri meja itu dan duduk di sana. Rumah makan ini hanya terdiri dari dua orang pelayan yang melayani para tamu. Karena itu mereka terlihat sangat sibuk, yang tua berusia sekitar 70-80 tahun, berjalanpun sudah sulit dan terengah-engah. Melihat mereka masuk ke rumah makan itu, dia segera memanggil pelayan yang lebih muda untuk membawakan sepoci arak. Dengan hormat pemuda berbaju putih itu menuangkan secawan arak untuk Shen Tai Gong, tidak lupa diapun memesan dua macam sayur sekaligus. Shen Tai Gong sudah menghabiskan araknya, dan pemuda itu menuangkan lagi arak untuknya, Shen Tai Gong tidak sabar dan membentak, "Mengapa kau masih belum mulai cerita? Hayo cepat ceritakan!" Mata pemuda itu tampak berputar dan diapun berkata, "Tetua Shen, apakah Anda mengenal pendekar nomor satu Jiang Nan yaitu Fang Zhen Mei?" "Bila bocah itu dibakar jadi abu juga aku akan kenal dengannya!" "Sebenarnya aku tahu kalau Tetua Shen kenal dengan Fang Zhen Mei, dan kalian adalah teman baik, tapi...." "Tapi apa?" "Aku merasa ini tidak adil untuk Tetua, maka aku harus jujur bicara, aku harap Tetua jangan marah, aku merasa walaupun Fang Zhen Mei sangat terkenal tapi dia bukan musuh Tetua, Tuan Muda Fang mengaku menjadi nomor satu di dunia ini, menurutku Tetua Shen lah yang baru...." "Ya." "Yang membuatku tidak mengerti adalah Tetua Shen dan Tuan Muda Fang adalah teman, semua keadaan Tetua Shen berada di atas Tuan Fang, tapi nama Tetua tidak seterkenal Tuan Muda Fang, cahaya Tetua sudah tertutup oleh Tuan Muda Fang...." Pemuda berbaju ptitih itu sengaja melakukan waktu luang, dia menatap Shen Tai Gong, tampak Shen Tai Gong sekaligus menghabiskan arak yang ada di dalam cawannya. Lalu pemuda itu segera menuangkan lagi arak untuk Shen Tai Gong dan tertawa, "Aku tahu kalau Tetua Shen dan Tuan Muda Fang bersahabat, karena Tuan Muda Fang pernah mengalahkan musuh-musuh kuat di Propinsi Shan Xi dengan tujuan menolong Tetua, tapi semenjak Tuan Muda Fang menolong Tetua, sepertinya dia sudah menyebarkan hal ini kepada banyak orang. Orang-orang persilatan sudah mengetahui kalau Tuan Muda Fang adalah dewa penolong Tetua, karena itu aku merasa, merasa...." "Eehhh!" "...Tetua jangan menyalahkarjku karena terlalu banyak ikut campur, tapi aku benar-benar memikirkan kepentingan Tetua, ilmu silat Tetua benar-benar tinggi dan Tetua adalah orang yang pintar, seharusnya Tetua menjadi orang nomor satu di dunia persilatan, mengapa sekarang nama Tetua malah berada di bawah nama Tuan Muda Fang? Selain itu Tetua harus mendengar perintahnya, aku kira ini benar-benar tidak pantas...." "Ya." Shen Tai Gong tampak mengerutkan alisnya yang putih, dia menghabiskan lagi araknya yang ada di dalam cawan. "Bagaimana perasaan Tetua?" tanya pemuda berbaju putih itu. "Apakah kata-katamu sudah selesai?" Shen Tai Gong menundukkan kepalanya menatap cawan arak yang ada di depannya. "Sudah, aku sudah selesai bicara," pemuda itu terpaku. Shen Tai Gong berdiri dan berkata, "Kalau sudah selesai, aku akan pergi." Pemuda berbaju putih itu terkejut dan bertanya, "Tetua mau ke mana?" "Kau yang bicara aku yang minum arak, kau sudah selesai bicara, maka aku akan pergi," Shen Tai Gong dengan dingin berkata pada pemuda itu. "Tetua jangan salah paham, karena aku tidak rela Tetua...." pemuda itu tertawa dengan terpaksa. Shen Tai Gong menatapnya, sorot matanya terlihat seperti ada listrik, dan seperti menyinari tubuh pemuda itu. Karena kaget pemuda itu tanpa terasa mundur satu langkah. Shen Tai Gong membentak, "Kalau kau menjelek-jelekkan orang lain, aku akan membiarkannya, tapi apabila yang dijelekkan adalah Fang Zhen Mei, walaupun aku adalah orang yang sombong, tapi kalau aku bisa menghadapi 10 jurus di bawah Fang Cai Shen (Dewa uang Fang), aku sudah merasa sangat senang! Fang Cai Shen memang hebat di bidang ilmu silat dan sastra, dia sangat menonjol tapi dia tidak pernah menganggap kalau dirinya adalah nomor satu di dunia ini, kau menyebarkan gosip seperti ini, apa maksudmu? Aku sering bersama dengan Fang Zhen Mei, otomatis posisiku berada di nomor dua, aku tidak merasa malu. Mengapa kau harus bicara seperti itu? Apa maksudmu? Dulu Fang Cai Shen pernah menolongku dari tangan Shi Long Shen Jun, hingga tubuhnya bersimbah darah tapi dia belum pernah mengatakan hal ini pada orang lain, terakhir orang-orang bisa tahu karena Shi Long Shen Jun sendiri yang mengatakannya pada orang lain. Mengapa kau malah mengatakan kalau Fang Cai Shen lah yang menyebarkan berita ini, apa maksudmu? Pada saat dia bersama denganku belum pernah dia memerintahku untuk melakukan sesuatu, kau sengaja ingin memecah persahabatan kami, apa maksudmu?" Wajah pemuda berbaju putih itu tampak pucat, dia terpaksa tertawa dan berkata, "Tetua jangan marah, aku hanya bermaksud baik...." "Bermaksud baik? Aku sudah mendengar akal-akalanmu, jangan harap bisa membuat aku Shen Tai Gong tertipu! Keluar- Aku akan menghajar orang seperti dirimu!" Pemuda berbaju putih itu terpaku, tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Pak tua, jangan marah, kalau kau masih mempunyai tenaga untuk keluar dari rumah makan ini, aku Meng Hou Yu akan mengganti margaku menjadi marga Shen dan menjadi cucu kura- kuramu, bagaimana?" Shen Tai Gong terpaku dengan marah dan tertawa dia berkata, "Baiklah, kau yang akan menjadi cucu kura-kuraku...." Dia berdiri dan ingin melangkah, tapi kepalanya terasa pening, rumah makan itu sepertinya berputar, dadanya berdebar-debar dengan kencang, kedua matanya merasa silau dengan keadaan di sana, satu tangannya memegang meja, dia melihat pemuda berbaju putih itu yang sedang duduk menatapnya, tampak pemuda itu tertawa sinis,, Shen Tai Gong marah dan berkata, "Kau, kau di dalam arak itu memasukkan...." Pemuda berbaju putih itu tertawa sinis dan berkata, "Satu teguk arak tadi akan menyebabkan Tetua mabuk selama 3 hari, menghabiskan sepoci arak ini kau akan mabuk sampai ususmu putus. Tetua Shen, kau sudah meminum 3 cawan sekaligus walaupun kau seekor gajah, kau pasti akan roboh juga!" Suara Shen Tai Gong terdengar serak, dia berteriak, "Kau...kau licik! Dalam arak kau telah bubuhkan racun!" Tiba-tiba Shen Tai Gong teringat sesuatu dan dia tidak berteriak lagi, "Bocah, siapa namamu?" Pemuda berbaju putih itu tertawa, "Margaku adalah Meng namaku adalah Hou Yu, dijuluki Xiao Duan Chang (Tertawa sampai usus hancur), Tetua pasti mengenal namaku." Di dunia persilatan pendekar muda sangat banyak tapi pendekar muda yang jahat lebih banyak lagi, di antara pendekar muda yang jahat itu salah satu yang dianggap sebagai dalangnya adalah dia inilah. Kejahatan yang telah dilakukannya dibanding kejahatan yang telah dilakukan oleh 40 orang penjahatpun, tidak ada setengahnya. Orang ini selalu tertawa, dia sangat mahir memainkan senjata golok. Duan Chang Shi Bao Dao dijuluki Xiao Duan Chang, dia sangat jahat dan banyak akal, dia tahu bagaimana menggunakan taktik untuk menipu, dia tidak lain adalah Meng Hou Yu. Shen Tai Gong membentak dan berkata, "Ternyata kau, hari ini aku akan menangkap setan----" dia mengambil kailnya ternyata kailnya sudah tidak ada di tempatnya. Meng Hou Yu tertawa dingin, "Kau ingin menangkap setan? Kau sendiri yang harus ditangkap." Di belakang Meng Hou Yu muncul dua orang, yang satu tampak sudah tua yang satu lagi masih muda. Ternyata mereka adalah pelayan dan bos rumah makan itu. Meng Hou Yu menunjuk yang muda dan sambil tertawa dia berkata, "Dia adalah si Tangan terampil Gong Bai Li, sewaktu dia membawakan arak tadi, kail ikan milik Tetua sudah berada di tangannya." Shen Tai Gong melihat pemuda itu sedang memegang kailnya. "Sedangkan yang ini adalah Si Tu Wu Hou dijuluki si Racun ketiga di dunia persilatan ini, arak yang diminum Tetua tadi dibuat sendiri oleh Si Tu Wu Hou, nama racun itu adalah Jun Qiu Qu, Tetua jangan bergerak terus, semakin bergerak maka racunnya akan semakin cepat menjalar, pada saat racunnya mulai bekerja, Tetua harus mabuk selama 3 hari. Dalam 3 hari ini Tetua tidak akan sadar!" Bos tua yang tadi berjalan sampai terengah-engah sekarang kedua matanya tampak seperti memancarkan aliran listrik, kedua tangannya berbentuk seperti kaitan, dia tertawa dingin. Shen Tai Gong marah dan berkata, "Kau mau apa?" dia mendorong meja yang ada di hadapannya. Meng Hou Yu tertawa, "Tetua jangan marah, kalau Tetua banyak bergerak, racun itu akan dengan cepat bekerja, setelah itu Tetua tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi." Shen Tai Gong membentak, "Kalau kau mau mengambil nyawaku, mengapa tidak segera mengambilnya?" Meng Hou Yu menjawab, "Aku akan memberitahumu, yang kami inginkan bukan kau tapi Fang Zhen Mei!" "Apakah Fang Zhen Mei mempunyai dendam dengan kalian?" Dengan dingin Meng Hou Yu menjawab, "Tidak, di antara kami tidak ada permusuhan, kami hanya menginginkan Shang Qing Tu sejak lama, tadinya Shang Qing Tu berada di tangan Liu Zhong Yuan pemilik Wisma Luo Xia, melihat ilmu silat Liu Zhong Yuan, jika kami ingin merebut Shang Qing Tu, itu sangat mudah, tapi sekarang Fang Zhen Mei berada di Luo Xia Shan Zhuang, kalau dalam waktu 3 hari ini kami tidak berhasil mendapatkan Shang QingTu, Liu Zhong Yuan sendiri yang akan mengantarkannya ke istana. Shang Qing Tu adalah sebuah gambar dan di dalamnya tercatat tempat-tempat di mana disembunyikan emas dan perhiasan, aku dan teman-teman tidak akan membiarkan gambar Shang QingTu jatuh ke tangan pejabat." Shen Tai Gong marah, "Emas dan perhiasan yang tercatat di dalam Shang Qmg Tu adalah sumbangan dari rakyat utara untuk memberantas tentara-tentara Jepang yang menyerang Tiongkok, terakhir karena di tengah jalan dirampok, orang yang mengantarkan uang makan pasukan dan para perampok itu mati secara bersamaan. Hanya ada satu orang yang masih hidup dia adalah Feng Shang Qing, dia menguburkan uang, emas, dan perhiasan itu disuatu tempat, lalu membuat sebuah gambar, kemudian dia tertangkap oleh perampok lainnya dan mengancam dia supaya mau mengeluarkan Shang Cjing Tu tapi pada saat itu untung datang Pendekar Liu Zhong Yuan, dia membunuh para perampok itu tapi Feng Shang Qing sudah sekarat, dia meninggalkan Shang Cjing Tu tidak lama kemudian dia menghembuskan nafas terakhirnya, karena itu Shang Qing Tu menjadi terkenal. Sekarang Liu Zhong Yuan ingin menyerahkan Shang Qing Tu kepada kerajaan, memang harus dia lakukan, jika Fang Zhen Mei berada di Wisma Lu o Xia, kalian tidak akan mendapatkan gambar itu." Meng Hou Yu tertawa sinis, "Memang kami ingin mengambil Shang Cjing Tu dan itu tidak mudah, tapi kalau Fang Zhan Mei tidak ikut campur, maka semuanya akan mudah dilakukan." "Jika ingin Fang Zhen Mei tidak mengurusi hal ini, kebenaran di dunia persilatan hanya sekedar mimpi," kata Shen Tai Gong tertawa dingin. "Sekarang nyawamu sudah berada di tangan kami, kau hanya mempunyai dua pilihan," kata Meng Hou Yu. "Katakan saja." "Aku tahu bagaimana aturan kalian para pesilat dunia persilatan, satu kata sama harganya dengan emas ribuan ons, asalkan kau setuju untuk menasihati Fang Zhen Mei supaya tidak mencampuri masalah ini, kami akan segera melepaskanmu, dan kalau kami berhasil, aku akan memberimu emas seberat 5.000 gram sebagai ucapan terima kasih." "Ha ha ha!" Shen Tai Gong tertawa. Dengan aneh Meng Hou Yu bertapa, "Apa arti tawamu?" "Maksudnya adalah. aku sudah melihat ada orang naif dan tidak tahu diri," jawab Shen Tai Gong. "Baiklah, kau tidak memilih jalan ini, masih ada pilihan lain, jalan ini kami tawarkan kepadamu, kami sudah menjalankannya dan kau tidak perlu bersusah payah menjalankannya, kami akan mengurungmu, kalau Fang Zhen Mei berani ikut campur terhadap masalah Shang Qing Tu, kami akan menggorok lehermu, si marga Fang selalu memandang arti persahabatan, dia tidak akan tega melihatmu Shen Tai Gong marah dan berkata, "Sembarangan bicara, kau kira Fang Zhen Mei demi diriku akan melepaskan diri dari masalah ini, dia tidak akan membiarkan gambar itu jatuh ke tangan kalian, membiarkan perampok-perampok mendapatkannya secara sembarangan." Meng Hou Yu tertawa, "Kalau hanya kau sendiri, kami belum yakin apakah Fang Zhen Mei akan setuju, tapi kalau kami membuat teman baiknya yang bernama Wo Shi Shui juga ditangkap, kalau Fang Zhen Mei tidak peduli, itu sangat aneh!" Shen Tai Gong berteriak, "Baiklah, aku akan membunuhmu dulu!" tiba-tiba dia sudah terbang dan kedua tangannya menebas ke kiri dan kanan. Begitu Shen Tai Gong meloncat ke atas, tenaganya memang kuat tapi begitu berada di tengah-tengah udara dia merasa matanya berkunang-kunang, tubuhnya lemas, tenaganya hanya tersisa separuh dari tenaga pada saat normal. Meng Hou Yu pun ikut melayang keatas dan berteriak, "Tangkap diahidup-hidup!" Shen Tai Gong merasa ada senjata yang datang dari belakangnya, dengan cepat dia membalikkan badan, 3 golok emas secara bersama-sama sedang membacoknya! Shen Tai Gong sangat marah, dia mengeluarkan tangannya hingga bisa membuat tiga orang itu mundur, tapi setelah mendengar meja dan kursi dibalikkan, pengunjung rumah makan itu masing-masing sudah mencabut senjata mereka. Terdengar Meng Hou Yu tertawa, "Mereka adalah Zhang Shan San Bian, Qi Men San Dao, Yuan Jia Si Guai, dan Tian Di Shuang Wang, mereka semua berada di sini, apakah kau masih berniat ingin melarikan diri? Shang QingTu pasti jatuh ke tangan kami?" Shen Tai Gong sangat marah, dia terus bersalto beberapa kali untuk menghindari 9 pecut dan 6 buah golok, tapi selembar jala sudah diturunkan, Shen Tai Gong berteriak, dengan menggunakan cara ikan emas meletik, dia berhasil lolos dari jala itu tapi tiba-tiba dia merasa langit berputar dan bumi bergetar, kepalan tinju dari empat orang laki-laki seperti gunung' menghadang gerakan Shen Tai Gong keluar dari sana. Dia berteriak, "Siapa yang berani menghalangiku, dia pasti akan mati!" Segera dia mengeluarkan 18 jurus serangan, kedua kakinya menendang mengeluarkan 26 jurus untuk memukul 3 orang yang menghalanginya tapi matanya mulai terasa gelap, punggungnya terkena pukulan, darahnyapun terasa mulai menggelegak, dia ingin mengeluarkan tenaga terakhir supaya bisa keluar dari rumah makan ini. Tapi baru saja dia keluar dari rumah makan itu, dia sudah muntah darah, sekujur tubuhnya mati rasa tapi dia berusaha untuk tetap tertawa, "Meng Hou Yu, kalau aku berhasil keluar dari rumah makan ini, kau adalah...adalah...kura-kura.... Ha ha ha...cucu kura- kura.... Ha ha ha!" Baru saja selesai tertawa dia sudah tidak bisa bertahan lagi, dia mabuk dan terjatuh ke tanah. Zhang Shan San Bian yaitu, Qi Men San Dao, Yuan Jia Si Guai, dan Tian Di Shuang Wang dengan cepat keluar dari rumah makan lalu mengepung Shen Tai G«ig^ng sudah pingsan, wajah Meng Hou Yu Jtempak nnrat dan dengan marah berkata, Dasar ma Cgka^alau°bukan karena kau masih ada gelnya, sejak tadi aku sudah membunuhmu! ---ooo0dw0ooo--- BAB 2 Wo Shi Shui terkena racun Didalam racun ada racun Pendekar-pendekar yang ada di Jiang Nan, yang paling ramah dan terpelajar adalah Fang Zhen Mei, yang paling membuat orang sakit kepala adalah Shen Tai Gong, sedangkan yang paling keras sifatnya adalah Wo Shi Shui. Sifat Pendekar Wo Shi Shui keras dan lurus, ilmu silatnya tidak bisa dilawan oleh orang-orang, dia berlatih jurus Hei Hu Tou Xin (Harimau hitam mencuri hati), tapi kemampuannya dalam menj'erap jurus itu lebih cepat 10 kali dari orang lain! Lebih cepat 10 kali lipat dan lebih galak 10 kali lipat! Bila ketiga hal ini digabung, berarti akan membuat musuh lebih cepat mati 10 kali lipat! Selama hidupnya Pendekar Wo Shi Shui pernah mengalami ratusan pertarungan dan dia tidak pernah mengagumi siapapun, tapi ketika terjadi perang antara Chang Xiao Bang dan Shi Jian Shan Zhuang dulu, akhirnya Wo Shi Shui berkenalan dengan Fang Zhen Mei, dan dia mengagumi Fang Zhen Mei, dan menjadikan Fang Zhen Mei sebagai teman karibnya. Di jalanan di kota Chang An, terlihat Wo Shi Shui mengenakan baju berwarna hijau dan mantel hitam. Dia sedang berjalan dengan santai. Kota Chang An adalah sebuah kota yang indah dan tenang, bunga-bunga di Chang An, angin musim semi, tawa anak-anak, dan orang yang berlalu lalang dengan terburu-buru membuat suasana kota Chang An semakin indah dan menggairahkan. Gadis-gadis kota Chang An mengintip dari jendela kamar mereka. Mereka menyulam untuk mengisi waktu. Jalan kota Chang An yang ramai dan suasa kota yang beragam membuat Wo Shi Shui benar-benar menikmati keadaan di sana. Karena pendekar yang terkenal di dunia persilatan ini masih sangat muda. Kota Chang An yang indah, tapi dalam pikirannya sekarang dia sedang memikirkan hal-hal yang tidak indah. ---ooo0dw0ooo--- Tiba-tiba tampak ada kerumunan orang, seorang pak tua dipukul hingga roboh, seorang gadis kecil sedang menangis dan memanggil- manggil kakeknya, di sisinya berdiri 3 orang, mereka terlihat sangat sombong, salah satu dari mereka mengenakan baju mewah dengan suara aneh dia berteriak, "Apakah kalian melihat apa akibatnya jika meminjam uang dari Jin Mao Tai Sui (Raja bulu emas) Wang Jia Xi dan tidak bisa mengembalikannya? Siapa suruh berhutang? Aku tidak peduli apakah dagangan sedang sepi atau ramai! Kalau tidak menye/ahkan uang untuk membayar, akan kupukul!" \ Seperti biasa darah Wo Shi Shui mulai bergejolak, baru saja dia ingin menerobos kerumunan itu, tiba-tiba terdengar seorang pemuda yang membentak, "Raja Tai Sui, kau memukul orang tua ini begitu kejam, apakah semua tidak keterlaluan----" Mata Wang Jia Xi tampak melotot, dia tidak berkata apapun, tapi tangannya sudah melayang memukul kepala pemuda itu! Pemuda itu dengan cepat menahan serangan Wang Jia Xi, dia malah menyerang kembali, ternyata dia seorang pesilat. Wang Jia Xi menghindari serangan pemuda, itu, kemudian dia segera memberi hormat dan berkata, "Ternyata Anda seorang pesilat tangguh, aku stidah mengganggu Anda, mohon maaf, siapa nama Tuan?" Pemuda itu tidak menyangka kalau Wang Jia Xi akan bersikap begitu sungkan kepadanya, diapun balas memberi hormat, "Margaku adalah Song...." Tiba-tiba dua orang dari belakang Wang Jia Xi dengan cepat keluar, tangan kiri dan tangan kanan pemuda itu dipegangnya, Jin Mao Tai Sui dengan cepat datang, kepalan tangannya dilayangkan ke perut pemuda itu, pemuda itu berteriak kesakitan. Tapi Jin Mao Tai Sui masih terus memukulnya, hingga berhasil membuat pemuda itu jongkok karena kesakitan, Jin Mao Tai Sui merasa senang, dia tertawa, "Apakah kalian sudah lihat, siapa yang berani tidak sopan kepada Jin Mao Tai Sui, akibatnya adalah seperti itu! Kota Chang An adalah milikku, milik Jin Mao Tai Sui...." Tiba-tiba terdengar suara dingin yang bertanya, "Siapa yang sedang kentut?" Wajah Jin Mao Tai Sui tampak langsung pucat, dia marah, "Siapa kau?" Seorang pemuda berbaju hitam mendekati dan menjawab, "Wo Shi Shui (siapa aku)." Jin Mao Tai Sui masih tidak mengerti dengan perkataan pemuda itu dan bertanya lagi, "Kau mengatakan kalau kau adalah siapa?" Wo Shi Shui dengan dingin menjawab, "Aku bilang aku adalah Wo Shi Shui." Sambil menjawab dua orang yang telah memukul pemuda itu sampai berjongkok, tangannya terlihat patah karena telah dipukul Wo Shi Shui, karena Jin Mao Tai Sui bisa menghindar lebih cepat, dia hanya terkena pukulan saja dan dari hidungnya keluar darah. Wo Shi Shui menepuk-nepuk tangannya dia masih berkata dengan dingin, "Pukulan ini memberitahumu bahwa kota Chang An bukan milik Jin Mao Tai Sui." Dia berhenti sebentar, kemudian memukul lagi ke dagu Jin Mao Tai Sui dan berkata, "Pukulan kedua ini untuk mengganti namamu menjadi marga Song, dan kau harus meminta maaf kepada marga Song itu, sekarang kau masih mempunyai 2 gigi, kalau kau berani tidak mengganti marga dan meminta maaf kepadanya, pukulan ketigaku akan membuatmu mati." Sambil bicara dia sudah mengepal tangannya. Sambil menutup wajahnya Jin Mao Tai Sui meminta ampun sambil berteriak, "Jangan, jangan...jangan pukul lagi, aku akan mengganti margaku, aku akan ganti...." Wo Shi Shui adalah Wo Shi Shui. ---ooo0dw0ooo--- Tiba-tiba dari kerumunan orang itu ada yang bertepuk tangan, seorang pemuda berbaju putih sambil tertawa keluar dari kerumunan dan memberi hormat, "Pendekar Wo Shi Shui namamu memang harum." Wo Shi Shui membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana, pemuda berbaju putih itu mengejarnya sambil berteriak, "Pendekar Wo, berhentilah sebentar!" Sambil berjalan Wo Shi Shui berkata, "Kalau kau ingin bicara denganku atau menyuruhku mengerjakan sesuatu, jangan harap aku akan melakukannya!" Pemuda berbaju putih itu tertawa dan berkata, "Tapi bagaimana kalau Pendekar Fang yang menyuruhku berbicara dengan Anda?" Wo Shi Shui segera berhenti melangkah dan bertanya, "Apakah yang kau maksud adalah Cai Shen Ye (dewa uang)?" "Benar!" jawab pemuda berbaju putih itu. Wajah Wo Shi Shui yang tadinya terlihat marah, sekarang wajahnya agak mengendur, sekarang wajahnya tenang seperti air mengalir, dia berkata, "Baiklah!" "Pendekar Wo, aku harap Anda mau kuajak ke ruman makan Yun Lai, Pendekar Fang sudah berpesan kepadaku supaya mentraktir Anda makan di sana, dan dia akan segera menyusul, harap Pendekar Wo mau ke sana, karena ada hal yang harus dibicarakan." "Apakah Fang Zhen Mei menyuruhku makan di sana?" tanya Wo Shi Shui. "Benar, menurut Pendekar Fang, sebenarnya dia ingin meminta tolong sesuatu pada Anda, dia merasa malu karena itu dia mengundang Anda makan di sana," kata pemuda berbaju putih itu sambil tertawa. "Di mana rumah makan Yun Lai” "Ada di depan sana." ---ooo0dw0ooo--- Begitu memasuki rumah makan Yun Lai, ternyata sudah banyak tamu di sana, mereka terlihat sedang mengobrol dan tertawa-tawa, Wo Shi Shui pun masuk, dia dan pemuda berbaju putih itu memilih tempat duduk di bagian agak dalam, bos tua sudah menyuruh pelayannya untuk membawakan sepoci arak. Pemuda berbaju putih itu menuangkan secangkir arak untuk Wo Shi Shui dan berkata, "Pendekar Wo, minumlah arak ini dulu, sayurnya akan segera dihidangkan." "Mana dia?" tanya Wo Shi Shui dengan dingin. "Pendekar Fang akan segera tiba," jawab pemuda berbaju putih itu. Wo Shi Shui menghabiskan arak yang ada di dalam cangkir dan bertanya, "Mengapa kau sendiri tidak minum?" Wajah pemuda itu tidak terlihat berubah, dia menuangkan lagi arak untuk Wo Shi Shui, tiba-tiba Wo Shi Shui tertawa dingin dan berkata, "Bukan karena kau tidak bisa minum, melainkan di dalam arak ini ada racunnya." Wajah pemuda itu terlihat sedikit berubah dan berkata, "Mengapa Pendekar Wo bisa berkata seperti itu?" "Di dalam arak ini ada racunnya. Apakah kau mengira aku tidak tahu?" kata Wo Shi Shui sambil tertawa dingin. Tapi pemuda berbaju putih itu tetap tertawa dan berkata, "Aku memang diperintahkan oleh Pendekar Fang untuk menghubungi Pendekar Wo, aku tidak menyangka kalau Pendekar Wo adalah orang yang tidak tahu aturan." "Kau salah," ucap Wo Shi Shui sambil tertawa. "Oh ya?" Kata Wo Shi Shui lagi dengan pelan, "Kalau Fang Zhen Mei memintaku untuk membantunya, dia sering kali berkata makan dulu baru bicara, Fang Cai Shen dalam hidupnya tidak pernah berbuat seperti ini." Pemuda itu tertawa licik, "Sayangnya kau sudah meminum 2 cangkir arak beracun." Wo Shi Shui segera membuka mulutnya, arak yang telah diminumnya tadi seperti air mancur menyembur keluar dan menyemprot ke wajah Meng Hou Yu sambil berkata, "Apakah kau mengira aku akan dengan bodoh meminum racun ini?" Meng Hou Yu tidak bisa tertawa lagi, dia langsung terbang ke udara untuk menghindari semburan arak dari mulut Wo Shi Shui, melihat cara Meng Hou Yu menghindar, Wo Shi Shui segera berkata, "Jurus Chang Tian Yi He, Chang Tian Yi He Yuan Xiao Xing, dia selalu berbuat kejahatan, siapa kau sebenarnya?" (chang tian=langit,yihe=seekor bangau). Meng Hou Yu berdiri di atas tiang rumah makan itu, sambil tertawa dia berkata, "Dia adalah guruku dan aku adalah Xiao Duan Chang, Meng Hou Yu." "Ternyata kau hanya seonggok sampah!" Wo Shi Shui marah. "Sayangnya, kali ini Pendekar akan bertekuk lutut di hadapan sampah ini," Meng Hou Yu tertawa. Wo Shi Shui sangat marah dan mendorong meja sambil berdiri, tiba-tiba dia merasa langit dan bumi berputar, tangan dan kakinya mati rasa, dia membentak, "Di mana lagi kau bubuhkan racun?" Meng Hou Yu tertawa terbahak-bahak, "Menghadapi Pendekar Wo Shi Shui tidak akan semudah menghadapi Shen Tian Gong, karena itu kami sudah mempersiapkan semuanya, kau bisa mengetahui kalau arak yang kuberikan itu beracun, maka kamipun sudah mengoleskan racun San Bu Ji Ming San di kursimu...." (bubuk tiga langkah ayam berkokok). Wo Shi Shui marah dengan telapak tangannya dia menghancurkan kursi itu, serpihan kayu tampak beterbangan, tapi Meng Hou Yu dengan tertawa senang berkata, "Aku kira Pendekar Wo tahu bagaimana khasiat San Bu Ji Ming San, racun ini mudah menyerap masuk ke dalam tubuh manusia, walaupun hanya sedikit yang menempel "^di tubuh, tapi racun itu bisa segera menyebar ke seluruh tubuh, dalam 3 langkah orang itu akan roboh, dan sadar kembali keesokan harinya setelah ayam jantan berkokok 3 kali, bagaimana cara Tian Xia Di San Du, Si Tu Wu Hou ini menurut Pendekar Wo?" ( Racun dari dunia ketiga). Bos rumah makan(Si Tu Wu Hou) itupun ikut tertawa dan berkata, "Pendekar Wo Shi Shui, begitu kau berjalan 3 langkah, kau akan seperti seekor beruang besar yang tidak berdaya. Ha ha ha...." Wo Shi Shui marah dan berteriak, "Kentut kau!" dia bergerak seperti sebuah panah dan meluncur keluar, lalu menyerang Tian Xia Di San Du, Si Tu Wu Hou. Wo Shi Shui benar-benar marah dan menyerang Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou dengan ganas dan keras serta cepat, Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou yang sudah menaburkan Mi Hun Sha (bubukmemabukan roh) dan dengan cepat mundur dari sana. Wo Shi Shui berada di tengah udara tiba-tiba dia merasa tubuhnya lemas, dan gerakannya menjadi lambat, dengan kecepatan yang masih terhitung cepat, dia berteriak di tengah- tengah udara, "Anjing! Kurang ajar! Aku akan membunuhmu dulu!" Wo Shi Shui sama sekali tidak menghindari Mi Hun Sha yang ditabur, Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou baru saja berdiri tegak, Wo Shi Shui sudah berdiri di hadapannya dengan mata melotot. Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou terkejut sambil berteriak dia mundur lagi beberapa meter. Baru saja dia bergerak, Wo Shi Shui sudah menyerangnya. Kepalan tangan Wo Shi Shui menyerang Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou, dia ingin menangkis tapi kepalan tangan Wo Shi Shui lebih cepat dari yang dia bayangkan. Kepalan tangan itu sudah berada didepan dahinya, dia ingin menghindar ke samping tapi dia melihat kepalan tangan Wo Shi Shui sudah menutupi jalan mundurnya! Karena benar-benar kaget sepertinya roh Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou akan melayang dari raganya, dia hanya merasakan kepalan tangan Wo Shi Shui semakin mendekat, semakin besar dan membesar! BUG! Tian Xia Di San Du Si Tu Wu Hou sudah melayang jauh, tubuhnya belum mendarat ke tanah nafasnya sudah putus! Pada saat yang bersamaan delapan tangan Yuan Jia Si Guai (empat siluman keluarga Yuan) sudah menjepit dengan erat nadi- nadi vital Wo Shi Shui, terdengar Wo Shi Shui meraung, ada genting pecah dan terjatuh, rumah itupun ambruk. Wo Shi Shui bersalto beberapa kali menghampiri Yuan Jia Si Guai yang berniat keluar dari tempat itu, kemudian membantingnya! Wo Shi Shui terlihat begitu gagah, membuat Chang Shan Bian (Tiga pecut marga Chang) yang ingin membantunya berpikir kembali ratusan kali, dia hanya bisa terpaku. Qi Men San Dao (Tiga golok Qi Men) segera mencabut golok emasnya. Meng Hou Yu membentak, "Tangkap dia hid^ip-hidup" Dia membalikkan tubuh dan dengan dingin berkata pada Wo Shi Shui, "Kau masih bisa berjalan dan bergerak lebih dari 3 langkah?" Begitu melihat Meng Hou Yu, Wo Shi Shui bertambah marah lagi, kembali dia meraung, kepalan tangannya dikeluarkan lagi. Tapi kakinya sudah tidak bisa menopang tubuhnya dengan benar, kepalan tangannya tidak bertenaga, hampir saja dia jatuh terjungkal. San Bu Ji Ming San ditambah dengan racun Mi Hun Sha ternyata tidak membuat Wo Shi Shui roboh, hal ini membuat Meng Hou Yu merasa takut. Meng Hou Yu tertawa dingin, dia bergerak untuk menghindari kepalan tangan Wo Shi Shui. Wo Shi Shui hampir terpeleset, melihat keadaan itu Meng Hou Yu dengan cepat menotok 3 nadi Wo Shi Shui! Wo Shi Shui mengeluarkan suara besar dengan tujuan untuk membuka totokan itu, suara raungannya seperti raungan harimau, kemudian dia bersalto, dia bisa menghindari 3 serangan kepalan tangan dan 3 golok. Menghancurkan pintu rumah makan, pada saat dia ingin keluar, tiba-tiba terlihat seseorang berbaju abu-abu mendekatinya. Belum sempat melihat dengan jelas, terdengar suara seperti burung bangau yang sedang mengepakkan sayapnya di udara! Wo Shi Shui membentak, dia mengeluarkan kepalan tangannya tapi orang itu segera membalikkan tangan memegang kepalan tangan Wo Shi Shui. BUG! Dia memukul dada Wo Shi Shui. Wo Shi Shui muntah darah, dan muntahannya seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya, dia tergetar dan mundur 7-8 langkah, dan terjatuh di rumah makan itu lagi. Dari atas terlihat ada 2 jala besar yang dijatuhkan dan mengurung Wo Shi Shui. Xiao Duan Chang, Meng Hou Yu dan si Tangan terampil, Gong Bai Li bersamaan keluar dan menotok 12 nadi Wo Shi Shui. Tian Di Shuang Wang (Sepasang jala langit bumi), sudah ditebarkan dari atas atap dan mengurung Wo Shi Shui, akhirnya Wo Shi Shui tertangkap hidup-hidup! Meng Hou Yu dengan sikap hormat memberi salam kepada pak tua berbaju abu-abu itu, "Murid memberi hormat kepada Guru." Sikapnya yang selalu tertav/a sekarang tidak telihat. Yang terlihat hanya sikapnya yang serius. Pak tua berbaju abu-abu itu hanya tertawa dingin, "Begitu banyak orang menangkap Wo Shi Shui, tidak pernah ada yang berhasil, dan apa mereka masih menginginkan Shang Qing Tu?" Meng Hou Yu merasa malu dan menjawab, "Murid pantas mati, murid telah bertindak ceroboh." Si baju abu-abu tertawa dingin, "Sekarang kalian tangkaplah Fang Zhen Mei, sandera sudah berada di tangan kita, dia tidak akan berani berbuat macam-macam, aku sudah mengundang Zai Wai Shuang Mang, bila ada mereka berdua, sekalipun marga Shen dan Wo Shi Shui memiliki sayap mereka tidak akan bisa melarikan diri, sekarang kalian segera pergi!" Dengan hormat Meng Hou Yu membungkukkan badannya, i'Murid akan mengikuti perintah Guru." ---ooo0dw0ooo--- BAB 3 Meng Hou Yu menyusun strategi Begitu Wo Shi Shui sadar, dia merasa belum sadar seutuhnya, karena yang ada di hadapannya sekarang hanya ada kegelapan, hanya terlihat sedikit cahaya yang bersinar melalui celah-celah jendela, jendela itu hanya sebesar piring. Kalau dikatakan itu jendela rasanya lebih tepat kalau dikatakan sebagai lubang udara. Dan tercium udara yang tidak sedap dari sana, dilihat dari lubang sebesar piring itu tampaknya langit begitu dekat dan udara terasa dingin. Wo Shi Shui mengira dia sudah berada di akherat. Tapi walaupun dia berada di akherat, Wo Shi Shui tetap akan menyuruh dewa kematian keluar dari tempatnya kemudian akan dipukulnya. Karena dia masih menyimpan banyak kekesalan, kalau dia sedang marah atau ada hal yang ingin dilakukan san tidak bisa terpenuhi, siapapun akan sulit untuk membendung keinginannya. Begitu dia bediri dan ingin berjalan, dia merasa pergelangan tangan dan kakinya kaku serta gatal. Dan rasa dingin menyerang tubuhnya, kakinya sama sekali tidak bisa melangkah. Sekarang Wo Shi Shui baru melihat ternyata pergelangan tangan dan kakinya dirantai oleh gelang besi yang bentuknya aneh. Dan gelang besi itu tertanam di dinding batu. Gembok yang menguncinya tampak biasa, dengan mengatur pernapasannya, Wo Shi Shui bisa mengerahkan tenaga dalamnya, Wo Shi Shui bisa dengan mudah melepaskan gembok itu tapi gelang besi ini entah terbuat dari apa, Wo Shi Shui belum tahu. Tapi begitu Wo Shi Shui ingin membuka gembok itu dengan tenaga dalamnya, terasa ada hawa dingin masuk ke dalam tubuhnya dan kemampuannya segera menghilang, tenaga dalamnya juga tidak bisa terkumpul. Wo Shi Shui sangat marah, dia tidak suka diperlakukan seperti ini. Tapi jika dia mengerahkan tenaga dalamnya dan berjalan ke depan, hawa dingin itu akan menyerang jantungnya, tenaganya juga akan lenyap, akhirnya dia akan pingsan lagi! Terdengar suara CING, dari kegelapan ada yang berkata, "Kelinci, aku rasa lebih baik hentikan usahamu, kalau kau bisa membuka gembok itu, apakah aku yang bernama Shen Tai Gong masih berada di sini sekarang?" Wo Shi Shui merasa terkejut sekaligus senang, "Pak tua, ternyata Anda juga berada di sinii" "Benar! Aku ingin menemanimu mengobrol," Shen Tai Gong mengomel, "Apakah kau juga digembok?" "Apakah aku diperlakukan lebih istimewa?" tanya Shen Tai Gong. "Tapi, kalau si kelinci ingin menemaniku mati, ini sudah cukup lumayan," kata Shen Tai Gong melanjutkan. Wo Shi Shui terdiam, yang ada sekarang hanya suasana sepi, kemudian Wo Shi Shui bertanya, "Siapa yang telah menangkapmu dan membawanya ke sini?" "Cucu kura-kura," jawab Shen Tai Gong sambil menghembuskan nafas panjang. Merasa aneh Wo Shi Shui bertanya, "Cucu kura-kura?" "Meng Hou Yu, dia membubuhkan racun di dalam arakku dan berkata kalau aku bisa keluar dari rumah makan itu dia akan menjadi cucu kura-kuraku. Aku berhasil keluar dari rumah makan itu, kalau aku bertemu dengannya sekarang, aku akan memanggilnya cucu kura-kura, kalau dia bertemu dengan kakeknya akan kubunuh dia!" "Sudahlah, aku lihat mereka masih menginginkan nyawamu hidup," kata Wo Shi Shui sambil tertawa. "Yang aku khawatirkan adalah mereka menginginkan Shang Qing Tu serta nyawa Fang Zhen Mei," kata Shen Tai Gong dengan seius. Wo Shi Shui segera meloncat, pada saat dia menggunakan tenaganya, dia merasa tubuhnya digetarkan oleh besi dingin, terpaksa dia tidak jadi bergerak, setelah bisa bernafas kembali, dia bertanya, "Mengapa kau bisa mengetahuinya?" Shen Tai Gong menceritakan pada saat dia ditangkap oleh Meng Hou Yu dan kata-kata yang diucapkan oleh Meng Hou Yu kepadanya, dia berkata lagi, "Mereka hanya menginginkan Shang Qing Tu dan sekarang ini Shang Qing Tu berada di Wisma Luo Xia, dalam waktu 3 hari ini Shang Qing Tu akan diantar ke istana, kalau Fang Zhen Mei berada di sisi Liu Zhong Yuan, mereka akan mengalami kesulitan mengambilnya, mereka menyuruh Cai Shen Ye jangan ikut campur masalah ini, karena bila dia ikut campur mereka tidak mempunyai harapan. Karena itulah kita berdua dijadikan sandera, katanya Meng Hou Yu akan mengancam Fang Zhen Mei supaya menyerahkan Shang Qing Tu itu kepada mereka." Dengan cemas Wo Shi Shui bertanya, "Kita sudah pingsan berapa lama?" "Kira-kira sudah sehari semalam." "Oh tidak! Mungkin mereka sudah menyerang Cai Shen Ye!" "Aku kira dengan hanya mengandalkan Meng Hou Yu, Chang Shan San Bian, Yuan Jia Si Guai, Qi Men San Dao Tian Di Shuang Wang, dan lainnya, tidak akan merepotkan Cai Shen Ye, yang kutakutkan adalah mereka akan menjadikan kita sebagai sandera dan mengancam Cai Shen Ye!" kata Shen Tai Gong. Wo Shi Shui menarik nafas dan berkata, "Kau belum tahu, mereka memang tidak menakutkan tapi yang menakutkan adalah guru Meng Hou Yu, dia sudah terlibat dalam rencana ini. Kalau tidak ada dia, mereka hanya beberapa orang yang tidak mampu menangkapku." "Siapa nama guru Meng Hou Yu?" "Yuan Xiao Xing." Shen Tai Gong berdiri tapi rantai besi membuatnya terduduk lagi dan berkata, "Apakah dia adalah Yuan Xiao Xing yang dijuluki Chang Tian Yi He, Wu He Bu Chuo?" "Benar!" Shen Tai Gong menarik nafas dan berkata, "Kalau benar dia adalah Yuan Xiao Xing, kita benar-benar akan celaka, ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei memang nomor satu di dunia persilatan tapi ilmu Chang Tian Yi He Zhan Zhe Da Fa (jurus dilangit, satu bangau mengibaskan sayap besar) benar-benar hebat. 30 tahun yang lalu, tidak ada yang bisa mengalahkan kecepatannya, ilmu silat Fang Zhen Mei memang terusmengalami perubahan, sampai sekarang tidak ada yang tahu dari mana asal ilmu silat sebenarnya, tapi ilmu Yuan Xiao Tian Xiao Tian Xing Shen Zhang semenjak diciptakan berhasil mengalahkan banyak musuh dan belum pernah terkalahkan! Bila Fang Zhen Mei bertemu dengannya, siapapun yang memenangkan pertarungan, maka pertarungan ini akan menjadi pertarungan akbar yang selama ratusan tahun baru sekali ini terjadi!" Wajah Wo Shi Shui tetap dilipat dan berkata, "Tapi sekarang ini kita terkurung di sini!" "Sekarang apa yang akan terjadi pada Fang Zhen Mei?" tanya Shen Tai Gong, Tiba-tiba Wo Shi Shui tertawa dan berkata, "Setahuku, orang yang bisa menghadapi Fang Zhen Mei, sampai sekarang orang itu belum lahir." ---ooo0dw0ooo--- "Sudah lahir!" di suatu desa di dekat kota Chang An tinggal beberapa orang petani lugu, mereka sedang mengelilingi suatu tempat dan berteriak dengan gembira. Di antara para petani itu terlihat seorang kakek. Dia membav/a pipa rokoknya yang panjang, dan api yang membakar tembakau masih terus menyala. Ada seorang pemuda lugu, seorang perempuan berbaju hijau, mungkin dia adalah menantu kakek itu. Masih ada seorang anak kecil berusia kurang lebih 11-12 tahun. Kalau dilihat-lihat mungkin dia adalah adik pemuda itu, putra kedua dari kakek itu. Mereka mengelilingi sebuah kandang, dengan tegang melihat ke dalam kandang itu, "Akhirnya keluar juga, sapi betina ini telah melahirkan seekor sapi kecil." Sapi betina itu melahirkan seekor anak, bagi petani itu ini merupakan kegembiraan yang tidak terlukiskan, sapi kecil ini bila sudah besar bisa membantu mereka untuk panen, yang terpenting semua nyawa yang lahir ke dunia ini harus disambut dengan gembira dan rasa syukur. Mereka berada di luar pondok, dengan cemas dan gembira mereka melihat sapi betina mereka yang baru melahirkan keturunannya. Seorang pemuda berperawakan tinggi dan bersih, serta berbaju putih dengan santai berjalan di desa itu, akhirnya dia berhenti melangkah, berhenti di sisi sebuah pohon bambu, sudut mulutnya selalu terlihat senyum ramah dan santai. Dia melihat kelahiran seekor sapi di pondokan itu, dan orang-orang lugu yang berkerumun di luarnya. Mata pemuda itu-penuh dengan tawa, kasih sayang, dan kecerdasan. Kedua alisnya berbentuk seperti pedang. Sorot matanya sama sekali tidak terlihat mengancam orang. Dia berdiri di pinggir pohon bambu itu, seakan-akan diapun seperti pohon itu. Angin berhembus pohon bambu bergoyang, baju putihnya berkibar. Bila dibandingkan dengan Meng Hou Yu, sangat berbeda jauh, dia terlihat begitu luwes, dan sepertinya kata luwes sudah menjadi namanya. Yang pasti namanya bukan luwes, dia tidak lain adalah Fang Zhen Mei. ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei melihat beberapa petani yang sudah bekerja keras selama seharian karena membantu kelahiran seekor sapi, mereka terlihat begitu gembira, Fang Zhen Mei pun ikut merasa bahagia, desa yang begitu sederhana dan penduduknya begitu lugu. Bumi dan langitpun sepertinya ikut gembira menyambut kelahiran seekor sapi. Kota Chang An yang indah. Tapi keadaan yang indah ini tidak akan bertahan lama, pada saat kota Chang An sedang indah-indahnya, ternyata di balik semua keindahan itu terjadi sesuatu yang tidak indah. Seperti sekarang, tepat ada tiga orang yang lewat, mereka tertarik dengan keramaian dan ingin melihat, ketiga laki-laki itu membawa golok di punggungnya, mereka terlihat seperti perampok, salah satu dari mereka melihat dan berteriak, "Aku kira ada keramaian apa, ternyata hanya ada seekor sapi betina yang baru melahirkan, ternyata sama seperti manusia yang melahirkan seorang anak. Ha ha ha....: Yang satu lagi berteriak, "Hei orang udik, lihat apa kalian! Lebih baik sapi betina ini disembelih saja, untuk bekal kami dijalan." Pemuda lugu itu dengan marah melihat ketiga orang itu dan berkata, "Mengapa kalian berkata seperti itu----" kata-katanya belum selesai, laki-laki pertama yang bicara tadi sudah mengeluarkan kepalan tangannya dan melayangkan bogemnya ke arah pemuda itu. Pemuda itu tidak tahu dia dipukul oleh bogem sebelah mana. Tahu-tahu dia sudah jatuh tersungkur di bawah, perempuan berbaju hijau itu segera berteriak kaget dan menangis, dengan cepat dia memapah pemuda itu. Anak kecil yang berusia 11-12 tahun itu dengan cepat mendekati ketiga laki-laki itu, tapi dia segera ditarik oleh kakek tua itu dan dengan suara gemetar kakek itu berkata, Tuan...anakku masih kecil, dia tidak tahu apa-apa...dan dia telah bersalah kepada kalian... harap Tuan-Tuan mau memaafkan kesalahan mereka...." Laki-laki yang memukul pemuda itu tertawa sinis dan berkata, "Sembarangan bicara, dia memang pantas dipukul!" Laki-laki yang satu lagi tiba-tiba berkata, "Anak sapi ini begitu susah dilahirkan, lebih baik sapi itu dibacok sampai mati!" Dia mencabut goloknya. Anak kecil itu melihat sikap laki-laki kasar itu dia memberontak dan melepaskan diri dari pegangan ayahnya, melindungi si induk sapi dan berteriak, "Jangan bunuh sapiku!. Golok laki-laki itu berhenti di tengah-tengah dia marah, "Pergi kau! Aku akan memotong anak sapi ini untuk dijadikan daging panggang." Anak kecil itu menarik tangan laki-laki kasar itu sambil memohon, "Jangan Tuan, kalau anak sapi kami mati, induknya pasti akan sedih." Laki-laki itu tertawa sinis dan berkata, "Baiklah, kalau begitu kau yang gantikan sapi ini untuk mati!" dia sudah membacok ke arah tangan anak kecil itu. Melihat anaknya akan bersimbah darah, si kakek dan perempuan berbaju hijau itu, serta pemuda lugu itu segera berteriak, golok laki- laki itu berada di tengah-tengah, karena golok itu mengenai sesuatu, ternyata golok itu telah terjepit di antara 2 buah jari seseorang. Golok itu berhenti di antara jari tengah dan jari telunjuk milik Fang Zhen Mei. Laki-laki itu marah dan meraung, "Hei pelajar miskin, apakah kau sudah bosan hidup?" Dia menarik goloknya tapi golok itu tidak bisa digerakkan sama sekali. Laki-laki itu hampir tidak percaya apa yang sedang terjadi pada dirinya, dia berusaha sekuat tenaga menarik goloknya tapi golok itu tidak bisa bergerak sama sekali. Kedua laki-laki lain yang melihat kejadian itu, secara serentak mencabut golok, dan diarahkan kepada Fang Zhen Mei! Tapi Fang Zhen Mei tidak bergeming sama sekali. Tiba-tiba ketiga laki-laki itu secara bersamaan melayang ke tempat jauh dan tidak bisa bangun lagi. Si kakek, pemuda lugu, dan perempuan itu, serta anak kecil itu merasa terkejut, mata mereka membelalak dengan besar, mereka tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Fang Zhen Mei memberi hormat dan dengan tersenyum berkata, "Pak tua, apakah Anda merasa terkejut?" Kakek itu seperti baru terbangun dari mimpinya, hampir saja dia berlutut, kemudian dia berkata, "Terima kasih, Tuan Muda sudah menolong kami...." Fang Zhen Mei segera mendekat dan memapahnya supaya bangun. Ketiga laki-laki yang terjatuh tadi sekarang baru tahu kalau mereka telah bertemu dengan lawan kuat. Laki-laki pertama berteriak, "Siapa nama Tuan? Kami 3 bersaudara tidak ada dendam dengan Tuan, mengapa Tuan mempersulit kami?" Alis Fang Zhen Mei tampak terangkat dan diapun berkata, "Tuhan selalu mengajarkan umatnya untuk berbuat baik, iDia tidak akan mengijinkan kalian membunuh seekor anak sapi dan menghina seorang anak kecil, apakah kalian belum pernah menjadi seorang anak atau seorang remaja? Kalau kalian melakukan yang lain aku tidak akan per duli, tapi kalian melakukan perbuatan seperti ini, ini terlalu jahat, kelak kalian jangan sampai terlihat lagi olehku kalau tidak aku tidak akan membiarkan kalian dengan mudah lolos...." Salah satu dari ketiga laki-laki yang terbanting paling ringan, sudah bisa berdiri, sambil meloncat diapun meraung, "Kentut! Kau kira hanya dengan beberapa jurus cakar anjing atau kucing kau bisa mengalahkan kami? kami tidak akan memberimu kesempatan kabur dari sini, kau malah berani bicara bahwa kau tidak akan melepaskan kami Tiba-tiba di belakang ada suara yang membentak, "Hentikan perkataanmu, kurang ajar!" Fang Zhen Mei melihat ada seorang pemuda berbaju putih yang tampan dan sedang berjalan mendekat, kelihatannya dia sangat tenang dan lincah. Tapi wajahnya terlihat nafsu membunuh, dia melihat ketiga laki-laki itu, di belakangnya ada 4 orang laki-laki yang wajahnya tampak datar, gerakan mereka kaku, mereka berpakaian seperti pelayan. Wajah pemuda berbaju putih itu penuh dengan hawa membunuh, dia membentak ketiga laki-laki itu, "Dasar manusia tidak berguna, aku menyuruh kalian mengurus sesuatu, tapi malah di sini mencari masalah! Aku harus membunuh kalian!" Ketiga laki-laki itu menundukkan kepalanya karena dibentak oleh pemuda itu, pemuda itu tertawa kepada Fang Zhen Mei, "Terima kasih Tuan sudah membantuku menghajar anjing-anjing ini, siapa nama Tuan?" Fang Zhen Mei tertawa, Tidak perlu merasa sungkan, margaku Fang, untung ketiga kakak ini memberiku kesempatan...." Pemuda berbaju putih itu tampak bergetar kaget, "Marga Kakak Fang? Apakah Kakak adalah Pendekar Fang Zhen Mei yang sangat terkenal itu?" "Fang Zhen Mei adalah Fang Zhen Mei, dia bukan orang terkenal yang Anda maksud," kata Fang Zhen Mei sambil tertawa. Pemuda berbaju putih itu terlihat sangat senang, dia memegang tangan Fang Zhen Mei sambil tertawa, "Tidak disangka Anda adalah pendekar terkenal Fang. Pantas ilmu silat Anda begitu hebat, sudah lama aku mendengar nama besar Anda, hari ini aku sangat beruntung bertemu----" Tangan seorang laki-laki memegang tangan laki-laki lain, keadaan ini sangat canggung, hal ini membuat Fang Zhen Mei ingin tertawa dan juga menangis. Waktu itu tangan pemuda berbaju putih itu sudah memegang pergelangan tangan Fang Zhen Mei, kemudian dengan cepat berubah menjadi telapak, dan dia sudah memukul ke dada Fang Zhen Mei! Perubahan yang terjadi begitu cepat membuat siapapun tidak menyangkanya, walaupun tahu bahwa pemuda berbaju putih itu akan menyerangnya, diapun tidak bisa menghindari serangan kilat ini! Dan bersamaan waktu itu, keempat laki-laki yang berada di belakang pemuda itupun ikut menyerang, empat orang, delapan tangan dengan kencang mencengkram nadi di tangan kiri dan tangan kanan, kaki kiri dan kaki kanan Fang Zhen Mei. Lebih menakutkan lagi, ketiga laki-laki yang sejak tadi menunduk sekarang ikut membantu, mereka membacok Fang Zhen Mei dari belakang. Hanya dalam waktu singkat tangan dan kaki Fang Zhen Mei berhasil dipegang mreka, di depan dada ada telapak tangan pemuda berbaju putih itu", di belakangnya ada 3 golok berwarna emas! Perubahan besar telah terjadi. Ini adalah strategi Meng Hou Yu. Pak tua, pemuda lugu, perempuan, dan anak kecil itu kecuali bengong, apa yang bisa mereka lakukan? ---ooo0dw0ooo--- BAB 4 Yuan Xiao Tian mengeluarkan jurus Xiao Tian Xing Shen Tai Gong tertawa dan berkata, "Benar, orang yang bisa menyerangnya dari belakang dengan golok, belum lahir sampai sekarang." Wo Shi Shui melihat kegelapan yang melingkupi sekeliling ruangan, udara terasa bau dan membuat sesak, dia menelan ludah dan berkata, "Apakah kau tahu obat yang paling aku butuhkan sekarang ini obat apa?" "Kurasa jika keluar dari sini, di luar udara sangat bagus, matahari bersinar dengan hangat, cocok untuk memancing ke Tai He, ini merupakan suatu kenikmatan hidup. Tapi sekarang kita berada di sini.... Kalau kau sendiri menginginkan apa?" tanya Shen Tai Gong. "Makan, kalau bukan karena diajak makan aku tidak akan tertipu oleh kelinci itu," kata Wo Shi Shui. Shen Tai Gong terpaku kedua matanya menatap lurus dan tidak bersuara, Wo Shi Shui kaget dan bertanya, "Ada apa denganmu?" Wajah Shen Tai Gong terlihat lesu dan menjawab, "Makan! Makan! Kau mengingatkanku, aku jadi teringat kembali, sayur-sayur yang enak, seperti Feng Huang Zhan Zhi, Hong Bai Yuan Zi, dan lainnya...." Wo Shi Shui menelan air liurnya dan berkata, "Masih ada ikan asam manis yang terkenal dari Xi Hu, apakah kau pernah mencobanya? Masih ada yang lainnya, ada ayam bakar Huang He Lou, dan lain-lain.. Kata Shen Tai Gong, "Masih ada panggang paha babi, Ba Bao Fan, dan lain-lain...." Tiba-tiba Wo Shi Shui meraung dan dengan marah berkata, "Aku sudah tidak tahan, kita harus cari akal supaya bisa keluar dari sini!" Tiba-tiba dari dalam kegelapan dari bagian kiri ada yang berkata, "Ingin keluar? Hu, hu,hu...'." Kalimat terakhir ini entah suara tangisan atau suara tawa, suara seram ini datang dari sebelah kanan, suara itu seperti datang dari neraka. "Mengantarkan kematian! He, he, he." Ketiga kalimat terakhir juga tidak jelas apakah itu tangisan atau tertawa? Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui adalah orang yang pemikirannya fleksibel dan pintar, tapi mereka bisa tidak tahu bahwa di tempat itu mereka masih ada 2 orang lainnya. Hal ini membuat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menjadi terkejut. Dengan bantuan cahaya yang bersorot dari lubang itu, mereka bisa melihat ada 2 sosok orang yang kurus kering dan kerempeng, orang itu sedang berdiri dan terdengar suara CASH, CASH, CASH dari kegelapan. Selangkah demi selangkah mereka keluar dari kegelapan, di bawah sinar redup mereka terlihat seperti 2 mayat hidup yang pucat. Bulu kuduk Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong benar-benar merinding dibuatnya. ---ooo0dw0ooo--- Tangan dan kaki Fang Zhen Mei berhasil dipegang, telapak tangan berada di dadanya, di belakangnya terasa golok semakin mendekat! Tiba-tiba baju putihnya berkibar tertiup angin, Fang Zhen Mei sudah terbang ke atas, seperti angin yang menghembus awan sehingga awan bergerak, kedua tangannya digerakkan. Ternyata pada saat keempat laki-laki itu memegang nadi-nadi di kaki dan tangan Fang Zhen Mei, dia sudah mengeluarkan tenaganya dan dia menjadikan tangannya menjadi pisau, kakinya diputar hingga bisa bergerak, keempat laki-laki itu merasa pergelangan tangan mereka menjadi mati rasa. Fang Zhen Mei sendiri sudah melayang ke atas! Perubahan ini bila dibandingkan pada saat pemuda berbaju putih itu menyerangnya, masih kalah cepat. Karena itu begitu Fang Zhen Mei terbang, ketiga laki-laki yang menyerangnya dari belakang dengan golok, malah akan membacok kepada si pemuda berbaju putih itu! Pemuda berbaju putih itu sangat tenang dan teratur, telapak tangannya sudah membentuk menjadi sebuah pisau dan melayang ke arah ketiga golok yang sedartg membacoknya. Karena pemuda berbaju putih itu melayangkan tangannya, akhirnya ketiga golok itupun putus, pemuda berbaju putih itu segera mundur dan dia melayang. Seperti seekor elang yang sedang marah dan menyerang Fang Zhen Mei!. Sayangnya yang dia hadapi sekarang adalah seorang Fang Zhen Mei, bila bertemu dengan Fang Zhen Mei, elang yang sedang marahpun hanya akan menjadi seperti seekor merpati. Pemuda berbaju putih itu terbang ke atas tapi entah mengapa Fang Zhen Mei malah sudah berada di bawah. Pemuda berbaju putih itu bertambah marah, dia kembali menyerang, Fang Zhen Mei malah tersenyum. Terlihat tangannya memegang 3 sarung golok dan sehelai kain pembungkus kepala. Ketiga laki-laki yang menyerang dengan golok melihat kejadian ini, segera meraba punggung mereka, sekarang mereka baru tahu bahwa sarung golok yang biasanya selalu berada di punggung mereka sekarang sudah menghilang. Pemuda berbaju putih itu terpaku, dia meraba kepalanya, dia baru sadar bahwa kain pembungkus kepalanya telah berada di tangan Fang Zhen Mei. Yang membuat keempat laki-laki tanpa senjata itu merasa kaget adalah mereka baru merasa kalau pergelangan tangan mereka sudah tergores sedalam 1 sentimeter, kalau goresan ini diperdalam sedikit lagi maka mereka tidak akan bernyawa lagi. Wajah pemuda berbaju putih itu menjadi merah, karena dia tahu bahwa kain pembungkus kepalanya dan sarung golok dari ketiga laki-laki itu diambil pada saat Fang Zhen Mei terbang ke atas, sedangkan dia sendiri tidak menyadarinya. Ini semua membuktikan bahwa dia sama sekali bukan tandingan Fang Zhen Mei. Tapi mengambil kain pembungkus kepala memang lebih mudah karena posisi kain berada di atas tubuh. Dan ketiga laki-laki itu yang sarung goloknya terselip di punggung berhasil diambil Fang Zhen Mei, tidak merasakannya sama sekali, karena ilmu silat mereka lebih rendah. Pemuda berbaju putih itu tampak bengong sebentar, tapi dengan cepat dia sudah bisa tertawa dan berkata, "Nama besar Tuan Muda Fang memang tidak bohong, hal ini membuatku terbuka matanya, tadi aku menguji ilmu silat Tuan Muda Fang, ternyata Tuan Muda Fang benar-benar seorang yang rendah hati, tidak mengeluarkan serangan yang sebenarnya, aku minta maaf." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Oh rasanya tidak begitu! Tadi Tuan Meng sudah mengujiku kalau ilmu silatku tidak tinggi, sekarang nyawaku pasti sudah melayang." Meng Hou Yu benar-benar terkejut dan bertanya, "Mengapa Anda bisa tahu kalau aku bermarga Meng?" Fang Zhen Mei tersenyum dan menjawab, "Tangan Anda membentuk pisau, jurus Anda selalu ingin mengambil nyaiwa seseorang, bukankah jurus ini adalah jurus Duan Chang Dao (Golok pemutus usus) yang telah menggegerkan dunia persilatan? Kemudian Anda terbang ke udara dan di tengah-tengah udara bisa mengubah jurus, bukankah itu adalah jurus Chang Kong Yi He? Melihat Tuan Muda Meng begitu tenang dalam menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi dan memiliki rencana yang lihai di dunia persilatan, tidak mungkin ada Xiao Duan Chang, Meng Hou Yu yang kedua bukan?" "Tuan Muda Fang benar-benar mempunyai pandangan yang tepat," kata Meng Hou Yu dengan hati was was. Fang Zhen Mei masih dengan tersenyum berkata lagi, "Kelak kalau Tuan Muda Meng atau Qi Men San Dao, Yuan Jia Si Guai dan lainnya ingin mencariku, bisa langsung saja, tidak perlu mencari orang-orang lugu untuk dijadikan pelampiasan, itu saja sudah cukup membuatku merasa berterima kasih." Meng Hou Yu tertawa dan berkata, "Tuan Muda Fang benar- benar orang baik, aku sangat kagum dengan sikap Anda, kami datang dan mencari Anda hanya ingin berteman dengan Tuan Muda Fang...." "Berteman sih boleh saja, tapi Shang Qing Tu adalah uang makan untuk para prajurit, bukan milikku secara pribadi, maaf aku tidak bisa meminjamkannya." Sekarang Meng Hou Yu sudah tidak bisa tertawa lagi, setelah lama diapun membentak, "Fang Zhen Mei, jangan sombong kau!" Dia sudah terbang ke atas dan dari atas dia sudah menyerang Fang Zhen Mei dengan telapak tangannya! Fang Zhen Mei menghela nafas panjang, angin berhembus, Fang Zhen Mei mengikuti arah angin berhembus. Meng Hou Yu sudah menyerang, suara golok terbawa angin, suaranya terdengar keras dan cepat, sejurus demi sejurus dia mulai menebas ke arah Fang Zhen Mei. Tubuh Fang Zhen Mei bergerak seiring dengan hembusan angin dan bergoyang-goyang, dia tidak membalas serangan itu dan juga tidak menahannya, tapi dia bisa menghindari serangan dari jurus- jurus Duan Chang Dao Fa milik Meng Hou Yu. Jurus-jurus Meng Hou Yu cepat dan terburu-buru, hanya dalam waktu singkat dia berhasil mengayunkan goloknya sebanyak 18 kali, begitu dia menghentikan goloknya, jurus Duan Chang sebanyak 18 jurus sudah dikeluarkan habis. Dia ingin mengulangnya lagi, tapi Fang Zhen Mei secepat kilat sudah datang menghampirinya, Meng Hou Yu tidak sempat untuk mundur, nadi-nadi tangannya berhasil dipegang oleh Fang Zhen Mei. Waktu itu di atas langit tiba-tiba terdengar ada teriakan burung bangau! Pertama mendengar teriakan itu, jaraknya mungkin kurang lebih masih setengah kilometer, tapi dalam waktu singkat suara itu sudah sangat dekat, masih terdengar suara angin dan hujan. Suara ini mendekati Fang Zhen Mei! Suara ini berasal dari seseorang yang mempunyai ilmu meringankan tubuh sangat tinggi, dan sudah semakin meridekat! Fang Zhen Mei merasa di belakang punggungnya ada angin besar yang siap menggulung ke arahnya. Fang Zhen Mei sudah tidak sempat membalikkan tubuhnya, dia meloncat ke depan untuk menghindari serangan itu. Serangan yang begitu dasyat dan bisa berputar di tengah udara, sasarannya berganti ke pergelangan tangan Fang Zhen Mei, Fang Zhen Mei menarik nafas panjang lagi, dia melepaskan pegangannya dari tangan Meng Hou Yu supaya bisa menghindar dari serangan itu. Meng Hou Yu dengan cepat mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri, Fang Zhen Mei turun ke bawah, belum sempat dia membalikkan kepala, dia merasakan kalau orang yang datang ini dipenuhi dengan nafsu membunuh. Fang Zhen Mei tidak membalikkan badan dengan tertawa dia berkata, "Jurus Xiao Tian Xing yang sangat bagus! Apakah kau Yuan XiaoXing?" Orang itu dipenuhi dengan hawa membunuh yang dingin seperti es, sedangkan Fang Zhen Mei seperti kolam yang tertiup oleh angin musim semi. ---ooo0dw0ooo--- CASH, CASH. CASH, kedua sosok yang pucat dan kurus itu berjalan keluar dari kegelapan. Walaupun Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong adalah laki-laki pemberani tapi tubuh mereka dibanjiri keringat, karena kedua orang itu terlihat seperti baru keluar dari neraka. Rambut putih menutupi wajah, bila dilihat dengan lebih seksama, mata mereka sudah tidak memiliki biji mata lagi. Hanya terlihat selaput berwarna putih, selaput putih ini membuka dan menutup, gigi mereka terlihat hitam dan terasa seperti membawa angin dingin. Membuat bulu kuduk merinding bila melihatnya. Begitu Wo Shi Shui memperhatikan dengan teliti ternyata kedua orang itu sama-sama menggunakan tongkat yang terbuat dari bambu hijau. Mereka semakin mendekat, pikir Wo Shi Shui dalam hati, "Kalau mereka adalah setan yang baru keluar dari neraka, mengapa mereka buta?" Karena terpikirkan hal itu, dia mulai merasa tenang dan tertawa terbahak-bahak lalu berkata, "Si buta yang jelek dan bau, untuk apa berpura-pura menjadi bisu dan tuli? Malah membuat kalian menjadi seram, apakah kau ingin membuat kakekmu ini merasa senang?" Kedua orang tua itu tidak menyangka kalau Wo Shi Shui tidak takut kepada mereka. Malah tampak menantang, karena itu mereka menjadi bengong, terdengar dari sebelah kiri ada yang berkata dengan terengah-engah, "Ck, ck, ck, orang ini benar-benar pemberani!" Suara ck, ck, ck itu seperti keluar dari hidungnya juga seperti keluar dari mulutnya, begitu melihat dengan teliti ternyata bibir dan hidung kedua orang itu menyambung, seperti ada 3 lubang hitam di wajahnya. Yang satu buta dengan mulut membuka seperti sedang tertawa, ternyata dia yang keluar suara, "Gu! Gu! Kalau dia seorang pemberani, bukankah lebih enak untuk dimakan?" Bulu kuduk Wo Shi Shui terasa merinding lagi. Tiba-tiba Shen Tai Gong tertawa dan berkata, "Benar! Memang enak untuk dimakan, dan aku lebih berani darinya, maka kalian harus memakanku dulu, mari, mari, silakan! Lepaskan dulu borgol yang mengunci tangan dan kakiku, kalian baru bisa memakanku, aku akan menyambutnya dengan baik. Aku jamin dagingku pasti enak." Kedua orang buta itu terpaku lagi, tiba-tiba orang buta yang berada di sebelah kiri berkata dengan lancar, "Aku akan memakanmu, lihat, dinding rahasia ada di sebelah sana, kau bisa membukanya sendiri. Ha! Ha! Ha!" Shen Tai Gong mengikuti arah telunjuk si buta dan melihatnya, ternyata di sisi lubang angin ada 3 batang besi, cahaya redup terlihat berwarna merah, biru, dan putih. Mana mungkin Shen Tai Gong bisa membukanya, tapi dengan aneh dia bertanya, "Kami sedang diborgol, harus menarik tiga batang besi itu yang merupakan tombol rahasia, benar-benar merepotkan." Si buta yang berada di sebelah kanan tertawa dingin, "Kentut! Ketiga batang besi itu, salah satunya untuk membuka borgol, yang satu untuk membuka borgol kaki, sedangkan satu lagi, he, he, he, kalau ada yang datang kami tinggal tarik dan mundur, dan di sini akan menjadi lautan api, kalian akan menjadi babi panggang. Ha! Ha! Ha!" terdengar kedua orang buta itu tertawa dengan aneh. Shen Tai Gong menarik nafas dan berkata, "Paling baik Fang Zhen Mei yang datang sendiri ke sini menolong kita!" Wo Shi Shui mengerutkan alisnya, karena sudah cukup lama berada di tempat itu maka matanya sudah terbiasa berada di tempat gelap. Dia melihat keadaan kamar batu itu, sama sekali tidak ada kesempatan bisa keluar dari sana, hanya ada tangga sempit, tampak gelap dan berbahaya, tapi entah tangga itu menghubungkan tempat ini dengan ruangan apa. Sedangkan ada tangga lain yang sepertinya menghubungkan dengan lantai atas, dan entah akan keluar di tempat apa. Wo Shi Shui segera bisa menebak dan berkata, "Kita berada di sebuah pagoda batu." Orang buta yang berada di sebelah kiri tertawa, "Benar! Kau tidak bodoh, pagoda ini terdiri dari 7 lantai, tidak ada jalan lain. Kalau Fang Zhen Mei ingin menolong kalian, dia pasti tidak tahu kalian berada di lantai mana. kecuali kalau dia memulainya dari lantai dasar lalu bertarung hingga lantai keenam." Orang buta yang berada di sebelah kanan tertawa, "Tinggi pagoda ini ada ratusan meter, walaupun Fang Zhen Mei mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi, dia tidak akan sanggup terbang dan menerobos masuk, lubang yang ada di dalam pagoda batu ini tidak akan bisa dimasuki olehnya, pagoda batu ini terbuat dari batu Di Mu Yun, sekalipun diledakkan tidak akan runtuh." Setelah itu terdengar lagi suara Ck, Ck dan Gu, Gu, ternyata mereka sedang tertawa, tampak mata Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui membelalak dengan besar. Dengan senang si buta yang berada di sebelah kiri berkata, "Kalian tenang saja, Fang Zhen Mei tidak akan bisa naik, ada Kakak Yuan yang akan menghadangnya, bila dia tidak mau menyerahkan Shang Qing Tu, sekalipun dia hidup dia tidak akan bisa datang ke sini. He he he!" Si buta yang berada di sebelah kanan berkata," "Bila dia sudah menyerahkan Shang Qing Tu, Kakak Yuan dari bawah akan memberi tanda kepada kami berdua, maka kami akan segera membunuh kalian! Ha ha ha!" Si buta yang berada di sebelah kiri berkata lagi, "Walaupun dia bisa naik hingga ke atas, dia tidak akan bisa hidup di tangan kami berdua, bagaimana dia bisa menolong kalian? Ha ha ha!" Si buta yang berada di sebelah kanan berkata, "Karena itu kalian yang telah jatuh di tangan kami berduapun jangan harap bisa hidup lebih lama, kami akan memberi pelajaran kepada kalian. Se...!Se...!" Tiba-tiba kedua orang buta itu mengangkat tongkatnya yang terbuat dari bambu, gerakan mereka aneh, seperti melayang. Waktu itu di dalam ruangan itu hanya terdengar suara CET! CET seperti guntur. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui hanya melihat ujung bambu yang terus menusuk, sudah berapa kali mereka menusuk, Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak tahu. Tongkat itu terus ditujukan kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, walaupun terasa sangat dekat dengan kulit mereka tapi tidak melukai kulit dan daging mereka. Kedua orang buta itu bisa mendengar hembusan angin. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui kagum kepada kemampuan mereka. Kedua orang buta itu sangat senang dan tawa mereka membuat ruangan itu menjadi bergetar. Wo Shi Shui dengan suara kecil berkata kepada Shen Tai Gong, "Kelihatannya mereka memancing Fang Zhen Mei datang untuk menolong kita." Shen Tai Gong dengan serius berkata, "Lebih baik dia tidak usah datang, hanya satu Yuan Xiao Xing saja sudah sulit dihadapi, masih ada cucu kura-kura dan kedua orang buta ini! Kau lihat bagaimana kemampuan silat kedua orang buta itu?" Dengan pelan Wo Shi Shui menjawab, "Ilmu silat kedua orang buta ini sangat kompak, kalau bertarung satu-satu, belum tentu kemampuan mereka berada di atas Meng Hou Yu, mungkin dalam 20 jurus saja kita bisa menang." Shen Tai Gong menarik nafas, "Kalau Fang Zhen Mei bisa naik hingga ke^sini dan membuka borgol kita, kedua orang butaiitu, Meng Hou Yu, dan lainnya mungkin bisa kita ladeni, dan dia bisa dengan tenang menghadapi Yuan Xiao Xing." Dengan berat Wo Shi Shui berkata, "Menghadapi seorang Yuan Xiao Xing tidak semudah yang kita kira." Shen Tai Gong mendengar perutnya terus berbunyi, dia teringat kembali pada topik pembicaraan tadi dan bertanya, "Coba kau tebak sekarang Fang Zhen Mei sedang apa?" Dengan penuh harapan Wo Shi Shui berkata, "Makan." Kedua orang buta yang segera tertawa senang, karena kedua kata terakhir yang diucapkan oleh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak dikatakan dengan suara kecil, begitu mendengar kata-kata Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, mereka terpaku karena mereka tidak menyangka pada saat penentuan hidup dan mati, mereka masih bisa memikirkan makanan. ---ooo0dw0ooo--- BAB 5 Dua pendekar bersiasat dengan 2 orang buta Yuan Xiao Xing berdiri di belakang Fang Zhen Mei. Dia tidak menjawab apa-apa. Fang Zhen Mei juga tidak bertanya lagi juga tidak membalikkan badan karena dia sudah merasa lawannya dipenuhi dengan nafsu membunuh. Nafsu membunuh itu telah mencapai titik tertinggi. Jika lawan menjawab, maka nafsunya akan menjadi buyar. Jika dia membalikkan badan, tenaga untuk berjaga akan berkurang. Kalau lawan menyerang saat itu maka akan mengalami kesulitan pada saat bertahan. Menghadapi pesilat tangguh seperti Yuan Xiao Xing, sama sekali tidak boleh melakukan kesalahan. Fang Zhen Mei tidak membalikkan tubuhnya, tapi dia dapat merasakan nafsu membunuh yang terasa di belakang punggungnya. Yuan Xiao Xing tidak bergerak, Fang Zhen Mei juga tidak bergerak. Tiba-tiba Fang Zhen Mei mendengar Yuan Xiao Xing menghembuskan nafas. Fang Zhen Mei tahu kalau Yuan Xiao 'Xing tidak akan menyerangnya karena itu dengan berani dia membalikkan tubuh. Terlihat ada seorang laki-laki berbaju abu-abu berperawakan tinggi dan berwajah dingin, dia berdiri di depan Meng Hou Yu. Sambil tersenyum Fang Zhen Mei berkata, "Ilmu meringankan tubuh dan ilmu telapak Tetua Yuan benar-benar tidak ada tandingannya. Pukulan tadi benar-benar bisa menj atuhkanku." Alis putih Yuan Xiao Xing tampak terangkat. Dengan tajam dia berkata, "Aku tadi tidak mengalah, kau tidak perlu merendahkan diri. Dalam hidupku sudah banyak musuh yang kukalahkan. Kau adalah orang ketiga yang bisa menghindari serangan Xiao Tian Xing Zheng. Aku beritahu kepadamu, dua orang yang lainnya sudah mati. Mereka bisa menghindar satu kali, tapi tidak akan bisa menghindar untuk 10 kali serangan, ataupun tidak bisa menghindari 100 kali serangan! Apakah kau percaya itu?" "Aku percaya," jawab Fang Zhen Mei tersenyum. "Kalau begitu, berikan kepadaku!" Yuan Xiao Xing berkata dengan serius. "Aku harus memberikan apa?" Fang Zhen Mei tertawa. "Shang Qing Tu," Yuan Xiao Xing berkata dengan dingin. Fang Zhen Mei tersenyum dengan santai, "Sayangnya Shang CjingTu bukan milikku secara pribadi, itu milik pemerintah, kerajaan, serta rakyat yang terkena bencan a." "Lebih baik kau serahkan gambar itu!" Yuan Xiao Xing tertawa dingin. "Kalau aku tidak mau menyerahkannya padamu bagaimana?" Fang Zhen Mei menarik nafas. Tiba-tiba Yuan XiaoXing berubah. Seperti seekor harimau yang baru keluar dari sarangnya, seperti seekor elang besar yang terbang memasuki awan, dia menyerang Fang Zhen Mei. Wajahnya dipenuhi dengan nafsu membunuh dia melihat Fang Zhen Mei. Tulang-tulang yang berada di dalam tubuhnya terus berbunyi, "Krrtk, Krrtk." Pukulan ini adalah pukulan yang tidak akan bisa ditahan, tapi Yuan Xiao Xing tidak mulai memukul. Setiap bagian tubuhnya dikendurkan. Dengan dingin dia berkata kepada Fang Zhen Mei, "Kapan-kapan di antara kita harus diadakan pertarungan tapi tidak saat ini. Tidak bisa mendapatkan Shang Qing Tu tidak apa, aku akan mendapatkan cara supaya bisa membuatmu menyerahkan Shang Qing Tu kepadaku. Hou Yu, apakah benda itu sudah dibawa?" Meng Hou Yu yang sejak tadi berdiri di sisi gurunya segera berkata, "Sudah kubawa." Segera dia bertepuk tangan dua kali. Dari belakangnya muncul 3 orang yang di pinggangnya terlilit pecut panjang dan tangan mereka membawa sebuah peti. "Apakah Chang Shan San Bian sudah datang?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa. Chang Shan San Bian membuka peti yang dibawa mereka masing-masing. Peti pertama berisi emas yang berkilauan. Peti kedua berisi mutiara dan batu-batuan berharga yang berkilau. Peti ketiga berisi batu-batu giok. Ketiga peti yang berisi benda berharga itu sudah cukup membuat seseorang hidup mewah seumur hidupnya. Yuan Xiao Xing melihat Fang Zhen Mei dan tertawa dingin, "Berikan Shang Qing Tu kepadaku maka aku akan memberikan ketiga peti ini kepadamu, bagaimana?" Pelan-pelan Fang Zhen Mei menarik kembali pandangan matanya dari peti-peti itu. Dia menarik nafas yang panjang. Sambil tertawa dia berkata, "Godaan ini benar-benar susah ditahan." Yuan Xiao Xing tertawa, "Bukan hanya ada ketiga peti ini, harta yang ada di dalam gambar Shang Qing Tu bisa kau dapatkan sebanyak 30%. Kau harus tahu, dalam bisnis dengan Yuan Xiao Xing, belum pernah kuberikan kurang dari 80%. Aku akan memberikan keistimewaan kepadamu." "Baik! Baik!" kata Fang Zhen Mei. "Kau setuju?" tanya Meng Hou Yu. "Godaan harta ini memang besar, tapi cara yang kalian pakai juga cara paling bodoh," jawab Fang Zhen Mei. "Apa? Bodoh?" alis Meng Hou Yu terangkat. "Uang dengan jumlah sedikit ingin ditukar dengan Shang Qing Tu yang harganya lebih mahal, bukankah ini adalah hal yang bodoh?" Yuan Xiao Xing bertanya, "Apakah kau merasa uang yang kuberikan ini masih kurang?" "Tidak, tapi kalau aku bisa mendapatkan Shang Qing Tu, bukankah uangku akan lebih banyak?" tanya Fang Zhen Mei. "Ngomong-ngomong, kau tetap tidak bermaksud memberikan Shang Qing Tu kepada kami bukan?" tanya Yuan Xiao Xing. Fang Zhen Mei hanya tertawa dan tidak menjawab. Yuan Xiao Xing tertawa tapi tidak marah, "Laki-laki sejati memang laki-laki sejati, tapi aku masih mempunyai satu cara, yang akan memaksamu menyerahkan gambar itu." Dengan santai Fang Zhen Mei bertanya, "Cobakatakan saja." Yuan Xiao Xing menunjuk ke belakang dan berkata, "Tidak perlu bicara panjang lebar, dengan melihat saja itu sudah cukup." Di belakang Yuan Xiao Xing muncul 2 orang. Kedua tangan orang itu membawa sebuah jala hitam yang besar. Fang Zhen Mei tertawa, "Mereka adalah Tian Di Shuang Wang bukan?" Tiba-tiba dia terkejut karena tangan kanan Tian Di Shuang Wang memegang sesuatu. Sebuah pancingan ikan! Satu stel baju berwarna hitam! Kedua benda ini yang biasanya dilihat Fang Zhen Mei, bahkan sudah ratusan kali melihatnya. Karena sudah ratusan kali melihatnya, maka sekali melihat saja Fang Zhen Mei sudah tahu siapa pemilik barang-barang itu. Pemiliki benda itu dibandingkan dengan 3 peti berisi harta karun, bagi Fang Zhen Mei sudah tidak ada artinya. Semua benda itu melambangkan persahabatannya. Telapak Fang Zhen t Mei mulai terasa dingin. Yuan Xiao Xing melihatnya dengan mata menyipit, "Bagaimana, apakah kau tertarik dengan kedua benda itu?" Yuan Xiao Xing melambaikan tangannya. Tian Di Shuang Wang menyerahkan pancingan ikan dan baju hitam itu kepada Fang Zhen Mei dan berkata, "Kau menyukai benda-benda ini, aku akan menyerahkah pemilik benda-benda ini kepadamu dan kau serahkan Shang Qing Tu kepadaku, kita saling barter." Fang Zhen Mei menarik nafas dan bertanya. "Mereka belum mati bukan?" "Kami harus melihat dulu apa maksudmu," Yuan Xiao Xing dengan santai menjawab. "Sayangnya, Shang Qing Tu bukan milikku." "Aku tidak memaksamu untuk menyerahkannya pada hari ini juga, kau bisa kembali dulu kepada Liu Zhong Yuan untuk merundingkan masalah ini, kalau kau sudah membulatkan tekad untuk menukar teman-teman dengan Shang Qing Tu, Liu Zhung Yuan tidak bisa berbuat apa-apa! Kamipun tidak takut kalau kau akan melarikan diri, karena kedua saudaramu masih berada di tanganku." Fang Zhen Mei tertawa kecut, "Melihat keadaan seperti sekarang ini walaupun kau tidak mencariku, aku pasti yang akan mencarimu." Yuan Xiao Xing tertawa terbahak-bahal, "Itu lebih baik, besok pagi kita bertemu lagi di puncak Shao Shi, bila sampai tengah hari kau tidak muncul, kepala Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong akan kuantar ke Wisma Luo Xia." Tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata, "Kalau besok aku bisa menyerahkan Shang Qing Tu, kalian harus memberiku kesempatan untuk bertemu dengan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, kalian mungkin bisa mengambil kail ikan milik Shen Tai Gong pada saat dia minum, atau bisa saja dia menggadaikannya. Atau pada saat Wo Shi Shui sedang mabuk, kalian telah membuka bajunya, dan dengan benda-benda ini kalian berani mengancamku!" "Baiklah, besok siang kau bawa gambar itu dan aku akan membawa kedua orang itu dan kalian bisa bertemu muka, aku takut akan terjadi sesuatu, cukup mendengar suara mereka saja, apakah kau bisa mengenali suara mereka?" "Bisa, aku sudah hafal dengan suara mereka, hingga kentut mereka juga aku sudah tahu," jawab Fang Zhen Mei. ---ooo0dw0ooo--- "Kura-kura tua, cucu kura-kura, si perampok...." Shen Tai Gong terus marah-marah, dia sudah lupa kalau usianya sudah tidak muda lagi dibandingkan dengan kedua orang buta itu, "kalau kalian berani, bukalah borgolku ini, aku akan menghajarmu!" Kedua orang buta itu diam saja, tapi akhirnya orang buta yang berada di sebelah kiri berdiri, dia berkata kepada sebuta yang berada di sebelahnya, "Aku akan menotok nadi mereka, supaya mereka tidak banyak bicara lagi!" Yang satu lagi menjawab, "Tidak perlu kau lakukan, kalau mereka marah-marah lagi, aku akan memotong lidah mereka." Orang buta yang satu kembali duduk dan dia berkata, "Benar, kau potong lidah mereka dan aku akan mencungkil mata mereka, supaya keadaan mereka sama seperti kita, tidak mempunj'ai biji mata, bukankah itu lebih bagus?" Semua kata-kata mereka terdengar oleh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, hati mereka menjadi dingin. Shen Tai Gong menjulurkan lidahnya kepada Wo Shi Shui dan berkata, "Aku rasa lebih baik kita jangan ganggu kedua orang buta itu lagi." Dengan suara kecil Wo Shi Shui berkata, "Apakah kita hanya akan berdiam diri di sini dan melihat Fang Zhen Mei datang ke sini mengantarkan nyawa?" Shen Tai Gong menarik nafas, tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu dan dengan senang berkata, "Ada, sudah ada...." dengan suara kecil dia bicara lagi kepada Wo Shi Shui, dan bertanya kepada Wo Shi Shui, "Hei, orang yang pernah kau temui selama ini, siapa yang paling tampan?" Jawab Wo Shi Shui, "Aku pernah melihatnya, tapi...tapi aku tidak akan mengatakannya siapa orang itu." Kedua orang buta itu sudah berdiri, yang satu siap untuk mencungkil mata sedangkan yang satu lagi siap untuk memotong lidah mereka, tapi Shen Tai Gong sepertinya tidak sadar dan dia terus bicara, "Katakan saja." "Pastinya kedua orang buta itu," jawab Wo Shi Shui, kedua orang itu terpaku, mereka tidak melanjutkan langkah mereka, karena selama mereka hidup selama setengah abad ini, mereka jelekpun tidak ada yang pernah mengatakannya. Biasanya mereka digambarkan sebagai orang seram, menakutkan, dan lain-lain. Tapi malam ini mereka dikatakan sebagai laki-laki tertampan, mereka benar-benar terkejut. Terdengar Wo Shi Shui menarik nafas, "Mereka sangat galak, sehingga aku tidak berani mengatakannya, tapi mereka benar-benar tampan, setelah aku berada di sini, aku baru tahu di dunia ini di kalangan persilatan ternyata ada orang yang benar-benar tampan, benar-benar...." Shen Tai Gong pun ikut bicara, "Benar, mereka seperti si jelek yang ada di langit dan tidak ada di bumi. Oh tidak! Mereka benar- benar tampan dan luwes, tingkah laku mereka sangat bagus, apalagi wajah mereka...lebih baik aku tidak bicara lagi, mereka begitu galak, ingin memotong lidah dan mencungkil mata kita, lebih baik kita jangan bicara lagi." Kedua orang buta itu terpaku, mereka merasa gembira mendengar perkataan seperti itu, tapi ketika mendengar pembicaraan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terputus, segera mereka berdua berkata. "Kami tidak galak, lanjutkanlah!" "Lanjutkan lagi perkataan kalian, kami tidak akan mencungkil taiata kalian atau memoton g lidah kalian." Tapi Shen Tai Gong tetap menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Oh tidak, lebih baik aku tidak bicara lagi, nanti malah membuat kalian menjadi tersinggung...." "Bicara saja, kami tidak akan tersinggung," kata kedua orang buta itu. "Oh tidak! Kami tidak akan bicara lagi," kata Shen Tai Gong. Salah satu dari kedua orang buta itu tampak sudah tidak sabar, dia meraung, "Kalau kalian tidak bicara lagi, aku akan mencungkil matamu!" Shen Tai Gong terkejut dan berkata, "Baiklah, baiklah, aku akan bicara," kemudian dengan pelan dia berkata, :kalian berdua sangat tampan dan juga luwes, orang lain kurus dan jelek, kalau kalian walapun kurus tapi terlihat langsing, orang lain berbadan tinggi tidak pantas, tapi kalian berdua tinggi seperti sebuah pohon bambu...." "Apa?" tanya kedua orang buta itu tidak mengerti. Shen Tai Gong tertawa dan menjawab, "Nanti dulu, yang kumaksud adalah kalian seperti dua helai panji yang terikat pada sebuah pohon bambu kurus itu, sangat gagah dan tampak bersemangat!" "Benar! Mungkin Tuhan sudah merencanakan semuanya dan tidak memberikan kalian kesempatan untuk melihat kegagahan kalian sendiri, mungkin Tuhan takut kalau kalian akan terkejut nanti!" Dengan senang kedua orang buta itu tampak tertawa, yang satu tampak mengangkat kepala agar Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong dapat melihat wajah mereka dengan jelas, sedangkan yang lainnya mengangkat kepalanya ke sisi, tampak lagaknya yang aneh, benar- benar mengejutkan Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui. Si buta yang berada di sebelah kiri tertawa, "Kalian berdua memang bermulut manis, hukuman mati sulit dilepaskan tapi hukuman hidup juga tidak bisa dilepaskan, bila kami diperintahkan untuk membunuh kami pasti akan langsung membunuh, hal inipun kami lakukan supaya kalian tidak mati dengan tersiksa. He he he!" ---ooo0dw0ooo--- BAB 6 Menyelamatkan gambar Menolong orang Pagi hari. Di luar kota Chang An, di Gunung Shao Shi, kabut pagi masih tampak tebal, keadaan saat itu seperti dalam mimpi. Di -gunung itu ada sebuah pagoda batu yang memiliki 7 lantai, di sisi pagoda tua itu tumbuh beberapa pohon tua, entah sudah berapa lama pohon-pohon itu hidup di sana. Terlihat begitu gagah dan kuat, membuat orang yang melihatnya merindukan kembali masa dulu. Di puncak gunung itu tiba-tiba terdengar ada suara kepakan sayap burung bangau, membuat burung-burung yang sedang berkicau di pagi hari itu kaget dan segera terbang dari sana. Orang berbaju abu-bau itu berhenti di puncak gunung itu, dia tampak kuat seperti patung besi yang tertiup oleh angin. Baju abunya tampak berkibar tertiup angin pagi. Tapi orang itu seperti sudah dipaku dengan kuat di tanah, sedikitpun tidak bergerak. Tiba-tiba di puncak gunung itu datang seseorang yang mengenakan baju putih, sikapnya terlihat sangat santai, wajahnya tampan. Dia tidak mengejutkan burung-burung yang ada di sana maupun rumput yang terbentang. Dia berhenti di depan orang berbaju abu itu sejauh beberapa meter dan memberi hormat, "Fang Zhen Mei memberi hormat kepada Tetua." Yuan Xiao Xing yang berada di dalam kabut itu tidak bergerak sama sekali, dia hanya berkata, "Mana gambarnya?" "Gambar itu sudah kubawa," Fang Zhen Mei menjawab dengan santai. "Serahkan padaku sekarang," Yuan Xiao Xing berkata dengan dingin. "Mana sanderanya?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa. Suaranya terdengar seperti gelombang yang menggulung mengejutkan burung-burung yang sedang bertengger di pohon, menggetarkan gunung sehingga terdengar menjadi gema terus menerus. Fang Zhen Mei melihat ke belakang Yuan Xiao Xing sejauh beberapa puluh meter dari sana ada sebuah jurang terjal. Dinding jurang itu berbentuk tegak lurus, batu-batu tampak di sebelah kiri dan kanan jurang, bentuknya tajam dan lancip, dasar jurang tidak terlihat dari atas. Setelah Yuan Xiao Xing berteriak, dari pagoda terdengar suara PLAK! PLAK! Seperti suara orang yang ditampar, suara Wo Shi Shui segera terdengar dari pagoda itu, suaranya penuh dengan kemarahan, "Bunuh aku saja, tapi jangan menghinaku, kau boleh membunuh atau mencincangku, aku tidak akan menyalahkanmu, tapi kalau kau menamparku, suatu hari nanti aku akan memukulmu sampai kau minta ampun!" Terdengar ada suara seseorang yang tertawa dengan seram, "Siapa suruh kau membohongiku, sekarang aku akan menghajarmu lagi, kita lihat nanti suasana pasti akan bertambah seru!" Wo Shi Shui terdengar marah dan berteriak, "Kau-—" Terdengar suara Shen Tai Gong, "Yuan Xiao Xing sengaja menyuruh kita bersuara supaya terdengar oleh Fang Zhen Mei, lebih baik kita memilih mati saja supaya tidak perlu mengeluarkan suara." Wo Shi Shui baru mengerti dan berkata, "Benar!" ' Mereka diam dan tidak bicara lagi. Bangunan pagoda itu sangat aneh, bicara di tingkat atas tapi di bawah terdengar sangat jelas, Fang Zhen Mei sudah hafal suara Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, siapapun tidak dapat memalsukannya. Dengan dingin Yuan Xiao Xing melihat Fang Zhen Mei, matanya bersorot tajam, "Apa menurutmu, itu suara mereka?" "Ya, benar, itu suara mereka," jawab Fang Zhen Mei. "Jangan harap kau bisa menolong mereka, pertama, karena kau tidak tahu mereka berada di lantai mana. Kedua, di setiap tingkat di pagoda itu terdapat pesilat tangguh yang berjaga. Ketiga, kau tidak akan bisa melewatiku. Keempat, bila aku berteriak maka mereka akan segera membunuh teman-temanmu. Kelima, walaupun kau bisa naik ke atas, kau tidak akan tahu bagaimana cara membuka borgol yang mengikat mereka." "Oh ya?" tanya Fang Zhen Mei. "Karena itu kau tidak ada harapan sedikitpun bisa menolong mereka, aku nasihatkan dirimu, lebih baik hilangkan pikiran untuk menolong mereka, serahkan gambar itu kepadaku dan aku akan melepaskan teman-temanmu." "Apakah setelah aku menyerahkan gambar itu maka kau akan melepaskan mereka?" tanya Fang Zhen Mei. Sorot mata Yuan Xiao Xing tajam seperti pisau, dia tertawa sinis, "Kau harus menyerahkan gambarnya, begitu aku berteriak mereka akan segera membunuh teman-temanmu, kau sudah tidak memiliki kesempatan memilih lagi." "Dalam hidupku aku selalu melakukan perbuatan yang tidak diharapkan orang lain," kata Fang Zhen Mei dengan santai. "Kau mengatakan apa tadi?"nafsu membunuh Yuan Xiao Xing mulai timbul, dari lengan bajunya Fang Zhen Mei mengeluarkan selembar kertas yang dipenuhi dengan noda bekas darah dan berkata, "Kalau aku mengatakan gambar ini adalah Shang Cjing Tu dan gambar ini adalah gambar asli, apakah kau mempercayainya?" Yuan Xiao Xing terus melihat ke arah gambar itu dan pelan-pelan berkata, "Menurut orang-orang, Jiang Nan Fang Zhen Mei jarang berbohong sejak berkelana^di dunia persilatan, tangannyapun belum pernah berlumur darah (membunuh), kalau kau mengatakan bahwa gambar itu asli, aku percaya." "Selembar kertas ini adalah Shang Qing Tu yang kau cari," Fang Zhen Mei dengan santai bicara. "Apakah benar itu asli?" tanya Yuan Xiao Xing. "Benar, ini asli!" jawab Fang Zhen Mei. Nadi hijau di dahi Yuan Xiao Xing tampak mulai bertonjolan, "Bawa kemari gambarnya!" "Tidak perlu terburu-buru, Shang CjingTu hanya ada selembar, tidak ada yang palsu juga tidak ada salinannya. Shang Qing Tu ini bukan milikku tapi milik pemerintah dan kerajaan, kalau ini milikku, aku akan segera memberikannya, sekarang----" Tiba-tiba jari telunjuknya menyentil, Shang Qing Tu disentil dan melayang ke sisi gunung. Yuan Xiao Xing terpaku, dalam hati dia berpikir, "Apakah Fang Zhen Mei sedang merencanakan suatu siasat?" Dia tidak berani menyambut. Fang Zhen Mei berkata lagi, "Shang Qing Tu hanya ada selembar, dan dia terbang ke sisi gunung----" kata-kata terakhirnya diucapkan dengan cepat tapi jelas. "Tapi dengan ilmu silatmu, kau bisa segera ke sana untuk mengambilnya, masih ada kesempatan, kalau terlambat jangan merasa menyesal!" kata-kata Fang Zhen Mei sangat jelas masuk ke telinga Yuan Xiao Xing. Shang Qing Tu dengan cepat terbang ke lembah gunung itu! Yuan Xiao Xing merasa gemetar, karena dia tahu kalau dia terlambat sedikit maka gambar Shang Qing Tu itu akan terbang dan masuk ke dalam lembah yang dalam, segera Yuan Xiao Xing terbang untuk mengambil gambar itu, gerakannya seperti seekor burung bangau berwarna abu-abu, dalam waktu singkat dia terbang ke atas lalu ke bawah, akhirnya dia terbang ke bawah lembah. Jurang itu sangat terjal dan berbahaya, siapapun tidak akan ada yang berani turun, tapi jurus milik Yuan Xiao Xing adalah jurus Chang Kong Yi He dan merupakan jurus yang sangat lihai, dia bisa berjalan di sisi jurang dan juga bisa berlari dengan cepat di jurang itu, maka Yuan Xiao Xing pun bisa mengejar Shang Qing Tu yang telah jatuh ke dalam jurang! Karena Yuan Xiao Xing benar-benar sangat ingin memperoleh gambar itu, perintahnya untuk membunuh tidak diteriakkan tapi Yuan Xiao Xing pun mempunyai rencana tersendiri. Kalau gambar itu bukan Shang Qing Tu yang asli dia masih bisa menggunakan Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui untuk dijadikan sandera dan mengancam Fang Zhen Mei. Walaupun tidak sempat untuk naik ke atas jurang, belum tentu dalam waktu yang singkat Fang Zhen Mei bisa masuk ke dalam pagoda, apalagi Fang Zhen Mei tidak tahu Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui berada di tingkat mana. Kecuali kalau Fang Zhen Mei setingkat demi setingkat mencari dan bertarung dengan para pesilatnya. Walaupun Fang Zhen Mei bisa naik diapun tidak akan tahu bagaimana cara menolong Vfo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Apalagi Yuan Xiap Xing dengan cepat bisa menyusulnya ke atas. Saat itulah dia akan membunuh dan semuanya tidak akan terlambat. Tapi siapakah sebenarnya Fang Zhen Mei ini? Dia melihat Yuan Xiao.Xing yang dengan cepat mengejar gambar itu, dalam waktu singkat sosoknya langsung mengecil, dengan kecepatan yang dimiliki Yuan Xiao Xing sepertinya dalam waktu singkat dia bisa mengejar Shang Qing Tu itu. Pada saat Yuan Xiao Xing masih mengejar Shang Qing Tu, Fang Zhen Mei dengan cepat lari ke arah pagoda. Naik ke atas pagoda untuk menolong teman dan waktunya begitu singkat. Ini adalah hal yang tidak mungkin! Tapi di dunia ini sering terjadi hal yang tidak mungkin. Fang Zhen Mei sudah masuk ke dalam pagoda tingkat pertama. Fang Zhen Mei datang dengan cepat! Orang yang berjaga di lantai pertama melihat Fang Zhen Mei yang datang menyerahkan gambar kepada Yuan Xiao Xing, dia merasa sangat senang, mereka tidak menyangka kalau Yuan Xiao Xing bisa secara tiba-tiba terjun ke dalam jurang, sedangkan Fang Zhen Mei berlari ke arah mereka. Orang yang berjaga di tingkat pertama adalah Chang Shan San Bian! Karena semua kejadian berlangsung secara tiba-tiba. Chang Shan San Bian mengira Yuan Xiao Xing berhasil dikalahkan dan masuk ke dalam jurang, mereka merasa sangat terkejut, karena itu reaksi mereka mengambil pecut sedikit terlambat, dan Fang Zhen Mei seperti t iupan angin sudah datang ke depan mereka. Begitu pecut diangkat, mereka merasa pinggang mereka mati rasa, kemudian merekapun roboh. Setelah dengan cepat memeriksa bahwa Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak ada di lantai itu, Fang Zhen Mei segera naik lagi ke lantai dua. Yang berjaga di lantai dua adalah Qi Men San Dao! Qi Men San Dao pernah dikalahkan oleh Fang Zhen Mei, begitu melihat Fang Zhen Mei yang sedang naik ke lantai dua, di dalam kegelapan mereka seperti dewa langit yang sedang membawa golok, tapi mereka tidak bergerak, terdengar Fang Zhen Mei berkata, "Letakkan senjata kalian!" Suaranya terdengar di seluruh kamar, sehingga membuat gendang telinga menjadi berdenging, Qi Men San Dao hampir tidak bisa memegang goloknya, mereka merasa ketakutan, bagaimana mungkin mereka bisa membacok? Fang Zhen Mei secepat kilat melihat keadaan di lantai itu, tidak ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia segera naik ke lantai tiga! Penjaga lantai tiga adalah Yuan Jia Si Guai! Karena Yuan Jia Si Guai yang menjaga di tingkat tiga, pada saat Fang Zhen Mei memasuki lantai satu, mereka sudah ada persiapan sebelumnya. Tapi mereka tidak menyangka kalau Fang Zhen Mei bisa secepat itu sampai di tingkat tiga. Istilahnya bila membelah bambupun kecepatannya tidak akan secepat itu. Yuan Jia Si Gua hanya bisa terpaku. Empat orang dengan delapan tangan langsung memukul Fang Zhen Mei. ---ooo0dw0ooo--- Dengan ilmu meringankan tubuhnya, Yuan Xiao Xing mengejar Shang Qing Tu. Tubuhnya terus masuk ke dalam lembah itu. Pemandangan di kedua sisi dengan cepat lewat di kedua sisi tubuhnya, angin kencang menderu di telinganya. Begitu dia mengulurkan tangannya, Shang Cjing Tu bisa dijangkaunya. Tapi karena terlalu cepat laju tubuhnya walaupun gambar itu bisa terpegang, dia harus maju dulu puluhan meter, baru bisa berhenti. Kemudian di tengah udara dia berdiri dengan tegak, dan tubuhnya tidak melaju lagi. Fang Zhen Mei yang berada di dalam pagoda sadar kalau waktunya tidak banyak, maka sebelum Yuan Jia Si Guai memukul, dengan cepat dia menghilang, lalu secepat kilat dia melihat keadaan di lantai tiga. Tidak ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong di sana, akhirnya dia naik lagi ke lantai empat. Fang Zhen Mei dalam waktu singkat berhasil naik 3 tingkat. Qi Men San Dao, Zhang Shan San Bian, Yuan Jia Si Guai, belum melihat dengan jelas, Fang Zhen Mei sudah naik ke lantai empat. Begitu naik ke lantai empat, hanya terdengar kelebat angin. Dua jala besar sudah berada di kiri dan kanannya, siap mengurung FingZhenMei! Ternyata penjaga lantai keempat adalah Tian Di Shuang Wang. ---ooo0dw0ooo--- Saat itu juga adalah saat di mana Yuan Xiao Xing sedang berdiri di tengah-tengah. Hal pertama yang dilihatnya adalah memeriksa gambar yang berhasil diambilnya, apakah ini asli atau palsu? ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei tidak berhenti sama sekali, dia langsung menerjang ke depan. Tian Di Shuang Wang membentak, kedua jala dikerutkan dan Fang Zhen Mei terkurung di dalamnya, mereka merasa sangat senang. Tidak disangka Fang Zhen Mei yang sudah terkurung di dalam jala masih saja berlari. Jala terbuat dari benang halus, karena itu Fang Zhen Mei bisa membawa lari jala itu ke depan mereka! Tian Di Shuang Wang terpaku, dia melepaskan pegangan jalanya, sepertinya mereka berdua akan bertabrakan dengan Fang Zhen Mei. Terlihat Fang Zhen Mei menjulurkan jarinya dari dalam jalan dan SET, SET jarinya sudah menotok nadi mereka. Dan merekapun jatuh berguling ke bawah. Begitu mereka roboh, jala terbuka dan Fang Zhen Mei bisa meloloskan diri dari jalan itu. Dia memutari lantai 4 itu, lalu bersiul panjang, dia mulai menaiki tangga menuju lantai 5! Fang Zhen Mei bersiul panjang dengan tujuan mengatur nafasnya, ternyata secara berturut-turut naik 4 tingkat, kemudian melewati kepungan Chang Shan San Bian, Qi Men San Do, Yuan Jia Si Guai, serta Tian Di Shuang Wang, yang semuanya berjumlah 12 orang, Fang Zhen Mei tidak mengalami hambatan yang berarti, Fang Zhen Mei belum bisa bernafas dengan benar, karena waktu yang tersedia hanya dalam waktu mata berkedip saja. Siulan Fang Zhen Mei membuat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang berada di tingkat enam merasa senang, kedua orang buta itupun mulai waspada, tapi karena tidak ada perintah dari Yuan Xiao Xing, mereka tidak berani membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. ---ooo0dw0ooo--- Yuan Xiao Xing yang berada di lembah itu telah melihat bahwa gambar itu asli, dia merasa sangat gembira, dia bersiul 3 kali, dan siulan itu bergema di dinding jurang, tapi karena dia berada di lembah yang dalam, suaranya tidak terdengar sampai di pagoda. Kalau tidak, mungkin kedua ornag buta itu segera membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Pada saat Yuan Xiao Xing bersiul 3 kali, dia baru teringat pada Fang Zhen Mei, tanpa pikir panjang lagi dia terbang ke atas menggunakan jurus Chang Kong Yi He dan terus mengepakkan sayapnya. Dengan kecepatan penuh dia naik kembali ke atas. ---ooo0dw0ooo--- Fang Zhen Mei yang berada di dalam pagoda membuat siulan panjang, dia sudah mencapai tingkat kelima, dia terus mencari Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tapi mereka tidak ada di sana, Fang Zhen Mei tidak kecewa, malah semakin bertambah bersemangat mencari teman-temannya. Di tingkat 5 terlihat ada sosok seseorang dan semakin mendekat, dengan cepat dia menyerang dengan 3 telapak dan 10 jari, kakinyapun ikut dimainkan, dia menendang dengan 9 jurus. Dibandingkan dengan Chang Shan San Bian, Qi Men San Dao, Yuan Jia Si Guai, Tian Di Shuang Wang, dan lain-lain, walaupun dia hanya sendiri tapi ilmu silatnya lebih tinggi dari orang-orang tadi. Fang Zhen Mei meloncat, dia naik ke tingkat lima dengan posisi miring! Orang itu ternyata lincah juga, melihat Fang Zhen Mei meloncat diapun ikut meloncat, dengan menggunakan jurus telapak, jurus kaki, dan jurus jari dia menyusul Fang Zhen Mei. Dia menyerang Fang Zhen Mei dari satu arah dan dari posisi belakang. Sepertinya orang itu akan mengenai sasarannya. Tapi posisi tubuh Fang Zhen Mei berubah lagi, dari bawah ke atas dia memasuki ruangan lantai lima. Orang itu terkejut, tubuhnya berputar dan mengganti arah dengan posisi dari bawah ke atas lalu menyerang Fang Zhen Mei! Posisi tubuh Fang Zhen Mei berganti lagi, dari atas dia menenggelamkan tubuhnya ke bawah lalu terbang dengan posisi datar. Kali ini orang itu tidak bisa mengikuti gerakan Fang Zhen Mei. Jari, telapak, dan kaki semua meleset pada saat menendang dan menusuk.. Orang itu tidak lain adalah si tangan terampil Gong Bai Li! Fang Zhen Mei secara berturut-turut berganti posisi 3 kali di udara, akhirnya dia terbang dengan mendatar. Tiba-tiba dia mendengar ada yang merintih, "Tolonglah aku!" Fang Zhen Mei merasa sangat senang, dengan cepat dia mendekat dan memapah orang yang terbaring di bawah dan sedang merintih itu. Pukulan Gong Bai Li tidak mengenai sasaran dia membalikkan badan dan menyerang ke belakang tubuh Fang Zhen Mei. Orang yang dipapah Fang Zhen Mei bangun dan duduk, sepertinya lukanya sangat berat, tubuhnya lemas. Tapi secara tiba- tiba orang itu mencabut pisaunya dari balik punggung, cahaya pisau tampak berkilau, pisau itu ditancapkannya di antara perut dan jantung Kang Zhen Mei! Pisau itu bernama Duan Chang Dao. Orang yang memegang pisau itu tak lain k lakah Xiao Duan Chang, Meng Hou Yu! Pisau Meng Hou Yu bergerak sangat cepat dan tepat, tadinya Fang Zhen Mei mengira orang yang merintih itu adalah Wo Shi Shui atau Shen Tai Gong, karena merasa senang dia berlari menghampiri orang itu untuk memapahnya ternyata karena tidak ada persiapan sebelumnya, mana mungkin dia bisa menghindari serangan pisau Meng Hou Yu yang dilancarkan secara tiba-tiba? Gong Bai Li yang berada di belakang dengan cepat berlari ke arah mereka, dengan kepalan tangannya dia memukul Fang Zhen Mei, dia datang dengan cepat dan mengggunakan tenaga yang kuat! Waktu itu juga Yuan Xiao Xing sudah berada di atas jurang, pada saat melihat Fang Zhen Mei tidak berada di sisi jurang, dia sadar bahwa Fang Zhen Mei sudah masuk ke dalam pagoda, dalam hati dia berpikir, "Walaupun gerakan Fang Zhen Mei sangat cepat, tapi dia tetap tidak akan bisa menolong Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Sekarang gambar ini sudah berada di tanganku, mereka bisa membunuh sandera." Wajah Yuan Xiao Xing terlihat sinis dan seram, dia bersiul panjang. Siulan ini adalah kode kepada kedua orang buta itu agar sekarang mereka membunuh Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui. ---ooo0dw0ooo--- BAB 7 Menolong musuh saat kebakaran Pisau tampak berkilau. Awalnya Fang Zhen Mei mengira orang yang tergeletak di bawah adalah Wo Shi Shui atau Shen Tai Gong. Sewaktu Fang Zhen Mei akan memapahnya, karena hatinya tergerak oleh suara, "Tolonglah aku." Itu bukan suara Wo Shi Shui maupun Shen Tai Gong. Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong sudah berteman sejak lama, karena itu Yuan Xiao Xing memaksa Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong bersuara dengan keras supaya membuktikan kepada Fang Zhen Mei bahwa temannya berada di dalam genggamannya. Sekarang bagaimanapun Meng Hou Yu menirukan suara mereka berdua, tetap tidak bisa menipu telinga Fang Zhen Mei. Tapi Meng Hou Yu juga sangat berpengalaman. Begitu tangannya siap menusuk dengan pisau, tangan kirimya sudah menggenggam pisau, sedangkan tangan kanannya terus menyerang. Fang Zhen Mei berhasil menahan dengan satu jurus, dia tidak berhenti. Dalam situasi yang tidak memungkinkan, dia berbalik dan merentangkan tubuhnya. Seperti asap yang melayang dengan ringan, diapun naik ke tingkat 6. Fang Zhen Mei yang bergerak menghindar membuat kepalan Gong Bai Li meleset. Karena tidak bisa menghentikan laju tenaganya, maka kepalan ini meleset mengenai kepala Meng Hou Yu! Pergelangan tangan Meng Hou Yu dipegang oleh Fang Zhen Mei. Dia merasa sakit sekaligus mati rasa. Walaupun Fang Zhen Mei tidak berniat membunuhnya, tapi Meng Hou Yu tidak bisa berdiri. Melihat kepalan Gong Bai Li siap memukuhrya, dia tidak bisa menghindar lagi. Daripada terluka, pisau yang berada di dalam tangannya diulurkan. Terdengar suara CEB. Pisau itu menancap ke dalam perut Gong Bai Li. Gong Bai Li berteriak kesakitan, kepalan tangannya menjadi tidak bertenaga, tapi sempat memukul wajah Meng Hou Yu, pukulan itu menyebabkan wajahnya menjadi hijau dan hidung menjadi bengkak. Tapi Gong Bai Li mati sia-sia. Pada saat bersiul, Fang Zhen Mei sudah berada di tingkat 6. Dua orang buta yang berada di tingkat 6 mendengar siulan Yuan Xiao Xing. Mereka masing-masing memegang tongkat bambunya. Terdengar suara tajam, mereka menusuk tenggorokan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang dan matapun dipejamkan sambil menunggu kematian. Tiba-tiba dari dalam kegelapan terdengar suara ZET, ZET sebanyak dua kali. Dua jari yang membawa suara angin kencang menyentil kedua tongkat itu. Kedua orang buta itu sangat marah. Si buta besar membentak, "Siapa kau?" Si buta kedua ikut membentak, "Apakah kau adalah Fang Zhen Mei?" Begitu mendengar Fang Zhen Mei sudah sampai di lantai enam, Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui merasa sangat' senang. Shen Tai Gong mempunyai ide. Segera dia berteriak, "Tombol rahasianya berada di sudut dinding!" Kata-katanya belum habis, Fang Zhen Mei secepat kilat berlari ke arah sudut dinding. Begitu mendengar Fang Zhen Mei akan membuka tombol rahasia, kedua orang buta itu seperti 2 ekor kelelawar hitam, dengan tongkat bambu mereka mulai menusuk. Waktu itu terdengar suara siulan dari bawah pagoda sepertinya orang itu sedang menaiki pagoda! Jika Yuan Xiao Xing naik ke pagoda, Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong pasti akan mati. Fang Zhen Mei tidak melayani kedua tongkat milik kedua orang buta itu. Dia berlari menuju tombol rahasia dan menarik tuas besi yang berada di sebelah kanan. Begitu tuas besi itu ditarik, borgol tangan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong segera terbuka. Begitu Fang Zhen Mei membalikkan badan, tongkat kedua orang buta itu sudah menancap ke dalam baju putih Fang Zhen Mei! Melihat kedua tongkat itu hampir mengenai daging tubuhnya, tangan Fang Zhen Mei mencengkram kedua tongkat itu. Kedua orang buta ini menarik kembali tongkatnya, tidak disangka Fang Zhen Mei malah melonggarkan genggamannya dan mendorong mereka ke belakang. Karena situasi yang terjadi begitu tiba-tiba, membuat kedua orang buta itu mundur dan terjatuh di depan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong! Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak. Mereka berdua jadi bertarung secara sengit dengan kedua orang buta itu! Fang Zhen Mei membalikkan badannj'a untuk melihat lagi, masih ada 2 tuas besi. Dia tidak tahu apa fungsi kedua tuas besi itu. Apalagi sudah terdengar siulan panjang. Suara ini terdengar berada di tingkat tiga. Dia menarik kedua tuas besi itu! Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong bisa terlepas dari borgol kaki. Mereka saling memandang dalam hati merasa senang, dan merekapun tertawa. Jurus mereka lebih ganas dan lebih berani dibandingkan tadi. Kedua orang buta itu tidak bisa menahan serangan mereka. Hanya bertarung beberapa jurus saja mereka hampir kalah. Terlihat baju putih Fang Zhen Mei berkibar. Dia masuk ke dalam lingkaran pertarungan. Kedua orang buta itu merasa pinggang mereka telah mati rasa. Nadi mereka berhasil ditotok dan GLUTUK, GLUTUK, kedua-duanya terjatuh ke bawah. Fang Zhen Mei sadar kalau Yuan Xiao Xing akan segera datang karena itu dia tidak ingin bertarung lama-lama. Tiba-tiba dari dalam dan luar pagoda telah terjadi kebakaran. Api naik dengan cepat, membuat satu pagoda terbakar. Ternyata walaupun terbubt dari batu yang kokoh, tapi setiap tingkat dilapis dengan semacam obat yang cepat terbakar. Karena itu di dalam pagoda tidak dipasang lampu, jadi jika terjadi kebakaran, api akan dengan cepat menyala dan sulit dikuasai. Tuas besi tengah yang akan ditarik oleh Fang Zhen Mei adalah tombol rahasia untuk menyalakan obat ini, karena itu pagoda dengan cepat terbakar dan api membesar dengan cepat. Sebenarnya maksud Yuan Xiao Xing bersiul adalah memberi kode kepada kedua orang buta itu untuk membunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, serta memancing Fang Zhen Mei supaya naik ke atas pagoda baru membakarnya hidup-hidup. Walaupun dia bisa melarikan diri tapi dia akan merasa letih setelah itu baru baru membunuhnya di luar pagoda, dan membasmi semuanya. Begitu Yuan Xiao Xing naik ke tingkat keempat, dia sudah melihat api menyala dan dia tidak berani melanjutkan naik ke lantai selanjutnya. Karena setiap tingkat hanya memiliki lubang angin yang sangat kecil, tidak mungkin bisa keluar dari sana. Jika tertahan di dalam pagoda, dia pasti akan mati, karena itu dia segera mundur dan turun. Begitu Yuan Xiao Xing keluar dari pagoda dan melihat ke dalam pagoda, tiba-tiba ada 3 sosok, yang satu berwarna putih sedangkan yang lainnya berwarna hitam, bayangan itu meloncat keluar. Ketiga orang ini adalah Fang Zhen Mei, Shen Tai Gong, dan Wo Shi Shui. Jika Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong masih diborgol, mereka pasti akan mati. Sekarang mereka berhasil lepas dari borgol. Dengan ilmu silat mereka yang tinggi, mereka bisa keluar dari kebakaran, ini bukan hal yang sulit bagi mereka, apalagi mereka berdua adalah prmberani. Begitu keluar dari pagoda, mereka saling memegang pundak dan tertawa lepas, sama sekali tidak menganggap Yuan Xiao Xing yang tampak marah dan penuh dengan nafsu membunuh. Yuan Xiao Xing tidak peduli dengan mereka, dia hanya menatap Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei terlihat begitu tenang. Waktu ini, pagoda sudah dipenuhi dengan asap. Terlihat ada 3 orang keluar lagi dari sana. Mereka adalah Qi Men San Dao. Sambil berlari mereka terbatuk-batuk. Wajah penuh dengan air mata dan ingus. Tiba-tiba dari dalam pagoda terdengar suara jeritan. Hati Fang Zhen Mei berpikir, "Sewaktu aku naik ke pagoda aku sudah menotok nadi Chang Shan San Bian, Tian Di Shuang Wang, dan kedua orang buta itu, tapi nadi bicara mereka tidak ditotok, mereka masih bisa teriak. Suara ini pasti suara mereka!" Waktu ini keluar seseorang lagi. Bajunya sudah compang comping. Dia adalah Meng Hou Yu. Dia hanya sendiri, berarti dia tidak menolong orang lain. Fang Zhen Mei segera membalikkan tubuhnya, masuk kembali ke dalam pagoda. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong hanj'a bengong, sampai Yuan Xiao Xing pun tidak tahu apayang akan dilakukan oleh Fang Zhen Mei. Hanya sebentar, Fang Zhen Mei tampak keluar dari balik asap tebal. Dia menjepit 2 orang. Mereka adalah Tian Di Shuang Wang, kemudian dia masuk lagi ke dalam pagoda. Api sudah berkobar sangat besar. Jalan masuk dan jalan keluar sudah tertutup api. Sekarang Fang Zhen Mei masuk lagi ke dalam pagoda. Walaupun ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi, tapi setiap saat dia bisa terkubur di dalam lautan api. Tapi Fang Zhen Mei mempersingkat waktu untuk menolong orang-orang yang terjebak. Dia tidak memikirkan hal lainnya. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong melihat apa yang dilakukan Fang Zhen Mei. Darah mereka ikut bergejolak. Semua dendam terlupakan, yang terpenting adalah menolong mereka yang terjebak api. Wo Shi Shui berteriak, ;'Shen Tai Gong, cepat tolong mereka yang masih ada di dalam!" Shen Tai Gong menjawab, "Kita harus membantu Fang Zhen Mei!" Mereka berdua masuk kembali ke dalam pagoda! Kali ini Yuan Xiao Xing benar-benar bengong. Waktu itu Yuan Jia Si Guai juga sudah keluar dari pagoda. Ilmu silat mereka tidak sebagus Meng Hou Yu. Mereka tidak bisa cepat keluar dari pagoda. Mereka juga tidak seperti Qi Men San Dao yang berjaga di tingkat kedua, mereka lebih mudah keluar dari pagoda. Sambil keluar, mereka berempat memadamkan api yang membakar baju mereka. Dari kobaran api, muncul kembali 3 orang. Mereka adalah Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong. Mereka masing-masing menjepit satu orang. Orang yang mereka tolong . idalah Chang Shan San Bian. Sosok Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong, tidak enak dipandang. Baju berlubang di mana-mana, keringat membanjiri tubuh. Pada saat Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui meletakkan orang yang telah mereka tolong, mereka masih terengah-engah. Tapi Fang Zhen Mei kembali lagi ke dalam pagoda. Di tingkat keenam, terdengar kedua orang buta itu meminta tolong. Waktu itu Meng Hou Yu mendekati Yuan Xiao Xing, diam-diam berkata, "Kita ambil kesempatan ini untuk membunuh mereka. Kita bunuh Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong kemudian tutup pintu pagoda supaya Shen Tai Gong tidak bisa keluar dari sana." Yuan Xiao Xing tidak melihatnya. Dia hanya melihat pagoda yang masih terbakar Wajahnya sangat dingin dan berkata, "Tutup mulutmu! Atau aku akan musnahkan ilmu silatmu!" Meng Hou Yu terkejut. Dia tidak berani bicara lagi. Fang Zhen Mei sekali lagi keluar. Badannya sudah terbakar di beberapa tempat. Bajunya sudah tidak berbentuk, rambutnyapun berantakan. Tapi sikap dan pembawaannya masih terlihat begitu gagah dan berani. Dia membantu kedua orang buta itu memadamkan api di tubuh mereka. Kemudian setelah itu dia baru berguling-guling di tanah untuk memadamkan api. Si buta besar terkejut dan berteriak, "Kau bukan Kakak Yuan?" Si buta keduapun berteriak, "Kau Fang Zhen Mei?" Fang Zhen Mei tidak menjawab. Dia duduk bersila untuk beristirahat dan mengatur nafasnya. Dia tahu musuh terbesarnya berada di depan. Dia sudah kehilangan banyak tenaga, terpaksa dia mengatur nafas dan beristirahat. Yuan Xiao Xing tidak bergerak. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong berlari mendekati Fang Zhen Mei. Mereka bersikap siap siaga. Yuan Xiao Xing dengan dingin berkata, "Kau boleh beristirahat dulu. Tapi hari ini, pertarungan antara kau dan aku tidak bisa dihindari lagi." Pelan-pelan Fang Zhen Mei membuka mata. Dengan tersenyum berkata, "Kau sudah mendapatkan Shang Qing Tu, mengapa tidak pergi?" Yuan Xiao Xing menjawab, "Aku tidak ingin bertarung denganmu, tapi jika aku membawa pergi Shang OingTu, apakah kau akan mengejarku?" Pelan-pelan Fang Zhen Mei mengangguk dan berkata, "Tentu saja! Shang Qing Tu bukan milikku, aku harus merebutnya kembali dan mengembalikannya lagi kepada pemiliknya." Dengan pelan Yuan Xiao Xing berkata, "Betul. Seumur hidup aku hanya mengejar dan membunuh musuh, tidak ada orang yang berani membunuhku, aku tidak akan lari." Fang Zhen Mei tidak menjawab. Yuan Jia Si Guai, Qi Men San Dao, Tian Di Shuang Wang, dan Chang Shan San Bian yang terluka ringan, saling bertukar pandang. Tiba-tiba mereka berjalan ke sisi Yuan Xiao Xing. Lao Da Yuan Jia Si Guai berkata, "Tetua Yuan, kami 4 bersaudara walaupun tidak meminta supaya ditolong oleh Puan Muda Fang, tapi kami tidak ingin menjadi musuh Tuan Muda Fang. Kami ingin...." Lao Da Chang Shan San Bian ikut bicara, "Kami ingin mundur karena Tuan Muda Fang telah menolong kami, mana mungkin kami..." Tian Di Shuang Wang ikut bicara, "Mana mungkin kami membalas budi dengan perbuatan jahat. Kelak kami akan membalas pertolongan Tuan Muda Fang tadi!" Lao Da Qi Men San Dao berkata, "Kami juga tidak menutup mata dengan kejadian tadi. Tetua Yuan, maafkan, kami tidak bisa membantumu lagi. Kita berjumpa di lain kesempatan." Setelah itu dia memutar badan, ingin pergi dari sana tiba-tiba ada seseorang dengan cepat keluar. Dia membentak, "Bagus! Bagus! Setelah makan mie, mangkuknya dibalikkan, benar-benar tidak tahu diri. Siapa yang berani pergi, aku akan membunuhnya!" Tian Di Shuang Wang sangat marah dan berkata, "Tadi kami sempat melihat mayat Kakak Gong di dalam pagoda. Dia mati terkena Duan Chang Dao, kelinci mati, rubah merasa sedih, burung habis diburu panahpun disimpan. Mengapa kau masih mengganggu kami?" "Berani sekali kau, masih membantah lagi! Dalam 3 jurus aku akan mencabut nyawamu!" Meng Hou Yu membentak. Tiba-tiba ada suara aneh yang bicara, "Apa? Kau menghina karena kami tidak bisa melihat? Aku akan membereskanmu dulu! Ha! Ha! Ha!" Ada suara lain yang berkata, "Baiklah! Aku akan membereskan kau dulu sebagai ucapan terima kasih kepada penolong kami. Ke! Ke! Ke" Yang bicara adalah 2 orang buta itu. Mereka meloncat-loncat mengelilingi Meng Hou Yu. Meng Hou Yu kaget dan marah, dia membentak, "Hei buta, apakah kau cari mati?" Si buta besar tertawa dan menjawab, "Benar!" Si buta kedua ikut tertawa dan berkata, "Mengapa kau bisa tahu?" Sambil tertawa kedua tongkat sudah dilayangkan dan menusuk ke arah Meng Hou Yu, Meng Hou Yu segera mencabut Duan Chang Dao dengan sekuat tenaga, dia juga ingin sekalian membunuh Chang Shan San Bian, Qi Men San Dao, Tian Di Shuang Wang, dan Yuan Jia Si Guai, karena mereka tidak ingin bermusuhan dengan Fang Zhen Mei, dan di lain pihak juga tidak ingin bemusuhan dengan Yuan Xiao Xing. Mereka melakukan bai kepada Fang Zhen Mei kemudian pergi dari sana! Terdengar suara kepakan burung bangau, seseorang berada di tengah-tengah udara, dia menyerang ke arah dua orang buta itu. Ternyata orang itu adalah Chang Kong Yi He, Yuan Xiao Xing! Pada saat itu terlihat baju putih yang berkibar. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui melihat Kang Zhen Mei yang tadinya duduk bersila di bawah sudah menghilang, dia sudah berada di tengah udara untuk mencegah serangan Yuan XiaoXing! Satu berbaju abu sedangkan satu lagi berbaju putih, di tengah udara saling memukul, kemudian kedua-duanya turun. Yuan Xiao Xing tampak sedikit bergoyang sedangkan Fang Zhen Mei tampak bergoj'ang-goyang. Tapi tidak bisa dipastikan siapa yang menang atau kalah, terdengar si buta besar berteriak, "Kami berhutang nyawa kepada Anda, Tuan Muda Fang." Si buta kedua dalam pertarungan sengit itupun ikut berteriak, "Serahkan bocah ini kepadaku, biar kau hadapi yang tua!" Kedua orang buta itu memang bersifat aneh, tapi mereka adalah orang yang tahu membalas budi, Fang Zhen Mei sudah menolong mereka, tentunya mereka tidak akan bermusuhan dengan Fang Zhen Mei. Tadinya mereka kagum dengan ilmu silat Yuan Xiao Xing, karena itu mereka memanggil Yuan Xiao Xing dengan panggilan kakak tertua, Yuan Xiao Xing menyuruh mereka menjaga dengan ketat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dengan senang hati mereka menyetujuinya. Tidak disangka selagi mereka mengalami kesulitan, Yuan Xiao Xing tidak mau menolong mereka, malah ditolong oleh Fang Zhen Mei. Sekarang Yuan Xiao Xing malah mau membnnuh mereka, dalam hati mereka bertambah marah, dan mereka sudah tidak peduli lagi kepada Yuan Xiao Xing. Kedua orang buta itu diundang oleh Yuan Xiao Xing, tapi sekarang mereka malah membantu Fang Zhen Mei, hal ini benar- benar membuat Yuan Xiao Xing marah. Dia ingin membunuh kedua orang buta itu, tapi malah ditahan oleh Fang Zhen Mei. Dalam satu jurus bisa diketahui selain ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei yang tinggi, tenaga dalamnyapun sangat kuat. Dalam hati Yuan Xiao Xing berpikir, "Kalau menunggu dia mengatur nafas dan beistirahat, tenaga dalamnya akan pulih seperti sedia kala." Dan saat itu dia tidak akan bisa mengalahkan Fang Zhen Mei, karena itu dengan marah dia berkata, "Fang Zhen Mei, kalau kau cari mati, aku akan menyempurnakan rencanamu!" Dia meloncat dengan kekuatan penuh yang dia miliki dan dengan jurus Xiao Tian Xing Zhang Li, dia menyerang Fang Zhen Mei. Ternyata Yuan Xiao Xing melihat kondisi tubuh Fang Zhen Mei belum kembali ke kondisi asal, dengan ilmu yang dimilikinya sekarang, dia ingin membunuh Fang Zhen Mei! Jurus Xiao Tian Xing Zhang Li sangat sulit disambut, apalagi oleh Fang Zhen Mei. Dia sudah mondar mandir turun naik pagoda untuk menyelamatkan nyawa orang lain, otomatis tenaganya sudah terkuras. Dalam pertarungan biasa, jarang ada orang pada saat bertarung langsung mengeluarkan seluruh tenaga dalam dan kekuatannya untuk menyerang. Biasanya lawan akan menebak- nebak dulu sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat lawannya, apakah lebih kuat atau lebih lemah dari dirinya. Kalau dalam satu kali serangan tidak berhasil maka ini akan menghabiskan banyak tenaga, malah mungkin akan gagal total. Tapi Yuan Xiao Xing ingin dengan cepat menghabisi Fang Zhen Mei, karena itu dia tidak memikirkan lebih lanjut masalah ini. Serangan Yuan Xiao Xing sangat cepat seperti kilat, Fang Zhen Mei yang berhadapan dengan Yuan Xiao Xing, dia memang tidak berani menyambut jurus Yuan Xiao Xing, karena itu dia tidak sempat membalikkan tubuhnya, terpaksa dia menarik nafas dan mundur dari sana. Gerakan telapak tangan Yuan Xiao Xing tidak berubah, dengan jurus Chang Kong Yi He, dia terus mendekati Fang Zhen Mei, tapi Fang Zhen Mei terus mundur, telapak tangan Yuan Xiao Xing tepat berada satu kaki dari jantung Fang Zhen Mei. Kalau Fang Zhen Mei sedikit terlambat mundur, pukulan Yuan Xiao Xing akan membunuh Fang Zhen Mei! Walaupun tubuh Yuan Xiao Xing dengan cepat bergerak maju, tapi Fang Zhen Mei pun mundur dengan cepat. Hanya dalam waktu singkat tampak yang satu maju sedangkan yang lain mundur, tanpa terasa sudah melampaui jarak 30-40 meter! Yuan Xiao Xing tahu kalau dia tidak menyerang dulu, mungkin jurus Chang Kong Yi He nya tidak akan bisa mengenai Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tidak mempunyai kesempatan membalikkan tubuhnya, dia masih terus mundur. Kelihatannya dia akan menabrak pagoda itu. Hati Yuan Xiao Xing girang bukan kepalang, dalam hati dia berpikir, "Begitu kau menempel ke pagoda itu, kau tidak akan bisa lari lagi!" Tidak disangka punggung Fang Zhen Mei seperti mempunyai mata, dengan gerakan seperti ikan berenang, dengan cepat dan tepat dia mundur ke sisi pagioda. Yuan Xiao Xing merasa sangat marah dan meraung. Tenaga telapak tangannya ditarik tapi dia masih mengejar, telapak tangannya masih berada satu kaki di depan dada Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong ingin membantu Fang Zhen Mei dan berlari ke arah mereka, tapi ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing begitu tinggi, dengan cara apapun mengejar tetap tidak akan mampu mengejar mereka. Mereka berdua jauh tertinggal di belakang. Mereka merasa marah dan diburu-buru. Di antara Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing, yang satu mengejar yang lain mundur, mereka memutari gunung, tanpa terasa hari sudah siang, Wo Shi Shui mengejar mereka sampai terengah-engah dan tubuh mereka dibanjiri keringat. Kedua orang buta itu sedang bertarung menghadapi Meng Hou Yu, pertarungan semakin sengit dan seru. Tapi tampaknya mereka mulai kelelahan. Tiba-tiba tubuh Fang Zhen Mei berubah, wajahnya tetap menghadap Yuan Xiao Xing tapi tubuhnya meluncur dan berpindah. Lalu sedikit meloncat, gerakannya benar-benar aneh, l «m kadang melewati kaki Yuan Xiao Xing, t < i kadang berada di belakang Yuan Xiao Xing, i «i kadang berada di atas kepala Yuan Xiao Xing. I'.ipi ilmu silat Yuan Xiao Xing juga tinggi, lu-manapun Fang Zhen Mei menghindar, dia i c -1«i p bisa mengikutinya dan telapak tangannya lelap berjarak satu kaki di depan dada Fang Zhen Mei. Diapun tidak memberi kesempatan kepada Fang Zhen Mei untuk memutar tubuhnya, sambil menyerang, dia menghindar dan juga berlari. Mereka meninggalkan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sangat jauh. Mereka berada di kaki gunung, menuju kota Chang An. Mereka memasuki kota Chang An. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong ikut mengejar hingga di kota Chang An. Prajurit yang menjaga kota otomatis tidak bisa mencegah gerakan mereka. Setiap kali melihat Fang Zhen Mei akan bertabrakan dengan pejalan kaki, pedagang kaki lima, atau rumah penduduk, Fang Zhen Mei bisa menghindarinya, tapi Fang Zhen Mei tidak bisa menghindari telapak tangan Yuan Xiao Xing! Sekarang hari sudah siang. Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing tampak merubah jurusnya lagi, yang satu lari yang satu mengejar, mereka tidak menghindar lagi, mereka sekarang meloncat dengan sekuat tenaga. Sekarang mereka sedang bertanding ilmu meringankan tubuh. Karena itu otomatis Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak bisa mengejar mereka lagi. Mereka berlari semakin jauh, kedua baj'angan itu yang satu berwarna abu yang satu berwarna putih, menghilang di depan mereka. Apa boleh buat! Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tahu kalau ilmu meringankan tubuh mereka tidak sebanding dengan Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei, mereka hanya bisa saling pandang dan menarik nafas. Tiba-tiba terdengar ada angin besar yang berhembus, belum sempat membalikkan tubuh untuk melihat, terlihat bayangan berbaju putih melewati mereka. Pada saat mereka membalikkan kepala, mereka melihat bayangan berwarna abu, melewati lagi kepala mereka. Satu berwarna putih satu berwarna abu bergerak dengan sangat cepat, sehingga sosoknya tidak terlihat jelas, kemudian kedua bayangan ini menjauh lagi. Ternyata Fang Zhen Mei dan Yuan Xiao Xing saling mengejar dalam satu lingkaran. Sekarang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang bisa dikategorikan sebagai pesilat tangguhpun tidak bisa melihat dengan jelas sosok mereka. Mereka benar-benar merasa kecewa pada diri mereka sendiri. Wo Shi Shui menepuk-nepuk pundak Shen Tai Gong dan dengan terengah-engah berkata, "Lao Shen, kalau aku ingin mengejar mereka, mungkin harus menunggu berganti generasi dulu!" Tiba-tiba Shen Tai Gong berkata, "Lebih baik kita kembali lagi ke pagoda itu untuk melihat keadaan di sana, aku ingin melihat si kura- kura bertarung dengan kedua orang buta itu." Karena itu mereka berdua dengan cepat kembali ke pagoda itu, melewati pemandangan serba hijau di sisi kota Chang An lalu naik ke Gunung Shao Shi. Setelah sampai di sana hari semakin siang, dari jauh mereka melihat kedua orang buta itu masih bertarung dengan Meng Hou Yu. Kalau dilihat dalam hal ilmu silat, bila bertanding satu lawan satu Meng Hou Yu pasti akan menanng. Tapi kedua orang buta itu secara serempak bisa melawan Meng Hou Yu yang bertarung sendiri. Dia akan kalah. Tapi Meng Hou Yu adalah orang yang wajahnya terlihat baik tapi hatinya sangat jahat. Dengan jurus pisau yang ganas dan dengan menggunakan siasat licik, serta gerakan lincah, setelah bertarung cukup lama dia bisa bertahan, ini merupakan keberuntungan baginya. Suatu ketika kedua orang buta itu tampak menundukkan kepalanya untuk menghindari sabetan pisau Meng Hou Yu, ketika mereka menundukkan kepalanj'a, kedua tongkat orang buta itu berbareng menusuk kebawah, Meng Hou Yu melihat ada dua lubang yang mengalir darah dari kakinya, kemudian diapun roboh, dengan kaget Meng Hou Yu berteriak, "Dua Tetua, aku mengaku kalah, mohon jangan bunuh aku!" Si buta besar tertawa, "Bocah, apakah kau masih berani menghina dan memanggil kami 'si buta'? Kami berdua adalah laki- laki tertampan di dunia ini!" Ternyata mereka masih ingat sewaktu di pagoda Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menipu mereka supaya mereka mau membuka borgol dengan cara memuji mereka. Si buta keduapun tertawa, "Bocah, ilmu silatmu sangat bagus, demi Yuan Xiao Tian, kami tidak akan membunuhmu!" Meng Hou Yu berusaha bangun dan terus mengucapkan terima kasih, "Terima kasih kepada kedua Tetua yang tidak membunuhku, aku akan selalu mengingat...." Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong dari jauh melihat semuanya, mereka berpikir pertarungan sudah selesai, pelan-pelan mereka berjalan ke sana, tidak disangka mereka melihat ada pisau berkilat, ternyata Meng Hou Yu mencabut pisaunya dan darah tampak bermuncratan, si buta kedua berteriak kesakitan, "Apakah ini adalah... adalah balasanmu----" diapun roboh. Si buta besar ketika mendengar si buta kedua sudah mati, dia tidak sanggup menahan diri lagi, dia meraung dan dengan tongkatnya dia maju dan menusuk Meng Hou Yu! Meng Hou Yu yang berhasil menusuk si buta kedua hingga mati, dia merasa senang. Sekarang tersisa si buta besar, ini akan lebih mudah dihadapi. Tapi kakinya yang terluka terasa sangat sakit. Kakinya tidak bisa digeser. Ketika tongkat si buta besar datang menyerangnya, dia sudah tidak sanggup menghindar lagi, dengan terkejut sambil terburu-buru Duan Chang Dao dikeluarkan lalu diapun menusuk! PUSH, karena si buta besar dalam keadaan marah, dia lupa untuk menghindari pisau itu dan Meng Hou Yu menancapkan pisaunya di dada si buta besar. Tapi kecepatan si buta besar maju ke arahnya tidak berkurang, tongkat bambunya menancap ke dada Meng Hou 'i u lalu menembus keluar punggung! Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui melihat K (jadian ini, karena jarak mereka dengan pertarungan itu cukup jauh, mereka tidak bisa menolong hanya bisa membentak, "Berhenti!" Hegitu mereka lari mendekat ternyata si buta I edua sudah bertekad tidak akan berhenti bertarung sampai salah satu dari mereka mati. Tapi Yuan Xiao Xing memang berniat ingin membunuh Fang Zhen Mei dengan telapak tangannya. Sedangkan Fang Zhen Mei berniat sebaliknya, dia hanya ingin mengambil kembali Shang CjingTu. Dalam hati Fang Zhen Mei berpikir, tenaga telapak Yuan Xiao Xing sangat kuat, ditambah dia sangat berpengalaman, dia berharap dia bisa memenangkan pertarungan ini dengan kekuatan telapak tangannya, ternyata harapannya sangat tipis. Asal tidak kalah saja, itu sudah sangat beruntung. Sebenarnya dalam hati Yuan Xiao Xing merasa kaget, dia tidak mengira Fang Zhen Mei yang semuda itu bisa menghadapi ilmu Xiao Tian Xing Zhang Li yang sudah berpuluh tahun dikuasainya, tadinya dia yakin ilmunya ini bisa mengalahkan Fang Zhen Mei. Tidak disangka setelah begitu lama menyerang, dia tetap tidak bisa mengalahkannya. Dalam hati dia berpikir, "Kalau kali ini aku tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei dam harus menunggu lain waktu, saat itu aku tidak akan sanggup mengalahkannya lagi. Kedua pasang telapak itu terus menempel, tidak ada yang kalah atau menang. Hari semakin sore. Sejak pagi mereka berdua bertarung sampai hari menjelang malam. Tentu saja tubuh juga terasa lemas dan lelah, tapi karena ilmu silat mereka tinggi, mereka mafeih terlihat kuat dan tidak tampak akan roboh. Tapi kalau mereka terus bertarung, mereka akan seperti lampu tempel yang cahayanya meredup karena kehabisan minyak. Waktu itu dari kerumunan orang tiba-tiba ada seorang pak tua yang bicara, "A Qian, siapakah laki-laki berbaju putih yang sedang bertarung itu?" Seorang pemuda menjawab, "Ayah, dia adalah orang yang pernah menolong kita." Pak tua itu terbatuk kemudian berkata, "Kalau dia adalah orang yang pernah menolong kita, cepat bantu dia!" Ternyata kedua orang itu pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, mereka adalah pemilik sapi yang kemarin baru melahirkan. Pemuda itu tidak lain adalah putra pak tua itu. Karena mereka pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, maka mereka menganggap Fang Zhen Mei adalah dewa penolong mereka. Petani lugu adalah orang yang paling ingat pada budi yang telah diberikan orang. Begitu melihat Fang Zhen Mei berada dalam kesulitan, mereka sendiri tidak tahu apakah bisa menolong atau tidak, pemuda itu sudah mengangkat pikulannya dan siap memukul kepala Yuan Xiao Xing! Pak tua dan pemuda itu belum pernah belajar ilmu silat, hari itu kebetulan mereka datang ke kota untuk menjual hasil kebun mereka. Dagangan mereka lumayan laku, saat itu mereka sedang dalam perjalanan pulang, secara kebetulan melewati jalan itu dan melihat ada kerumunan orang. Karena merasa aneh, merekapun ikut menonton keramaian, dan melihat kalau dewa penolong mereka sedang berkelahi, mereka sudah tidak banyak berpikir lagi. Pemuda itu memukul dengan kayu pikulannya, pukulan itu sangat kuat. Ditambah sejak kecil dia sudah terbiasa bekerja kasar, otomatis dengan lancar dia memukul dan anehnya kenapa pancaran tenaga dalam dari tubuh Yuan Xiao Xing tidak berpengaruh pada pemuda ini. Yuan Xiao Xing dan Fang Zhen Mei sedang konsentrasi penuh mengadu telapak tangan, kalau saja ada salah satu ada yang lengah maka lawan akan menggunakan kesempatan menyerang dengan tenaga dalamnya hingga mati, dan dia sendiripun akan mati jika dia menarik tenaga dalamnya. Karena itu mereka berdua tidak mendengar pembicaraan antara pak tua dan putranya. Pada saat pikulan itu mengenai kepala Yuan Xiao Xing, Yuan Xiao Xing baru merasakannya. Dia mengira kalau Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong diam-diam telah menyerangnya, terpaksa dia bertahan pada posisinya. Tapi telapak tangannya tidak bisa ditarik, ditambah karena seharian dia telah berlari, hatinya menjadi tidak tenang, hingga tidak berhasil menyerang, sedikit saja dia tidak berkonsentrasi, tenaganya menjadi kacau. Tenaga telapak Fang Zhen Mei terasa menerobos masuk dengan deras menyerang, tenaga yang dikeluarkan Yuan Xiao Xing jadi berbalik menyerang kepada dirinya sendiri! Biasanya sekalipun pemuda itu memukulnya sebanyak 8 atau 10 kali, hal itu tidak akan berakibat apa-apa. Karena saat ini dia sedang beradu telapak tangan dengan Fang Zhen Mei maka seluruh tenaga dalamnya terpusat di telapak tangannya. Dan seluruh tubuhnya tidak terlindung. Tapi karena ilmunya yang hebat, dipukul 5-6 kali, dia masih bisa bertahan, hanya saja Yuan Xiao Xing berpikiran sempit, dia berpikir bahwa Fang Zhen Mei mengambil kesempatan untuk menyerangnya, hatinya menjadi kacau dan secara otomatis nafasnyapun kacau dan seperti orang yang tidak bisa bernafas! Fang Zhen Mei merasa kalau tenaga dalam Yuan Xiao Xing mendadak menghilang, sebenarnya dia bisa menggetarkan Yuan Xiao Xing dengan tenaga dalamnya, tapi begitu dia melihat ' ada seorang pemuda sedang menghantam kepala Yuan Xiao Xing dengan pikulannya, dia tahu kalau Yuan Xiao Xing tidak bisa bisa konsentrasi penuh, diapun jadi tidak tega. Dia menarik kembali tenaga dalamnya yang sudah dikeluarkan, walaupun Fang Zhen Mei masih bisa menarik kembali tenaga dalamnya tapi diapun sempat tergetar dan mundur puluhan langkah. Darahnya terasa bergejolak, setelah itu dia baru bisa berdiri dengan tegak. Karena Fang Zhen Mei mundur maka dia tidak jadi membunuh Yuan Xiao Xing juga tidak bisa menolong Yuan Xiao Xing, dia tampak seperti sudah tersesat. Di dalam tubuhnya terasa seperti banyak ulat yang sedang menggigitnya, terasa sangat sakit tidak tertahankan, ditambah lagi kepalanya terasa sakit karena dipukul oleh pemudaku. Terdengar suara, "Eeghh!" nafasnya sudah tidak teratur, mulutnya terbuka dan dia langsung memuntahkan darah, akhirnya dia ambruk ke bawah, nafasnya segera berhenti! Pada saat pemuda itu memukul, dia baru ingat kalau ilmu silat Tuan penolongnya sangat tinggi, tapi tidak bisa mengalahkan orang itu, lalu bagaimana dengan pukulannya, apakah ini ada gunanya? Tak disangka begitu dia memukul kepala Yuan Xiao Xing, sedikitpun tidak terlihat terluka, tapi Yuan Xiao Xing malah muntah darah. Dia merasa aneh, dia mengira hal seperti ini hanya akan terjadi di dunia persilatan, dan dia tidak mengerti. Fang Zhen Mei melihat nyawa Yuan Xiao Xing tidak tertolong lagi, dia merasa sedih, dalam hati dia berpikir, "Aku memang tidak membunuhnya, tapi dia mati karena diriku, walaupun Yuan Xiao Xing selalu melakukan kejahatan, tapi dia mati di tangan seorang pemuda yang tidak bisa ilmu silat, dan dia hanya seorang petani. Kejadian ini benar-benar aneh!" Orang-orang yang berkerumun yang melihat keramaian semakin banyak, polisi sudah berdatangan, tiba-tiba Fang Zhen Mei teringat sesuatu, dari balik baju bagian dada Yuan Xiao Xing dia mengeluarkan Shang Qing Tu. Kemudian dia mengepit pak tua dan pemuda itu meloncat, hanya beberapa kali turun dan naik melewati rumah-rumah, mereka sudah melewati beberapa jalan, dan polisi- polisi itu hanya sempat melihat ada sekelebat bayangan orang, lalu mereka kehilangan jejak, apakah mungkin mereka sanggup mengejar? ---ooo0dw0ooo--- Di perjalanan Fang Zhen Mei tampak sedang mengucapkan terima kasih kepada pak tua dan pemuda itu. Karena teringat kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia tidak banyak bicara lagi, dia buru-buru pamit kepada kedua orang itu. Tapi baru saja dia melangkah di depannya tampak ada 2 orang sedang mendatanginya. Ternyata mereka adalah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, begitu mereka melihat Fang Zhen Mei, langsung tertawa senang. "Ha ha ha! Dia masih belum mati!" Wo Shi Shui berhenti melangkah, dengan sikap waspada dia melihat ke belakang dan berkata, "Lao Shen, hati-hati, mungkin saja si bangau tua akan datang dari arah belakang, kali ini kita harus bisa menangkapnya!" Shen Tai Gong terpaku dan berkata, "Benar! Benar! Cai Shen Ye, kau istirahat saja dulu, kali ini giliran kami yang bertarung dengan siluman tua itu!" "Tidak perlu," kata Fang Zhen Mei sambil tertawa. "Apa?" Shen Tai Gong terpaku. "Dia sudah mati," jawab Fang Zhen Mei. Mereka bertiga alchirnya terdiam, entah apa yang harus diucapkan sekarang. Mereka merasa bingung, dan pikiran mereka kosong. Matahari hampir terbenam hanya tersisa sedikit cahaya di langit. Angin malam milai berhembus, meniup awan merah dan menerpa wajah mereka bertiga. Wo Shi Shui terdiam, melihat jalan yang sepi itu, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Waktu itu ada seseorang yang mengatakan bahwa kota Chang An adalah miliknya." Wo Shi Shui mengacungkan kepalan tangannya dan berkata lagi, "Aku akan memberitahu kepadanya bahwa kota Chang An bukan miliknya!" Kota Chang An semakin sepi malam akan segera tiba, sebuah kota kuno yang bercahaya, setelah memasukinya akan tertidur tenang. Shen Tai Gong melihat ke sekeliling dan berkata, "Kota Chang An bukan miliknya tapi milik semua orang." Pejalan kaki yang berada di jalan tampak begitu tenang. Gadis- gadis tertawa, kuda-kuda yang kelelahan, rumah-rumah yang dipenuhi dengan cahaya lampu, awan malam di atas kota Chang An tampak begitu indah. Dengan santai Fang Zhen Mei berkata, "Kota Chang An adalah milik Chang An... Angin malam, kereta kuda, suara gelak tawa, pejalan kaki, persahabatan antar pendekar, bercampur menjadi satu. Banyak hal yang sudah terjadi di kota Chang An ataupun di kota terkenal lainnya. Semua terjadi dengan cepat dan tidak akan kembali.... Habis Baca Seri 3 PANJI AKBAR Matahari Terbenam PERSEMBAHAN : SEE YAN TJIN DJIN Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Panji Akbar Matahari Terbenam Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ SERIAL : PENDEKAR BAJU PUTIH JUDUL .-PANJI AKBAR MATAHARI TERBENAM EPSODE . : KE TIGA SADURAN : LIANG Y L DI EDIT OLEH : ADHI H CETAKAN KE 1 : PEBRUARY 2007 HAK CIPTA DI LINDUNGI UNDANG-UNDANG PANJI AKBAR Matahari Terbenam Pendahuluan Pada tahun Shao Xing 11, Ye Fei seorang jenderal dari Kerajaan Song karena telah dikhianati oleh Qing Hui seorang Menteri dorna akhirnya dia terbunuh. Qing Hui bermaksud bersekongkol dengan Tentara Jin (Kim). Pada tahun yang sama di bulan 11, akhirnya terjadi kesepakatan antara Kerajaan Song dan Tentara Jin. Kesepakatan ini menyebabkan Kerajaan Song bukan hanya kehilangan wilayahnya tapi juga merupakan penghinaan terhadap prajurit-prajurit Kerajaan Song. Akhirnya kesepakatan ini malah mengantarkan Kerajaan Song hancur di tangan bangsa asing. Kesepakatan antara Tentara Jin dan Kerajaan Song hanya bertahan selama 20 tahun. Begitu raja Kerajaan Song yang bernama Gao Zhong, dan jenderal besar Tentara Jin yang bernama Wu Shu meninggal, Jin Xi Zhong yang masih muda menggantikannya. Dia senang minum-minum dan senang membunuh, akhirnya dia dibunuh oleh adiknya sendiri. Liang mengangkat dirinya menjadi raja. Dia sangat menyukai budaya Tiongkok. Pada tahun 1159, dia mengumpulkan enam ratus ribu pasukan dan menyerbu Kerajaan Song, mereka tiba di propinsi An Hui sekarang. Waktu itu jenderal-jenderal dan para pejabat yang masih setia dan berani mati, dibunuh oleh Perdana Menteri Qing Hui dan raja bodoh yang diperalatnya, prajurit-prajurit sudah tidak ada semangat berjuang lagi, mereka mengikuti arah angin bergoyang ke sana kemari. Begitu Tentara Song melihat banyak Tentara Jin yang menyerbu, mereka sangat ketakutan. Mereka tahu jika mereka maju berperang, mereka pasti akan kalah. Walaupun mereka bisa menang, tapi nasib mereka akan sama seperti Jenderal Ye Fei. Dengan bersusah payah akhirnya mereka berhasil mengalahkan Jenderal Wu Shu dan bekerja sama dengan para pendekar He Bei. Sewaktu mereka sedang menikmati kemenangan mereka dipaksa kembali ke kerajaan dan Propinsi He Nan dikembalikan lagi kepada Tentara Jin. Karena itu Tentara Song berada di pihak yang kalah dan para prajurit melarikan diri berpencar entah ke mana. Saat melarikan diri, terdengar jeritan rakyat bercampur menjadi satu. Panji Tentara Song berhasil direbut oleh Tentara Jin. Peperangan sudah mendekati Huai Bei. Waktu itu Yu Yun Wen mengumpulkan para prajurit yang tersisa dan menyusun strategi baru untuk memerangi Raja Jin yang bernama Liang, saat itu adalah penentuan hidup dan mati. BAB I Tujuh orang aneh Di kabupaten Huai Yin, di kota Huai An. Shao Xing tahun 31. Musim semi. Di sebuah perusahaan perjalanan (Biao) yang bernama Huai Yang. Panji Biao Huai Yang tampak berkibar, wajah-wajah anggota Biao di sana berwarna seperti besi. Wajah mereka merenggut dan mereka sama sekali tidak bersuara. Dalam perusahaan Biao Huai Yang, ada tiga orang terpenting dalam perusahaan itu mereka kira-kira berumur 40 tahun, dia bermarga Cai, dan bernama Bu Pin. Dia menguasai 36 macam jurus tombak. Di Huai Yin orang yang terkenal bisa menggunakan tombak adalah dirinya. Orang kedua terpenting dalam Biao Huai Yang berumur 40 tahun lebih, bermarga Wu, dan bernama Shen Si. Pembawaannya sangat tenang. Dia sangat menguasai jurus Feng Mo Zheng Fa (jurus tongkat siluman gila) dan Da Mo Gun Fa (jurus tongkat Da Mo= Tat Mo). Dia adalah penasehat di perusahaan Biao Huai Yang, juga menjabat sebagai kepala pelatih di Biao Huai Yang. Hari ini, kedua orang penting dari perusahaan Biao Huai Yang tampak sedang duduk di ruang tamu. Wajah mereka terlihat serius dan sikap mereka terlihat dingin. Cai Bu Pin menggebrak meja dan berkata, "Kurang ajar! Penjahat Jin (Kim) memang keterlaluan! Kita orang-orang Song sudah digencet mereka sampai tidak bisa bernafas lagi!" Wu Shen Si segera bersuara, "Shhhtt!". Dia memberi tanda kepada Cai Bu Pin agar tidak berbicara lagi. Dia berkata, "Lao San, masalah memaki kerajaan tidak perlu kita lakukan. Jika kita diadukan kepada kepala pemerintahan, keluarga kita pasti akan dibunuh. Aku sudah berkeluarga, aku tidak tahan disiksa seperti itu!" Cai Bu Pin tahu Wu Shen Si bukan seorang penakut, dia hanya ingin menasehatinya saja. Segera dia berkata, "Kakak Kedua, penjahat itu sudah menyerang Cai Shi. Katanya beberapa hari ini, di kota banyak orang yang mencurigakan. Mereka tampak berjalan- jalan di kota. Kita adalah putra kerajaan Song. Kita harus membunuh beberapa anjing Jin itu!" Wu Shen Si berpikir sebentar lalu berkata, "Hanya dengan membunuh beberapa orang saja rasanya tidak akan ada gunanya. Kemarin Kakak Tertua sudah pergi ke Huai Bei untuk bertemu dengan Pendekar Long Zhai Tian dan berunding dengannya. Jika perlu kita akan membubarkan perusahaan Biao ini, kemudian bergabung dengan Tuan Long Zhai Tian mengikuti Jenderal Yu membunuh para anjing Jin!" . Cai Bu Pin bertepuk tangan dan tertawa, "Aku rasa lebih baik seperti itu!" Tiba-tiba terdengar suara keras bercampur dengan suara bentakan dari luar pintu! Seorang anggota perusahaan Biao dengan terengah-engah masuk ke ruang tamu. Dia tidak bisa berbicara karena nafasnya menderu cepat. Cai Bu Pin segera menghampirinya dan bertanya, "Ada apa? Cepat katakan!" Karena terjatuh, dahi anggota Biao ini berdarah dan tangan kirinya terkilir. Dia berkata, "Tuan Kedua, Tuan Ketiga, di luar ada beberapa penjahat Jin berikut beberapa orang pengkhianat Han. Mereka mengatakan ingin bertemu dengan kepala perusahaan Biao. Karena orang-orang perusahaan kita melihat yang datang adalah para penjahat Jin, mereka marah. Tidak disangka di antara ketujuh orang itu, muncul 2 orang raksasa, dan sudah membuat saudara- saudara kita.. .dipukul...." Cai Bu Pin marah dan membentak, "Saudara kita dipukul seperti apa? Anjing Jin, berani datang ke kota Huan An, lalu memukul orang-orangku, aku harus menghajar mereka!" Kata-katanya belum selesai, dari luar melayang masuk 3 orang. Mereka adalah anak buah Cai Bu Pin. Beberapa kali tubuh mereka bergetar. Wajah mereka tampak belepotan darah, tapi sebentar kemudian sudah tidak bergerak lagi. Sebetulnya ilmu silat ketiga orang perusahaan Biao ini lumayan tinggi, tapi hanya dalam waktu sebentar mereka berhasil dibabat oleh orang-orang Jin. Wu Shen Si merasa tersinggung dan marah melihat semua ini! Cai Bu Pin meloncat keluar. Dengan marah dia membentak, "Kurang ajar! Berani membunuh orang-orang perusahaan Biao Huai Yang..." Waktu itu, tiba-tiba dari luar pintu muncul 7 orang. Mereka berbaris membentuk angka satu aksara China. Mereka dengan dingin berdiri di depan pintu. Hati Wu Shen Si terasa dingin. Dengan cepat dia berkata, "Lao San, jangan berontak!" Tapi Cai Bu Pin sudah lari keluar! Begitu Cai Bu Pin keluar, dari ketujuh orang itu, 6 di antaranya tidak bergerak. Salah satu laki-laki yang berbadan tegap dan tinggi sudah menghadang Cai Bu Pin. Kecepatan tubuhnya 10 kali lipat dibandingkan Cai Bu Pin, dan tenaganya seperti bisa mendorong gunung dan bisa menumpahkan isi laut. Cai Bu Pin hampir bertabrakan dengan orang itu. dia segera berhenti dan merasa terkejut. Cai Bu Pin bukan orang biasa, tangannya sudah menggenggam sebuah tombak! Belum sempat bertabrakan, tombaknya sudah menotok di 3 tempat jalan darah lawannya, cepat dan juga tepat. Jurus ini bernama Han Ya San Dian (Jurus tiga totokan burung gagak dingin). Cai Bu Pin paling apal menguasai jurus ini dan juga merupakan jurus yang terkenal. Maka pada saat dia melancarkan serangan, jurus inilah otomatis yang digunakan. Cai Bu Pin tidak tahu kalau orang yang datang bukanlah sembarang orang, dia juga mengeluarkan serangan untuk membunuh! Tiga buah mata tombak siap menusuk dan menotok orang itu. Tapi orang itu tidak terkena tusukan tombaknya malah gerakan majunya menjadi lambat. Sebaliknya Cai Bu Pin malah semakin cepat melangkah. Tiba-tiba tombak yang dipergunakan untuk menusuk malah terlepas terbang dari hadapan orang itu. Cai Bu Pin terkejut dan mundur! Tapi dari belakang sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tinggi besar. Gerakannya lebih cepat dari gerakan laki-laki pertama. 'Waktu itu puluhan orang perusahaan Biao masuk ke lapangan penerima tamu, mereka memperhatikan 6 orang yang datang. Hanya dalam waktu singkat tinggal 5 orang. Pertarungan ini hanya terlihat seperti bayangan yang bergerak cepat. Di arena pertarungan ternyata sudah bertambah satu orang lagi! Cai Bu Pin merasakan adanya bahaya. Dia ingin menyingkir kesamping tapi lawannya datang sangat cepat. Dia tidak bisa menghindar lagi. Hanya terdengar suara PING! PING! Yang satu berada di depan dan yang satu berada di belakang, mereka mengurung Cai Bu Pin di tengah-tengah. Begitu melihat ada seseorang yang muncul dibelakangnya, hatinya ingin berteriak, "Bahaya!". Tapi tubuhnya terasa melayang terbang sedangkan kedua orang itu setelah menabrak sasaran mereka. Lalu mereka berpisah lagi, berdiri di kiri dan di kanan, kelima orang itu dan sama sekali tidak bergerak. Begitu Wu Shen Si berada di lapangan pertarungan, dengan tepat bisa menangkap Cai Bu Pin yang roboh. Tulang-tulang Cai Bu Pin tampak sudah tidak ada yang utuh. Tulang-tulangnya hancur, kemudian menancap ke dalam daging. Dia langsung meninggal. Wu Shen Si marah dan terkejut. Bola matanya seakan mau keluar. Dia ingin bertarung dengan mereka tapi setelah dipikir-pikir dia menahan diri, dia melihat baru saja bertarung, dengan mudah Cai Bu Pin telah dibunuhnya, berarti ilmu silat mereka sangat tinggi dan cara bertarung mereka sangat aneh. Karena itu dia tidak ingin secara sembarangan menyerang, jika tidak, dia juga akan mati sia- sia. Dia menarik nafas, dengan pelan-pelan lalu berdiri melihat orang-orang itu. Mereka terdiri dari 7 erang, salah satu dari mereka telah berumur 40 tahun. Wajahnya terlihat sangat serius, dia tidak marah tapi telihat berwibawa, wajahnya cukup tampan. Dia memakai baju panjang dan tangannya dimasukkan ke dalam lengan baju. Melihat apa yang terjadi di lapangan, dia tidak bertanya dan seperti tidak melihat. Orang yang berada di sebelah kirinya, memakai baju Qi Dan. Wajahnya juga terlihat sangat berwibawa, perawakannya tinggi dan besar. Siapapun yang berdiri di depannya, paling-paling tingginya hanya mencapai pundaknya. Kedua matanya, hanya melihat dingin tapi tidak terlihat ekspresi apapun di wajahnya. Di sebelah kanannya adalah seorang La Ma (biksu Tibet). Memakai baju biksu berwarna merah dan selempang berwarna emas yang dipakai di sebelah kanannya. Tangannya memegang sebuah sekop berbentuk seperti gigi. Sekop itu beratnya kurang lebih 10-15 kilogram tapi pada saat dipegang olehnya seperti tidak memerlukan tenaga besar. Di kepalanya masih ada seuntai tasbih yang terbuat dari kayu berwarna merah, biji tasbih itu besar dan juga berkilau. Kedua mata La Ma ini seperti bisa mengeluarkan kobaran api. Wu Shen Si yang melihatnya, merasa jantungnya terus berdebar-debar karena terpengaruh oleh pembawaan La Maini. Di kanan La Ma adalah orang yang berdandan seperti suku bangsa Nu Zhen, perawakannya tinggi dan kurus. Kesepuluh jarinya berbentuk seperti cakar elang, panjang dan lancip-lancip. Dengan wajah seram dia melihat Wu Shen Si. Membuat hati Wu Shen Si menjadi dingin. Di sebelah kiri orang Qi Dan itu ada satu orang bersuku Han. Usianya kira-kira 50 tahun, wajahnya seperti tikus, memakai baju putih yang terbuat dari sutra, terlihat sangat mewah. Kumisnya seperti kumis kucing. Tangan kirinya memegang sebuah panji bertuliskan 'Song'. Tangan kanannya memegang panji bertulisan huruf 'Jin'. Langkah kakinya pada saat berjalan seperti angka delapan (huruf China). Di pinggangnya masih terselip sempoa besi berwarna hitam. Dia menyipitkan matanya. Dengan pandangan tidak bersahabat dia menatap Wu Shen Si. Di sisi kiri dan kanan orang itu, masih ada 2 orang laki-laki bangsa Mongolia. Badan mereka tinggi juga besar. Lebih kasar dan besar dari orang Qi Dan itu, wajah mereka tampak sangat keras. Daging di seluruh tubuh mereka menggelembung seperti panci besi. Dalam setengah jurusnya, Cai Bu Pin langsung terpukul mati. Kedua orang Mongolia itu memiliki wajah dan perawakan hampir sama. Mereka berdiri dengan sikap sangat sombong, tapi menghormati kelima orang itu. 0-0-0 Wu Shen Si menahan kesedihan di dalam hatinya. Dengan marah dia berkata, "Kalian tidak minta ijin terlebih dulu, langsung masuk ke perusahaan Biao kami, setelah itu membunuh orang-orang perusahaan Biao dan juga membunuh adik ketiga. Sebenarnya apa tujuan kalian?" Orang-orang perusahaan Biao itu yang telah kalah di tangan ketujuh orang itu. Melihat musuh dengan mudah bisa membunuh orang ketiga terkuat di perusahaan ini, mereka tidak bersuara. Begitu mendengar Wu Shen Si bertanya, merekapun ikut marah, "Penjahat, apa mau kalian sebenarnya!" "Anjing Jin, kalian cari mati saja!" "Kurang ajar! Ketua Biao dan wakil ketua kami akan menangkap kalian lalu melemparkan kalian ke sungai sebagai makanan ikan... Cambang laki-laki yeng bersenjata Sempoa itu tampak bergerak- gerak. Sambil tertawa dia berkata, "Ohi Daging cincang yang tergeletak di bawah ini, apakah dia adalah Pendekar Ketiga Cai? Kami mohon maaf!" Mendengar kata-kata itu, orang-orang yang ada di sana semakin marah. Wu Shen Si yang lebih berpengalaman, segera bertanya, "Apakah Tuan adalah si Sempoa Besi dari He Bei XiWuHou,TuanXi?" Orang itu tertawa, "Benar. Aku masih mempunyai julukan jelek lainnya yaitu, apapun akan kujual jika mati tidak akan mempunyai keturunan. Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan oleh Pendekar Wu, biar aku membantu Anda membentahu." Orang-orang perusahaan Biao mendengar semua perkataannya. He Bei Xi Wu Hou terkenal menjual segala apapun, hati nurani, wajah, negara, rumah, sampai istri dan putra putrinya sekalipun. Asalkan dia bisa menjadi kaya dan makmur, mempunyai kekuasaan dan uang, dia pasti tega menjual semuanya. Dia bernama Xi Wu Hou karena orang-orang persilatan membencinya karena dia sering mengkhianati teman, maka mereka memanggilnya dengan sebutan Si Wu Hou (Mati tidak ada turunan). Wu Shen Si tahu kalau dia adalah Xi Wu Hou, karena di dunia persilatan yang bisa menjadikan sempoa besi sebagai senjata dan memiliki ilmu silat sangat tinggi, hanya ada 3 orang, dan salah satu di antaranya bernama Sempoa Emas, Xin Wu Er. Menurut orang- orang, dia sangat tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Tuan Sempoa, Bao Xian Ding. Menurut orang-orang yang pernah bertemu dengannya, dia berperawakan pendek, gemuk, dan dia berdandan seperti seorang pedagang. Kedua orang itu berpandangan sangat lurus. Satu-satunya yang tega menjual segala sesuatu hanya Xi Wu Hou. Dia sangat licik, kejam, dan berbahaya. Dia tega menjual negara untuk mendapatkan kemakmuran. Dia menjadi seorang pengkhianat dan dibenci oleh orang-orang. Begitu nama Xi Wu Hou terlontar, orang-orang perusahaan Biao terdiam karena dia memang terkenal karena kejamnya dan liciknya. Pikiran Wu Shen Si dengan cepat berputar. Dia tahu di antara ketujuh orang itu, Xi Wu Hou dan kedua orang Mongolia itu, ilmu silatnya lebih tinggi darinya. Sedangkan keempat orang lainnya, belum diketahui sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat mereka. Hatinya terus mengeluh. Terdengar Xi Wu Hou tertawa licik, "Kau lihat, ini apa?" Dia melambaikan-lambaikan kedua panji yang dipegangnya. Wu Shen Si menjawab dengan tenang, "Panji itu bertuliskan panji kerajaan Song dan satu lagi adalah kain perca milik penjahat Jin!" Xi Wu Hou tertawa dingin, "Panji kerajaan?" Dia melemparkan panji kerajaan Song, kemudian menginjak-injaknya. Orang-orang perusahaan Biao Huai Yang tidak kuat menahan penghinaan ini, mereka segera maju menyerang. Wu Shen Si ingin melarang tapi sudah tidak sempat. Dua orang perusahaan Biao yang berada di tengah-tengah udara ditangkap oleh sepasang tangan kemudian tenggorokan mereka dicekik. Hanya sebentar kedua orang perusahaan Biao itu tampak matanya melotot dan lidahnya terjulur keluar. Mereka sudah mati. Orang Mongolia itu yang telah membunuh mereka. Keadaan menjadi geger. Ada yang mencabut pedang untuk menyerang orang Mongolia itu. Tiba-tiba terdengar suara bentakan seperti guntur, "Hentikan! Jangan ingin mati konyol!" Orang-orang perusahaan Biao mendengar suara ini. Mereka segera berhenti. Wu Shen Si merasa sangat senang. Dia memanggil, "Da Shi Xiong (kakak tertua)." Semua orang perusahaan Biao dengan hormat memanggil, "Ketua Biao." Rambutnya sudah memutih, begitu juga dengan alisnya, dia terlihat sangat berwibawa. Dia adalah ketua Perusahaan Biao, Li Long Da. Ilmu telapak Jiang Tian Zhang yang dimilikinya sangat terkenal di Huai Bei. Ilmu silatnya jauh berada di atas Wu Shen Si. Wu Shen Si tampak menjadi tenang. Begitu melihat ada orang yang masuk ke perusahaan Biao, dia tahu kalau mereka bukan orang baik-baik. Dia sudah menyuruh orang pergi ke rumah Li Long Da dan memanggil Li Long Da untuk membantunya. Begitu Wu Shen Si melihat Kakak tertuanya sudah datang, dia tahu kalau Li Long Da pasti mempunyai cara menghadapi orang-orang jahat ini, maka hatinyapun merasa sangat tenang. Di antara ketujuh orang itu, kecuali Xi Wu Hou yang bicara dengan orang-orang perusahaan Biao, ada dua orang Mongolia yang sedang mengawasi orang-orang perusahaan Biao, keempat orang suku asing lainnya, terutama La Ma yang sorot matanya berpindah dari Wu Shen Si kepada Li Long Da. Orang suku Nu Zhen itu dengan seram melihat ke sekeliling. Orang Qi Dan itu pada saat melihat Li Long Da muncul, dia melihat dengan sorot mata seram. Sorot mata ini membuat Li Long Da sempat bergetar kemudian dia tidak mempedulikannya lagi. Dia melihat tangannya. Sikapnya terlihat sangat santai. Dia tidak melihat ketempat pertarungan, dia berjalan mondar mandir. Sepertinya hal yang terjadi di sini, tidak ada hubungan dengannya. Li Long Da sangat berpengalaman. Dia tidak terlihat tergesa-gesa dan juga tidak marah-marah. Dengan suara lantang dia berkata, "Kalian sudah membunuh dan melukai orang-orang perusahaanku. Apakah perusahaan kami telah berbuat salah yang tidak kami ketahui. Harap kalian bisa memberitahukannya." Suara Li Long Da seperti guntur dan menggetarkan gendang telinga, sehingga telinga menjadi sakit, suara Xi Wu Hou malah seperti suara nyamuk tapi sangat jelas masuk ke telinga semua orang. "Tuan Li, tidak perlu terburu-buru. Aku akan memperkenalkan mereka kepada kalian." Li Long Da menahan amarahnya dan berkata, "Tuan kalau tidak salah adalah Jue Ming Suan Pan, sudah lama aku mendengar nama Anda." Xi Wu Hou tertawa, "Namaku tidak pantas dibicarakan." Dengan sikap hormat dia menunjuk orang Jin yang mengenakan baju mewah itu. "Tuan ini adalah keponakan raja Jin, beliau adalah pangeran Shen Ji. Pangeran Shen Ji sangat menyukai kebudayaan Tiongkok, karena itu beliau memiliki nama China, beliau bernama Jin Chen Ying. Jin adalah nama marga semua orang Jin. Ying artinya adalah elang, jadi nama beliau berarti raja burung. Tujuan Pangeran Jin kali ini ke selatan...." Salah seorang dari anak buah perusahaan Biao melihat Xi Wu Hou terus menjilat, dia berkata, "Chen itu Luo. Luo artinya jatuh. Luo Ying berarti burung mati, biasa dimasak oleh rakyat Song untuk dijadikan makanan" Orang berbaju mewah itu berkata, "Apa yang dia katakan?" Tiba-tiba orang Qi Dan itu bergerak. Orang perusahaan Biao yang sedang bicara itu suaranya berhenti karena kepalanya sudah terpenggal oleh telapak tangan orang Qi Dan itu. Tubuhnya masih tetap berdiri tapi darahnya sudah bermuncratan. Dia tidak tahu dia mati dengan cara apa. Orang Qi Dan itu sudah kembali lagi ke tempat semula. Orang Qi Dan itu menenteng kepala orang Biao ke hadapan orang berbaju mewah. Dengan sikap hormat dia berkata, "Orang itu mengatakan kalau dia tidak akan bicara mengenai hal itu lagi." Dengan puas orang berbaju mewah itu mengangguk. Dia mulai berjalan mondar mandir lagi. Orang-orang yang ada di perusahaan Biao itu tampak pucat wajahnya, termasuk Li Long Da sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat jelas dengan cara apa orang Qi Dan itu 11 lembunuh saudara mereka! 0-0-0 BAB 2 Sekali pukul langsung mati Xi Wu Hou tampak sangat senang. Sambil tertawa dia menunjuk orang Qi Dan itu dan berkata, "Beliau adalah seorang jenderal besar dan nama beliau adalah Xia Hou Lie dari kerajaan Jin. Gerakan beliau tadi hanya memperagakan sedikit ilmu yang dimilikinya, supaya kalian, orang-orang yang pantas dikasihani, bisa terbuka matanya lebar-lebar!" Semua orang merasa marah mendengar perkataan Xi Wu Hou, sebenarnya Xi Wu Hou adalah orang Song mengapa dia mau saja menjadi kaki tangan negara lain? Tapi mereka pun takut pada wibawa Xia Hou Lie, karena itu mereka tidak berani bersuara. Li Long Da terdiam. Dia tidak bersuara sama sekali. Xi Wu Hou menunjuk La Ma berbaju merah dan berkata, "Beliau adalah Budha hidup dari Tibet, Ge La Tu, beliau juga seorang pesilat tinggi." Kemudian dia menunjuk orang suku Nu Zhen dan berkata, "Beliau adalah pesilat tinggi suku Nu Zhen, yaitu Tuan Wan Yan Zhu." Li Long Da berkata, "Yi!" ternyata Tuan Wan Yan Zhu yang mempunyai ilmu silat tinggi, dia pernah ke Zhong Y&an sekali dan mengalahkan enam orang pesilat tinggi Zhong Yuan. Dia sangat licik dan kejam. Li Long Da mengetahui kalau Tuan Wan Yan Zhu adalah ketua dari Ying Zhao Zhuo Ge Men yang ada di Nu Zhen. Semenjak masuk ke Zhong Yuan, dia tidak terkalahkan, kemudian bertemu dengan pendekar Jiang Nan Fang Zhen Mei, dan mereka telah bertarung 3 kali, dan dalam ketiga pertarungan itu dia kalah, karena itu dia kembali lagi ke Nu Zhen. Li Long Da melihat Xi Wu Hou lebih menghormati Pangeran Jin dan Xia Hou Lie dibandingkan kepada Wan Yan Zhu, dia merasa aneh. Xi Wu Hou menunjuk dua orang Mongolia itu dan berkata, "Kedua orang Mongolia ini adalah budak negara Jin, Pangeran Jin sangat menghargai mereka, maka beliau memberikan jabatan jenderal pengawal pribadi kepada mereka yang satu bernama Hu Shang Ke, sedangkan yang satu lagi bernama Hu Shang Ge, mereka dijuluki 2 jenderal pemberani dan sakti." Li Long Da menekan kemarahannya di dalam hati dan berkata, "Anda bertujuh datang ke perusahan Biao ini, apakah ada tujuan tertentu, harap bisamemberitahu." Xi Wu Hou tertawa sinis, "Tujuan kami sangat sederhana, mereka ini adalah pesilat tangguh dan pangeran memiliki ribuan prajurit dan puluhan laksa uang, beliau tidak perlu menggunakan para prajuritnya untuk mengancam kalian, dan kalian juga hanya orang dunia persilatan, aku telah menginjak panji kerajaan Song, kalau kalian setuju, kalian diam saja, kalau kalian tidak senang kalian bisa bertarung. Tapi senjata tidak bermata, apakah bisa hidup terus atau mati, jangan menyalahkan orang lain." Li Long Da baru sadar setelah Xi Wu Hou selesai berkata, apa sebenarnya tujuan mereka, dia berkata, "Oh, ternyata kalian datang ke sini hanya untuk melihat sampai sejauh mana ilmu silat Zhong Yuan!" Wan Yan Zhu tiba-tiba berkata, "Aku kira ilmu silat Zhong Yuan biasa-biasa saja." Li Long Da marah, Wu Shen Shi berkata, "Walaupun ilmu silat Zhong Yuan biasa-biasa saja, tapi dulu kami berhasil mengusir negara Tuan kembali ke negara asal, dan itu dilakukan oleh orang- orang Zhcng Yuan." Wajah Wan Yan Zhu berubah, ternyata dulu ketika dia dikalahkan oleh Fang Zhen Mei dan dia merasa sangat terhina, sekarang Wu Shen Shi berani membuka aibnya di depan Pangeran Jin, dia benar- benar marah dan berteriak, suaranya seperti suara teriakan seekor burung, hanya dalam waktu singkat dia sudah berada di depan Wu Shen Shi! Wu Shen Shi sudah memiliki persiapan sebelumnya, dia membentak, "Bawa ke sini'"' Di belakangnya sudah ada seseorang yang memberikan sebuah pentungan panjang. Begitu Wu Shen Shi sudah memegang pentungannya dengan cepat dia menyerang Wan Yan Zhu berturut-turut 4 kali serangan, bayangan pentungan seperti gunung menutupi tubuh Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu tertawa dingin, tangannya dijulurkan dan dia berhasil memegang pentungan itu. Ilmu pentungan Wu Shen Shi sangat cepat dan aneh, dia sudah mempelajari ilmu Feng Mo Zhang Fa 70% sempurna ditambah dengan ilmu Da Mo Gun Fa yang keras dan kuat. Tapi kali ini pentungannya ternyata berhasil dicengkram Wan Yan Zhu dan tidak bisa ditarik kembali, ini adalah pengalaman pertama baginya. Wajah Wu Shen Shi tampak berubah, dengan sekuat tenaga dia menarik kembali penuangannya. Wan Yan Zhu hanya tertawa dingin, kemudian dia melepaskan pegangannya. Karena Wu Shen Shi menarik pentungan itu dengan seluruh kekuatannya, dia tidak menyangka kalau Wan Yan Zhu akan melepaskannya, maka diapun tidak bisa menahan gerakannya dan terjatuh ke belakang sejauh 7-8 langkah. Kedua kaki Wan Yan Zhu tidak tampak bergerak sama sekali, dan sekarang dia sudah berada di hadapan Wu Shen Shi! Wu Shen Shi menggunakan pentungan sebagai senjatanya, dia membalikkan tangannya dan memukul dengan pentungan itu! Serangan itu dilakukan secara tiba-tiba dan gerakannya berubah menjadi menyerang, tapi pentungan itu hanya bisa mencapai setengah jalan, dan sudah terbelah menjadi 3 bagian. Pada saat yang sama Wan Yan Zhu sudah menggerakan cakarnya. Li Long Da melihat melihat situasi sudah tidak menguntungkan bagi Wu Shen Shi, dia segera meloncat untuk menolong saudaranya! Tapi semua itu sudah terlambat, begitu Wan Yan Zhu mundur terlihat Wu Shen Shi sudah roboh, di antara dada dan perutnya terlihat ada lubang yang menganga, Jantung Wu Shen Shi sudah dicabik keluar oleh Wan Yan Zhu. Ternyata pentungan panjang Wu Shen Shi pada saat disambut oleh Wan Yan Zhu, dia sudah mencakarnya, dan pentungan itu menjadi hancur. Begitu Wu Shen Shi memukul dengan sekuat tenaga, pentungan itu terbelah menjadi 3 bagian. Wan Yan Zhu mengambil kesempatan ini dan menyerang Wu Shen Shi lalu membunuhnya! Orang ketiga terpenting di perusahaan Biao Huai Yang Cai Bu Pin, diserang oleh kedua orang Mongolia itu, dia langsung mati. Orang kedua yang bertarung, belum mencapai dua jurus sudah mati di tangan Wan Yan Zhu. Orang-crang perusahaan Biao itu belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Walaupun Li Lcng Da sangat sabar, tapi sekarang dia sudah tidak tahan lagi, dia membentak, "Panji ini adalah panji kerajaan Song, tanah inipun milik orang Tiong Hoa, dan perusahaan Biao ini adalah milikku, kalian telah menghina panji negaraku dan di tempat ini telah membunuh orang-orangku, aku akan membunuh kalian!" Dia memasang kuda-kuda Jiang Tian Zhang dan melayang ke atas! Kedua orang Mongolia itu ikut bergerak, mereka melayang naik dari sisi kiri dan kanan. Li Long Da bergetar, kedua telapak tangannya menyerang dari posisi yang tidak disangka-sangka. Terdengar suara PLAK, PLAK. Dia berhasil memukul Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge! Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge hanya terpaku, masing-masing mundur 2 langkah, mereka seperti dua ekor harimau yang meraung kesakitan dan menyerang! Tadinya Li Long Da menyangka begitu kedua telapaknya mengenai lawan pasti bisa mengalahkan lawannya, dia merasa sangat gembira, serangannya yang bernama Jiang Tian Zhang, gerakannya memang sangat aneh dan menggunakan tenaga besar, walaupun di langit ada binatang besar, binatang itu pasti akan lari ketakutan, karena itu orang-orang persilatan menyebut jurus ini dengan julukan Jiang Tian Zhang (Pukulan mengalahkan langit). Li Long Da merasa sekali serangannya sudah mengenai sasaran, dia mengira paling sedikit dia bisa melumpuhkan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, tapi ternyata mereka hanya mundur beberapa langkah saja. Mereka seperti tidak terluka dan kembali maju menyerangnya lagi! Kedua orang Mongolia itu sejak kecil sering bertarung dengan harimau dan singa, tenaga mereka sangat besar dan terlatih, Kulit mereka seperti tembaga, tulang kuat seperti besi, bisa diumpamakan golok dan tombakpun sulit menembus tubuh mereka. Li Long Da yang sekali memukul telah bisa membuat mereka mundur beberapa langkah, ini adalah pertama kalinya mereka mengalami hal ini semenjak mereka datang ke Zhong Yuan. Karena itu insting binatang merekapun timbul, mereka jadi menyerang Li Long Da dengan kekuatan penuh. Ilmu silat Li Long Da lebih tinggi dibandingkan dengan Cai Bu Pin dan Wu Shen Shi, serangan dari Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bisa dihindari, segera tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Hu Shang Ke dan tangan kanannya dengan kekuatan penuh menekan tangannya, dia ingin menggunakan jurus Jiang Tian Fa memotong urat nadi tangan kiri orang Mongoliaitu! Tidak disangka begitu mengerahkan tenaganya, tangan kiri Hu Shang Ke tidak patah, malah kedua tangannya tergetar sehingga terasa sakit dan mati rasa. Dia terkejut, sedetik kepalan tangan Hu Shang Ge sudah hampir mengenainya, Li Long Da tidak sempat menghindar, terpaksa dengan menggunakan ilmu Jiang Tian Fa dia menyambut serangan itu! PLAK! Terdengar suara pukulan beradu dan Li Long Da melayang mundur beberapa meter jauhnya, darahnya bergolak, dadanya terasa sesak nafas. Kedua orang Mongolia itu memiliki tenaga besar, tidak bisa mengalahkan mereka dengan menggunakan tenaga besar! Kedua orang Mongolia itu sudah mendekatinya, kembali mereka mulai menyerangnya dengan kepalan tangan, dengan ilmu Jiang Tian You Long (langit lemas naga berenang), Li Long Da berusaha untuk terus menghindar dan mencari kesempatan untuk membalas serangan, sekali-kali dia sempat memukul sasarannya, tapi setiap kali mengenai sasaran dia malah merasa tergetar dan kepalanya terasa pusing. Karena itu dia memutuskan jangan terlalu sering memukul, dia hanya berusaha untuk terus menghindar Kedua orang Mongolia itu jadi tidak bisa memukul atau menangkapnya! Tapi semakin bertarung hati Li Long Da bertambah cemas, orang-orang perusahaan Biao yang melihat pertarungan itu semakin terkejut, tapi mereka mengerti dengan kondisi ini, mereka sebenarnya ingin membantu, tapi belum juga mencapai setengah jurus mereka pasti akan kalah karena itu mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat sekarang. Xia Hou Lie melihat Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bertarung cukup lama tapi tidak berhasil mengalahkan lawannya. Sikapnya menunjukkan perasaan tidak senang, begitu Xi Wu Hou melihatnya, dia segera berteriak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti orang lain. Kedua orang Mongolia itu segera mundur, kemudian Xi Wu Hou masuk ke arena pertarungan, dia tertawa kepada Li Long Da, "Tuan Li ternyata benar-benar kuat, biar aku yang tidak mempunyai keturunan ini mencoba beberapa jurus Anda!" Kedua mata Li Long Da tampak melotot dan berkata, "Pengkhianat! Kau mengantar kematianmu sendiri, itu lebih baik!" Kedua telapak tangannya sudah mengeluarkan jurus Jiang Tian Zhang dan siap bertarung dengan Xi Wu Hou. Pangeran Jin sudah tidak berjalan mondar-mandir lagi, dengan santai dia berkata, "Aku merasa lelah!" kemudian dia menatap awan hitam yang berada di sebelah barat. Dengan hormat Xia Hou Lie berkata, "Ya!" tiba-tiba dia masuk ke lingkaran pertarungan, kedua jarinya siap menusuk mata Li Long Da dan mendorong Xi Wu Hou. Untung dengan cepat Li Long Da menunduk, tapi jari Xia Hou Lie sudah berubah lagi menjadi telapak dan menyerang Li Long Da. Li Long Da terkejut dia mengangkat kedua telapaknya untuk menahan serangan itu. Tiba-tiba Xia Hou Lie menarik kembali serangannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas, dan dia sudah berhasil menyelipkan telapak tangannya ke ketiak kanan Li Long Da! Li Long Da terpaku, Xia Hou Lie sudah mencabut tangan kirinya dan kembali ke hadapan Pangeran Jin dengan hormat dia berkata, "Hamba sudah menyelesaikannya!" Pangeran itu melihat Xia Hou Lie mendorong Xi Wu Hou, dan tangan kirinya hanya berubah sebanyak 3 kali, dia sudah berhasil membunuh Li Long Da, Xi Wu Hou juga melihat semua itu dilakukan dalam sekejap mata. Melihat Xia Hou Lie bertarung dia memutuskan untuk mundur, baru saja dia berdiri tegak, dia melihat Xia Hou Lie sudah kembali ke tempatnya. Dia melihat sepasang mata Li Long Da terbelalak dan dengan perlahan roboh ke tanah. Orang-orang perusahaan Biao Huai Yangn terpaku, mereka tidak bisa berkata-kata. Terdengar Pangeran Jin. berkata, "Ayo, kita pulang...." Diapit oleh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke, lalu mereka bertujuh meninggalkan kantor Biao Huai Yang. Orang-orang yang ada di sana tidak ada yang berani mencegah mereka.... Tiga mayat tergeletak di tanah, Li Long Da, Wu Shen Shi dan Cai Bu Pin. Mereka mati dengan mata membelalak besar! 0-0-0 BAB 3 Tiga pisau sakti Dikota Wu Hu. Di Huai Bei bila di rumah seseorang berani menggantungkan papan dengan huruf 'Huai Bei Shi Jia' berarti pemilik rumah itu sangat dihormati orang-orang, kalau tidak mempunyai ilmu hebat, mungkin dalam waktu dua jam papan itu akan diturunkan dan akan langsung dihancurkan oleh orang-orang. Tapi ada sebuah papan yang ditulis dengan huruf emas itu, sekarang warna papan itu sudah pudar menjadi kekuningan. Papan itu sudah tergantung selama 20 tahun lamanya, tapi tidak ada seorangpun yang berani menurunkannya. Malah orang-orang merasa papan yang bertuliskan huruf 'Huai Bei Shi Jia' ini terlalu sedikit, maka orang-orangpun berkumpul dan memberikan sebuah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia Nomor Satu', papan itu tergantung di sebelah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia'. Huai Bei Shi Jia adalah seorang pahlawan tua yang bernama Ding Dong Ting, gelar ini sudah berlangsung 40 tahun disandangnya, sekarang dia sudah tua, melihat papan itu dia selalu merasa puas. Dia menggantung goloknya dan tinggal di rumah sejak lama, dan kedua putranya mengambil alih peran Huai Bei Shi Jia. Dan hidupnya sekarang malah lebih bersemangat! Putra sulungnya dijuluki Hui Long Jin Dao (Golok emas membelit naga) dia bernama Ding Jun Ai. Dia mewarisi ilmu dari ayahnya dan kesempurnaan ilmunya sudah mencapai 70-80%. Putra keduanya mendapat julukan Tu Long Shuang Dao (sepasang golok membunuh naga) dia bernama Ding Jun Qing, walaupun ilmu silatnya tidak setinggi kakaknya, tapi di daerah Huai Bei orang yang bersenjatakan golok jarang ada yang bisa melawannya. Ding Dong Ting sangat bangga kepada kedua putranya. Hari itu tiba-tiba di bawah cahaya matahari terbenam, muncul 7 orang dengan wajah licik. Begitu dia menolehkan kepalanya untuk melihat, dia merasa orang-orang itu dalam waktu dekat akan menggoncangkan Huai Bei. Dua orang pelayan Ding Dong Ting segera membalikkan badan dan berlari, yang satu memanggil dua bersaudara Ding, yang satu lagi lari ke dalam dan keluar membawa Jin Dao (Golok emas) milik tuan besarnya. Terlihat salah satu dari 7 orang yang berwajah mesum itu membawa sebuah panji dan berkata, "Apakah Anda adalah pahlawan tua Ding?" Hati Ding Dong Ting seperti tertutup oleh bayangan hitam dan diapun mengangguk. "Baiklah! Ini adalah panji bangsamu, benarkah?" Ding Dong Ting terdiam. "Kami datang dari negara besar Jin, hari ini kami datang untuk mengunjungi pesilat tangguh bangsamu, kalau kalian bisa merebut panji Song ini, kami akan mengaku kalah." "Kalau kalian ingin merebut panji mi, harus bertarung lebih dulu dengan kami, dan kalau kalian mati kami tidak akan bertanggung jawab. Dan kalau bangsa Song tidak tahu malu, bertarung dengan cara mengeroyok, bangsa Jin kami tidak akan mengijinkannya, maka aku berharap Huai Bei Di Yi Jia adalah seorang laki-laki sejati." "Kalau kalian tidak berani bertarung, kalian harus berlutut di depan kami dan menginjak-injak panji Song ini. Pangeran kami sangat baik, beliau akan mengampuni nyawa kalian seperti melepaskan nyawa seekor anjing." Kata-kata Xi Wu Hou belum selesai, tiba-tiba terdengar suara raungan, seseorang keluar dari balik pintu dan berteriak, "Hei tikus! Kami membunuh ayam tidak perlu menggunakan pisau pejagal sapi, kami tidak akan main keroyokan." Satu orang lagi keluar dari dalam sambil berteriak, "Letakkan panji itu, biar aku yang memukul anjing Jin ini dan membuat mereka berlutut sambil meminta ampun!" Tadinya Ding Dong Ting ingin melarangnya tapi Ding Jun Qing masih muda dan dia sudah mengangkat sepasang goloknya. Kakinya siap menendangXi Wu Hou. Xi Wu Hou tertawa, dia memindahkan panji itu ke tangan kirinya, dia bertarung dengan tangan kanan. Walaupun golok Ding Jun Qing tampak tajam berkilau, tapi tidak bisa mengenai Xi Wu Hou, mereka bertarung satu lawan satu. Ding Dong Ting takut kalau Ding Jun Qing tidak bisa mengalahkan Xi Wu Hou, maka dia membentak, "Ambil golokku!" Seorang pelayan memberikan sebuah golok kepada Ding Dong Ting dan diapun mengangkat goloknya dan berjalan ke arah mereka. Tiba-tiba dia merasa ada yang menghalangi langkahnya ternyata ada dua orang Mongolia didepannya. Dan kedua orang itu siap menubruknya! Ding Dong Ting membentak dengan suara besar, golok emasnya sudah diangkat dan membacok ke arah dua orang Mongolia itu. Ding Jun Ai melihat adiknya berada dalam bahaya dia segera mencabut golok emasnya, dan ingin membunuh Xi Wu Hou! Keempat orang lainnya tetap diam di tempat, tidak mengeluarkan suara apapun untuk mencegah. Xi Wu Hou dengan satu tangan bertarung dengan Ding bersaudara, tapi tidak tampak siapa yang menang atau kalah. Setelah bertarung sebanyak 20 jurus lebih, Xi Wu Hou melihat Xia Hou Lie mengerutkan alisnya, hatinya bergetar. Dia melakukan tendangan berturut-turut, setelah itu dia mencabut sempoa besinya! Dua bersaudara Ding melihat Xi Wu Hou mengeluarkan senjata yang telah membuat Xi Wu Hou terkenal, mereka segera berhati- hati dalam menyerang, mereka berdua bergabung dan menyerang Xi Wu Hou! Sempoa besi di tangan Xi Wu Hou tampak berkilau, sempoa itu berhasil mematahkan serangan Ding bersaudara. Sempoa besi itu terus berbunyi membuat konsentrasi Ding bersaudara menjadi kacau. Ding Jun Ai yang lebih berpengalaman dia sadar bahwa bahaya sedang menghadang mereka, dia segera mengayunkan goloknya dan mundur, lalu dia membentak Ding Jun Qing, "Jangan dengar suara itu!" Tapi suara sempoa besi itu telah membuat Ding Jun Qing pusing, tiba-tiba tampak kilauan sinar berwarna hitam, sepasang golok Ding Jun Qing telah dijepit oleh sempoa besi itu dan Xi Wu Hou menarik sempoa besinya, sepasang golok itu dijepit hingga patah, Xi Wu Hou segera memukul kepala Ding Jun Qing dengan sempoa besinya. Sempoa itu terbuat dari besi murni, dan pukulan itu telah memecahkan kepala Ding Jun Qing. Ding Jun Ai melihat adiknya mati, dia merasa kaget dan juga marah, dia membentak, dengan jurus Du Pi Hua Shan (Memukul Hua Shan) dia siap membacok kepala Xi Wu Hou! Ilmu silat Ding Jun Ai berada di bawah Xi Wu Hou, tapi kalau Ding Jun Ai bisa dengan tenang dan berhati-hati dalam menyerang, dalam 10 jurus dia tidak akan kalah. Tapi karena dia marah pikirannya tidak bisa berpikir dengan jernih. Xi Wu Hou mengangkat sempoa besinya, terlihat cahaya hitam berkilau, tampak 10 biji sempoa terbang keluar dan siap dilepaskan! Ding Jun Ai sedang mengangkat tangannya, bagian dadanya'.sama sekali tidak terlindung. Melihat ada senjata rahasia terbang menyerangnya, telapak tangan kirinya berhasil menepis 3 biji sempoa, sedangkan 7 biji lainnya dengari cepat menancap ke jalan darah penting tubuhnya. Dia roboh dan langsung mati. Ding Dong -Ting adalah pesilat terkenal, selama hidupnya dia selalu berkelana di dunia persilatan. Pendengarannya sangat tajam, matanyapun mengawasi ke sekelilingnya, dia melihat Ding Jun Ai dan Ding Jun Qing sudah mati. Matanya melotot seperti akan keluar. Golok emasnya seperti Huang He Jiang dan Yang Zi Jiang yang bisa menelan gunung serta daratan. Dia mengejar dan ingin membunuh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke! Kedua orang Mongolia itu memang ditakdirkan mempunyai tenaga besar dan mereka menguasai ilmu gulat yang biasanya memang dikuasai oleh para laki-laki Mongolia. Tapi pada saat menghadapi golok emas Ding Dong Tingmereka ketakutan! Ding Dong Ting memainkan golok emasnya, membuat suara FU, FU, FU yang terus berbunyi pada saat golok emas itu dikibaskan beberapa kali. Kedua orang Mongolia itu tidak bisa menahan serangan Ding Dong Ting. Mereka sudah dua kali terbacok, kulit mereka telah tergores, darahpun mengalir. Kedua orang Mongolia itu berkulit tembaga dan bertulang besi, golok dan tombak biasa tidak bisa menembus daging mereka tapi kali ini mereka berhasil dilukai oleh Ding Dong Ting. Karena itu mereka menjadi takut, tidak tampak seperti pada awal pertarungan begitu garang. Ding Dong Ting benar-benar kaget, Jin Dao nya yang kuat berhasil membacok tapi orang itu tidak mati, dan hal ini benar- benar tidak masuk akal. Dua orang Mongolia itu sudah terkena beberapa kali bacokannya tapi mereka hanya mengeluarkan sedikit darah dan seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Mereka bertiga terus bertahan dengan posisi seperti itu tapi Ding Dong Ting melihat kedua putranya sudah meninggal, hatinya merasa sangat sedih. Dua sudah mengeluarkan jurus yang sudah 30 tahun dipelajarinya yaitu 28 jurus golok emas keluarga Ding, tampak cahaya golok yang berkilau. Kedua orang Mongolia itu tampak sudah terkena bacokan Ding Dong Ting lagi. Sambil berteriak mereka mencoba untuk bertahan dan melindungi bagian tubuh terpenting mereka. Pangeran Jin tampak mengerutkan alisnya, orang Qi Dan yang bernama Xia Hou Lie segera mengangguk. Baru saja Xia Hou Lie mengangguk, La Ma (biksu), Ge La Tu seperti sebuah panji merah mengelilingi Ding Dong Ting. Ding Dong Ting hanya melihat ada cahaya merah yang berkelebat, dan dia tidak tahu siapa yang menyerangnya. Segera golok emasnya menggulung dia membuat tembok pertahanan dari golok dan berbalik untuk membacok. Sepasang tangan La Ma itu terbuka dan dia sudah mencengkram tangan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, kemudian dia' menendang ke kiri dan ke kanan. Menendang dua orang Mongolia itu, supaya mereka keluar dari pertarungan seperti dua buah batu yang dilontarkan! Golok Ding Dong Ting sudah berada di depan dada Ge LaTu! Tangan Ge La Tu yang sedang digerakkan ke depan, tidak sempat menarik kembali tangannya, terpaksa dia memutar tubuhnya di tempat dia berdiri! Perubahan terjadi begitu tiba-tiba, Ding Dong Ting bisa melihat lawannya adalah seorang La Ma dan goloknya hampir menancap di tubuhnya. Tapi karena tubuh Ge LaTu berputar, dengan baju biksu yang panjang, La Ma itu berhasil menggulung golok emas Ding Dong Ting, kemudian menariknya hingga terlepas dari pegangan Ding Dong Ting! Ding Dong Ting sangat terkejut, selama dia berkelana di dunia persilatan, selama puluhan tahun ini, belum pernah dia melihat ilmu silat yang begini aneh! Tapi Ding Dong Ting sangat berpengalaman, dia berdiri diam, dia tidak mau terbawa tarikan goloknya, malah mundur dari sana! Dia sadar dengan kelihaian ilmu lawannya, dia harus rela melepaskan pegangan goloknya, kemudian dia akan mengambil senjata baru untuk bertarung lagi! Karena Ding Dong Ting mundur, secara tidak sengaja dia berhasil menghindari jurus mematikan dari Ge La Tu yang sangat sulit dihindarkan—nama jurus ini adalah Hu Wei Jiao (Kaki dan Ekor harimau). Pukulan Ge La Tu hanya berhasil separuh, dia tidak takut Pangeran Jin merasa tidak senang dengan kegagalannya, tiba-tiba dia bersalto, Ding Dong Ting cepat mundur lagi, dan seorang pelayan segera mengantarkan golok lain kepadanya. Tiba-tiba mata La Ma ini membulat kemudian membesar, seperti mata seekor harimau yang sedang marah. Hatinya bergetar dan gerakan tubuhnya menjadi sedikit melambat. Waktu itu tasbih terbuat dari kayu yang tergantung di leher Ge La Tu tiba-tiba berbunyi, Ge La Tu segera melepaskan 2 butir tasbih itu ke arah Ding Dong Ting. Ding Dong Ting sudah tidak sempat mengambil senjatanya, dia seperti sudah dihipnotis, butiran tasbih itu menuju ke arah biji matanya dan masuk ke dalam tengkorak kepalanya. Karena merasa sakit Ding Dong Ting berguling-guling di bawah sambil menutupi wajahnya. Pangeran Jin merasa puas dan dia tertawa senang, dengan langkah besar Ge La Tu kembali ke sisi pangeran. Kumis si tikus Xi Wu Hou bergerak-gerak, dengan dingin dia berkata, "Kami ikut Pangeran berkunjung ke daerah Huai Bei, siapa yang sangka disini tidak ada pesilat yang becus sama sekali, sehingga Pangeran Jin tidak perlu yang turun tangan, katanya kalian masih mempunyai seorang pendekar Huai Bei yang bernama Long Zhai Tian, kami ingin menemuinya, kalau kalian ingin membalas dendam, kami akan menunggu !kalian di sana." 0-0-0 Papan nama yang bertuliskan 'Huai Bei Di Yi Jia' diturunkan dan dirusak. Tuan 'Huai Bei Di Yi Jia' telah mandi darah di sana. Ketujuh tamu tidak diundang itu sudah pergi, para pelayan dengan terburu-buru memapah Ding Dong Ting yang sudah sekarat. Para pelayan itu tampak kebingungan karena tampaknya Ding Dong Ting tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Waktu itu datanglah dua orang ke arah mereka." Yang satu mengenakan baju ketat berwarna hitam. Dia seorang pemuda gagah. Sedangkan yang satu lagi usianya sudah tua tapi wajahnya masih terlihat segar, rambutnya sudah memutih, sambil berjalan terdengar mereka sedang bertengkar mulut. Begitu melihat ada 3 orang yang tergeletak di tanah dan para pelayan di sana sepertinya sedang gugup menghadapi semua ini. Akhirnya merekapun berhenti melangkah. Yang satu berkata, "Mengapa ada orang mati lagi? Mengapa para pendekar dan pahlawan Huai Bei semuanya dibunuh?" Yang satu lagi berkata, "Di sini adalah tempat Huai Bei Di Yi Jia bukan Huai Bei Ying Xiong Jia (Rumah pahlawan Huai Bei), mengapa kau tahu kalau dia adalah seorang pahlawan?" "Huai Bei Di Yi Jia adalah Ding Dong Ting, semua orang sudah tahu kalau Ding Dong Ting adalah seorang pahlawan." "Huai Bei Di Yi Jia belum tentu Huai Bei Di Yi Wu Lin Shi Jia (keluarga nomor satu di dunia persilatan) bukan?" "Mungkin dia adalah orang Huai Bei yang pertama mempunyai keluarga, apalagi papan yang bertuliskan Huai Bei Di Yi Jia sudah diturunkan dan hancur, huruf Yi (angka 1 pada aksara Cina) mungkin juga keluarga San (angka 3 pada aksara Cina) atau bisa jadi keluarga Si (empat) dan seterusnya...." "Sembarangan bicara saja." "Aku sembar angan bicara? Bukankah kau juga sama?" "Kentut!" "Bau!" "Baiklah, kura-kura tua, kita sudah lama tidak berkelahi, tangan Wo Shi Shui sudah gatal." "Akupun berpikir demikian, sudah dua hari kita tidak berkelahi, aku Shen Tai Gong sudah ingin menghajarmu!" Para pelayan dan teman-teman Huai Bei Di Yi Shi Jia melihat ada dua orang yang datang dan mereka dengan sembarangan bicara, mengatakan keluarga kedua, ketiga, dan seterusnya, mereka mengira ada musuh datang lagi. Karena itu mereka segera mencabut senjata dan mengurung mereka berdua. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terkejut, salah satu dari mereka bertanya, "Ada apa mereka ini?" Ding Dong Ting tampak sedang sekarat, tiba-tiba dia mendengar obrolan mereka berdua, salah satu dari mereka mengaku bernama Wo Shi Shui dan satu lagi mengaku Shen Tai Gong, kedua nama itu seperti bunyi guntur di telinganya, dia tergetar. Dia berusaha mengumpulkan tenaga terakhirnya, kemudian dengan suara serak dia berteriak, "Berhenti..." Para pelayan yang melihat tuan besar mereka memberikan perintah, mereka segera berhenti bergerak. Orang yang muda itu mendengar dan berkata, "Orang itu belum mati." Yang tua berkata, "Lebih baik kita ke sana untuk membantunya!" Tubuh mereka bergerak dengan cepat dan dalam sekejap sudah berada di depan Ding Dong Ting, kemudian memapahnya bangun supaya bisa bicara. Para pelayan itu tidak tahu kapan mereka berdua bisa melewati mereka dan terlihat sedang memapah Ding Dong Ting. Ding Dong Ting merasa ada aliran kekuatan dan tenaga yang masuk ke dalam tubuhnya, rasa sakitnya menjadi agak berkurang, dan dia bisa menarik bernafas lega, tapi Ding Dong Ting sadar hidupnya tidak akan lama lagi maka segera dia berkata, "Apakah Anda berdua adalah...orang yang terkenal di dunia persilatan...si Kail Sakti, Shen Tai Gong...dan Pen... Pendekar Wo Shi Shui?" "Aku adalah Wo Shi Shui." "Ah! Ternyata kau adalah Lao Ding! Aku pernah bertemu sekali denganmu, siapa yang telah memukulmu sampai jadi seperti ini? Apa sebenarnya yang terjadi? Cepat katakan, aku akan membalaskan sakit hatimu!" Ding Dong Ting merasa sangat senang, dengan suara serak dia menjawab, "Kalian berdua.. .harus.. .membalaskan.. .dendam... demi ... diriku... aku... dan... anakku... harus.. .merebut...merebut...merebut kembali...panji...panji 'Song'.. .harus merebut. ..kembali.. .nama.. .pende kar.. .Zhong Yuan.. .jagalah.. .keutuhan., .bangsa ...kita!" Tangan Ding Dong Ting yang tadinya mencengkram tangan Shen Tai Gong terasa melonggar, dan akhirnya dia meninggal. Dengan dingin Wo Shi Shui berkata kepada Shen Tai Gong, "Lao Shen, ada bisnis besar, apakah kau mau mengerjakannya?" "Tentu saja aku mau mengerjakannya, sebelum mereka bertemu dengan Pendekar Long, kita mengejar mereka dulu." Wo Shi Shui bertanya kepada seorang pelayan, "Mereka berjalan ke arah mana?" "Mereka berjalan ke arah barat, katanya mereka akan mencari Pendekar Long dan mereka akan melewati kota Xia Guan." Seorang pelayan yang lebih tua berkata, "Anda berdua kalau ingin membalas dendam untuk tuan besar, lebih baik pergi ke kota Xia Guan untuk mencari Pejabat Ning...." "Kami sekarang tidak ada waktu untuk mengunjungi seorang pejabat," kata Wo Shi Shui dengan dingin. Pelayan tua itu segera berkata, "Pendekar tidak mengenal Ning Zhi Qing? Pejabat Ning adalah teman baik tuan besarku, dia dan Pendekar Long juga bersaudara angkat, dia bekerja di kerajaan tapi senang berteman dengan orang-orang persilatan. Dia juga pemimpin dunia persilatan Huai Bei. Anjing-anjing Jin itu kalau pergi kekota Xia Guan, walaupun mereka tidak mencari Pejabat Ning, tapi Pejabat Ning pasti akan menghadang mereka. Pejabat Ning belum mendapatkan alamat Pendekar Long, kalau mereka sampai bertarung, Pejabat Ning akan kekurangan pembantu, aku takut... Wo Shi Shui menatap Shen Tai Gong dan Shen Tai Gong menatap Wo Shi Shui, secara bersama-sama mereka bergerak dan lari ke arah barat. 0-0-0 BAB 4 Dua sempoa Pejabat kota Xia Guan, Long Jian (Pedang naga) yang bernama Ning Zhi Qiu, memiliki 4 orang murid dan juga anak buah yang setia. Mereka sedang berpatroli melewati gang-gang kecil dan memasuki jalan raya. Selesai berpatroli di dekat rumahnya, dia melihat ada beberapa orang yang berdiri di sana. Setelah melihat dengan jelas Ning Zhi Qiu mengetahui jumlah mereka ada 7 orang, dan dia sudah mengerti maksud kedatangan mereka. Kabar datang dengan sangat cepat! Lebih cepat dibandingkan dengan kedatangan tujuh pembunuh itu. Tapi bila jujur dikatakan, gerakan ketujuh orang itu memang cepat, tadi sewaktu dia sedang berpatroli dia mendapatkan laporan dari mata- mata bahwa mereka akan kedatangan 7 orang pembunuh. Dia segera pulang untuk mengatur orang-orangnya setelah itu baru menemui Pendekar Huai Bei, Long Zhai Tian untuk merundingkan masalah ini. Tidak disangka ketujuh orang itu sekarang sudah berada di rumahnya. Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xi Wu Hou menyipitkan matanya» dan bertanya, "Apakah Tuan adalah si Pedang Tunggal, Pejabat Ning?" Ning Zhi Qiu mengangguk. Wajah Xi Wu Hou berubah. Dia mengambil panji Song kemudian diletakkan di tanah dan diinjak-injak, matanya dengan dingin menatap Ning Zhi Qiu. Ning Zhi Qiu tidak bergeming, dia mendengar suara pedang yang dikeluarkan dari sarungnya, empat orang anak buah Ning Zhi Qiu pada saat itu ternyata sudah mencabut pedang mereka masing- masing. Hal ini dilakukan secara berbareng maka tampak seperti satu kali melakukannya. Setelah itu mereka lari ke depan rumah. Ning Zhi Qiu membentak, "Jangan gegabah!" Dengan tangannya dia menghalangi gerakan dua orang anak buahnya tapi kedua orang lainnya sudah terlanjur keluar, bentakan Ning Zhi Qiu membuat kedua orang itu terpaku. Pada saat mereka terpaku datang dua orang Mongolia dan anak buah Ning Zhi Qiu bentrok dengan mereka. Terdengar suara seperti tulang patah! Ning Zhi Qiu tampak melotot, alisnya terangkat, dia segera mencabut pedangnya, dengan nada marah berkata, "Kau harus ganti dengan nyawamu!" Lalu dengan suara perlahan dia berkata pada dua anak buahnya, "Cepat, suruh Tuan Xin datang untuk menolongku!" Dua anak buah Ning Zhi Qiu segera mengiyakan dan Ning Zhi Qiu sudah melayang ke depan mereka. Pedangnya seperti pelangi emas, terus mengarah pada Hu Shang Ge! Hu Shang Ge tidak berani langsung menghadapi ilmu pedang Ning, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya bisa meraung dengan suara besar. Telapak tangannya yang sebesar kipas dikibaskan, dia ingin membuat Ning Zhi Qiu terpental dari sana! Kedua anak buah Ning Zhi Qiu dengan cepat mundur dari sana, tapi Xi Wu Hou sudah mencium gelagat ini. Begitu kedua anak buah Ning Zhi Qiu mau mundur, Xi Wu Hou sudah bergerak seperti sehelai kertas, terbang ke depan mereka dan mencegah mereka pergi dari sana. Salah satu dari mereka berkata, "Lao Qi (tujuh), cepat pergi dari sini!" Dia sudah mengangkat pedangnya dan menyerang Xi Wu Hou. Kesempatan ini dipergunakan oleh salah satu dari mereka melarikan diri! Xi Wu Hou melayangkan tangannya, pedang itu sudah terpental, dia berbalik lagi dan mengejar anak buah Ning Zhi Qiu yang sudah melarikan diri dari sana. Tapi anak buah Ning Zhi Qiu yang satu lagi sudah mendekatinya, dengan sekuat tenaga dia memeluk dengan erat tubuh Xi Wu Hou dan tidak memberikan kesempatan kepada Xi Wu Hou mengejar temannya. Orang yang bernama Lao Qi sudah berlari sampai ke dekat pintu, Xi Wu Hou sangat marah Tangannya menampar, anak buah Ning Zhi Qiu yang memeluknya dipukul sekeras-kerasnya. Organ tubuh anak buah Ning Zhi Qiu hancur karena pukulan keras Xi Wu Hou. Darah muncrat dari mulutnya mengenai wajah Xi Wu Hou. Tapi dia tetap tidak melepaskan pelukannya. Lao Qi yang sudah melarikan diri, kebetulan saat itu dia menoleh kebelakang, tujuannya ingin membantu saudaranya, tapi temannya yang masih memeluk Xi Wu Hou berteriak, "Jangan kembali, cepat pergi dari sini, cepat! Pejabat Ning lebih penting!" Ning Zhi Qiu sudah mengangkat pedangnya, di tengah udara dia berhasil menghindari satu kali serangan, sekarang pedangnya berada di atas kepala Hu Shang Ge, baru saja dia ingin menusuk tidak disangka telapak tangan yang besar itu sudah memegang ujung pedangnya, ternyata yang memegang pedangnya adalah Hu Shang Ke. Begitu Hu Shang Ke mencengkram pedang Ning Zhi Qiu dia segera menarik ke belakang! Ning Zhi Qiu segera mengambil keputusan, dia melepaskan pedangnya dan menyentil! saat yang sama Hu Shang Ke membalikkan tubuhnya sambil menonjok! Ning Zhi Qiu melepaskan pedangnya dan berhasil menghindari tonjokan itu, di tengah udara kakinya menendang, dan tendangannya mengenai nadi Hu Shang Ge! Karena sakit Hu Shang Ge berteriak, kedua kakinya merapat, dia sudah tertendang sebanyak 6-7 kali. Karena sakit Hu Shang Ge terus mundur dan pedangnya direbut lagi oleh Ning Zhi Qiu! Tadi setelah Hu Shang Ke berhasil merebut pedang Ning Zhi Qiu dia merasa sangat senang, tidak disangka lawan malah berani melepaskan pedangnya, karena tubuhnya yang tidak seimbang, dia menjadi oleng dan mundur hingga 7-8 langkah, sekarang tampak kembali seberkas sinar pedang sudah sampai di hadapannya dan pedang itu ditusukkan ke perutnya, kulit Hu Shang Ke keras seperti tembaga, pedang itu hanya bisa menembus sedalam 3 inchi, setelah itu pedang tidak bisa menembus lebih dalam lagi. Dalam keadaan bahaya ini, Ning Zhi Qiu telah berhasil melukai dua orang, dan dia berdiri dengan tegak, Da sudah melayang ke depan Xi Wu Hou! Ternyata karena anak buah Ning Zhi Qiu tidak melepaskan pelukan pada Xi Wu Hou, dia benar-benar marah dan ingin menangkap anak buah Ning Zhi Qiu yang melarikan diri itu, sempoa besinya dipukul ke kepala orang yang memeluknya hingga pecah dan orang itu mati seketika. Walaupun kepala orang itu sudah pecah dan dia sudah tidak bernyawa, tapi pelukannya tetap sangat erat. Anak buah Ning Zhi Qiu yang melarikan diri tampak menendang pintu, Xi Wu Hou takut kalau pangeran merasa tidak senang, dengan sempoa besinya dia menyapu dan memotong tangan yang masih memeluknya. Bersamaan waktu itu dia melepaskan dua butir biji sempoanya. Ning Zhi Qiu melayang ke atas, dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, dia menjepit biji sempoa itu, tapi dia hanya sanggup menahan satu butir, sedangkan satu butir lainnya tetap melesat dan masuk ke punggung anak buah Ning Zhi Qiu. Anak buahnya berteriak kesakitan, tubuhnya limbung tapi dia berusaha untuk keluar dari pintu! Xi Wu Hou masih berniat untuk mengejar tapi terdengar suara CTEK, Ning Zhi Qiu menyentil kembali biji sempoa itu! Terpaksa Xi Wu Hou mengangkat sempoanya untuk menahan serangan itu. Terdengar suara TANG, dan biji sempoa itu berhasil ditahan Xi Wu Hou dan terjatuh. Xi Wu Hou berpikir, "Orang yang melarikan diri tidak dapat kubunuh, aku merasa malu, tapi kalau aku bisa membunuh Ning Zhi Qiu, Pangeran Jin pasti akan senang!" Xi Wu Hou mulai menyerang Ning Zhi Qiu, hanya dalam waktu singkat dia sudah menyerang sebanyak 13 jurus, sempoanya bercahaya hitam, membuat mata menjadi silau, Ning Zhi Qiu membalas dengan menyerang 3 jurus. Suara biji sempoa dibunyikan. Setelah bertarung 23 jurus, mereka berpisah dengan cepat. Xi Wu Hou marah, "Kau cari mati!" Ning Zhi Qiu menanggapi, "Pengkhianat!" Xi Wu Hou mendekat lagi dan menyerang sebanyak 17 jurus, sempoanya digoyang dengan cepat menimbulkan suara yang tidak enak dan bersatu dengan suara yang panjang. Setelah 17 jurus berlalu, tapi Ning Zhi Qiu masih belum bisa roboh, Karena dia tidak memegang pedang setelah lewat ratusan jurus, dia berada dalam posisi berbahaya. Pangeran Jin dengan santai melihat ke atas, kemudian melihat ke bawah, sekarang dia baru memperhatikan orang yang sedang bertarung, wajahnya tampak datar tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Xi Wu Hou berkata dengan dingin, "Kalau kau tidak mau menyerah, kau akan mati!" Ning Zhi Qiu pun menjawab dengan dingin, "Di negara Song tidak ada putra Song yang gampang menyerah begitu saja!" Xi Wu Hou mendekat lagi, tapi di langit tampak ada cahaya berwarna kuning yang mendatanginya. Cahaya itu tiba diiringi dengan suara bentakan. Sosoknya terlihat ada di langit kemudian berubah menjadi cahaya yang berkilauan yang sangat menyilaukan mata. Cahaya ini terus menyorot Xi Wu Hou, Xi Wu Hou tidak bisa melihat siapa yang datang, dia hanya tahu kalau orang yang datang memiliki senjata kotak dan bercahaya kuning. Karena itu dia hanya bisa sekuat tenaga menahan serangan itu! 0-0-0 WUSH! Xi Wu Hou dengan cepat mundur, setelah mundur dia baru tahu ternyata sempoa besinya telah terpapas, tangannya tergetar hingga mati rasa. Orang itu mendarat turun, usianya sekitar 40 tahun, tidak memiliki janggut ataupun kumis. Wajahnya tampan, tangannya memegang sempoa berwarna kuning, dia berdiri di sisi Ning Zhi Qiu, dengan penuh perhatian bertanya, "Anda tidak apa-apa, Pejabat Ning?" Ning Zhi Qiu menegakkan tubuhnya dan menjawab, "Kakak Ketiga datang tepat pada waktunya!" "Setelah mengirim kabar bahwa Anda mendapat kesukaran, Lao Qi langsung meninggal," kata orang itu. Wajah Ning Zhi Qiu tampak berubah, Xi Wu Hou yang berdiri di sisi sebelah sana tampak marah dan berkata, "Jin Suan Pan (sempoa emas)." Orang itu dengan dingin berkata, "Aku adalah Xin Wu Er, selalu percaya diri dan tiada duanya." "Kau tidak pantas ikut campur dalam masalah ini!" kata Xi Wu Hou. "Di dunia persilatan yang terkenal dengan sempoanya hanya ada 3 orang, di antara ketiga orang itu yang tidak berguna hanya kau! Tapi kau selalu menjadikan sempoamu sebagai papan reklame!" kata Xin Wu Er. "Aku ingin tahu berapa lama kau masih bisa memegang sempoamu?" seru Xi Wu Hou. Kemudian dia membunyikan sempoanya sebanyak 32 kali! Tanpa suara Xin Wu Er memasuki arena pertarungan, sejurus demi sejurus dia mematahkan serangan Xi Wu Hou, tapi kedua sempoa itu tidak pernah beradu. Setelah lewat 32 jurus, Xin Wu Er baru balik menyerang, dia memainkan sempoanya dengan cepat, karena cepatnya sampai sempoanya tidak mengeluarkan suara apapun, hanya terlihat ada cahaya emas berkilau dari sempoanya. Tiba-tiba Xi Wu Hou mundur, beberapa rambutnya tampak terlepas dari ikatannya, nafasnya terengah-engah. Mata Pangeran Jin terlihat seperti kagum, dengan santai dia berkata, "Lumayan." Xia Hou Lie dengan tenang memerintah pada Wan Yan Zhu, "Giliranmu!" Dengan sikap hormat dia berkata, "Siap!" Dia meloncat lurus, dan dia sudah berada di antara Xi Wu Hou dan Xin Wu Er. Tangannya segera terulur, dia ingin mencengkram Xin Wu Er. Tapi sempoa Xin Wu Er malah memukul nadi Wan Yan Zhu, Wan Yan Zhu membalikkan tangan dan dia sudah mencengkram sempoa emasnya dan menarik sempoa itu! Xin Wu Er melihat lawannya hanya dengan satu jurus bisa mencengkram senjatanya, dia tidak berani bersikap lengah lagi, dia menarik nafas dan sempoa yang masih berada di tangannya tidak akan dilepaskan begitu saja! Wan Yan Zhu mengerahkan tenaga dalam sepenuhnya mencoba merebut sempoa itu, walaupun kepalanya sudah mengeluarkan asap putih, dia masih ngotot merebutnya, dengan mengadu kekuatan penuh dan saling tarik, kaki mereka sudah masuk ke dalam tanah, mereka saling melotot, tidak terlihat siapa yang menang atau kalah. Sempoa yang terbuat dari emas karena ditarik dengan kekuatan besar terlihat memanjang. Ning Zhi Qiu keluar dari arena pertarungan, dia mencoba memukul Hu Shang Ke, tapi Hu Shang Ke menahan serangan Ning Zhi Qiu dengan tangannya, tiba-tiba Ning Zhi Qiu melayangkan kakinya, dengan cepat Hu Shang Ke menahan menggunakan tangannya, tiba-tiba Ning Zhi Qiu menarik serangannya, dan bersiap menyerang Xi Wu Hou. Tapi di depannya terlihat sekelebat bayangan merah yang menghalanginya. Ternyata dia adalah Budha hidup dari Tibet, Ge LaTu. Kedua mata biksu itu melotot pada Ning Zhi Qiu. Ning Zhi Qiu merasa tubuhnya bergetar, gerakan tangannya sedikit melambat, saat itu butiran kalung tasbih kayu milik Ge La Tu yang berwarna merah tampak berputar-putar mendatanginya! Ning Zhi Qiu menahan dengan pedangnya, tapi butiran kayu itu berputar dan mengikat pedangnya, kemudian La Ma itu menarik dengan tenaga penuh! Ning Zhi Qiu sadar kalau pedang itu kena ditarik oleh La Ma itu, maka dia akan mati karena telapak tangan La Ma itu. Karena tidak berhasil menarik pedang itu, tampak La Ma itu dengan marah melihat Ning Zhi Qiu, Ning Zhi Qiu tidak sadar bahwa La Ma itu sedang menggunakan ilmu hipnotis kepada dirinya. Hanya melihat mata La Ma itu sekali, mata Ning Zhi Qiu terasa pedas. Tenaganya menjadi berkurang, tubuhnya mulai tertarik selangkah demi selangkah mendekati Ge La Tu. Xin Wu Er yang sedang bertarung di sebelah sana, melihat keadaan berubah seperti itu. Dia tahu kalau sekarang ini Ning Zhi Qiu berada dalam keadaan berbahaya, tapi dia sendiri tidak bisa banyak membantu, karena dia harus berkonsentrasi dalam menghadapi Wan Yan Zhu. Diapun merasa tenaganya semakin terkuras, bagaimana mungkin dia bisa menolong Ning Zhi Qiu? Xi Wu Hou yang tadinya berada di pinggir sekarang sudah berada di belakang Xin Wu Er, dia mengangkat sempoa besinya dan ingin memukul kepala Xin Wu Er. Karena saat itu Xin Wu Er sedang mengerahkan seluruh tenaganya menghadapi Wan Yan Zhu, dia tidak mau konsentasinya terpecah dan Wan Yan Zhu dengan mudah akan menggetarkannya, saat itu dia tidak mungkin bisa menghindari serangan Xi Wu Hou! 0-0-0 Pada saat keadaan sangat berbahaya ini tiba-tiba dari kejauhan ada seseorang yang bicara, suaranya berat, seperti suara orang tua tapi nadanya sangat tinggi. "Lao Di (adik)! Ternyata di sini ada orang yang berkelahi juga." Suara lainnya terdengar lebih muda dan bertenaga berkata, "Coba kita lihat ke sana!" suara itu semakin mendekat. Terlihat bayangan orfuig, yang satu berpakaian hitam yang satu lagi berpakaian abu. Yang mengenakan baju hitam adalah seorang pemuda beralis tebal dan bermata besar. Sedangkan pak tua berbaju abu itu terlihat wajahnya masih muda tapi rambutnya sudah memutih. Tangannya memegang kail ikan dan di punggungnya tergantung keranjang untuk menaruh ikan hasil pancingan. Xi Wu Hou mengerutkan dahinya, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge sudah maju menghampiri kedua orang itu. Orang tua itu ternyata adalah Tai Hu Shen Diao, Shen Tai Gong. Dia bertanya, "Kita harus membantu siapa ya?" Pemuda itu ternyata adalah Wo Shi Shui, dia menjawab, "Aku lihat lebih baik kita memukul yang licik itu saja!" Tiba-tiba dia sudah berlari mendekati Xi Wu Hou dan mencengkram sempoa besinya, kemudian menendangnya sampai 7 jurus, begitu serangan dilancarkan Xi Wu Hou tidak menyangkanya. Dengan terpaksa dan cepat Xi Wu Hou meladeni 7 jurus Wo Shi Shui. hingga dia mundur 8 langkah, terdengar Wo Shi Shui berkata, "Aku paling benci ada orang yang diam-diam menyerang dari belakang, kalau ingin berkelahi, ya berkelahi secara jantan, kalau mati juga tidak apa-apa, mengapa harus menyerang dari belakang?" Sambil berkata seperti itu dia mencengkram bagian tengah sempoa emas yang sedang di pegang oleh dua orang yang sedang bertarung dan bertanya, "Milik siapa ini? Untuk apa sampai diperebutkan?" Xin Wu Er terpaku, tapi dia tahu kalau pesilat tangguh yang berasal dari Zhong Yuan tidak boleh dipandang remeh, dia menarik nafas dan berkata, "Sempoaitu milikku." "Baiklah, aku akan mengembalikannya padamu," kata Wo Shi Shui. Dengan tenaga cukup Wo Shi Shui menarik sempao itu, Wan Yan Zhu tanpa sadar sudah terbawa maju 4 langkah, tapi dia masih mencengkram dengan erat tidak mau melepaskan sempoa emas itu. Tiba-tiba Wan Yan Zhu melihat ada sempoa lain mendekatinya, karena salah melihat tangan kirinya mencengkram sempoa yang mendekat dan tangan kanannya sedikit melonggar. Akhirnya sempoa emas dapat ditarik dan diambilnya, setelah berhasil mendapatkan sempoa emasnya, Xin Wu Er meloncat menjauh. Wan Yan Zhu terpaku, dia melihat sempoa yang masih dipegangnya ternyata milik Xi Wu Hou dan sempoa emas milik Xin Wu Er telah berhasil direbut kembali olehnya. Wo Shi Shui sedang menatapnya dengan tertawa, terlihat kalau Wo Shi Shui sangat senang melihat Wan Yan Zhu, Wo Shi Shui berkata, "Kalau kau marah, itu sangat bagus, aku tidak menyangka wajah sepertimu, wajah seperti papan peti mati, bisa juga tampak ada ekspresi." Kemarahan yang melanda dirinya membuat seluruh tulang di tubuh Wan Yan Zhu berderak, wajah Wo Shi Shui tampak mulai serius, karena dia mendengar suara derak tulang, itu membuktikan kalau orang itu menguasai ilmu cakar elang latihan selama 30 tahun, dan tidak boleh «embarangan menghadapinya. Lawan tanding yang paling senang dihadapi oleh Wo Shi Shui adalah lawan yang berbobot, semakin kuat lawannya maka dia semakin tertarik menghadapinya, karena itu setiap kali dia bertarung dengan pesilat tangguh, dia merasa senang malah menjadi tergila-gila. Tapi sebaliknya dengan Shen Tai Gong, semakin lihai lawan, dia malah semakin senang mempermainkannya, karena dia masih senang bermain-main. maka semakin banyak variasi dan jurus aneh yang akan dikeluarkannya supaya bisa memenangkan pertarungan. Sewaktu Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge berlari ke arahnya, diapun berlari sambil berteriak ke arah dua orang Mongolia itu. Mereka hampir bertabrakan dan apakah nasib Shen Tai Gong akan sama seperti Cai Bu Pin terjepit mati oleh dua raksasa itu? Tapi tiba-tiba Shen Tai Gong bergerak, secepat kilat dia sudah berada di belakang mereka dan senar kail ikannya sudah mengait celana pendek bagian belakang Hu Shang Ke, dia menariknya sambil terus berlari sambil berteriak, "Aku mendapatkan ikan besar, ikan besar sudah terpancing!" Walaupun perawakan Shen Tai Gong pendek, kurus, dan kecil tapi kalau sudah berlari dia seperti sebuah anak panah. Hu Shang Ke ditarik oleh Shen Tai Gong terpaksa dia berjalan mundur, kail itu mengait celananya dan hal ini membuatnya merasa malu, tubuhnya yang besar tidak dapat berbalik untuk menyerang Shen Tai Gong. Dia benar-benar seperti seekor kura-kura yang batoknya berada di bawah dan tidak sanggup berbalik. Hu Shang Ge ingin menolong saudaranya, dia berlari mengejar Shen Ta Gong, tapi Shen Tai Gong selalu lari dengan berbelok-belok, tubuh besar Hu Shang Ge dibuat berkeringat oleh Shen Tai Gong. Tapi dia tidak bisa menolong saudaranya. Mereka marah-marah dengan menggunakan bahasa Mongolia, berusaha mencengkram tangan Shen Tai Gong tapi Shen Tai Gong berhasil menghindar, cengkraman Hu Shang Ge tidak berhasil mengenainya, malah kaki seseorang yang tercengkram. Karena marah dia segera membanting dengan cara gulat Mongolia. Orang itu menendang pundaknya, Hu Shang Ge dengan bahasa aneh hanya mengatakan, "Wu Wu Wa Wa." Dan dia sudah melayang jauh. Ternyata dia telah mencengkram kaki Ge La Tu! 0-0-0 BAB 5 Kepalan Wo Shi Shui dan Kail Shen Tai Gong Tapi sewaktu Ge La Tu akan menggunakan ilmu hipnotis, dia yakin dalam satu jurus saja bisa menguasai Ning Zhi Qiu, kemenangan sudah terbayang di depan matanya. Tidak disangka mendadak kakinya dicengkram oleh Hu Shang Ge hingga terpaksa dia menendang raksasa itu jauh-jauh. Karena gangguan itu dia menjadi tidak bisa berkonsentrasi, membuat Ning Zhi Qiu mengambil kesempatan ini melepaskan diri, Ge La Tu sadar atas kesalahannya, diapun melompat menjauh! Hu Shang Ke masih ditarik berjalan mundur oleh Shen Tai Gong dan lewat di depan Ge LaTu. Melihat Shen Tai Gong, kemarahan Ge La Tu jadi ditumpahkan kepada Shen Tai Gong, biji tasbihnya dilepaskan, dan dia menyerang dengan biji tasbih kayunya dan mengenai senar kail Shen Tai Gong. Tapi senar kail tidak terputus, malah mengeluarkan suara PENG dan biji tasbih itu berbalik lagi menuju arah Ge La Tu! Ge La Tu tahu bahwa dia sudah bertemu dengan pesilat tangguh yang berasal dari Zhong Yuan, dia berteriak dengan bahasanya dan, CTAK, dia melepaskan sebutir lagi biji tasbihnya. Biji tasbihnya bertabrakan dengan biji tasbih yang pertama yang sedang mengarah pada Ge La Tu. Dua biji yang bentrok membalik menyerang dengan arah yang berbeda, yang satu mengarah belakang menuju Shen Tai Gong dan satu lagi menuju Hu Shang Ke! Cara Ge La Tu melepaskan biji tasbihnya lebih hebat dibandingkan pada saat Xi Wu Hou melepaskan biji sempoanya. Shen Tai Gong mendengar ada suara angin yang cepat datang dari belakang. Dia segera membalikkan badan, keranjang untuk menampung ikan dibukanya, dan biji tasbih kayu itu disambut masuk ke dalam keranjang ikan itu. Sewaktu dia menyambut biji tasbih kayu itu, sebutir biji tasbih datang lagi dan mengenai kail ikan Shen Tai Gong yang sedang mengait celana Hu Shang Ke. Terdengar suara TING, biji tasbih itu pecah hancur tapi kail itu jadi longgar akhirnya terlepas. Hu Shang Ke akhirnya jatuh terguling, tubuhnya lecet-lecet. Baru saja Hu Shang Ke berdiri, Hu Shang Ge sudah tiba di sana, kedua bersaudara ini terlihat sangat benci kepada Shen Tai Gong, baru saja mereka akan menyerang, terasa pundak mereka seperti mengencang, dan kaki mereka seperti terpaku di tanah. Selangkahpun tidak bisa bergerak. Begitu membalikkan tubuh, mereka melihat Pangeran Jin sedang memegang pundak mereka, tapi matanya terus menatap Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, kedua orang Mongolia itu cepat menundukkan kepala, lalu diam tidak bergerak. Shen Tai Gong mengambil biji tasbih kayu itu, kail ikannya dilepas dari pegangannya Shen Tai Gong masih terlihat tertawa. Tapi tatapan matanya serius, dengan wajah penuh tawa dia berkata kepada Ge La Tu, "Mengapa kau memberikan kepadaku biji tasbih? Aku belum ingin menjadi biksu, ini aku akan mengembalikan padamu!" Setelah berkata seperti itu dia melemparkan 'biji tasbih' itu, Ge La Tu menyangka kalau Shen Tai Gong akan mengembalikan biji itu dengan cara menyerang, dia segera menjulurkan tangannya untuk menyambut. Tapi ketika tangannya memegang, benda itu terasa basah dan licin, dan bisa bergerak-gerak. Dia mengira benda itu benda beracun, dibuangnya benda itu kembali, setelah di teliti ternyata yang dilempar Shen Tai Gong adalah seekor ikan emas! Shen Tai Gong tertawa dan berkata, "Ternyata biksu memang tidak suka makan daging, biasanya biksu takut pada daging. Tapi ternyata kau malah takut kepada seekor ikan, ini benar-benar lucu!" Sambil tertawa Shen Tai Gong sudah menyerang, setelah habis berkata dia sudah menyerang sebanyak 73 jurus. Gara-gara seekor ikan, Ge LaTu tidak bisa berkonsentrasi, kesempatan ini digunakan oleh Shen Tai Gong untuk menyerang dulu. Tangan Ge La Tu masih terus bergerak-gerak menahan serangan Shen Tai Gong, bajunya terlihat berkibar tertiup angin, dia menyambut semua serangan Shen Tai Gong dan siap untuk membalasnya. Tapi secara tiba-tiba Shen Tai Gong membalikkan tubuhnya. Sejak tadi Ge La Tu sudah menahan kemarahannya, melihat Shen Tai Gong membalikkan tubuhnya dia mengira Shen Tai Gong mau melarikan diri, dia berteriak, "Kau, kau...." Tiba-tiba tampak ada cahaya berkilau berkelebat. Ternyata pada saat Shen Tai Gong membalikan tubuhnya dan mundur, dia tidak bertujuan melarikan diri, dia malah mengeluarkan kail ikannya dan berniat mengail mulut Ge La Tu. Karena bertindak ceroboh Ge La Tu tidak sempat menghindar serangan kail itu, terpaksa dia berjongkok, ketika senar kail itu ditarik. Ge La Tu merasa mulutnya menjadi kencang, kemudian mulutnya terasa asin dan amis yang bercampur aduk, dia segera memuntahkan air ludahnya ternyata yang keluar adalah air ludah bercampur dengan darah, dia meraba mulutnya ternyata gigi depannya sudah terkail sehingga terlepas salah satu. Ge La Tu benar-benar marah, dia mengeluarkan biji tasbihnya dan menyerang kepada Shen Tai Gong. Tubuh Xia Hou Lie tampak bergerak, Pangeran Jin bertanya, "Siapa yang akan kau bantu?" Dengan sikap hormat Xia Hou Lie menjawab, "Sifat Ge La Tu tidak bisa tenang dan cepat marah, kelemahannya dipergunakan oleh lawan, aku ingin membunuh orarig tua itu!" Pangeran Jin tertawa tapi tanpa respon, "Ilmu silat Ge La Tu tidak lebih rendah dibandingkan dengan orang tua itu, walaupun hatinya tidak tenang, dalam 200 jurus belum tentu dia bisa kalah atau menang. Dan kepalan tangan pemuda berbaju hitam itu sangat kuat, kepalannya seperti harimau dan naga, kemungkinan Wan Yan Zhu tidak akan bisa bertahan menghadapinya, kalau dia kalah dia pasti akan mati, ini akan terjadi sebentar lagi." Segera Xia Hou Lie berkata, "Aku mengerti!" Dia beranjak dari sisi Pangeran Jin. 0-0-0 Wo Shi Shui dan Wan Yan Zhu sedang bertarung dengan sengit. Sejak jurus pertama tulang-tulang Wan Yan Zhu terus berderak, kesepuluh jarinya terus bergerak, perubahan terus terjadi dan tidak bisa ditebak, gerakannya sangat cepat dan berbahaya, juga aneh. Semua dikeluarkan dengan sangat sempurna. Kepalan tangan Wo Shi Shui terlihat biasa, Hei Hu Tou Xin (Harimau hitam mencuri hati), Li Pi Hua Shan (Tenaga membelah Hua Shan), serta jurus lainnya dikeluarkan oleh Wo Shi Shui. Tapi jurus kepalan itu dipergunakan dengan sangat tepat, cepat, ganas, dan bertenaga. Seperti jurus Heng Shao Qian Jun, tidak ada orang yang bisa menguasai jurus itu lebih hebat dibandingkan Wo Shi Shui. Setiap jurus mewakili pikiran dan semangatnya, karena Wo Shi Shui masih muda, setiap jurus yang dikeluarkan pasti ada jurus lanjutan dan menyimpan banyak perubahan, tapi dia belum membuat perubahan jurus karena belum tiba saatnya dia melakukan hal ini. Tapi Wan Yan Zhu adalah seorang pesilat tangguh. Maka Wo Shi Shui harus melakukan perubahan pada jurus kepalannya, saat itu sudah tiba. Wan Yan Zhu mulai merasakan adanya hawa membunuh dan tekanan dari suara Wo Shi Shui, itu membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, jurus-jurus yang dikeluarkan Wan Yan Zhu mulai terlihat kacau, tiba-tiba saja jurus kepalan Wo Shi Shui berubah! Perubahan yang terjadi sangat aneh, cepat dan berbahaya, semua jurusnya lebih cepat dari jurus Wan Yan Zhu dan lebih aneh dibandingkan dengan jurus Wan Yan Zhu! Nafas Wan Yan Zhu mulai terdengar berat, dan gerakannya mulai kacau. Dia sudah tidak bisa melihat Wo Shi Shui, dia hanya melihat pada kepalan tangan Wo Shi Shui. Inilah pengalaman pertama yang ditemuinya, waktu dia tidak mau tunduk kepada Xia Hou Lie dan diapun bertarung dengan Xia Hou Lie. Begitu perasaan ragu-ragunya muncul dia telah dikalahkan oleh Xia Hou Lie! Tapi bagaimana sekarang ini? Tiba-tiba bayangan kepalan itu menghilang, Wan Yan Zhu seperti berada di dalam kabut yang tebal. Tampak Xia Hou Lie sudah maju menghalanginya, Xia Hou Lie sudah menggantikan dia bertarung dengan Wo Shi Shui. Pertarungan mereka berjalan dengan lambat, mereka seperti sedang mencari tahu kemampuan ilmu silat masing-masing. Wan Yan Zhu menarik nafas panjang, dia merasa sangat lelah dan terduduk di bawah. Keringat dingin mengalir di dahinya sekarang. Di atas langit masih ada langit, di atas orang hebat masih ada orang yang lebih hebat lagi. Dia baru mengerti kalimat itu hari ini. Dia menyandarkan dirinya ke tembok, setelah agak lama nafasnya baru bisa normal kembali. Dia melihat Wo Shi Shui dan Xia Hou Lie sedang bertarung, baju mereka tampak basah kuyup, tapi gerakan mereka lambat seperti siput. Mereka juga terlihat seperti sedang menari bukan sedang bertarung serius. Dalam hati Wan Yan Zhu merasa sangat terkejut, dia sudah menyaksikan sendiri bagaimana cepatnya ilmu silat Wo Shi Shui, dia sudah lama ikut Pangeran Jin, perubahan ilmu silat Xia Hou Lie sangat cepat, dan diapun sangat mengagumi Xia Hou Lie. Tapi sekarang pada saat melihat pertarungan mereka dia merasa aneh dan tertekan. Tiba-tiba terjadi perubahan. Xia Hou Lie tiba-tiba memajukan kelima jari tangan kanannya tampak keras seperti baja dan siap menusuk ke tenggorokan Wo Shi Shui. Sepertinya Wo Shi Shui juga menjaga tubuhnya dengan sempurna, tidak ada lowongan yang bisa menyebabkan lawannya menyerang, kecuali di bagian tenggorokan Hanya dalam waktu singkat Xia Hou Lie bisa melihat lowongan ini. Dan sekarang tangannya siap menusuk! Tapi bersamaan waktu itu, titik kelemahan di tenggorokan Wo Shi Shui tertutup, mungkin Wo Shi Shui bisa saja memunculkan titik kelemahannya tapi bukan di tenggorokannya. Tangan kiri Wo Shi Shui menepis pergelangan tangan kanan Xia Hou Lie. Begitu tangan kanan Xia Hou Lie ditarik kembali, tangan kirinya sudah menyerang perut Wo Shi Shui. Perubahan jurusnya lebih cepat dibandingkan dengan pukulan tangan kanannya. Tapi tangan kanan Wo Shi Shui seperti pisau, siap memotong pergelangan tangan kiri Xia Hou Lie. Tiba-tiba Xia Hou Lie naik ke atas, tubuhnya yang besar tidak terdengar membawa suara angin, di tengah-tengah dia memukul kepala Wo Shi Shui. Perubahan jurus yang terjadi sangat besar, tapi pada saat Xia Hou Lie melakukannya terlihat sangat biasa. Walaupun perubahan yang dilakukan Xia Hou Lie sangat cepat, tapi tangan Wo Shi Shui sudah siap menunggu serangannya! Di tengah-tengah udara Xia Hou Lie membentak, kemudian dia bersalto beberapa kali di udara, ternyata dia akan memukul Ning Zhi Qiu dengan telapaknya! ^ Ning Zhi Qiu tadi telah ditolong oleh Shen Tai Gong, kalau tidak dia pasti sudah mati karena ilmu hipnotis Ge La Tu, tapi keadaannya masih shok, dia melihat Ge La Tu yang sedang marah bertarung dengan Shen Tai Gong. kepalanya masih merasa pusing. Tidak disangka Xia Hou Lie tiba-tiba menyerang dari udara, Ning Zhi Qiu mencoba menahan serangan itu. Serangan Xia Hou Lie dari udara mengarah pada Ning Zhi Qiu bukan pada Wo Shi Shui, melihat keadaan seperti itu Wo Shi Shui seperti seekor elang hitam dengan kecepatan tinggi terbang ke arah Xia Hou Lie! Xia Hou Lie tiba-tiba menarik kembali kaki yang tadinya dikeluarkan untuk menendang! pertahanan Ning Zhi Qiu sudah tidak berguna. Ning Zhi Qiu terkejut tapi dia sudah tidak bisa menghindar lagi. Xin Wu Er membentak, kilauan emas tampak terbang keluar. Tapi sempoa besi milik Xi Wu Hou terlihat melayang dan mencegah sempoa emas itu. Merekapun bertarung lagi. Terlihat Ning Zhi Qiu sudah tidak dapat menghindar lagi, tapi tiba-tiba Wo Shi Shui sudah berada di depan Ning Zhi Qiu. Perubahan jurus serangan Xia Hou Lie dilakukan tanpa berhenti, dia seperti hantu, kemanapun lari, tangannya sudah siap menunggu di depan tenggorokanmu. Tapi Wo Shi Shui seperti sebuah kapak, kemanapun tangan hantu itu pergi, kapak ini siap memotong tangan Xia Hou Lie. Tangan Wo Shi Shui seperti pisau yang siap memotong. Tapi dalam keadaan seperti itupun jurus Xia Hou Lie masih bisa berubah. Tiba-tiba dia mengeluarkan tangannya, tampaknya dia ingin menyerang dengan tangannya bukan dengan kaki, diapun seperti sudah memperhitungkan bahwa Wo Shi Shui pasti akan berada di sana. PAK! Tangan Xia Hou Lie sudah menekan dada Wo Shi Shui. Dalam bayangan Xia Hou Lie, Wo Shi Shui akan melayang jauh dan terjatuh seperti selembar papan, tidak disangka Wo Shi Shui kokoh seperti sebatang pohon. Hati Xia Hou Lie terasa dingin. BUG! Kepalan tangan Wo Shi Shui sudah dilayangkan dan memukul tubuh Xia Hou Lie dan diapun melayangjauh! Sekarang Xia Hou Lie sudah mengerti, dia tidak akan bisa mengalahkan Wo Shi Shui. Dan Wo Shi Shui sendiri tidak sabar untuk bertarung dan sengaja menerima pukulan Xia Hou Lie, lalu menukar dengan pukulannya! Melalui pertarungan seperti ini walaupun Xia Hou Lie seorang pemberani tapi dia tetap merasa hatinya gentar. Xia Hou Lie melayang dan jatuh menabrak tembok, tapi dia segera bangun, dia tidak roboh. Dengan cepat dia berdiri tegak lagi dan mendekati Wo Shi Shui. Terlihat di sudut mulut Wo Shi Shui ada darah. Kedua mata Wo Shi Shui tampak melotot melihat Xia Hou Lie, tiba-tiba dia membuka mulut dan darah seperti anak panah berwarna merah keluar dari mulutnya! Darah itu menyemprot wajah Xia Hou Lie, diikuti gerakan Wo Shi Shui yang lebih cepat dari anak panah darah, menyerang tubuh Xia Hou Lie bagian bawah! Bersamaan waktu itu dinding yang tadi ditabrak oleh Xia Hou Lie tampak ambruk. Batu bata dan pasir hancur menjadi puing-puing. Ternyata pada saat Wo Shi Shui dan Xia Hou Lie beradu telapak dan kepalan, tenaga dalam mereka yang satu sangat kuat sedangkan yang lain sedang gila-gilanya menyerang, mereka sama- sama kuat, tapi Xia Hou Lie yang memukul Wo Shi Shui terlebih dulu, setelah itu Wo Shi Shui baru membalasnya dengan kepalan. Tenaganya "j adi berkurang, apalagi Xia Hou Lie setelah terkena serangan kepalan Wo Shi Shui sampai terbang dan roboh. Dan tenaga yang menghantamnya disalurkan ke tembok yang ditabraknya. Dengan cara seperti itu maka tenaga tekanannya berkurang sekitar 20-30%. Tapi bagi Wo Shi Shui, dia benar-benar menahan serangan telapak Xia Hou Lie, tubuhnya sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Karena hal inilah maka membuat dirinya terluka lebih parah. Tenaga pukulan Wo Shi Shui berpindah ke tembok sebanyak 20- 30%, karena itulah maka dinding bisa runtuh. 0-0-0 Shen Tai Gong dan Ge La Tu yang masih bertarung dengan sengit, mereka tampak mendekati tembok. Ketika terdengar suara tembok runtuh. Shen Tai Gong melihat keadaan itu, dia seperti seekor ikan yang meloncat untuk menghindar tapi Ge La Tu yang masih tetap berkonsentrasi pada pertarungan. Dia tidak sempat menghindar. Batu bata tampak berjatuhan ke tubuhnya, tapi tubuhnya seperti dibungkus dengan kulit tembaga dan tulangnya keras seperti besi. Batu bata dan pasir yang berjatuhan hanya menyebabkan matanya tidak bisa dibuka. Dia berteriak dan mulutnya tampak menganga, tiba-tiba terdengar suara PUSH, di dalam mulut Ge La Tu ada seekor ikan yang masih hidup. Ikan itu terus bergerak di dalam mulut Ge LaTu. Mata Ge La Tu tidak bisa melihat dengan jelas, dia mengira Shen Tai Gong memasukkan benda beracun ke dalam mulutnya. Karena dia gugup benda itu tidak bisa segera dikeluarkan dari mulutnya. Pada kesempatan ini, kail ikan milik Shen Tai Gong mengait Ge La Tu dan dibawa lari. Shen Tai Gong berusaha menariknya sampai jatuh. Tidak disangka La Ma ini mempunyai ilmu yang bagus, walaupun mulutnya bersuara aneh, tapi bagian bawah tubuhnya sangat kuat. Walaupun dia ditarik-tarik oleh kail ikan Shen Tai Gong, kaki Ge La Tu sangat kokoh, kedua kakinya masuk ke dalam tanah. Dia masih bisa membalikkan tubuhnya lalu dengan kakinya dia berusaha menggulung kail ikan itu. Shen Tai Gong benar-benar terkejut, tapi dia tampak masih bisa tertawa dan berkata, "Baiklah, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa merobohkan orang seperti dirimu yang seperti kura-kura." Shen Tai Gong memarik dengan kuat, dengan kekuatan penuh Ge La Tu bertahan, walaupun Shen Tai Gong tidak bisa merobohkannya, tapi kail ikan itu sudah mengait ke dalam daging kakinya. Ge La Tu menahan rasa sakitnya, dia menyerang lagi dengan 3 butir biji tasbih kayu. Shen Tai Gong membuka keranjang ikan dan 3 butir biji itu masuk ke dalam keranjang. Ge La Tu merasa kesakitan sekaligus marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sadar kalau dia tetap keras kepala menarik kakinya seperti itu, maka kakinya akan cacat, tiba-tiba dia mendengar Wan Yan Zhu dengan bahasa Tibet berkata, "Sambutlah ini!" Terdengar suara "Yap!" Sebuah singkup berkepala harimau terbang ke arahnya dan disambut dengan baik oleh Ge La Tu. Dengan cepat kail ikan itu dipaku diatas tanah dengan singkup yang baru saja diterimanya. Ge La Tu memakai kesempatan ini untuk melepaskan diri, kakinya sudah terlepas dari lilitan tali kail itu, tapi karena senar kail Shen Tai Gong terbuat dari Tian Mu Can Si, maka senar itu sulit dipotong, hal ini malah membuat Shen Tai Gong menjadi kalang kabut karena tidak bisa lepas. Begitu Ge La Tu berhasil melepaskan diri, kedua matanya menatap dengan bara amarah ddi memukul Shen Tai Gong dengan singkupnya! Pada saat Ge La Tu mengangkat singkup itu, tali kail Shen Tai Gong dengan cepat terlepas, Ge La Tu datang dengan sangat cepat, singkup itu sudah menutup jalan mundur Shen Tai Gong. Ge La Tu berharap Shen Tai Gong segera mati. Tali kail milik Shen Tai Gong adalah sebuah senjata lemas, dan tidak bisa dipergunakan sama sekali. Karena itu serangan Ge LaTu benar-benar menekan Shen Tai Gong. Terpaksa dengan tubuh kecilnya She Tai Gong berputar dengan ringan. Tapi semua gerakan ini mengandung bahaya. 0-0-0 BAB 6 Sekuntum bunga yang memabukan Bersamaan runtuhnya tembok, Pangeran Jin tampak membalikkan tubuhnya, saat itu dia melihat seorang pak tua berambut dan beralis putih serta mengenakan baju panjang berwarna kuning. Kedua matanya bersemangat, dia tampak berwibawa. Tapi tidak tampak kalau dia sedang marah. Dia melangkah mendekati mereka. Pak tua itu tidak marah karena temboknya runtuh, setiap langkahnya tampak bersemangat dan gagah. Langkahnya tampak sangat sempurna. Setiap langkahnya menunjukkan kalau dia siap menyerang sekaligus bertahan. Mata Pangeran Jin tampak bercahaya. Dia segera mendekati pak tua itu. Pak tua itu melihat tembok yang sudah runtuh, dengan sikap santai dia bertanya, "Siapa yang telah merusak tembokku?" "Anak buahku." Pak tua itu mengangkat kepalanya, sorot matanya seperti mengandung listrik, tapi wajahnya tampak ada tawa, dengan pelan dia berkata lagi, "Pesilat terkuat dalam pasukan kerajaan Jin, apakah Tuan adalah Pangeran Jin?" Pangeran Jin tidak tertawa, wajahnyapun tampak datar, tapi matanya tampak bercahaya dan beracun, "apakah Tuan jago silat nomor satu di Huai Bei, Long Zhai Tian?" Pandangan mata mereka bertemu, seperti terdengar suara pedang yang beradu di udara. 0-0-0 Waktu itu muntahan darah Wo Shi Shui menyembur ke arah Xia Hou Lie, dan Ge La Tu yang sedang melancarkan 70 jurus singkupnya menghadapi Shen Tai Gong. Kecepatan Wo Shi Shui seperti kilat, hanya dalam sekejap dia menyerang ke arah Xia Hou Lie dengan 12 kepalannya. Pada saat darah Wo Shi Shui menyembur ke arah Xia Hou Lie, karena tidak sempat menghindar terpaksa dia menggunakan bajunya untuk menahan semburan itu. Dengan menggunakan waktu yang begitu singkat Wo Shi Shui bisa mengunakan kesempatan ini untuk menyerang Xia Hou Lie. Sekarang Xia Hou Lie baru mengerti pada saat Wo Shi Shui mengganti kepalannya menjadi telapak tangan, saat itu Wo Shi Shui sedang terluka parah, tapi Wo Shi Shui sudah memperhitungkan semuanya, kalau diperhitungkan dengan seksama, maka Xia Hou Lie akan kalah. Xia Hou Lie dengan cejiat menendang kepalan tangan Wo Shi Shui, tendangan dilakukan sebanyak 12 kali berturut-turut, tapi kepalan Wo Shi Shui sudah memukul perut Xia Hou Lie, rasa sakit membuat Xia Hou Lie meloncat. Tapi dia tetap memuntahkan darah. Pada saat yang sama, Xin Wu Er sedang bertarung dengan Xi Wu Hou. Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bertarung dengan Ning Zhi Qiu, Shen Tai Gong sedang berputar-putar melawan singkup Ge La Tu. Tiba-tiba di belakang terdengar ada suara deru angin, dengan cepat Shen Tai Gong berguling ke bawah, tapi pinggiran bajunya sudah sobek, ternyata Wan Yan Zhu menyerangnya dari belakang! Pada saat Shen Tai Gong menghindar, singkup sudah berada di depan matanya, terpaksa dia menghindar dengan meloncat lagi. Kelima jari Wan Yan Zhu seperti baja mencoba mencengkramnya, dengan kail ikannya Shen Tai Gong pun menusuk Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu berbalik dan mencengkram pegangan kail Shen Tai Gong. Mereka tampak berada di tengah udara kemudian mendarat. Shen Tai Gong baru saja mendarat tapi dia merasa kakinya sudah mati rasa, ternyata kakinya telah terkena butiran biji tasbih oleh Ge La Tu tepat di jalan darahnya. Akhirnya Shen Tai Gong terjatuh, singkup Ge La Tu tampak akan memukulnya! Xia Hou Lie yang berada di sebelah sana juga tampak berada dalam bahaya. Begitu pula dengan Shen Tai Gong yang berada di sebelah sini. 0-0-0 Begitu Pangeran Jin dan pak tua itu saling menyapa, mereka tampak sudah bersalto. Pangeran Jin bersalto ke arah Wo Shi Shui, saat itu Wo Shi Shui tidak melihatnya, dan Pangeran Jin akan memukulnya! Tapi Wo Shi Shui merasa kalau Pangeran Jin itu sudah menghilang dari tempatnya,, dari kiri, kanan, dan belakang, sepertinya bayangan Pangeran Jin sedang mendekatinya. Dia segera menarik kembali kepalannya dan bersiul panjang, kemudian meloncat ke udara lalu turun di tempat yang letaknya beberapa meter jauhnya. Pada saat dia melihat Pangeran Jin berada di depan, lengan bajunya tidak tampak bergerak. Pak tua itu bergerak ringan seperti sehelai daun, cepat seperti hembusan angin. Pada saat mengeluarkan serangan, dia seperti seekor naga yang sedang marah. Tiba-tiba dia mencengkram singkup Ge La Tu, didorongnya sekali kemudian ditarik lagi. Ge La Tu sudah turun dan mundur, pak tua itu membalikkan tubuh, dia sudah mencabut pedangnya. Pedang tampak bersinar sehingga membuat mata menjadi silau. Wan Yan Zhu tidak berani melihat, dia menutup mata dan dengan cepat mundur dari sana. Pak tua itu tampak mengangkat kakinya dan membuka totokan kaki Shen Tai Gong. Shen Tai Gong segera meloncat dan berteriak, "Pendekar Long!" Pak tua itu mengangguk, dia tidak melihat ke arah Shen Tai Gong, matanya terus menatap Pangeran Jin. Karena saat itu Pangeran Jin pun sedang menatapnya, tampak mata Pangeran Jin seperti mata seekor srigala. Xia Hou Lie dan Shen Tai Gong sudah berhenti bertarung. Wo Shi Shui, Ge La Tu, dan Wan Yan Zhu masih tampak terengah-engah. Mereka melihat Pangeran Jin dan Long ZhaiTian. Xin Wu Er, Xin Wu Hou, Ning Zhi Qiu, dan dua bersaudara Hu Shang pun sudah berhenti bertarung. Xin Wu Er dan Ning Zhi Qiu memberi hormat kepada Long Zhai Tian, "Kakak datang tepat pada waktunya." "Adik berdua sudah dibuat kaget oleh mereka," kata Long Zhai Tian. "Kalau Kakak tidak datang tepat pada waktunya, mungkin nyawaku sudah berada di tangan mereka," jawab Ning Zhi Qiu. "Kalau bukan karena kedua pendekar itu datang membantu, aku dan Lao Si sudah tidak bernyawa lagi," kata Xin Wu Er. Long Zhai Tian memberi hormat kepada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, "Mungkin Anda berdua adalah pendekar yang selalu membela kebenaran dan selalu menolong sesama orang, bukankah begitu Pendekar Wo dan Tuan Shen?" Shen Tai Gong tertawa, "Jangan terlalu memuji, jangan telaki memuji, pedang Anda tadi benar-benar sangat hebat." "Apakah Anda adalah Pendekar Long?" tanya Wo Shi Shui. "Benar!" jawab Long Zhai Tian. "Apakah Anda telah bertemu dengan Kakak Fang?" tanya Wo Shi Shui. "Apakah yang Pendekar maksud adalah Tuan Muda Fang Zhen Mei? Kami sudah berjanji untuk bertemu dan aku sudah lama menunggunya, tapi tampaknya dia belum sampai," Long Zhai Tian sedikit terpaku. "Dia berangkat bersama-sama dengan kami dari Jiang Nan, seharusnya dia sudah tiba 3 hari lebih awal." Long Zhai Tian tertawa kecut, "Sayang kami belum bertemu, kalian bertiga jauh-jauh datang ke Huai Bei, ada tujuan apa?" "Jenderal Yu memimpin para prajurit berperang dengan anjing Jin, mana mungkin kami berpangku tangan begitu saja? Kami sengaja datang untuk bertemu dengan Tetua Long, lalu bersama- sama membantu Jenderal Yu, mengusir anjing Jin dari Huai Bei!" jawab Wo Shi Shui. Kata-kata Wo Shi Shui baru selesai, Long Zhai Tian, Xin Wu Er, dan Ning Zhi Qiu merasa terkeiut. Wajah Pangeran Jin, Xia Hou Lie, Ga La Tu, Wan Yan Zhu, Xi Wu Hou, Hu Shang Ge, dan Hu Shang Ke tampak berubah. Ucapannya begitu penting tapi Wo Shi Shui dengan mudah melontarkannya, semua orang di sana merasa terkejut. Ada yang membencinya karena telah melukai orang, ada yang menyalahkannya karena telah membuka rahasia, ada yang merasa dia terlalu gegabah melontarkan kata-kata tanpa berpikir dulu. Hanya Shen Tai Gong yang tampak santai, seperti Wo Shi Shui pada saat sekarang dan dalam keadaan seperti itu melontarkan kata-kata yang mengejutkan orang. 0-0-0 Pangeran Jin dan Long Zhai Tian ditakdirkan menjadi musuh bebuyutan, walaupun usia mereka terpaut jauh. Dengan dingin Pangeran Jin berkata, "Apakah kalian ingin berbuat seperti telur membentur batu, atau menjadi seekor kecoa menghadang kereta?" Long Zhai Tian tertawa dan berkata, "Prinsip bangsaku adalah, kalau tidak diserang maka kami tidak akan menyerang dulu, kalau bangsamu keluar dari wilayah negaraku, maka semua persoalan akan selesai. Karena itu aku berharap pada saat Pangeran pulang nanti bisa menyampaikan kata-kata ini kepada pasukan Tuan." Pangeran Jin tertawa dingin, "Aku bisa saja pulang tapi aku takut malah kau yang tidak memiliki nyawa untuk pulang." Long Zhai Tian tertawa, "Aku hidup atau mati tidak perlu kau pikirkan, aku hanya berharap Pangeran Jin mengerti, rakyat dan prajurit dua negara ini jangan sampai berperang. Ini akan menghancurkan kehidupan." Pangeran Jin mengangguk, "Kalau negara Song menyerah, bukankah tidak akan terjadi apa-apa?" Long Zhai Tian tidak tertawa lagi diapun berkata, "Lebih baik negara Jin saja yang menyerah." Wajah Pangeran Jin tampak berubah, dia mengangkat tangannya memanggil seseorang, Xi Wu Hou dengan cepat menghampiri Pangeran Jin, Pangeran Jin mengeluarkan panji negara Song, meletakkan panji itu di bawah dan mengmjak-injaknya, lalu dia berkata, "Panji ini kudapatkan setelah aku membunuh tentara Song pada saat aku berada di Cai Shi. Yang perlu kau ketahui, pada saat berperang di Cai Shi, adikmu yang bernama Long Ying Qian sudah mati. Mungkin karena dia menjaga panji kain perca ini kemudian mati, apakah sekarang kau berani merebutnya?" Long Zhai Tian tertawa, "Apa yang perlu ditakutkan?" Langit seperti ada naga yang sedang bermain, dan naga itu terus menyerang Pangeran Jin. 0-0-0 Pada saat Long Zhai Tian terbang ke atas, Wo Shi Shui berkata kepada Shen Tai Gong, "Kalau saja Fang Zhen Mei ada di sini, kita pasti akan menang." Shen Tai Gong pernah bertarung dengan Pangeran Jin, dia berkata, "Apakah kau bisa mengalahkan anjing Jin itu?" "Aku hanya pernah bertarung satu jurus dengannya," jawab Wo Shi Shui. "Bagaimana rasanya?" "Aku tidak bisa mengalahkannya," Wo Shi Shui berkata dengan perlahan. "Benar juga, kalau saja sekacang ada Fang Zhen Mei, keadaan akan lebih baik/tapi mengapa dia sampai sekarang belum tiba?" Shen Tai Gong bertanya dengan pelan. 0-0-0 Sebenarnya setengah hari yang lalu Fang Zhen Mei sudah tiba. Bunga-bunga musim semi baru saja mengeluarkan tunas-tunas hijaunya dan memenuhi batang pohon bunga itu. Segarnya udara di musim semi berhembus sepoi-sepoi dan meniup Fang Zhen Mei, udara benar-benar terasa sangat sejuk. Bunga yang berada di dahan adalah bunga yang tumbuh, bunga yang berada dijalan adalah manusia yang sedang berjalan. Fang Zhen Mei menunggang kuda dengan santai, dia berjalan menuju rumah Ning Zhi Qiu. Waktu itu ada seorang gadis mengenakan baju berwarna merah dan sedang tertawa kepadanya. Dia membawa sebuah keranjang yang dipenuhi dengan bunga, dia berjalan mendekati Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei menghela nafas, ternyata gadis itu begitu cantik, mengapa dia tidak berada di rumah saja menikmati keindahan bunga? Malah keluar untuk berjualan bunga? Fang Zhen Mei teringat pada seorang penjaja yang berteriak dijalan, "Asah pisau! Asah pisau!" "Benang warna! Benang warna!" "Kue! Kue!" Teriakannya terdengar sedih, dan wajah mereka dipenuhi dengan keriput, orang tua yang tidak memiliki rumah untuk pulang.... Hati Fang Zhen Mei ikut merasa sedih, seperti musim semi yang baru berganti, setelah melalui musim dingin yang tidak ada habisnya. Tapi sekarang sudah musim semi. Walaupun gadis itu tidak tertawa tapi wajahnya tampak manis, pada saat dia tertawa, wajahnya bertambah manis lagi, seperti air yang mengalir di musim semi. Terdengar gadis itu dengan suara manja bertanya, "Tuan Muda, apakah Anda mau membeli sekuntum bunga ini untuk diberikan kepada seorang nona? Nona itu tentu akan merasa sangat senang. Tuan Muda, belilah sekuntum saja bungaku ini!" Fang Zhen Mei tertawa, gadis itu tampak sangat cantik, dan memiliki mulut yang indah, semua orang pasti akan membeli bunganya. Fang Zhen Mei memasukkkan beberapa keping uang logam ke dalam keranjang, gadis itu terlihat lebih senang lagi, tampak giginya yang putih, diapun berkata, "Terima kasih, Tuan Muda, bunganya bisa Anda pilih!" Fang Zhen Mei tertawa, "Aku sedang terburu-buru, tidak ada waktu menikmati bunga, jual lah bunga ini kepada orang lain, aku sudah melihatnya itu sama juga dengan aku sudah membelinya." Gadis itu dengan tersenyum bertanya, "Cuaca begitu bagus, mengapa Tuan Muda terburu-buru harus pergi? Bukankah cuaca seperti ini cocok untuk berjalan-jalan? Di daerah Huai Bei banyak pemandangan indah. Dari nada bicara Tuan, apakah Tuan MUda datang dari Jiang Nan?" Fang Zhen Mei menatap langit dan menarik nafas, "Walaupun pemandangannya bagus tapi kalau tidak dipertahankan, pemandangan seperti ini akan diambil orang lain." Dia tertawa kepada gadis itu dan berkata, "Aku memang datang dari Jiang Nan, aku masih ada perlu. Nona, aku pamit dulu." Gadis itu menghalangi langkah Fang Zhen Mei dengan tangannya, karena takut kudanya akan menabrak gadis itu, maka dia segera menghentikan kudanya. Gadis itu dengan wajah cemberut berkata, "Anda sudah membayar, apakah Anda tidak berniat untuk mengambilnya walaupun setangkai?" Fang Zhen Mei tertawa kecut, dia memberikan tanda bahwa dia tetap akan pergi, gadis itu dengan terburu-buru berkata, "Hei! Hei! Aku akan memberikan kepada Tuan sekuntum bunga, bagaimana? Apakah Tuan tega menolaknya?" setelah berkata seperti itu wajahnya menjadi merah, di bawah cahaya matahari dia benar- benar tampak sangat polos. Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata, "Mana mungkin aku menolak bunga pemberian Nona?" Gadis itu memberikan bunga dengan tangan kecilnya, bunga itu berwarna putih dan berputik merah. Pergelangan tangannya yang putih terpasang gelang giok dan Ma Nao (getah pohon pinus yang sudah membeku seperti batu) yang berwarna merah. Sambil tertawa Fang Zhen Mei menerimanya, dia bersiap akan pergi, tapi gadis itu terburu-buru berkata lagi, "Tuan Muda tidak mau melihat dulu bunga pemberianku, bahkan Tuan Muda tidak mau mencium wanginya, malah mau pergi begitu saja!" Fang Zhen Mei melihat gadis itu menunggu, kegelisahan hatinya membuat gadis itu tampak lebih cantik lagi. Dengan- rasa menyesal Fang Zhen Mei tertawa dan mencium bunga itu. Dia merasakan ada wangi yang menusuk penciumannya. Di dunia ini sepertinya tidak ada bunga yang lebih harum dibandingkan dengan harumnya bunga ini. Dia memuji, "Sangat harum...." Tiba-tiba wajahnya berubah warna, sepertinya harum itu bukan berasal dari harum bunga ini, melainkan dari sekelilingnya, terdengar suara BLUG, ternyata Fang Zhen Mei terjatuh dari kudanya. Setelah Fang Zhen Mei terjatuh dari kudanya, tampak dari sebuah gang muncul 4 orang dengan gerakan secepat kilat mereka menghampiri Fang Zhen Mei, mereka berbaju abu, sebelum Fang Zhen Mei terjatuh kebawah, mereka telah menyambutnya, kemudian membopong dan membawanya ke sebuah kereta beratap. Gadis itu dengan cepat mengikuti mereka masuk. Kereta mulai berjalan. Empat ekor kuda terus berlari, hanya dalam waktu singkat sudah meninggalkan kota Xia Guan. Pejalan kaki yang ada di sekitar sana hanya melihat kalau Fang Zhen Mei sudah tidak berada di atas kudanya. Di jalan itu hanya tampak seekor kuda tapi tidak ada penunggangnya, ada sekeranjang bunga, dan sekuntum bunga putih yang sangat harum. Zhu A Nu yang berada di dalam gang sebelah barat dan si Lincah yang berada di dalam kelenteng, setelah mencium bunga itu mereka mabuk selama 5 hari 5 malam. Setelah mereka sadar dari mulut tabib mereka baru tahu kalau nama bunga itu adalah Bai Ri Zui (Seratus hari mabuk). Bunga itu berasal dari Tibet, ditambah dengan olesan wangi-wangian, sekali mencium baunya pasti akan mabuk selama beberapa hari dan tidak ada penawarnya. Coba tebak berapa hari Fang Zhen Mei akan tertidur? 0-0-0 Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sudah tidak bercerita tentang Fang Zhen Mei lagi, karena mata mereka sedang sibuk dan mulut mereka tidak ada waktu untuk bicara. Ning Zhi Qiu dijuluki Long Jin Jian, berarti dia memiliki ilmu silat sangat lihai, tapi kalau dibandingkan dengan Long Zhai Tian, dia tidak ada apa-apanya. Pedang Long Zhai Tian seperti naga yang sedang bermain. Shen Tai Gong baru mengerti mengapa Long Zhai Tian di Huai Bei dijuluki sebagai orang nomor satu. Orang-orang dari garis hitam dan putih mengagumi Long Zhai Tian, Ding Dong Ting dari Huai Bei Di Yi Jia, Li Long Da dari kantor Biao Huai Yang, pejabat kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu, Sempoa Emas Xin Wu Er, Tuan Sempoa Bao Xin Ding, memanggilnya dengan sebutan kakak tertua. Ternyata ilmu pedang Long Zhai Tian benar-benar sangat tinggi sehingga membuat orang terkagum-kagum padanya. Shen Tai Gong merasa kalau dia bertarung dengan Long Zhai Tian, paling-paling dalam 30 jurus dia sudah kalah. Shen Tai Gong teringat pada kemampuan Wo Shi Shui, mungkin kalau Wo Shi Shui bisa bertahan sampai 50 jurus, tapi belum tentu bisa melewati 100 jurus. Wo Shi Shui tampak merasa khawatir. Karena dia tahu walaupun Long Zhai Tian memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan memiliki ilmu pedang yang bagus, selain itu pengalamannya sangat banyak, tapi Wo Shi Shui tahu Long Zhai Tian tidak akan bisa bertahan lebih dari 500jurus Pangeran Jin. Ilmu pedang Long Zhai Tian seperti pelangi, tapi tetap tidak bisa menahan serangan dari Pangeran Jin. Dan Wo Shi Shui melihat Pangeran Jin tidak mempedulikan jurus pedang Long Zhai Tian. Bertarung dengan pesilat tangguh seperti Long Zhai Tian, bagi Pangeran Jin tidak ada artinya, diam-diam Wo Shi Shui mengkhawatirkan keadaan Long Zhai Tian. Wo Shi Shui takut, saat memasuki jurus ke-200, Long Zhai Tian mulai tampak terdesak. Wo Shi Shui sedang berpikir, kalau Pangeran Jin bertarung dengan Fang Zhen Mei, siapa yang akan menang? Di mana Fang Zhen Mei sekarang? 0-0-0 Sekarang Fang Zhen Mei berada di dalam sebuah kereta. Kereta itu sedang melaju meninggalkan kota Xia Guan. Kusir kereta itu adalah seorang pak tua berbaju abu, wajahnya berbentuk seperti uang. Di dalam kereta ada 4 orang, selain gadis berbaju merah, masih ada 3 orang lainnya berbaju abu. Orang berbaju abu pertama masih tampak muda, dia diam dan tidak banyak bicara. Orang berbaju abu kedua tampak lebih dewasa, wajahnya biasa-biasa saja. Orang berbaju abu ketiga, kurang lebih berusia 40-50 tahun, dia memelihara janggut panjang. Orang berbaju abu ketiga mengeluarkan jempolnya, dia sedang memuji, "Adik kecil, kau sangat lihai, pendekar terkenal dari Jiang Nan pun setelah bertemu dengan Adik, masih bisa tertipu, dia benar-benar sangat bodoh." Orang berbaju abu kedua ikut memuji, "Orang ini entah kapan pernah bertemu dengan putri kecil----" Orang berbaju abu pertama dan yang paling muda segera berkata, "Ehh!" Wajah laki-laki setengah baya itu segera memucat, dia menundukkan kepalanya dan berkata, "Adik keempat pantas mati, aku tidak sengaja memanggil nama adik kecil...." Pemuda itu tampak melotot, nafsu membunuhnya terasa dan berkata, "Kau berani memanggilnya lagi!" Laki-laki setengah baya itu segera menggelengkan kepalanya, "Aku tidak berani, tidak berani----" Mata pemuda itu sarat dengan nafsu membunuh, dia melihat setiap sudut kereta, kemudian dengan dingin berkata, "Sebelum berangkat, apa yang telah guru pesan kepada kita? Kalau kalian tidak berhati-hati dan tidak menjaga mulut, terpaksa aku akan memberikan hukuman pada kalian." Laki-laki setengah baya dan laki-laki yang sudah dewasa itu secara bersamaan menjawab, "Siap!" Mata pemuda itu berkilat tajam, dia melihat Fang Zhen Mei yang masih tergeletak di bawah, dengan pelan dia berkata, "Daripada kita khawatir dia akan melarikan diri, lebih baik kita bunuh saja dia sekarang, Adik ketiga lakukanlah!" Laki-laki setengah baya itu segera memberi hormat dan membalikkan tubuh Fang Zhen Mei, dia sudah mengangkat telapaknya, tiba-tiba gadis berbaju merah itu membentak, "Nanti dulu!" Laki-laki setengah baya itu sepertinya takut kepada adik seperguruannya, dia tidak berani menyingkirkan tangannya, dia menolehkan kepalanya melihat pemuda itu, mata pemuda itu yang bersorot tajam, kemudian berubah menjadi tawa, dan bertanya, "Adik seperguruan, ada apa denganmu?" Gadis berbaju merah itupun sepertinya takut kepada pemuda itu, dengan suara kecil dia berkata, "Kakak tertua, guru hanya menyuruh kita menangkap orang ini, tapi tidak menyuruh kita untuk membunuhnya, sekarang kita berhasil menangkapnya, meftgapa harus membunuhnya?. .Apalagi... aku.. .merasa.. .mera sa...." Dengan lembut kakak tertua itu tertawa, "Merasa menang tanpa harus menggunakan kekuatan?" sambil bicara dia melihat adik seperguruannya, gadis itu merasa ada hawa dingin yang menerpanya. Wajah kakak tertuanya berubah seram, dia bertanya, "Adik, sebelum kita berangkat, guru yang menyuruhmu atau menyuruhku?" Wajah adik seperguruannya tampak berubah, dia tidak bisa menjawab, kakak tertuanya membentak, "Kita telah berkelana di dunia persilatan dan yang paling kutakuti adalah orang seperti dirimu yang mempunyai hati lemah, Adik kau harus menjaga martabatmu, apakah hanya karena seorang yang tidak berdaya seperti ini...." Tiba-tiba kereta yang sedang melaju berhenti, terdengar ada suara orang marah-marah, begitu tirai dibuka, masuk beberapa ekor a3ram jantan dan ayam betina. Tubuh kakak tertua itu dipenuhi dengan kotoran ayam, dia membentak, "Adik kedua, apa yang telah terjadi?" Dari luar terdengar ada yang menjawab, "Ada musuh yang datang menyerang!" Kemudian terdengar suara senjata beradu, bersamaan waktu itu masuk 3 orang ke dalam kereta. Mereka ternyata ingin menolong Fang Zhen Mei. Kakak tertua itu memutar tangannya dan ketiga orang yang masuk itu segera terlempar keluar kereta. Adik ketiga dan keempat sudah mencabut golok dan pedangnya, mereka keluar dari kereta, tampak di jalan itu sudah ada orang yang berjumlah 20 orang lebih, adik ketiga membentak, "Siapa kalian?" Laki-laki yang berwajah penuh janggut mengangkat goloknya dan membentak, "Anak buah Jenderal Yu Yun Wen dari negara Song, Zhang Zhen Que, anjing Jin, cepat lepaskan Fang Zhen Mei!" Adik ketiga dan keempat sudah membuka tirainya, kakak tertua itu pelan-pelan berjalan keluar dari kereta, dengan wajah penuh tawa dia berkata, "Ternyata orang yang mengantar kematiannya sudah datang." Adik kedua, ketiga, dan keempat tertawa terbahak- bahak, kelakuan mereka benar-benar seperti orang gila. Kata kakak tertua, "Apakah hanya dengan beberapa ekor ayam, kalian bisa merebut kembali orang yang kalian cari? Adik kedua, kemarilah, bunuh Fang Zhen Mei dan perlihatkan kepada anak buah Jenderal Yu!" Adik kedua segera mencengkram baju Fang Zhen Mei dan siap membacok, Zhang Zhen Que membentak, dan keduapuluh orang itu langsung terbagi dua lalu menyerang ke arah kereta beratap itu! Tapi kereta itu dijaga oleh golok panjang milik adik ketiga dan pedang panjang milik adik keempat, Tidak ada seorangpun yang sangup naik ke dalam kereta, dengan cepat Zhang Zhen Que mengeluarkan goloknya dan menyerang ke arah adik keempat. Tapi pada saat itu kakak tertua sudah berada di depan adik keempatnya, pedang belum sempat dikeluarkan dari sarungnya, dia sudah memotong serangan Zhang Zhen Que. Tampaknya Fang Zhen Mei akan segera mati di bawah pisau itu. Terdengar suara TING, sebuah pedang pendek menahan pisau yang siap menusuk Fang Zhen Mei. Pak tua itu tampak bengong dan berkata, "Putri kecil.. .Adik.. .kau...." Si adik menarik kembali pedangnya dan berkata, "Maafkan aku, Kakakkedua." Dia membalikkan tubuh dan melihat kakak tertua, saat itu dia berhasil membuat anak buah Jenderal Yu, yaitu Zhang Zhen Que turun dari kereta, tapi kedua matanya seperti sebilah pisau terus melihat ke arah adik terkecilnya. Kata adik terkecil itu, "Kakak, aku mempunyai sebuah permintaan, apakah Kakak akan mengabulkannya?" "Apakah kau memintaku supaya melepaskannya?" "Aku tidak berani meminta itu, aku dengar orang ini sangat terkenal karena selalu membela kebenaran dan sangat dikagumi oleh kalangan persilatan, kita sudah berhasil menangkapnya dengan cara licik, lebih-lebih tidak boleh membunuhnya pada saat dia sedang tidak sadar, kalau tidak kita tidak akan bisa menahan amarah orang-orang persilatan. Karena itu aku hanya berharap lebih baik sekarang kita membawanya pulang, apa yang akan kita lakukan kepadanya nanti, biarkan guru dan paman guru yang memutuskannya." Kakak tertua dengan dingin berkata, "Apakah kau sudah lupa pada cerita tentang kekalahan Song Xiang Gong? Aku akan membunuhnya, apa hakmu mencegahku?" Pada jaman Chun Qiu dulu, ada seorang raja baik dia bernama Song Xiang Gong, para prajuritnya yang berada di Hong Shui diserang oleh prajurit kerajaan Chu. Saat itu para prajurit Chu sedang menyeberang sungai dengan tujuan akan berperang dengan negara Song. Penasihat memberi petunjuk supaya Song Xiang Gong membawa prajuritnya menyerang tentara Chu, tapi Song Xiang Gong tidak setuju. Tidak lama kemudian para prajurit sudah mulai menaiki daratan, hanya saja belum seluruh pasukan Chu bergerak. Penasihat raja memberi nasihat lagi supaya prajurit Song mengambil kesempatan ini untuk menyerang tentara Chu, tapi Song Xiang Gong tetap tidak mengijinkan tentaranya bergerak. Kata Song Xiang Gong, "Aku akan menunggu hingga semua prajurit Chu berkumpul, dan hatiku baru mengijinkan tentaraku melakukan serangan." Pada peperangan itu tentara Song mengalami kekalahan fatal, Song Xiang Geng pun terluka.Terakhir dia meninggal karena luka itu. Tapi sebelum meninggal dia masih memberikan pendapatnya, kalau berperang jangan pada saat orang sedang tidak siap, tidak boleh menangkap orang yang sudah beruban. Walaupun sekarang sudah menjadi rakyat yang tidak mempunyai negara, tapi kita tetap tidak boleh menyerang musuh yang tidak siap! Maksud kakak tertua adalah, apakah adiknya akan berperilaku sama seperti Song Xiang Gong yang akan menunggu Fang Zhen Mei sadar baru membunuhnya? Gadis itu terdengar menarik nafas, "Kakak tertua, aku selalu menghormatimu, karena kau adalah seorangn pahlawan, tapi kalau—" Wajah Da Shi Xiong (kakak tertua) tampak berubah, dia mengeluarkan sebuah plakat hitam milik perkumpulannya dan berkata, "Plakat ini mewakili perintah ketua perkumpulan, apakah kau berani melanggarnya?" Xiao Shi Mei (adik seperguruan) segera berlutut, "Murid tidak berani." Matanya tampak berkaca-kaca, dan diapun lari ke dalam hutan. Dari jauh terdengar suara tangisannya, dan suara tangisannya semakin lama semakin menjauh. Er Shi Di (adik kedua)nya dengan cepat memanggil, "Xiao Shi Mei, jangan pergi!" Da Shi Xiong dengan dingin berkata, "Dia ingin bergabung dengan adik kelima, biarkan dia pergi. Er Shi Di (adik kedua), cepat bunuh Fang Zhen Mei!" Er Shi Di dengan sikap hormat berkata, "Siap!" Dua puluh orang lebih laki-laki masih berada di luar, mereka terus menyerang dan mencoba masuk ke dalam kereta. San Shi Di (adik ketiga) dan Si Shi Di (adik keempat) masih tampak tenang melayani mereka. Mereka berhasil membuat para lelaki itu mundur, tampak ada dua orang yang terluka. Zhang Zhen Que sangat marah, tangan kiri dan kanannya menyerang Da Shi Xiong! Dengan cepat pedang Da Shi Xiong menahan serangan Zhang Zhen Que, dan menahan serangan goloknya, kemudian dia mendorong, membuat Zhang Zhen Que keluar dari kereta. Pada saat yang sama Er Shi Di sudah membawa golok dan siap memenggal kepala Fang Zhen Mei. Zhang Zhen Que marah dan gerakannya menjadi terburu-buru, tampak dia bersalto di udara dan sekali lagi dia memaksa masuk ke dalam kereta. Serangannya begitu cepat, sama sekali tidak terbayangkan dalam pikiran Da Shi Xiong. Lalu dengan cepat dia menghadang Zhang Zhen Que yang saat itu sedang melemparkan goloknya ke arah Da Shi Xiong! Da Shi Xiong menahan golok itu dengan pedangnya, dia menggetarkan golok itu sehingga golok itu melayang jauh. Kesempatan ini dipergunakan oleh Zhang Zhen Que untuk masuk ke dalam kereta. Wajah Da Shi Xiong memancarkan nafsu membunuh, dia memerintah, "Bunuh mereka semua! Jangan ada yang tersisa, jangan ada yang hidup----" pedangnya dikeluarkan dan menyerang punggung Zhan Zhen Que. Karena pikiran Zhang Zhen Que dipenuhi dengan keinginan untuk menolong Fang Zhen Mei, dia lupa menahan serangan Da Shi Xiong, dan sepertinya dia akan mati oleh pedang Da Shi Xiong. Golok Er Shi Di sudah berada di leher Fang Zhen Mei, tapi entah mengapa, leher Fang Zhen Mei tiba-tiba berubah menjadi jari. Kedua jari itu adalah ibu5 jari dan jari telunjuk, telah menahan golok Er Shi Di. Er Shi Di sangat terkejut, tapi dengan kekuatan apapun goloknya tidak bisa ditarik kembali. Karena jari Fang Zhen Mei dengan kuat sudah menjepit goloknya. Kekuatan Fang Zhen Mei seperti Gunung Wu Zhi (lima jari), yang dalam legenda telah menindih Sun Wu Kong, sekalipun Sun Wu Kong bisa berubah wujud sebanyak 72 kali, tapi tetap tidak dapat melepaskan diri dari Gunung Wu Zhi. Begitu jari Fang Zhen Mei dikencangkan, golok itu patah, kedua jarinya menyentil, potongan golok tampak melayang. Golok yang terputus itu menembus kereta yang gelap dan tepat mengenai pedang Da Shi Xiong yang sudah berada di depan punggung Zhan Zhen Que. Akhirnya Zhan Zhen Que lolos dari bahaya! Da Shi Xiong tidak ingin membunuh Zhan Zhen Que, dia hanya benci melihat keadaan di dalam kereta, melihat Er Shi Di yang matanya membelalak dan bengong melihat goloknya yang sudah terputus. Fang Zhen Mei yang saat itu masih berada di dalam kereta tampak tertawa, dia menggerak-gerakkan tubuhnya dan pelan-pelan berdiri, kemudian dia berkata pada Er Shi Di, "Maaf, karena aku terburu-buru ingin menolong seseorang, malah membuat golokmu terputus." Er Shi Di melotot pada Fang Zhen Mei, seperti melihat setan. 0-0-0 Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong melihat ilmu pedang Long Zhai Tian yang sedang digerakan, mereka merasa sedang melihat dewa yang sedang memainkan jurus pedang Fei Long Zhai Tian (naga terbang bermain dilangit) milik Long Zhai Tian. Jurus Kang Long You Hui (Naga menyesal), sejurus demi sejurus dikeluarkan sehingga membuat Shen Tai Gong, Wo Shi Shui, dan orang-orang yang menyaksikan pertarungan itu merasa pusing dan melupakan bahwa pertarungan itu adalah pertarungan yang menentukan hidup dan mati. Keganasan pedang Long Zhai Tian bagi Pangeran Jin seperti bukan sebuah ancaman. Sesudah lewat 200 jurus, tetap tidak tampak siapa yang menang atau kalah. Wo Shi Shui semakin merasa khawatir, karena dia tahu kalau Long Zhai Tian terus seperti itu dengan usianya sekarang, malah akan menguntungkan Pangeran Jin. Tiba-tiba dari atas ada yang membentak, dua bayangan dengan cepat berpisah, lalu dengan terburu-buru mundur ke pinggir, setelah itu baru bisa berdiri tegak. 0-0-0 BAB 7 Pedang Long Zhai Tian dan telapak Pangeran Jin Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Mengapa kau terus melihatku? Aku bukan setan!" Zhang Zhen Que merasa sangat senang dan berkata, "Tuan Muda Fang, kalau tidak terjadi apa-apa pada Anda, ini sangat bagus, anak buah Jenderal Yu yang berada di kota Xia Guan melihat Anda dibuat pingsan oleh mereka, anak buah Jenderal ingin menolong Anda tapi sudah tidak sempat, Jenderal mendengar berita ini, maka beliau segera menyuruh kami untuk mencegat kereta ini dan menolong Tuan Muda, tidak disangka...malah Tuan Muda yang menolongku." "Aku merasa sangat berterima kasih atas kebaikan Jenderal dan tentu saja pada kalian. Aku mohon agar Kakak Zhang dan kakak- kakak yang lain berhenti bertarung, nanti akan ada yang terluka," kata Fang Zhen Mei. "Tahun kemarin Tuan Muda pernah bertemu dengan Jenderal, dan sampai sekarang Jenderal masih sangat mengagumi Tuan Muda, aku merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Tuan lagi. Tuan adalah Ren Zhong Long (Naga dalam manusia), mana boleh aku menyapa Tuan dengan sebutan adik atau kakak, aku tidak sanggup menerimanya...." Tiba-tiba terdengar ada siulan panjang, senjata yang sedang beradu segera berhenti. San Shi Di, Si Shi Di segera membuka tirai dan masuk untuk melihat Fang Zhen Mei, dan melihat dia tidak apa-apa, mereka terlihat sangat kaget dan bertanya, "Da ShiXiong...." Da Shi Xiong melambaikan tangannya, dengan dingin dia berkata, "Fang Zhen Mei, kau tidak perlu terus berkomentar, kalau bukan karena Xiao Shi Mei yang membelamu, apakah kau bisa terlepas dari Bai Ri Zui?" Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Kakak ini sudah salah paham, Xiao Shi Mei mu tidak bermaksud untuk membantuku, aku tahu di tangannya menggunakan gelang giok dan Ma Nao. Dia tidak seperti gadis miskin yang harus sampai menjual bunga, karena itu aku tidak mencium harumnya bunga itu, ini bukan salah Xiao Shi Mei mu." Zhang Zhen Que tampak terpaku dan diapun bertanya, "Oh! Kalau begitu mengapa Tuan Muda Fang mau saja diculik dan dibawa dengan kereta ini?" Fang Zhen Mei tertawa, "Aku pikir, ada orang yang jauh-jauh datang ke Huai Bei untuk menghalangi perjalananku, dan dia sudah merencanakan semuanya begitu sempurna, ini bukan hal yang mudah, maka aku memutuskan untuk bertemu dengan orang nni, jadi aku berpura-pura mabuk, dan ingin tahu ke mana mereka akan membawaku...tidak disangka hal ini malah membuat Jenderal Yu merasa khawatir dan sempat merepotkan beberapa orang kakak, aku benar-benar meminta maaf...." Zhang Zhen Que tertawa terbahak-bahak, "Ha ha ha! Tidak disangka, kita datang dengan tujuan menolong Tuan Muda Fang, malah merusak rencana besar Tuan Muda Fang----" Wajah Da Shi Xiong tampak berubah, kemarahan membuat tubuhnya gemetar, dia mengeluarkan perintah, "Bunuh!" Begitu kata 'bunuh' dilontarkan, pedang Si Shi Di seperti ular beracun menusuk ke dada Fang Zhen Mei. 0-0-0 Tangannya menekan dada, baju bagian dada Pangeran Jin ternyata telah sobek sepanjang 10 sentimeter, tampak ada bekas darah di sana, dia menatap Long Zhai Tian dengan dingin. Kedua mata Long Zhai Tian masih terlihat bersemangat, sekujur tubuhnya tidak ada yang terluka, alis dan rambutnya terlihat bergoyang padahal saat itu angin tidak berhembus. Dia terus menatap Pangeran Jin. Pangeran Jin menatapnya kemudian mengangguk, "Ilmu pedang yang sangat baik." Bibir Long Zhai Tian bergerak, tapi dia tidak menanggapi. Pangeran Jin melihat ke sekeliling, dengan dingin dia berkata, "Besok siang, kami tujuh orang Jin akan memasang panggung di kota Xia Guan dan kami akan menantang pesilat tangguh dari negaramu, ini murni pertarungan, kedua belah pihak tidak boleh melibatkan dengan urusan pemerintahan. Kalau kau berani, besok siang, panji Song ini bisa kalian rebut kembali dari tangan kami, itu baru disebut sebagai laki-laki sejati." Dia terdiam sebentar, Long Zhai Tian segera berteriak. "Baiklah!" suaranya terdengar seperti guntur, membuat semua telinga berdenging. Pangeran Jin mengangguk dan dengan nada licik berkata, "Baiklah, baiklah!" dia membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana. Wo Shi Shui marah dan berkata, "Kau pergi dari sini karena kau sudah terluka, hari ini adalah hari kematianmu!" Pelan-pelan Pangeran Jin membalikkan tubuhnya, Xia Hou Lie sudah siap untuk bergerak, Pangeran Jin menggelengkan kepalanya terpaksa Xia Hou Lie diam kembali. Dengan dingin Pangeran Jin berkata kepada Wo Shi Shui, "Kau mau apa?" Wo Shi Shui merasa kalau Shen Tai Gong menariknya dan dengan berbisik berkata, "Dengarkan kata-kata Pendekar Long!" Shen Tai Gong menggantikan Wo Shi Shui menjawab, "Hari kematianmu boleh ditukar esok hari, besok kita akan bertemu kembali di panggung pertarungan di kota Xia Guan, kalau sampai tidak datang berarti dia adalah kura-kura!" Xia Hou Lie dengan sinis berkata, "Yang datang membawa prajurit berarti dia bukan laki-laki sejati." ' Xin Wu Er marah, "Kami orang-orang Song tidak akan melakukan perbuatan seperti itu!" Pangeran Jin terdiam, kemudian dengan dingin dia berkata, "Baiklah!" diapun membalikkan tubuh dan langsung pergi. Ning Zhi Qiu melihat kedua pengawalnya yang mati dengan tragis, mana mungkin dia akan melepaskan Pangeran Jin begitu saja, dia ingin menyusul Pangeran Jin tapi Long Zhai Tian sudah menghadangnya. Ning Zhi Qiu berkata, "Da Ge (kakak tertua), Pangeran Jin sudah terluka, dan luka Xia Hou Lie pun sepertinya tidak ringan,'Tetua Shen berhasil melilit kuya batok itu, sedangkan yang lainnya masih sanggup kita atasi. Jangan lepaskan macan kembali ke dalam hutan—" Wo Shi Shui mempunyai pikiran yang sama, dia ikut menimpali, "Benar----" Wajah Long Zhai Tian terlihat serius, dia menggelengkan kepala, Pangeran Jin dan keenam orang lainnya sudah menghilang dari pandangan mata. Long Zhai Tian membalikkan kepala dan berkata, "Kalian tidak tahu----" Tiba-tiba dia memuntahkan darah dan roboh, Xin Wu Er dan Ning Zhi Qiu dengan cepat menyangganya. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong merasa sedih. Wajah Long Zhai Tian terlihat pucat dan dia berkata, "Kita pulang dulu ke rumah Adik Bao----" 0-0-0 Pedang Si Shi Di sudah bergerak seperti ular beracun. Siap mematuk dada Fang Zhen Mei. Pada saat yang sama, tangan Fang Zhen Mei sudah berada 7 inchi dari kepala ular (7 inchi adalah jarak mematikan dari seekor ular). Terdengar pedang panjang itu patah. Begitu pedangnya patah, Si Shi Di menyerang Fang Zhen Mei dengan tangannya. Dengan cepat Fang Zhen Mei meluncur ke belakang Si Shi Di. Pada saat itu juga golok panjang milik San Shi Di sudah menebas pada kepala Fang Zhen Mei, jurus golok itu seperti seekor elang yang akan menangkap mangsanya! Tangan Fang Zhen Mei berubah menjadi sebuah panah, panah itu diarahkan ke pegangan golok, dan golok itu terlepas, melayang, lalu menancap di atas kereta. Golok tidak bisa digunakan lagi. Tubuh San Shi Di seperti piring yang berputar, kedua tangannya berniat mencekik leher Fang Zhen Mei. Tapi Fang Zhen Mei dengan mudah menghindar ke belakang San Shi Di, tangan Fang Zhen Mei tidak banyak bergerak. Gerakannya hanya seperti sedang memecahkan piring lalu dilempar. San Shi Di bertabrakan dengan Si Shi Di dan merekapun saling memukul. Golok Er Shi Di sudah terputus, tapi golok putus itu bergerak dan keluarlah puluhan titik terang seperti bintang, seperti sekumpulan serangga yang terbang menyerang ke arah Fang Zhen Mei! i Tangan Fang Zhen Mei seperti terpasang jala, semua titik itu jatuh ke tangannya. Golok yang putus milik Er Shi Di disabetkan, sekaligus menyerang seperti 8 golok, sambil tertawa dia berkata, "Kau sudah termakan tipuku, kau sudah memegang senjata rahasiaku, senjata itu mengandung racun, dalam waktu setengah jam----" Cahaya terang seperti bintang itu, satu per satu dikembalikan lagi. Setiap titik cahaya itu menabrak serangan Er Shi Di. Begitu 8 titik itu dikembalikan, Fang Zhen Mei tampak masih baik-baik saja, sekarang tampak Er Shi Di tidak bisa bicara apapun. Tangan Fang Zhen Mei terus mengeluarkan 5-6 titik terang. Er Shi Di sangat takut kepada senjata rahasia itu. Untuk menghindari senjata rahasia itu dia melompat jauh dari kereta beratap. Hanya dalam waktu sekejap, pedang Si Shi Di dan golok San Shi Di pun terputus. Sedangkan Er Shi Di dipaksa keluar dari selatar kereta, sekarang yang tertinggal hanya Da Shi Xiong yang saat ini sedang berhadapan dengan Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Orang yang memakai pedang dengan ganas, selain bisa memainkan Chang She Ru Dong (Ular panjang kembali ke sarang) dan bisa memainkan banyak jurus tipuan, dia adalah murid keempat dari Xi Yi Shen Ying (Elang sakti dari Tibet) dan Xi Yi Jin Yan (Walet emas dari Tibet), kedua tetua yang dijuluki Qing Song Zi (Biji cemara hijau) bukan? Murid yang menggunakan golok selalu menggunakan jurus Li Pi Hua Shan, dia adalah murid ke-3 Shen Ying Jin Yan, bernama Qing Ye Zi (si Daun hijau), yang selalu menggunakan senjata rahasia adalah murid kedua Xi Yi Shuang Xian (Sepasang dewa dari Tibet), yang bernama Qing Feng Zi (si Puncak hijau), sedangkan Tuan adalah----" Da Shi Xiong dengan dingin menjawab, "Aku adalah Qing Yan Zi (si Asap hijau)." Zhang Zhen Que dengan kaget berteriak, "Mereka adalah murid- murid Guo Jing Feng, dua iblis Chan Fei Shuang!" Wajah Da Shi Xiong berubah, dia membentak, "Guruku sangat terkenal, mana mungkin mengijinkan kau si jelek, memanggil beliau seperti itu." Pedang sudah ditusukan, Zhang Zhen Que dengan cepat menghindar, tapi pedang Qing Yan Zi lebih cepat gerakannya daripada gerakan Zhang Zhen Oue. Tiba-tiba Fang Zhen Mei memukul kereta membuat golok yang menancap di atasnya tergetar sehingga terjatuh. Gclok itu dengan cepat menahan serangan pedang Qing YanZi. "Kakak Qing Yan Zi, Saudara Zhang ini bukan orang persilatan, dia adalah pengawal Jenderal Yu, dia tidak tahu peraturan yang ada di dunia persilatan. Dia sudah menyinggung nama gurumu, harap kau masih mau melihat mukaku, maafkan dia!" Qing Yan Zi mendengar cara bicara Fang Zhen Mei, dengan tidak bersemangat dia berkata, "Walaupun aku harus menyimpan kebencian, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadapmu." Dia keluar dari kereta dengan cepat Fang Zhen Mei berkata, "Qing Yan Jian Fa yang Tuan miliki, benar-benar tiada duanya, terima kasih karena Tuan sudah mau mengalah." Setelah Fang Zhen Mei selesai bicara, Qing Yan Zi berbalik dan berjalan keluar, tiba-tiba dia mengeluarkan pedang dari sarungnya, sarung pedang dilempar ke arah Fang Zhen Mei, meluncur seperti panah, pedangpun menyusul menyerangnya, 10 jurus cepat berlalu tapi tidak terdengar suara apapun, seperti segumpal asap, dengan cepat menghilang. Serangan yang dilancarkan dengan tiba-tiba oleh Qing Yan Zi, benar-benar membuat Fang Zhen Mei tidak memiliki persiapan. Tapi Fang Zhen Mei seperti sudah memperhitungkan semuanya, dia mengambil sarung pedang itu. Dengan sarung pedang dia menghadapi semua serangan Qing Yan Zi. Setelah gagal menyerang Fang Zhen Mei, dahi Qing Yan Zi mulai berkeringat, yang paling menakutkan adalah dia sudah tidak bisa berhenti setelah sekali bergerak. Kalau dia berhenti lawan akan masuk ke dalam pertahanannya dan setiap jurus lawan akan membuatnya mati! Qing Yan Zi dalam kejutnya, terpaksa sejurus demi sejurus terus menyerang Fang Zhen Mei, tapi Fang Zhen Mei dengan sikap ramah dan tersenyum melayaninya, tiba-tiba dia berhenti menyerang, dengan cepat Fang Zhen Mei juga mundur dari sana. Karena Qing Yan Zi tidak bisa berhenti, dia masih saja maju beberapa langkah, sehingga membuat dia hampir terbanting. Segera dia menggunakan pedang sebagai tongkat penyangganya, setelah itu dia baru bisa berhenti, itupun telah membuat nafasnya terengah-engah. Fang Zhen Mei melihatnya sambil tersenyum, jurus-jurus yang dipakai Qing Yan Zi tadi, membuatnya sempat berputar-putar sebentar di depan rumah dewa kematian. Dan rasa terkejutnya masih belum hilang. Qing Song Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi sudah berdiri di sisi Qing Yan Zi, mereka saling pandang dan mereka secara bersama- sama ingin mengeroyok Fang Zhen Mei. Qing Yan Zi menghalangi mereka dan berkata, "Sekalipun kita berempat bergabung, belum tentu bisa menang darinya." Mereka berempat menatap Fang Zhen Mei dengan terpana. Fang Zhen Mei tersenyum dan berkata, "Sampai bertemu kembali!" Dia sudah turun dari kereta, bersama dengan Zhang Zhen Que dia bergabung dengan keduapuluh orang anak buah Jenderal Yu. Kali ini bukan Zhang Zhen Que yang terpaku, Qing Yan Zi, Qing Song Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi pun ikut terpana. Qing Yan Zi membentak dengan nada marah, "Nanti dulu!" Fang Zhen Mei berhenti melangkah dan sambil tertawa bertanya, "Ada apa?" "Apa maksudmu menyuruh kami tinggal di sini?" tanya Qing Yan Zi. "Ada apa? Bukankah kalian juga ingin bertemu dengan Jenderal Yu?" tanya Fang Zhen Mei. Qing Yan Zi memandang ketiga adik seperguruannya, Qing Feng Zi bertanya, "Apakah kau melepaskan kami begitu saja?" "Sejak kapan aku menangkap kalian?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa. Dari pandangan mata Qing Feng Zi terlihat kalau dia merasa berterima kasih, tanya Qing Ye Zi, "Kami sudah menculikmu hingga ke tempat ini, apakah kau tidak mau membalas dendam?" "Kalau bukan aku sendiri yang berniat ke sini, apakah kalian mampu menculikku?" tanya Fang Zhen Mei masih sambil tertawa. Dari pandangan mata Qing Ye Zi terlihat kalau dia sudah mengerti dengan ucapan Fang Zhen Mei. Qing Song Zi bertanya, "Apakah kau tidak ingin tahu siapa yang menyuruh kami menculikmu ?" Fang Zhen Mei tertawa, "Kalau aku bertanya kepada kalian, apakah kalian akan memberitahuku? Kalau sekarang aku masuk lagi ke dalam kereta, apakah kalian akan membawaku ke tempat orang itu? rasanya itu tidak mungkin, jadi mengapa harus memaksakannya? Lebih baik aku ikut dengan SaudaraZhang menemui Jenderal Yu." 0-0-0 Tuan Sempoa Besi, Bao Xian Ding adalah Lao Er dari Empat Pahlawan Huai Bei, dan salah satu dari 3 orang yang menggunakan sempoa di dunia persilatan. Xi Wu Hou, Xin Wu Er, dan Bao Xian Ding, di antara mereka bertiga Bao Xian Ding lah yang paling tinggi ilmunya. Dan diapun memiliki sifat yang paling jujur, tenang, dan sangat berpengalaman. Tapi sekarang wajahnya terlihat muram, keringat di dahinya terlihat terus menetes. Ruang tamunya sudah dipenuhi dengan pesilat tangguh yang berasal dari Huai Bei, juga ada Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang datang dari Jiang Nan. Hanya saja dalam ilmu ketabiban tidak ada yang lebih bisa dari dia. Pertama-tama dia memberikan puluhan macam obat kepada Long Zhai Tian yang sudah terluka parah. Sekarang dengan tenaga dalamnya dia membantu Long Zhai Tian mendorong darah beku dari dalam tubuhnya. Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, Xin Wu Er, Ning Zhi Qiu, dan pesilat tangguh lainnya dengan cemas menunggu Long Zhai Tian yang sedang diobati. Setelah lama baru terlihat telapak tangan Bao Xian Ding lepas dari tubuh Long Zhai Tian. Dengan wajah berat dia berusaha mengatur nafasnya, tidak lama kemudian mata Long Zhai Tian terbuka. Long Zhai Tian melihat ke sekeliling kemudian dia menarik nafas. Bao Xian Ding pelan-pelan berdiri, dan dengan penuh perhatian bertanya, "Kakak Long, kau terkena Qing Yan Zhang, lukanya semakin dalam semakin tidak terlihat, luka semakin berat dan menyebar semakin luas. Obat d ariku dibantu dengan tenaga dalam Kakak bisa menghentikan penyebaran. Tapi luka Kakak sangat berat, dalam waktu 3 bulan ini Kakak tidak boleh bertarung." Kedua mata Long Zhai Tian tampak melotot, dia tertawa, "Adik kedua, demi kakakmu ini kau sudah menjadi repot." Kemudian dia tertawa, "Ha ha ha! Beristirahat selama 3 bulan, dan kita besok akan bertarung demi negara Song, siapa yang tetap hidup atau ada yang mati tidak ada yang tahu." Kata Ning Zhi Qiu, "Pada pertarungan esok hari, Pangeran Jin juga sepertinya sudah terluka parah, Pendekar Wo bisa berharapan dengan Xia Hou Lie, Tetua Shen bisa berhadapan dengan La Ma dari Tibet itu, Kakak Kedua Bao bisa berhadapan dengan si tengkorak hidup. Kakak Xin pasti bisa menang dari Xin Wu Hou. Biar aku yang menghadapi kedua orang Mongol itu, kita tidak perlu takut kepada mereka!" Long Zhai Tian tertawa kecut, "Adik keempat, ada yang kurang kau ketahui, sewaktu aku di atas mengeluarkan jurus Chang Hong Guan Re, dan kulakukan dengan sekuat tenaga, maksudku tidak lain adalah ingin cepat menyelesaikan pertarungan. Kalau tidak seperti itu, pertarungan akan berlangsung lama, dan aku akan kalah, tapi ilmu silat Pangeran Jin benar-benar sangat tinggi, dia berhasil menguasai ilmu Xi Yi Shuang Xian yang bernama Qing Yan Shen Zhang (Telapak sakti ringan seperti asap), dia bisa menggunakan jarinya menjepit pedangku, dan dalam waktu yang singkat bisa menekanku dengan telapaknya— tapi Qing Yan Shen Zhang nya tidak sekuat Xi Yi Shuang Xian, Long Qian Jian milikkupun sangat tajam, membuat tangannya mengendur, sewaktu aku berusaha menusuk dadanya, dia masih bisa menghindar, tadinya aku ingin menukar semua itu dengan nyawaku, tapi niatku tidak tercapai." Bao Xian Ding bertanya, "Mengapa Pangeran Jin tidak mau mengejar kemenangan? Malah membiarkan kalian mundur dengan selamat?" Long Zhai Tian tertawa kecut, "Waktu itu aku menahan lukaku dengan nafas, pukulan Pangeran Jin juga tampak terburu-buru, maka pukulannya hanya mengenaiku sedikit, mungkin dia sendiripun tidak yakin telah mengenai sasaran, dan untungnya saat itu aku tidak roboh. Alasan lainnya, mungkin dia terluka ringan, karena itu dia minta bertarung lagi, mungkin juga dia ingin mencari cara untuk memecahkan ilmu pedangku. Kalau waktu itu dia terus mengejar kami dan bertarung lagi, aku pasti akan mati, bersama dengan enam orang lainnya. Mungkin saat itu orang-orang kita tidak ada yang bisa hidup." Ning Zhi Qiu menarik nanfas, "Kalau begitu tadi benar-benar sangat berbahaya!" "Kurang ajar! Besok aku akan bertarung dengan Xia Hou Lie untuk menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati!" seru Wo Shi Shui. "Dengan kelincahan dan kepintaran Pangeran Jin, pada pertarungan esok hari, kalau dia tidak yakin dia tidak akan begitu mudah menyetujuinya." Long Zhai Tian menarik riafas panjang, "Aku hanya bisa mundur satu hari saja, jujur bicara dari kantor Biao Huai Yang, Li Long Da, Huai Bei Di Yi Jia, Ding Dong Ting, semua sudah dibunuh. Yang bisa melawan Xi Wu Hou dan lainnya hanya sedikit, mundur satu hari hanya bisa merundingkan bagaimana cara melawan mereka. Sekarang kita telah berkumpul dengan Adik Bao, kalau Fang Zhen Mei bisa tiba hari ini, mungkin kita bisa memenangkan pertarungan...." "Pukul berapa dan di mana mereka menjanjikan diadakan pertarungan itu?" tanya Bao Xian Ding. "Besok siang, di lapangan besar di sebuah panggung," jawabXin Wu Er. Pelan-pelan Bao Xian Ding berkata, "Bukankah besok siang, Jenderal Yu berjanji akan menemui kita di kuil Wu Long Shan untuk merundingkan tentang keadaan prajurit kita?" Long Zhai Tian tiba-tiba sadar, dia tampak berpikir sebentar lalu berkata, "Untung adik kedua memberitahu, pada pertarungan esok hari, walaupun mati aku tetap harus bertarung, karena semua ini menyangkut negara Song. Kita harus menepati janji, sekarang para pesilat tangguh dari negara Jin sudah berada di kota Xia Guan, tugas Jenderal Yu pasti akan berat, dia harus cepat meninggalkan kota Xia Guan, tapi besok...besok siapa yang akan memberitahukan masalah ini kepada Jenderal Yu?" Dengan berhati-hati Bao Xian Ding berkata, "Tugas ini sangat berat, tidak sembarang orang bisa melaksanakannya dengan baik. Pendekar Wo, Tetua Shen, dan Adik Xin, besok harus membantu kita bertarung, sedangkan ilmu silat Adik Ning agak rendah, apalagi Adik Ning mempunyai keluarga. Dia tidak harus mati komyol. Tapi Adik Ning pintar dan bisa dipercaya, dia harus menjalankan tugas ini!" Long Zhai Tian mengangguk, "Baiklah! Masing-masing jalankan tugas yang sudah disepakati, tapi aku takut Adik Ning tidak mau meninggalkan kita." Bao Xian Ding berkata, "Ini adalah tugas dari negara, perasaan pribadi harus ditempatkan di posisi kedua, Adik Ning pasti sudah mengerti aturan ini." Long Zhai Tian menarik nafas, "Kalau saja Pendekar Fang bisa datang alangkah lebih baik." Bao Xian Ding berkata, "Kakak tertua, apakah Pendekar Fang bisa mengalahkan Pangeran Jin?" Long Zhai Tian tampak berpikir sebentar, dia melihat ke tempat jauh, lalu berkata pelan-pelan, "Aku tidak tahu kalau ada orang Zhong Yuan lainnya yang bisa mengalahkan Pangeran Jin atau bisa bertarung dengannya. Yang kutahu hanya ada satu orang itulah Fang Zhen Mei." 0-0-0 BAB 8 Sepatah kata yang menggetarkan hati Dari kota Xia Guan tampak ada 20 ekor kuda lebih berjalan menuju kota Cai Shi. Hari hampir sore, kuda-kuda itu memasuki sebuah lembah. Di dalam lembah itu tampak banyak prajurit yang sedang berjaga. Kemudian mereka memasuki jalan menuju lembah itu. Rumput- rumput yang ada di kedua sisi jalan tampak tinggi dan lebat. Banyak prajurit yang bersembunyi di balik rumput itu. Zhang Zhen Que sangat puas melihat para prajurit yang sudah dilatih oleh Jenderal Yu. Sepanjang perjalanan tadi dia sudah menjelaskannya kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei pun dengan seksama mendengarkannya. Pada saat matahari terbenam mereka sudah tiba di depan tenda Jenderal Yu Yun Wen, tampak anak buah Jenderal Yu keluar untuk menyambut mereka, melihat Fang Zhen Mei mereka sangat senang. Tiga tahun yang lalu, sewaktu Jenderal Yu terkena musibah, dia pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, karena itu Jenderal Yu merasa sangat berterima kasih kepada Fang Zhen Mei, apalagi Fang Zhen Mei selalu menolak hadiah pemberiannya. Karena itu dia sangat mengagumi ilmu silat dan sifat Fang Zhen Mei. Pernah sekali dia menawarkan jabatan tinggi kepada Fang Zhen Mei sebagai hadiah ucapan terima kasihnya, tapi Fang Zhen Mei sama sekali tidak tertarik. Fang Zhen Mei merasa walaupun Jenderal Yu dalam bidang ilmu sastra ataupun ilmu silat sangat menonjol, tapi Jenderal Yu tidak pernah bersikap sombong seperti pejabat tinggi lainnya. Dia mencintai negara dan rakyat, selain itu dia sangat setia kepada negara Song. Kali ini orang-orang Jin datang menyerang Huai Bei, rencana Fang Zhen Mei, dia akan berkumpul dengan Long Zhai Tian, dan bergabung dengan Jenderal Yu, tidak disangka karena diculik oleh Qing Yan Zi dan saudara-saudaranya, hampir saja Fang Zhen Mei berhasil diculik. Sebenarnya Fang Zhen Mei ingin mengetahui tempat persembunyian dari pihak Jin tapi karena mata-mata Jenderal Yu tersebar di mana-mana, mereka mengetahui kalau Fang Zhen Mei sudah berada di Xia Guan. Dan Jenderal Yu merasa sangat senang dengan kedatangannya, begitu Fang Zhen Mei diculik oleh pihak lawan, Jenderal Yu segera menyuruh anak buahnya yang bernama Zhang Zhen Que untuk menolongnya, tapi aksi mereka malah mengganggu rencana Fang Zhen Mei, membuat Fang Zhen Mei tidak bisa bertemu dengan Long Zhai Tian, malah bertemu dengan Jenderal Yu dulu. Sejak awal Zhang Zhen Que sudah tahu bagaimana cemas^a Jenderal- Yu terhadap keselamatan Fang Zhen Mei, karena itu sejak awal dia sudah menyuruh anak buahnya untuk melaporkan semua kejadiannya kepada Jenderal Yu, maka begitu Jenderal Yu melihat Fang Zhen Mei datang, dia tampak sangat senang dan tertawa lebar, "Saudaraku, Kakak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu!' Fang Zhen Mei berlutut memberi hormat, tapi dia segera dipapah berdiri oleh Jenderal Yu, dia tertawa dan berkata, "Kita sudah seperti saudara, untuk apa harus memberi hormat segala, hal ini malah membuatku menjadi risih." "Begitu aku sampai di Huai Bei, Jenderal sudah menyuruh orang menolongku, aku merasa sangat berterima kasih. Ini memang patut harus kulakukan." Jenderal Yu tertawa terbahak-bahak, "Saudaraku, sudahlah kita jangan bicarakan hal ini lagi, kalau kita mengurus terus, aku malah merasa bersalah, karena sudah merusak rencanamu, jika kau melakukan sesuatu pekerjaan, orang lain sulit menebak maksud langkahmu." Dengan rendah hati Fang Zhen Mei berkata, "Sekarang banyak orang jahat yang suka menipu, Jenderal harus selalu waspada!" Mereka berdua tertawa dengan senang, Zhang Zhen Que dan Cha Lu ikut menemani mereka. Di dalam tenda lampu bersinar sangat terang. Walaupun tenda tertiup angin tapi tenda itu masih berdiri dengan kokoh. Di luar tenda dijaga oleh para prajurit yang siap bertempur, tubuh mereka sangat kekar. Mata tampak bersemangat, demi negara mereka siap mengeluarkan tenaga. Mereka adalah putra-putra terbaik negara Song. Di dalam tenda ada pemimpin mereka. Mereka gagah seperti orang yang sudah memakan empedu beruang dan minum arak yang direndam daging harimau. Kebesaran jiwa mereka luas dan bercita- cita mulia. Semua tujuan mulia memenuhi dada mereka. Walaupun Jenderal Yu dan Fang Zhen Mei sudah lama tidak bertemu, tapi dalam situasi musuh yang akan menyerang mereka dan tanah air belum kembali ke pangkuan negara, mereka tidak berniat untuk mabuk-mabukan. Dalam hembusan angin gunung di malam hari, tampak awan sangat rendah, bulan tergantung di tengah langit. Di bawah gunung tampak tenda para prajurit Song yang terbentang sepanjang puluhan kilo meter. Tampak titik cahaya, di seberang sungai, banyak tenda prajurit Jin. Ada berapakah jumlah orang-orang Jin? Ke arah yang lebih jauh adalah tanah air Song. Sekarang telah diambil alih oleh orang-orang Jin, rakyat Song harus bersusah payah, menumpahkan darah untuk merebut tanahnya kembali. Fang Zhen Mei menatap langit yang luas, baju putihnya berkibar tertiup angin. Dia melihat anak buah Jenderal Yu yang berjaga dengan ketat dan teratur. Mereka sudah beberapa tahun berperang, sekarang negara sedang menghadapi kehancuran dan rakyat begitu menderita, hati setiap orang terasa dingin dan berat. Dari kejauhan terdengar ada yang meniup seruling, air sungai terus mengalir, kedua sisi sungai tampak begitu sepi dan sedih. Fang Zhen Mei segera membaca sebuah puisi, "Entah datang dari mana suara seruling itu. Malam hari orang yang akan berperang melihat dari jauh kampung halamannya." Mereka berdua mengingat banyak orang berpencar karena perang ada juga yang menghilang. Banyak orang kehilangan rumah dan berkeliaran di luar sana. Perang membuat jenasah prajurit bertambah dari hari ke hari. Berapa orang yang telah kehilangan putra tercinta mereka? Ini dikarenakan orang-orang Jin telah merebut tanah air mereka, di negara Song di setiap tempat pasti ada putra Song yang setia kepada negara dan rakyat, tidak takut pada kekuasaan Jin. Walaupun kepala harus dipenggal dan menumpahkan darah, mereka tetap akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan merekapun pantang mundur. Mereka bersama-sama membaca puisi di mana menceritakan saat sebelum Jenderal Ye Fei dicelakai oleh pengkhianat besar Qing Hui. ...keadaan kacau balau hingga membuat malu seperti keadaan sebelum turun salju kebencian ini, kapankah bisa padam? Sewaktu mereka sedang membacakan puisi, tiba-tiba di bawah sinar bulan di balik semak-semak tampak ada sesosok bayangan hitam yang lewat. Begitu bayangan itu berkelebat, Fang Zhen Mei yang berada di sisi Jenderal Yu sudah menghilang, dia hanya meninggalkan pesan, "Lindungi Jenderal Yu dan bawa masuk ke dalam tenda!' Setelah melihat dengan jelas ada bayangan putih di belakang bayangan orang tadi. Seperti seekor bangau putih yang mengejar mangsanya dari belakang. Jenderal Yu menarik nafas dan membaca lagi, "...dengan sedih aku melihathujan dan salju yang telah menggetarkan hutan, meletakkan buku dan menggantungkan pedang untuk berpikir, aku mengundangnya minum secawan arak tapi dia sudah membersihkan salju yang berada di atap rumahku, demi diriku dia bernyanyi dan menari. Sekarang berjalan menuju padang pasir untuk mencari kandang harimau dan juga membawa pecut kuda, lalu berjalan ke seluruh pelosok Huang He.... Fang Zhen Mei, Fang Zhen Mei, berkawan denganmu, apa yang akan kuinginkan lagi?'"' Zhang Zhen Que dan Cha Lu segera menyuruh pengawal melindungi Jenderal Yu dan kembali ke dalam tenda. Jenderal Yu hanya bisa menarik nafas. 0-0-0 Tujuh orang dari kelompok Pangeran Jin dengan terburu-buru melewati jalan itu. Xi Wu Hou dengan nada menjilat bertanya, "Bagaimana dengan luka Pangeran?" Xia Hou Lie tertawa dingin lalu membentak, "Apakah matamu adalah mata anjing? Pesilat anjing Song mana bisa melukai Pangeran?" Xi Wu Hou masih tidak mengerti, tapi dia hanya menjawab, "Ya.. .ya.. .ya...." Dengan pelan Pangeran Jin membalikkan tubuhnya dan berkata, "Aku sengaja ditusuk Long Zhai Tian." Dengan aneh Xi Wu Hou bertanya, "Hambabenar-benar bodoh, besok...." Pangeran Jin tertawa dingin dan berkata, "Long Zhai Tian saja tidak bisa melihat, apalagi kau." Kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan berkata, "Mengapa Pangeran Jin melepaskan pak tua itu? Kalau memang Pangeran tidak terluka lebih baik kita kembali lagi dan membunuh mereka semua!" "Aku mempunyai rencana lain, apakah Xia Hou Lie mengetahui rencanaku?" Pangeran Jin tertawa dingin. "Setahu hamba, rencana Pangeran adalah membiarkan orang persilatan Huai Bei menganggap enteng kita, dan memancing mereka mengikuti pertandingan esok hari. Kita akan menangkap mereka dan membunuh mereka, tapi mungkin Pangeran Jin mempunyai rencana lebih besar lagi, hamba belum mengetahuinya," kata Xia Hou Lie dengan sikap hormat. Dengan sorot mata memuji Pangeran Jin melihat Xia Hou Lie, kemudian dia berkata, "Pulang dan beristirahatlah supaya lukamu bisa pulih." ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ============================== "Terima kasih atas perhatian Pangeran, hamba hanya terluka ringan, tidak akan terjadi apa-apa pada hamba," Xia Hovi Lie dengan hormat membungkuk sebagai ucapan terima kasih. Pujian Pangeran Jin ini berarti pada saat Xia Hou Lie kembali ke tenda tentara Jin, dia akan mendapatkan kekayaan yang banyak dan seumur hidup harta itu tidak akan habis. Pantas saja Xia Hou Lie tampak begitu bersemangat, sampai-sampai Ge La Tu dan Wan Yan Zhu melihat Xia Hou Lie dengan wajah iri. "Ilmu pedang Long Zhai Tian memang bagus, tapi dia sudah terkena pukulan Qing Yan Zhang ku, pada pertarungan esok hari, dia hanya akan seperti sebuah busur yang ditarik dengan kencang," kata Pangeran Jin. "Hamba tidak mengerti, mengapa Pangeran tidak membunuh Long Zhai Tian? Dan mengapa harus bertarung esok hari?" "Kalau Long Zhai Tian mati, orang persilatan Huai Bei akan tahu bahwa pada pertarungan esok hari mereka tidak akan mempunyai harapan lagi, mereka pasti tidak akan datang bertarung dengan kita. Dan kita tidak akan bisa memancing Fang Zhen Mei keluar, jadi rencana kita tidak akan berjalan. Semua orang persilatan Huai Bei bernaung di bawah lindungan Jenderal Yu, hal ini sangat memusingkanku, apalagi Fang Zhen Mei belum muncul sampai saat ini. Karena itu aku harus berpura-pura membiarkan pedang Long Zhai Tian mengenalku dan mengelabui mereka kalau aku terluka. Aku yakin saat itu dia berusaha supaya tidak roboh, ini sangat pas dengan rencana kita besok. Suara datang dari timur tapi sebenarnya datang dari barat. Besok kita akan mendapatkan keberhasilan. Adik seperguruan bisa mendapatkan kepala Jenderal Yu, dan kita bisa membunuh mereka para pesilat tangguh Huai Bei, dan sekaligus bisa membunuh Fang Zhen Mei dan kawan-kawannya. Rencana ini akan menggetarkan seluruh Zhong Yuan, dan semua ini terasa sangat menyenangkan," kata Pangeran. Ge La Tu, Xi Wu Hou, Wan Yan Zhu ikut merasa senang, mereka tertawa terbahak-bahak, benar-benar seperti orang tidak normal. "Rencana ini sangat besar, apakah Qing Yan Zi dan teman-teman bisa melaksanakan semua rencana ini dengan baik?" Xia Hou Lie bertanya. Pangeran Jin menatap langit baru menjawab, "Aku tahu ilmu adik seperguruan Qing Yan Zi masih rendah, tapi dia pintar dan banyak akal. Kalau bertemu dengan Fang Zhen Mei, dia bisa menarik Fang Zhen Mei ke kota Xia Guan, dan aku pasti bisa membunuhnya. Dan Qing Yan Zi bisa mendapatkan kepala Jenderal Yu." "Pangeran tidak perlu merasa khawatir, besok adalah hari kematian orang-orang Huai Bei," kata Xia Hou Lie. Pangeran Jin terdiam lama baru berkata, "Aku tidak khawatir dengan pertarungan besok, hanya saja selama beberapa hari ini, para prajurit dan rakyat Song yang selama beberapa hari ini kutemui tidak seperti yang kudengar selama ini, yaitu mereka takut mati dan tidak berdaya. Demi negara, mereka berani menumpahkan darahnya, yang ku khawatirkan adalah ada berapa banyak orang seperti itu?" 0-0-0 Bulan bersinar, angin berhembus sepoi-sepoi, pohon cemara tua, bayangan hitam orang itu meluncur dengan kecepatan seperti angin, tapi dia tetap tidak bisa melepaskan diri dari kejaran Fang Zhen Mei. Bayangan hitam itu tiba-tiba berhenti dan membalikkan tubuhnya, dengan pelan dia berkata, "Kau sudah datang." Fang Zhen Mei bengong dan berkata, "Ternyata kau." Bayangan orang itu ternyata adalah Qing YanZi. "Malam-malam begitu kau memasuki wilayah prajurit Song, ada keperluan apa?" tanya Fang Zhen Mei. "Aku sengaja memancingmu keluar," jawab Qing Yan Zi sambil tertawa. "Oh ya?" Tiba-tiba Qing Yan Zi mencabut pisaunya dan menyabetkan ke arah Fang Zhen Mei. Pisau tampak berkilat, cara menyerangnyapun begitu mengejutkan. Tapi sayang orang yang dihadapinya adalah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei mencengkram pisau itu sekaligus. Tiba-tiba Qing Yan Zi melepaskan pisaunya dan mundur. Fang Zhen Mei tidak menyangka kalau Qing Yan Zi akan melepaskan pisaunya. Pisau itu masih dipegang oleh Fang Zhen Mei,iQing Yan Zi berkata, "Pisau itu...." Begitu Fang Zhen Mei melihat, segera dia berkata, "Pisau emas milik Huai Bei Shi Jia, keluarga Ding." Qing Yan Zi mengangguk, "Benar, tapi Ding Dong Ting sudah meninggal." "Apakah kau yang membunuhnya?" tanya Fang Zhen Mei dengan marah. Qing Yan Zi tertawa kecut, "Kalau aku yang membunuhnya, apakah aku masih berani datang ke sini?" "Lalu untuk apa kau datang ke sini?" tanya Fang Zhen Mei. "Orang itu mati di tangan La Ma Tibet, yang bernama Ge La Tu, dia mati di kota Wu Hu," jelas Qing Yan Zi. "Mengapa Ge La Tu datang ke Huai Bei?" tanya Fang Zhen Mei. "Bukan hanya ada Ge LaTu, Wan Yan Zhu dan Xi Wu Hou pun datang ke sini," jawab Qing YanZi. "Iblis-iblis ini berkumpul untuk melakukan apakah?" tanya Fang Zhen Mei. "Xia Hou Lie juga telah datang," kata Qing Yan Zi lagi. "Katanya jurus-jurus orang ini sangat lihai, tenaga dalamnya sangat kuat, sekali mengeluarkan serangan, jurus sangat mirip dengan Wo Shi Shui, dan dia adalah pesilat tangguh dari prajurit Jin, kedatangannya itu apakah ada hubungannya dengan orang-orang Jin akan yang menyerang kami?" tanya Fang Zhen Mei. "Benar! Yang memimpin mereka berempat aalah Pangeran Zhen Ying," kata Qing Yan Zi dengan nada marah. "Apakah benar dia adalah murid Xi Yi Shuang Xin Jin Zhen Ying?" tanya Fang Zhen Mei. "Benar!" "Masih ada yang tidak kumengerti." "Silakan kalau mau bertanya." "Kau memberitahukan hal ini kepadaku, apa maksud di balik semua ini?" tanya Fang Zhen Mei. "Karena hari ini, orang-orang yang kusebut tadi sudah membunuh pahlawan yang bernama Long Zhai Tian, dan esok hari mereka berjanji akan bertanding dengan para pesilat tangguh Huai Bei, mereka merencanakan akan membunuh semua pesilat Huai Bei. Waktu pertarungannya adalah esok siang, di panggung besar di kotaXia Guan," ucap Qing Yan Zi. "Mengapa kau memberitahu semua ini kepadaku?" tanya Fang Zhen Mei dengan aneh. "Karena Pangeran Jin adalah anak angkat guruku, kedatangan kami kali ini ke Huai Bei adalah dengan tujuan membunuh para pendekar Huai Bei dan memperluas kekuasaan negara Jin," kata Qing Yan Zi. "Mengapa kau melakukan cara berbahaya ini untuk memberitahuku?" tanya Fang Zhen Mei lagi. "Karena aku adalah orang Song," jawab Qing Yan Zi sambil menarik nafas Bulan masih bersinar, angin masih meniup pohon-pohon cemara, tenda-tenda prajurit yang terbentang sepanjang puluhan kilometer, angin yang berhembus membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar. Tubuh Qing Yan Zi yang terbungkus baju ketat tampak bergetar. "Terima kasih," kata Fang Zhen Mei. "Seumur hidupku, aku tidak suka berhutang budi, hari ini kau tidak membunuhku, aku sudah membalas budimu, sekarang kita tidak saling berhutang lagi," kata CjingYanZi. "Sebenarnya aku tidak pernah berhutang denganmu, jadi dari mana kau harus membayarnya?" "Kalau begitu, kau mau apa?" tanya Qing Yan Zi setelah terdiam sebentar. "Pada pertarungan besok aku harus bertarung sampai titik darah penghabisan," terdengar Fang Zhen Mei bersiul. Angin berhembus dengan kencang, daun cemara turun seperti air hujan, siulan Fang Zhen Mei membuat Qing Yan Zi tergetar sedikit. Akhirnya Qing Yan Zi membalikkan badan dan berkata, "Aku pamit dulu." Tiba-tiba dia berkata lagi, "Xi Yi Shuang Xian adalah guruku, tapi kita yang belajar ilmu silat darinya tidak mencapai 5% ilmunya, tapi Jin Zhen Ying bisa mendapatkannya hingga 50-60%, aku berharap kau bisa mengalahkannya." Tubuh Qing Yan Zi yang bergerak dengan lincah akhirnya menghilang di antara tebing-tebing. Fang Zhen Mei melihat tenda- tenda yang dipasang di kaki gunung, lampu-lampunya masih menyala, terbentang hingga puluhan kilometer, dia bersiul sedih, dengan cepat dia turun dari gunung.... Dia sudah mengambil keputusan dan segera berangkat ke Xia Guan, dan tidak sempat berpamitan kepada Jenderal Yu. 0-0-0 "Tidak! Aku ingin pergi bersama dengan Kakak Long, besok aku akan bertarung hidup atau mati," Ning Zhi Qiu berkomentar. Long Zhai Tian menarik nafas dan berkata, "Adik keempat, kita sudah berjanji dengan Jenderal Yu besok siang, bertemu di Wu Long Shan, sedangkan saat ini kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi Jin Zhen Ying besok, tidak ada waktu ke sana untuk memberitahu Jenderal, harus ada seseorang yang memberitahu Jenderal Yu, supaya dia bisa kembali ke markas dan tidak mendapatkan bahaya." "Memberitahu Jenderal Yu, memang harus dilakukan, tapi mengapa Kakak tidak menyuruh orang lain saja yang pergi? Aku rela bertarung dengan penjahat Jin besok!" seru Ning ZhiCjiu. "Pergi memberitahu Jenderal Yu adalah hal yang sangat rahasia, dan sekarang ini pengkhianat tersebar di mana-mana, anjing Jin selalu ingin membunuh Jenderal Yu, hal penting seperti ini tentu saja harus dilakukkn oleh orang lincah dan yang berilmu tinggi, untuk menghubungi Jenderal Yu, menurutmu aku harus menyuruh siapa selain dirimu?" tanya Long Zhai Tian. Ning Zhi Qiu tetap bersikeras, "Mengapa Kakak tidak memerintahkan kakak kedua atau kakak ketiga yang pergi ke sana?" Xin Wu Er menepuk-nepuk pundak Ning Zhi Qiu dan berkata, "Pada pertarungan esok, kita akan sekuat tenaga berusaha." Dengan wajah malu Ning Zhi Qiu berkata, "Aku tahu ilmu silatku lebih rendah dibandingkan kakak kedua dan kakak ketiga, tapi pertarungan esok, aku...." Bao Xian Ding dengan serius berkata, "Adik keempat, kau yang pergi menghubungi Jenderal Yu, inipun menyangkut kepentingan negara, dan kau adalah orang yang paling cocok untuk tugas ini, apalagi kau sudah berkeluarga. Kakak tertua adalah pemimpin kita, dia harus hadir, sedangkan aku dan kakak ketiga tidak mempunyai keluarga, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kami berdua. Kau sudah berkeluarga, kau harus memikirkan keselamatan istri dan anakmu, kalau kau ingin ikut berjuang, begitu Jenderal Yu membawa anak buahnya berperang di Cai Shi, kau bisa memimpin prajurit dan rakyat kota Xia Guan." Ning Zhi Qiu terpaku dan akhirnya dia berkata, "Baiklah, aku yang akan pergi untuk memberitahukan Jenderal Yu!" 0-0-0 BAB 9 Bertemu di pintu kota Xia Guan Dini hari di kota Xia Guan. Kegelapan malam baru saja berlalu, dini hari baru saja tiba, di langit muncul cahaya putih seperti perut ikan, cuaca hari ini pasti bagus! Matahari belum muncul, angin pagi berhembus dengan dingin. Dan di saat yang paling dingin ini, dari luar kota Xia Guan terlihat ada seekor kuda yang melaju dengan kencang. Pagi yang masih agak gelap, tapi bisa terlihat kalau penunggang kuda hitam itu adalah seorang pemuda gagah berbaju putih. Baju putih dan bulu kuda berwarna hitam tampak berkibar tertiup angin pagi. Kuda terus berlari dengan cepat, menuju kotaXia Guan! Pada saat bersamaan, pintu kota Xia Guan baru saja dibuka. Dari dalam kota tampak seseorang menunggang kuda dan dengan cepat keluar dari dalam kotaXia Guan! Kudanya berwarna putih, penunggangnya mengenakan baju berwarna hitam, matanya terlihat bersemangat. Dia adalah pejabat kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu! Pelajar berbaju putih yang menunggang kuda memasuki kota, sepertinya sudah semalaman dia terus berkuda. Tubuhnya dipenuhi dengan debu, di pagi yang masih gelap seperti ini, kedua kuda itu berpapasan. Terdengar kedua kuda itu meringkik, dan merekapun secara bersama-sama berhenti, dan bersamaan membalikkan badan. Terdengar si baju hitam, Ning Zhi Qiu bertanya, "Siapakah Tuan? Hari masih pagi seperti ini sudah memasuki kota? Dan sepertinya Tuan sudah semalaman melakukan perjalanan, ada hal penting apa?" "Siapakah nama Anda? Dan mengapa bertanya seperti itu?" tanya Fang Zhen Mei sambil tertawa. Kuda Ning Zhi Qiu meringkik lagi, dia tertawa, "Aku adalah pejabat kota Xia Guan, namaku adalah Ning Zhi Qiu." "Ternyata Anda adalah Pejabat Ning Zhi Qiu—sekarang Pendekar Long Zhai Tian ada di mana? Apakah aku boleh mengetahuinya?" tanya Fang Zhen Mei. "Mendengar nada bicara dan sikap Anda, apakah Tuan adalah---- " tanya Ning Zhi Qiu. "Aku adalah Fang Zhen Mei." Dengan terkejut Ning Zhi Qiu berteriak, "Benarkan Anda adalah pendekar Fang Zhen Mei?" "Nama besar pendekar, tidak sanggup kuterima," jawab Fang Zhen Mei merendah. "Tuan Muda Fang jangan menertawakan aku, jabatanku rendah, kalau bukan karena negara kita sedang terkena musibah, aku tidak berniat menjadi pejabat, aku lebih senang bergaul dengan kalangan persilatan, tapi setelah menjadi pejabat, aturan ini harus dihapus, kalau tidak aku akan merasa malu." "Nama Pejabat Ning sudah lama kudengar, sekarang keadaan begini kacau, sudah seharusnya negara membutuhkan pejabat seperti Ning Zhi Qiu," jelas Fang Zhen Mei. "Jangan terus memanggilku dengan sebutan pejabat, bulu kudukku merinding jadinya!" seru Ning Zhi Qiu. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Baiklah, aku akan menuruti perintah Anda. Kakak Ning, hari masih begitu pagi, tapi Kakak sudah keluar dari kotaXia Guan, ada perlu apa?" "Aku harus pergi ke Cai Shi dan memberitahu Jenderal Yu untuk membatalkan pertemuan di kuil di Wu Long Shan," jawab Ning Zhi Qiu. "Jenderal Yu berjanji untuk bertemu dengan siapa?" tanya Fang Zhen Mei. "Beliau berjanji bertemu dengan Kakak Long untuk membahas mengenai rahasia tentara kita, dan para prajurit akan bergabung dengan para pendekar di Huai Bei, dengan tujuan untuk menahan serangan tentara Jin. Tapi Kakak Long sudah berjanji dengan penjahat Jin untuk bertarung siang ini. Maka kakak menuruhku untuk menyampaikan berita ini kepada beliau, supaya Jenderal Yu tetap berada di markas, keadaan beliau akan lebih aman di sana. Tuan Muda Fang, cepatlah pergi ke rumah Kakak Bao. Pendekar Wo Shi Shui dan Shen; Tai Gong juga sudah menunggu di sana, dan mereka sangat mencemaskan keadaan Tuan Muda," jelas Ning Zhi Qiu. "Baiklah, aku akan segera ke sana!" "Setelah kita berhasil membasmi musuh dan negara sudah aman, kita nanti mengobrol panjang lebar." Mereka saling memberi hormat lalu berpisah. Kota Xia Guan masih diliputi oleh pagi yang gelap. Mereka menempuh perjalanan berbeda arah. Hanya terlihat dinding kota Xia Guan yang sudah tua. Seperti menunggu dewa memanggil pagi supaya segera datang. 0-0-0 Long Zhai Tian berdiri di ruang tamu, dia menatap langit timur yang semakin terang. Angin pagi menghembus alis dan janggutnya, membuat alis dan janggutnya melayang-layang. Pertama kalinya Long Zhai Tian merasa dia telah tua. 'Telah tua', kedua kata ini seperti terus menggerogoti hati dan semangatnya. Semenjak dia berkelana di dunia persilatan 40 tahun yang lalu, ini adalah pertama kalinya dia merasakan kedua kata itu. Kedua kata itu mengandung kekuatan besar. Dengan cara apapun sepertinya manusia tidak bisa terlepas dari kedua kata itu. Dia teringat 20 tahun yang lalu, di sebuah jurang dia pernah bertarung dengan Tian Lai Shan, Lei Teng Tian. Dia memukul lawan sebanyak 3 kali tapi diapun tidak luput dari tusukan pedang. Waktu itu Lei Teng Tian mengira dia pasti akan mati. Tidak disangka keesokan harinya, dengan ilmu pedang Tian Long Jian dia berhasil memecahkan jurus Wu Dang Liang Yi Jian Fa. Diapun teringat pada kejadian 7 tahun yang lalu, yaitu pada saat di Gua Chang Shan, si Kepalan Sakti, Yu Yan Hua, memukul dengan kepalannya, tapi dia tidak roboh. Kemudian dia membacok tangan Yu Yan Hua dengan pedangnya sampai putus, dia hanya membutuhkan istirahat selama 3 hari. Pada hari keempat dia sudah bisa bertarung dengan Lian Dong Shi San Tian Bao, dan berhasil mengusir mereka keluar dari Huai Bei. Sebenarnya tenaga kepalan Yu Yan Hua bisa memecahkan batu dan bisa memotong emas, tenaganya benar-benar sangat kuat, tapi pada saat kepalan itu mengenai tubuhnya, dia hanya merasa sakit sebentar. Saat itu dia telah membuat dunia persilatan gempar. Dua tahun yang lalu, dia bertarung dengan di Shao Hua Shan, Biksu Bu Ting dan di Shou Shi Shan, dengan Biksu Hua Hui, tubuhnya terkena 11 tusukan, tapi dengan jurus pedang Tian Long secara berturut-turut bisa menang dua kali, tenaga dan semangatnya tidak terkalahkan saat itu dia masih berusia 40-50 tahun! Tapi, siang ini karena pukulan ringan Jin Zhen Ying, hampir membuat nafasnya terputus. Walaupun dia bisa menghirup udara tapi sakitnya menusuk hingga ke jantung, apa penyebab semua ini? Apakah karena dia sudah tua? Tua? Hhhhh, negara sedang berada*, dalam gawat, mana boleh di saat sekarang dia merasa tua? Long Zhai Tian tampak sedang berpikir, dulu orang yang memimpin dunia persilatan seperti Jin Da Gua Dao, Xue He Shen Jian, dan Shi Tu 12, di usia mereka yang hampir berumur 70 tahun, mereka tetap berbadan sehat, dan bisa memimpin dunia persilatan dengan sukses! Dan saat ini usianya belum lewat dari 60 tahun! Dia terus berpikir, langit tampak mulai terang, rasa dingin semakin berkurang, tapi dadanya tetap terasa sakit. Tiba-tiba dari belakang ada yang berkata, "Kakak, kemarin kau terluka, hari ini kau harus bertarung lagi, mengapa Kakak tidak beristirahat dulu?" Long Zhai Tian membalikkan badan untuk melihat orang itu, dia sudah tahu kalau yang bicara kepadanya adalah Bao Xian Ding, segera dia menyembunyikan keadaan dirinya dan berkata, "Aku sedang memikirkan masalah kakak ipar dan keponakanmu, karena otakku terus berpikir, maka aku tidak bisa tidur dan aku memutuskan keluar jalan-jalan." "Pikiran Kakak sedang tidak enak, apakah ini berhubungan dengan luka Kakak?" Hati Long Zhai Tian bergetar, dari sorot mata Bao Xian Ding terlihat kalau dia sudah mengerti keadaannya. Setelah terdiam lama dia baru bertanya, "Adik kedua, sudah berapa tahun jau ikut denganku?" "Sudah 19 tahun, dan tiga hari lagi menjelang 20 tahun. Dua puluh tahun yang lalu, Kakak telah menolongku dari tangan San Jue Shou di jurang Bi Hu, sejak saat itu aku terus berada di sisi Kakak, dan tidak pernah jauh dari Kakak," jawab BaiXian Ding. "Apakah kau masih ingat, dulu kita pernah mengalahkan 13 raja di Lao Hu Shan dan kita berdua bergabung dan menantang dua orang biksu Wu Dang?" Long Zhai Tian tertawa kecut. "Walaupun kita telah menantang dua orang biksu Wu Dang, kita mengalami kekalahan, tapi setelah itu kita mendapatkan sedikit nama. Adik Xin menipu kedua biksu itu sehingga mereka pergi, dan Adik Xin menolong kita, semua masih kuingat, itu kejadian 9 tahun yang lalu." "Aku berharap kita bisa melewati hari ini dengan selamat dan menempuh kehidupan 20 tahun lagi." "Kakak Tertua, ada satu hal yang ingin kusampaikan, harap Kakak jangan marah." "Katakan saja." "Melihat wajah Kakak sepertinya Kakak mempunyai rasa khawatir yang besar, apakah Kakak merasa pertarungan hari ini kesempatan untuk menang sangat tipis?" "Kalau Fang Zhen Mei tidak datang, kemenangan kita hanya 10% saja, selain itu lukaku akan bertambah parah, tampaknya ini adalah strategi busuk pangeran itu, membuat kita mau tidak mau harus menghadapi pertarungan hari ini. Dan dia akan memasang jala dan menjaring kita hingga ma^i terbunuh." "Kalau Fang Zhen Mei s ada di sini, bagaimana perbandingan kemenangannya?" "Mungkin harapan kita menang adalah 30-40%." "Berarti Fang Zhen Mei datang atau tidak, kita tetap akan kalah?" "Benar!" "Tapi mau tidak mau kita harus bertarung bukan?" "Laki-laki sejati harus tahu apa yang akan dia lakukan dan apa yang tidak perlu dia lakukan, walaupun tahu kalau kita akan kalah dan juga kita akan mati, tapi jangan sampai kita ditertawakan oleh anjing Jin itu," jawab Long Zhai Tian. Bao Xian Ding menarik nafas panjang, dia melihat ke tempat jauh lalu berkata, "Baiklah! Untuk sementara waktu kita tahu bahwa kemanangan tidak mungkin kita dapatkan, tapi apapun yang terjadi tetap harus kita hadapi!" Long Zhai Tian melihat awan pagi, lalu berkata, "Kalau hari ini Fang Zhen Mei tidak datang, pertarungan 7 orang yaitu, aku, kau, Adik Xin, Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, Pendekar Bu Tong, Biksu Hua Hui yang akan mewakili para pendekar Song menghadapi anjing- anjing Jin itu." Chang Qing Jian, Pendeta Bu Tong, Chang Le Jian, Biksu Hua Hui, semenjak bertarung dengan Long Zhai Tian di Pan Long Shan, karena mereka bertiga saling mengagumi kehebatan ilmu pedang masing-masing, maka merekapun menjadi sahabat, sejak itu mereka tinggal di Huai Bei dan tidak pernah kembali ke kampung halaman mereka lagi. Merekapun menjadi pesilat ternama di Huai Bei. Mereka sudah beberapa kali menyumbangkan tenaga pada saat rakyat Huai Bei bertempur dengan tentara Jin. Bao Xian Ding melihat ke arah matahari yang akan terbit, pelan- pelan dia berkata, "Walaupun hari ini matahari terlambat terbit, tapi matahari akan tetap terbit bukan, apakah perkataanku benar?" Matahari sudah terbit, matahari pagi menyinari langit, sehingga langit menjadi kemerahan, membawa kehangatan di hati setiap manusia. Seekor kuda berlari dengan cepat, dan membawa angin kencang. Fang Zhen Mei yang mengenakan baju berwarna putih memasuki kota Xia Guan. Di kota Xia Guan, keluarga Bao sudah tidak asing lagi baginya. Fang Zhen Mei tergesa-gesa memasuki kota bagian barat, setelah berjalan kurang lebih 3 kilometer, dia tiba di rumah. Bao Xian Ding dan matahari baru saja terbit. Sewaktu Fang Zhen Mei turun dari kudanya dan ingin mengetuk pintu, tiba-tiba dari sebuah gang muncul 4 ekor kuda dan 5 orang. Kuda itu berlari dengan sangat kencang. Mereka menuju jalanan kota. Fang Zhen Mei melihat mereka sebentar. Karena melihat sebentar inilah maka terjadi perubahan besar. Karena Fang Zhen Mei melihat seseorang yang membuatnya merasa curiga. Fang Zhen Mei segera naik kudanya lagi dan menguntit mereka dari belakang. Empat ekor kuda ditunggangi oleh 4 orang laki-laki berbadan tegap. Pinggang mereka terselip pedang. Untuk daerah Huai Bei, pemandangan seperti ini sudah tidak asing karena daerah Huai Bei adalah tempat di mana banyak harimau dan naga bersembunyi. Yang membuat Fang Zhen Mei merasa aneh adalah salah satu dari kuda-kuda itu, selain di belakang penumpang duduk seorang lagi, dan dia adalah seorang perempuan. Perempuan itu tak lain adalah gadis penjual bungaXiao Shi Mei. Mata Fang Zhen Mei sangat jeli. Begitu melihat gadis itu, dia sudah mengenalinya. Hari masih begitu pagi, tapi mereka sudah terburu-buru pergi dan kuda berlari sangat kencang. Kelima orang itu pasti mempunyai kepentingan mendesak. Mereka adalah kelompok Qing Yan Zi, dan pasti ada hubungannya dengan Pangeran Jin. Fang Zhen Mei sudah mengambil keputusan untuk mencari tahu, setelah itu baru bertemu dengan Long Zhai Tian dan teman-teman. Mungkin dengan cara seperti ini mereka masih mempunyai kesempatan untuk menang karena sudah mengetahui gerakan musuh sebelumnya. Karena itu Fang Zhen Mei mengambil keputusan untuk menguntit mereka! Karena Fang Zhen Mei menguntit mereka, akhirnya dia jadi bisa mengetahui rencana besar dan jahat dari orang-orang Jin! 0-0-0 Sewaktu Fang Zhen Mei memutar kudanya untuk menguntit mereka, pintu keluar rumah Bao Xian Ding terbuka. Dari dalam muncul seorang pak tua dan seorang pemuda. Mereka sedang bercakap-cakap. Yang tua berkata, "Mengapa Fang Zhen Mei belum datang juga? Dia jadi tidak bisa melihat keramaian yang akan terj adi siang ini." Yang muda berkata, "Aku mempunyai sebuah ide." Yang tua berkata, "Coba katakan!" Yang muda menjawab, "Pada pertarungan kemarin, Pak Long Zhai Tian sepertinya terluka parah. Aku rasa pertarungan sekarang tetap akan dimenangkan oleh Pangeran Jin." Yang tua berkata, "Kau mempunyai ide busuk apa?" Yang muda menjawab, "Kita diam-diam memancing anak buahnya yang berjumlah 6 orang, yang penampilan mereka tidak seperti, manusia juga tidak seperti setan itu, keluar dan membunuh mereka sekaligus. Kita lihat apakah siang ini Jin Zhen Ying akan bertarung sendiri!" Yang tua meloncat-loncat senang dan berteriak, "Hore, hore, itu sangat baik! Walaupun kita tidak tidak sanggup melawan Jin Zhen Ying, tapi memangkas beberapa orang anak buahnya yang aneh tidak begitu sulit." Yang muda berkata, "Benar-benar sangat mudah bukan?" Yang tua dengan senang berkata, "Ayo kita berangkat sekarang!" Kemudian yang tua dan yang muda ini dengan semangat melangkah keluar. Mereka pergi mencari Xia Hou Liu, Ge La Tu, Wan Yan Zhu, dan Xi Wu Hou dengan tujuan ingin bertarung dengan mereka mereka ini tidak lain adalah si pemberani Wo Shi Shui dan pak tua yang naif, Tai Hu Shen Diao Shen Tai Gong 0-0-0 —Kemanakah mereka mencari Jin Zhen Ying? Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tidak mempunyai ide ke mana mereka bisa mencari orang-orang itu. Saat itu di kediaman keluarga Bao, di sisi sebuah pintu, ada seseorang yang mengenakan baju berwarna hitam. Dia tampak sedang menguap dan meluruskan pinggangnya. Di pinggangnya terselip dua tusukan yang biasa dipergunakan di dalam air. dia berjalan keluar dengan pelan. Melihat penampilannya, semua orang pasti tahu siapa dia. Di bidang perairan orang yang terkenal adalah Qi Hai Long Wang (Raja naga laut), Shi Jing Tang, dan Shen Tai Gong, mereka adalah 3 terbaik. Lainnya Qian Tang Jiao Long (Naga sungai Qian Tang), Shi Shao Guang juga sangat terkenal. Keponakan Shi Jing Tang sangat terkenal di Huai He. She Jin Tang dan Shi Jin Tang mempunyai cara baca yang sama tapi berbeda marga. Tapi Qi Hai Long Wang Shi Jin Tang mempunyai ilmu silat sangat tinggi dan mempunyai banyak anak buah. Sampai-sampai Shen Tai Gong juga rada segan padanya, sedangkan Shi Jin Tang Ba Hai Shuang Jue adalah junior Shen Tai Gong. Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang, arti Ba Hai sebenarnya adalah Hai Ba (perompak). Di lautan dia sering melakukan bisnis tidak jelas. Yang dimaksud dengan Shuang Jue adalah dua buah senjata yang berbentuk tusukan (seperti tusuk sate) yang biasa dipergunakan di air. Sebenarnya Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sudah pernah bertemu dengan orang itu. Kemarin di ruang tamu, di bawah terangnya cahaya lilin, Long Zhai Tian, Bao Xian Ding dan para pendekar Huai Bai berkumpul, mereka membahas orang-orang Jin. Di antara orang-orang persilatan itu, kecuali Long Zhai Tian, Xin Wu Er, Bao Xian Ding, Ning Zhi Qiu, Wo Shi Shui, dan Shen Tai Gong, masih ada 4 orang lainnya. —Yang satu adalah biksu, yang satu adalah pendeta. Mereka tidak lain adalah Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong. Masih ada 2 orang lainnya. Yang satu dijuluki Harimau Batu, Luo Tong Bai. Senjata yang dipergunakan Luo Tong Bai adalah batu, maka diapun disebut sebagai harimau batu. Yang satu lagi adalah Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang. Begitu Shi Jin Tang keluar dari pintu, dia melihat Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui dia seperti sangat terkejut melihatnya, karena terdengar kata-kata yang pertama di ucapkan, "Lebih baik kita bunuh dulu kaki tangan Pangeran Jin!" 0-0-0 Shen Tai Gong terpaku dan berkata, "Mengapa kau tahu kalau kita akan pergi untuk membunuh mereka?" Shi Jin Tang sangat senang dan meloncat, "Ayo! Ternyata kalian juga ingin membunuh mereka dulu!" "Apakah kau tahu mereka ada di mana?" tanya Wo Shi Shui. Shi Jing Tang melihat ke kiri dan ke kanan, lalu pelan-pelan berkata, "Aku tahu. Kemarin Pejabat Ning menyuruhku menguntit mereka dan mereka ada di kota, di penginapan Feng Die di jalan Pu Xin. Di luar atau di dalam penginapan banyak mata-mata mereka yang berjaga." "Maksudnya adalah kita akan membunuh terlebih dulu anak buah Pangeran Jin yang lihai. Biar pada saat pertarungan siang nanti, dia kehilangan wibawanya, ilmu silatnya memang sangat tinggi, tapi kita tidak takut kepadanya, kita hanya tidak mau mengganggunya dulu," kata Shen Tai Gong. Shi Jin Tang tampak berpikir sebentar kemudian berkata, "Aku mempunyai cara memancing Xia Hou Lie dan Ge La Tu keluar, tapi tidak akan sampai membuat Jin Zhen Ying mengetahuinya." Dengan senang Shen Tai Gong berkata, "Dua orang itu adalah orang harus lebih dulu disingkirkan." "Dengan cara apa akau akan melakukannya? Coba jelaskan!" Kata Wo Shi Shui. "Pangeran Jin ini jarang mau dekat-dekat dengan perempuan, tapi anak buahnya Xia Hou Lie dan Ge La Tu karena mempunyai kedudukan dan posisi yang sama, mereka sering mencoba merebut perhatian pelacur terkenal di Feng Die Lou yang bernama Li Chun. Mereka sangat menyukai gadis ini dan berharap bisa mendapatkannya." "Oh ya? Mengapa kau bisa mengetahuinya begitu jelas?" tanya Wo Shi Shui. Dengan malu-malu Shi Jin Tang berkata, "Bos penginapan Feng Die Lou adalah temanku. Mereka sering berbisnis dan menggunakan jasa jalan air. Walaupun jumlah mereka sangat banyak, tapi mereka tetap harus melaluiku." Wo Shi Shui mendengarkan hal ini, dia tidak suka tapi Shen Tai Gong tidak mempermasalahkannya. Dia bertanya, "Apakah Li Chun bisa dipercaya?" Shi Jin Tang tertawa kecut, "Li Chun adalah pelacur terkenal di Feng Die Lou. Orang biasa jika ingin bertemu dengannya juga sangat sulit. Dia juga bermarga Shi" Wajah Shi Jing Tang terlihat malu. Dia berkata lagi, "Li Chun adalah adik sepupuku." 0-0-0 BAB 10 Pertarungan di sisi sungai Huai Di sisi Huai He, dijalan Susu Kedelai. Jalan Susu Kedelai, jalan ini sangat terkenal di daerah Huai He. Jalan ini berhadapan dengan Huai He. Air sungai tampak terus mengalir, angin berhembus sepoi-sepoi. Walaupun siang tapi di sana tetap merasa sejuk. Jalan ini sangat panjang. Di kedua sisi jalan banyak pedagang kecil, makanan yang mereka jual terbuat dari kacang kedelai, misalnya seperti susu kedelai, otak tahu (kembang tahu), dan lainnya. Semua makanan itu terbuat dari tahu saja, jenisnya berpuluh macam. Cara membuatnyapun berbeda-beda. Rasa tahu yang paling menusuk hidung adalah Chou Tao Fu (tahu bau). Makanan yang paling terkenal dijalan ini adalah susu kedelainya. Susu kedelai juga ada berbagai macam jenis, ada susu kedelai manis, asin, dan ada juga yang dicampur kacang, dan lainnya. Orang yang merasa lelah sehabis bekerja, bisa pergi ke sana lalu duduk di sebuah kursi panjang sambil menikmati segelas susu kedelai yang dicampur dengan gula batu. Rasanya benar-benar membuat penasaran Karena itu banyak orang yang senang kesana. Sekarang saat pergi ke ladang sudah berlalu. Jam istirahat siang belum tiba. Saat ini adalah saat yang paling sepi. Masing-masing pedagang tampak membuka baju atas mereka, lalu duduk sambil mengangkat kaki dan mengobrol.... 0-0-0 Waktu itu muncul 3 orang di jalan Susu Kedelai. Mereka tampak sangat bersemangat. Pedagang-pedagang kecil di sana segera tersenyum dan berkata, "Tuan, mari duduklah di sini...." "Tuan mari ke sini minum susu kedelai..." "Wah! Tiga orang tuan besar, kue kami yang paling enak...." Ketiga orang ini, yang satu rambut sudah putih, yang satu setengah baya, dan sedangkan yang satunya lagi tampak masih muda. Persamaan mereka adalah mereka berjalan sangat cepat. Kedua mata mereka kelihatan bercahaya. Laki-laki setengah baya itu berjalan menunju salah satu warung yang bernama 'susu kedelai marga Chen kurang telinga' dan berkata, "warung ini kelihatannya lumayan. Aku pernah makan di sini." Mereka pun segera berjalan ke sana. Ternyata bos toko itu memang tidak memiliki sebelah telinga. Begitu melihat ada tamu yang datang dengan senang mereka melayani. Mereka bertiga memesan susu kedelai, masing-masing satu porsi, ditambah memesan sepiring kacang goreng dan susu kedelai rasa pedas. Kemudian mereka menikmatinya dengan diam. 0-0-0 Kira-kira setengah jam kemudian, dijalan Susu Kedelai tampak ada 3 orang lagi. Tiga orang dengan penampilan sangat mencolok. Yang kiri adalah orang Qi Dan, dia memakai topi. Yang berada di sebelah kanan adalah seorang La Ma dengan mata besar dan bulat. Sedangkan yang berada di tengah adalah seorang gadis cantik mengenakan baju merah. Mereka bertiga berjalan sambil bertengkar. Para pedagang di sana karena selalu dicelakakan oleh tentara Jin, begitu melihat mereka datang semua terdiam. Sepertinya gadis itu merasa lelah karena mereka selalu ribut. Biksu La Ma dan orang Qi Dan itu baru saja akan mencari tempat untuk duduk. Gadis itu bersikeras ingin masuk ke toko 'kacang goreng bapak leher besar' untuk membeli kacang. Terpaksa kedua laki-laki temannya mengikuti dan mereka masih saja terus bertengkar. 'Toko bapak leher besar' tepat berada di sebelah 'toko Chen yang telinganya kurang'. Karena biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu terus bertengkar, mereka tidak melihat di sebelah toko itu ada soerang pak tua, seorang pemuda, dan seorang laki-laki setengah baya yang sedang duduk di sana. sebaliknya ketiga orang itu melihat mereka bertiga dengan melotot. —Yang tua itu tidak lain adalah Tai Hu Shen Diao, Shen Tai Gong. —Yang setengah baya adalah Ba Hai Shuang Jue Shi Jin Tang. —Yang muda adalah Pendekar Wo Shi Shui 0-0-0 Diam-diam Shi Jin Tang berkata, "Apakah kita langsung saja menyerang mereka dan membunuh salah satu dari mereka terlebih daulu?" Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang. Tiba-tiba Wo Shi Shui menggebrak meja dan membentak, "Hei! Kaki tanganku masih ada, kami tidak mau secara diam-diam menyerang. Biarlah mati, matinyapun harus jelas!" Biksu La Ma, orang Qi Dan, dan pelacur itu bersama-sama membalikkan kepala untuk melihat. Mereka benar-benar terkejut. —Biksu itu adalah Budha hidup Ge LaTu. —Orang Qi Dan itu adalah Xia Hou Lie. —Perempuan itu pasti sepupu Shi Jin Tang, ShiLiChun. 0-0-0 Kedua mata besar Ge La Tu melotot dan membentak, "Baiklah penjahat kecil, kau sendiri yang mengantarkan kematian!" Shen Tai Gong ikut tertawa dan berkata, "Yang pasti kami baik- baik saja, hanya saja sekarang gigimu kelihatan berkurang satu, dan kau tampak jelek! Kemarilah! Aku akan mencabut sebuah lagi. Biasanya apapun yang baik harus sepasang, itu akan membuatmu lebih sukses." "Apa kalian menguntit kami?" tanya Xia Hou Lie dengan marah. Tiba-tiba Shi Li Chun meloncat. Baju merahnya berkibar. Dia berdiri di antara Shi Jin Tang dan Wo Shi Shui, dan berkata, "Akulah yang berjanji dengan mereka." "apa kau kira wanita dari negara Song bisa kalian hina seenaknya?" tanya Wo Shi Shui. Ge La Tu menunjuk Li Chun dengan marah, "Kau, kau.. .kau...." Shen Tai Gong tertawa, "Kau apa? Ayo, kita berkelahi sekarang!" Dia terbang masuk ke dalam toko 'bapak leher besar'. Tamu di kedua toko itu, yaitu di toko 'Bapak Chen yang kurang telinga' dan toko 'bapak leher besar', melihat situasi seperti ini, mereka langsung ketakutan, pedagang lainnya ada yang datang ke sana untuk melihat keramaian. Ada pula yang berbisik-bisik. Air Huai He masih terus mengalir, pertarungan yang akan terjadi sebentar lagi, seperti tidak menjadi perhatian sama sekali ataukah apalah memang takdir seperti itu, jadi tidak perlu memperhatikannya. 0-0-0 Sewaktu Shen Tai Gong melayang ke sebelah toko, waktu itu juga Xia Hou Lie melompat ke depan Wo Shi Shui, Bentakan dari Wo Shi Shui terdengar, "Serang!" Baru saja dia akan menyarangkan kepalannya, sepasang tusukan E Mei melayang, Shi Jin Tang pun ikut melompat keluar. Wo Shi Shui mengerutkan alisnya, kalau kepalannya dilancarkan, kepala Shi Jin Tang pasti akan hancur. Wo Shi Shui terpaksa menarik kembali kepalannya, tiba-tiba tusukan Shi Jin Tang berganti arah! Yang satu menusuk ke tenggorokan Wo Shi Shui sedangkan yang lain menusuk ke perut Wo Shi Shui, tusukan yang bergerak keatas dan kebawah dilakukan dengan cepat, semua jurus yang dikeluarkan adalah jurus yang mematikan! Sambil mundur Wo Shi Shui membentak, kedua tangannya diulurkan mencengkram tusukan dari tangan Shi Jin Tang. Pada saat dia mencengkram tusukan itu, dia merasakan di belakangnya ada angin yang mendatanginya, ternyata pisau Shi Li Chun sudah dilancarkan menusuk pinggang Wo Shi Shui. Wo Shi Shui membentak lalu melayang ke atas, tapi dia merasa pundaknya dingin perih, ternyata pisau Shi Li Chun berhasil melukainya! Ketika dia berada di atas, saat itu dia mendengar angin kencang yang dibawa senjata rahasia sedang menuju ke arahnya. Dengan kecepatan tinggi dia segera mendarat, semua senjata rahasia itu beterbangan melewati kepalanya, tapi pada saat dia turun, kepalan Xia Hou Lie memukul dadanya. Wo Shi Shui berteriak, tampak darah bermuncratan, kali ini Xia Hou Lie sudah ada persiapan, setelah mengenai sasaran dia langsung keluar dari toko kecil itu. Pada saat itu atap toko kecil telah runtuh, hal ini disebabkan oleh bentakan Wo Shi Shui yang membuat atap toko kecil yang terbuat dari bambu itu hancur. Shi Jin Tang, Shi Li Chun, dan si marga Chen yang telinganya tidak ada satu, masih terus menyerangnya, tapi begitu melihat ke arah atap yang runtuh, mereka segera meloncat keluar! Wo Shi Shui pun ikut keluar dari sana. Di depannya tampakXia Hou Lie. Karena jarak di antara mereka terhalang reruntuhan rumah, maka Xia Hou Lie tidak bisa langsung menyerang Wo Shi Shui. Mungkin Xia Hou Lie merasa tidak perlu menyerang lagi, saat itu punggung Shen Tai Gong sudah bersentuhan dengan Wo Shi Shui, sehingga posisi mereka saat itu saling memunggungi. Ternyata pada saat Shen Tai Gong melayang tadi, dia berada di hadapan Ge La Tu, tapi begitu dia akan menyerang Ge La Tu dengan kail dan keranjang ikannya, tiba-tiba dari belakang ada yang menahan kedua senjatanya dan memeluk dirinya dengan erat. Shen Tai Gong bukan orang bodoh, dia segera teringat sesuatu, yang berada di belakangnya hanya ada satu orang, dia tidak lain adalah bos toko kacang goreng, yaitu pak leher besar. Di dunia persilatan daerah Huai Bei, yang mempunyai tenaga sebesar ini dan bisa membuat Shen Tai Gong dipeluk hingga tidak berdaya hanya ada satu orang, dan orang itu dijuluki Gorila Tangan Besi, atau nama aslinya adalah Tie Bi Yuan, Cheng Qian Jin. Shen Tai Gong tidak bisa terlepas dari pelukan itu, dan diapun tidak dapat menghindar, dia memutuskan untuk menelungkup. Begitu dia menelungkup, dia bisa membanting Cheng Qian Jin. Cheng Qian Jin memiliki tenaga besar, dia terus memeluk Shen Tai Gong, dia tidak bisa dibanting, dia malah terus menempel di punggung Shen Tai Gong. dalam posisi seperti itu, biji tasbih kayu yang dilepaskan Ge La Tu sebuah menancap di batok kepala dan sebuah lagi menancap di punggung Cheng Qian Jin, dia berteriak dan tidak tahu apa yang telah terjadi, tahu-tahu sudah bertemu dengan dewa kematian. Karena Cheng Qian Jin sudah tidak bernafas maka Shen Tai Gong pun segera membantingnya supaya bisa terlepas dari pelukan Cheng Qian Jin. Baru saja dia membanting, terdengar Ge La Tu membentak, 3 butir biji tasbih sudah menyerang dari 3 arah, suara' dengungan itu secepat kilat sampai di depan Sheh Tai Gong. Shen Tai Gong mencoba menghindar, tiba-tiba dia teringat bahwa dibelakangnya banyak orang yang sedang menonton keramaian, Ge La Tu berada di hadapannya dan di belakang Ge La Tu adalah tanah tinggi, kalau dia menghindari 3 butir biji tasbih itu pasti akan mengenai penonton yang sedang menyaksikan pertarungan ini. Pikiran Shen Tai Gong bergerak secepat kilat, biji tasbih itu dengan cepat sampai di depannya, tangan kanan dan kirinya berusaha menahan sebutir biji tasbih dan berhasil memukul satu butir, sedangkan yang satu butir lagi masuk ke dalam tulang rusuk Shen Tai Gong. Biji tasbih itu kalau dilihat hanya seperti butiran biasa, tapi biji itu bisa membuat tulang rusuknya patah! Kalau bukan karena tenaga dalam Shen Tai Gong yang kuat, biji tasbih itu pasti sudah menembus tubuhnya. Sekarang para pedagang kecil di sana baru tahu, orang-orang di sana bertarung mati-matian, karena takut terlibat masalah maka merekapun membubarkan diri. Karena tulang rusuk Shen Tai Gong patah, dengan cepat dia mundur, dia saling membelakangi dengan Wo Shi Shui yang saat itu masih bertahan. 0-0-0 Begitu Shen Tai Gong dekat dengan Wo Shi Shui, mereka sempat mengatakan beberapa kalimat. "Apakah kau terluka?" tanya Shen TaiGong. "Kau juga?" tanya Wo Shi Shui. "Kau tampak lebih kuat," kata Shen Tai Gong. "Sepertinya aku sudah tidak bisa bertalian lagi," kata Wo Shi Shui. "Kita harus melarikan diri dari sini," ucap Shen Tai Gong. Wo Shi Shui mengangguk tapi tidak bicara. Karena mereka berbicara dengan cepat dan volume suara sangat kecil, Xia Hou Lie dan Ge La Tu tidak bisa mendengar dengan jelas isi pembicaraan mereka. Ge La Tu, Xia Hou Lie, Shi Jin Tang, Shi Li Chun, Chen tidak bertelinga, kecuali Cheng Qian Jin yang sudah mati, mereka tertawa terbahak-bahak. Kalau saja saat itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak terluka, bertarung satu lawan satu, Wo Shi Shui masih bisa unggul sedikit dari Xia Hovi Lie. Dengan akalnya Shen Tai Gong bisa sedikit unggul dari Ge La Tu. Tapi sekarang mereka sudah terluka dan luka mereka bukan luka ringan. Apalagi di sana ada Shi Jin Tang dan Shi Li Chun, karena itu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong seperti binatang yang sudah terjebak. Xia Hou Lie, Ge La Tu, Shi Li Chun, Chen yang tidak bertelinga, mengepung Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Di belakang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong adalah sungai Huai He, mereka tidak bisa melarikan diri lagi. Xia Hou Lie dan Ge La Tu seperti sedang menangkap kura-kura yang sudah terjebak di dalam gentong, apalagi orang yang lebih lihai akan datang. 0-0-0 Dari pinggir sungai tiba-tiba muncul seseorang, begitu orang itu muncul semua langsung terdiam. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong berdiri berjejer, begitu melihat ada yang muncul, mata mereka mengecil. Orang itu tidak lain adalah Jin Zhen Ying. 0-0-0 Dengan marah Wo Shi Shui melihat Jin Zhen Ying. Begitu Pangeran Jin muncul, dia tampak sangat senang dan tertawa, "Itu yang dinamakan senjata makan tuan, jangan salahkan orang lain." Shen Tai Gong tertawa dingin, "Dari Zhong Yuan, murid perempuan Xian Shui Qing, dijuluki si cabe merah, Qiao Li Hua. Ilmu silatnya tidak berada di bawahmu, dia tidak malu mengakui sebagai adik sepupumu?" Dengan genit Shi Li Chun tertawa, "Benar-benar pintar, demi negara Jin, aku Qiao Li Hua untuk sementara memalsukan identitas, tidak apa-apa bukan?" "Apakah Chen tidak bertelinga adalah Fei Biao Chen Leng?" tanya Wo Shi Shui. "Benar!" jawan Chen Leng. Fei Biao Chen Leng (biao terbang) adalah perampok terkenal, walaupun namanya tidak sebesar Bai Hai Shuang Jue, Shi Jin Tang dan La Jiao Hong (cabe merah), Qiao Li Hua. Tapi di dunia hitam, kejahatan yang dilakukannya tidak lebih sedikit dari Shi Jin Tang. "Ada yang tidak kumengerti," kata Shen Tai Gong sambil melihat ke arah Pangeran Jin. "Aku akan memberi kesempatan kepadamu untuk pertanyaan terakhir," kata Pangeran Jin dengan dingin. "Mengapa ayah Xia Hou Lie adalah cucu kakek ayahnya, dan ayah Xia Hou Lie adalah adik ayah Fang Zhen Mei juga cucunya?" pertanyaan itu beruntun dilontarkan dan sangat cepat diucapkan, serta tidak ada spasi. Diawali dengan nama Xia Hou Lie, diakhiri dengan nama Fang Zhen Mei, semua menjadi bengong, tiba-tiba Shen Tai Gong berteriak dan membalikkan tubuh, bersama-sama dengan Wo Shi Shui mereka secepat kilat melarikan diri. Walaupun dia adalah seorang Jin Zhen Ying, pertanyaan Shen Tai Gong tetap membuatnya bengong. Pertarungan pesilat tangguh walaupun hanya dilakukan dalam sekejap, dia tetap sanggup bertahan tidak akan terjadi sesuatu! Tapi Shen Tai Gong tidak menyerangnya, dia malah melarikan diri! Larinya bukan lari biasa, cara lari mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh. Mereka bergerak turun dan naik beberapa kali, dengan cepat mereka sudah berlari puluhan meter jauhnya. Begitu Jin Zhen Ying tersadar, semua sudah terlambat, menurut perkiraan Jin Zhen Ying, karena di belakang Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong adalah sungai, maka mereka tidak bisa melarikan diri. Sekarang dia sadar kalau Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui menggunakan jalan darat untuk kabur. Dengan cepat Pangeran Jin mengejar mereka. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri, Pangeran Jin hanya bisa terpaku mereka sudah lari mendekati sisi sungai, sekarang Pangeran Jin berada di depan mereka! Xia Hou Lie lebih cepat bereaksi, diapun ikut mengejar. Setelah itu baru Shi Jin Tang dan Qiao Li Hua, disusul dengan Chen Leng. Begitu Pangeran Jin mendekat, dia melebarkan kesepuluh jarinya dan siap menusuk. Dia siap menusuk punggung Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui yang sedang berlari di depannya. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tidak berani berbalik untuk melihat, mereka dengan sekuat tenaga terus berlari. Karena begitu mereka berbalik, maka tidak akan ada kesempatan untuk lari lagi. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui berlari dengan sekuat tenaga, tapi jari tangan Pangeran Jin hampir mengenai baju belakang mereka. Jaraknya begitu tipis, Pangeran Jin hanya tinggal mencengkram baju mereka. Wajah Pangeran Jin tampak serius, dia menarik nafas dalam- dalam, tubuhnya bergerak mendekat, kedua tangannya dijulurkan. Sekalipun mereka membalikkan tubuh dan bertarung, mereka tetap akan mati di tangan Pangeran Jin. Tapi seteliti apapun menghitung, tetap akan meleset sedikit---- Mereka sudah berada di sisi sungai. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong tiba-tiba menghilang. Jari tangan Pangeran Jin hanya mencengkram tempat kosong, diapun berhenti, ternyata Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sudah terjun ke dalam sungai. Kedalaman air adalah 5-6 meter, begitu mereka terjun ke sungai, percikan air mengenai Pangeran Jin sehingga membuatnya mundur. Saat itu Xia Hou Lie sudah sampai di sana. Dia tidak bisa berenang terpaksa dia hanya bisa melihat ke arah sungai. Terdengar suara BYUR, seseorang seperti burung masuk ke dalam air. Dia tak lain adalah Ba Hai Shuang Hue, Shi Jin Tang. Qiao Li Hua dan Chen Leng juga sudah sampai di sana. Mereka juga tidak bisa berenang, maka mereka tidak berani terjun ke dalam air. Wajah Jin Zhen Ying tampak sangat marah, dia melihat ke arah sungai, sebentar kemudian berkata, 'Tidak apa-apa, mereka sudah terluka, nanti bertarung juga tidak akan ada gunanya, mereka tetap akan mati." Xia Hou Lie melihat ke arah sungai dan berkata, "Menurut Tuan, apakah Shi Jin Tang bisa menang dari Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong yang sudah terluka?" Pangeran menggelengkan kepala, dia tidak ingin berkomentar, tiba-tiba Ge La Tu berteriak, "Aha!" Dia seperti mengerti sesuatu, dengan senang dia berlari ke arah mereka dan berkata, "Aku sudah mengerti maksud pak tua itu, katanya ayah Xia Hou Lie, ayah Pangeran Xia Hou Lie juga putra Fang Zhen Mei—Ah! Salah, salah, ayah Pangeran mana mungkin adalah Xia Hou Lie? Mengapa Fang Zhen Mei adalah----" Dia terus bicara sendiri, tiba-tiba dia melihat wajah Pangeran Jin yang sudah marah, dia baru ingat kalau kata-katanya tidak berarti dan dengan cepat dia berlutut. 0-0-0 BAB 11 Pertarungan di dalam air Perasaan dingin menusuk telinganya, lalu masuk ke dalam mulut dan hidung Wo Shi Shui, lukanya terasa sakit. Rasa sakit membuatnya tidak bisa bertahan. Tapi Wo Shi Shui berusaha menahan sakitnya. Di kalangan persilatan, baik itu musuh atau teman, bila mereka mendengar nama Wo Shi Shui, mereka pasti akan mengangkat jempol dan mengatakan, "Dia adalah laki-laki sejati." Nama besar ini tidak didapatkan dengan mudah. Tubuhnya terluka, membuatnya merasa sakit, tapi tidak membuat Wo Shi Shui patah semangat, luka seperti ini masih bisa ditahan, tapi teknik berenangnya sangat buruk. Sebaliknya dengan teknik silat yang dia kuasai. Shen Tai Gong berusaha mendukungnya di dalam air. Wo Shi Shui menahan nafas, Shen Tai Gong mendorongnya maju. Di dalam air—karena sekarang mereka masih berada di dalam jangkauan Pangeran Jin, kalau Wo Shi Shui menjulurkan kepalanya ke atas air, dia pasti akan mati. Katanya kalau sepasang tangan Shen Tai Gong diikat, dia masih bisa menyeberangi sungai YangZi. Karena itu dia menggunakan sebelah tangannya memapah Wo Shi Shui, itu tidak menjadi masalah bagi Shen Tai Gong. Tapi tiba-tiba terdengar suara BYUR, kemudian turunlah seseorang, gelembung udara tidak terlihat. Orang itu menyelam di belakang Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong segera tersadar, orang yang datang adalah Ba Hai Shuang Jue, Shi Jin Tang. Begitu Shi Jin Tang masuk ke dalam air, tusukannya sudah dipegang dengan erat. Tangan kanan Shen Tai Gong memegang kail ikannya, tapi dia tidak berusaha menyerang Shi Jin Tang. — Shen Tai Gong bukan takut kepada tusukan air milik Shi Jin Tang. — Karena dia tahu meski tusukan itu dibuang, ingin melukainya juga pasti sulit. Dia takut malah akan melukai Wo Shi Shui, Shen Tai Gong sangat mengerti kalau teknik berenang Wo Shi Shui sangat buruk. Dan Shen Tai Gong tidak sanggup membunuh Shi Jin Tang di dalam air. Karena itu dia hanya menunggu kesempatan datang. Ikan-ikan yang sedang berenang, tampak ada yang berduri, bermacam-macam ikan keluar dari keranjang ikan milik Shen Tai Gong, ikan-ikan itu sepertinya senang dengan dunia di dalam air. 0-0-0 Wo Shi Shui tidak berani bergerak, karena dia takut memecah konsentrasi Shen Tai Gong. Dia sadar bertarung di dalam air lebih menakutkan daripada di daratan, setiap waktu yang berlalu di dalam air menyangkut hidup dan matinya. Tapi pengetahuannya tentang teknik berenang sangat buruk, dan dia hampir tidak tahan lagi. Dalam hati dia bersumpah, lain kali dia harus belajar berenang. Sebenarnya dia sudah beberapa kali bersumpah ingin belajar berenang. Tapi pada akhirnya dia malah lupa terus. Sekarang dia sudah tidak tahan, dia berpikir ingin keluar ke permukaan air, walaupun resikonya dia akan dipukul oleh Shi Jin Tang dan ditukar dengan darahnya. Sebenarnya begitu masuk ke dalam air, Shi Jin Tang sudah merasa menyesal dan jantungnya terus berdebar-debar. Karena tidak ada lagi orang yang masuk ke dalam air. Dia baru ingat kalau mereka tidak bisa berenang. Dia memarahi dirinya sendiri karena selalu ingin menang dan dia malah melupakan terus hal ini. Tapi Shen Tai Gong sudah melihat kalau dia akan menyerah dan ingin berenang ke atas permukaan air. Kalau dia naik keatas bagian kakinya tidak terlindungi dan dia akan diserang oleh Shen Tai Gong. Dia sudah malang melintang selama puluhan tahun di air, dia sangat mengerti hal ini. Karena itu dia lebih memilih untuk bertarung. Dia tidak takut kepada Wo Shi Shui, karena dia melihat Wo Shi Shui sudah tidak bisa bertahan saat itu. Di dalam air manusia tidak bisa bernafas, percuma saja mempunyai ilmu silat tinggi. Yang dia takutkan adalah Shen Tai Gong. Dia juga tahu kalau Shen Tai Gong terus mendukung Wo Shi Shui di dalam air. Dia menganggap kalau dia sudah tahu kekurangan Shen Tai Gong. Berarti hidup dan mati Shen Tai Gong ada di tangannya. Sekarang dia menjadi percaya diri. Pangeran Jin pasti akan memujinya dan dia akan dipercaya, mengingat hal ini dia segera ingin mencoba. Tapi tiba-tiba kaki kanannya terasa sakit, rasa sakit itu menusuk hingga ke jantungnya. Begitu dia melihat ke bawah ternyata ada seekor ikan berwarna abu dengan duri yang panjang, mulutnya berbentuk seperti pedang, dan terus menusuk kaki kanannya. Shi Jin Tang berteriak, begitu membuka mulut air segera masuk ke dalam mulutnya, tapi dia tidak bisa bersuara. Terlihat ada benang putih yang melilit lehernya, kemudian benang itu ditarik. Mulut Shi Jin Tang terbuka seperti seekor ikan yang menggelepar kekurangan air, perbedaannya adalah ikan akan membuka mulut karena kekurangan air. Tapi Shi Jin Tang malah kemasukan banyak air ke dalam mulutnya. Shi Jin Tang memberontak, kakinya terus menendang, tapi itu hanya berlangsung sebentar, setelah itu dia tidak bergerak lagi. Shen Tai Gong menarik kembali kail ikannya, ikan abu bermulut pedang itupun pelan-pelan masuk kembali ke dalam keranjang ikan Shen Tai Gong. Pantas orang-orang mengatakan kalau teknik berenang Shen Tai Gong sangat hebat, dia termasuk tiga orang terhebat di dunia persilatan, ternyata Shen Tai Gong memiliki ikan-ikan yang aneh. Tapi begitu dia membuka mulut, air masuk ke dalam mulutnya--- 0-0-0 Fang Zhen Mei mengejar keempat orang yang menunggang kuda itu, hanya dalam waktu singkat mereka sudah tiba di luar kota, karena hari masih pagi, jalanan tampak sepi, maka mereka bisa memacu kudanya dengan cepat. Kelihatannya ilmu silat kelima orang itu lumayan tinggi. Mungkin karena mereka sedang terburu-buru, atau bisa jadi karena suara derap langkah kuda yang keras, mereka tidak memperhatikan kalau di belakang mereka ada Fang Zhen Mei yang menguntit. Mereka terus memacu kudanya keluar kota, mereka menuju kota Cai Shi, Fang Zhen Mei merasa aneh. Hari sudah terang, karena masih terus menguntit sekarang dia merasa kesulitan karena hari terang. Karena itu dia meloncat dari kudanya dan mendarat di kuda orang yang dikuntitnya. Karena ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei sangat tinggi, tubuhnya terbang seperti seekor burung walet. Setelah mendarat di atas kuda penunggang keempat, orang itu masih belum menyadarinya, Fang Zhen Mei terus menahan nafas untuk melihat keadaan selanjutnya. Kira-kira setengah jam sudah berlalu. Fang Zhen Mei khawatir pada Long Zhai Tian yang akan bertarung di kota Xia Guan. Baru saja dia ingin mencari pemecahan, tiba-tiba penunggang kuda pertama berkata, "Kali ini kita terburu-buru pergi ke sana, apakah Kakak tertua sudah bertarung dengan marga Yu itu?" Xiao Shi Mei yang berada di belakangnya berkata, "Kakak kelima, tempat di mana kedua belah pihak akan bertempur sebentar lagi akan tampak. Dengan cara seperti itu kita bisa menipu Jenderal Yu, tapi bukankah perbuatan itu tidak pantas...." Hati Fang Zhen Mei bergetar, terdengar Wu Shi Xiong membentak, "Xiao Shi Mei, jangan berkata seperti itu, kalau sampai terdengar oleh Da Shi Xiong kita akan celaka." Penunggang kuda kedua berkata, "Wu Shi Xiong, jangan begitu, kita 8 bersaudara, kecuali Xiao Shi Mei yang paling disayang, Jenderal Besar juga sayang kepada Da Shi Xiong, kita begitu takut kepada Da Shi Xiong. Sampai-sampai di belakangnya kita juga tidak berani membicarakan Da ShiXiong, benar-benar----" Kata Wu Shi Xiong, "Kita bukan tidak berani membicarakannya, sekarang Pangeran Jin sedang berusaha membunuh para pendekar Huai Bei, dan Da Shi Xiong bertugas menangkap marga Yu itu, semua ini adalah perintah dari pemerintah Jin, ini juga perintah dari guru dan istri guru, apakah kau tidak takut bila melanggarnya? Kita jangan banyak bicara lagi, lebih baik jalankan tugas yang sudah diberikan." Laki-laki yang berada di depan Fang Zhen Mei berteriak, "Wu Shi Xiong, kita mendapatkan kabar bahwa marga Yu itu akan keluar dari markasnya untuk bertemu dengan orang-orang kalangan persilatan, apakah kabar ini benar?" Wu Shi Xiong membalikkan kepalanya vintuk menjawab, "Kabar ini memang benar, karena di antara para prajurit marga Yu itu ada mata-mata kita, Lao Ba, siapa orang yang berada di belakangmu?" Ba Shi Xiong terpaku, dia membalikkan kepala untuk melihat, semua penunggang kuda lainnya ikut melihat, tampak bayangan putih berkelebat, terasa ada angin yang berhembus dan dia masih tidak tahu apa yang telah terjadi, dia berbalik lagi untuk memastikan. Terlihat kuda yang ditunggangi oleh Wu Shi Xiong sudah ada yang duduk di sana, dia adalah seorang pemuda berbaju putih! Xiao Shi Mei membalikkan kepala untuk melihat, ternyata orang itu adalah 'Fang Zhen Mei. Dengan terkejut dia berteriak, "Fang Zhen Mei!" Semua orang melihat ke sekelilingnya, ternyata tempat itu adalah jalan di mana mereka lewati tadi. Di sebuah pohon yang tidak berdaun terlihat ada seseorang yang tergantung di sana, orang itu adalah Wu Shi Xiong, Qing Ling Zi. Dia ditotok dan digantung di pohon itu, dia tidak bergerak sama sekali. Ba Shi Xiong, Qing Deng Zi sangat terkejut dan membentak, "Hai! Siapa yang datang?" Xiao Shi Mei ikut membentak, dia menotok dengan tangan kiri dan kanannya, ilmu totoknya disebut totokan Tian Shan. Tadinya Fang Zhen Mei hanya melewati Xiao Shi Mei dengan dekat, tapi sekarang dia sudah menghilang. Ternyata Fang Zhen Mei sudah berada di bawah perut kuda, kedua kakinya menjepit perut kuda. Kuda langsung berhenti berlari, terdengar Fang Zhen Mei berkata dengan suara kecil, "Maaf!" Kedua tangannya menepuk kaki Xiao Shi Mei. Begitu melihat Fang Zhen Mei menghilang, Xiao Shi Mei sangat terkejut, kemudian dia merasa kudanya tiba-tiba berhenti, tubuhnya tidak seimbang, lalu kakinya terasa kaku, dia segera terjatuh dari kudanya. Liu Shi Xiong, Qi Shi Xiong, Ba Shi Xiong langsung meraung, mereka segera mencabut senjata masing-masing. Senjata mereka yang terdiri, tali besi, trisula, dan tombak. Fang Zhen Mei sadar bahwa waktu sangat mendesak tapi walau bagaimanapun dia harus mengatasi orang-orang itu, supaya Jenderal Yu tidak tertangkap. Dia membentak, "Qing Deng Zi, Qing Feng Zi, Qing Long Zi cepat kembali!" Diiringi suara bentakannya, Fang Zhen Mei sudah berada di atas kuda, baju putihnya berkibar tertiup angin, benar-benar seperti seorang dewa yang baru turun dari langit, akibat suara bentakan Fang Zhen Mei, membuat Qing Deng Zi, Qing Feng Zi, dan Qing Dong Zi seakan terkena sambaran petir, jantung mereka tergetar. Waktu itu Fang Zhen Mei mulai menyerang! Cepat! Cepat! Cepat! Menolong Jenderal Yu harus dilakukan dengan kecepatan tinggi! Tali besi milik Qing Feng Zi sudah dilempar, Fang Zhen Mei menangkap tali itu dan ditariknya, dan tiba-tiba saja Fang Zhen Mei sudah berada di depannya. Dia kaget dan belum sempat berteriak, Fang Zhen Mei sudah menotok nadinya lalu mendorongnya. Trisula Qing Long Zi dengan cepat mengarah pada Qing Feng Zi! Tapi Qing Long Zi menjadi terkejut dan dengan cepat dia menarik kembali trisulanya, Qing Feng Zi yang saat itu dengan kecepatan tinggi tiba-tiba saja berubah bayangannya menjadi Fang Zhen Mei, dan tampak arah lari Qing Feng Zi berubah, dia menabrak Qing Deng Zi! Begity melihat yang datang adalah Fang Zhen Mei, saat itu juga adalah saat dia kehilangan perasaan. Begitu Qing Deng Zi menyambut Qing Feng Zi, dia baru tahu kalau mereka berempat sudah ditotok dan roboh! Dia melihat semua itu dia menarik nafas panjang, dia membalikkan tubuhnya dan menotok dirinya sendiri. Dia benar-benar orang pintar, setelah tahu kalau melawan tidak akan ada gunanya, dia melepaskan diri dengan cara menotok dirinya sendiri. Bertemu dengan lawan yang kuat, dia yakin gurunya tidak akan menyalahkan dia bila menggunakan akal ini. Fang Zhen Mei memecut kuda. Kuda lari dengan kecepatan tinggi. Hari hampir siang. Jarak dari sini ke Wu Long Shan masih harus ditempuh satu jam lagi. Fang Zhen Mei tidak tahu apakah Jenderal Yu sudah terbunuh atau berhasil menghindar. Dia hanya bisa berusaha semampunya untuk menolong Jenderal Yu. Pertarungan di Xia Guan memang penting tapi keselamatan Jenderal Yu menyangkut semua rencana dan semangat para prajurit Song melawan tentara Jin. Fang Zhen Mei berharap pertarungan di Xia Guan nanti, para pendekar Huai Bei yang dipimpin oleh Long Zhai Tian bisa bertahan menghadapi semua itu, karena dia akan segera menyusul ke sana. Dia memacu kudanya dan berlari dengan sepenuh hati.... 0-0-0 Hari hampir siang. Wajah Long Zhai Tian terlihat suram. Pertama karena dia terluka parah, dan lukanya belum sembuh. Alasan kedua, karena Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sejak pagi tiba-tiba menghilang dan sampai saat ini belum kembali. Bao Xian Ding dan Xin Wu Er diam-diam mendekat, Bao Xian Ding sedikit mengeluh, "Hari hampir siang." Long Zhai Tian mengangguk, "Benar! Sudah hampir menjelang siang." "Apakah Kakak mengkhawatirkan sesuatu?" tanya Bao Xian Ding. Long Zhai Tian tidak menjawab, Xin Wu Er dengan cemas bertanya, "Mengapa mereka berdua belum juga kembali?" "Sampai sekarang mereka belum kembali, sepertinya----" Bao Xian Ding sebukit mengeluh. "Apakah mereka pergi mencari Pangeran Jin?" tanya Long Zhai Tian tiba-tiba. Mereka bertiga tidak bicara lagi. Akhirnya Xin Wu Er berkata, "Aku yakin sekarang ini Adik Ning sudah berhasil menemui Jenderal Yu." Tiba-tiba ada seseorang yang terburu-buru masuk ke dalam ruangan. Setiap langkah orang itu membuat ruangan menjadi bergetar. Senjata orang itu, memberi kesan mendalam. — Batu. Shi Hu (macan batu), Luo Tong Bei. Luo Tong Bei dengan langkah besar memasuki ruangan, wajahnya terlihat sangat serius, dahinya masih menetes keringat, dia berkata, "Pangeran Jin dan ketujuh pengawalnya sudah sampai di panggung itu, para penonton tampak gelisah, aku takut akan terjadi keributan, harap Pendekar Long bisa ke sana untuk menentramkan suasana." Wajah Long Zhai Tian berubah, dia berkata, "Jangan sampai ditertawakan orang lain, jumlah mereka sedikit kalau sampai terjadi pengeroyokan akan memalukan bangsa kita, ayo kita pergi ke sana!" Sewaktu mereka berempat bergegas ke sana, tiba-tiba Xin Wu Er berteriak dengan senang, "Mereka sudah kembali!" Long Zhai Tian melihat ada dua orang yang sedang terburu-buru masuk, mereka adalah Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui. Terdengar Shen Tai Gong berkata, "Orang terluka, apakah boleh ikut pertarungan?" dia bicara sambil terbatuk. Malah Wo Shi Shui yang menjawab, "Tentu saja boleh, siapa yang mengatakan tidak boleh? Aku akan bertarung dengannya." Setelah bicara seperti itu Wo Shi Shui langsung ambruk. 0-0-0 Seekor kuda. Baju putih, alis yang berkerut. Kuda berlari dengan kencang, baju putih berkibaran, kuda dan Fang Zhen Mei seakan sudah menyatu, seperti sebuah anak panah, yang tugasnya di dunia untuk diluncurkan pada saat yang tepat. — Harus cepat sampai, sebelum Qing Yan Zi membunuh Jenderal Yu, harus melindungi Jenderal Yu! — Harus cepat sampai. Setelah pertarungan di kuil Shan Shen di Wu Long Shan, harus segera ke kota Xia Guan untuk membantu pahlawan tua, Long Zhai Tian! — Hanya ada dia sendiri yang membagi-bagi tugas, kalau saja masih ada dari kantor Biao Feng Yuan dan Qiu Da Guan Dao, Long Fang Xiao, itu akan lebih baik! Kuda tiba-tiba terjatuh, nafasnya terengah-engah, kalau dipaksa berlari dia akan mati, terpaksa Fang Zhen Mei terbang ke atas, baju putihnya tampak berkibar, dia masih meluncur. Berlari dengan cepat. Baju putih, alis tebal yang berkerut. 0-0-0 Tadinya tempat itu adalah^ sebuah tanah lapang yang luas, tapi sekarang sudah tidak terlihat luas, karena sudah dipenuhi dengan lautan manusia. Di depan tanah lapang itu, di kiri dan kanan menancap dua buah panji besar. Yang satu disulam dengan tulisan 'Song' sedangkan yang satunya lagi disulam dengan tulisan 'Jin'. Kedua panji ini diterpa angin dan berkibar-kibar. Rakyat Song sudah berkumpul di sana. Mereka menunjuk-nunjuk ke arah panggung, panggung masih kosong, di depan panggung duduklah 7 orang yang mengenakan baju aneh. — Tujuh orang itu katanya adalah mata-mata negara Jin. — Katanya mereka datang untuk membunuh rakyat Song. — Katanya ketujuh orang itu sangat hebat, karena pahlawan yang melawan bangsa Jin di Huai Bei, yaitu Li Long Da dan Ding Dong Ting sudah mati di tangan mereka. Mengingat kembali pada kematian Li Long Da dan Ding Dong Ting, rakyat yang berkumpul di sana menjadi bergejolak. Kalau ingin berkelahi—jumlah kami banyak, apakah kalian menganggap kami tidak bisa membunuh kalian? Waktu itu orang-orang sudah mengelilingi mereka, baru saja mereka akan bertindak, pendekar Huai Bei yang terkenal yaitu Shi Hu, Luo Tong Bei serta yang lainnya sudah datang dan menghalau orang-orang itu. Tapi begitu Luo Tong Bei pergi, seorang laki-laki Mongolia dengan bahasa Han kasar berteriak, "Ba La Ma Zi, semua orang persilatan Song pengecut seperti kura-kura, kepalanya dimasukkan ke dalam batoknya, kapan kepalanya berani keluar?" Semua orang mendengar ucapan laki-laki Mongolia itu, mereka merasa terhina, ada yang maju dan berniat menyobek mulutnya. — Berapa banyak orang Song 3rang dihina dan ditindas, berapa banyak orang Song yang telah dibunuh, berapa banyak perempuan Song yang telah dilecehkan dan diperkosa— Suasana semakin memanas dan saat itu ahli senjata Huai Bei, Chen Leng kurang telinga berteriak, "Kalian jangan bergerak, apakah kalian dengan jumlah banyak ingin mengeroyok yang jumlahnya sedikit? Itu akan membuat bangsa Jin menertawakan bangsa Song!" penghinaan boleh dikesampingkan, tapi sopan santun di bangsa Song tidak boleh ditiadakan. Mereka berharap Pendekar Long Zhai Tian dan Bao Xian Ding segera datang. Seperti biasa penduduk Huai Bei yakin Pendekar Long Zhai Tian bisa mengalahkan semua iblis itu dan mengalahkan mereka. Tapi mengapa Pendekar Long Zhai Tian dan teman-temannya sampai saat ini belum sampai? Katanya kemarin Pejabat Ning, di jalan panjang telah diserang oleh tujuh orang itu, untung ada Pendekar Wo dan Shen Tai Gong yang menolong, tapi mengapa sampai saat ini kedua pendekar itupun belum muncul? Apakah Pendekar Long, Tuan Bao, Tuan Ketiga Xin, Pejabat Ning, Fei Biao Chen Leng, Shi Hu Luo Tong Bei, Biksu Hua Hui, Pendeta Bu Tong bisa membunuh ketujuh orang gila itu? Sewaktu mereka sedang menebak-nebak, tiba-tiba terdengar keributan seperti bunyi petir, semua orang tampakmelambaikan tangan memberi jalan Akhirnya pendekar Long dan teman-teman datang. Semua orang berteriak dengan senang! 0-0-0 BAB 12 Pertempuran di gunung Wu Long Shan seperti 5 jari dewa, sekalipun ada 10 Sun Wu Kong tetap sulit keluar dari gunung Wu Zhi (Lima jari). Gunung Wu Zhi sangat tinggi, begitu tingginya hingga puncaknya mencapai awan. Kalau berada di puncak hanya tampak awan dan kabut tebal. Tidak akan tampak di mana puncak Gunung Wu Zhi. Shan Shen Miao (gunung kuil dewa) terletak di Wu Long Shan, tepatnya di lembah di antara gunung kedua dan ketiga. Dari atas bisa tampak gunung itu, di tengahnya bisa tampak pohon-pohon cemara, di bawah bisa melihat dataran rendah. Jenderal Yu dengan terpana melihat tanah Song yang begitu indah. Tanpa terasa matanya sudah berair, apakah tanah airnya yang begitu indah ini harus diberikan kepada orang-orang Jin? Jenderal Yu sudah memutuskan kalau pasukannya akan bergabung dengan para pendekar Huai Bei, mencari cara bagaimana merebut kembali tanah air mereka, jangan hidup begitu saja tanpa melakukan apa-apa untuk negara Song! — Tapi mengapa Long Zhai Tian dan kawan-kawan belum sampai? . Hari ini Jenderal Yu datang ke Shan Shen Miao karena suatu perundingan rahasia, karena percaya pada pendekar Huai Bei maka dia tidak membawa banyak pengawal. Hanya ada 20 orang pengawal, ada orang kepercayaannya yang bernama Zhang Zhen Quc dan kepala prajurit, Cha Lu. Cha Lu melihat pemandangan yang indah dari kejauhan dan berkata, "Hari sudah siang, mengapa Pendekar Long belum juga tiba?" Pertanyaan Cha Lu adalah pertanyaan yang sejak tadi melintas dalam pikiran Jenderal Yu. Tiba-tiba Jenderal Yu teringat sesuatu, dengan cepat dia memegang pedangnya, dia sendiripuh tidak tahu mengapa tiba-tiba saja dia berpikiran seperti itu, kedut di matanya semakin terasa. Kata Zhang Zhen Que, "Walaupun Pendekar Long tidak bisa hadir, dia pasti akan menyuruh seseorang untuk memberitahu kepada kita." Tiba-tiba di atas pohon cemara ada yangn menjawab, "Sayangnya kali ini merupakan pengecualian, kalau dia datang juga sudah percuma." Wajah Jenderal Yu berubah, tangan Zhang Zhen Que melambai dan 3 orang pengawal yang berada di belakang mereka segera mencabut golok dan mereka naik ke atas pohon cemara. Tiba-tiba tampak dua sinar berkilauan di tengah-tengah udara, ketiga pengawal itu berteriak, terdengar golok jatuh berdenting dan merekapun mati. Tampak tiga orang dengan waktu yang tidak berbeda jauh turun dari pohon cemara tua itu. Yang satu tampak sudah tua, yang satu setengah baya, dan yang satu lagi masih agak muda. Yang tua membawa pedang, laki-laki setengah baya itu membawa golok panjang, sedangkan yang muda membawa golok pendek. Mata mereka melotot melihat Jenderal Yu. Dengan marah Jenderal Yu berkata, "Siapa di siang bolong seperti ini berani membunuh?" Bentakan Jenderal Yu terdengar berwibawa dan gagah, ketiga orang itu karena mendengar bentakan Jenderal Yu hanya bisa terpana dan tanpa terasa kaki mereka melangkah mundur. Tiba-tiba dari arah pohon cemara tua itu turun lagi seseorang. Orang itu masih sangat muda, mengenakan baju hijau, wajahnya penuh senyum, di punggungnya terselip sebuah pedang panjang. Dia tertawa dan berkata, "Jenderal Yu, bentakan Anda tadi biasanya ditujukan untuk prajurit Anda, dan itu terakhir kalinya Anda bisa membentak." Kata-katanya baru selesai, kedua tangannya melayang, puluhah benda berkilau sudah dilepaskan, terdengar teriakan, empat orang pengawal karena belum siap mati terkena senjata rahasia! "Kau----" Jenderal Yu sangat marah. Terdengar Qing Yan Zi dengan wajah serius berkata, "Bunuh!" 'i Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi mengeluarkan pedang dan golokmereka, mereka maju kedepan untuk membunuh Jenderal Yu. Jenderal Yu sangat marah, diapun mencabut pedangnya, ilmu pedangnya asli dipelajari dari E Mei, dia sudah berlatih selama 21 tahun, jarang ada orang yang bisa menguasai ilmu pedang itu, tapi Jenderal Yu merupakan pengecualian. Jenderal Yu memiliki ilmu pedang yang mendalam. Karena ilmu silatnya berasal dari E Mei Pai, walaupun akan kalah tapi dia masih bisa bertalian dalam ratusan jurus, apalagi dia selalu turun tangan membunuh musuh-musuhnya di medan perang. Maka kemampuannya semaian lama semakin terasah dan semakin hebat. Baru saja dia mencabut pedangnya setengah, tiba-tiba terdengar suara CHUI. Dia tahu pemimpin prajurit yang disayanginya yaitu Cha Lu mulai mengerakan senjatanya yang berbentuk palu. Tapi dia merasa angin serangan itu mengarah ke belakangnya! Begitu dia tersadar, sudah terlambat, walaupun dia sudah mencabut pedangnya., tapi sudah tidak sempat untuk mengadakan perlawanan, terpaksa dia meloncat ke pinggir untuk menghindar! PUSH! Alat itu menyerempet tulang bahu kanan Jenderal Yu, pedangnya terlepas dan melayang jatuh. Seperti naga yang baru keluar dari kandangnya, dia mencabut senjata yang tertancap di bahunya, "Hua!" darahpun bermuncratan. Jenderal Yu merasa pusing, langit sepertinya berputar-putar di atasnya, dia hampir jatuh, dia mencoa berdiri tegak dengan bantuan sarung pedangnya, nafasnya terengah-engah! Terdengar Zhang Zhen Que berteriak marah, "Cha Lu, kau anjing pengkhianat----" dia sudah membacok ke arah Cha Lu. 0-0-0 Begitu Long Zhai Tian dan teman-teman muncul, rakyat Song yang berkumpul di sana menjadi riuh rendah. Long Zhai Tian mengangkat kedua tangannya, dan semua orang menjadi terdiam. Mereka dengan gagah berani berjalan menuju panggung pertarungan, lalu duduk di depan rombongan Pangeran Jin. — Mengapa hari ini wajah Pendekar Long tampak pucat, apakah dia sedang sakit? — Pendekar Long, Tuan Bao...masih ada seorang pemuda berbaju hitam, walaupun darah memenuhi bajunya tapi matanya tampak sangat bersemangat.... Masih ada satu lagi seorang pak tua yang selalu memegang dada kirinya, tapi dia masih tampak terus tertawa.... Ada juga Tuan Xin, Luo Shi Hu.... Mana Pejabat Ning? Mengapa Pak Ning tidak datang? — Apakah pemuda berbaju hitam yang bajunya penuh dengan darah itu adalah Wo Shi Shui? Dan pak tua berbaju kuning dan berdarah itu adalah si Pancing Sakti, Shen Tian Gong? Mereka terluka oleh siapa? Mereka sudah terluka apakah masih bisa bertarung? Long Zhai Tian dan teman-teman duduk di depan rombongan Pangeran Jin, pembawa acaranya adalah wakil dari Shang Yang Jian, yang bernama Yi Jian Jiu Huan, Shi Wen Sheng (satu pedang sembilan cincin). Pedang yang dimiliki Shi Wen Sheng sangat terkenal di dunia persilatan., karena pedang itu mewakili kedudukan pedang Sheng Yang Pai di Huai Bei. Tapi pedangnya tidak sesohor 9 gingin terbangnya. Dengan pesilat Zhong Yuan yang menggunakan cincin sebagai senjatanya tidak sama. Dia mempunyai cincin terbang yang sifatnya lain, cincinnya penuh dengan hawa membunuh,. karena itulah nama Yi Jian Jiu Huan nya tidak kalah dengan nama Shi Hu di dunia persilatan. Tapi yang membuatnya terkenal bukan karena pedangnya juga bukan karena cincin terbangnya, ataupun karena ilmu silatnya yang lain daripada yang lain. Melainkan kedewasaan dan ketenangannya. Katanya kemampuan membawa acara pertarungan lebih banyak daripada pengalamannya bertarung, mungkin pengalaman membawa acara 7 kali lipat lebih hebat dibandingkan dengan keahliannya mengeluarkan juru s. Tidak ada orang yang lebih berpengalaman membawa acara dibandingkan dia. Karena itu ucapan dan caranya membawa acara selalu dipercaya semua orang. Maka pertarungan besar yang menggegerkan dunia persilatan dan menggoncangkan dunia persilatan Huai Bei secara otomatis dibawakan olehnya. Tampak Shi Wen Sheng mengenakan baju putih longgar, lengan bajunya juga tampak longgar, tangannya dililit oleh cincin berwarna emas. Di belakang terselip pedang panjang, dia berkata dengan suara lantang, "Hari ini negara kita diundang oleh negara Jin untuk menentukan pertarungan menang atau kalah dalam ilmu silat, karena ini adalah pertarungan kalangan persilatan, maka siapa yang hidup atau siapa yang mati tidak akan bisa dihindari, tidak boleh ada yang melaporkannya kepada pemerintah. Semua kemampuan boleh dikeluarkan, tidak boleh main keroyok atau menyerang secara diam- diam dari belakang. Pada saat lawan mengaku kalah tidak boleh membunuhnya, kalau melanggar akan ada hukumannya!" kemudian dia melihat ke sekeliling dan bertanya, "Apakah kalian dari kedua belah pihak, masih ada yang ingin dikatakan?" Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xia Hou Lie segera mendekat, Pangeran Jin berbisik beberapa kalimat kepadanya, Xia Hou Lie dengan suara lantang segera berkata, "Kami hanya bertujuh, maka pertarungan hanya berlangsung tujuh kali untuk menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang." Setelah Xia Hou Lie selesai berkata, suaranya tertutup oleh teriakan riuh rendah penonton. Shi Wen Sheng berpilar sebentar, lalu dia melihat ke pihak Long Zhai Tian, tampak Long Zhai Tian mengangguk pelan. Kata Bao Xian Ding, "Lawan adalah tamu, kami juga tidak berharap pertaruiigan ini akan berkepanjangan. Kami tidak ada pendapat lain lagi." Segera Shi Wen Sheng naik ke atas panggung dan berkata dengan suara besar, "Kalau kedua belah pihak sudah setuju bahwa pertarungan berlangsung 7 kali untuk menentukan pemenangnya, kalau salah satu pihak sudah menang 4 kali, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya, jadi pertarungan tidak perlu dilanjutkan lagi." Setelah berkata seperti itu dia melambaikan tangannya dan mundur ke sisi panggung sejauh 5-6 meter. Di depan panggung tampak ada genderang. Ada empat orang yang sedang memukul genderang itu dengan sekuat tenaga, membuat jantung seakan bisa melompat keluar dari mulut. TANG, TANG, TANG, TANG—-! TONG, TONG, TONG, TONG—! TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG, TANG TONG----! Suara genderang semakin cepat, jantungpun berdetak semajin kencang dan melompat-lompat, nafaspun semakin menderu. Tiba-tiba suara genderang berhenti, Shi Wen Sheng berkata lagi dengan suara besar, "Perta—rung—an di mu—lai. Ba—bak pertama!" 0-0-0 Darah muncrat, Jenderal Yu bersandar ke sebuah pohon, Zhang Zhen Que dengan marah membacokkan goloknya ke arah Cha Lu. Tangan kanan Cha Lu memegang gelang, tangan kirinya menahan bacokan Zhang Zhen Que dengan alat seperti palu. Terdengar suara TING, tampak percikan api. Zhang Zhen Que bertingkah seperti orang gila, dia terus membacok ke arah Cha Lu. Dari 20 orang pengawal 7 di antaranya sudah mati, 4 orang pengawal dengan cepat berlari ke arah Jenderal Yu, dua orang memapahnya sedangkan dua orang lagi melindungi dari belakang. Mereka berharap bisa mencari jalan untuk melindungi Jenderal Yu dan melarikan diri dari sana. Sedangkan pengawal yang lain sudah mencabut pedang untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Mereka tidak ada yang berniat mundur! Sembilan pengawal terbagi menjadi 3 kelompok untuk bertarung dengan Qing Feng Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi. Tiba-tiba di tengah-tengah udara ada yang tertawa, tampak Qing Yan Zi turun dari atas. Pengawal yang berada di belakang Jenderal Yu terkejut, yang satu menyerang ke arah kepala Qing Yan Zi sedangkan yang satu lagi menyerang ke arah kakinya. Terdengar Qing Yan Zi tertawa dan berkata, "Pengawal Jenderal Yu hanya berilmu rendah, jangan membohongiku." Baru saja dia selesai bicara, terdengar dua kali suara CING, CING. Kedua pengawal itu jatuh terlentang, di leher mereka sudah berlubang kecil. Pengawal yang sudah dilatih oleh Yu Yun Wen bila dibandingkan degan prajurit-prajurit Song biasa sangat berbeda. Mereka sangat berani dan memiliki ilmu silat tinggi dah selain itu mereka sangat setia serta berpengalaman. Pada saat prajurit Jin yang keras dan jahat bertemu dengan mereka, prajurit Jin itu pasti akan mundur 3 langkah. Tapi baru saja kedua pengawal itu mencabut pedang dan menyerang Qing Yan Zi, mereka sudah terbunuh. Dua orang pengawal yang memapah Jenderal Yu saling pandang, pengawal yang berada di sisi kiri sudah membacok ke arah Qing Yan Zi. Qing Yan Zi hanya tertawa dingin, goloknya didatarkan. Pengawal itu terbawa oleh goloknya dan terpelanting. Qing Yan Zi meloncat ke depan Jenderal Yu Yun Wen dan berkata, "Akuilah kekalahanmu!" Dia sudah membacok ke arah Jenderal Yu. Pengawal yang memapah Jenderal Yu dengan sekuat tenaga menahan bacokan itu. TING. Timbul percikan api, pengawal itu masih bisa bertahan dari serangan pedang Qing Yan Zi. Waktu itu Qing Yan Zi merasa di belakang punggungnya seperti ada angin kencang, dia menghindar ke sisi, tapi tangannya sudah tergores dan darah mengalir. Ternyata pengawal yang terpelanting tadi begitu terjatuh dengan pelan dia kembali menghampiri Qing Yan Zi. Hampir saja Qing Yan Zi terluka berat di bawah goloknya! Qing Yan Zi adalah orang yang sangat sombong, dia selalu memandang enteng orang-orang, tidak disangka dia terluka oleh seorang pengawal yang tidak ternama. Karena itu dia merasa sangat marah dan diapun mengejar pengawal itu untuk membunuhnya. Pengawal itu belum berdiri dengan benar dia sudah ditusuk dengan banyak lubang, dia mati seketika. Tiba-tiba Qing Yan Zi membalikkan tubuh. Pedangnya dikeluarkan dan menyinari wajahnya yang seram. Selangkah demi selangkah dia mendekati Jenderal Yu yang sudah terluka dan sedang dipapah oleh pengawalnya. Pengawal itu memapah Jenderal Yu dan mundur beberapa langkah. Akhirnya dia melepaskan Jenderal Yu dan maju sambil berteriak, "Jenderal, hamba pergi dulu!" Goloknya terus membacok ke arah Qing YanZi! Qing Yan Zi tertawa dingin dan menahan bacokan dari golok itu, dia membalikkan pedangnya dan menusuk. Kilauan pedang menutupi kilauan golok. Begitu pedang akan menusuk tenggorokan pengawal itu, tiba-tiba terdengar derap langkah kuda, seseorang dari jarak puluhan meter berteriak seperti guntur, "Berhenti!" Suara derap kuda dan suara orang itu tiba, dan segera tampak cahaya pedang, terdengar suara TING, dia menahan pedang panjang Qing Yan Zi dan kuda itu terus berlari menabrak ke arah Qing Song Zi. Sebenarnya Qing Feng Zi^ Qing Ye Zi, dan Qing Song Zi bila ingin mengakhiri serangan kesembilan pengawal itu sangat sederhana, tapi pengawal itu sangat setia dan dengan cara apapun mereka berusaha untuk melindungi tuannya karena itu mereka bersusah payah melawan dan pertarungan sampai sekarang belum berakhir. Kuda berlari dengan kencang dan tidak bisa berhenti, Qing Song Zi terpaku, tiba-tiba dia membuka kedua kakinya, dia meloncat ke atas dengan maksud ingin melewati kuda yang sedang berlari dengan kencang. Begitu dia meloncat ke atas, 3 pasang mata pengawal yang tampak merah, yang satu ikut meloncat dan menusuk dada Qing Song Zi, sedangkan dua orang lainnya dari arah kiri dan kanan membacok kaki Qing Song Zi yang terbuka! Hati Qing Song Zi tergetar tapi walaupun berada dalam bahaya dia masih bisa dengan tenang menahan serangan yang dilancarkan ke dadanya, kemudian dia menarik kedua kakinya, dengan cepat dia dia mendarat dan tepat jatuh di punggung kuda yang sedang berlari dengan kencang ke arahnya! Dia sama sekali tidak menyangka begitu kuda itu tahu ada beban yang menindih tubuhnya malah membuat kuda itu terkejut, dan kuda itu berlari lebih kencang menuju jurang. Karena punggung Cjing Song Zi menghadap kepala kuda, dia sama sekali tidak tahu, begitu merasa badannya turun, dia merasa sangat terkejut, dia ingin meloncat naik, tapi seorang pengawal sudah tiba di depannya, golok diarahkan ke perutnya. Teriakan menyayat karena sakit bergema di gunung itu. Pedang Qing Song Zi juga menusuk dada pengawal itu lalu mereka bersama-sama masuk ke dalam jurang. Walaupun tempat itu bukan puncak gunung tapi jatuh ke jurang yang dalamnya ratusan meter, meskipun tubuh tidak hancur tapi dia juga tidak akan bertahan hidup. Qing Song Zi mati tanpa tahu alasannya, kedua pengawal lainnya segera membantu temannya menyerang Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi. Empat lawan satu, pertarungan masih terus berlanjut. Qing Yan Zi menahan tusukan pedang yang diarahkan kepadanya. Dia merasa pedang lawannya mengeluarkan cahaya dingin, dia sadar bahwa lawan kuat telah datang. Hatinya bergetar, dan menarik pedangnya, diapun membentak, "Siapakah Tuan?" Orang itu menarik pedangnya dengan suara besar dia menjawab, "Kepala penjaga kota Xia Guan, Ning Zhi Qiu!" 0-0-0 Dengan suara lantang Shi Wen Sheng berteriak, "Pertarungan dimulai, siapa yang hidup atau mati jangan saling menyalahkan. Babak pertama----sebagai pihak tamu, silakan naik dulu ke atas panggung." Menurut aturan dunia persilatan, babak pertama harus dimulai dari pihak tamu, yaitu pihak pertama yang mengajak bertarung, setelah itu disusul oleh pihak tuan rumah. Wajah Pangeran Jin tampak datar, sudut mulut Wan Yan Zhu bergerak, tampak dari kiri dan kanan ada yang berjalan dengan langkah besar. Panggung yang tingginya beberapa meter dinaiki dengan cepat. Mereka tidak lain adalah kakak beradik orang Mongolia, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge. Penonton yang berada di bawah panggung melihat kedua laki- laki berotot dan bertenaga besar. Mereka sangat terkejut, dari pihak Song yang terdiri dari pesilat tangguh, siapa yang akan mengalahkan mereka? Tiba-tiba Bao Xian Ding berdiri dan berkata, "Pembawa acara Shi, ada hal yang ingin kutanyakan!" "Ada ada? Cepat katakan saja," jawab Shi Wen Sheng. "Pertandingan ini menggunakan peraturan 7 babak untuk menentukan pemenangnya. Sekarang mereka berdua naik bersama- sama, itu dihitung satu atau dua babak?" Penonton segera ikut protes. Si kumis tikus, Xi Wu Hou bereaksi, dia tertawa sinis dan berkata, "Apakah ada perjanjian mengenai peraturan pertandingan bahwa satu babak hanya boleh satu orang yang maju? Dua bersaudara ini bersama-sama keluar dalam satu babak, karena selama ini mereka tidak pernah terpisahkan. Tentunya ini harus dihitung satu babak, kalian tidak boleh berpihak pada kantor Biao Huai Yang atau orang Huai Bei Shi Jia—-" Di bawah panggung memang ada orang kantor Biao Huai Yang dan Huai Bei Shi Jia. Mereka datang dan berharap Pendekar Long beserta teman-teman bisa membasmi orangorang jahat itu dan membantu mereka melepaskan beban di hati mereka. Kata-kata Xi Wu Hou tadi membuat mereka marah, tapi dua bersaudara Mongolia itu tidak berkata apa-apa. Xi Wu Hou melihat ke arah penonton yang tidak bersuara, dengan tertawa senang dia berkata, "Memang benar pertarungan di atas panggung hanya ditentukan dengan 7 babak. Tapi tidak ada aturan bahwa dalam satu babak hanya boleh bertarung satu orang, satu orang boleh bertarung dalam beberapa babak bukan?" Shi Wen Sheng tidak bisa menjawab, dia hanya mengangguk, wajah Long Zhai Tian tampak berubah, dan berkata, "Cara mereka sangat licik, kita sudah salah perhitungan." Diam-diam Bao Xian Ding berkata, "Kalau begitu pesilat tangguh Jin Zhen Ying boleh terus bertarung, posisi kita sangat berbahaya." Xin Wu Er bertanya, "Kalau dalam 7 babak pertarungan ini seri, bagaimana cara menentukannya?" Luo Wen Tong yang berada di bawah panggung sambil tertawa berkata, "Sekarang pihak Jin meletakkan dua bersaudara Mongolia itu untuk mencari tahu keadaan pihak Song, kalau pihak kita mengeluarkan orang kuat, mereka pasti akan menghabiskan kekuatan kita dulu, kalau kita mengeluarkah yang lemah kita akan habis dalam babak ini." Tampak dua bersaudara Mongolia itu meraung di atas panggung, dengan bahasa yang tidak lancar mereka berkata, "Kalian orang-orang Song semuanya pengecut, apakah tidak ada yang berani naik?" "Kalau kalian takut, cepat kencing dan buang air besar, kemudian memanggil kami kakek!" Penonton yang berada di bawah panggung mulai tampak marah, ada sebagian yang berniat naik panggung, mereka berteriak, "Penggal mereka!" "Dua orang Da Da Er itu (da da=jaman diuu, Negara Song memanggil suku bangsa yang ada di utara, er=orang) seperti orang gila!" "Kurang ajar, suruh mereka turun!" Alis Long Zhai Tian tampak berkerut, baru saja dia ingin menyuruh Xin Wu Er naik ke atas panggung, supaya tidak perlu jatuh korban, tiba-tiba terdengar ada suara tawa dan berkata, "Kami dua orang biksu dan pendeta juga bersaudara, di dunia persilatan kami dipanggil Chang Qing Chang Le, tidak bisa dipisahkan, biarkan kami yang menemui dua orang kakak yang ekornya ada di kepala." Yang satu lagi dengan suara lembut menjawab, "Babak pertama ada biksu dan pendeta dari negara Song yang akan bertarung dengan dua orang anjing Da Da." Long Zhai Tian tampak sangat senang, dia membalikkan kepala melihat dua orang, yang mengenakan baju panjang berwarna abu seorang adalah pendeta, sedang yang mengenakan baju biru adalah seorang biksu, baju mereka banyak tambalan dan tampak sangat kotor. Mereka tampak menguap. Yang membuat aneh adalah sikap mereka yang memelas dan masa bodoh. Di pinggang mereka terselip sebuah pedang panjang kuno, lurus, ramping, dan mengkilat! Shao Hua Shan, Chang Qing Jian, Pendeta Bu Tong. Shao Shi Shan, Chang Le Jian, Biksu Hua Hui. Orang persilatan selalu mengatakan, "Dua pedang Qing Le. begitu pedang lewat membuat hati terasa dingin." 0-0-0 Qing Yan Zi berteriak, "Long Jin Jian?" "Aku tidak berani berkata seperti itu," jawab Ning Zhi Qiu. Akhirnya Jenderal Yu bisa tertawa dan berkata, "Akhirnya kalian datang juga." Dengan malu Ning Zhi Qiu berkata, "Hamba datang terlambat. Membuat Jenderal terkejut, aku pantas mati!" "Jangan bicara seperti itu!" kata Jenderal Yu. Dengan dingin Qing Yan Zi berkata, "Jika kalian mengobrol di sini, harus ijin dulu kepada temanku." "Siapa?" Ning Zhi Qiu membalikkan tubuh, dengan serius bertanya. "Pedangku!" jawab QingYan Zi. Kata-katanya baru selesai, pedang itu sudah ditusukkan, sangat cepat seperti kilat. Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat mundur!" Pengawal Jenderal Yu masih terpaku, Ning Zhi Qiu langsung menahan pedang panjang QingYanZi. Dengari cepat pedang Qing Yan Zi menepis kelima jari Ning Zhi Qiu yang memegang pedang! Pedang Ning Zhi Qiu ditegakkan, ujung pedang Qing Yan Zi menusuk ke pedang Ning Zhi Qiu! Pedang Qing Yan Zi belum sempat ditarik, pedang Ning Zhi Qiu sudah dibalikkan dan menekan pedang panjang CjingYan Zi. Wajah Qing Yan Zi tampak berubah, dia terus menusukkan pedangnya ke tubuh Ning Zhi Qiu. Mata Ning Zhi Qiu tampak melotot, dia memainkan pedangnya dan terus melakukan perubahan. Qing Yan Zi dengan cepat mundur sejauh 10 kaki, rambutnya tampak beterbangan. Baju bagian depan Ning Zhi Qiu sudah tergores hingga sobek. Dengan cepat Ning Zhi Qiu membentak, "Cepat lindungi Jenderal, bawa Jenderal mundur!" Dua orang pesilat pedang itu terus bertarung, teknik mereka hampir sama, mereka ingin segera mengalahkan lawannya. Pertarungan itu membuat Jenderal Yu dan pengawalnya terpaku. Begitu mendengar bentakan Ning Zhi Qiu, pengawal Jenderal Yu baru tersadar dan memapah Jenderal mundur dari sana. Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi masih bertarung dengan seru di sana! Delapan orang pengawal dengan cepat terus membacok, tapi Qing Ye Zi bisa menghindar. Awalnya kedelapan orang itu mengandalkan jumlah mereka yang banyak supaya bisa bertahan, tapi terakhir mereka dipaksa oleh pedang Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi hingga mereka tidak bisa bernafas. Karena Qing Song Zi sudah tewas tampak ilmu golok Qing Feng Zi bertambah ganas. Begitu Qing Yan Zi dihadang oleh Ning Zhi Qiu, Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi menyerang dengan sekuat tenaga. Mereka berdua saling memandang, tiba-tiba Qing Feng Zi mengeluarkan jurus golok andalannya! Golok bergerak secepat kilat, seorang pengawal tampak tertusuk di bagian dadanya. Karena pengawal itu mundur dia menabrak pengawal lainnya. Golok yang menusuk dada, lalu menembus ke perut pengawal kedua, dia berteriak kesakitan. Tenaga yang terpusat ke golok yang sudah terangkat menjadi hilang kekuatannya. Qing Feng Zi mengambil golok pengawal itu dan membalikkan tubuh untuk menusuk. Kemudian tangan kirinya mencabut golok itu keluar dari dada si pengawal. Golok itu sudah membuat dua nyawa sekaligus melayang. Masih tersisa empat orang pengawal. Sepasang golok Qing Feng Zi berputar, dia menerima serangan 4 golok. Qing Ye Zi bersiul, dia berteriak, "Er Shi Xiong, kau atasi sendiri di sini." Kemudian dia meloncat dari sana. Pengawal dengan cepat mendapatkan seekor kuda, dia membantu Jenderal Yu supaya bisa naik ke atas kuda, baru saja kuda. akan berlari, tiba-tiba ada sinar golok menyambar, ternyata kepala kuda itu sudah 0-0-0 BAB 13 Biksu Hua Hui yang lain Dengan wajah serius Shi Wen Sheng berkata, "Dari pihak Song dan pihak Jin akan bertarung. Babak pertama---- Dua orang Mongolia itu akan bertarung dengan Biksu Hua Hui dari Shao Shi Shan dan Pendeta Bu Tong dari Shao Hua Shan!" Terlihat mereka dengan santai berjalan ke depan panggung, biksu itu bertanya, "Hei, Pendeta Tua, dengan cara bagaimana kita naik panggung ini?" Pendeta Bu Tong menjawab, "Keledai Botak, kita jangan seperti 2 ekor anjing Mongolia itu, seperti kura-kura yang merangkak naik ke atas!" "Itu sudah pasti!" jawab Biksu Hua Hui. Percakapan antara Pendeta Bu Tong dan Biksu Hua Hui membuat semua orang yang mendengar tertawa. Orang-orang yang menonton memang sudah benci sekali kepada kedua laki-laki Mongolia itu. Mendengar sindiran Biksu Hua Hui, membuat penonton di sana menjadi bersorak bersemangat. Kedua orang Mongolia yang berada di atas panggung sangat marah, mereka berteriak, "Kalau kalian berani, naiklah! Aku akan gencet kalian sampai gepeng...." Biksu Hua Hui tertawa dan berkata, "Kita memang akan naik untuk bermain-main dengari anjing kecil, tapi bagaimana cara naiknya ya?" Pendeta Bu Tong pun tertawa, "Benar, panggung pertarungan ini begitu tinggi, kami tidak bisa naik, apakah lebih baik kalian turun dulu dan menggendong kami naik?" Kedua bersaudara itu segera hendak turun, tapi Shi Wen Sheng dengan cepat berkata, "Siapapun yang turun, berarti dia kalah!" Pendeta Bu Tong tertawa, "Tampaknya mereka mau turun dengan suka rela, bukan karena paksaan, tentu saja mereka bukan kalah dengan memalukan!" Shi Wen Sheng tampak marah, wajahnya dilipat, dia tidak mau bicara lagi. Kedua laki-laki Mongolia itu dengan cepat turun ke bawah panggung, kedua tangan mereka siap untuk menangkap Pendeta Bu Tong dan Biksu Hua Hui. Para penonton menjadi histeris, tampak bayangan berkelebat. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Teng sudah berada di atas panggung. Mereka duduk bersila dan saling berhadapan. Yang satu terdengar bersin sedangkan yang lainnya menguap. "Mana dua ekor anjing kecil itu?" "Karena kita naik, mereka ketakutan dan turun dari panggung."jawab biksu Hua Hui Semua penonton tertawa senang, tapi Wan Yan Zhu dan yang lainnya tampak sangat marah. Kedua bersaudara Mongolia marah-marah di bawah panggung, segera mereka memanjat naik kembali keatas panggung. Begitu mereka berada di atas panggung, kepalanya bersimbah keringat, tapi mereka tidak melihat ada seorangpun di sana, Hu Shang Ke marah-marah, sambil berkata-kata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh penonton. Hu Shang Ge menunjuk Biksu Hua Hui yang terlihat sedang terkantuk-kantuk dibawah panggung lagi, diapun marah dan berkata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh penonton. Biksu Hua Hui meraba-raba kepala botaknya dan bertanya, "Mereka sedang bicara apa sih?" Pendeta Bu Tong mengelus' janggutnya dan menjawab, "Yang kepalanya agak gepeng mengatakan kalau dia ingin buang kotoran di pispot sedangkan yang kepalanya agak lancip mengatakan kalau dia ingin menangkap burung gagak." Semua penonton tertawa terbahak-bahak, dua bersaudara Mongolia itu turun lagi dari panggung. Pada saat mereka sudah turun dari panggung, Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong ternyata sudah berada di atas panggung lagi. Dua bersaudara Mongolia itu karena marah, sifat ganas mereka mulai muncul, mereka segera merangkak naik lagi ke atas panggung. t Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sudah berada di bawah panggung. Penonton tertawa terpingkal-pingkal, pandangan galak orang- orang Jin mulai terkikis hilang. Dua bersaudara Mongolia itu sambil marah-marah mereka mengejar Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong ke bawah lagi, keringat sudah membasahi seluruh tubuh mereka. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong naik lagi ke atas panggung. Karena terus melakukan hal seperti itu, memanjat lalu turun dan memanjat, lalu turun lagi, nafas kedua Mongolia itu terdengar mulai terengah-engah, mereka terlihat kelelahan. Biksu ? Hua Hui dan Pendeta Bu Tong duduk di depan panggung, mereka sedang mengobrol sambil tertawa-tawa. Kedua-tangan Hu Shang Ke memegang sisi panggung dan berteriak, "Jangan pergi----" Pendeta Bu Tong tertawa dan berteriak, "Jangan takut, ayah tidak akan pergi." Hu Shang Ge dengan kekuatan tangannya menopang tubuhnya supaya bisa berdiri dan berteriak dengan sekuat tenaga, "Aku akan membunuhmu!" Biksu Hua Hui tertawa, "Silahkan!" Dengan bersusah payah kedua Mongolia itu memanjat lagi ke atas panggung, nafas mereka sudah terengah-engah, kali ini Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong tidak turun lagi dari panggung. Dengan pandangan masa bodoh mereka melihat kedua orang Mongolia itu. Setelah berhasil naik ke atas panggung, Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge dengan cepat berlari mendekati Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong. Tiba-tiba tangan kiri Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong dibuka, pedang sudah berada di tangan, pedang itu ditusukan secepat kilat, kemudian tampak sudah dimasukkan kembali ke dalam sarungnya. Pada saat mereka mengeluarkan pedang seperti awan yang sedang bergerak dan air yang sedang mengalir. Wajah dan gerakan mereka sudah tidak terlihat memelas, melainkan sangat serius dan anggun. Semangat mereka tampak jelas saat itu. Jiwa juang mereka timbul dan membuat mereka tampak berarti. Begitu pedang ditarik kembali, pundak kanan kedua laki-laki Mongolia itu tampak sudah keluar darah. Penonton berteriak, kedua bersaudara itu meraung karena kaget dan kesakitan. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong kembali lagi pada sikap mereka seperti biasa— masa bodoh. Biksu Hua Hui berkata, "Kita tidak membunuh mereka, karena mereka hanya diperalat orang." Kata Pendeta Bu Tong, "Tapi mereka pernah membunuh, maka tangan kananlah yang harus dilumpuhkan." Penonton bersorak riuh rendah, dua bersaudara Mongolia itu berteriak, begitu turun dari panggung mereka segera berlari ke tempat Pangeran Jin. Shi Wen Sheng berteriak dengan lantang, "Setelah pihak Song dan pihak Jin bertarung di atas panggung. Pada babak pertama, Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong berhasil mengalahkan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge." Penonton berteriak, wajah Long Zhai Tian mulai tampak bisa tersenyum. Dengari terburu-buru kedua bersaudara Mongolia itu berlari ke tempat Pangeran Jin, dengan bahasa mereka yang sukar dimengerti mereka terus marah-marah. Pangeran Jin hanya diam, dia melihat ke arah Xia Hou Lie. Xia Hou Lie segera berdiri kemudian dia menjulurkan kedua telapak tangannya dan mendorong. Karena kedua bersaudara monggol ini tidak siap mereka terkena pukulan itu dan melayang jauh. Punggung mereka menancap di tiang panggung, kemudian kelima indra mereka terlihat mengeluarkan darah. Tangan Ge La Tu tampak melambai, ada dua titik merah terbang keluar dan mengenai dahi di antara kedua alis, dua bersaudara Hu Shang berteriak, darah mengalir dengan deras, mereka pun langsung mati. Melihat perlakuan yang begitu kejam, semua penonton menj adi terdiam. "Di negara Jin tidak ada pesilat yang berbuat begitu memalukan," kata Pangeran Jin dengan santai. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sangat marah, yang satu menunjuk Xia Hou Lie yang satu menunjuk Pangeran Jin dan berkata, "Baiklah, nanti aku akan bertarung denganmu, pesilat yang dikatakan hebat dari negara Jin." Terdengar Shi Wen Sheng berkata, "Kalian berdua sudah menang, harap turun dulu dari panggung. Kali ini pihak Song akan menampilkan wakilnya naik ke atas panggung." Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong tidak berani melanggar peraturan pertarungan, mereka segera turun. Terdengar Shi Wen Sheng berkata lagi, "Pertarungan antara kedua bangsa, yaitu bangsa Song dan bangsa Jin pada babak kedua akan dimulai—" 0-0-0 Qing Ye Zi sudah membacok, Jenderal Yu sudah tidak mempunyai tenaga untuk melawan, pada situasi yang menegangkan ini, dari samping ada golok yang menahan serangan itu, ternyata pengawal yang memapah Jenderal Yu berhasil menahan serangan Qnig Ye Zi. Qing Ye Zi tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kau mengantarkan kematianmu, aku akan memenuhi keinginanmu!" Setelah berkata begitu dia membacok, pengawal itu berturut- turut menahan 7 kali bacokan Qing Ye Zi, hingga tangannya terasa sakit, kemudian Qing Ye Zi menendang golok yang dipegang oleh pengawal itu, golok itu langsung terlempar. Qing Ye Zi membalikkan tubuhnya dan menebas pengawal itu. Kelihatannya tubuh dan kepala pengawal itu segera akan terpotong, saat itu tiba-tiba Qing Ye Zi merasa di belakang tubuhnya ada angin senjata tajam yang menerjangnya dengan cepat, Qing Ye Zi tidak sempat menhindar dan tampaknya akan terluka karena angin tajam itu. Tapi aingin tajam yang tadinya bergerak dengan cepat sampai di tengah jalan tenaganya terasa berkurang dan malah melambat. Qing Ye Zi segera merendahkan kepalanya, hingga hanya rambutnya saja terkena angin tajam dari golok itu dan rambutnya terpotong lumayan banyak. Qing Ye Zi dengan marah membalikkan badan, tampak Jenderal Yu berdiri miring, setelah menyerang dengan golok, tenaganya terkuras habis, tangan kirinya memegang golok untuk menahan beban tubuhnya supaya bisa berdiri tegak. Ternyata pada saat Jenderal Yu melihat pengawalnya akan terbunuh, dia memungut golok pengawalnya yang sudah mati lalu dia membacok ke arah Qing Ye Zi, sayang, karena tenaganya kurang dia tidak berhasil melukai CjingYeZi. Karena hampir terbacok dan mati, Qing Ye Zi benar-benar sangat marah dan berkata, "Baiklah! Rupanya kau sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan dewakematian." Qing Ye Zi segera membacok ke arah Jenderal Yu. Jenderal Yu berusaha menahan serangan Qing Ye Zi dengan mengangkat goloknya, tapi kali ini golok Jenderal Yu malah terpelanting jauh. Qing Ye Zi membalikkan goloknya dan mulai membacok lagi, di belakangnya ada yang memeluknya dengan erat, terdengar pengawal itu berteriak, "Jenderal, cepat lari dari sini! Jangan pedulikan diriku!" Jenderal Yu dengan marah menjawab, "Mau mati, mari kita mati bersama, paling-paling jumlahnya lebih satu kepala." Dia mengumpulkan tenaga dan memukul dengan kepalan tangannya. Segera Qing Ye Zi dipeluk dengan erat dari belakang oleh pengawal itu, dia merasa kaget, dia membalikkan golok, dan menusuk perut pengawal itu hingga darah mengucur deras. Baru saja Qing Ye Zi akan mencabut goloknya, kepalan tangan Jenderal Yu berhasil memukulnya, tenaga yang dikeluarkan sangat besar, Qing Ye Zi terpaku, terdengar suara BUG, dia terkena kepalan itu dan mundur 7-8 langkah, Darahpun terlihat mengalir dari mulutnya. Tapi sayang, setelah Jenderal Yu melancarkan pukulan itu, dia benar-benar tidak bertenaga lagi. Diapun tidak bisa mengejar, kalau tidak Qing Ye Zi tidak akan bisa bertahan lagi terhadap serangan Jenderal Yu. Ilmu silat Jenderal Yu sudah terlatih sejak kecil, ditambah dengan pengalamannya di medan tempur, semua pengalamannya bukan didapat dari guru terkenal, cara-cara yang dipakaipun berbeda dengan orang dunia persilatan biasa. Maka pada saat Jenderal Yu mengeluarkan kepalannya untuk memukul, dia bisa secara tiba-tiba melukai Qing Ye Zi. Tapi dia tidak berlatih ilmu tenaga dalam, jadi pada saat dia mengeluarkan tenaganya, tidak ada tenaga tersisa untuk kembali memukul! Qing Ye Zi sangat 'i marah, dia membersihkan darah yang mengotori bajunya, tampak tangannya berlumuran darah. Dia membentak, goloknya mulai digerakkan lagi, dia melancarkan 9 jurus serangan dengan 14 bacokan. Kali ini Jenderal Yu satu juruspun tidak dapat menyambutnya. Waktu itu ada seseorang yang berlari mendatangi, dia membawa golok. Terdengar suara TANG, goloknya dan golok Qing Ye Zi beradu. Begitu dua senjata beradu, tubuh Qing Ye Zi bergoyang, dan orang itu juga mundur beberapa langkah, dia meraung. Ternyata orang itu adalah Zhang Zhen Que. Ternyata Zhang Zhen Que telah menyerang Cha Lu dengan sekuat tenaga, mereka berdua adalah prajurit yang sering berperang di medan perang, mereka selalu diajari teknik bertempur oleh Jenderal Yu, maka tenaga mereka sangat besar. Kemampuan ilmu silat merekapun hampir sama, yang satu menggunakan golok, sedangkan yang satu lagi bersenjatakan palu besi, selama bertanding mereka sama kuat. Hanya karena Zhang Zhen Que melihat Jenderal Yu berada dalam keadaaan bahaya, matanya menjadi merah dan dengan sekuat tenaga dia menahan serangan Cha Lu, setelah itu dia berlari dengan kencang menahan bacokan CjingYeZi. Dua senjata beradu, Zhang Zhen Que menggunakan tenaga luar, sedangkan Qing Ye Zi menggunakan tenaga dalam. Maka Zhang Zhen Que digetarkan hingga mundur beberapa langkah. Karena mundur terus punggungnya terkena serangan senjata berbentuk palu yang datang dari arah belakang. PUSH. Senjata itu menancap di punggungnya, Zhang Zhen Que berteriak dengan suara yang menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Zhang Zhen Que langsung mati, hal ini membuat Jenderal Yu marah, dia meraung dan berteriak, "Cha Lu...." Begitu Zhang Zhen Que terkena senjata tajam, tubuhnya tiba- tiba berputar ke belakang. Rupanya hingga mau matipun dia tidak rela, bagaimanapun dia harus membunuh Cha Lu dengan tangannya sendiri. Tubuh Zhang Zhen Que berputar ke belakang, karena senjata lawan masih menancap di punggungnya, dia tidak bisa mencabutnya, Zhang Zhen Que berputar ke depan Cha Lu dan mengangkat goloknya. Rantai besi yang mengikat senjata itu karena dibawa berputar oleh Zhang Zhen Que, rantai itu membelit tubuhnya. Sebenarnya Cha Lu bisa saja melepaskan tangannya dan mundur tapi karena mendengar teriakan Jenderal Yu, "Cha Lu!" membuat tubuhnya bergetar dan terpaku, sudah lama dia mengikuti Jenderal Yu dalam kemiliteran, wibawa dan budi Jenderal Yu, membuatnya merasa segan dengan Jenderal Yu. Demi mencari kekayaan dan kemakmuran, dia rela mengkhianati atasan dan teman-temannya, bentakan Jenderal Yu membuatnya menjadi bengong---- i Pada saat dia terpana itulah Zhang Zhen Que sudah mengangkat goloknya dan membacok. Kepala Cha Lu langsung terpisah bersama dengan darah yang muncrat di udara. Begitu kepala Cha Lu turun, tubuh Zhang Zhen Que langsung roboh. Akhirnya Zhang Zhen Que bisa membunuh Cha Lu dan bisa menutup mata dengan tenang. Qing Ye Zi melotot pada Jenderal Yu, terdengar Jenderal Yu menarik nafas panjang, dia memungut golok yang tergeletak di bawah, dengan tertawa dingin Qing Ye Zi berkata, "Bunuhlah dirimu sendiri!" Jenderal Yu menggelengkan kepala, "Lebih baik mati di medan perang daripada harus membunuh diriku sendiri!" Walaupun dalam keadaan tidak bertenaga, dia berusaha untuk membacok. Ini adalah tenaga terakhir dari Jenderal Yu, tenaga terakhirnya sangat kuat dan dalam beberapa jurus Qing Ye Zi tidak bisa segera mengalahkannya. Tiba-tiba muncul sebuah pedang menggetarkan golok Jenderal Yu, membuat golok itu terpental ke atas, dengan senang Qing Ye Zi berteriak, "Kakak Kedua!" Qing Feng Zi tertawa, sinar goloknya seperti kilat terus membacok ke arah Jenderal Yu. Jenderal Yu menarik natas, dia tahu kalau empat pengawalnya yang tersisapun sudah mati, dan sudah saatnya dia harus mati. Dia memejamkan matanya dan menunggu ajal menjemput. Ning Zhi Qiu dan Qing Yan Zi masih bertarung seru, pertarungan sudah berlangsung ratusan jurus, masih tidak terlihat siapa yang menang siapa yang kalah. Akhirnya karena Ning Zhi Qiu tidak merasa tenang dalam bertarung, karena tidak berhati-hati pedang Qing Yan Zi berhasil menggores tangan kirinya sepanjang 15 sentimeter. Ning Zhi Qiu terluka, Jenderal Yu berada dalam bahaya, Ning Zhi Qiu semakin tidak berkonsentrasi dan posisinya semakin terjepit. Pedang Qing Yan Zi seperti pelangi, setiap saat bisa mencabut nyawanya. Qing Feng Zi sudah membacok, Jenderal Yu memejamkan matanya menunggu kematian, semua ini disaksikan oleh Ning Zhi Qiun dari jauh, dia tidak berdaya untuk membantu, segera dia berteriak, "Jenderal, Anda tidak boleh mati!" Long Jin Jian nya dilemparkan, tampak seperti pelangi yang malayang, kemudian terdengar suara TING, Long Jin Jian itu berhasil menahan golok Qing Feng Zi. 0-0-0 Begitu Shi Wen Sheng meneriakkan babak kedua dimulai, seseorang yang mengenakan baju berwarna kuning sudah terbang dan mendarat di atas panggung. Tubuhnya mendarat tanpa bersuara, hanya terdengar kelepak suara baju yang tertiup angin kencang. Penonton terpaku menyaksikan semua itu, setelah itu mereka bersorak. ' Ternyata yang naik ke atas panggung adalah si Sempoa Emas, Xin Wu Er! "Aku Xin Wu Er, sengaja datang untuk belajar." Tiba-tiba terdengar suara dingin yang berbicara, "Baiklah, biar . aku yang akan mengajarmu!" Tampak baju hitam berkelebat, seperti ada gulungan asap berwarna hitam dan seperti bayangan setan yang turun ke atas panggung. Dia adalah si Sempoa Besi, Xi Wu Hou. Shi Wen Sheng dengan lantang berkata, "Babak kedua, Sempoa Emas, Xin Wu Er akan berhadapan dengan Sempoa Besi, Xi Wu Er." Penonton yang berada di bawah panggung terdengar berbisik- bisik, mereka melihat dua orang pesilat tangguh sama-sama menggunakan senjata sempoa, pertemuan sempoa dalam pertarungan kali ini, pasti akan menjadi suatu pertarungan yang unik dan ramai. Long Zhai Tian tampak bingung, sebenarnya dia tadi menyuruh Xin Wu Er untuk mencari tahu, tidak disangka lawan malah menyuruh Xi Wu Hou keluar, karena mereka pernah bertarung, dalam kemampuan ilmu silat Xin Wu Er lebih unggul, pasti Xin Wu Er yang akan menang, mengapa Pangeran Jin menyuruh Xi Wu Hou untuk turun pada babak kedua, apakah tujuan orang Jin sengaja membuat mereka mengalah? Long Zhai Tian dan Bao Xian Ding benar-benar tidak mengerti. 0-0-0 Begitu Ning Zhi Qiu melemparkan Long Jin Jian, dia bisa menyelamatkan Jenderal Yu, tapi dia sendiri karena sekarang jadi tidak memegang pedang, kedaannya menjadi sangat berbahaya. Qing Yan Zi tertawa sinis, dia menyerang 3 kali, ditambah 3 kali lagi, Ning Zhi Qiu dengan susah payah menghindar, tubuhnya berkeringat deras sekaligus nyawanya terancam. Waktu itu dari arah gunung terdengar sebuah siulan panjang. Suara siulan itu terdengar oleh Jenderal Yu dan Ning Zhi Qiu, membuat semangat mereka bertambah bergelora, sedangkan Qing Yan Zi, Qing Ye Zi, dan Qing Feng Zi merasa hati mereka menjadi dingin! Suara siulan ini berasal dari suara Fang Zhen Mei. Ning Zhi Qiu dengan cepat membalas siulan itu dan berteriak, "Jenderal Yu ada di sini-—"dia bicara tapi kerena lengah bahunya tertusuk oleh Qing Yan Zi. Suara siulan itu berubah menjadi suara angin kencang, seperti suara hujan yang membasahi gunung dan hutan, dalam sekejap orangnya sudah berada didekat mereka. Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi dengan gerakan cepat menyerang Jenderal Yu dari kanan dan kiri. Begitu mendengar siulan Fang Zhen Mei, semangat Ning Zhi Qiu bertambah, dia menyambar Long Jin Jian lagbuntuk bertahan sambil menunduk, dia masih sanggup menerima beberapa serangan. Jenderal Yu sudah mundur hingga ke sisi jurang, kalau dia mundur lagi, mungkin nasibnya akan sama seperti Qing Song Zi. Dia hanya melihat golok Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi bergerak seperti dua ekor ular panjang, mendatanginya. Ning Zhi Qiu dengan sekuat tenaga melawan serangan Qing Yan Zi. Serangan Qing Yan Zi bertambah dahsyat dan dilakukan dengan posisi miring, hingga kaki Ning Zhi Qiu tertusuk pedang Qing Yan Zi. Karena merasa sakit gerakan tubuh Ning Zhi Qiu melambat, Qing Yan Zi menendangnya hingga terjatuh. Qing Yan Zi mengangkat pedangnya dan siap menusuk. Saat itu beberapa meter jauhnya dari sana, terlihat bayangan seseorang yang berkelebat, hanya dalam sekejap gerakan orang seperti kilat itu mendatangi, tubuhnya tegak, karena dengan begitu dia lebih mudah untuk bernafas, dan bisa kuat berlari lama, tapi begitu baju putih orang itu sudah berada di dekat sana dan hampir mencapai garis akhir. Tubuhnya condong ke depan. Yang membuat kaget adalah kedua kakinya tampak tidak menginjak tanah, dia seperti bergerak melayang, tapi juga seperti menempel di atas permukaan tanah. Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi pada saat mendengar suara siulan itu mereka sudah bersiap-siap, mereka mengira orang itu turun dari langit, tidak disangka dia datang dengan cara menempel di bawah dan datang seperti terbang. Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi belum pernah menghadapi musuh dengan cara datang seperti itu! Mereka hanya terpaku! Segera wajah Qing Ye Zi terkena pukulan Jenderal Yu, dia merasa kepalanya menjadi pusing, ilmu silat Qing Feng Zi lebih tinggi dari Qing Ye Zi begitu melihat bayangan putih, dia segera berteriak kaget, "Fang Zhen Mei!" Dia malah membalikkan badan dan lari. Sedangkan Qing Ye Zi menusuk bayangan berbaju putih dan dengan cepat mencoba mencengkram kedua kakinya. berhasil dicengkram segera dia membanting. Dia membanting ke arah Qing Feng Zi yang sedang berlari. Qing Feng Zi yang sedang berlari dengan kencang, dia mendengar ada suara angin besar yang menghampiri, dia membalikkan tubuhnya bermaksud menahan, ternyata yang menyerangnya adalah sosok seseorang, dia segera mencabut pedangnya, baru saja dia menarik setengah pedangnya dari sarung, dia baru melihat dengan jelas, ternyata yang datang adalah Qing Ye Zi, dengan cepat dia membatalkan gerakannya, dia menangkap Qing Ye Zi, merekapun bertabrakan, lalu mereka terdorong mundur beberapa langkah, dia mendorong Qing Ye Zi, tapi jalan darah di seluruh tubuhnya karena tertabrak sekarang seperti tertotok. Dia hanya melihat ada angin keras berwarna putih lewat di depannya. Qing Yan Zi melihat kejadian itu dari jarak puluhan meter, dari kejauhan tampak bayangan berwarna putih, dia langsung berhenti. Begitu mendengar ada siulan dia sudah bersiap akan melarikan diri. Sekali dia meloncat mencapai beberapa meter, dia meloncat lagi, kemudian terbang lalu mendarat. Dia mengumpulkan tenaga siap berlari lagi, tapi bayangan putih itu sudah berhenti di depannya, dia berhadapan dengan punggung seseorang yang mengenakan baju putih. Qing Yan Zi membentak, dengan segenap tenaganya dikerahkan untuk bertarung dan pedangnya juga sudah dikeluarkan. Orang berbaju putih itu sudah membalikkan kepalanya, mencengkram dan menekan, kedua telapak tangannya beradu dengan tangan Qing YanZi. Waktu itu juga dia mencengkram pedangnya. Ternyata orang berbaju putih itu adalah Fang Zhen Mei. Rambut Fang Zhen Mei tampak berantakan, sorot matanya tidak seperti biasanya, biasanya sorot matanya ramah, sekarang sorot matanya seakan siap membunuh Qing Yan Zi, dia menjadi ketakutan. Apalagi tadi dia sempat merasakan kekuatan telapak tangan Fang Zhen Mei, pukulan dia hanya seperti memukul kertas, dia tidak bisa mengeluarkan tenaganya. Apakah tenaga telapak Fang Zhen Mei lebih lembut dibandingkan dengan jurus Qing Yan Zhang? Fang Zhen Mei melonggarkan jarinya yang menarik pedang, Qing Yan Zi mundur dan membentak, dia kembali menusuk 17 kali ke atas, 36 kali ke tengah, dan 8 kali ke bawah. Kemudian dicampur dengan jurus telapak tangan yang bisa membuat orang kehilangan nyawa. Fang Zhen Mei tidak roboh juga tidak bergerak, tiba-tiba dia mennyerang dan menjepit, lalu mengeluarkan telapak tangannya. Begitu pedang Qing Yan Zi datang, Fang Zhen Mei langsung menjepitnya, lalu menggetarkan Qing Yan Zi dengan jurusnya. Kemudian Fang Zhen Mei melepaskan tangannya lagi, dan pedang sudah berada di tangan Qing Yan Zi lagi. Qing Yan Zi berteriak-teriak, marah-marah, meraung, kemudian dia bergerak seperti seekor naga hijau. Pedang beserta orangnya menyerang Fang Zhen Mei lagi. Begitu dia mendekati Fang Zhen Mei, telapak tangan yang tadinya disembunyikan di perutnya dikeluarkan. Fang Zhen Mei yang sejak tadi tidak bergerak begitu dia bergerak, dia mengeluarkan tangannya dan menjepit kembali. Sekali menjepit dia sudah menjepit pedang Qing Yan Zi, dan telapak tangan yang satu lagi mendorong Qing Yan Zi kembali ke tempat semula! Qing Yan Zi terguling, pedangnya ditancapkan ke tanah, nafasnya terengah-engah. Fang Zhen Mei membentak, "Apakah kau belum merasa menyesal?" Tubuh Qing Yan Zi bergetar, wajahnya berubah menjadi seram. Tiba-tiba dia membalikan tubuhnya dan menggerakan pedangnya menyerang, tapi arah serangannya kali ini tertuju padk Jenderal Yu. Kali ini Fang Zhen Mei tidak menyangka kalau Qing Yan Zi akan melakukan tindakan seperti itu, dia ingin menghadang tapi sudah tidak sempat. Qing Yan Zi dengan segala cara ingin membunuh Jenderal Yu karena keinginan hati untuk membunuh sangat besar, maka serangannya tidak memperhatikan pertahanan dan banyak kelemahan. Arah larinya menuju Jenderal Yu dan kepala Ning Zhi Qiu. Walaupun Ning Zhi Qiu tidak bisa menghalangi gerakan Qing Yan Zi, tapi dia segera mengambil, golok yang tergeletak di bawah sekaligus menusuk perut Qing Yan Zi! Ujung golok itu menembus tubuh sampai keluar dari punggungnya. Tubuh Qing Yan Zi bergetar, tapi pedang itu masih tetap diarahkan kepada Jenderal Yu. Jenderal Yu adalah jenderal yang sangat berpengalaman, ditambah lagi dia sering terlibat dalam peperangan, melihat ada pedang yang menghampirinya, dia secepat kilat meloncat ke samping, lolos dari posisi yang sangat berbahaya. Akhirnya Jenderal Yu bisa menghindari serangan itu. Begitu Qing Yan Zi berlari melewati Jenderal Yu, segera terdengar teriakan yang memilukan. Ternyata di belakang Jenderal Yu adalah jurang yang dalam. Qing Yan Zi terjun ke dalam jurang yang dalamnya ratusan meter. Qing Yan Zi yang masuk ke dalam jurang tubuhnya pasti akan terluka berat atau bahkan mati. Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, dia segera berlari menuju seekor kuda, di tengah-tengah udara dua mengucapkan beberapa kalimat: "Aku datang terlambat, Jenderal! Mohon maaf!" "Aku harus segera kembali lagi ke kota Xia Guan untuk membantu Pendekar Long mengalahkan Pangeran Jin!" "Qing Feng Zi dan Qing Ye Zi sudah ditotok olehku harap Pejabat Ning bisa membawa mereka dan memberikan hukuman kepada mereka!" "Pejabat Ning, harap Anda mengantarkan Jenderal Yu kembali ke markas para prajurit Song!" Selesai berpesan, kudanya sudah berlari jauh, Fang Zhen Mei sudah pergi lagi dari sana. Angin masih berhembus, gunung masih tetap berwarna hijau. Jenderal Yu dan Ning Zhi Qiu masih terpaku. Kemudian Jenderal Yu berkata dengan pelan, "Fang Zhen Mei memang seorang yang hebat...." Ning Zhi Qiu menarik nafas dan menanggapi, "Dia datang kemari, lalu berlari pergi lagi, apakah dia masih bisa bertarung dengan Jin Zhen Ying?" 0-0-0 Xi Wu Hou berteriak panjang, dengan cepat dia mengeluarkan dua jurus kepalan tangannya dan sebuah serangan jari! Xin Wu Er sejurus demi sejurus mencairkan jurus Xi Wu Hou. Xi Wu Hou mengangkat tangan kirinya, mengeluarkan kepalan tangan kanannya, mengangkat tangan kanannya, tangan kirinya mengeluarkan kepalan, satu adalah' jurus sebenarnya sedangkan yang lain adalah jurus tipuan, tapi setiap jurus yang dikeluarkan sangat sadis! Setelah beberapa jurus berlalu, tiba-tiba Xin Wu Hou malah berhenti, kemudian dia bertingkah laku seperti burung gagak, berputar dan mengelilingi panggung. Begitu naik ke atas panggung, mereka langsung bertarung dengan menggunakan kaki dan tangan, membuat orang-orang yang menonton tampak tegang, mereka bertarung dengan cepat seperti kilat. Setelah lewat 20-30 jurus, tiba-tiba Xi Wu Hou terbang ke atas dan tertawa aneh. Tubuhnya berputar, kesepuluh jarinya menusuk ke arah XinWuEr! Xin Wu Er sama sekali tidak bergerak, tiba-tiba dia melancarkan serangan dan kesepuluh jarinya dikeluarkan untuk menangkis kesepuluh jari Xi Wu Hou. Kedua tangan mereka menempel, dan langsung mencengkram dengan erat. Terdengar suara CHA, CHA dua tangan saling membelit kemudian berpisah, dan keringat terus berjatuhan. Muka mereka tampak sangat pucat. Mereka berdiri dengan kaku seperti sedang mengeluarkan tenaga. Tiba-tiba Xi Wu Hou mengangkat kaki dan menendang, Xin Wu Er meloncat menghindar. Pada saat dia meloncat, orang yang bermata jeli melihat bahwa Xin Wu Er menjepit jari manis dan kelingking Xi Wu Hou, sekarang jari itu sudah tidak berbentuk lagi, pasti tulang jarinya sudah remuk. Xin Wu Er tertawa dingin, "Jari tanganmu sudah berkurang dua, kalau ingin bermain sempoa tidak akan enak seperti biasanya!" Wajah Xi Wu Hou menghitam, dia berputar, tangan kanannya membentuk seperti golok dan menusuk ke arah Xin Wu Er. Tapi Xin Wu Er dengan cepat mengangkat kakinya, kemudian tangan kanannya bergerak seperti mengangkat lampu, serangan itu berhasil dipatahkan oleh Xi Wu Hou, dari sebelah kanan dan sebelah kiri dia melancarkan pukulannya! Tapi saat itu Xi Wu Hou dari balik bajunya mengeluarkan sesuatu benda yang berwarna hitam! Penonton berteriak, ternyata Xi Wu Hou sudah mengeluarkan senjata andalannya yang terkenal yaitu sempoa besi. Dengan cepat Xin Wu Er mundur! Xi Wu Hou melangkah maju, dia menebas ke kiri dan ke kanan dengan sempoa besinya, dia menggunakan jurus Da Bu Liu Ren, dan jurus lainnya. Semua berjumlah 12 jurus. Semua jurus dilancar dengan senjata sempoa besinya, dia terus menyerang Xin Wu Er. Xin Wu Er seperti seekor elang terbang. Sempoa besi milik Xi Wu Hou dijadikan sebagai golok, tapi golok itu tidak bisa mengenai tubuh Xin Wu Er. Wajah Xi Wu Hou berubah, dia mengubah jurus sempoanya, bahkan jurus-jurus Hai Tou Wang Yue seperti Qing Long Ying Zhu sudah dikeluarkan, dan semua jurus ini adalah jurus pedang, dia menutup jalan mundur Xin Wu Er. Tiba-tiba Xin Wu Er melayang ke atas dan berhasil melewati jurus pedang Xi Wu Hou! Xi Wu Hou mengubah jurusnya lagi dengan cara menutup, berpindah, mendorong, dan menjepit, dia terus menyerang Xin Wu Er. Tapi Xin Wu Er seperti seekor burung nuri terbang ke -atas lalu ke bawah, tapi Xi Wu Hou seperti sudah memasang jala, secara bertahap memperkecil ruang gerak Xin Wu Er. Mata para penonton melihat tanpa berkedip, tiba-tiba terdengar suara besar membentak dan muncul kilauan emas. Di tangan Xin Wu Er terlihat ada sebuah sempoa yang terbuat dari emas. Dalam waktu singkat sempoa itu beradu dengan sempoa besi milik Xi Wu Hou. "TAK! TAK!" kedua sempoa itu beradu, lalu dengan cepat Xi Wu Hou mundur, tapi tangannya sempat tergetar sehingga terasa sakit. Waktu itu penonton merasa senang, tiba-tiba Xi Wu Hou mengoyangkan kedua tangannya. Berpuluh-puluh biji sempoa menyerang ke arah Xin Wu Er! Rasa senang penonton berubah menjadi terkejut! Tiba-tiba kedua tangan Xin Wu Er mengayun, semua biji sempoa emasnya juga meluncur kedepan. Biji sempoa besi dan sempoa emas di tengah-tengah udara saling bertabrakan dan terjatuh. Xi Wu Hou marah, dia melipat rangka sempoanya, dan sempoa itu berubah menjadi sebuah pecut dan diayunkan ke arah Xin Wu Er! Rangka semopa emas milik Xin Wu Er tiba-tiba dilipat menjadi bentuk batang emas dan jumlahnya ada 5, batang emas itu sangat tajam, lalu dilemparkan ke arah Xi Wu Hou! XiWu Hou terkejut! Pecut besi yang sudah diayunkan ditarik kembali menjadi tabir yang melindungi tubuhnya. Begitu Xi Wu Hou memukul kelima benda tajam itu, kepalan Xin Wu Er sudah tiba di depannya! Xi Wu Hou hanya mendengar suara BUG, dan dia merasa langit dan bumi seperti berputar. Dia terjatuh 7 kaki jauhnya. Setelah agak lama dia baru bisa bangun! Begitu Xin Wu Er menang, para penonton bersorak. Selangkah demi selangkah Xin Wu Er mendekati Xi Wu Hou, Xi Wu Hou lalu dengan cepat berkata, "Jangan menyerang, jangan menyerang, aku terima kalah." Sorakan penonton bertambah riuh rendah! Xin Wu Er sambil tertawa mendekati Xi Wu Hou untuk memapahnya berdiri, lalu berkata, "Mari, kita sama-sama turun panggung." ^ Xi Wu Hou menjawab dengan wajah cemberut, "Baiklah!" Tapi tidak terduga dia tiba-tiba mencengkram bahu Xin Wu Er dan mematahkan tulangnya, setelah itu dia memukul perut Xin Wu Er. Xin Wu Er kesakitan dan membungkuk seperti udang. Xi Wu Hou tertawa dan mundur dari sana. Dia masih mengangkat tangannya dan siap memukul lagi. Xin Wu Er mencoba bertahan dengan tangan kirinya untuk menahan serangan tangan kanan Xi Wu Hou! Tangan kanan Xi Wu Hou memegang tulang bahu kanan Xin Wu Er. Saat itu juga, kaki Xin Wu Er bergerak menendang. Dia menendang ke arah alat vital Xi Wu Hou! Wajah Xi Wu Hou berubah menjadi kehijuan dan berkerut seperti cakue! Dia membuka mulut tapi tidak mengeluarkan kata-kata. Setelah itu diapun roboh dan tidak bisa bangun lagi. Xin Wu Er memuntahkan darah, pelan-pelan dia berjongkok, dan dengan terengah-engah berkata, "Kau orang licik, tidak tahu kebenaran, kau tidak pantas memakai sempoa...." Suara Shi Wen Sheng terdengar seperti guntur yang bergemuruh, "Pertarungan antara pihak Song dan pihak Jin pada babak kedua, hasilnya adalah dimenangkan oleh Sempoa Emas,XinWuEr!" Kata-kata kemenangan ditukar dengan nyawa dan darah serta penghinaan. 0-0-0 BAB14 Kuda berlari seperti kuda gila Dalam tujuh babak pertarungan, pihak Song sudah menang dua babak, bila bisa memenangkan dua babak lagi, maka kemenangan sudah berada di tangan pihak Song. Tapi wajah Long Zhai Tian tidak tampak senang. — Pangeran Jin, Xia Hou Lie, Ge La Tu, dan Wan Yan Zhu belum turun dalam pertarungan! Mereka berempat barulah lawan yang sulit dihadapi, terdengar Shi Wen Sheng berkata, "Pertarungan pihak Song dan pihak Jin, memasuki babak ketiga----" 0-0-0 Kuda berlari dengan kencang, tampak penunggang dan kuda itu seperti sudah bersatu. Pemandangan di kedua sisi jalan seperti kilat dengan cepat lewat. Pada saat berlari dengan kencang, Fanc Zhen Mei teringat pada puisi Du Fu yang berjudi 11 'Ba Zhen Tu' dan puisi-puisi dari Han Gao Sini (salah satu raj a Dinasti Han). Kuda berlari dengan kencang, walaupun Fang Zhen Mei berpikir tapi dia dan kuda ii seperti sudah menyatu dan dengan sekuat tenaga terus berlari. 0-0-0 Matahari sudah berada di tengah langit, siang sudah berlalu, orang yang berada di atas panggung dan yang berada di bawah panggung tampak berkeringat karena kepanasan. Mereka berharap hujan akan turun untuk membersihkan semua debu dan kotoran yang melekat. Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Babak ketiga-—" Dari pihak Jin tampak berdiri seseorang, tubuhnya tinggi dan kurus, dia seperti mayat hidup, dari bawah panggung terdengar suara, "Hiii!" Orang itu selangkah demi selangkah berjalan, kakinya bergerak tapi lututnya seperti tidak dibengkokkan. Begitu sampai di bawah panggung yang tingginya beberapa meter, dia berdiri dengan lurus dan meloncat ke atas panggung. Penonton dan para pendekar Huai Bei yang bermata jeli segera mengenali orang itu dan berteriak, "Wan Yan Zhu!" Ternyata orang yang bernama Wan Yan Zhu sudah pernah datang ke Zhong Yuan tiga kali, dan pada saat dia berada di Zhong Yuan dia membunuh banyak orang. Terakhir dia diusir oleh Fang Zhen Mei dan diapun segera keluar rlari Zhong Yuan. Tapi orang- orang dunia persilatan Huai Bei tetap ingat kepadanya. Terdengar seorang pak tua berkata, "Mayat hidup itu kembali lagi!!" Jari-jari tangan kiri Wan Yan Zhu dilebarkan. Kuku panjang yang ada di jari telunjuk dan kelingking melepaskan sesuatu, benda itu menancap di kedua mata pak tua itu. Karena kesakitan pak tua itu jatuh ke tanah dan berguling- guling dengan wajah penuh dengan darah serta berteriak-teriak. Para penonton kaget dan marah melihat kejadian itu. Terdengar dari pihak Song ada yang berkata dengan dingin, "Saat ini yang sedang bertarung adalah pihak Song dan pihak Jin, kau malah melampiaskan kemarahan pada orang yang tidak ikut bertarung, apakah itu memang sikap orang-orang Jin?" Tampak seseorang yang mengenakan baju berwarna abu seperti seekor burung besar terbang dan turun ke atas panggung. Para penonton menyaksikan ilmu meringankan tubuh yang begitu tinggi, merekapun memuji, setelah dilihat lagi lebih teliti, ternyata dia adalah Tuan Sempoa yang mereka hormati, Bao Xian Ding. Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu saling berhadapan. Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Babak ketiga, pihak Jin diwakili oleh Wan Yan Zhu, akan berhadapan dengari pihak Song yang diwakili oleh Bao Xian Ding!" Para penonton yang berada di bawah panggung terus berteriak, "Pendekar Bao, bunuh mayat hidup itu!" "Bunuh dia! Bunuh dia!" "Tuan Bao, demi kami, Anda harus membunuh orang itu!" Wajah Wan Yan Zhu tampak datar, sosoknya seperti kayu dan juga seperti sebongkah batu, dia hanya berdiri dengan diam. Bao Xian Ding menenangkan dirinya, kedua matanya tampak bersemangat. Dia terus melihat ke arah Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu tidak bergerak begitu pula dengan Bao Xian Ding. 0-0-0 Wan Yan Zhu bergerak, Bao Xian Ding ikut bergerak. Wan Yan Zhu bergerak seperti seekor burung besar, terbang dan menyerang Bao Xian Ding. Bao Xian Ding membentak, dia bersuara keras dan kakinya memasang kuda-kuda, dia mengeluarkan kepalannya. Tapi Wan Yan Zhu tiba-tiba terdiam, tidak bergerak sama sekali. Ternyata pukulan dari kepalan tangan Bao Xian Ding sia-sia digerakan. Sekarang kelima jari Wan Yan Zhu membentuk seperti cakar dan dengan secepat kilat ingin mencengkram tangan Bao Xian Ding! Wu Zhen Shi yang berasal dari perusahan Biao Huai Yang tidak berilmu silat tinggi tapi dia mati di tangan Wan Yan Zhu hanya dalam 3 jurus, semua karena jurus-jurus Wan Yan Zhu sangat aneh! Ini adalah keempat kalinya dia datang ke Zhong Yuan. Dan ilmu silatnya sudah meningkat jauh dibandingkan sebelumnya. Kecuali kalau dia bertanding dengan Wo Shi Shui, dia pasti akan kalah, sedangkan dengan yang lainnya, dia tidak terkalahkan. Cengkraman Wan Yan Zhu begitu tiba-tiba, mengarah pada tangan kanan Bao Xian Ding. Bila dia mencengkram sebuah batu, Wan Yan Zhu sanggup membuat batu itu hancur. Pada saat Wan Yan Zhu mengeluarkan tenaga, dia merasa benda yang dicengkramnya licin dan tidak mudah dicengkram. Tangan Bao Xian Ding berhasil lepas dari cengkraman Wan Yan Zhu. Tangan yang berhasil lolos itu memukul urat nadi Wan Yan Zhu yang letaknya ada di sisi kepala. Tubuh Wan Yan Zhu seperti batu juga seperti kayu, urat nadi yang berada di samping kepala adalah bagian yang mematikan! Dan sekarang Bao Xian Ding sedang mengincar bagian itu. Pinggang Wan Yan Zhu tidak berputar. Lututnyapun tidak digerakkan, tapi dia sudah bergeser sejauh 3 kaki. Begitu mundur, dia melihat di sekelilng tubuhnya penuh dengan bayangan kepalan tangan. Itulah kepalan tangan Bao Xian Ding. Bao Xian Ding adalah murid Shao Lin yang tidak menjadi biksu. Jurus Bai Bu Shen Quan (Kepalan sakti seratus langkah) telah dikuasainya dengan sempurna. Jurus Bai Bu Shen Quan berjumlah 108 jurus. Jurus pertama yang dilancarkan Bao Xian Ding membuat dirinya berada diatas angin, tapi Wan Yan Zhu masih bisa menghindar ke kiri dan ke kenan. 108 jurus telah selesai dimainkan dan Wan Yan Zhu sudah bersiap akan membalas serangan. Tapi Bao Xian Ding sudah mengubah kepalannya. Jurus yang dikeluarkan Bao Xian Ding sekarang adalah Fu Hu Quan Fa (Jurus kepalan mengurung harimau). Walaupun jurus-jurus Wan Yan Zhu aneh dan kejam tapi jurus kepalan Shao Lin adalah ilmu silat murni sejak jaman dulu, karena itu Wan Yan Zhu mengalami kesulitan membalasnya! Setiap langkah Wan Yan Zhu sangat aneh, orang-orang Zhong Yuan belum pernah melihat langkah seperti itu. Langkah itu selalu dilakukan pada saat-saat terakhir menghindari serangan Bao Xian Ding. Wan Yan Zhu yakin jurus-jurus yang dikeluarkan oleh Bao Xian Ding pasti akan ada habisnya, dan Bao Xian Ding pasti akan merasa kelelahan karena tenaganya terkuras. Kalau saatnya sudah tiba dia akan memukul Bao Xian Ding sampai mati! Betul saja, serangan kepalan tangan Bao Xian Ding akhirnya berhenti. Wan Yan Zhu menjadi bersemangat akan membalas serangan, tapi semua kelemahan Bao Xian Ding segera menghilang dan digantikan dengan jurus kepalan yang lebih garang lagi, yaitu jurus Shao Lin yang bernama Luo Han Shen Quan. Begitu jurus Shao Lin yang bernama Luo Han Shen Quan dikeluarkan, di atas panggung hanya tampak bayangan kepalan tidak tampak ada sosok orangnya. Hanya terdengar suara angin keras yang dihasilkan dari kepalan tapi tidak tampak ada sosok orangnya! Kalau di atas panggung dipasang lilin, walaupun lilin itu berjumlah 1.000 batang, semua lilin itu tentu akan padam. Semua itu disebabkan angin! Wan Yan Zhu sangat terkejut, dia menatap Bao Xian Ding, seakan-akan dia seorang dewa yang baru turun dari langit. Mata Bao Xian Ding memancarkan wibawa. Dia tidak tampak lelah sama sekali. Serangan kepalannya ? malah bertambah kuat, wajahnya merah, kelihatannya dia masih mampu bertahan 5-6 jam lagi, sekarang Wan Yan Zhu tahu Bao Xian Ding tidak akan kelelahan! Wan Yan Zhu menghindar ke kiri lalu ke kanan! Tiba-tiba dia baru sadar kalau sekarang dia dipaksa dan didesak hingga ke pinggir panggung. Wajah Wan Yan Zhu berubah! Tadinya wajahnya tampak cemberut sekarang menjadi bertambah cemberut lagi. Kalau dia sampai turun dari panggung pertarungan, artinya dia akan dinyatakan kalah. Ini adalah aturan pertarungan yang berlaku. Saat ini Bao Xian Ding melancarkan serangan dengan dua kepalan tangannya. Tiba-tiba Wan Yan Zhu berteriak keras, sehingga membuat para penonton di san.i menjadi ketakutan. < Seperti seekor srigala liar dari padan^, rumput yang luas, pada saat melihat terang bulan srigala itu pasti akan melolong. Begitulah bunyi teriakan Wan Yan Zhu, dan Wan Yan Zhu sudah tidak menghindari kepalan itu lagi tapi dia berusaha untuk menendang dua kali! Setelah 2 kali, lalu 4 kali. Setelah 4 kali, lalu 8 kali. Setelah 8 kali, lalu 16 kali. Dalam waktu singkat dia sudah menendang 70-80 kali, karena tidak mau menukar pukulan, membuat Bao Xian Ding terpaksa terus mundur! Long Zhai Tian yang berada di bawah panggung berteriak, "Gou Hun Lian Huan Tui!"(Tendangan berantai mengikat roh). 0-0-0 Ternyata Wan Yan Zhu menyebut dirinya sebagai ketua Ying Zhao Zuo Gu Men dan jurus cakar elangnya sangat lihai. Raja cakar elang di Zhong Yuan yang bernama Lei Feng juga gentar kepadanya. Dengan jurus Zuo Gu banyak yang mengira kalau Wan Yan Zhu dengan cakar elangnya bisa menyerang syaraf dan tulang lawannya, tapi sebenarnya bukan seperti itu. Dia bisa memotong syaraf dan tulang dengan jurus Gou Hun Lian Huan Tui. Jurus ini diciptakan khusus untuk menendang jalan darah penting dan syaraf lainnya. Apalagi di persendian tulang. Kalau jurus ini dikeluarkan sejurus ke sejurus lainnya lebih cepat, mungkin orang masih sanggup menghindari 10 tendangannya, tapi begitu terkena sekali tendangannya, maka tubuh akan menjadi cacat atau bahkan bisa mati. Jurus ini menang sangat kejam! Jurus ini semakin dikeluarkan, gerakannya semakin cepat, membuat Bao Xian Ding jadi terdesak terus dan tanpa terasa hampir mendekati pinggir panggung! Kelihatannya Wan Yan Zhu akan membuat Bao Xian Ding terbanting ke bawah panggung. Tiba-tiba terdengar suara, "Pu Le Le!" Wan Yan Zhu dengan cepat mundur. Tampak di tangan Bao Xian Ding sudah memegang sebuah sempoa. Sempoa itu tidak terbuat dari besi atau emas, melainkan hanya sebuah sempoa sederhana yang terbuat dari kayu! Begitu sempoa dikeluarkan, Wan Yan Zhu malah mundur! Orang lain tidak melihat keanehan sempoa itu, tapi mata Long Zhai Tian yang jeli, dapat melihat Wan Yan Zhu telah dua kali menendang sempoa itu. Setelah menendang sempoa, wajah Wan Yan Zhu tampak kesakitan dan gerakan kakinya tidak selincah tadi, maka dia memutuskan untuk mundur dulu. 0-0-0 Sempoa milik Bao Xian Ding tampak sangat biasa, tapi kalau sudah digerakan, maka akan tampak kalau itu bukan sempoa! Itu adalah golok, pedang,' tongkat, atau seperti kuas hakim yang memiliki kaitan! Setelah mengeluarkan sempoa itu, Bao Xian Ding mengeluarkan jurusnya yang ganas. Berikutnya dia mengeluarkan jurus pedang, lalu diganti denganh jurus tongkat, lalu diganti lagi dengan jurus kuas hakim. Jurus-jurus yang dikeluarkan begitu lancar dan berubah-ubah pada saat yang tepat. Hal ini tampak lebih sulit dilakukan dibandingkan pada saat Xi Wu Hou dan Xin Wu Er bertarung tadi. Tampak tingkat mereka tadi berbedajauh. Jurus Wan Yan Zhu tidak bisa menahan jurus tongkat Bao Xian Ding. Dia bisa menghindari serangan tongkat Bao Xian Ding tapi tidak bisa menghindari serangan lain! Jurus-jurus yang dikeluarkan saling mendukung satu sama lain. Jurus terakhir adalah jurus sempoa. Sejak tadi sudah dikeluarkan 18 macam jurus senjata, hanya dalam waktu singkat Bao Xian Ding berhasil memaksa Wan Yan Zhu mundur ke pinggir panggung! Tiba-tiba Wan Yan Zhu berteriak, kedua tangannya tampak mengulur memanjang dan siap mencekik leher Bao Xian Ding! Ternyata dalam waktu singkat Wan Yan Zhu sudah mengeluarkan cakarnya. Dengan menghindar ke kiri dan ke kanan, Bao Xian Ding berusaha membuka cekikan dari cakar Wan Yan Zhu, tapi cakar itu mencengkram lehernya dengan erat. Ternyata tangan Wan Yan Zhu sudah memanjang sebesar setengah kaki. Long Zhai Tian yang berada di bawah panggung segera berteriak, "Tian Zhu Wu Zhang Gui Zhao!" (Cakar setan dari India). Bao Xian Ding tidak berkutik, tampak dia akan tercekik hingga mati. Tiba-tiba dia melangkah maju 5 langkah. Dengan cara aneh dia bisa melepaskan diri dari cekikan cakar setan Wan Yan Zhu! Sekarang kedua tangan Wan Yan Zhu yang panjang digunakan sebagai senjata dan dia mulai menyerang Bao Xian Ding. Tampak kumis Bao Xian Ding bergerak-gerak walaupun tidak ada angin yang berhembus. Dia melangkah ke kiri 4 langkah lalu mundur 6 langkah. Maju lagi satu langkah, begitu seterusnya sehingga membuat orang bingung melihat tingkahnya. Kedua cakar Wan Yan Zhu sama sekali tidak bisa mengenainya. Xin Wu Er yang berada di bawah panggung sudah lupa kalau saat itu dia sedang terluka parah, dia berteriak, "Ilmu sempoa!" Ternyata dari 3 orang persilatan yang bersenjatakan sempoa, suara sempoa milik Xi Wu Hou bisa membuat orang takut, dengan biji sempoanya dia bisa menjadikan biji itu sebagai senjata rahasia untuk membunuh lawan-lawannya tapi ilmu silat sempoanya yang paling rendah. Sempoa Xin Wu Er bisa memainkan ilmu silat dari masing-masing perkumpulan, rangka sempoanya bisa dibuka dan dijadikan senjata dengan bentuk batangan, selain itu juga bisa digunakan sebagai senjata rahasia. Tapi di antara ketiga orang itu, Bao Xian Ding lah yang ilmu silatnya paling tinggi. Dia bisa memainkan ilmu silat dari masing-masing perkumpulan, dan caranya memainkan sempoa bisa digabungkan dengan tehnik langkah kakinya. Yang perlu diketahui, ilmu berhitung adalah suatu ilmu yang sulit. Ilmu ini bisa menghitung nasib setiap orang dalam hidupnya seperti bintang-bintang yang ada di langit dan dapat dihitung. Ilmu berhitung memang suatu ilmu yang sulit. Ba Zhen Tu yang digunakan oleh Zhu Ge Liang dalam menyusun strategi perang, itupun merupakan hasil dari perhitungan. Seperti Ba Gua, perhitungan nasib, Hong Shui, semua didapatkan dari hasil perhitungan. Ilmuwan yang menemukan sesuatu, tabib, ahli berhitung, dan ahi astronomi Tiongkok kuno menemukan perhitungan ini jauh-jauh hari sebelum negara barat yang menemukannya. Orang-orang Tiongkok berhasil menemukan suatu ilmu yang mengejutkan seperti kedokteran di bidang operasi. Sedangkan Tabib Hua Tho yang menemukan ilmu akupuntur. Sampai saat ini ilmu-ilmu itu dianggap oleh negara barat sebagai langkah awal dari ilmu akupuntur sekarang. Dan ilmu ini mulai diperhatikan di seluruh dunia. Ilmu ini menjadi ilmu kedokteran pertama yang berasal dari Tiongkok yang ditemukan pada jaman Chun Qiu. Buku resep ketabiban yang pertama lahir pada Dinasti Tang. Di dunia ini orang yang mendapatkan penyakit campak untuk pertama kalinyapun adalah orang Tionghoa. Perhitungan Tuan Bao di bidang sempoa termasuk dalam perhitungan Da Yan Qiu Yi Shu. Sekarang ilmuwan dalam ilmu berhitung menganggap bahwa kebenaran sebuah angka bila dihitung dengan sempoa maka hasilnya akan sama dengan perhitngan kalkulator. 0-0-0 Bao Xian Ding menghindari cengkraman Wan Yan Zhu, dia melangkah ke depan 5 langkah, kemudian melakukan 5 langkah kecil. Ini adalah rumus sempoa yang bernama Wu Xia Wu (lima turun lima. Artinya biji sempoa bagian atas bersatu dengan biji sempoa kelima). Kemudian melangkah 4 langkah ke kiri, lalu mundur 6 langkah, lalu maju lagi satu langkah. Ini adalah rumus sempoa yang disebut Si Qu Liu Jin Yi (empat membuang, enam masuk satu). (4+6=10, dimasukkan ke dalam puluhan dalam sebuah biji sempoa). Kemudian ke kiri 4 langkah, ke kanan 5 langkah, lalu melakukan langkah besar. Ini adalah rumus Qiu Shang Si Qu Wu Jin. Dengan melakukan langkah-langkah seperti dalam rumus-rumus sempoa, Bao Xian Ding bisa memecahkan serangan Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu berteriak seperti orang gila, tiba-tiba di tangannya tampak ada sesuatu yang berkilau, ternyata dia memegang sebuah cakar berwarna kuning, panjang cakar ini ada sekitar 7 inchi. Cakar itu dipenuhi dengan duri. Dia membacok Bao Xian Ding dengan senjata itu, dan membuat Bao Xian Ding Uerus mundur! Tangan Wan Yan Zhu lebih panjang dari tangan orang normal, sekarang ditambah dengan cakar yang berwarna kuning, dalam 23 jurus Wan Yan Zhu memaksa Bao Xian Ding mundur hingga ke ujung panggung. Penonton yang berada di bawah panggung pada saat melihat pertarungan ini jantung mereka berdebar-debar, bahkan sampai lupa untuk menarik nafas. Pertarungan babak ini lebih seru dibandingkan dengan pertarungan antara Xi Wu Hou dan Xin Wu Er. Bahkan serunya berkali-kali lipat! Bao Xian Ding maju 3 langkah, sempoa di tangannya sudah menyerang secepat kilat sebanyak 70 jurus! Wan Yan Zhu baru bisa menyambut 35 jurus, tapi dia terdesak mundur hingga 7 langkah. Kemudian Bao Xian Ding menendang 21 kali dengan 5 macam teknik tendangan! Pada saat Wan Yan Zhu berusaha menghindar, dia mundur 11 langkah! Bao Xian Ding mundur 7 langkah, tiba-tiba dia mengeluarkan telapak tangannya, pada saat sudah mencapai tengah-tengah dia menariknya kembali! Wan Yan Zhu melihat serangan telapak tangan Bao Xian Ding, terpaksa dia menyambutnya. Pada saat dia mengeluarkan telapak tangannya, tangan Bao Xian Ding secara tiba-tiba menghilang! Jurus ini disebut dengan jurus Qi Du Shang Yuan Chong Xiang Hui. Shang Yuan artinya setengah. Satu jari hanya memainkan setengah jurus, kemudian setelah itu ditarik kembali. Kelihaiannya adalah dalam setengah jurus itu bisa membunuh lawan. Pada saat serangan Wan Yan Zhu tidak mengenai sasaran, hampir saja dia jatuh terjungkal. Tampak Bao Xian Ding masih maju dan mundur, lalu maju dan mundur lagi. Berarti dia telah maju 15 langkah dan tangannya sudah menyerang dengan 105 jurus. Sambil bertahan Wan Yan Zhu terus mundur, sekarang dia mundur lagi hingga ke pinggir panggung. Sempoa milik Bao Xian Ding terus digerakkan ke depan dan ke belakang. Dia memukul 15 kali ke arah Wan Yan Zhu. Dalam 15 serangan ini dia telah memukul Wan Yan Zhu, kalau ini menimpa pada orang lain, mungkin tulang- tulang di seluruh tubuhnya itu akan remuk. Tapi orang yang bernama Wan Yan Zhu ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang biasa. Ilmu silatnya bernama ilmu mayat, ilmu ini sangat menakutkan, walaupun dia sudah terkena 15 pukulan, dia hanya bergoyang tapi tidak sampai ambruk! Kalau dia ambruk maka dia akan terjatuh dari panggung. Bao Xian Ding merasa kalau sekarang dia tidak mamukul Wan Yan Zhu hingga jatuh dari panggung, dia takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka dia memutuskan untuk menekan sempoanya, semua biji sempoa ditembakkan ke jalan darah-jalan darah di tubuh Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu sudah tidak bisa mundur dan juga tidak bisa menghindar lagi. Tapi secara tiba-tiba dia menghilang! ' Semua biji sempoa yang ditembakkan oleh Bao Xian Ding tidak ada satupun yang mengenainya. Tiba-tiba saja Wan Yan Zhu muncul kembali! Ternyata pada saat biji sempoa itu dilepaskan ke arahnya, Wan Yan Zhu menelungkup ke bawah, kedua kakinya mengait ke sisi panggung, setelah semua biji sempoa melewatinya, dia baru kembali ke atas panggung. Bao Xian Ding hanya bisa tertegun. Pada saat masih dalam keadaan tertegun, Wan Yan Zhu menundukkan kepala dan menerjang Bao Xian Ding! Bao Xian Ding sama sekail tidak menyangka, kalau V/an Yan Zhu akan melakukan hal seperti itu. Terdengar suara BUG, dia ditabrak hingga terpental ke atas! Wan Yan Zhu berdiri tegak, cakar kuningnya dilemparkan ke arah Bao Xian Ding. Cakar itu meluncur dengan cepat seperti sebuah peluru dan mengejar Bao Xian Ding. Bao Xian Ding yang diterjang Wan Yan Zhu hingga terpental ke atas. Tapi pada saat itu rangka sempoanya dilemparkan! Rangka itu berputar-putar di udara kemudian dengan cepat mengarah pada Wan Yan Zhu! Wan Yan Zhu sama sekali tidak menyangka bahwa pada saat keadaan genting seperti itu Bao Xian Ding masih bisa membalas serangan, tubuhnya terkena lemparan Sempoa dan terluka, kerenaterluka maka reaksi tubuhnya agak terlambat. Rangka sempoa yang mengenai dadanya, mendorong dan membuatnya terjatuh dari panggung! Penonton segera bersorak sorai saat itu juga. Tapi pada saat itu juga cakar yang dilempar Wan Yan Zhu datang dan menusuk Bao Xian Ding! Di tengah-tengah udara tampak Bao Xian Ding menarik nafas dan terbang ke atas lebih cepat lagi! Kemudian Bao Xian Ding mengambil nafas lagi dengan cepat turun, saat itulah cakar Wan Yan Zhu melesat melewati kepalanya. Keadaan ini benar-benar sangat berbahaya! Bagitu turun Bao Xian Ding berada di luar panggung! Penonton bersorak tiada henti. Long Zhai Tian dengan cepat memapahnya dan berseru, "Adik, apakah kau baik-baik saja?" Bao Xian Ding tertawa kecut, disudut mulutnya keluar darah, dengan lemah dia berkata,".. .aku tidak berhasil seperti yang Kakak harapkan...." Tangan Long Zhai Tian memegang telapak Bao Xian Ding. Dia menyalurkan tenaganya ke tubuh Bao Xian Ding. Long Zhai Tian berkata, "Jangan bicara seperti itu!" Wan Yan Zhu terjatuh ke bawah panggung, dengan bersusah payah dia baru bisa bangun. Tapi karena kondisi tubuhnya tidak mantap dia berjalan seperti orang mabuk, dengan sempoyongan dia berjalan menghampiri Pangeran Jin lalu berlutut, "Pangeran, mohon jangan marah, hamba sudah berusaha sekuat tenaga...." Pangeran Jin tertawa dingin dan melambaikan tangannya. Xia Hou Lie yang berada di sisi, memapahnya supaya berdiri. Shi Wen Sheng berteriak, "Pihak Jin dan pihak Song bertarung, pada babak ketiga, dari pihak Song yang diwakili Bao Xian Ding dan dari pihak Jin diwakili Wan Yan Zhu, hasilnya adalah seri!" Kemudian dia berteriak lagi, "Babak keempat dimulai...." 0-0-0 BAB 15 Bertarung dengan La Ma Kuda masih terus berlari, tenaganya sudah terkuras habis, dan kuda itu akan segera roboh. Tiba-tiba Fang Zhen Mei terbang dan berjalan ke depan sejauh puluhan meter. Kalau dengan cara seperti itu menunggang kuda, mungkin kuda itu pasti akan cepat mati. Apa salah kuda itu? Siapa yang tega melakukannya? Karena itu Fang Zhen Mei lebih memilih menggunakan kekuatannya sendiri untuk berlari. Dia berlari dengan cara terbang, tapi bagi seorang pesilat melakukan hal seperti ini sangat menguras tenaga. Tengah hari sudah berlalu, jam dua akan segera tiba. Matahari masih tampak besar dan udara begitu panas. Long Zhai Tian dan para pendekar Huai Bei, apakah mereka masih bisa bertahan? Karena memikirkan hal itu, maka Fang Zhen Mei sudah tidak peduli kalau tenaga dalamnnya akan terkuras, i Baju putihnya tampak berkibar. Dengan sepenuh hati dia berlari. Xia Guan, Xia Guan, kota Xia Guan masih jauh! 0-0-0 Begitu Shi Wen Sheng berteriak, "Babak keempat----" tampak seseorang bersalto dan meloncat ke atas panggung. Salto yang dilakukan orang itu terlihat biasa, tapi panggung yang tingginya beberapa meter itu ditempuh dalam satu kali bersalto, dan pada saat mendarat punggung orang itu menghadap ke arah penonton. Jadi sekarang ini orang itu tidak tahu dia berada di mana. Dia menutup dahinya dan bertanya, "Di mana penontonnya? Mereka ada di mana?" Para penonton yang berada di bawah panggung tertawa dan berteriak, "Di sini, kami ada di sini!" "Kau harus bertarung dengan baik." Terdengar orang itu tertawa dan membalikkan badannya, ternyata dia adalah Tai Hu Shen Diao, orang yang senang bercanda, Shen Tai Gong. Tangan kanannya memegang kail ikan sedang tangan kirinya memegang dada kiri, dia tertawa, "Apa kabar kalian semua! Terima kasih telah datang untuk mendukung kami!" Terdengar dari bawah panggung ada yang meraung, setelah itu terlihat ada berkelebat merah, dia adalah seorang La Ma baru turun dari atas dan berteriak kepada Shen Tai Gong, "Binatang!" La Ma itu disebut sebagai Budha hidup dari Tibet yang bernama Ge La Tu. Begitu melihat Shen Tai Gong, dia merasa sangat marah, dan segera menyusul ke atas panggung untuk melabrak Shen Tai Gong! Mereka benar-benar seperti musuh bebuyutan, terlihat emosi La Ma itu meledak-ledak! Tidak disangka begitu kakinya menapak di panggung, Shen Tai Gong sudah melepaskan kail ikannya, lalu menggulung pergelangan kaki Ge La Tu, setelah itu Shen Tai Gong menarik kailnya dan Ge La Tu jatuh terjengkang! Penonton melihat ada seorang biksu yang tiba-tiba naik ke atas panggung tapi setelah berada di atas panggung dia malah terjatuh dengan posisi telentang. Mereka tertawa terbahak-bahak, mereka tidak tahu kalau ada senar kail yang menarik kaki Ge La Tu hingga dia terjatuh. Ge La Tu bukan orang sembarangan, begitu terjatuh dia segera berdiri, kakinya seperti menyedot ke dalam papan, dan tubuhnya segera berdiri tegak. Semua penonton berhenti tertawa, di antara para pesilat Zhong Yuan yang bisa melakukan hal seperti itu bisa dihitung dengan jari. Bagitu Ge La Tu berdiri tegak, dia segera memasang kuda-kuda dan tidak memberikan kesempatan kepada Shen Tai Gong menariknya hingga jatuh lagi. Dia maju 3 langkah. Terlihat Shen Tai Gong menarik tali pancingannya dan Ge La Tu kehilangan keseimbangan, dia terjatuh lagi. Kali ini dia jatuh dengan gaya 'anjing liar berebut kotoran'. Tadinya para penonton yang melihat Ge La Tu bersalto dengan hebat sempat menjadi geger. Tidak disangka begitu biksu itu berdiri, dia jatuh dengan posisi tengkurap. Penonton kembali tertawa terbahak-bahak. Ge La Tu terjatuh dan Shen Tai Gong mengambil kesempatan ini menyerang Ge La Tu. Tapi dada kirinya terasa nyeri. Otomatis gerakannya menjadi lambat. Ge La Tu adalah orang yang lihai, walaupun dia sudah jatuh dengan posisi telungkup, dia segera berdiri dan meraung. Tiba-tiba Shen Tai Gong berkata, "Biasanya seekor binatang bisa bangun lebih cepat!" Mendengar ucapan itu penonton segera tertawa lagi. Waktu itu Ge La Tu sudah menerjang dan menyerang Shen Tai Gong dari atas, dia marah-marah dengan bahasa Han kaku berkata, "Binatang!" ~ Ge LaTu marah dan berteriak lagi, "Ge Wu Ling Ge Er Ling Tian Tong Lai Ba Bu Jia Le!" Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya dan bertanya kepada penonton, "Apa yang dikatakan orang ini tadi? Bagian depan aku tidak mengerti, aku hanya mengerti 3 huruf terakhir, yaitu Bu Jia Le (tidak mau menikah)." Sejak tadi penonton sudah dibuat tegang dengan pertarungan antara Xin Wu Er dan Xi Wu Hou. Lalu terkaget-kaget dengan pertarungan antara Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu. Sekarang begitu Shen Tai Gong muncul, dan lawannya adalah seorang La Ma aneh, mereka tertawa hingga perutnya terasa sakit melihat kelakuan Shen Tai Gong. Melihat penonton tertawa lagi, Ge La Tu benar-benar marah, tiba-tiba Shen Tai Gong memberi hormat dengan mengajukan kedua tangannya kedepan, Ge La Tu kaget, dia mengira Shen Tai Gong bertujuan lain kepadanya, terdengar Shen Tai Gong berkata, "Aku minta petunjuk dari Guru Besar." Dengan aneh GeLa Tu bertanya, "Aku?" "Benar, Anda," jawab Shen Tai Gong dengan sikap hormat. "Ada petunjuk apa?" "Apakah Anda sudah mendapatkan jawaban dari teka teki itu?" "Teka teki apa?" "Guru Besar begitu pintar, masa tidak bisa menebaknya?" "Kapan kau menyuruhku menebaknya?" Shen Tai Gong menggaruk-garuk rambutnya yang putih, dia tampak berpikir sebentar, lalu berkata, "Hari ini, di sisi sungai Huai He...aku pernah mengatakan sebuah kalimat, kemudian setelah itu aku lari...." Dengan senang Ge La Tu tertawa, "Oh teka teki itu, jangan beritahu dulu jawabannya, kalau aku tebak, entah ini benar atau tidak yaitu, 'ayah Pangeran Jin adalah Xia Hou Lie dan Xia Hou Lie adalah putra Fang Zhen Mei. Apakah benar?" Shen Tai Gong mengacungkan jempolnya dan memuji, "Bagus, sangat bagus dan jawaban yang pintar. Anakku yang baik!" \ Penonton tidak tahu asal usul ceritanya, hanya mendengar nama Xia Hou Lie, Pangeran Jin, dan yang terakhir adalah putra Fang Zhen Mei, di bawah panggung terdengar ada yang sudah tertawa terbahak-bahak. Ternyata yang tertawa adalah Wo Shi Shui, semua orang tidak tahu apa-apa, tapi pada saat mendengar nama Fang Zhen Mei yang berada di pihak yang menguntungkan, merekapun ikut tertawa. Wajah Pangeran Jin berubah, terdengar Xia Hou Lie membentak, "Diam!" Ge La Tu bergetar dan membalikkan tubuh, terlihat tangan kanan Pangeran Jin diangkat. Jempol dan jari telunjuknya menyentil angin kuat. Angin itu masuk ke dalam mulut Ge La Tu yang menganga dan terdengar suara, "TUK!" gigi depan Ge La Tu terlepas disertai dengan darah, lalu melayang keluar dari mulutnya! Tadinya gigi Ge La Tu sudah terpancing hingga copot oleh Shen Tai Gong dan tersisa satu, sekarang setelah disentil oleh Pangeran Jin, Ge La Tu sudah tidak mempunyai gigi depan lagi. Terdengar Pangeran Jin masih marah-marah dengan bahasanya! Ge La Tu berlutut dan memohon-mohon dengan bahasa mereka. Rakyat negeri Song yang melihat kejadian itu tertawa dan berkata, "Lihatlah, kelakuannya seperti seekor anjing!" "Sudah seperti itu untuk apa bertarung lagi?" Tiba-tiba Pangeran Jin membentak dengan bahasa mereka, Ge La Tu segera membalikkan tubuh dan menyerang. Kali ini serangan yang dilakukannya benar-benar hebat. Sebenarnya kata-kata Shen Tai Gong tadi tidak lain adalah ingin memancing kemarahan Ge La Tu. Kemampuan ilmu silat Ge La Tu dan Shen Tai Gong sebenarnya hampir sama. Kalau bertarung dalam waktu lama, mungkin saja Shen Tai Gong bisa menang, tapi dadanya terasa nyeri karena dia sudah terluka oleh biji tasbih kayu milik Ge La Tu. Karena merasa kesakitan maka kemampuan ilmu silatnya pasti berkurang, karena itulah dia ingin memancing kemarahan Ge La Tu dan bisa memenangkan pertarungan ini. Tapi Pangeran Jin sudah mengetahui maksudnya maka diapun mengeluarkan kata-kata peringatan kepada Ge La Tu. Karena itulah Ge La Tu segera menyerangnya, dan rencana Shen Tai Gong jadi tidak terlaksana dengan baik. Jubah merah Ge LaTu menutupi Shen Tai Gong dari atas! Shen Tai Gong segera mundur dengan cepat, tapi di sekelilingnya hanya terlihat bayangan berwarna merah. Seperti ada sebuah jala yang datang dari langit dan menutupinya. Shen Tai Gong membentak, kail yang berada di tangan kanannya ditancapkan ke bawah, seperti sebuah tiang. Dan dari atas terlihat ada kain merah yang berkibar! Shen Tai Gong segera keluar dari sela-sela kain merah itu. Ge La Tu dengan jubahnya menutupi Shen Tai Gong dan menganggap kalau dia tidak akan bisa melarikan diri, dan Ge La Tu pun mulai menyerang dengan telapak tangannya! Tenaga telapaknya menghasilkan angin keras, jubah itu menutupi pancingan ikan, lalu terbang keluar dari panggung! Kalau Shen Tai Gong masih terjebak di dalam jubah, mungkin dia akan langsung mati! Shen Tai Gong dengan kail ikannya berhasil menukar posisinya sehingga tidak tertutup jubah merah Ge LaTu. Begitu Ge La Tu menyerang, Shen Tai Gong sudah tidak berada di sana! Hal ini sama sekali tidak terpikirkan oleh Ge La Tu, kalau Shen Tai Gong dengan cepat sudah menotok dari kiri dan kanan. Tapi tiba-tiba dadanya terasa nyeri lagi, membuat gerakannya agak lambat. Ge La Tu sudah melepaskan lagi dua biji tasbih yang tergantung di lehernya! Terpaksa Shen Tai Gong menarik kembali jurusnya dan meloncat untuk menghindar. Tadi pagi pada saat bertarung di sisi sungai Huai He, karena Shen Tai Gong harus menghadapi Kingkong bertangan besi, Cheng Qian Jin, maka dia terkena serangan Ge La Tu yang dilancarkan dengan diam-diam. Dan biji tasbih kayu itu berhasil mematahkan salah s atu tulang rusuknya. Jadi kalau dia menggerakkan tubuhnya, dadanya akan terasa sakit, selain itu Shen Tai Gong tidak mempunyai waktu untuk beristirahat. Maka pada saat dia harus bertarung tenaganya berkurang banyak. Shen Tai Gong berhasil menghindari dua butir biji tasbih itu, Ge LaTu melepaskan lagi dua butir biji tasbih. Terpaksa Shen Tai Gong menggunakan keranjang ikan untuk menyambut serangan itu. Ge La Tu meraung, sekop yang berbentuk gigi itu dimainkan, bayangan sekop terus menyerang Shen Tai Gong. Panjang sekop itu adalah 7 kaki, beratnya 15 kilogram, diangkat oleh Ge La Tu dengan tenaga besar, sehingga mengeluarkan suara WUSHIWUSH! Panggung yang lebar dan kosong tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, tapi karena Shen Tai Gong bertubuh kecil dan ilmu meringankan tubuhnya bagus, dia masih bisa menghindar. Dengan gesit dia melompat, bergeser, tapi karena dia tidak memegang senjata, dia selalu berada dalam keadaan berbahaya, celakanya lagi rasa sakit di tulang rusuknya bertambah-tambah, lama kelamaan rasa sakit itu mengganggu kelincahan dan kecepatan tubuhnya. Orang-orang yang berada di bawah panggung juga ikut merasa khawatir dengan keadaan Shen Tai Gong, mereka tampak sangat tegang. 0-0-0 Tubuh Fang Zhen Mei tidak basah oleh keringat, hanya saja dari atas kepalanya terlihat ada asap putih yang tipis. Dia terus berusaha untuk berlari, sambil berlari dia terus menggumamkan kata, "Xia Guan,XiaGuan!" Tapi dengan cara lari seperti itu akan menguras banyak tenaga dan waktu itu dia melihat di sisi jalan ada seekor kuda. Kuda itu dibawanya dari Xia Guan pada saat perjalanannya menuju Wu Long Shan, dan dia melepaskannya di tengah perjalanan. Kuda itu sudah cukup beristirahat dan tenaganya sudah pulih. Fang Zhen Mei terbang ke atas punggung kuda, kedua kakinya menjepit perut kuda, kuda meringkik dan terus berlari dengan kencang! 0-0-0 Shen Tai Gong dipaksa oleh Ge La Tu, dia berada dalam berbahaya. Beberapa kali Shen Tai Gong menyerempet bahaya, untungnya beberapa kali pula Shen Tai Gong masih bisa menghindar. Semua orang melihat gerakan tubuh Shen Tai Gong tidak begitu lincah. 70 jurus sudah berlalu, Ge La Tu tidak terlihat lelah karena tenaganya sangat besar, dia bertambah berani menyerang Shen Tai Gong. Kedua matanya memancarkan nafsu jahat, dia mulai menggunakan ilmu hipnotisnya. Shen Tai Gong kelelahan dan tidak berani menatap mata Ge La Tu, karena serangan sekop Ge La Tu, Shen Tai Gong tidak bisa melihat dengan jelas, dan ini membuat posisi Shen Tai Gong sangat berbahaya. Ge La Tu memaksa Shen Tai Gong sampai di pinggir panggung dan, "Hua, hua, hua!" dia melepaskan lagi dua butir biji tasbih kayu! Dengan keranjang ikannya, Shen Tai Gong menyambut dua butir biji tasbih itu. Ge La Tu meraung lagi. Dengan jurus Wu Long Ru Dong (Naga hitam masuk gua) dia terus menyekop Shen Tai Gong. Shen Tai Gong menunduk dia masih bisa menghindar. Ge La Tu melepaskan lagi 2 butir biji tasbihnya. Shen Tai Gong tetap menyambut dengan keranjang ikannya! Tiba-tiba terdengar suara yang membentak, "Kukembalikan padamu!" Keranjang ikan dilayangkan, puluhan butir biji tasbih keluar dari keranjang ikan! Pada waktu itu, diapun menghadang ke depan. Begitu sampai di depan, dia langsung mengeluarkan 4 jurus. Jurus ini antara lain Dai Ma Jiang Jun, dan lain-lain. Kedua lengan baju Ge La Tu tampak berkibar. Dia menyambut biji tasbih kayu itu ke dalam lengan bajunya yang lebar. Shen Tai Gong baru menyerang Ge La Tu dengan 4 jurus, tapi Ge LaTu dengan jurus-jurus Gui Wang Po San dan lain-lainnya berhasil mematahkan serangan Shen Tai Gong. Tiba-tiba biji tasbih kayu yang berada di leher Ge La Tu dan yang ada di lengan bajunya yang berjumlah 108 butir, dilepaskan keluar. Mutiara kayu itu jumlahnya banyak dan ditembakkan dengan cepat, membuat Shen Tai Gong tidak bisa menghindar lagi. Pada saat itu, kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan dia berteriak sambil meloncat-loncat. Dengan bersusah payah dia baru bisa mengeluarkan seekor ikan yang masih hidup dari balik dadanya. Karena gerakan itu, tenaga dari biji tasbih kayu yang ditembakkan olehnya tenaganya berkurang dan arahnya tembakannya tidak tepat. Ada yang terbang ke sisi panggung, ada pula ke tempat kosong, ada yang menembak ke arah tiang, ada yang mengarah ke belakang tirai panggung, ada yang menyerang Shen Tai Gong, ada yang menembak ke bawah panggung, ada juga yang menembak ke arah kerumunan penonton. Pesilat-pesilat yang berilmu tinggi masih bisa menyambut biji tasbih kayu itu. Yang berilmu rendah atau yang tidak bisa ilmu silat pasti akan terkena. Mereka berteriak. Untung biji tasbih yang menyerang ke bawah tenaganya sudah berkurang banyak karena jaraknya terlalu jauh. Tapi tetap saja ada 3 orang yang terluka. Yang satu kepalanya pecah, yang satu gigi depan pecah, yang satu lagi matanya terkena! Long Zhai Tian, Luo Tong Bei, Biksu Hua Hui, dan Pendeta Bu Tong pada waktu yang sama meloncat. Long Zhai Tian marah dan berkata, "Sembarangan melukai rakyat negara Song! Apa maksudnya?" Sambil tertawa dingin Pangeran Jin menjawab, "Jangankan terluka, kalau aku menyuruh Ge La Tu membunuh mereka, juga kau bisa apa?" Matanya dipenuhi dengan nafsu membunuh, tiba-tiba ada seseorang yang tertawa dingin berkata, "Apakah hanya kau seorang diri bisa membunuh mereka?" Kata-kata ini membuat Pangeran Jin terpaku. Ternyata yang bicara adalah Pendekar Wo Shi Shui. Xia Hou Lie yang berdiri di sisi Pangeran Jin tertawa dingin dan menjawab, "Kau sendiri yang mencari mati, jangan salahkan kalau aku tidak berperasaan!" Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak, "Kau bukan kekasihku, siapa yang menyuruhmu mempunyai suatu perasaan kepadaku?" Di bawah panggung mereka bertengkar. Di atas panggung terjadi perubahan lagi. Ternyata sewaktu Shen Tai Gong mengeluarkan biji tasbih dari keranjang, diapun mengeluarkan seekor ikan hidup. Ge LaTu tidak tahu, jadi semua biji tasbih yang ditembakkan oleh Shen Tai Gong diterimanya. Karena ikan itu tidak ada air dan dia terus menggelepar, sehingga senjata rahasia yang dilepaskan ke arah Shen Tai Gong kebanyakan tidak mengenai sasaran! Semua yang ditujukan kepada Shen Tai Gong, hampir semua disambut dengan baik, hanya ada sebutir biji tasbih yang menancap ke dalam kaki kanan. Ge La Tu mengeluarkan ikan itu sambil marah-marah dan berkata dalam bahasanya. Kemudian dengan gerakan agak lambat, dia mengambil sekop dan siap memukul. Pada saat dia bergerak sedikit lambat, Shen Tai Gong sudah datang menyerangnya. Sekop yang diangkat untuk memukul Shen Tai Gong tidak bisa digunakan karena terlalu dekat. Di belakang Ge La Tu sudah tepian panggung, dia tidak bisa mundur lagi. Kakinya Shen Tai Kong yang terluka sulit digerakkan apalagi untuk menghindar. Melihat lawannya berada di tepian panggung dengan memaksalan diri dia menerjang. Sebelum sekop Ga Le Tu dilayangkan, dia sudah menerjang masuk ke dalam pelukan Ge La Tu dan mendorongnya. Tidak disangka, kaki Ge La Tu sangat kuat dan tidak bisa didorong. Sekop sudah memukulnya. Shen Tai Gong tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar, terpaksa dia berjongkok melewati bawah kaki Ge La Tu yang terbuka. Tadinya Ge LaTu mengira kali ini dia pasti berhasil mengenai sasaran, tapi secara tiba-tiba Shen Tai Gong menghilang. Karena terlalu besar mengeluarkan tenaga dan tiba-tiba berhenti membuat perutnya tertusuk oleh sekop bergigi itu! Untung Ge La Tu dengan cepat menarik kembali tenaganya, kalau tidak, walaupun dia mempunyai tulang besi dan kulit tembaga, dia pasti akan terluka parah. Pada waktu itu, Ge La Tu merasa kakinya melayang. Ternyata begitu Shen Tai Gong melewati kedua kaki Ge La Tu, dia menarik pergelangan kaki GeLaTu! Kuda-kuda yang dipasang Ge La Tu sangat kuat. Tarikan Shen Tai Gong tidak membuatnya jatuh, malah membuat Ge La Tu marah dan menjepit Shen Tai Gong dengan kakinya! Jepitan kaki Ge La Tu seperti dua dinding, pada saat bersamaan mendekatinya! Shen Tai Gong mendengar derak tulangnya karena dijepit dengan kuat! Sambil bertahan, dia tidak berusaha untuk memberontak malah dengan sekuat tenaga berusaha untuk berdiri. Karena sama sekali tidak ada persiapan, Ge La Tu menabrak tiang, dia merasa sakit dan berteriak, sekopnya terlepas dari genggamannya dan terjatuh. Sambil menahan sakit, dia mengeluarkan kedua telapak tangannya dan memukul pantat Shen Tai Gong! Shen Tai Gong yang dipukul 2 kali, merasa sangat sakit. Walaupun Ge La Tu sudah terluka, tapi serangan telapaknya yang bernama Hong Sha Zhang sangat terkenal dengan kekerasannya. Dua pukulan yang dilayangkan cukup membuat Shen Tai Gong tidak bisa duduk dalam waktu 2 bulan! Walaupun Shen Tai Gong merasa sangat sakit, tapi dia masih bisa menahan sakit dan berpikir. "Jika terus bertarung dengan cara seperti ini, pihak Song pasti akan kalah." Segera dia terpikirkan sesuatu. Kaki Ge La Tu memang masih menjepit pinggang Shen Tai Gong. Melihat Shen Tai Gong mulai bergerak-gerak, dia berpikir, "Bagaimanapun juga aku tidak akan melepaskanmu, aku akan menjepitmu sampai mati!" Sebenarnya pada saat Shen Tai Gong terjepit, dia merasa tulang dan syaraf-syaraf seluruh tubuhnya hampir putus, apalagi beban badan Ge La Tu ada di pundaknya. Dengan cepat Shen Tai Gong lari. Punggung Ge La Tu menghadap keluar. Dia badannya bergerak turun ke bawah. Dia berpikir kali ini dia pasti akan celaka. Bagaimanapun juga Shen Tai Gong tidak boleh dilepas begitu saja, tapi Shen Tai Gong sudah bersalto dan membuat kepala Ge La Tu beradu dengan papan panggung dan terbanting lagi ke bawah panggung. Di bawah panggung memang tidak ada bebatuan tapi merupakan tanah keras. Karena terjatuh, Ge La Tu terpaksa melepaskan jepitannya, dia segera pingsan, ujung kaki Shen Tai Gong menotol tubuh Ge La Tu dan naik ke panggung! Kedua kaki Shen Tai Gong tidak mengenai tanah, dia menggunakan rubuh Ge La Tu untuk tempat berpijak dan naik kembali ke atas panggung. Bila dia bisa kembali lagi ke panggung, dia tidak dihitung kalah. Tapi sayang, Shen Tai Gong sudah sangat lelah karena dijepit oleh Ge La Tu. Dia menginjak badan Ge La Tu untuk naik, dalam jarak kurang dari 15 sentimeter dia bisa naik tapi tubuhnya malah merosot ke bawah! Kedua tangan Shen Tai Gong langsung mencengkram sisi panggung. Dengan sekuat tenaga dia mengayunkan tubuhnya. Akhirnya dia berhasil naik ke panggung, tubuhnya tampak tidak stabil dan dia berjalan terhuyung-huyung, tapi dia tidak terbanting ke bawah. Penonton bersorak. Teriakan mereka seperti guntur, tidak berhenti dalam waktu lama! Wajah Paneran Jin berubah menjadi berwarna hijau pucat karena marah. Xia Hou Lie berdiri dan berkata, "Pak tua tadi sudah terbanting ke bawah." Jawab Long Zhai Tian, "Tapi kakinya tidak mengenai tanah, berarti dia tidak dihitung kalah!" Luo Tong Bei menyambung, "Tapi si keledai bodoh itu pingsan di bawah panggung, apakah matamu buta?" Xia Hou Lie berteriak, "Kalian licik!" . Shen Tai Gong yang berada di atas panggung tertawa dan berkata, "Apakah pertarungan ini hanya beradu ilmu silat tapi tidak beradu kepintaran?" Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Hasil babak keempat" Dia mendekat. Shen Tai Gong yang masih berusaha tersenyum walaupun kesakitan. Berarti dia berhasil memenangkan babak ini. Tapi karena kaki kirinya tertembak biji tasbih, kakinya langsung terasa lemas. Dia ingin menggapai Shi Wen Sheng untuk berdiri. Shi Wen Sheng malah mengira Shen Tai Gong akan menyerangnyaa. Dan dia membalikkan tangan dan mendorong Shen Tai Gongi Shen Tai Gong tidak bisa berdiri tegak dan diapun terbanting ke bawah panggung. Shi Wen Sheng dengan kaget berteriak, "Tetua Shen" Shen Tai Gong terjatuh ke bawah panggung. Penonton segera mengeluarkan suara menyayangkan. Sifat Shen Tai Gong sangat terbuka. Bukan karena Shi Wen Sheng mendorongnya dia marah. Dia memegang tiang dan berusaha bangun. Ge La Tu sudah siuman. Tubuh biksu ini benar-benar kuat. Shen Tai Gong tertawa, "Jangan -menyalahkanku, aku juga tidak menang. Kita seri. Tapi tadi pagi kau menyerangku dengan tiba-tiba, sekarang «aku telah membantingmu seperti kura-kura. Kita impas!" Terdengar Shi Wen Sheng dari atas panggung sudah berteriak, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung. Dari pihak Song diwakili oleh Shen Tai Gong. Dari pihak Jin diwakili oleh Ge La Tu. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, berarti babak ini seri." Penonton ribut karena menyayangkan hasilnya. Pangeran Jin dan Xia Hou Lie melihat Shen Tai Gong tidak menang, mereka tidak banyak berbicara lagi. Terdengar Shi Wen Sheng berkata, "Akhir pertarungan sampai babak keempat adalah, pihak Song menang dua babak dan seri 2 babak. Jika menang satu babak lagi, maka pihak Song akan menang." Pertarungan hanya terdiri dari 7 babak. Bila berhasil memenangkan satu babak lagi, maka negara Song akan menang. Kelihatannya dari pihak Jin hanya tersisa Pangeran Jin dan Xia Hou Lie. Mereka sangat tenang dan bagaimana dengan pihak Song? Hanya ada Wo Shi Shui yang sudah terluka, Hua Hui Bu Tong, dan Luo Tong Bei. Memikirkan hal ini, tangan Long Zhai Tian terasa dingin. Luka di dadanya semakin terasa sakit. Keringat dingin terus keluar. Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, babak kelima" Kata-katanya belum selesai, dari kiri dan kanan panggung sudah ada 2 bayangan orang seperti awan hitam muncul di atas panggung. Pada waktu bayangan kedua itu mendarat di atas panggung, suara kelepak baju terdengar. Mereka sudah bertarung 12 jurus. 0-0-0 BAB 16 Pahlawan bertarung dengan darah Bayangan itu berpisah. Penonton belum bisa melihat dengan jelas siapakah kedua orang yang sedang bertarung itu. Hanya terdengar suara angin pukulan dan bayangan yang sedang bergerak lalu kemudian berhenti. Kedua laki-laki itu seperti dewa yang baru turun dari langit, sekarang saling berhadapan dan saling memandang. Yang satu adalah orang Qi Dan, memakai baju Qi Dan. Yang satu memakai baju hitam-ketat. Itulah Xia Hou Lie dan Wo Shi Shui. Terdengar Xia Hou Lie berkata, "Baik sekali!" Dengan dingin Wo Shi Shui berkata, "Apa yang baik?" "Ilmu silat, fisik, dan keberanian," jawab Xia Hou Lie. Wo Shi Shui masih ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba dia membuka mulutnya. Darah keluar dari mulutnya. Ternyata tadi pagi, di sisi sungai Huai He, Wo Shi Shui sempat dipukul Xia Hou Lie. Pundaknyapun ditusuk oleh Qian Li Hua. Tusukan Qiao Li Hua, untuk seorang laki-laki besi seperti Wo Shi Shui bukan apa-apa, tapi pukulan Xia Hou Lie, membuatnya terluka dalam, tidak ada seorangpun yang pernah bisa berdiri lagi setelah dipukul oleh Xia Hou Lie. Mungkin untuk berdiripun sudah tidak sanggup. Tapi Wo Shi Shui dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut terkena pukulan Xia Hou Lie sebanyak 2 kali! sekarang Wo Shi Shui masih belum roboh. Tapi pertarungan yang berlangsung seperti kilat tadi, dalam 12 jurus telah membuat luka dalam Wo Shi Shui kambuh lagi ketika dia ingin bicara, tapi yang keluar malah darah. Sejak kecil tubuh Wo Shi Shui memang sangat kuat, berbeda dengan orang lain, dia pernah mengalami kejadian aneh dan sempat mendapatkan obat langka mengobati lukanya. Karena alasan itulah maka tubuhnya sangat kuat. Tidak semua orang biasa bisa menandinginya. 0-0-0 Sesudah Wo Shi Shui muntah darah dia menghela nafas dan berkata, "Jangan banyak bicara lagi!" "Kau seorang laki-laki sejati. Aku akan membantumu," kataXia Hou Lie. "Tidak perlu, aku masih bisa bertahan hidup," seru Wo Shi Shui. "Tapi sayang, kau tidak akan bisa hidup sampai 15 menit kemudian," Xia Hou Lie menggelengkan kepala. "Kita harus bertarung dulu baru akan tahu hasil akhirnya," Wo Shi Shui tertawa dengan dingin. "Walaupun aku berniat membantumu, tapi sekarang sudah tidak bisa," Xia Hou Lie tiba-tiba bicara seperti itu. "Oh ya?" Wo Shi Shui merasa aneh dengan perkataannya. "Karena..." Xia Hou Lie menarik nafas panjang. Wo Shi Shui masih mendengarkan. Dengan ringan Xia Hou Lie melanjutkan lagi, "Aku berniat untuk membunuhmu dan akan segera membunuhmu." Sambil bicara seperti iut dia sudah menyerang dengan 34 jurus andalannya. 34 jurusnya adalah ilmu silat yang perubahan nya susah diduga. Wo Shi Shui sudah. tidak sanggup menerima serangannya. Dengan kondisi tubuhnya yang sekarang, dia tidak bisa menyambut satu juruspun. 0-0-0 Wo Shi Shui berpikir dia tidak akan sanggup menyambut semua serangan Xia Hou Lie. Kalau tidak bisa, tentu saja jangan disambut. Ini adalah prinsip Wo Shi Shui. Wo Shi Shui memukul dengan kepalannya. Hei Hu Tou Xin (harimau hitam mencuri hati). Dalam ilmu silat, jurus itu adalah jurus paling umum dan paling mudah dilakukan, setiap orang pasti bisa melakukannya. Tapi saat jurus ini dikeluarkan, tampak ada satu keistimewaannya. Melancarkan jurus Hei Hu Tou Xin dengan sempurna, harus cepat, tepat dan ganas. Walaupun Xia Hou Lie menyerangnya dengan jurus apapun atau dengan 34 jurus andalan menyerangnya secara bertubi-tubi, Xia Hou Lie tetap tidak akan bisa menghiraukan jurus ini. Jurus yang paling sederhana seringkali merupakan jurus yang paling berguna. 0-0-0 Bayangan kepalan segera menghilang. 34 jurus serangannya berubah menjadi bayangan tubuh. Dengan cepat bayangan itu mundur. Untuk mematahkan jurus Hei Hu Tou Xin, dia melakukan 34 tendangan. Xia Hou Lie tidak bergerak. Walaupun penonton terus melihatnya, orang itupun tidak akan tahu. Dia telah menendang 34 kali tendangan yang hebat dan ganas. Hanya Xia Hou Lie bisa memberikan jawabannya, satu kali tendangannya sama dengan menendang mati seekor kuda Qi Dan yang gagah. Apalagi bila menendang orang. Wo Shi Shui tidak berusaha menghindar. Dia membalikkan tangan. Dengan jurus Hai Ti Lao Yue (Dasar laut, menjaring bulan), dia mencengkram kaki Xia Hou Lie dengan tangannya. Jurus Hai Ti Lao Yue sangat sederhana. Orang yang baru belajar ilmu silat juga dalam waktu setengah hari bisa langsung menguasainya. Tapi begitu jurus itu dilancarkan, seekor nyamuk yang lewatpun bisa ditangkap olehnya tapi tidak melukai kaki atau sayap nyamuk itu. Jurus ini pasti dimiliki setiap perkumpulan tapi tidak ada orang yang bisa menguasainya sempurna seperti Wo Shi Shui. Mengerti tidak akan gunanya, mengerti kapan bisa dipakai baru tahu bahwa jurus itu sangat berguna. 0-0-0 Semua bayangan tendangan tiba-tiba menghilang. Xia Hou Lie sudah berada di belakang Wo Shi Shui. Entah dengan cara apa Xia Hou Lie menghindar, nyatanya sekarang Xia Hou Lie sudah berada di belakang Wo Shi Shui dan sudah menyerang dengan telapak tangannya. Wo Shi Shui seperti tahu Xia Hou Lie akan menghampiri ke belakangnya. Dia menolehkan kepalanya dan siap memukul. Du Pi Hua Shan (Membelah Hua Shan). Jurus Du Pi Hua Shan, semua perkumpulan di dunia persilatan pasti memiliki jurus ini. Tapi setiap kali bertarung jarang ada yang menggunakan jurus ini, karena jurus ini terlalu kuno dan sudah terlalu tua. Tapi Wo Shi Shui mengeluarkannya sekarang ini. Walaupun Xia Hou Lie bisa menggetarkan Wo Shi Shui hingga organ tubuhnya hancur, tapi Wo Shi Shui jamin dia bisa membelah Xia Hou Lie menjadi 2 bagian. Tentu saja Xia Hou Lie tidak mau sama-sama berkorban jiwa. Di antara orang-orang Qi Dan, dia yang terkenal paling pemberani. Dalam usia 9 tahun, dia sudah bergulat dengan cheetah. Usia 10 tahun bisa menangkap harimau tapi selama ini dia belum pernah bertemu orang seperti Wo Shi Shui, sama-samatidak pernah merasa takut. Kalau dia bisa menggetarkan Wo Shi Shui sampai organ dalamnya hancur, resikonya diapun akan terbelah menjadi dua, apa gunanya semua ini? Karena itu dia menarik kembali tangannya kemudian berputar dan mengeluarkan lagi tangan yang lain untuk menahan telapak Wo Shi Shui! Tapi waktu itu pukulan tangan kosong Wo Shi Shui tiba-tiba berubah. 0-0-0 Berubah menjadi jurus aneh, cepat, dan sadis. Telapaknya berubah menjadi kepalan. Jarinya mematuk kemudian dari bentuk patukan berubah menjadi kaitan. Dari bentuk kaitan menjadi cakar. "He!" Dia sudah mencengkram tangan kanan Xia Hou Lie. Pada waktu bersamaan, ilmu silat Xia Hou Lie pun berubah. Jurus Xia Hou Lie berubah dari telapak menjadi kepalan. Dengan sangat bertenaga dan cepat, dia mengeluarkan serangan. Jurus itu juga merupakan jurus Hei HuTouXin. BUG, kepalan itu mengenai Wo Shi Shui. Ini adalah ketiga kalinya Wo Shi Shui terkena pukulan dari Xia Hou Lie. Sebenarnya bukan karena Wo Shi Shui tidak melihat jurus ini, melainkan karena dia mengira dia berhasil mencengkram tangan kanan Xia Hou Lie. Tangan Xia Hou Lie yang sudah terluka, pukulannya menjadi tidak bertenaga. Tapi Wo Shi Shui segera mengetahui keadaan ini, dia telah salah tafsir dan melakukan kesalahan besar. Karena kekuatan tubuh Xia Hou Lie tidak seperti yang diperkirakannya. Beberapa kali melakukan perubahan, dia merasa sangat lelah. Cakar yang menusuk ke tangan Xia Hou Lie tidak berhasil membuat Xia Hou Lie terluka, apalagi untuk mematahkan tulang dan nadi. Kepalan tangan Xia Hou Lie mengenainya tanpa ampun. Begitu terkena kepalan itu, Wo Shi Shui tidak mampu bertahan lagi dan diapun melayang keluar. Melayang keluar dari panggung. Xia Hou Lie tahu bahwa Wo Shi Shui tidak bertenaga lagi, maka diapun bertahan dengan tubuh terluka supaya bisa memukul Wo Shi Shui keluar dari arena pertarungan. Perkiraan Xia Hou Lie tidak meleset. 0-0-0 Tidak, hanya melakukan sedikit kesalahan. Memang Wo Shi Shui dipukul hingga melayang keluar dari panggung, tapi sebelum dia melayang, dia telah melakukan sesuatu. Sebenarnya hal ini bukan merupakan hal penting yang harus diperhitungkan. Dia hanya mengencangkan kekuatan cakarnya. Karena cakarnya dikencangkan, berarti tangan Wo Shi Shui dan tangan Xia Hou Lie saling berpegangan. Kalau Wo Shi Shui melayang, otomatis Xia Hou Lie terbawa. Karena Xia Hou Lie masih menyayangi tangannya, dia tidak akan diam dan membiarkan tangannya putus. Hanya dalam waktu singkat, Xia Hou Lie bisa memikirkan cara supaya dia tidak terbawa oleh Wo Shi Shui. Tapi Wo Shi Shui melakukan satu tindakan lagi. Dia membuka mulut dan memuntahkan darah. Darah menyembur ke wajah Xia Hou Lie. Ini terjadi setelah Wo Shi Shui terkena pukulan Xia Hou Lie untuk ketiga kalinya, Wo Shi Shui menyembur wajah Xia Hou Lie dengan muntahan darahnya untuk kedua kali. Darah menyemproti wajah Xia Hou Lie. Walaupun dapat menahan dengan tenaga dalamnya tapi Xia Hou Lie tetap merasa sakit dan tidak bisa membuka matanya Waktu itu, mereka berdua sudah melayang keluar dari panggung dan terjatuh ke tanah Xia Hou Lie telah melukai Wo Shi Shui dan dia mengira Wo Shi Shui kalah, karena itu dia menahan sakit dicakar Wo Shi Shui. Tapi dia tidak menyangka karena cakaran ini, telah membuatnya terjatuh dari panggung Wo Shi Shui sudah memperhitungkan semua ini. Dia memilih mengorbankan tubuhnya supaya hasil akhir babak keempat adalah seri. Pelan-pelan Xia Hou Lie membersihkan darah di wajahnya. Dalam hati dia berdoa, supaya jangan lagi bertemu musuh seperti Wo Shi Shui selamanya. 0-0-0 Wajah Wo Shi Shui sangat pucat. Bahkan untuk berdiripun sudah tidak sanggup. Nafasnya terengah-engah, menggeser tubuhnya juga sangat sulit. Tidak ada orang yang bisa menahan pukulan Xia Hou Lie, tapi dia sudah 3 kali menerima pukulan Xia Hou Lie. Shen Tai Gong yang sudah terluka, tergopoh-gopoh mendatangi dan segera memapahnya. Terdengar Wo Shi Shui sambil tertawa kecut, .berkata, "Lao... Shen.. .aku.. .tidak.. .kalah.. .kan?" Shi Wen Sheng yang berada di atas panggung berteriak lagi, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, hasil babak kelima, dari pihak Song diwakili Wo Shi Shui. Dari pihak Jin diwakili Xia Hou Lie. Mereka bersama-sama jatuh keluar panggung, maka hasil akhir pertarungan babak kelima adalah seri. Sampai sekarang pihak Song telah menang 2 babak, dan seri 3 babak. Masih ada 2 babak yang belum dipertandingkan" 0-0-0 Pada saat pertarungan antara Xin Wu Er dan Xi Wu Hou, penonton terus bersorak. Pada babak pertarungan antara Bao Xian Ding dan Wan Yan Zhu, penonton bergemuruh seperti guntur, pada pertarungan antara Shen Tai Gong dan Ge La Tu, penonton menahan tawanya karena tingkah laku Shen Tai Gong yang lucu. Terakhir Shen Tai Gong turun panggung dan Ge La Tu terbanting di bawah panggung. Mereka merasa masih ingin tertawa lagi. Tapi begitu memasuki pertarungan antara Xia Hou Lie dan Wo Shi Shui, jurus-jurus yang mereka lakukan sangat cepat. Penonton sama sekali tidak bisa beraksi melihat mereka, bagaimana cara mereka bertarung. Hanya melihat ada bayangan yang berkelebat. Jurus-jurus mereka sangat sederhana. Kemudian terlihat Wo Shi Shui muntah darah. Xia Hou Lie tertarik hingga turun dari panggung. Walaupun penonton ingin bersorak tapi tidak tahu harus dimulai dari mana. Hanya ada beberapa orang pesilat tangguh seperti Long Zhai Tian, Hua Hui Bu Tong, dan lainnya, pada saat melihat Wo Shi Shui dan Xia Hou Lie muncul, hati Imereka seperti digantung. Nafaspun menjadi sesak. Babak ini sangat berbahaya, aneh, dan dalam waktu sangat singkat dilalui. Ini adalah pertarungan seperti lupa pada kematian. 0-0-0 Sewaktu Shi Wen Sheng meneriakkan babak keenam, Long Zhai Tian dan Luo Tong Bei bersama-sama berdiri! Di dalam hembusan angin, alis dan rambut putih Long Zhai Tian melayang-layang. Dia melihat Shi Hu. Luo Tong Bei. Kata Luo Tong Bei, "Pendekar Long, aku yang akan bertarung!" Kata Long Zhai Tian, "Aku yang bertarung!" "Aku akan mencari tahu dulu sampai di mana kemapuan ilmu silatnya. Jika aku kalah, Pendekar bisa menjadikan ini sebagai pengalaman untuk mengalahkan Jin Zhen Ying!" Long Zhai Tian menggelengkan kepala, "Aku pernah bertarung dengannya, aku sudah tahu sampai di mana kemampuannya. Apakah kita bisa menang, semua diatur oleh Yang Di Atas. Jika kau naik dulu, kau akan menjadi korban yang tidak perlu dikorbankan." Luo Tong Bei dengan cepat bicara, "Aku...." Dengan serius Long Zhai Tian berkata lagi, "Jika aku kalah, kau harus mencari cara bagaimana mengalahkannya. Saat itulah, kau harus mengusirnya dari panggung." Terdengar dari atas ada suara dingin, "Siapa yang siap mengantarkan kematiannya? Apakah pihak Song sudah merundingkannya?" Yang bicara adalah Pangeran Jin. Entah sejak kapan dia sudah naik ke atas panggung, tidak ada seorangpun yang tahu. Alis dan kumis Long Zhai Tian melayang tertiup angin. Dia membalikkan tubuh kemudian melihat Pangeran. Dengan langkah tegap dia berjalan menuju panggung. Begitu sampai di bawah panggung, hanya dengan melakukan sedikit gerakan dia naik ke atas panggung. Dia memberi hormat kepada Pangeran. Pangeran Jin melihat sikap Long Zhai Tian, diapun memembalas memberi hormat. Tidak ada ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi, tidak ada ilmu silat yang kemampuannya selangit. Yang ada hanya langkah- langkah mantap dan wibawa yang tinggi. Dari Pendekar Huai Bei, Long Zhai Tian. 0-0-0 Pangeran Jin melihat Long Zhai Tian, tiba-tiba dia berkata, "Sangat disayangkan." "Apa yang disayangkan?" tanya Long Zhai Tian. "Dengan kemampuan ilmu silat, kedudukanmu, kesetiaan, dan baktimu kepada negara, pihak Song seharusnya memperhatikan mu." Long Zhai Tian tertawa dingin, "Seorang laki-laki sejati tidak membutuhkan kedudukan dan kekayaan. Pangeran tidak perlu mengatur hidupku." Pangeran Jin tertawa, "Bagaimana dengan lukamu? Apakah kau bisa bertarung?" Long Zhai Tian bergetar. Pangeran tertawa dingin dan berkata lagi, "Lebih baik kau ikut saja denganku. Hari ini aku bisa saja tidak membunuhmu dan bisa memberikan jabatan tinggi kepadamu. Aku jamin seumur hidupmu, tidak akan habis dipakai." Penonton yang berada di bawah panggung tidak bersuara. Mereka diam menunggu saat kedua pesilat tangguh ini akan bertarung. Long Zhai Tian tiba-tiba tertawa. Sorot mata Pangeran Jin terlihat aneh dan bertanya, "Apa yang kau tertawakan?" Long Zhai Tian tertawa, "Jangan mimpi. Putra negara Song tidak akan mau mengalah terlebih dulu!" Sudut mulut Pangeran Jin tampak bergerak. Terasa dia sudah mengeluarkan hawa membunuh yang sadis, membuat orang merasa gentar melihatnya. Waktu itu, cahaya memenuhi langit, naga sudah keluar dari sarangnya. Pedang Long Zhai Tian sudah keluar dari sarungnya! 0-0-0 Long Zhai Tian sudah menusuk. Tiba-tiba Pangeran Jin terbang. Dia bergerak seperti sehelai daun kering bisa menghindari tusukan itu. Satu kali tidak mengenai sasaran, Long Zhai Tian menusuk sekali lagi. Anehnya gerakan menusuk itu sangat lamban. Tapi wajah Pangeran Jin tampak berubah. Dia pelan-pelan menggeser tubuhnya. Waktu itu, pedang Long Zhai Tian tiba-tiba bergerak cepat. Cepat seperti kilat! Tubuh Pangeran Jin juga seperti kilat meloncat menghindar. Kali inipun dia masih bisa menghindar. Long Zhai Tian meloncat, tiba-tiba dia membalikkan tubuh. Dengan cepat menusuk lagi! Pangeran Jin dengan cepat turun. Setiap tusukan tidak bisa mengenai sasaran. Pedang mulai bergerak pelan. Wajah Pangeran terlihat sangat serius. Pelan-pelan dia menggeser kakinya! Pedang baru saja menusuk setengah, gerakan Long Zhai Tian tiba-tiba dipercepat. Tusukan ini dilakukan dengan miring. Perubahan gerakan Pangeranpun dilakukan, tiba-tiba dengan cara berbahaya Pangeran Jin menghindari tusukan dari Long Zhai Tian. Ilmu silat Long Zhai Tian dilakukan sekali cepat, sekali lambat. Dia mencoba memahami gerakan pangeran dan pikiran ini dipikirkan Long Zhai Tian cukup lama. Hal ini dilakukan Long Zhai Tian supaya Pangeran' Jin tidak bisa mengeluarkan jurus Qing Yan Zhang yang dasyat! Ilmu ini seperti musik, seperti air mengalir. Satu kali cepat, satu kali lambat. Dengan irama musik menguasai orang lain. Walaupun illmu silat Pengaran tinggi, tapi dia seperti tidak bisa keluar dari jurus pedang yang mengikuti alunan musik. 0-0-0 BAB 17 Elang dan walet yang ganas Tiba-tiba terdengar suara TANG. Tangan Pangeran Jin sudah memegang 2 bilah pedang. Pedang berwarna emas, satu di kiri, dan satu di kanan. Seperti burung walet yang sedang terbang juga seperti elang yang terbang cepat dengan marah. Pedang Long Zhai Tian seperti seekor naga bermain di atas langit. Tapi diekor naga itu menempel seseorang. Wajah Long Zhai Tian berubah dalam kilauan cahaya. Waktu itu, dua pedang Pangeran Jin sudah menjepit ujung pedang Long Zhai Tian, kemudian menekan bagian tengah pedang Long Zhai Tian berkali-kali. Kemudian TENG. Pedang Long Zhai Tian patah menjadi 2 bagian. Long Zhai Tian terkejut dan mundur. Dia berteriak, "Ying Yan Shuang Sha Jian!" (Sepasang pedang pembunuh elang dan walet). Dengan cepat dia mundur, dada kiri dan kanan Long Zhai Tian bercucuran darah! Xi Yi Shen Ying Guo Jing Feng! (Elang sakit dari tibet, Guo Jing Feng) Xi Yi Jin Yan Zhan Fei Shuang! (Walet emas dari tibet, Zhan Fei Shuang) Mereka berdua yang menciptakan jurus-jurus Ying Yan Shuang Sha Jian Zhao. 0-0-0 Tiba-tiba Long Zhai Tian yang tadinya mundur berubah menjadi maju dengan cepat ke depan. Long Zhai Tian sudah terluka. Tidak ada alasan bagi Long Zhai Tian untuk menyerah dari jurus Qing Yang Zhang! Pangeran Jin sedikit terpaku. Long Zhai Tian sudah melesat masuk ke dalam jala pedang Pangeran Jin. Long Zhai Tian mulai mengeluarkan jurus-jurus "andalannya. Tapi jurus-jurus Long Zhai Tian terhalang oleh Qing Yang Zhang Pangeran Jin! Mereka bertarung dengan jarak dekat, sebentar saja sudah berlangsung 18 jurus. Dua belah pihak tidak bisa maju atau mundur lagi. Waktu itu, dua kilauan pedang tiba-tiba melipat. Long Zhai Tian mendengar ada suara yang datang dari langit. Hanya sempat memiringkan tubuhnya, terdengar suara PUSH PUSH. Kilauan itu masuk ke kiri dan kanan tulang pundak Long Zhai Tian. Long Zhai Tian merasa sangat sakit. Pangeran Jin mengambil kesempatan itu dengan menendang Long Zhai Tian. Diiringi suara teriakannya, Long Zhai Tian sudah melayang dan jatuh di bawah panggung. Pangeran Jin menyusulnya. Di tengah-tengah udara dia melewati Long Zhai Tian. Dan dua pedangnya sudah dicabut dari punggung Long Zhai Tian. Kemudian Pangeran Jin berdiri di atas panggung. Kedua tangannya memegang 2 buah pedang. Long Zhai Tian jatuh di bawah panggung dengan berlumuran darah. Sebelum mencapai tanah, Biksu Hua Hui, Pendeta Bu Tong, dan Luo Tong Bei sudah siap menjemput Long Zhai Tian. Dan Luo Tong Bei segera naik ke atas panggung sambil menunjuk pangeran, sambil marah dia berkata, "Penjahat Jin, biar aku yang bermarga Luo mengantarkan kematianmu" Pangeran Jin tertawa dengan santai. Penonton melihat pahlawan yang mereka hormati berlumuran darah. Mereka kaget dan marah. Para penonton berteriak kesal. Luo Tong Bei mengeluarkan senjata batunya. Penonton-penonton berteriak, "Bunuh dia!" "Bunuh penjahat Jin itu!" "Bunuh! Jangan kasihan kepadanya!" "Balas dendam demi Pendekar Long!" "Demi negara Song, basmi penjahat ini!" Terdengar Shi Wen Sheng dengan santai berteriak, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung. Hasil babak keenam adalah, Pangeran Jin Zhen Ying menang atas pihak Song yang diwakili oleh Long Zhai Tian." Luo Tong Bei mengaung sehingga membuat panggung pertarungan bergetar. Shi Wen Sheng berkata lagi, "Pertarungan sebanyak 7 babak, sudah diselesaikan dalam 6 babak. 2 babak dimenangkan pihak Song, 3 seri dan 1 kalah. Sekarang memasuki babak ketujuh. Shi Hu, Luo Tong Bei dari pihak Song akan bertarung dengan Pangeran Jin Zhen Ying!" Senjata batu yang bernama Bai Shou Shi Ren tampak diangkat dan siap memukul Pangeran Jin. Pangeran Jin tertawa dingin menghindar. Tidak disangka angin yang dikeluarkan dari sambitan batu itu membuatnya hampir terjatuh terkena pukulan Luo Tong Bei. Sekarang dia tidak berani meremahkan lawannya, Luo Tong Bei. Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong memapah Long Zhai Tian. Xin Wu Er dan Bao Xian Ding menahan sakit datang melihat keadaan kakaknya. Shen Tai Gong memapah Wo Shi Shui. Mereka tidak mempunyai tenaga lagi untuk berdesak-desakkan. Luka Long Zhai Tian terdapat di 4 tempat. Tusukan pedang dari belakang sangat dalam, melukai tulang dan urat nadi. Tusukan di dada tidak begitu dalam tapi mengenai urat nadi penting. Apalagi tendangan di perut dan luka kemarin yang disebabkan Qing Yan Zhang membuat luka Long Zhai Tian benar- benar sangat berat. Janggut Long Zhai Tian penuh dengan darah. Dia membuka sedikit matanya dan berkata,"...." Tidak ada orang yang bisa mendengar perkataannya dengan jelas. Telinga Biksu Hua Hui didekatkan di mulut Long Zhai Tian. Dia baru. .bisa..mendengar, ".. .kalian.. .jangan.. .ber tarung.. .dengan.. .Pangeran. .Jin.. .bertarung.. .pu n...tidak akan...menangdarinya...." Kata Biksu Hua Hui, "Tenanglah Pendekar Long. ShiHubisamenguasainya." Kata Pendeta Bu Tong, "Kami akan mengantar Anda ke tabib untuk berobat!" Pendeta Bu Tong memapahnya. Long Zhai Tian berusaha membuka mata. Tubuhnya bergerak-gerak dan dengan bersusah payah berkata,"... antar.. aku... ke.. tempat... kur siku... a ku. .ingin. ..ingin, .melihat.. .tidak, .perlu.. .mengob ati.ku lagi... aku... aku... ingin melihat...." Pendeta Bu Tong dan Biksu Hua Hui saling melihat. Akhirnya Biksu Hua Hui berkata, "Baiklah!" Mereka berdua memapah Long Zhai Tian kembali ke kursi yang ada di bawah panggung. Long Zhai Tian duduk dengan lemah. Kedua matanya hanya bisa terbuka sedikit dan cahaya di matanya sudah tidak terlihat. Penonton Huai Bei menangis. "Pendekar Long...." "Dia...." "Heehh!...." "Kurang ajar...." Kedua mata Long Zhai Tian berusaha fokus melihat ke arah panggung. Mana Fang Zhen Mei? Mengapa dia belum sampai juga? 0-0-0 Wo Shi Shui dengan bersusah payah baru bisa menegakkan badannya dengan benar. Dia menatap langit. Dalam hati diapun bertanya-tanya, "Fang Zhen Mei, kurang ajar kau, mengapa sampai sekarang belum juga sampai?" Shen Tai Gong memapah W6 Shi Shui. Bila dilihat lagi dengan teliti ternyata Shen Tai Gong menyandar ke tubuh Wo Shi Shui. Wo Shi Shui tertawa kecut. Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei.. Mengapa kau belum sampai juga? Ilmu silat Shi Hu, Luo Tong Bei paling paling setara dengan Xin Wu Er. Dia bisa menang dari Pangeran Jin hanya untuk sementara Karena tenaganya memang besar, ditambah pada awalnya Pangeran Jin menganggap dia hanya sebagai musuh yang enteng. Dia disudutkan dan tidak mudah untuk berbalik menyerang. Apalagi senjata Luo Tong Bei adalah senjata yang bisa menaklukan 2 pedang milik Pangeran. Ternyata Pangeran Jin sangat menyayangi 2 pedang emasnya yang berukuran kecil itu. Pedang itu merupakan pemberian dari istri gurunya, yang bernama Xi Yi Jin Yan. Tadi sewaktu bertarung, karena menahan dengan kedua pedang itu, akhirnya pedang itu terkena sambitan batu yang beratnya puluhan kilogram, membuat pedang itu mengeluarkan percikan api. Pangeran merasa sangat menyayangkan hal itu. Sekarang dia lebih memilih kedua pedangnya disimpan. Sehingga Luo Tong Bei bisa bertahan sampai sekarang. Senjata Luo Tong Bei beratnya sekitar 50-60 kilogram. Ge La Tu termasuk orang yang bertenaga besar. Senjatanya seberat 25 kilogram. Jika dibanding dengan senjata Luo Tong Bei, benar-benar seperti seorang dukun kecil bertemu dengan seorang dukun kuat. Semakin berat senjata yang dipakai, maka manfaatnya semakin besar. Tapi jika manfaatnya semakin besar, semakin tidak akan bisa bertahan lama. Luo Tong Bei mulai merasa kelelahan. Senjata batunya semakin lama semakin lambat dimainkan. 0-0-0 Sewaktu Luo Tong Bei mengangkat senjata batunya, Pangeran Jin sudah masuk. Dia segera mengeluarkan kepalan dan memukul 2 kali. 2 kali pukulan Pangeran Jin mengenai pada kaki. Tulang kaki Luo Tong Bei segera remuk. Karena hancur dan merasa sakit, Luo Tong Bei berteriak dan jurus-jurusnyapun menjadi kacau. Pangeran Jin segera mengambil kesempatan ini dan memukul lagi Luo Tong Bei. Luo Tong Bei dengan ringan melayang keluar panggung. Begitu mendarat di bawah, dia seperti sehelai daun yang sudah menguning dan layu. Tidak bernyawa. Ternyata terkena Qing Yan Zhang. Semakin ringan dipukul, tenaga yang dikeluarkan semakin besar. 0-0-0 Sorot mata penonton mengikuti arah jatuhnya Luo Tong Bei. Begitu mereka melihat ke atas panggung lagi, mata mereka bersinar penuh dengan kebencian dan kemarahan}. Dengan senang Pangeran Jin meletakkan kedua tangannya di belakang punggung kemudian berdiri di atas panggung. Terdengar teriakan Shi Wen Sheng lagi, "Pangeran Jin berturut- turut memenangkan 2 babak. Pihak Song 2 kali menang, 2 kali kalah, 3 kali seri. Pihak Jin juga begitu, karena itu pertarungan 7 babak ini dihitung seri. Menurut peraturan pertarungan harus dilakukan 7 babak lagi..." Semua penonton ribut. Terdengar seseorang berteriak, "Bertarung lagi apa susahnya!" Dia meloncat ke atas panggung. Ternyata dia adalah seorang laki-laki berbaju hijau. Dia adalah polisi terkenal di Huai Bei, dijuluki Cha Chi Nan Fei. (Pasang sayap sulit terbang), Peng DaZheng! Senjata Peng Da Zheng adalah borgol untuk menangkap penjahat. Di daerah Huai Bei, dia sangat terkenal. Banyak penjahat yang tunduk di bawah borgolnya. Tapi dia hanya terkenal sedikit karena dia adalah orang pemerintahan. Jika berhubungan dengan ilmu silat, dia masih berada di bawah Chen tidak bertelinga dan dia sendiripun tidak bisa menangkap Chen. Tapi Peng Da Zheng adalah seorang laki-laki yang darahnya cepat mendidih. Melihat situasi seperti itu, dia tidak tahan lagi dan meloncat ke atas panggung. Setelah berhadapan dengan Pangeran Jin, rantainya segera dilayangkan kepada Pangeran. 0-0-0 Karena Peng Da Zheng adalah orang pemerintahan, dan terbiasa menghadapi penjahat, Peng Da Zheng pun tidak ada bedanya dengan orang pemerintah lainnya. Begitu dia melempar borgolnya, dia tampak marah, "Kurang ajar, cepat tundukkan kepala dan jalan ke sini!" Wajah Pangeran Jin berubah warna. Kedua jarinya menjepit rantai borgol itu. Kemudian dengan cepat dia lari ke arah Peng Da Zheng. Peng Da Zheng menganga dan matanya melotot, dia belum sempat melihat dengan jelas, Pangeran Jin menyerbunya, pedang yang dipegang di tangan kanannya sudah menancap di perut Peng Da Zheng. Air mata, ingus, air liur, serta darah terus mengalir dan Peng Da Zheng berjongkok di panggung. Pangeran Jin menendang nya ke arah kerumunan orang. Penonton sangat terkejut. Mereka segera memapah Peng Da Zheng. Terlihat Pangeran Jin yang masih ada di atas panggung sedang membersihkan darah yang mengotori pedangnya dengan sapu tangan yang terbuat dari kain sutra. Dengan dingin dia berkata, "Mengapa darah orang itu begitu kotor?" Di antara kerumunan orang itu terdengar ada yang meraung, "Kurang ajar! Jangan sombong kau, aku yang akan melawanmu!" Terlihat seorang laki-laki tegap berbaju ungu terbang ke atas panggung. Dia adalah pembunuh di Huai Bei. Pembunuh itu tidak membunuh orang miskin dan lemah, dia membela keadilan dan kebenaran. Dia bernama Cao Qi. 0-0-0 Polisi dari pembunuh itu, sebenarnya adalah teman baik. Sifat Peng Da Zheng sangat keras dan Cao Qi ini sangat membela keadilan dan kebenaran. Jenis pekerjaan mereka, yang satu mewakili hukum, sedangkan yang lainnya adalah pelanggar hukum. Tapi yang mereka lakukan adalah sama-sama membasmi kekerasan dan melindungi rakyat. Karena itu Peng Da Zheng tidak pernah mengganggu Cao Qi. Cao Qi pun tidak pernah membuat Peng Da Zheng susah. Terkadang Peng Da Zheng tahu ada yang melanggar hukum, tapi tidak ada bukti untuk menangkap penjahat itu. Terpaksa diam diam dia menyuruh Cao Qi membunuh orang itu. Karena itu orang-orang dunia persilatan sangat menghormati polisi dan pembunuh ini. Sepasang pembunuh dan polisi ini tidak seperti penjahat dan polisi biasa yang tidak pernah akur, sebaliknya mereka malah menjadi teman karib. Begitu Cao Qi naik ke atas panggung, tepat dia mendengar Shi Wen Sheng berkata, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, dua kali bertarung, babak pertama Pangeran Jin menang atas Peng Da Zheng, babak kedua" Kemudian dia tidak mendengar apa-apa lagi. Dan selamanya dia tidak akan mendengai apa-apa. Karena sebelum dia turun dari panggung, Pangeran Jin sudah berubah menjadi sebuah cahaya kuning dan maju dengan cepat. Dua buah pedang berwarna kuning, yang satu berada di kiri dan yang satu berada kanan, pedang sudah menancap di kiri kanan tulang rusuknya. Dua bilah pedang itu sepertinya bertemu di tenga- tengah tubuhnya. Karena itu Cao Qi segera roboh. Darah bermuncratan ke bawah panggung dan penonton berteriak. Waktu itu Shi Wen Sheng langsung menyambung, "Dari pihak Jin, Pangeran berhasil mengalahkan Cao Qi. Pihak Jin secara berturut-turut memenangkan 2 babak" Penonton marah. Mereka berdiri bersama-sama dan ingin menantang Pangeran. Tiba-tiba ada suara lantang yang berkata, "Jangan, jangan sembarangan berkorban untuk hal yang tidak penting." Yang satu lagi berkata, "Biarkan kami berdua yang mencoba ilmu silat Pangeran Jin yang terkenal tinggi!" Kedua orang itu begitu bersuara, segera menutupi suara para penonton. Begitu penonton melihat dengan teliti, ternyata yang muncul adalah 2 orang dengan sikap memelas. Mereka adalah Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong. 0-0-0 Matahari sudah tidak bersinar begitu panas. Matahari sudah bersembunyi di balik awan sebelah barat. Seperti kapas basah bercahaya dengan redup. Panji kedua negara dipasang di tiang, di bawah sinar matahari tampak terus berkibar! Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sudah berada di atas panggung. Hanya dalam waktu singkat, di bawah panggung menjadi sepi dan tidak ada seorangpun yang bersuara. Tiba-tiba Biksu Hua Hui berkata, "2 tahun yang lalu, di Tong Hai kami bertemu dengan Pendekar Long dan tahu bahwa dia adalah seorang jagoan dalam ilmu pedang. Karena itu kami mengajaknya bertarung. Hasilnya pertarungan pedang itu adalah" Pendeta Bu Tong tertawa santai, "Akhirnya kami berdua tahu, di luar langit masih ada langit, di luar orang masih ada orang lagi." "Dalam 500 jurus, Pendekar Long sudah bisa memecahkan gabungan jurus-jurus kami." Kata Biksu Hua Hui, "Benar, karena itu kami mengagumi ilmu pedang Pendekar Long Karena itu juga selama 2 tahun ini kami bertekad untuk memajukan ilmu pedang kami dan kamipun menghapus 7 jurus Chang Qing Jian dan Chang Le Jian, ditambah lagi beberapa jurus, menjadi 18 jurus." Kata Pendeta Bu Tong, "Kalau sekarang Pendekar Long ingin bertarung dengan kami, dalam 300jurus kami bisa mengalahkannya." Long Zhai Tian yang berada di bawah panggung terus mengangguk tapi dia sudah tidak bisa berbicara lagi. Dulu dia pernah mengalahkan Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong. Tadi dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat kedua orang itu dalam satu jurus berhasil mengalahkan Hu Shang bersaudara. Dia tahu, ilmu silat mereka sudah maju pesat dan dia sudah tidak bisa melawan mereka lagi. Biksu Hua Hui berpikir sejenak lalu berkata, "Kami tidak mengajak Pendekar Long untuk bertarung lagi, karena beliau berwibawa tinggi. Beliaupun membela keadilan dan kebenaran. Ilmu pedang adalah ilmu hati. Jika menggunakan ilmu hati, kami tidak akan bisa mengalahkannya, apalagi harus mengalahkan pedang yang berbentuk." Pendeta Bu Tong mengangguk, "Karena itu kami tidak pernah mencari Pendeta Long untuk bertarung tapi kami mengikutinya dan tinggal di kiri dan kanannya. Kami belajar pedang tidak berbentuk darinya." Tiba-tiba wajah Biksu Hua Hui berubah dan berkata, "Tapi hari ini" Wajah Pendeta Bu Tong juga berubah dan menyambung, "Kau sudah melukai Pendekar Long" Biksu Hua Hui berkata, "Karni harus" Kata Pendekar Bu Tong, "Menentukan hidup dan mati denganmu." Kata-kata mereka baru selesai, mereka berdua dengan cepat seperti kupu-kupu terbang ke kiri dan kanan. Pada saat menyerang, satunya menggunakan sebuah pedang berwarna giok hijau, sedangkan yang satu lagi berwarna giok kuning, datang secepat kilat. 0-0-0 Pangeran dengan tangan kiri menali.m pedang kuning, tangan kanan menahan pedang hijau. Pedang Biksu Hua Hui berputar. Pedang kuning menepis ke arah pergelangan tangan pangeran. Pendeta Bu Tong membalikkan jurus pedangnya. Pedang hijau menusuk ibu jari Pangeran. Pedang emas Pangeran terus berputar di antara jari dan telapak. Dia juga berusaha menyingkirkan 2 pedang yang menjarangnya. Biksu Hua Hui mengeluarkan pedang. Menusuk kaki Pangeran Jin. Pendeta Bu Tong menggetarkan pedangnya, menusuk ketiak Pangeran Jin. Pangeran Jin membentak. Dua pedang terus bergerak menutupi semua celah-celah. Tapi Biksu Hua Hui tidak peduli. Ujung pedang menyerang telinga kanan Pangeran. Pendeta Bu Tong juga membalikkan pedang membacok pergelangan kaki Pangeran. Pangeran Jin terkejut. Dia mundur. Setiap jurus serangan lawannya selalu berbahaya. Hanya dalam waktu singkat sudah berlansung 30 jurus, tapi Pangeran Jin sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk membalas. 0-0-0 Ternyata Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong, dulu orangnya malas. Mereka jarang mengurusi apapun. Tidak mempunyai hobi apa pun, hanya, senang bermain, berjalan-jalan melihat keadaan dunia persilatan. 5 tahun yang lalu, di puncak Heng Shan mereka melihat pertarungan antara Tian Ya Shan Jue Shou Yi Shui Han melawan Yang Mei Jian, Chu Guan Yu. Mereka merasa dalam hidup mereka hanya pernah satu kali melihat pertarungan yang begitu hebat. Ilmu pedang kedua orang itu sudah mencapai puncaknya. Semenjak itu, Hua Hui dan Bu Tong lebih rajin berlatih ilmu pedang, sampai lupa pada segalanya. Mereka berdua sangat pintar dan cepat mengerti. Dalam 3 tahun ilmu pedang mereka sudah dijuluki dengan Chang Le dan Chang Qing. Kecuali berlatih pedang, mereka juga memperbaiki ilmu pedang mereka yang sudah ada dan juga belajar menciptakan ilmu pedang baru, juga belajar mengenal hawa pedang. Karena itu hasil yang mereka dapatkan lebih tinggi dibandingkan orang lain. Kemajuan mereka juga lebih cepat dibandingkan orang lain. Dua tahun yang lalu sewaktu mereka datang ke Dong Hai, mereka melihat Pendekar Huai Bei Long Zhai Tian menerangkan tentang pedang, tiba-tiba mereka berkeinginan mengajaknya bertarung demi persahabatan. Begitu kemapuan mereka diadu, karena ilmu silat Biksu Hua Hui dan Pendeka Bu Tong belum mencapai tahap yang tertinggi akhirnya mereka kalah di tangan Long Zfjai Tian yang sudah sangat berpengalaman. Semenjak pertarungan itu, mereka bertiga malah menjadi sahabat karib. Selama 2 tahun ini mereka belum pernah meninggalkan Huai Bei. Mereka juga sadar ilmu pedang mereka masih banyak kekurangan, karena itu merekapun belajar lebih giat lagi dan kemampuan ilmu silat merekapun terus berkembang. Mereka menambah ilmu pedang mereka menjadi 18 jurus. 18 jurus itu disebut, "Tidak sengaja, tidak apa-apa, tapi ada sebabnya menjadi 18jurus." Keistimewaan jurus ini adalah begitu dimainkan harus sekaligus dimainkan, tidak ada kesempatan bagi orang lain untuk mengeluarkan serangan balasan. Apakah jurus ini tepat mengenai sasaran atau tidak, atau apakah menjadi jurus yang lihai atau tidak, bila berhasil melukai musuh itulah baru jurus yang tepat. Kalau musuh terluka, maka akan lebih mudah menghadapinya. Jika jurus pedang ini dilancarkan, jurus pedang itu tidak akan berhenti seperti aii mengalir, lawannya tidak mempunyai kesempatan membalas. Kalau tidak ada kesempatan membalas, hanya satu jalan untuk menghentikan semuanya yaitu kalah atau mati. Ying Yan Shuang Sha Jian Fa milik Pangeran Jin sangat lihai juga ganas. Tapi begitu naik panggung, Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong sudah menyerang, maka Pangeranpun tidak bisa berbuat apa- apa. Terpaksa Pangeran mengubah gerakannya menjadi bertahan. Shuang Sha Jian dari gerakan keras menjadi lembut. Dari Yang menjadi Yin. Dia tidak bisa diserang, tapi Chang Qing Jian dan Chang Le Jian tidak memilih tempat penting yang diserang, semua membuat Pangeran kalang kabut. Dia hanya bisa bertahan tapi tidak bisa menyerang. Tampak 2 jurus Ying Fei Qian Li, Yan Jian Xi Hu tertutup dengan rapi. Tapi Hua Hui tidak menyerang urat nadi di dekat kepala malah menepis telinga. Dia tidak membacok pinggang malah menotok tangan. Membuat Pangeran terus mundur. Beberapa kali dia hampir terkena bacokan pedang mereka! Pangeran Jin hanya menunggu Hua Hui dan Bu Tong menghabiskan jurus-jurusnya, setelah itu dia baru akan menyerang. Tapi Hua Hui dan Bu Tong seperti sudah menduga jalan pikiran Pangeran. Begitu jurus-jurus pedang mereka hampir selesai, satu jurus menyambung dengan satu jurus lain. Membuat Pangeran terus bertahan ke kiri dan ke kanan. Jurus 18 mereka dipakai berturut- turut hingga 4 balikan, tapi masih belum bisa melukai Pangeran Jin. Pangeran Jin juga tidak bisa balik menyerang mereka dengan satu juruspun. Pangeran mulai cemas. Kalau begitu terus, ini akan merepotkannya. Bila mereka berdua sedikit tidak kompak, dia mempunyai cara untuk balik menyerang kedua orang itu. Tapi kesempatan itu tidak ada walaupun hanya sedikit. Tidak ada. Sebenarnya hati Hua Hui dan Bu Tong juga cemas. Mereka hampir mnyelesaikan untuk kelima kalinya 'jurus 18', tapi masih tidak bisa melukai lawan sedikitpun. Jika terus begitu, harus bagaimana mereka! Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong mempunyai pola pikir yang sama. Jika kali ini mereka masih diberi kesempatan hidup, mereka akan merombak lagi jurus 18 ini! 0-0-0 Waktu itu, memasuki jurus ke-88. Hua Hui menepis jari kelingking Pangeran. Bu Tong menepis jari kaki Pangeran Jin! Jika menyerang ke tempat lain, Pangeran Jin pasti bisa menutupinya dengan rapi. Mengapa kedua pedang ini memilih menepis jari kelingking dan jari kaki? Terpaksa Pangeran Jin dengan jurus Ying Luo Yan Zhen (Elang dan walet tiba-tiba turun) dua menahan 2 serangan pedang ini! Segera Hua Hui dan Bu Tong menyerang dengan jurus ke- 89! Kali ini Hua Hui dengan pedang menepis nadi tangan Pangeran. Bu Tong dengan pedang menusuk pantat Pangeran. Satu dilakukan dari depan dan satu dari belakang. Mereka terus menempelkan pedang mereka ke tubuh Pangeran. Waktu itu secara tiba-tiba, terdengar suara WUSH, WUSH. Pedang pendek yang dipegang Pangeran tiba-tiba panjangnya berubah menjadi 1.7 kaki! Hua Hui dan Bu Tong bersama-sama melenting ke belakang, tapi sudah terlambat. Kedua pedang itu telah dilemparkan dan menusuk ke punggung mereka. Untung mereka berdua masih sempat mundur dengan cepat. Mereka hanya tertusuk dengan kedalaman luka kira-kira 2-3 centimeter, mereka masih bisa mundur dan terbang ke atas. Begitu pangeran yang berhasil melukai lawannya. Dia segera mengejar Hua Hui dan Bu Tong! 0-0-0 BAB 18 Panji yang berkibar Perubahan itu yang terjadi secara tiba-tiba, karena perubahan itu sepasang pedang menancap di tubuh kedua orang itu. Hua Hui dan Bu Tong dengan cepat mundur, sepasang pedang itu terbawa mereka dengan cepat. Hua Hui dan Bu Tong berteriak di tengah-tengah udara, dan mempercepat laju mundur mereka. Mereka tidak sempat membalikkan tubuh untuk menahan serangan pedang, karena mereka tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Satu-satunya cara dalam pikiran mereka untuk menghindar adalah dengan cara berlari secepatnya. Mereka berdua melewati panggung, melewati kepala para penonton, tapi pedang emas itu masih mengikuti mereka, akhirnya mereka menabrak tiang. Ilmu silat Bu Tong dan Hua Hui sangat tinggi, begitu menabrak tiang, tiang itu yang patah, ternyata tiang itu adalah tiang di mana terpasang kedua panji negara. Di bawah sinar matahari, kedua panji itu bersama-sama terjatuh, jatuh dengan posisi berkibar terlebih dahulu, benar-benar pemandangan yang unik untuk dilihat! Tampak tenaga Hua Hui dan Bu Tong sudah habis, pangeran Jin tidak mau terus mengejar kedua orang itu, tapi dia mengambil pedang yang terjatuh ketika terjadi tabrakkan dengan tiang panji, dia merasa takut kedua pedang emas ini akan jatuh ke tangan orang Song. Istri gurunya sangat menyayangi kedua pedang ini, Pangeran Jin tidak berani membuat istri gurunya marah! Dia pernah melihat sewaktu istri gurunya marah dia tega membelah 11 tubuh orang, dan merobek tubuh orang yang masih hidup, lalu melemparkan ke dalam kobaran api. Walaupun dia paling disayang oleh Xi Yi Jin Yan, tapi dia tetap tidak berani berbuat sembar angan. Yang terpenting sekarang adalah dia berhasil memaksa Hua Hui dan Bu Tong turun dari panggung. 0-0-0 Biksu Hua Hui dan Pendeta Bu Tong bisa lolos dari maut, kakinya menapak tanah, darah menetes, wajah mereka pucat, mereka hampir pingsan. Darah penonton mulai mendidih, Hua Hui berteriak, "Tidak tahu malu!" Dengan santai Pangeran Jin dari atas panggung berkata, "Yang terpenting kalian sudah kalah!" Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pangeran Jin berturut- turut memenangkan 3 babak, kalau menang satu babak lagi, maka pertarungan kali ini akan dimenangkan oleh pihak Jin!" Para pertarungan pertama yang menang sebenarnya adalah pihak -Song, meskipun dengan dua kali menang, dua kali kalah, dan 3 kali seri. Pada pertarungan kedua, pihak Song sudah 3 kali kalah dalam 3 babak. Kalau pihak Song ingin menang, harus memenangkan 4 babak secara berturut-turut. Apakah pihak Song akan kalah? Berturut-turut memenangkan 4 babak, apakah itu mungkin? Pangeran Jin yang masih berada di atas panggung menjadi simbol tidak terkalahkan. Sombong, gila, kejam, dingin, dan licik. 0-0-0 Xin Wu Er marah dan meraung, "Babak ini tidak bisa dihitung!" Pangeran Jin berkata, "Kalau kau tidak terima, mereka boleh naik lagi ke atas panggung, masih ada satu babak lagi." Dalam pikiran Hua Hui dan Bu Tong, semua ini sudah sangat jelas, sejak awal tadi mereka tidak terus menempel Pangeran Jin, mereka tidak akan bisa memaksa Pangeran Jin mundur. Kalau kali ini mereka naik lagi, Pangeran Jin pasti sudah mempunyai persiapan matang. Apalagi saat ini mereka semua sudah terluka. Mereka tidak akan bisa menahan kedua pedang Pangeran Jin. Walaupun Pangeran Jin memakai cara licik, tapi dalam satu jurus dia bisa membuat Hua Hui dan Bu Tong terluka, ilmu pedangnya ganas dan cepat. Hua Hui dan Bu Tong tidak bisa menghadapi jurus ini. Sebenarnya Pangeran Jin ingin membunuh mereka, sejak tadi dia telah mengeluarkan kata-kata penghinaan supaya mereka berdua naik lagi ke atas panggung, ternyata siasatnya berhasil. Pendeta Bu Tong segera berkata, "Baiklah, kami akan bertarung kembali denganmu, apa yang perlu ditakutkan?" 0-0-0 Tiba-tiba ada seseorang yang berkata, "Aku yang akan naik!" Penonton tampak bergerak-gerak dengan gelisah, Hua Hui dan Bu Tong melihat ke arah orang itu, ternyata dia adalah seorang pemuda berbaju hitam, pelan-pelan berjalan menuju panggung. Hati Hua Hui dan Bu Tong bergetar, dalam hati mereka bertanya, "Wo Shi Shui?" Mereka terkejut karena tadi sudah terlihat kalau Wo Shi Shui sudah terluka parah, sekarang dia sudah bisa berdiri dan sepertinya dia sudah pulih separuh tenaganya. Dan sekarang dia sedang berjalan menuju panggung siap bertarung dengan Pangeran Jin. Hua Hui dan Bu Tong tahu'mereka tidak akan bisa memenangkan babak ini. Tapi bagaimana dengan Wo Shi Shui? Apakah dia mampu melakukannya? Apalagi saat ini dia sedang terluka parah. Apalagi kalau dia bertarung dan hasilnya dia yang kalah, artinya pihak Song akan kalah total. Hua Hui dan Bu Tong meragukan kalau Wo Shi Shui mampu memenangkan babak ini, penonton mulai berbisik-bisik, "Pendekar Wo Shi Shui sudah keluar, kali ini dia harus menang!" "Pukul anjing Jin itu dan usir kembali ke negaranya!" "Tapi Pendekar Wo terluka parah!" "Apakah dia bisa mengalahkan Pangeran Jin?" Kata-kata penonton yang diucapkan tadi merupakan kata-kata yang ingin diucapkan Hua Hui dan Bu Tong 0-0-0 Dengan bersusah payah Wo Shi Shui berjalan ke panggung, dia pura-pura tidak merasa lelah karena saat ini musuhnya sedang menatapnya dari atas panggung. Entah mengapa hatinya tidak tenang, mungkin karena dia tahu walaupun Hua Hui dan Bu Tong naik, mereka akan mati, begitu juga dengan dirinya, dia hanya mengorbankan nyawanya. Tapi untuk masalah pengorbanan nyawa tidak ada seorangpun yang sangsi kepadanya! Dia sadar dengan kemampuan ilmu silatnya sekarang, ingin menang dari Pangeran Jin, itu hanya mimpi saja! Dia hanya ingin membuat Pangeran Jin lengah, dan menarik Pangeran Jin turun dari panggung. Kalau nasibnya mujur, satu nyawa akan diganti dengan nyawa lainnya. Karena itu selangkah demi selangkah, dengan tekad dan keberanian kuat, dia melangkah dengan mantap. Tapi setiap langkahnya terasa sakit ini karena lukanya belum pulih. Sebenarnya dia butuh istirahat— Tapi sekarang ini negara membutuhkan pembelaannya. 0-0-0 Bila Wo Shi Shui sudah menentukan sesuatu, di dunia ini hanya ada satu orang yang bisa menghentikannya, sedangkan yang lain tidak akan ada yang bisa. Bahkan Shen Tai Gong pun tidak akan mampu melakukannya. Tapi saat ini hanya Shen Tai Gong lah yang bisa mengucapkan beberapa kalimat kepadanya. Dia tidak peduli apakah Wo Shi Shui mau mendengar nasihatnya atau tidak, "Kalau kau mati, akupun tidak ingin hidup lagi." Tentu saja Shen Tai Gong sudah melihat bahwa Wo Shi Shui tidak akan mampu melawan Pangeran Jin, diapun sudah melihat kalau luka Wo Shi Shui sangat parah, dan dia melihat rasa percaya diri Wo Shi Shui sudah hilang. — Mengorbankan nyawa. — Mengorbankan nyawa sendiri, bukan nyawa orang lain. Tapi Shen Tai' Gomg tidak sanggup menghalangi niat Wo Shi Shui, dia berpikir lebih baik membiarkan Wo Shi Shui melakukan apa yang dia inginkan. Orang yang bisa menghalangi Wo Shi Shui sampai saat ini belum tiba. Shen Tai Gong hanya bisa menentukan satu hal. Kalau" Wo Shi Shui bertarung dengan Pangeran Jin, dan hasilnya adalah Wo Shi Shui mati, orang berikutnya yang akan naik panggung adalah dia. 0-0-0 Pangeran Jin tertawa dalam hati, dia merasa sangat senang. Sekali melihatpun dia sudah tahu kalau Wo Shi Shui sudah terluka parah, dan begitu dia melihat Wo Shi Shui akan naik ke atas panggung, dia sudah tahu kalau Wo Shi Shui datang untuk mengorbankan nyawanya sendiri. Di dunia ini Wo Shi Shui adalah orang nomor satu yang paling tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Kalau ada pesilat yang ilmunya setara dengan Wo Shi Shui, kemudian bertarung dengan Wo Shi Shui, maka orang itu pasti akan kalah. Karena Wo Shi Shui berani mengorbankan nyawanya. Semua ini diketahui dengan jelas oleh Pangeran Jin, dan dia bisa tenang menghadapi Wo Shi Shui, karena ilmu silatnya tidak berada di bawah Wo Shi Shui. Lebih-lebih karena dia mempunyai dua pedang pembunuh, tidak ada waktu bagi Wo Shi Shui untuk menyerangnya. Dia hanya menunggu Wo Shi Shui datang mengantarkan nyawanya. Menunggu Shi Wen Sheng meneriakkan, "Pihak Jin memenangkan semua pertarungan ini!" 0-0-0 Matahari sudah berada di sebelah barat. Dua tiang panji tergeletak di tanah, sinar matahari menyinari panggung pertarungan. Pangeran Jin dengan santai berdiri di atas panggung, selangkah demi selangkah Wo Shi Shui berjalan ke atas panggung---- Wo Shi Shui melihat ke atas, semua orang tahu ini akan menjadi pertarungan yang hebat. Dan pertarungan yang menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang---- Kalau Wo Shi Shui sudah naik ke atas panggung, ada petir menyambarpun dia tidak akan turun, kecuali bila bisa ditentukan siapa yang kalah atau menang, apakah pihak Jin atau pihak Song, baru dia akan turun. Mata Wo Shi Shui dari Pangeran Jin beradu, seperti ada kilat yang saling beradu, Wo Shi Shui merasa tubuhnya menjadi dingin dan hatinya bergetar. Tapi dia sudah bertekad, sebelum hilang keberaniannya, dia harus sudah berdiri di atas panggung---- Segera dia terbang ke atas panggung. Terdengar Shi Wen Sheng berteriak lagi, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, babak keempat juga babak penentuan. Pangeran Jin Zhen Ying akan berhadapan dengan pihak Song— Waktu itu terdengar suara ringkikan kuda yang memotong perkataan Shi Wen Sheng, dan menghentikan langkah Wo Shi Shui ke atas panggung. 0-0-0 Ringkikan kuda terdengar panjang, datang dari luar panggung pertarungan. Orang itu membawa kegembiraan dan harapan setiap orang! Kuda berlari dengan sangat cepat, seekor kuda dan seorang penunggang berbaju putih tampak seperti terbang. Kuda dan penungangnya seperti menyatu menjadi sebuah garis, pada saat melewati tiang panji dengan cepat dia mencabut tiang yang sudah patah itu. "Song." "Jin." Kedua panji itu sudah berada di tangannya. Angin kencang berhembus, orang itu seperti mempunyai sepasang sayap. Penonton dengan heran melihatnya, tapi tetap memberikan jalan. Kuda itu membawanya ke arah panggung, setelah itu berhenti secara tiba-tiba, Kuda meringkik lagi, kakinya masih terus digerakkan. Orang yang berada di atas kuda seperti mempunyai sepasang sayap, dia membawa kedua panji itu. Sebelum Wo Shi Shui naik ke atas panggung, dia dulu yang naik ke sana. Melihat gerakan orang itu, wajah Pangeran Jin tampak berubah. Pedang yang masih dipegang di kedua tangannya sudah menghilang dan telapaknya segera dikeluarkan. "QingYanZhang." Hanya dalam waktu singkat dia sudah melancarkan serangan 36 jurus! Kedua panji yang berada di tangan orang itu masih tampak berkibar. Semua kekuatan telapak Pangeran Jin diarahkan kepada kedua panji itu, panji itu dengan ringan menahan serangan Qing Yan Zhang yang dipukulkan dengan ringan, membuat jurus ini tidak bisa mengeluarkan kekuatan dasyatnya! 36 jurus sudah berlalu, Shi Wen Sheng yang berada di atas panggung berteriak dengan kaget, "FangZhen Mei!" Begitu ketiga kata itu diucapkan, di bawah panggung langsung berubah menjadi seperti air yang bergejolak. Wo Shi Shui yang berada di bawah panggung berhenti melangkah, matanya kembali terlihat bersemangat. Satu-satunya orang yang bisa menghalanginya naik ke atas panggung akhirnya sudah tiba. 0-0-0 Begitu 36 jurus sudah berlalu, kedua panji itu sudah melilit kedua tangan Pangeran Jin, ditarik, digulung, diputar, dan terakhir didorong---- Begitu tangannya ditarik, Pangeran Jin mengeluarkan hembusan nafas dan juga bersuara, tapi kakinya segera memasang kuda-kuda, biarpun ditarik dia tidak akan terseret. Begitu tangannya tergulung, tenaganya berubah, Pangeran dengan cepat menjaga keseimbangannya, tubuhnya hanya sempat miring sedikit. Begitu tangannya diputar, tenaga dari kedua panji itu malah mengeluarkan tenaga sebaliknya. Tapi kuda-kuda Pangeran Jin tetap kokoh, dia sama sekali tidak tergoyahkan. Begitu panji itu melewatinya dan tenaga berputarnya menghilang, Pangeran Jin dibuat meloncat ke atas. Pada saat dia didorong, panji yang berada di kiri terasa berat, sedangkan panji kanan terasa ringan, tenaga yang dikeluarkan sangat tepat. Pangeran Jin keluar dari panggung. Di tengah kesibukan tangannya mencengkram sana sini, dia berhasil mencengkram tangan kiri lawan. Dan lawan nya melepaskan panji itu. Pangeran Jin membawa panji itu terbang keluar dari panggung. Di tengah udara dia bersalto 3 kali dan mendarat kembali. Kedua panji itu dalam waktu yang singkat telah mengeluarkan 5 kekuatan yang berbeda, akhirnya berhasil membuat Pangeran Jin keluar dari panggung pertarungan! Begitu Pangeran Jin mendarat di bawah, dia baru sadar telah memegang sesuatu, begitu dia melepaskan genggamannya, panji negara Jin telah menutupi kepalanya tanpa ada tenaga apapun. Pangeran Jin merasa malu sekaligus marah, dia mundur 2 langkah, menghindari panji yang akan menutupi kepalanya. Dia melihat orang yang berada di atas panggung yang mengenakan baju putih, dia berlari ke kiri dan ke kanan, kemudian kedua tangannya diangkat, terdengar suara CAP, dia menancapkan panji Song di atas panggung. Di bawah sinar matahari yang akan terbenam, panji negara Song ini terlihat berkibar dengan gagahnya di atas panggung! Baju putih orang yang masih ada di atas panggung, tampak berkibar tertiup angin, walaupun bajunya dipenuhi dengan debu karena telah melakukan perjalanan jauh, rambutnya berantakan, dan nafasnya terdengar masih terengah-engah, tapi sikapnya terlihat sangat tenang. Dia memberi hormat kepada Pangeran Jin sambil tertawa berkata, "Aku mohon maaf." Pangeran Jin seperti baru terbangun dari mimpinya, dari balik giginya terdengar 3 kata, "Fang—Zhen—Mei?" Orang yang berada di atas panggung tertawa, "Benar, aku adalah Fang Zhen Mei." 0-0-0 Sorakan penonton seperti suara guruh yang menggelegar, beberapa ribu mulut berbicara pada saat bersamaan, sampai tidak terdengar apa yang mereka ucapkan sendiri. Mereka hanya merasa senang dan senang! Wajah Wo Shi Shui pun terlihat senang dan dia tertawa. Shen Tai Gong berteriak-teriak karena senang, dia menepuk pundak Bao Xian Ding. Bao Xian Ding yang sedang terluka karena tepukan itu membuatnya merasa sakit, karena sakit dia berteriak. Tepat saat itu dia memang ingin berteriak karena merasa senang, maka rasa sakit dan senang bercamptir dalam teriakan. Xia Hou Lie dan Ge La Tu tampak ketakutan, wajah Wan Yan Zhu menjadi pucat. Fang Zhen Mei sudah 3 kali mengusirnya keluar dari wilayah negara Song, sekarang dia muncul lagi! Tapi Fang Zhen Mei yang masih berada di atas panggung sadar dia bisa dengan begitu mudah menang karena Pangeran Jin terlalu menganggap enteng musuhnya. Fang Zhen Mei selalu menang dalam setiap pertarungan dan tidak terkalahkan, semua ini ada hubungannya dengan sifat Fang Zhen Mei. Dia tidak pernah menganggap enteng orang-orang yang ada di sekitarnya, apalagi terhadap musuh. Karena itu dalam satu jurus dia bisa memaksa Pangeran Jin turun dari panggung. Ini hanya sebuah panggung belum tentu kalau berada di tempat lain. Hal ini sama-sama diketahui oleh Pangeran Jin dan Fang Zhen Mei sendiri. 0-0-0 Shi Wen Sheng dengan suara lemah berkata, "Pihak Song dan pihak Jin bertarung, pertarungan kedua kali pada babak keempat, Fang Zhen Mei dari pihak Song menang atas Pangeran Jin." Dengan pandangan galak Pangeran Jin melihat ke atas panggung. Shen Tai Gong segera mengambil kesempatan, dengan cepat dan singkat menjelaskan keadaan yang sudah terjadi, "Pertarungan pertama kita menang dua kali, kalah 3 kali, dan seri 3 kali, karena tidak ada yang menang dan kalah, maka diadakan pertarungan untuk kedua kalinya. Jin Zhen Ying berturut-turut telah memenangkan 3 babak tadi kau telah memenangkan satu babak, berarti posisinya sekarang adalah 3 kalah dan l menang." Fang Zhen Mei mengangguk, dia tahu paling sedikit dia harus menang 3 babak berturut-turut, pihak Song baru bisa menang, bila kalah dalam satu babak, pihak Song akan kalah total. Shen Tai Gong melanjutkan lagi, "Xin Wu Er telah bertarung dengan Xi Wu Hou, sekarang Xin Wii Er sudah terluka parah, aku bertarung dengan Ge La Tu. Wo Shi Shui bertarung dengan Xia Hou Lie untuk kedua kalinya kalah dan juga terluka, Pendekar Bao sudah bertarung dengan Wan Yan Ehu, diapun terluka parah. Pendekar Long terluka karena dipukul Pangeran Jin Zhen Ying. Hua Hui dan Bu Tong juga terluka parah dan jatuh ke bawah panggung. Luo Tong Bei, Cao Qi, Peng Da Zheng dibunuh oleh Jin Zhen Ying...." Setelah mendengar penjelasan Shen Tai Gong, Fang Zhen Mei tidak bisa tertawa lagi. Karena dia terlambat datang maka membuat banyak pendekar dan pahlawan gugur, selain itu merekapun telah meneteskan darah dan air mata! Pangeran Jin yang berada di bawah panggung tertawa dan berkata, "Apakah kau akan membalas dendam demi mereka?" Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Aku hanya berharap kau jangan sampai naik ke atas panggung lagi!" "Mengapa?" "Karena sampai saat ini aku belum pernah membunuh erang." Setelah menyelesaikan perkataannya, wajah Fang Zhen Mei penuh dengan hawa membunuh! 0-0-0 Wajah Pangeran Jin tampak berubah, tapi dia berusaha menahan diri, dengan dingin dia bertanya, "Kau habis menempuh perjalanan jauh?" "Benar!" Mereka berdiri berhadapan dengan jarak kurang lebih 10 meter, mereka bicara seperti biasa, tapi dengan j arak begitu jauh, orang- orang bisa mendengar perkataan mereka dengan jelas. "Kau pasti merasa lelah bukan?" "Terima kasih, Anda sudah memperhatikan keadaanku." "Apakah ilmu silatmu tidak akan terpengaruh?" tanya Pangeran Jin. Fang Zhen Mei tertawa, "Aku bukan pedagang kain, tidak akan minta pengurangan." Pangeran Jin dengan santai membalikkan badannya dan kembali ke tempat duduknya, dengan penuh rencana dia berkata, "Kalau begitu, akupun tidak perlu tergesa-gesa bertarung denganmu, kita akan bermain di babak terakhir." Negara Jin sudah berturut-turut memenangkan 3 babak, negara Song telah memenangkan 1 babak. Negara Song harus memenangkan 2 babak baru bisa seri dengan negara Jin. Kalah atau menang ditentukan dalam babak ketujuh—babak terakhir. Kalau Pangeran Jin dengan terburu-buru main di babak kelima dan kalau dia kalah, maka babak keenam dan ketujuh pasti tidak akan ada yang bisa mengalahkan Fang Zhen Mei. Karena itu Pangeran Jin memutuskan untuk tidak tergesa-gesa bertarung dengan Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei telah melakukan perjalanan jauh dan juga merasa lelah, selain itu dia harus bertarung pada babak keempat, kelima, dan keenam, walaupun bisa memang, tapi pada babak ketujuh dia pasti akan merasa sangat lelah. Dan saat itu Pangeran Jin bisa memukul atau bahkan membunuhnya! Tiba-tiba Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "Aku memang sudah menempuh perjalanan jauh." "Aku tahu," kata Pangeran Jin. "Apakah kau tahu _ mengapa aku melakukan perjalanan jauh? Dan ke mana tujuanku? Apakah Pangeran tahu jawabannya?" tanya Fang Zhen Mei. "Aku ingin mendengar penjelasanmu," wajah Pangeran Jin tampak datar dan tidak ada ekspresi. "Aku pergu ke Cai Shi dan Wu Long Shan," Fang Zhen Mei tertawa. Wajah' Pangeran Jin segera berubah menjadi pucat. Fang Zhen Mei berkata lagi, "Kuil Shan Shen di Wu Long Shan." Mulut Pangeran Jin tampak bergerak-gerak, tapi tidak mengeluarkan perkataan apapun. Fang Zhen Mei terus bicara, "Karena hari ini ada penyerangan ke kuil Shan Shen di Wu Long Shan dengan tujuan membunuh Jenderal Yu dan wakilnya Zhang Zhen Que, Pejabat Ning dengan sekuat tenaga melindungi Jenderal Yu, siapa pembunuhnya? Aku yakin Pangeran Jin pasti sudah tahu." Pangeran Jin ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi, dia hanya tertawa kecut. Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya lagi, "Aku yakin Pangeran pasti ingin tahu, sekarang ini mereka berada di mana bukan?" Pangeran tertawa dingin. Kata Fang Zhen Mei, "Pangeran tidak perlu merasa khawatir, sekarang Jenderal Yu sudah berada dalam lindungan Pejabat Ning dan sudah kembali ke markas di Cai Shi, sedangkan kedelapan adik seperguruan Pangeran, 5 orang sudah melarikan diri, Qing Yan Zi dan Qing Song Zi meloncat ke dalam jurang untuk bunuh diri. Sedangkan Qing Ye Zi dan Qing Feng Zi sudah tertangkap!" Penonton mendengar Fang Zhen Mei seperti bergurau saja pada saat mengucapkan rahasia besar ini, mereka sangat kaget. Tapi begitu mendengar kalau Jenderal Yu selamat, mereka merasa sangat senang. Mata Pangeran Jin tampak melotot, dia membentak, "Fang Zhen Mei, kau sudah merusak rencanaku!" Kemudian dia bicara dengan bahasa Tibet. Setelah selesai bicara, terdengar Ge La Tu meraung, terlihat kelebat bayangan merah, dia terbang ke atas panggung. Pangeran Jin sudah tidak tahan lagi, dia ingin Ge La Tu bertarung lebih dulu dengan Fang Zhen Mei. Pangeran Jin tidak menyuruh Wan Yan Zhu yang turun terlebih dulu karena dia masih terluka parah. Alasan kedua, karena Wan Yan Zhu sudah tiga kali diusir Fang Zhen Mei keluar dari Zhong Yuan, dan Wan Yan Zhu sangat takut kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei bicara seperti tadi karena dia ingin memancing Pangeran Jin keluar dan bertarung dengannya. Karena Fang Zhen Mei sudah menempuh perjalanan jauh, dia membutuhkan waktu panjang untuk beristirahat. Kalau dia hanya beristirahat sebentar, dia merasa malah lebih lesu. Dan keberanian yang sudah terkumpul akan ikut menghilangjuga. Karena itulah dia ingin membuat Pangeran Jin yang bertarung dengannya sekarang. Walaupun Pangeran Jin tidak bertarung tapi akhirnya dia menyuruh anak buahnya naik ke atas panggung untuk menghadapinya. "Pertarungan pihak Song dan pihak Jin, memasuki babak kelima, Fang Zhen Mei dari pihak Song akan menghadapi Budha hidup dari Tibet, GeLaTu—-" 0-0-0 BAB 19 Pertarungan yang menentukan Begitu Ge La Tu naik ke atas panggung, dia sama sekali tidak mirip seperti seorang Budha hidup. Dia malah terlihat sepeti seekor singa hidup. Singa lapar yang mengincar makanan. Begitu dia naik ke atas panggung, senjatanya yang berbentuk sekop digunakan untuk memukul Fang Zhen Mei, Dengan cepat Fang Zhen Mei menghindar ke belakang. Sewaktu kita kecil, kita sering melihat seekor anjing kecil mengejar seekor serangga atau kupu-kupu yang terbang ke ekornya. Anjing itu berputar-putar begitu juga dengan ekornya, akhirnya dia merasa lelah dan berhenti dengan sendirinya. Keadaan Ge La Tu dan Fang Zhen Mei sekarang ini seperti itu. Pastinya Ge La Tu tidak mempunyai ekor, tapi Fang Zhen Mei dari belakang terus memegangi jubahnya. Fang Zhen Mei bergerak dengan ringan seperti seekor burung walet, begitu Ge La Tu bergerak, Fang Zhen Mei akan terbawa. *? Ge La Tu marah dan berteriak, kemudian memukul ke belakang, tapi Fang Zhen Mei masih terus berada di belakangnya. Pernah sekopnya mengenai sesuatu, tapi yang terkena pukulannya malah tubuhnya sendiri. Hampir saja dia berhasil mengenai Fang Zhen Mei, tapi secara tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang, dan Ge La Tu malah memukul pantatnya sendiri, setelah itu Fang Zhen Mei muncul kembali di belakangnya. Ge La Tu menusuk sini, memukul sana, akhirnya dia malah kelelahan sendiri. Dia berputar-putar, gerakannya semakin lambat, tiba-tiba Fang Zhen Mei muncul di hadapannya. Ge LaTu terkejut, tapi dia sudah memukul sekopnya ke depan. Tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang lagi. Karena Ge La Tu kehilangan keseimbangan tubuhnya, begitu melihat ada sebuah panji besar yang bertuliskan 'Song', panji itu sudah menyapu ke arahnya. Dia terkejut dan berniat untuk menghindar, laju tubuhnya sudah tidak bisa dihentikan lagi, kedua matanya tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup oleh panji 'Song' Waktu itu dia merasa kedua tangannya kaku, sekop tajam dan bergerigi telah diambil seseorang. Sambil berteriak dia memejamkan matanya, kedua tangannya terus bergerak, diapun mundur 7-8 kaki, begitu membuka matanya, walaupun panji 'Song' tidak menutupi matanya lagi tapi pemuda berbaju putih itu sudah berdiri di depannya dan dengan ramah tertawa kepadanya, tangan kiri pemuda itu ada sekopnya. Ujung sekop berada di bawah lehernya, kalau dimajukan sedikit lagi, di dunia tidak akan ada lagi orang yang bernama Ge La Tu. Ge La Tu terpaku, kemudian dari mulutnya keluar bahasa Tibet yang tidak dimengerti oleh siapapun, hanya terlihat dia memejamkan mata, tidak bicara, dan menunggu maut menjemput. Fang Zhen Mei tertawa, sekop tajam itu dikembalikannya kepada Ge La Tu. Ternyata kata-kata Ge La Tu tadi adalah, "Kalau mau membunuhku, bunuhlah sekarang, seorang laki-laki sejati boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina." dia menunggu maut menj emputnya. Tapi Fang Zhen Mei tidak membunuhnya, malah mengembalikan senjatanya, Ge La Tu terpaku. Begitu Ge La Tu tahu bahwa Fang Zhen Mei tidak bermaksud jahat, segera dia mengambil kembali senjatanya, dan diletakkan di bawah, dia memberi hormat dengan dua tangan dikatupkan, kemudian dia bicara dengan bahasa Tibet, segera dengan cepat turun dari panggung. Fang Zhen Mei tidak mengerti bahasa Tibet, jadi dia tidak tahu apa yang dikatakan Ge La Tu tadi. Tapi wajah Pangera Jin terus, berubah, Xia Hou Lie dengan langkah gagah naik ke atas panggung. Ternyata walaupun Ge La Tu bersifat kejam, tapi dia adalah murid tertua di kuil La Sha di Tibet, di kuil La Sha, dia adalah salah satu Budha hidup berbaju merah, di antara 7 Budha hidup, ilmu silatnyalah yatigp.il u tinggi. Sifat aslinya tidak jahat, dia hanya dipengaruhi oleh orang-orang Jin sehingga dia membenci orang-orang Zhong Yuan. Dia mengikuti Pangeran Jin baru bisa masuk kc Zhong Yuan dan membunuh orang-orang Zhong Yuan. Sekarang Fang Zhen Mei berhasil mengalahkannya tapi tidak membunuhnya, dia bersifat terbuka, segera dia mengucapkan terima kasih kepada Fang Zhen Mei, dan mengatakan tidak akan lagi bermusuhan dengan orang Zhong Yuan, semua ini dilakukannya untuk membalas budi Fang Zhen Mei karena tidak membunuhnya. Akhir pertarungan itu membuat Pangeran Jin kehilangan muka di depan rakyat Song. Karena itu dengan cepat Xia Hou Lie naik ke atas panggung. 0-0-0 Xia Hou Lie baru saja naik ke atas panggung, dia segera memukul kepala Fang Zhen Mei. Begitu Fang Zhen Mei melihat Xia Hou Lie, dalam hati dia sudah berpendapat, begitu erang itu mengeluarkan jurus, jurus-jurusnya akan persis seperti Wo Shi Shui! Fang Zhen Mei sangat berpengalaman bertarung dengan Wo Shi Shui. Pada awalnya jangan terlalu serius menghadapinya. Karena Wo Shi Shui sama sekali tidak peduli dengan nyawanya, karena itu bila serius berhadapan dengan Wo Shi Shui, malah hanya akan mengantarkan nyawa kepadanya. Sepertinya Xia Hou Lie pun bersifat seperti itu. Begitu Xia Hou Lie menepis ke arahnya, Fang Zhen Mei tiba-tiba menusuk dengan jarinya. Kemudian jarinya mulai bergerak di sisi telapak tangan Xia Hou Lie, angin yang dihasilkan dari jari terus berhembus hingga ke tengah, jari-jari itu tampak kuat seperti golok! Telapak tangan Xia Hou Lie tiba-tiba berubah, dia menepuk dengan tangan kirinya, dan Fang Zhen Mei mengeluarkan jari kirinya. Jati itu menusuk bagian tengah telapak tangan Xia Hou Lie. Walaupun Xia Hou Lie seorang pemberani, tapi dia terus menjaga agar jangan sampai telapak tangannya tertotok. Telapaknya berubah menjadi kepalan dan terus memukul ke arah Fang Zhen Mei. Xia Hou Lie berganti jurus dengan cepat, bersamaan saat itu juga Fang Zhen Mei mengganti jurus jarinya. Jurus jari Fang Zhen Mei bernama Yi Zhi Feng Dian Tou (Jari burung phoenix mengangguk kepala). Dia menotok kepalan Xia Hou Lie. Walaupun dalam satu jurus terjadi 3 kali perubahan, tapi dia masih tidak bisa menang dari jari angin Fang Zhen Mei, terpaksa dia mengeluarkan jurus kaki andalannya! Tendangan ini seperti di depan ada dua telapak, satu kepalan adalah tipuan, sangat cepat, tepat, ganas, dan tidak berbekas! Tapi baru saja dia mengangkat kakinya, jari Fang Zhen Mei sudah menusuk kaki kirinya. Tapi Xia Hou Lie menendang dengan kaki kanannya! Kaki menendang ke arah tenggorokan Fang Zhen Mei, tampak kaki Xia Hou Lie seperti akan mengenai Fang Zhen Mei, tapi tiba- tiba tenggorokan Fang Zhen Mei berubah menjadi sebuahjari! Jari dilipat, sambungan jari kedua, memukul kaki Xia Hou Lie! Xia Hou Lie tidak bisa merubah jurusnya lagi, tiba-tiba dia bersalto dan terbang beberapa meter. Semua jurus seperti tidak pernah dikeluarkan sebelumnya. Tapi dia baru saja bersalto belum sempat melihat apa-apa, dia sudah melihat ada sebuahjari yang siap menotok nadi Ren Zhong (nadi yang berada di bawah hidung dan di atas mulut)! Itulah jari Fang Zhen Mei. Karena terkejut dengan segala cara dan dengan langkah 8 dewa, dia melenting ke belakang, jarinya baru bisa meleset melewati nadi Ren Zhong! Tapi jari itu tiba-tiba berubah menjadi tangan yang akan mengetuk sesuatu, ternyata mengetuk tulang hidungnya! Xia Hou Lie segera memutar tubuhnya, dengan melakukan langkah kepiting mabuk, kaki naga sedang terlelap, dia meloncat keluar dari serangan Fang Zhen Mei. Tapi jari itu ikut bergerak, jari itu berubah dan siap menotok urat nadi pahanya. Xia Hou Lie meraung dengan melakukan langkah burung Yuan Yang di tengah-tengah udara, dia terus menendang, kemudian naik ke langit. Begitu meloncat hingga ke tempat tinggi, tiba-tiba dia melihat jari panjang, putih, dan persendian tulang, dengan bertenaga siap menotok syaraf yang ada di tengah alis! Xia Hou Lie membentak, dia segera turun dengan cepat! Tapi dia sempat melihat ada sebuah jari yang siap menotok urat nadi di kakinya! Xia Hou Lie tidak tahu sebenarnya Fang Zhen Mei memiliki berapa jari? Mengapa jari-jarinya bisa berada di mana-mana? Dan selalu menunggu untuk menyerangnya, sekarang dia hanya bisa berjaga tidak bisa menyerang. Xia Hou Lie adalah seorang pemberani dari suku bangsa Qi Dan, dan salah satu pesilat tangguh dari suku Qi Dan. Dia bersiul panjang dan mengumpulkan nafasnya, dia masih bisa terbang ke atas lagi! Dia terbang seperti seekor elang yang sedang marah, dia menabrak hingga pecah atap genting rumah yang tingginya 10 meter, lalu terbang ke atas panggung. Tapi dia sama sekali tidak menyangka, begitu dia naik ke atas atap, di sana sudah ada seseorang yang sedang menunggunya sambil tertawa. Kemudian orang itu menjulurkan dua jari kepadanya, menotok kiri dan kanan tubuhnya! Fang Zhen Mei. Sekarang Xia Hou Lie baru tahu, Jiang Nan Fang Zhen Mei benar- benar berilmu silat tinggi. Kemampuan ilmu silat Fang Zhen Mei tidak terukur dan sama sekali tidak terbaca dia mempergunakan ilmu silat dari perkumpulan apa. Apakah itu adalah ilmu silatnya yang tertinggi atau dia masih memiliki ilmu lainnya? Tidak ada seorangpun yang tahu. Tapi dia dengan tersenyum dan dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya. Xia Hou Lie pernah mendengar bahwa di Jiang Nan ada orang seperti itu, tapi dia tidak mempercayainya. Sekarang dia baru sadar kalau dia salah, dan dia telah melakukan kesalahan besar. Karena dia sekarang telah percaya dan sangat mempercayainya. Sekarang tenaga Xia Hou Lie sudah terkuras habis, nafasnyapun sudah habis, dia sadar dia tidak akan bisa menghindari jurus Fang Zhen Mei lagi! Karena itu dengan terpaksa dia menyambut jurus Fang Zhen Mei. Kedua tangan Xia Hou Lie mencengkram, dia lebih memilih telapak tangannya ditusuk oleh Fang Zhen Mei hingga berlubang sehingga merusak ilmu yang sudah puluhan tahun dipelajarinya. Tapi dia harus berhasil memutuskan jari Fang Zhen Mei! Kelihatannya Xia Hou Lie berhasil menangkap jari telunjuk kanan Fang Zhen Mei. Tapi secara tiba-tiba telunjuk kiri dan kanan Fang Zhen Mei malah menghilang, digantikan dengari jari tengah dan menyentil urat nadi yang ada di tangan Xia Hou Lie. Xia Hou Lie merasa tangan kiri dan kanannya mati rasa, begitu dia membuka tangannya, dua jari sudah berada di tangannya, dengan bersahabat jari-jari itu berjabat tangan dengan tangannya. Kemudian secara bersama-sama mereka turun dari atas! Penonton melihat mereka berdua turun bersama-sama. Awalnya terlihat Xia Hou Lie terus menyerang, kemudian dia lari untuk menghindar akhirnya dia terbang ke atas, Xia Hou Lie terus meraung, begitu turun mereka saling berpegangan tangan. Mereka turun dengan tenang seperti bersahabat, penonton merasa aneh! Hanya Xia Hou Lie sendiri yang tahu, kalau Fang Zhen Mei berniat membunuhnya, sejak tadi dia sudah mati 10 kali. Bagitu turun Fang Zhen Mei masih memegang tangan Xia Hou Lie, dia sama sekali tidak bertenaga. Tiba-tiba Fang Zhen Mei melepaskan tangan Xia Hou Lie, dan mundur 3-4 langkah dengan suara kecil dia berkata, "Maaf." Waktu itu hampir saja Xia Hou Lie meneteskan air mata. Semenjak dia berkecimpung di dunia persilatan, selalu bersemangat, \ pemberani, gagah, dan berilmu silat tinggi. Banyak pesilat tangguh dihina di bawah telapak dan kepalannya, merintih, memohon, dan akhirnya mati. Dia sama sekali tidak menyangka kalau suatu hari diapun akan mengalami kekalahan total! Lebih-lebih tidak menyangka sewaktu dia mengalami kekalahan, Fang Zhen Mei malah berpura-pura telah tergetarkan olehnya dan malah mengucapkan kata 'maaf. Dia sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Kalau bisa dia ingin menangis sepuasnya. Karena itu dia membalas memberi hormat kepada Fang Zhen Mei dan turun dari panggung. Begitu Fang Zhen Mei datang, dia sudah memenangkan 3 babak berturut-turut. Penonton sampai lupa berteriak, sekarang Pangeran Jin sendiri yang naik ke atas panggung. Penonton menahan nafas menunggu pertarungan selanjutnya. Pertarungan antara pihak Song dan pihak Jin pada pertarungan kedua. Awalnya pihak Jin telah memenangkan 3 babak, disusul oleh pihak Song memenangkan 3 babak, sekarang tersisa babak terakhir, babak penentuan siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah! Shi Wen Sheng yang berada di atas panggung hanya diam, dia tidak bersuara, sepertinya diapun terkejut dengan ilmu silat Fang Zhen Mei yang begitu tinggi. 0-0-0 Begitu Pangeran Jin naik ke atas panggung, dia seperti sebuah gunung yang tidak bergerak. Fang Zhen Mei pun tidak bergerak. Sinar dari matahari yang akan terbenam membuat awan-awan yang berada di langit seperti dipasang cahaya emas. Panji yang ada di atas panggung masih tampak berkibar dengan gagah. Bayangan Pangeran Jin dan Fang Zhen Mei seperti memanjang. Tapi mereka berdua tidak bergerak, penonton seperti kaget dan mereka hanya terdiam. Melihat sikap mereka berdua. Semenjak kedatangan Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui selalu berada di sisi panggung tidak pernah meninggalkan tempat itu. Diapun melihat semua kejadian itu hingga terbengong-bengong. Tiba-tiba Pangeran Jin mulai bergerak. 0-0-0 BAB 20 Jurus pedang yang mengejutkan Begitu Pangeran Jin bergerak dia mencabut pedangnya. Pedang berwarna emas. Sinar matahari terbenam menyinari pedang itu, membuat pedang ini mengeluarkan cahaya emas yang menyilaukan. Cahaya emas itu menyinari kedua mata Fang Zhen Mei. Kedua mata Fang Zhen Mei langsung dipejamkan. Waktu itu dua pedang Pangeran Jin sudah menyerangnya. Ying Yan Shuang Sha Jian Fa! 0-0-0 Satu pedang menusuk ke arah tenggorokan, sedangkan pedang yang lain menusuk ke dada! Terlihat pedang siap menusuk, tapi tubuh Fang Zhen Mei tiba-tiba menciut! Dia bergerak dengan cepat seperti peluru. Lalu dengan cepat mundur! Pangeran Jin pun ikut terbang. Pedang emas terus mengejar Fang Zhen Mei dan pedang tidak pernah jauh dari tenggorokan dan dada Fang Zhen Mei! Fang Zhen Mei mundur secepat kilat. Pangeran Jin mengejar Fang Zhen Mei seperti guntur! Orang-orang yang berada di bawah panggung melihat dengan mulut menganga. Jantung mereka sepertinya setiap saat bisa meloncat keluar, tapi tidak ada yang berteriak. Karena diserang kilauan pedang, Fang Zhen Mei kehilangan kesempatan untuk menyerang. Dia sama sekali tidak bisa mengeluarkan jurus, hanya bisa menghindar dan mundur dengan cepat. Pangeran Jin tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Dengan sekuat tenaga dia terus mengejar! Fang Zhen Mei semakin cepat mundur, Pangeran Jin semakin cepat mengejar! Penonton tadinya mengira ilmu meringankan tubuh mereka hanya dalam batas mundur dan mengejar, tapi mereka melihat yang dikejar dan mengejar, kecepatannya tidak pernah berkurang, malah bertambah cepat. Terakhir hanya melihat di atas panggung ada titik putih dan kuning. Sosok orangnya tidak terlihat. Mereka seperti kilat berputar di atas panggung, mereka sudah berkeliling 11 putaran. Dua pedang Pangeran Jin tetap berada dekat urat nadi penting Fang Zhen Mei, jaraknya kurang lebih 2 inchi. Tiba-tiba Fang Zhen Mei merasa di belakangnya ada 2 suara dengan cepat memecahkan udara! Di bawah panggung, Chen Leng si kurang telinga menembakkan 2 biao ke arah Fang Zhen Mei. Dengan cepat tangan Fang Zhen Mei bergerak kebelakangkan dan menangkap biao yang datang. Tapi pedang emas Pangeran Jin hampir mengenai kulitnya! Waktu itu Fang Zhen Mei tiba-tiba menggulingkan badannya dengan posisi miring. Tadinya Pangeran Jin mengira dia pasti akan mengenai Fang Zhen Mei, tapi tiba-tiba Fang Zhen Mei menghilang. Karena laju tubuhnya tidak bisa dihentikan, dua pedang emas itu masuk dan menancap ke dalam tiang, yang tersisa hanya pegangan pedangnya! Hati Pangeran Jin menjadi dingin. Dengan sekuat tenaga dia berusaha mencabut kedua pedang ini tapi tidak berhasil. Terlihat Fang Zhen Mei tersenyum melihatnya. Fang Zhen Mei tidak menyerangnya. Wajah Pangeran Jin berubah menjadi abu-abu. Dia tahu jika Fang Zhen Mei ingin membunuhnya tadi, dia sudah mati beberapa kali. Badan Pangeran Jin dipenuhi keringat dingin. Dia berdiri, tidak bergerak, juga tidak tergesa-gesa mencabut kedua pedang emas itu. Fang Zhen Mei tetap tidak menyerangnya. Tapi di bawah panggung sudah terdengar teriakan yang memilukan. 0-0-0 Fei Biao Chen Leng setelah melepaskan 2 biao, dia segera meloncat! Pangeran Jin tidak boleh kalah dari Fang Zhen Mei, Chen Leng mengerti hal ini. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sudah tahu bagaimana posisi selanjutnya. Jika Pangeran Jin kalah, diapun tidak akan bisa hidup. Begitu dia meloncat, dia melihat orang yang bertarung di atas panggung sudah berhenti bergerak. Dia melihat Fang Zhen Mei selalu melepaskan Pangeran Jin. Karena itu dia segera mengubah rencananya. Dia ingin keluar dari kerumunan orang, baru saja dia lari beberapa meter, sebuah kail ikan sudah melilit pergelangan kakinya. Pada waktu yang bersamaan banyak senjata secara bersama- sama menancap di tubuhnya. Di antaranya ada Tian Nan Quan Pai, Jin Niu Quan dari ketua YingXiong Bao Liu Xing Cui, tusuk konde Nan Tian Yi Feng, tusukan dari Jiang Fei Fan, dan lain-lain! Tusukan ini dilontarkan dalam keadaan marah, tidak ada ampun lagi untuk Chen Leng. Karena itu kecuali menjerit, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi! Begitu Chen Leng roboh, Shen Tai Gong baru menarik kembali kail ikannya. Kemudian dia melihat Qiao Li Hua. Qiao Li Hua tampak ketakutan. Terdengar Shen Tai Gong berkata sambil tertawa, "Kau tenang saja, aku tidak ingin bertarung dengan seorang perempuan." 0-0-0 Sinar matahari terbenam menyinari kepala penonton dan panggung, ke arah panji besar dan baju Pangeran Jin. Pangeran Jin memegang pedang emasnya. Sejak tadi dia tidak bicara. Tiba-tiba Fang Zhen Mei bertanya, "Apakah keadaan guru Anda baik?" "Baik!" jawab Pangeran Jin. Fang Zhen Mei tertawa, "Ilmu pedang Pangeran Jin di antara pesilat muda boleh dikatakan nomor satu. Tapi sayang ilmu pedang guru Anda diibaratkan seperti elang memukul langit, terlihat sangat gagah. Ilmu pedang istri gurumu cepat, lincah, dan ganas, sifat Anda berada di antara keduanya. Jika Anda bisa menemukan sebuah ilmu pedang yang cocok untuk Anda, aku tidak akan bisa menanandingi Pangeran." Beberapa kalimat ini seperti kata-kata seorang tetua dunia persilatan. Satu kalimat mengatakan tentang kekurangan ilmu silat Pangeran Jin, setelah itu mengeluarkan pendapat bagaimana cara mengatasinya. Hua Hui dan Bu Tong mendengarkan kata-kata Fang Zhen Mei. Mereka juga merasa perkataan Fang Zhen Mei sangat masuk akal. Hati Pangeran Jin tergerak, dia mendengarkan kata-kata ini, bila dia berlatih 5 tahun lagi, mungkin dia akan menjadi pesilat muda nomor satu. Tapi sayang Pangeran Jin malah mempunyai perasaan berbeda. Dia malu juga marah! Ternyata dia sangat sombong. Dia lahir di lingkungan istana. Semua orang harus hormat dan menjilatnya. Sejak kapan dia akan mendengar saran orang lain? Dia cemas juga marah. Pelan-pelan dia mencabut 2 pedangnya dan berkata, "Harap memberi petunjuk untuk satu hal lagi." Fang Zhen Mei tertawa, "Memberi petunjuk kepada Anda, aku tidak berani." "Guruku pernah mengajarkanku satu hal," kata Pangeran Jin. "Pasti kata-kata yang sangat bijak," kata Fang Zhen Mei. Pelan-pelan Pangeran Jin mendekatinya dan berkata, "Guru mengajarkan kepadaku, jika dengan kedua pedang ini aku masih kalah di tangan bangsa Han, maka aku harus bunuh diri saat itu juga, dan mereka akan membalas dendam kematian muridnya!" Fang Zhen Mei terpaku dan berkata, "Kata-kata guru Anda itu sepertinya terlalu...." Tiba-tiba Pangeran Jin tertawa sinis dan berkata, "Kau tidak perlu merasa khawatir, aku tidak akan mati!" Fang Zhen Mei tertawa, "Itu benar" Pangeran Jin berkata lagi, "Karena...." Dia melihat 2 pedang yang ada di tangannya dan melanjutkan, "Karena yang akan mati adalah kau." Kata 'mati' baru diucapkan, 2 pedang itu sudah menusuk. Cepat seperti kilat. Tawa Fang Zhen Mei membeku. 0-0-0 7 babak pertarungan sudah berlalu. Kalah dan menang sudah dapat ditentukan. Fang Zhen Mei tidak membunuh Pangeran Jin, tapi Pangeran Jin lah yang ingin membunuh Fang Zhen Mei. Hal ini membuat geger para penonton! Dengan cepat pedang itu menusuk! Fang Zhen Mei tidak sempat menghindar lagi! Ibu jari, telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan dengan cepat menjepit ujung pedang Pangeran Jin! Sewaktu ujung pedang telah dijepit, jarak ujung pedang dengan tenggorokan Fang Zhen Mei hanya tinggal satu inchi lagi dan jarak ujung pedang dengan pertengahan alis kurang dari 1 inchi lagi. Tapi kedua pedang itu seperti menancap ke dalam batu, tidak bisa digerakkan. Waktu itu tiba-tiba terlihat cahaya pedang yang berkilauan. 9 titik cahaya sudah sampai di sana. Dari mana datanganya cahaya bulat ini? Dari mana datangnya cahaya pedang ini? Ternyata berasal dari si pembawa acara. Satu pedang dengan 9 ring, milik Shi Wen Sheng. Cincin dan pedang terbang menyerang ke punggung Fang Zhen Mei! 0-0-0 Terkejut kemudian berteriak, berteriak, meraung, semua reaksi ini tidak bisa menolong nyawa Fang Zhen Mei. Tiba-tiba tangan Fang Zhen Mei dilonggarkan. Badannya seringan seperti kapas, dengan lemah dia melayang ke bawah. Kepalanya mengenai papan panggung tapi kedua kaki masih seperti pohon dengan kokoh berdiri di atas panggung. Ini adalah ilmu silat dari utara, Tie Ban Qiao (Jembatan papan besi). Pedang emas milik Pangeran Jin melewatinya dari atas wajahnya dan tepat mengenai 2 cincin yang datang! Kemudian Fang Zhen Mei mencengkram ke belakang. Tangan kiri dan kanannya melingkari 3 cincin! Jumlah cincin besi ada 9 buah! Dua tertusuk jatuh oleh pedang emas. 6 cincin disambut oleh Fang Zhen Mei. Satu cincin lagi terdengar PUSH, cincin berputar dan memukul ke dada Fang Zhen Mei. Ujung pedang Shi Wen Sheng hampir sampai! Kedua tangan Fang Zhen Mei menyambut cincin besi itu, kakinya tetap berdiri. Ujung pedang Shi Wen Sheng tidak bisa ditahan lagi, kematian sudah menunggu! Para pendekar Huai Bei marah dan meraung, tapi tidak bisa menolong Fang Zhen Mei lagi! 0-0-0 Tapi mulut Fang Zhen Mei masih bisa berfungsi. Dia menggigit ujung pedang itu! Waktu ini, ilmu pedang Pangeran Jin berubah menusuk ke kaki. Fang Zhen Mei harus meladeni 2 pedang itu, dia sudah tidak sempat berbuat sesuatu lagi. Karena pedang Pangeran Jin tiba-tiba saja memanjang. Tadi Shen Tai Gong dengan singkat memberitahu keadaan pertarungan yang sudah terjadi kepada Fang Zhen Mei. Tapi dia lupa memberitahu hal yang terpenting. Pedang Pangeran Jin di dalamnya terdapat pegas yang bisa membuat pedang memanjang. Hua Hui dan Bu Tong jiga terluka karena itu. 0-0-0 Waktu itu ada cahaya pedang yang tampak berkilau datang! Kilauan pedang sangat cepat seperti kilat. Seperti awan yang bersembunyi dalam cahaya matahari terbenam, tiba-tiba muncul pelangi yang indah! Seperti sungai besar tiba-tiba jatuh menjadi air terjun yang tinggi! Pedang panjang seperti salju juga seperti giok. Dari bawah ke atas, cahaya pedang ini lebih cepat, lebih terang dari pedang- pedang lainnya 10 kali lipat! Dibandingkan dengan sepasang pedang emas ini, pedang ini hanya seperti seorang perempuan yang berwajah penuh dengan kosmetik sedangkan pedang itu diibaratkan dengan kecantikan asli seorang gadis. Pedang emas jadi kehilangan kecantikannya dan menjadi tidak berharga sama sekali. Pedang ini sangat cepat, tepat, indah, seperti langit yang ada di dalam lukisan. Semua putih seperti sebuah air terjun di dalam sebuah lukisan. Penuh tenaga yang tiada habisnya dan sangat berwibawa! Pedang itu melewati semua pedang dan CEB, sudah menusuk ke tenggorokan Pangeran Jin! 0-0-0 Jing Tian Yi Jian (Pedang langit terkejut). Long Zhai Tian yang berada di bawah panggungmeneriakan kalimat itu. Jing Tian Yi Tian. Wajah Hua Hui dan Bu Tong berubah. Mereka berdua bisa berlatih pedang karena mereka pernah melihat Tian Ya Sha Jue Shou, Yi Shui Han bertarung dengan Yang Mei Jian, Chu Guan Yu. Mereka sangat iri, karena itu mereka berdua menjadi rajin berlatih pedang. Guru dari Jian Jue, Yi Shui Han adalah Tian Lei Lao Ren. Jian Yue bisa menjadi terkenal karena tidak ada seorangpun yang bisa menerima jurusnya yang bernama Tian Lei Yi Shi. Tian Lei Lao Ren, seumur hidup belum pernah terkalahkan. Jurusnya yang bernama Tian Lei Yi Shi tidak pernah ada yang bisa menyambutnya. Tapi 25 tahun yang lalu, di puncak Hua Shan, dia telah bertarung dengan seorang pendekar Zhong Yuan, yang bernama Xiao Qiu Shui. Mereka bertarung sehari semalam. Tian Lei Yi Shi akhirnya kalah di tangan Pendekar Xiao Qiu Shui, kalah satu jurus. Jurus ini tidak pernah terlihat di dunia persilatan, tapi kabarnya sudah tersebar di mana-mana. Jurus ini bernama Jing Tian Yi Jian! Semenjak Xiao Qiu Shui menusuk dengan jurus itu dan berhasil mengalahkan Tian Lei Lao Ren, Xiao Qiu Shui belum pernah muncul lagi di dunia persilatan. Tapi 25 tahun kemudian di Huai Bei di kota Xia Guan, pada saat pihak Song dan pihak Jin bertanding, di saat semua orang begitu tegang, Fang Zhen Mei mengeluarkan jurus itu untuk menusuk Pangeran Jin! Tudak ada yang tahu kalau Fang Zhen Mei bisa menggunakan pedang. Lebih-lebih tidak ada yang tahu dia menguasai Jing Tian Yi Jian. Tapi sekarang tiba-tiba muncul jurus ini dan Fang Zhen Mei yang memperlihatkannya. Jurus pedang ini hanya sebentar keluar setelah itu tidak terlihat lagi. Pedang panjang seperti salju juga seperti giok, hanya sebentar singgah di leher Pangeran Jin, lalu kembali lagi ke dalam lengan baju Fang Zhen Mei, setelah itu sama sekali tidak terlihat lagi. Seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Tapi jurus seperti bintang jatuh itu dilakukan begitu cepat, dan menghangatkan dunia ini juga menghangatkan beberapa hati orang! Dalam hati Hua Hui dan Bu Tong yang sudah melihat jurus ini, hati mereka seperti gelombang air yang bergejolak! Pangeran Jin tidak mati. Tapi dia kehabisan tenaga. Di tenggorokannya ada sebuah lubang kecil. Dengan jelas dia merasakan pedang seperti es salju juga seperti giok itu menyerangnya. Pedang sempurna itu menahan saluran nafasnya. Sorot matanya masih tidak percaya juga merasa sangat terkejut, yang berakhir dengan ketakutan. Dua pedang yang sudah tidak bertenaga menancap ke bawah. Karena jika dia bergeser sedikit saja, maka pedang yang berkilau itu akan menusuk dan menyobek saluran nafasnya. Dia bisa mati. Pedangnya belum menusuk, tapi dia sudah mati, karena itu dia tidak berani bergerak. Fang Zhen Mei segera menarik pedangnya. Pelan- pelan dari bawah dia naik kembali. Pangeran Jin menarik nafas panjang. Jika dari posisi belakang sekali meloncat dan berdiri itu tidak sulit. Tapi pelan-pelan bangun, ada berapa orang yang sanggup melakukannya? Pangeran Jin menarik nafas panjang karena dia tahu, tidak ada harapan lagi untuk membunuh Fang Zhen Mei. Dia merasa malu dan terhina, selama ini belum pernah di^a merasakan. Seumur hidup, dia sangat berani dan juga pintar bertarung. Lahir di lingkungan istana, hidup enak, dan belum pernah dihina. Dia tidak tahu mengapa dia bisa sangat takut kepada pedang panjang seperti salju juga seperti giok itu. Sepertinya pedang itu mewakili sesuatu dan membuatnya tidak bisa menerima begitu saja. Pangeran Jin tidak tahan dengan penghinaan ini. Cara penyelesaiaannya seperti pendekar negara Jin lainnya Dua pedang dibalikkan dan menusuk ke dalam perutnya. Rasa sakit yang amat sangat membuatnya berteriak kepada Wan Yan Zhu, "Kembalikan dua pedang ini kepada guruku. Biarkan dia yang membalaskan dendamku...." Suara serak. Pangeran Jin bunuh diri. Darah menggenangi panggung. Pangeran Jin sudah meninggal. 0-0-0 Fang Zhen Mei berdiri di atas panggung. Di sisi panji Negara Song. Lama dia tidak bicara. Shi Wen Sheng selangkah demi selangkah mundur, tiba-tiba dia membalikkan badan dan siap melarikan diri. Dia benar-benar terkejut karena melihat jurus pedang Fang Zhen Mei tadi. Baru saja dia mundur, dia sudah mendengar ada suara bentakan keras. Begitu dia membalikkan badan, dia melihat kepalan besar dan berat sudah berada di depan hidungnya Kemudian setelah itu dia tidak tahu apa-apa lagi. Apakah dia sadar kalau kepalan itu adalah kepalan yang membuat tulang wajahnya hancur! Dan kepalan ini berasal dari kepalan Wo Shi Shui. "Kembalikan kedua pedang ini kepada guruku, biarkan dia yang membalaskan dendamku" — Fang Zhen Mei masih memikirkan 2 kalimat itu. — Pangeran Jin sudah mati. Apakah Jin Zhu Liang bisa menerimanya? — Apakah Xi Yi Liu Ying dan Xi Yi Jin Yan akan diam begitu saja? — Mungkin dari sekarang negara Song dan negara Jin tidak akan bisa hidup tenang. Fang Zhen Mei melihat matahari terbenam. Matahari kuning dan redup menyinari sini dan sana. Sekarang dia kembali menyinari panji Song yang besar ini. Kuda yang Fang Zhen Mei tunggangi untuk menempuh perjalanan jauh sekarang terdengar sedang meringkik. "Matahari terbenam menyinari panji besar. Kuda meringkik. Angin berhembus." Fang Zhen Mei teringat pada 2 kalimat puisi ini. Waktu itu terdengar ada yang berteriak. Suara ini datang dari Xin Wu Er, "Da Ge, Da Ge, ada apa denganmu?" Kedua mata Long Zhai Ti^n sedikit terpejam, bibirnya terbuka, rambut dan alisnya penuh dengan darah. Matahari terbenam dengan redup menyinari wajahnya. Dia sudah meninggal. Begitu dia menyaksikan Jing Tian Yi Jian yang menggegerkan dunia persilatan yang muncul dengan tiba-tiba dan juga menghilang secara tiba-tiba pada saat yang begitu indah. Dia meneriakkan 'JingTian Yi Jian', kemudian diam-diam sudah meninggalkan dunia ini. Demi menjaga wibawa Huai Bei, dia menerima pertarungan dan terluka parah. Akhirnya dia meninggal di tangan Pangeran Jin. Tapi Pangeran Jin juga mati di panggung pertarungan itu. Dia mati di tangannya sendiri. 0-0-0 Qiao Li Hua diam-diam berdiri. Di antara kerumunan orang yang sedang bersedih, dia ingin secara diam-diam melarikan diri. Tiba- tiba suara Shen Tai Gong berkata, "Hei cabe merah!" Qiao Li Hua merasa kepalanya dingin sampai ke kaki. Shen Tai Gong tertawa dingin, "Kali ini kami akan melepaskanmu. Nama baik Zhong Yuan Wan Dao Xian Shui Qing apakah akan dirusak olehmu? Kalau kau tidak berubah, Shi Wen Sheng yang di atas panggung, Chen Leng yang di bawah panggung, Cheng Qian Jin yang ada di sisi Huai He, Shi Jin Tang dari Huai He adalah contoh terbaik untukmu!" Qiao Li Hua terdiam di tempatnya, dia tidak berani bergerak sama sekali. Wan Yan Zhu diam-diam naik ke panggung, mencabut dua pedang emas itu kemudian diam-diam pergi. Xia Hou Lie dan Ge La Tu berdiri di antara kerumunan orang. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Xi Wu Hou masih jongkok di sana dan merintih kesakitan. Fang Zhen Mei turun dari panggung. Tangannya dan tangan Wo Shi Shui menggenggam dengan erat. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang menangkup di atas tangan mereka. Ternyata tangan itu adalah tangan Shen Tai Gong yang sedang tertawa. Dia berkata, "Akhirnya kita berkumpul lagi." Fang Zhen Mei dengan tersenyum berkata, "Akhirnya kita bersama lagi." Wo Shi Shui melihat panji yang ada di atas panggung pertarungan. Melihat matahari terbenam pada jarak begitu jauh. Dia juga berkata, "Betul, akhirnya kita bersama lagi." Tamat Bandung, 15 desember 2006 Salam Hormat. (See Yan Tjin Djin) Seri 4 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ WISMA PEDANG Di sini adalah sebuah pekarangan yang sangat luas. Langit mulai terlihat gelap, karena hari memang sudah sore. Wisma itu adalah sebuah wisma tua, di sana sini banyak kayu- kayu penyangga rumah yang patah dan gentingnya juga sudah banyak yang pecah. Sebagian malah sudah terbakar menjadi abu, tapi yang utuhpun masih ada. Dahulu wisma ini pernah berjaya dan juga terkenal, sekarang di bawah sinar matahari terbenam, wisma itu terlihat sepi dan merana. Di dalam wisma itu ada sebuah ruangan yang sudah ambruk dan haneur, ruang tamu di wisma itu begitu luas. Di bagian atas rumah masih terpasang papan nama. Dulu papan itu dicat dengan warna terang benderang. Tapi sekarang papan itu terlihat sudah usang, malah sudah terbelah menjadi dua bagian. Sudah tertutup oleh debu dan sarang laba-laba. Tapi dari papan itu masih bisa terbaca sebuah tulisan kaligrafi yang indah dengan tulisan 'Shi Jian'. Tulisan itu terdapat di bagian papan yang terjatuh dan tertutup oleh debu, sedangkan di bagian papan yang lain tertulis 'Tian Xia' (dikolong langit). 'Shi Jian Tian Xia' memiliki makna tinggi dan juga berkesan sombong, dan begitu berjaya. Ditambah lagi dengan tulisan kaligrafi yang ditulis dengan sangat bagus dan bertenaga. Mungkin dulu para tamu dunia persilatan pada saat melihat papan itu tergantung tinggi, hati mereka akan tergetar! Tapi sekarang keempat huruf itu terbagi menjadi dua yang tampaknya terbelah dengan pukulan. Selama 300 tahun ini, kalangan persilatan yang berani menggunakan kata 'Shi Jian Tian Xia', kecuali Shi Jian Shan Zhuang (Wisma Pedang), tidak ada yang lainnya. ---ooo0dw0ooo--- Di depan wisma itu ada sebuah batu besar, dan tampak ada dua orang yang sedang duduk di sana. Dua orang itu berwajah biasa tapi terlihat penuh dengan kekhawatiran. Mereka adalah dua orang anak muda yang sama sekali tidak peduli dengan keadaan dunia ini. Kedua tubuh anak muda itu dipenuhi dengan rumput kering, tanah, dan serbuk kayu. Sepertinya mereka sudah berguling-guling di rerumputan, sepertinya juga pernah tidur di tempat yang penuh dengan tanah, dan juga sepertinya pernah bergulat di tempat jcang penuh dengan serbuk gergaji. Pemuda yang satu berperawakan tinggi dan hitam, wajahnya masih terlihat lugu, tapi juga terlihat kalau dia seorang pemberani, bisa bertahan menghadapi semua masalah hidup, tapi matanya terlihat lesu. Sedangkan yang satu lagi penampilannya seperti seorang pelajar, hidungnya mancung, bibirnya tipis, sepertinya dia bersifat keras. Dia seperti seorang pak tua yang sudah kelelahan. Mereka berdua duduk saling berdampingan. Mereka tidak saling pandang, dan juga tidak memperhatikan keadaan temannya. Mereka seperti tidak pernah hidup di dunia ini. Sepertinya apa yang terjadi di dunia ini tidak ada hubungannya dengan mereka. ---ooo0dw0ooo--- Mereka tampak sedang menunggu datangnya sore. Tapi sebelum matahari terbenam, terdengar ada derap langkah kuda berlari ke arah mereka. Dari suara derap langkah kuda itu, sepertinya kuda itu tidak berlari dengan cepat juga tidak lambat, seperti irama musik keras, tapi bercampur dengan irama lembut, irama ini begitu menggetarkan perasaan setiap orang yang mendengarnya. Kedua orang itu mengangkat kepala untuk melihat, terlihat di Xi Shan di bawah sinar matahari yang akan tenggelam, seperti sudah dipoles dengan warna merah darah. Pemuda pertama berkata, "Hari masih sore tapi sudah ada yang datang." Pemuda kedua menggelengkan kepalanya, "Sepertinya itu bukan mereka." Suara kuda terdengar sudah berada di depan wisma, langkah kuda mulai melambat, kaki kuda itu berbulu putih bersih dan terlihat sehat. Masih ada beberapa ekor kupu-kupu yang terbang di dekat kaki kuda. Kemudian terlihat seseorang berbaju dan bersepatu putih turun dari kuda, daun yang tertiup angin melewati baju putihnya, terbang beberapa saat kemudian terjatuh lagi, tapi hal itu sama sekali tidak menganggunya. Kedua pemuda itu saling pandang, kemudian mereka menundukkan kepala lagi. Sepertinya mereka tidak mau tahu apa yang terjadi di sekitar sana, tampak mereka sedang terkantuk- kantuk. Orang itu turun dari kudanya, kemudian melihat sebentar ke atas, langit yang mulai gelap, dengan ramah dia bertanya, "Apakah tempat ini adalah Shi Jian Shan Zhuang yang dulu sangat terkenal?" Kedua pemuda itu tidak bergerak, sepertinya mereka tidak mendengar ucapan orang itu. Orang itu tidak marah, dengan ramah dia bertanya lagi. Kedua pemuda itu mengangkat kepala dan saling pandang, tapi mereka tetap tidak menjawab. Orang itu tampak tersenyum, mengulangi kembali pertanyaannya, dia sudah bertanya 3 kali berturut-turut. Akhirnya pemuda yang tinggi dan besar itu menunjuk ke arah papan nama dan berkata, "Apakah kau tidak bisa melihatnya sendiri?" Orang itu melihat sebentar ke arah yang ditunjuk, tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Siapakah nama dan marga kalian?" Pemuda yang bersikap agak dingin itu berkata, "Lebih baik kau pergi dari sini, kalau tidak kau akan terbunuh di sini." Tanya orang itu, "Apakah disini akan terjadi sesuatu?" Pemuda tinggi besar itu marah, "Mengapa kau begitu cerewet?" Pemuda yang tampak dingin itu malah tertawa dingin, "Apa yang akan terjadi di sini, kalau kau tahu apa yang akan terjadi di sini kau akan terkejut hingga terkencing-kencing, lalu lari terbirit-birit dari sini!" Orang itu tertawa, "Kalau begitu ceritakanlah, mungkin kenyataannya tidak begitu menakutkan seperti yang kau kira!" Pemuda yang tampak agak dingin itu kembali tertawa dingin, "He! He! He!" Pemuda tinggi besar itu berkata, "Hayo, cepat pergi!" Orang itu tampak berpikir sebentar, dia membalikkan tubuh dan berjalan ke arah kudanya yang putih, dan berkata, "Oh ternyata kalian tidak berani memberitahuku karena orang yang akan datang itu sangat lihai." Pemuda yang terlihat dingin itu segera berdiri dan membentak, "Kau bilang apa! berdiri di tempatmu!" Pemuda tinggi besar itu berkata, "Apa? Siapa yang bilang kami tidak berani mengatakannya! Baiklah, kalau begitu akan kuberitahu—di Jiang Nan, di kalangan persilatan golongan putih dan hitam, orang mempunyai kekuatan besar dan namanya terkenal, dan paling sulit dihadapi, adalah siapa? Apakah kau mengetahuinya?" Orang itu tertawa, "Kalau sampai Qian Shou Wang (Raja bertangan seribu) Zuo Qian Zhen saja tidak tahu, aku tidak akan bisa bertahan hidup di dunia persilatan!" Pemuda yang terlihat dingin itu berkata, "Tidak disangka, kau juga tahu hal ini, kalau begitu kau pasti tahu juga Zuo Shou Zhen yang tidak terkalahkan di dunia ini, ilmu silatnya berada di atas semua pendekar, apa kau tahu apa alasannya?" Orang itu tampak berpikir sebentar dan menjawab, "Karena dia mempunyai seorang istri yang baik dan dua orang murid yang sangat membantunya." Pemuda tinggi besar itu tertawa dingin dan berkata, "Masih ada lagi, dia masih mempunyai 9 orang pembantu yang paling sulit diajak bicara!" Orang itu bertanya, "Maksudmu, Jiu Da Gui (9 setan besar)?" Pemuda dingin itu berkata, "Benar, sebentar lagi yang akan datang adalah salah satu dari Jiu Da Gui yang bernama Yi Dao Zhan Qian Jun (sebilah golok memenggal, seribu prajutir), SunTu." Pemuda tinggi itu berkata lagij "Masih ada lagi, seorang anak buah Sun Tu yaitu Si Da Dao Mo (4 orang besar golok siluman), apakah kau tahu asal usul Si Da Dao Mo?" Orang itu tertawa, "Mereka? Qi Qing Feng adalah keturunan dari Qi Men Jin Dao, dia adalah pengkhianat perkumpulannya. Li Xue Hua berasal dari Xue Men Pai, murid perempuan dari Nian Dou Men, dia adalah seorang perempuan jalang. Mu Lang Shan adalah keturunan dari Lang Hua Dao Fa, dia mendapatkan ilmu silat secara langsung dari Cang Lang Lao Ren, tapi dalam hai membunuh dia senang membakar perempuan, lengkaplah semua kejahatannya. Tang Shan Jue adalah wakil ketua Di Tang Dao Fa, ilmu goloknya sangat lihai, katanya Qi Qing Feng, Li Xue Hua, Mu Lang" Shan, dan Tang Shan Jue, keempat orang ini sudah berada di bawah kekuasaan Tu Tian Mo, mereka sangat kejam, semua kejahatan sepertinya sudah pernah mereka lakukan." Pemuda tinggi itu dengan pandangan aneh berkata, "Ternyata kau tahu sangat banyak." Pemuda dingin itupun berkata, "Berani bicara seperti itu, berarti kau termasuk orang yang lumayan pemberani." Orang itu tertawa, "Kalau di dunia persilatan tidak ada yang berani marah, semua pahlawan dan pendekar akan menjadi kura- kura yang cuma bisa tinggal di dalam batoknya. Apakah di dunia persilatan ini bisa masih ada keadilan?" Pemuda tinggi besar itu terpaku, "Kau begitu berani, tapi kau tetap bukan lawan Sun Tu dan Si Da Dao Mo, lebih baik kau segera pergi dari sini!" Orang itu bertanya, "Tapi. .mengapa kalian masih berada di sini?" Wajah pemuda tinggi besar itu berekspresi yang sulit dimengerti, dia duduk kembali sambil menatap langit yang semakin gelap dan berkata, "Kami? Kami hanya tinggal menunggu kematian di sini." Tanya orang itu, "Apakah kau sedang menunggu Sun Tu yang membawa orang-orangnya, lalu menunggu mereka membunuhmu?" Pemuda tinggi itu menjawab, "Tiga tahun lalu, di Pin Jiang pada sebuah pertandingan silat, aku melihat dia menyerang erang yang sudah terluka dan dia ingin membunuh orang itu tanpa alasan sedikitpun, sudah tentu ini melanggar aturan dunia persilatan. Karena itu aku segera naik ke atas panggung untuk menolong." dia tertawa dingin, lalu melanjutkan ceritanya, "Tidak ada seorang juga yang mau membantuku membawa orang yang sedang terluka itu ke rumah panitia, aku sendiri yang bertarung melawan Sun Tu, kemudian Sun Tu dibantu oleh Si Da Dao Mo, mereka memukulku hingga aku terluka parah. Semua pendekar yang melihatnya, tapi tidak ada seorangpun yang berani tampil untuk membantuku, malah ada yang menghalangiku melarikan diri..akhirnya aku bisa melarikan diri. Aku juga tahu ternyata panitia malah sudah membunuh orang yang terluka itu dengan tujuan menjilat Sun Tu." Tangannya terkepal dengan erat dan urat-urat hijaunya bertonjolan. Orang itu terdiam sebentar. Dia membalikkan kepalanya melihat pemuda dingin yang sedang berdiri dengan tegak. Dia sedang menatap langit dan orang itupun bertanya, "Bagaimana dengan dirimu?" Pemuda dingin itu tertawa dingin, "Apa maksudmu? Aku telah mengalami banyak peristiwa yang menyedihkan, -kau ingin mendengarkan cerita yang mana?" Orang itu hanya bisa menjawab, "Oh!" Dia berkata lagi, "Kalau begitu ceritakan kepadaku mengapa bermusuhan dengan Sun Tu?" Pemuda dingin itu menjawab, "Heng Shan Pai adalah perkumpulan yang didirikan oleh sekelompok pemuda. Pada hari ulang tahun berdirinya perkumpulan itu, semua anggotanya perkumpulan dibunuh oleh Sun Tu. Aku mencoba melawan Sun Tu. Anggota-anggota Heng Shan Pai yang terluka parah malah mengira aku adalah teman Sun Tu. Mereka menusukku di bagian pinggang dan ditambah dengan tusukan Sun Tu, cukup untuk membuatku berbaring di tempat tidur selama 3 bulan." Orang itu bertanya, "Mengapa kalian menunggu Sun Tu di sini?" Pemuda dingin itu menjawab, "Sun Tu tahu kalau aku belum mati, dia menyebarkan berita jika dia tidak berhasil membunuh kami, dia tidak akan merasa puas. Dengan keadaan seperti itu, apakah kami bisa melarikan diri?" Orang itu bertanya lagi kepada pemuda tinggi itu, "Bagaimana denganmu?" Sambil tertawa pemuda tinggi itu menjawab, "Apakah arti sebuah kematian? Aku sudah bosan hidup di dunia ini dan akupun tidak bisa lari jauh dari Sun Tu. Tapi menurut cerita orang lain, ayah Sun Tu, yaitu Sun Qing Hong pernah kalah di bawah pedang ketua wisma ini. Ketua itu adalah Si Tu 12. Sun Tu ingin menghancurkan wisma ini untuk melampiaskan kemarahannya, karena itu kami menunggunya di sini." "Kalau begitu, apa kalian memang menunggu kematian di sini?" Pemuda yang tinggi itu menjawab, "Boleh dikatakan seperti itu." Orang itu berkata lagi, "Setiap seorang pasti ingin hidup, mengapa kalian tidak melarikan diri saja?" Pemuda dingin itu berkata, "Kalau kau bisa lolos dari kejaran Si Da Dao Mo, apakah kau bisa lolos dari Sun Tu? Kalau kau bisa lolos dari kejaran Sun Tu, apakah kau bisa lolos dari Ba Da Gui (delapan Setan besar)? Kalau kau bisa lolos dari Ba Da Gui, apakah kau bisa lolos dari Qian ShouWang?" Orang itu bertanya, "Kalau kalian tidak bisa melarikan diri, mengapa tidak bertarung saja?" Pemuda tinggi itu berkata, "Pertarungan tetap sebuah pertarungan, tapi jika kami menang juga apa gunanya? Dunia persilatan seperti sepiring pasir, apakah hanya dengan mengandalkan tenaga kami berdua bisa memukul seekor burung raksasa? Jika bisa mengalahkan Si Da Dao Mo, apakah kau bisa mengalahkan Sun Tu? Kalau kau berhasil mengalahkan Sun Tu, bagaimana dengan 8 setan sisanya? Apakah kau bisa menahan pukulan dari Cuo Shcu Zhen? Bertarung atau tidak hasilnya akan sama." Orang itu sepertinya terpaku mendengar jawaban dari pemuda tinggi itu, kemudian dia mengerti dan berkata, "Oh! Ternyata seperti itu...." Kemudian dia memberi hormat lalu berniat naik ke atas kuda, tapi dia membalikkan kepalanya, menatap langit yang terlihat mulai gelap lalu menarik nafas, "Yuan Feng Jiang tetap Yuan Feng Jiang, Wang Jing Cao tetap Wang Jing Cao, kalian mati terlalu menyedihkan, terlalu menyedihkan. Di dunia persilatan tidak ada pahlawan seperti kalian...." Dia segera naik ke atas kudanya. Wajah kedua pemuda ini berubah, pemuda tinggi itu berteriak, "Apa yang kau katakan tadi?" Pemuda dingin itu bertanya, "Siapakah dirimu sebenarnya?" Orang itu tertawa menatap langit kemudian dengan suara lantang dia berkata. "Aku tidak salah berbicara. Yang aku katakan adalah nama 2 orang pendekar yang pernah menggegerkan dunia persilatan. Sewaktu mereka masih hidup mereka sering membunuh yang kuat dan membantu yang lemah, nama mereka sangat terkenal. Bila mereka menganggap ada hal yang tidak adil, mereka pasti akan mengulurkan tangan mereka yang adil untuk membantu orang itu. Karena itu di dunia persilatan mereka dianggap sebagai dewa penolong. Tapi sayang, masih begitu muda mereka sudah meninggal...." Wajah kedua pemuda itu menjadi pucat. Pemuda dingin itu berkata, "Jangan sembarangan bicara Mereka baru muncul 3 tahun lalu di dunia persilatan. Orang-orang di dunia ini sangat membenci mereka. Siapa yang menganggap mereka adalah pendekar?" Kata-kata orang itu tajam seperti pisau, "Mereka memang baru muncul di dunia persilatan 2-3 tahun yang lalu, tapi mereka tidak mencari nama juga keuntungan. Apa yang telah merela lakukan lebih hebat dengan apa yang dilakukan oleh 10 pendekar.' Sewaktu mereka masih muda, mereka hidup sangat susah, karena itu mereka sudah terlatih untuk menjadi kuat dan juga sangat pemberani. Mereka adalah pendekar yang selama ratusan tahun ini jarang ada! Mungkin sewaktu mereka hampir mati, mereka masih belum tahu kalau di dunia ini banyak orang demi menegakkan keadilan mereka merasa hidup ini seperti sebuah jendela yang semakin lama semakin buram. Ada yang memasang lampu, perahu yang berlayar ada yang mengendalikan kemudi, gunung yang dipenuhi dengan semak-semak tiba-tiba ada yang memberi golok untuk membuka jalan.... Tapi sayang mereka mati terlalu dini. Kalau saja mereka bisa bertahan sebentar lagi, mereka bisa mengibarkan bendera penegak keadilan. Tapi sayang mereka melepaskannya terlalu dini...." Hati pemuda tinggi itu bergejolak sehingga nafasnya menjadi terengah-engah dan berkata, "Tidak! Tidak! Mereka bukan melepaskan kesempatan itu tapi mereka sudah putus asa menghadapi orang-orang di dunia ini...." Orang itu tertawa hingga membuat burung gagak yang hinggap di pohon sana terkejut dan terbang. "Putus asaHa, Ha, ha.... Jika Yuan Fang Jiang masih hidup, dia pasti akan marah! Dulu di Gua Cang Shan, dia sendirian membasmi 3 orang penjahat. Di tengah perjalanan menuju Shan Xi, dia sendirian bertarung dengan 9 siluman Lei Dian. Lalu masih dengan kekuatannya sendiri, dia mendaki Gunung Lian Huan untuk menghadiri upacara kematian Cao Shan You Gui. Kapan dia pernah mengatakan atau mengucapkan kata-kata putus asa? Jika Wang Jing Cao masih hidup, dia pasti akan mematahkan batang lehermu. Siapakah dia! Huang He banjir, dengan segala cara dia beruasha" melindungi orang-orang yang terkena banjir. Orang-orang golongan hitam secara diam-diam ingin membunuhnya sampai 7 kali, tapi tidak ada satupun yang berhasil. Dalam waktu semalam dia bisa memotong ratusan batang pohon Gui untuk menutup sisi Huang He yang ambrol. Dia berhasil menolong ribuan nyawa penduduk di sana. Jika mereka bisa hidup kembali, apakah kalian masih berani berkata seperti tadi. Apakah kalian tidak takut disambar petir?" Wajah pemuda dingin itu terlihat berubah-ubah dan berkata, "Tidak! Tidak! Mana mungkin mereka akan mengerti!" Orang itu berkata lagi, "Kau terlalu memandang remeh kepada orang-orang didunia ini! Orang-orang di dunia ini sangat banyak, kadang-kadang tidak menemukan teman bukan berarti di dunia ini tidak ada teman..bila kau pernah melakukannya, walaupun di dunia ini tidak ada yang tahu, tapi kau bisa memegang perasaanmu sendiri. Hati nuranimu pasti tahu, langit dan bumipun pasti akan tahu. Kau akan merasa senang dan kau akan merasa matahari menyinari tubuhmu terus menerus, membuatmu merasa hangat di musim dingin, di bawah siraman hujan salju kau tetap akan merasa senang. Kehangatan dan kesenangan akan keluar dari lubuh hatimu, siapapun tidak akan bisa merebutnya darimu. Ini adalah persoalan yang paling menyenangkan. Apakah orang akan tahu atau tidak, mengapa harus dipedulikan?" Pemuda tinggi itu berkata, "Tapi kami sudah berusaha, dan kami benar-benar sudah merasa putus asa, benar-benar putus asa...." Orang itu dengan suara lantang berkata, "Putus asa! Qu Yuan berusaha hingga ratusan kali karena merasa tidak ada. gunanya lagi, dia bunuh diri dengan terjun ke sungai. Apakah kau sudah berusaha hingga ratusan kali? (Qu Yuan=nama orang, adalah orang yang sering dikhianati. Dia juga sering menasehati seseorang tapi usahanya selalu gagal, akhirnya dia terjun ke sungai untuk mengakhiri nyawanya. Hari meninggalnya kita peringati sebagai hari Pei Chun. Kita juga sering melempar bacang ke sungai). Kong Hu Zhu berkunjung ke banyak negara untuk menyebarkan ajarannya. Dia sering merasa lelah dan lapar, beberapa kali hampir mati kelaparan di jalan. Dia mempunyai pengikut berjumlah 3.000 ribu orang, murid berjumlah 72 orang, mereka dengan setia membantunya, semua ini demi apa? Setelah 70 tahun berlalu sejak terjadinya pemberontakan, dia masih terus menyebarkan ajaran ini dan juga berusaha mengusir pemberontak. Dia tahu semua ini tidak akan ada gunanya.... Tapi dia tidak pernah merasa kecewa. Melihat semua contoh itu, apakah sekarang kau pantas merasa kecewa? Jenderal Besar Ye Fei dengan gagah berani melawan pasukan yang menyerang negaranya, tapi pengkhianat menjual negaranya kepada negara lain. Dengan plakat yang berjumlah 12 buah dia diperintahkan untuk kembali ke ibukota supaya tidak perlu melawan pasukan dari luar negera. Dia tahu jika dia kembali ke ibukota, dia tidak akan diberi kesempatan hidup. Dia juga tahu kalau dia hanya akan membawa bencana kepada anak dan istrinya, tapi dia berani bertahan menghadapi semua ini karena dia tahu semua yang dilakukannya adalah suatu kebenaran! Tapi kau, hanya persoalan begitu saja kau sudah merasa putus asa! Apa yang sudah kau lakukan? Tanah di mana kau berdiri sekarang adalah tanah milik Wisma Shi Jian. Dulu ketua Wisma Shi Jian, yaitu Si Tu 12 adalah seorang pendekar gagah berani. Beliau bisa memimpin semua perkumpulan terkuat di dunia persilatan. Beliaupun selalu membela kebenaran dan keadilan di dunia persilatan. Walaupun Ketua Si Tu sudah tua, tapi pedang panjangnya masih terus membasmi siluman-siluman dan penjahat, membuat orang jahat menjadi ketakutan. Apakah kalian ingin melihat bekas rumah tinggalnya dihancurkan oleh para penjahat itu? Dan apakah kalian sama sekali tidak merasa bersalah! Aku nasehati kalian, lebih baik kalian berdiri agak jauh dari wisma ini. Kalian akan mengotori nama besar Wisma Shi Jian!" Kedua pemuda ini seperti tersambar petir, diam tidak bisa berkata-kata lagi. Orang itu menarik nafas dan berkata, :'Hhhh! Yuan Feng Jiang, Wang Jing Cao, kalian benar-benar mati terlalu dini..." Pemuda dingin itu berteriak, "Hentikan kata-katamu! Kurang ajar! Hentikan! Mereka belum mati! Mereka tidak akan mati!" Pemuda tinggi itu meraung dengan keras, pohon-pohon bergoyang dan tanah bergetar. Sekali memukul, angin dari kepalannya dengan kencang menyerang orang itu. Orang itu terbang seperti seekor bangau putih, berdiri di atas pohon cemara yang tingginya puluhan meter, tapi ranting pohon cemara itu sama sekali tidak bergoyang. Sepertinya tubuh dia lebih ringan dibandingkan seekor burung kecil. Pemuda tinggi itu meraung lagi, "Karena mereka disebut sebagai pembunuh, bertindak kejam dan tidak berperasaan maka mereka merasa kecewa dan putus asa!" Orang itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya membuat beberapa helai daun berjatuhan, "Seribu orang berlaku kurang ajar tidak ada artinya dengan kehadiran seorang teman. Jika kau mendengarkan kata-kata dari seribu orang yang kurang ajar, lebih baik kau menutup telingamu. Jika kau vbenar-benar seorang pendekar, mengapa harus mendengar kata-kata mereka yang tidak penting dan mengapa harus disimpan di dalam hati?" Pemuda tinggi itu berteriak, 'Yuan Feng Jiang belum mati, Yuan Feng Jiang belum mati!" Orang itu bertanya dengan lantang, "Kalau begitu Yuan Feng Jiang sekarang berada di mana?" Pemuda tinggi itu masih berteriak dengan histeris, "Dia belum mati! Belum mati!" Orang itu bertanya lagi, "Kalau begitu Wang Jing Cao ada di mana sekarang?" Pemuda dingin itu berkata, "Tapi kau jangan lupa jika kau telah membuat Qian Shou Wan g marah, kita tidak akan bisa hidup!" Orang itu tertawa lagi, "Untuk apa aku harus takut kepada siluman?" Dia berhenti bicara sebentar lalu melanjutkan lagi, "Jika satu tangan tidak bisa membawa sebuah batu besar, dua tangan bisa digunakan. Dua tangan tidak bisa mengangkat batu itu, 4 tangan pasti bisa mengangkatnya." Pemuda tinggi itu berkata, "Tapi Sun Tu hampir tiba." Orang itu tertawa dan bertanya, "Apakah kau mengira Wang Jing Cao dan Yuan Feng Jiang benar-benar sudah mati?" Pemuda tinggi itu membentak. Dia berlari ke depat sebuah pohon di mana orang berbaju putih itu berdiri hingga ke akar-akarnya. Dia menyapu kesana kemari dengan pohon itu, tapi orang berbaju putih itu walau dibanting kesana kemari, dia tetap berdiri dengan santai dan tidak terjatuh. Pemuda dingin itu membentak, "Siapa kau sebenarnya?" Jarinya menyentil, pohon itu muncul 5 lubang kecil. Orang itu terbang ke atas kemudian mendarat di atas kudanya. Kuda itu meringkik dan berjalan. Terdengar suara orang itu dengan nyaring berkata, "Yuan Feng Jiang, Wang Jing Cao, jika kalian belum mati, dengan menggunakan keberanian Yuan Feng Jiang, dan kelincahan dan akal Wang Jing Cao, kalian bisa bergabung membuat Wisma Shi Jian tetap menjadi Wisma Shi Jian. Dan juga jangan lupa tanah yang kalian injak sekarang ini adalah tanah dari pahlawan kita yaitu Si Tu 12." Suara kuda berlari semakin jauh, suara orang itupun semakin jauh. Langit terlihat gelap semua! Mereka berdua lama tidak bicara. Mungkin karena tadi bertarung di dalam kegelapan membuat mereka merasakan kalau mereka berdua mempunyai sifat yang berbeda dengan mereka yang tadi. Semangat dan keberanian, menggantikan kelelahan di wajah mereka. Pemuda tinggi itu berkata, 'Ya!" Pemuda dingin itupun berkata, "Apakah orang itu adalah dia?" Pemuda tinggi itu tampak bengong kemudian baru berkata, "Untung kita bertemu dengannya." Pemuda dingin itu berkata, "Benar-benar sesuai dengan perkataan orang-orang." Pemuda tinggi itupun berkata, "Jika aku tahu kalau orang itu adalah dia, aku tidak akan menyerangnya." "Semua kata-katanya memang benar," kata pemuda itu dingin itu. Mereka tidak berkata apa-apa lagi. Di dalam kegelapan mereka memungut papan nama yang tertulis 'Tian Xia' yang terjatuh di bawah. Kemudian meloncat memasangkannya kembali di atas tiang. Mereka membersihkan debu yang menempel di papan itu. Setelah bersih mereka turun tanpa suara. Di dalam kegelapan terdengar suara tawa mereka yang penuh dengan kegembiraan. Mereka berdua saling memeluk pundak kemudian tertawa hampir kehabisan nafas. Karena tertawa keras tanpa terasa air matapun mengalir. Pemuda tinggi itu berkata, "Wang Jing Cao, kita sudah lama tidak tertawa seperti ini!" Pemuda dingin itupun berkata, "Tak disangka, pesilat tinggi itu datang untuk memperingati kita." Tiba-tiba dari dalam kegelapan terdengar ada suara dingin yang berkata, "Melihat kalian berdua tertawa seperti itu, apakah karena takut tidak akan ada kesempatan untuk tertawa seperti itu lagi?" Yuan Feng Jiang dan Wang Jing Cao tidak tertawa lagi dengan tenang mereka duduk di batu itu. Kemudian mereka melihat dari dalam kegelapan muncul 5 orang. Empat orang berbaju emas, yang di tengah memakai baju berwarna merah. Persamaan dari mereka berlima adalah bahan baju mereka sangat aneh, di dalam kegelapan memantulkan cahaya dan di pinggang mereka terselip golok. Yang tidak sama adalah orang berbaju merah itu sangat tinggi dan juga besar, golok yang terselip di pinggangnya adalah galok paling panjang di antara mereka berlima. Panjangnya adalah 7 kaki 3 inchi Dia tidak lain adalah Sun Tu. Nama lain Sun Tu adalah Sun Ren Tu. Sejak 13 tahun yang lalu dia telah membunuh, setiap kali setelah membunuh satu orang, dia pasti akan meninggalkan tanda. Katanya setelah berlangsung selama 30 tahun, jumlah orang yang dibunuhnya karena sangat banyak hingga tidak terhitung lagi. Orang yang paling banyak dibunuhnya adalah pada saat dia merayakan ulang tahunnya ke-40. Semua orang Shen Ying Bang, dibunuhnya hingga tidak tersisa. Terakhir dia baru berhenti karena keempat pengawalnya juga ikut terbunuh, dia telah melakukan suatu kesalahan. Dia membunuh orang dengan sangat cepat dengan menggunakan golok yang panjangnya 7 kaki 3 inci itu. Sekali menebas, bisa membunuh 11 orang. Orang-orang persilatan sangat takut kepadanya. Yang tidak takut kepada Sun Tu pasti tetap akan takut kepada pembantunya, Jiu Da Gui memang bukan sembarang nama. ---ooo0dw0ooo--- Tiba-tiba Sun Tu berkata, "Kalian mau bunuh diri? Atau aku yang turun tangan membunuh kalian?" Sewaktu Sun Tu mengatakan hal ini, Yuan Feng Jiang dan Wang Jing Cao tidak bergerak tapi kepalan tangan mereka semakin mengencang. Sun Tu tertawa, mulutnya besar seperti mulut seekor serigala yang mengeluarkan taringnya. Kemudian dia berkata pada keempat orang itu, "Mereka ingin mati dengan cara lebih tragis." Keempar orang itu tertawa, seseorang berbadan tegap dan umurnya setengah baya melangkah keluar. Di pinggangnya terselip sebuah golok besar dan berat. Sarung golok terbuat dari kayu, tampak seperti sebuah golok biasa dan tidak terlihat ada yang aneh! Orang itu berjalan ke sebuah pohon besar, tangan kanannya dilayangkan, pohon itu langsung roboh dan pohon itu telah terbelah menjadi dua. Sebatang pohon hanya dalam waktu singkat telah terbagi menjadi empat, golok seperti itu, orang butapun tidak akan mengatakan kalau itu hanya sebuah golok biasa. Yuan Feng Jiang pun melihatnya, dengan dingin dia berkata, "Qi Men Jin Dao, Qi Qing Feng!" Wang Jing Cao tertawa dingin, "Golok bagus bukan digunakan untuk menebang pohon." ---ooo0dw0ooo--- Seorang pemuda kurus melangkah keluar, dia berjalan hingga ke depan sebuah pohon, di pinggangnya terselip sebuah golok panjang dan ramping. Dia mulai bergerak, golok yang terselip di pinggangnya masih ada di sana, tapi sepasang tangannya terlihat ada sebuah golok tipis yang berkilau. Kemudian sosoknya tidak terlihat, yang terlihat hanya goloknya! Cahaya golok datang bergelombang, seperti gelombang yang ada di sisi pantai, tiba-tiba cahaya pedang menghilang, dia sudah berada di belakang Sun Tu! Empat batang pohon dalam waktu singkat sudah menjadi ratusan batang. Dengan dingin Yuan Feng Jiang berkata, "Lang Hua Dao Fa milik Mu Lang Shan (jurus golok bergelombang)." Wang Jing Cao tertawa dingin, "Golok yang bagus, tidak digunakan untuk memotong kayu bakar." ---ooo0dw0ooo--- Waktu itu ada dua orang yang sudah mendekat yang satu laki- laki dan yang satu lagi perempuan, mereka berjalan ke arah tumpukan kayu yang tadi telah dibelah menjadi potongan kecil. Yang laki-laki berkata, "Udara sangat dingin." Yang perempuan menanggapi, "Cocok untuk menghangatkan." Sambil bicara diapun tertawa, mereka sudah memainkan 70-80 kali jurus golok, karena kedua golok saling beradu^ menimbulkan percikan api. Percikan api itu* jatuh ke atas tumpukan kayu yang sudah ditebang, dan apipun mulai menyala. Yuan Feng Jiang berkata, "Xue Shen, Li Xue Hua dan Di Ting Dao, Tang San Jue." Wang Jing Cao tertawa dingin, "Golok yang bagus tidak digunakan untuk menyalakan api." Api sudah menyala, tapi mereka tidak terlihat ada keinginan untuk bertarung. Yuan Feng Jiang dan Wang Jing Cao juga tidak tampak siap untuk bertarung. Mereka sedang menunggu. Mungkin dalam keadaan biasa, mereka akan cepat marah dan melakukan semuanya dengan terburu-buru, tapi bila benar-benar telah berhadapan dengan musuh, mereka malah sangat berhati- hati, begitu bertarung pasti tidak akan ada ampun lagi. Sekarang ini, siapa yang tidak sabar dan berbuat ceroboh, maka dia akan mati. ---ooo0dw0ooo--- Kobaran api di dalam kegelapan seperti sedang meloncat-loncat, seperti guna-guna kuno dan berkesan misterius, membuat wajah orang-orang di sana seperti berganti-ganti. Kelima orang itu berdiri di 5 arah mata angin, golok terselip di pinggang masing-masing, tangan diletakkan di pegangan golok. Bayangan mereka terlihat di bawah kobaran api yang bergoyang dengan cepat seiring hembusan angin malam. Tiba-tiba Yuan Feng Jiang berkata, "Sun Tu." Qi Qing Feng marah, "Kurang ajar, kau berani berbuat macam- macam." Yuan Feng Jiang tertawa dingin, "Aku memang pemberani, kau yang menjadi penakut." "Apa yang kau katakan?" tanya Sun Tu. "Sejak kapan aku mulai menghindar darimu?" tanya Yuan Feng Jiang. Sun Tu tertawa dingin, "Semenjak di Pin Jiang, kau telah kubacok, dan kau sudah kukejar sebanyak 14 kali, dan sudah terluka 7 kali." Dengan tenang Yuan Feng Jiang bertanya, "Apakah kau tahu mengapa aku menghindar darimu?" "Karena kau tidak sanggup melawanku," Sun Tu tertawa. "Salah!" tiba-tiba Wang Jing Cao angkat bicara. "Oh ya?" Sun Tu tampak bertanya-tanya. "Yang kami takutkan bukan dirimu," jelas Wang Jing Cao. "Yang kami takutkan adalah kekuatanmu," tambah Yuan Feng Jiang. Sun Tu tampak terpaku, kemudian tertawa terbahak-bahak, "Sama saja—yang penting hari ini kalian tetap akan mati di tanganku." "Tidak sama," jawab Wang Jing Cao. "Kami akan bergabung dan kami akan melawanmu." Mata Sun Tu tampak menyipit lalu dia berkata, "Kalau kalian bisa melawan Si Da Dao Mo, itu sudah terhitung berani." "Apakah kau tahu, tempat apa ini?" tanya Wang Jing Cao. Sun Tu terpaku dia melihat tempat yang gelap itu lalu menjawab, "Wisma Shi Jian yang sudah ada sejak dulu!" "Benar, dulu Wisma Shi Jian melambangkan kebenaran di dunia persilatan, sekarang kami akan bertarung hidup dan mati di depan wisma ini. Kami mewakili kebenaran, kami tidak takut kepadamu!" kata Yuan Feng Jiang. "Kami mempunyai rasa percaya diri, kami tidak takut lagi kepadamu," kata Wang Jing Cao sambil membentak. Bentakan ini membuat bagian dalam Wisma Shi Jian bergema, kobaran apipun tampak meloncat-loncat. Wajah Sun Tu di dalam kegelapan mulai berkeringat. Apakah karena dia terlalu dekat dengan api sehingga membuatnya merasa kepanasan? Atau udara terlalu dingin, sehingga keringat yang keluar adalah keringat dingin? ---ooo0dw0ooo--- Cahaya dari kobaran api membuat wajah setiap orang di sana menjadi terkejut dan bertanya-tanya. Semua diam tidak ada yang bicara. Sun Tu merasa dulu dia yang selalu mengejar kedua orang ini, semua ini karena dia merasa sangat seru dan menyenangkan mempermainkan mereka. Seperti seekor kucing sebelum memakan tikus mangsanya, kucing itu pasti akan memainkan tikus itu dulu. Tapi malam ini dia merasa kalau mereka tidak dibunuh malam ini, kelak dia akan menjadi orang yang mereka kejar. Dia mulai merasa tertekan. Akhirnya dia berkata dengan dingin, "Bunuh mereka!" Begitu perintah membunuh diturunkan, Qi Qing Feng sudah melangkah keluar, golok sudah berada dalam genggamannya dan dia membacok ke arah kepala Wang Jing Cao. Bacokan itu seperti guntur, Wang Jing Cao seperti sedang berkonsentrasi menghadapi bacokan itu. Tiba-tiba terlihat ada dua tenaga bercahaya dengan cepat datang, yang satu berada di atas, yang satu berada di bawah, dengan cepat menyerang Wang Jing Cao. Xue Shan Kuai Dao, Li Xue Hua mengeluarkan jurus secara bertubi-tubi seperti hujan salju, (golok cepat gunung salju). Di Tang Ji Dao, Tang San Jue bergerak cepat seperti hujan (golok cepat marga tanah). Ilmu mereka ternyata lebih menakutkan dibandingkan dengan omongan orang-orang. Wang Jing Cao kalang kabut menghadapi serangan itu, berjaga di bagian atas bagian bawah tidak terjaga atau sebaliknya! Walaupun Wang Jing Cao dalam waktu bersamaan bisa menahan serangan atas dan bawah, tapi bila golok emas milik Qi Qing Feng membacok ke bagian tengah tubuhnya, dan kedua tubuhnya akan terpotong menjadi dua. Karena itu Wang Jing Cao terpaksa mundur dengan cepat, tiba- tiba dia merasa di belakangnya ada sebuah gelombang besar menimpanya. Gelombang itu bukan gelombang air tapi gelombang dari ilmu golok. Jurus untuk membunuh Wang Jing Cao adalah serangan yang dilancarkan oleh Mu Lang Shan. Menyerang dalam keadaan dia tidak siap, menyerang sewaktu dia lengah, mencegat jalan mundurnya, dengan tujuan membuatnya tidak berkutik. Orang yang sedang mundur dengan cepat, disertai dengan melawan serangan dari 3 arah, mana mungkin bisa menghindar serangan golok yang cepat dan bertubi-tubi datang dari belakangnya. ---ooo0dw0ooo--- Tiba-tiba terdengar Mu Lang Shan berteriak, membuat hati setiap orang yang mendengarnya menjadi ngilu. Sampai menjelang kematiannyapun dia seolah tidak percaya, pada saat dia sedang merasa senang karena dia akan mencapai tujuannya, yaitu membunuh Wang Jing Cao yang sedang mundur dengan cepat. Ilmu meringankan tubuh Wang Jing Cao sangat tinggi, jurus- jurusnya ganas dan dilancarkan dengan bertubi-tubi. Jurusnya sangat terkenal tapi Mu Lang Shan sama sekali tidak menyangka ada orang yang bisa mundur begitu cepat dan di belakang tubuhnya seperti ada sepasang mata. Dia sudah memperhitungkan bahwa bacokannya akan membuat tubuh Wang Jing Cao terbelah menjadi dua bagian, tapi Wang Jing Cao dengan kecepatan 10 kali lipat dari kecepatannya semula tiba-tiba berlari ke depan Mu Lang Shan, dengan bahu kanannya dia menahan tangan Mu Lang Shan, kemudian kedua tangannya dengan tenaga kuat menghantam...... Mu Lang Shan sudah tidak bisa mendengar suara siapapun, tulang-tulang seluruh tubuhnya hancur, karena teriakan memilukan inilah menutupi semua suara yang ada! ---ooo0dw0ooo--- Diiringi teriakan Mu Lang Shan, Sun Tu langsungmaju kedepan. Dia maju satu langkah, aura membunuh terasa keluar dari tubuhnya. Api masih tampak bergoyang-goyang, api berwarna merah menyala menyinari orang tinggi besar itu. Dia terlihat begitu kejam dan menakutkan. Tangan Sun Tu sudah berada di goloknya yang panjangnya 7 kaki 3 inchi. Biasanya kalau tangan Sun Tu sudah memegang golok, orang- orang persilatan akan bergetar melihatnya. Pernah ada dua orang persilatan begitu melihat Sun Tu memegang pegangan golok, mereka mati karena ketakutan. Tapi kali ini Sun Tu melihat sewaktu tangannya memegang pegangan goloknya yang panjang, seseorang dengan langkah besar malah berjalan melewati api langsung berhadapan dengannya. Sepasang mata seperti mata seekor cheetah galak, tanpa berkedip melihatnya. Seorang pemberani pemilik kepalan besi dan disebut pahlawan besi, orang-orang menyebutnya si baja Yuan Feng Jiang: Mata Sun Tu tampak menyipit, tangannya dengan kencang memegang pegangan goloknya. ---ooo0dw0ooo--- Setelah Mu Lang Shan mati, Ci Qing Feng membentak, golok emasnya dari atas menepis hingga ke bawah, gerakannya dilakukan dengan kekuatan penuh. Sewaktu kedua siku Wang Jing Cao menghantam Mu Lang Shan, Mu Lang Shan tidak terbang keluar arena pertarungan, karena kedua siku Wang Jing Cao menempel rapat di dada Mu Lang Shan. Bacokan Qi Qing Feng membuat Wang Jing Cao yang tadinya menghadapi Qi Qing Feng dengan berputar, sekarang dia berputar ke belakang tubuh Mu Lang Shan. Putaran yang dilakukan Wang Jing Cao tepat dilakukan untuk menghindari serangan bacokan dari Qi Qing Feng. Li Xue Hua menyerang bagian atas dan Tang San Jue menyerang bagian bawah. Karena bacokan Qi Qing Feng tidak bisa dihentikan, akhirnya dia malah membelah tubuh Mu Lang Shan menjadi dua bagian. Dan bacokan Cji Qing Feng belum berhenti, golok itu terus membelah dada Mu Lang Shan. Qi Qing Feng sudah bertekad akan memotong Wang Jing Cao yang masih berada di belakang badan Mu Lang Shan. Tapi saat itu juga dia merasa bagian bawah tubuhnya terasa sangat sakit. Tapi golok Qi Qing Feng tidak dapat dicabut dari tubuh Mu Lang Shan, seperti sudah menancap sangat dalam. Qi Qing Feng tidak akan membiarkan goloknya tertinggal di tubuh Mu Lang Shan, Qi Men Jin Dao boleh dibunuh tapi golok tidak bisa ditinggal begitu saja. Saat dia merasa ragu sebentar, Wang Jing Cao dengan cepat lewat di antara kedua kaki Mu Lang Shan, dan sekaligus memukul alat vital Qi Qing Feng. Rasa sakit yang amat sangat membuatnya membungkuk seperti udang kering. Karena mayat Mu Lang Shan menghalangi pandangannya, membuatnya tidak bisa melihat serangan yang dilancarkan oleh Wang Jing Cao. Akhirnya diapun terkena pukulan yang mematikan. Saat itu juga Wang Jing Cao melihat ada cahaya golok menghampirinya. Yang satu berada di atas seperti naga yang sedang bermain, sedangkan cahaya yang berada di bagian bawah seperti angin musim gugur yang menghembus dedaunan. Mengapa kedua cahaya golok itu datang begitu cepat? ---ooo0dw0ooo--- Sun Tu mengeluarkan suara, goloknya yang panjang dengan ukuran 7 kaki 3 inchi, seperti guntur di langit, juga seperti api yang siap membelah Yuan Feng Jiang. Jangkauan yang bisa dicapai oleh golok panjang ini sangat luas, membuat siapapun sulit untuk menghindar. Di belakang Yuan Feng Jiang adalah kobaran api, Sun Tu sudah memperhitungkan, Yuan Feng Jiang tidak akan bisa menghindar lagi. Mata Yuan Feng Jiang menyipit, dia melihat semua jalannya sudah ditutup oleh Sun Tu, tapi Yuan Feng Jiang seperti sebutir kelereng yang menggelinding, dia tidak akan mundur, malah terus maju dan maju, dia maju masuk ke dalam cahaya golok. Golok Sun Tu sangat panjang, golok itu belum sempat diturunkan, bagian dadanya ada celah lebar. Begitu melihat ada celah walaupun hanya sekejap, siapa yang berani pada saat seperti itu menyerang celah ini? Yuan Feng Jiang ternyata bisa melakukannya. Sewaktu dia masih berusia 10 tahun, dengan membawa pisau sayur dia bertarung dengan harimau Chang Bai Shan. Pada usia 11 tahun dia berani bertarung dengan murid Tang Men yang saat itu tidak ada seorangpun berani melakukannya. Diapun pernah mengalahkan 7 ketua di Lin Yuan, sampai dia sendiripun tidak percaya dengan apa yang telah dilakukannya. Diapun bisa hidup kembali setelah diserang oleh Sun Tu dulu. Tidak ada seorangpun yang bisa membuatnya tidak jadi melakukan hal itu. Golok milik Sun Tu benar-benar hebat, tapi Yuan Feng Jiang masih terus maju dan maju, mungkin lebih tepat dikatakan dia menerjang maju ke arah Sun Tu. Dua cahaya itu sangat cepat, membuat Wang Jing Cao tidak bisa menghindar lagi. Dia setengah berjongkok, di depannya ada Qi Qing Feng yang sedang membungkukkan tubuhnya karena kesakitan. Di belakangnya adalah Mu Lang Shan yang telah terbelah oleh Qi CjingFeng. Menghindar dengan jurus apapun dia tetap tidak akan bisa lolos dari serangan Li Xue Hua dan Tang San Jue, dia hanya bisa bertahan, tapi saat ini Wang Jing Cao sama sekali tidak memegang senjata. Qi Qing Feng dan Mu Lang Shang dijadikan tameng oleh Wang Jing Cao. Golok Li Xue Hua sudah menancap di tubuh Qi Qing Feng, dan golok Tang San Jue menebas mayat Mu Lang Shan. Li Xue Hua ingin segera mencabut goloknya dari tubuh Qi Qing Feng, dia segera turun dari atas, kesempatan ini langsung diambil oleh Wang Jing Cao. Pada saat dia berusia 9 tahun dia berani bertarung dengan perampok yang ada di Jiang Xi, dia sangat pandai memperhitungkan waktu, dan dia sanggup mengeluarkan jurus dengan cepat. Di dunia persilatan jarang ada orang yang bisa menyaingi kemampuannya, dia sendiri sadar akan bakat yang dimilikinya, maka diapun menjadi sangat percaya diri. Dia segera melempar Ci Qing Feng dan melepaskan mayat Mu Lang Shan. Li Xue Hua adalah seorang perempuan, walaupun dia sangat galak tapi tenaganya pasti akan lebih lemah dari laki-laki. Benar saja, terlihat bacokan yang diarahkan ke Qi Cjing Feng tidak bisa dicabut setelah menancap dengan kuat di tubuh Cji Cjing Feng. Jurus golok Li Xue Hua bisa dilakukan dari udara, tapi bagian bawahnya menjadi lemah, sekarang dia ditabrak oleh mayat Qi Qing Feng, badannya tidak seimbang lagi, ditambah saat itu dia melihat wajah Qi Qing Feng yang sudah mati, wajah itu mengerikan. Li Xue Hua benar-benar terkejut, perasaannya menjadi kacau. Dalam keadaan seperti itu, Wang Jing Cao sudah berada di depannya. Golok Li Xue Hua masih menancap di tubuh Qi Cjing Feng, dan tubuh mereka berdekatan. Begitu Qi Qing Feng dipukul oleh Wang Jing Cao, dahi Qi Qing Feng mengenai hidung Li Xue Hua, dan hidungnya langsung mengeluarkan darah. Li Xue Hua sangat kaget, waktu itu juga golok yang masih dipegang oleh Qi Cjing Feng menusuk ke perut Li Xue Hua. Dengan pelan dia roboh, sampai matipun Li Xue Hua tidak mengerti mengapa Cji Cjing Feng yang sudah mati masih bisa membunuhnya. Semua itu karena dia tidak melihat gerakan Wang Jing Cao yang melakukan serangan. Wang Jing Cao secara berturut-turut berhasil membunuh 3 orang pesilat tangguh, dia mulai merasa senang dan percaya diri! Waktu itu terdengar suara angin yang dibawa golok sudah menyerangnya. Wang Jing Cao mencoba menghindar tapi sudah terlambat. Di Ting Dao yang dikuasai dengan baik oleh Tang San Jue memang sangat terkenal di dunia persilatan karena kecepatannya. Gerak reflek Wang Jing Cao memang sangat cepat, tapi begitu mendengar suara angin dari golok, golok Tang San Jue sudah sampai di depannya. Wang Jing Cao merasa kaki kirinya mati rasa, tubuhnya yang sedang melayang segera turun. Belum sempat dia berbalik untuk menahan serangan, kaki kanannya terasa panas, akhrinya diapun roboh. Tang San Jue paling menguasai teknik bertarung di bawah. Begitu Wang Jing Cao roboh, cahaya golok seperti salju turun dan terus menerpa Wang Jing Cao. ---ooo0dw0ooo--- Dalam hidup Sun Tu selama ini goloknya dalam 100 kali dilayangkan, 90 orang musuhnya karena melihat keganasannya mereka malah bengong, setelah itu berhenti menyerang. Pada saat mereka kaget, sinar kilat melewati mereka dan tanpa mereka sadari mereka telah terbelah menjadi dua, roboh dan nyawapun melayang saat itu juga. Karena itu pula Sun Tu sangat percaya pada kedasyatan ilmu goloknya. Tapi sewaktu dia akan membacok, Yuan Feng Jiang menghilang dari hadapannya. Yang ada di hadapannya sekarang hanyalah kobaran api. Kobaran api terus bergerak' membuat mata menjadi silau. Dia mengerti mengapa Yuan Feng Jiang tidak takut masuk ke dalam lingkaran goloknya, dia melewati api untuk menghadapi dirinya. Yuan Feng Jiang tiba-tiba menghilang, hanya ada satu jalan menghilang dari sana yaitu dengan cara mendekat padanya. Tapi begitu Sun Tu membacok, dia tidak bisa menguasai gerakannya lagi. Semua serangan berasal dari rasa percaya dirinya. Percaya diri yang mutlak. Kalau rasa percaya dirinya hilang, semua persoalan tidak akan bisa dilakukan dengan sempurna. Tapi bila terlalu percaya diri juga akan membuat suatu kesalahan yang tidak tertolong lagi. Golok Sun Tu tetap dilayangkan, api yang jaraknya sekitar 10 kaki terbelah menjadi dua bagian dan api berubah menjadi kehijauan. Begitu golok sudah diayunkan akan ditarik kembali untuk melindungi dirinya, semua sudah terlambat. Senjata panjang itu sulit digunakan untuk melindungi diri, sedangkan senjata pendek sulit digunakan untuk menyerang. Begitu Yuan Feng Jiang mendekat, dia langsung mengambil kesempatan yang ada, dia segera menyerang Sun Tu dengan memukul dadanya! Tiba-tiba tampak cahaya golok berkilau, sebuah pisau secepat kilat menusuk dada Yuan Feng Jiang. Sebuah pisau pendek, datang dari tangan kiri Sun Tu. Dengan pisau inilah Sun Tu biasa membunuh orang. Di dalam jiwa Sun Tu, ada 100 musuh, 90 orang musuhnya mati karena golok panjangnya, musuh yang benar-benar diperhatikan oleh Sun Tu bukan 90 orang itu melainkan 10 orang sisanya. Kesepuluh orang itu selalu dibunuh Sun Tu dengan menggunakan pisau pendek yang tersimpan di lengan bajunya. Di antara kesepuluh orang itu ada satu orang yang bisa menghindari tusukannya, berarti di antara 100 orang itu mungkin hanya ada satu orang yang bisa menghindari serangannya untuk kedua kalinya. Tapi bisa menghindari serangan kedua, pada serangan ketiga tetap sulit untuk menghindar, paling-paling orang itu hanya bisa bertahan, kemudian golok panjang Sun Tu akan menyerangnya lagi. Karena itu bila bertarung dengan Sun Tu, sama dengan mencari kematian. Tidak ada seorangpun yang menyangka, Sun Tu yang terkenal dengan golok panjangnya, senjata yang benar-benar digunakan untuk membunuh adalah pisau yang tersimpan di dalam lengan bajunya, dan golok panjangnya menutupi senjata yang sebenarnya. ---ooo0dw0ooo--- Sewaktu Wang Jing Cao terkena bacokan pertama, dia merasa aneh, begitu bacokan kedua menghampirinya, dia sudah menyusun sebuah rencana. Dia segera ambruk. Dan sewaktu dia ambruk, teriakan keras dikeluarkannya. Tusukan itu tidak membuatnya takut tapi semua itu hanya untuk menutupi keadaan sebenarnya. Tang San Jue merasa dia sudah menang untuk kedua kalinya, hatinya merasa senang. Begitu dia mendengar teriakan Wang Jing Cao, dia terpaku hingga gerakannya melambat, saat itu Wang Jing Cao sudah menindih kedua goloknya yang tergeletak di bawah. Tang San Jue selalu mengaku kalau jurus golok bagian bawahnya adalah nomor satu, semakin rendah jurus golok dimainkan dia semakin mempunyai cara untuk mengatasinya. Tidak disangka kali ini ada orang yang menindih goloknya ke tanah. Jurus itu tampak begitu sepele dan rendah, belum pernah terpikirkan atau dialami sebelumnya. Karena itu dia segera menarik kembali goloknya, tapi sepasang tangan Wang Jing Cao dengan cepat melilit lehernya. Kalau Tang San Jue segera melawan saat itu juga, mungkin dia masih ada harapan untuk hidup. Tapi dia sadar kalau tidak ada sepasang goloknya, dia bukan lawan Wang Jing Cao. Karena keraguan yang sempat terlintas di kepalanya, sepasang tangan Wang Jing Cao menghancurkan jakun yang ada di leher Tang San Jue. Dengan cakar harimaunya Wang Jing Cao memutuskan nadi besar yang ada di leher Tang San Jue. Tang San Jue sudah tidak mempunyai tenaga untuk menarik goloknya, dia menghembuskan nafas terakhirnya. Kalau Si Da Dao Mo tidak mempunyai golok, mungkin Wang Jing Cao tidak akan begitu mudah membunuh mereka. Tapi Si Da Dao Mo sangat menyayangi golok mereka seperti menyayangi nyawa mereka sendiri. Wang Jing Cao menggunakan kelemahan ini dan menggunakan kesempatan yang ada untuk membunuh mereka. Tapi kaki Wang Jing Cao pun sempat terkena dua kali bacokan, tapi dia merasa sangat senang, belum pernah dia merasa sesenang sekarang. Karena itu dengan secepat kilat dan dengan menggunakan kekuatannya sendiri membunuh Si Da Dao Mo yang selalu menggegerkan dunia persilatan. ---ooo0dw0ooo--- Sun Tu sudah memperhitungkan kalau Yuan Feng Jiang akan menerjangnya, maka diapun menusuk Yuan Feng Jiang dengan pisaunya. Tapi Yuan Feng Jiang pun sudah memperhitungkan kalau* Sun Tu akan melakukan hal ini. - Semenjak 7 tahun yang lalu, Yuan Feng Jiang terjun ke dunia persilatan, dia sudah mengetahui tentang Sun Tu, kecuali dia memiliki golok panjang yang sangat menakutkan, dia masih memiliki senjata lain yang mematikan. Kalau tidak seperti itu Sun Ren Tu bukanlah Sun Ren Tu. Kalau membunuh, dia harus membunuh dalam posisi seperti apa? Sewaktu golok panjang dilayangkan, siapapun pasti tidak akan bisa mundur dari jangkauan goloknya, hanya orang pemberani dan memiliki sifat teliti baru berani menerjang ke depan. Begitu golok panjang dilayangkan, dada Sun Tu terbuka, itu adalah kelemahan yang paling besar. Sun Tu pasti sudah memperhitungkan hal ini, dari caranya membunuh adalah pada saat musuh mendekat karena telah melihat kelemahan ini. Yuan Feng Jiang mengetahuinya tapi dia tetap maju. Dengan keberanian melawan keberanian, cara ini adalah cara yang biasanya dipakai oleh Yuan Feng Jiang. Sekali Sun Tu menusuk, Yuan Feng Jiang memukul dengan kepalannya. Kepalannya mengenai ujung golok, golok itu adalah sebuah golok bagus, bagaimana dengan kepalan Yuan Feng Jiang? Kepalannya seperti sebuah kepalan besi! Golok malah terjatuh karena terkena pukulan golok itu, kepalan itu juga membuat golok menusuk ke sisi kiri dada Yuan Feng Jiang. Kepalan kiri Yuan Feng Jiang tampak herdarah tapi tubuhnya masih menerjang ke depan, kepalan kanannya menyerang Sun Tu lagi. Wajah Sun Tu tampak berubah warna, dia tidak pernah melihat ada orang bertarung dengan cara seperti itu. Tapi dengan cepat dia sudah mengetahui kalau dia telah melakukan kesalahan. Seharusnya dia tidak membiarkan Yuan Feng Jiang mendekat, tapi begitu dia tahu kalau dia salah, semua itu sudah terlambat. Golok panjangnya sudah tidak sempat dibalikkan, pisau pendek masih menancap di dada Yuan Feng Jiang. Yuan Feng Jiang masih memiliki sebelah tangan lagi. Hanya dalam waktu singkat kepalan tangan Yuan Feng Jiang sudah memukulnya, kemudian membunuh dengan kepalannya. Dengan siku, lutut, dan kaki dia menendang dan memukul Sun Tu, setelah itu baru melepaskannya. Sewaktu Yuan Feng Jiang meninggalkan Sun Tu, dada Sun Tu tampak melesak ke dalam. Sun Tu tampak melotot seperti tidak percaya pada apa yang terjadi pada dirinya, sebelum dia ambruk dan mati, dia masih melotot pada Yuan Feng Jiang. Wang Jing Cao yang masih berada di sanapun sudah berhasil membereskan Tang San Jue. Dia membalikkan kepala, kedua tangannya jmenyerang dan mematahkan kaki Sun Tu, akhirnya Sun Tu pun roboh. Dan selamanya dia tidak akan bangun lagi. ---ooo0dw0ooo--- Yuan Feng Jiang dalam satu jurus berhasil membereskan Sun Tu. Wang Jing Cao dalam waktu singkat'berhasil membereskan Si Da Dao Mo yang terdiri dari Mu Lang Shan, Qi Qing Feng, Li Xue Hua, dan Tang San Jue. Pisau masih menancap di dada Yuan Feng Jiang, karena tusukan itu agak meleset hingga tidak melukai tempat vital. Maka hal ini tidak membuat laki-laki seperti besi itu roboh. Kepalan tangannya masih berlumuran darah, pisau Sun Ren Tu lebih tajam dari golok panjangnya. Tapi walaupun demikian, dia masih tidak mampu menghancurkan kepalan besi Yuan Feng Jiang. Luka di kaki Wang Jing Cao pun tidak terlalu parah, pada saat pertama terkena bacokan, untung dia sudah waspada terlebih dahulu, pada saat dibacok untuk kedua kalinya, dia bisa menghindar. Kalau tidak mana mungkin orang persilatan menyebut Wang Jing Cao sebagai 'Wang Jing Cao yang lincah'? kalau tidak begitu julukannya akan berganti menjadi 'Wang Jing Cao yang tidak mempunyai kaki'. Walaupun mereka terluka, tapi mereka merasa sangat gembira karena mereka akhirnya bisa menang. Api tetap terbagi menjadi dua, dan api masih menyela dengan terang. Kedua pemuda itu di dalam kegelapam disinari oleh cahaya api. Mereka menyambung potongan papan nama yang bertuliskan 'Jian Shi' dan 'Tian Xia', dan dengan kuat mereka memegangnya. Sepertinya apapun yang terjadi mereka tidak akan membiarkan papan yang bertuliskan huruf 'Jian Shi Tian Xia' hilang dari sana. Api masih terus menyala dan kobarannya sangat besar. Malam masih panjang. Habis Berlanjut ke PUTRI ES PERSEMBAHAN : SEE YAN TJIN Seri 5 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Penterjemah/editor : Liang YL/Adhi Persembahan : SEE YAN TJIN DJIN Sumber djvu : Manise Dimhader Convert, edit & EBook: Dewi KZ BAB 1 Balas dendam demi diriku Xi Jin Feng dan Tang Er Shi adalah pesilat tangguh di 'Qu Nuan Bang'. Beberapa hari ini baik di dalam maupun di luar perkumpulan telah terjadi hal-hal yang aneh. Karena itu mereka diperintahkan untuk berpatroli di daerah perbatasan. Xi Jin Feng berasal dari propinsi He Bei, tepatnya dari desa Xi, dia sangat menguasai ilmu golok yang bernama Xi Jia Shi Hun Dao (ilmu golok pelenyap roh dari keluarga Xi). Bila golok sudah berada di tangannya, istilahnya dengan menutup matapun goloknya bisa dimainkan dengan lihai. Tang Er Shi (er shi=20) berasal dari keluarga Tang, murid keluarga Tang terkenal dengan senjata rahasianya, Senjata rahasia milik Tang Er Shi sudah pernah mengalahkan banyak lawan, yang terluka juga sudah tidak terhitung banyaknya, dia membunuh lawan tanpa perasaan apapun! Mereka berdua bisa dikatakan berilmu tinggi, pemberani, banyak pengetahuan, dan Hangat cekatan. Mereka berdua diibaratkan bisa menghancurkan gunung dan membalikkan laut. Tapi mereka tidak pernah melihat kejadian aneh yang terjadi seperti sekarang ini. Hari sudah malam, di langit hanya terlihat bulan sabit, karena malam ini berkabut, maka semuanya terlihat buram, seperti ada atau seperti tidak ada. Sinar redup menyinari ranting pepohonan, di tempat yang begitu terpencil membuat hati terasa dingin. Ranting-ranting pohon yang sudah layu di bawah sinar bulan seperti ribuan tangan dan ribuan cakar, seperti tangan setan gentayangan, malam ini ada orang seperti sedang memukul paku, seperti keluar dari suatu tempat. Tang Er Shi dan Xi Jin Feng segera teringat pada peristiwa aneh yang terjadi di Qu Nuan Bang. Tangan mereka sudah berkeringat, di dalam suasana seperti ini bisa terdengar ada orang yang sedang memaku, bercampur dengan suarajampi-jampi kasar dan aneh. Dari belakang tampak seperti ada orang yang sedang membaca mantera, ternyata orang itu seorang perempuan. Punggungnya menghadap ke arah Tang Er Shi dan Xi Jin Feng. Rambutnya panjang tergerai hingga kepinggang, dari belakang sosok tubuhnya tampak indah. Baju panjangnya berwarna putih dan longgar. Tang Er Shi dan Xi Jin Feng saling pandang, mereka ingin tahu bagaimana pikiran mereka masing-masing sebelum mereka memutuskan apa yang harus mereka lakukan. Hati mereka bergetar karena suatu hal. Perempuan itu sambil membaca mantera memukul sebuah boneka kain pada sebuah pohon besar dengan sebuah palu. Boneka yang terbuat dari kain itu, tubuhnya dipenuhi dengan paku, dan di tubuh boneka itu ditempeli dengan mantera-mantera yang terbuat dari kertas, boneka yang terbuat dari kain itu, pancaindranya dilukis sangat mirip manusia, benar-benar seperti manusia sungguhan. Anehnya lagi, di tubuh boneka itu masih tertulis tanggal lahir dan tahun! Xi Jin Feng sudah tidak tahan dan membentak, "Hei! apa yang sedang kau lakukan?" kata-katanya baru keluar, Tang Er Shi melihat di bawah cahaya bulan yang redup, terlihat dengan jelas wajah dari boneka kain itu! Sepertinya dia kenal dengan wajah boneka itu, dia ingin melarang Xi Jin Fang bertindak gegabah, tapi Xi Jin Feng sudah membentak, perempuan itu berhenti memaku. Di bawah sinar bulan yang redup dan di bawah naungan bayangan pohon-pohon besar, rambut panjang perempuan itu tergerai di atas baju putihnya yang lebar. Dia tidak bergerak. Xi Jin Feng sekarang bisa melihat dengan jelas wajah boneka kain itu, ternyata itu adalah wajah ketua Qu Nuan Bang, Long Hui Ji! Kali ini Xi Jin Feng benar-benar terkejut, tampak panca indra boneka itu berdarah. Dia teringat selama beberapa hari ini sudah terjadi banyak peristiwa aneh. Dia berkata, "Kau, kau adalah...." Perempuan itu bersuara, "Cih." dengan pelan dia membalikkan tubuh. Wajah perempuan itu tampak hancur, kecuali air yang bercampur darah, masih ada nanah. Tidak ada satu bagian dari wajahnya yang sempurna. Begitu Xi Jin Feng menjerit aneh, Tang Er Shi sudah menyerang. Walaupun ilmu golok Xi Jin Feng tingg., tapi pengalaman Tang Er Shi lebih banyak. Dia tahu musuh sudah berani mengganggu ketua dan secara kebetulan mereka mengetahuinya, mereka tidak akan bersikap bersahabat kepada musuh itu. Serangan Tang Er Shi sangat cepat, 7 butir Tie Ji Li (semacam senjata rahasia) sudah terbang di udara dan mengeluarakan suara desingan yang kuat. Senjata itu berputar kemudian menyerang, di tengah-tengah udara senjata itu meledak dan keluar 171 jarum beracun, dan pada saat itu Lei Gong Dan yang berada di tangan kirinyapun dikeluarkan Senjatanya membawa angin kencang, yang membuat orang tidak bisa menduga adalah menghindari tendangan kakinya, ada sebatang senjata tajam berwarna geiap diam-diam menyerang ke bagian bawah lawan. Sekalipun lawan mereka adalah manusia ataupun setan, jika dia menghadap senjata rahasia begitu banyak, dia pasti akan menunduk. Sewaktu Xi Jin Feng berpikir seperti itu, tiba-tiba langit dan bumi menjadi gelap. Lalu Jin Feng mendengar teriakan temannya Teriakan ini seperti bukan suara teriakan manusia. Teriakan ini bukan dikarenakan sakit atau takut, juga bukan karent putus asa, bukan pula karena takut mati, melainkan teriakan sakit, takut dan putus asa serta teriakan kematian yang secara bersama datang menutupinya. Membuat teriakan histeris seperti wajah kulit manusia yang dimasak menjadi bubur. Teriakan itu berasal dari teriakan- Tang Er Shi. Begitu Xi Jin Feng mendengar teriakan ini, hatinya seakan tenggelam. Salah satu telapak tangannya melindungi bagian dada. Hanya sebentar gerakannya sudah berubah menjadi 8 jurus. Tangan kanannya memegang golok tapi sepasang kakinya terus mundur. Bukan karena dia tidak mau menolong temannya tapi menurut pengalamannya di dunia persilatan, semua kejadian itu memberitahu kepadanya bahwa benda yang tidak seperti manusia juga tidak seperti setan itu, tidak bisa dilawan oleh mereka berduadaripada melindungi mayat seorang teman, dan menjadi korban lagi, lebih baik menyisakan satu nyawa, meminta bantuan orang lain untuk membalas dendam. Karena itu dia segera mundur dengan cepat. Dengan kecepatan yang dipelajarinya selama hidup ini, dia terus mundur. Hanya dalam waktu singkat dia sudah sampai di sebuah pos kemanan. Walaupun seekor kuda bisa berlari dengan cepat, rasanya tidak mungkin bisa berlari dengan kecepatan seperti itu. Tapi manusia bukanlah kuda, begitu sampai di pos keamanan, nafasnya tersengal-sengal. Pos keamanan itu adalah salah satu dari 4 cabang markas 'Qu Nuan Bang'. Ketua cabang di sini adalah Tang Shi Wu (Shi Wu=15). Tang Shi Wu adalah kakak Tang Er Shi. Ilmu silatnya lebih tinggi dari Tang Er Shi dan Xi Jin Feng. Mereka berdua berpatroli ke daerah hutan-hutan. Karena selama beberapa hari ini telah terjadi hal-hal aneh. Orang yang memerintahkan mereka pergi ke sana adalah Tang Shi Wu. Walaupun nafas Xi Jin Feng terengah-engah, tapi setelah sampai di markas cabang, dia melihat ada 4 kobaran api unggun, hatinya merasa agak tenang. Disana ada Tang Shi Wu dan teman-temannya, berjumlah 16 orang. Apa yang dia takutkan? Terpikir akan hal itu, ketakutannya segera hilang dan berganti menjadi rasa senang. Dia sudah hampir pingsan. Dia segera menenangkan diri dan berpikir, "Aku tidak melawan setan itu malah melarikan diri. Dalam peraturan 'Qu Nuan Bang', ini adalah kesalahan besar ditambah lagi orang yang mati adalah adik dari ketua cabang yang bernama Tang Shi Wu. Aku harus membuat alasan yang tepat, kukatakan kalau aku sudah bertarung dengan musuh dan berhasil meloloskan diri.... Karena dia berlari sangat cepat dan kelelahan, pikiranku menjadi kacau. Apapun tidak bisa kuingat." Terdengar ada yang membentak, "Siapa!" Kemudian ada 6-7 sosok mendatanginya. Xi Jin Feng tahu kalau mereka adalah orang-orangnya sendiri. Dia berteriak, "Ini aku!" Terpaksa dia berhenti, kakinya terasa melayang, otaknya kosong, dia hampir jatuh terjengkang. Orang- orang itu dengan cepat memapahnya. "Dia adalah Lao Xi. Kelihatannya telah terjadi sesuatu!" "Apa yang terjadi? Di mana Tang Er Shi?" "Cepat, suruh ketua cabang kemari! Beritahu telah terjadi sesuatu pada Lao Xi!" Terdengar ada sebuah suara menutupi suara ribut-ribut itu. "Ada apa?" seseorang muncul. Di belakangnya ada 7-8 orang yang mengikutinya. Xi Jin Feng melihat orang yang datang berperawakan tinggi, besar, dan gagah, kesepuluh jarinya berbentuk seperti kaitan. Dia tidak lain adalah ketua cabang, Tang Shi Wu. Dengan cepat Xi Jin Feng berbicara, "Ketua Tang, aku...." Tang Shi Wu bertanya, "Apa yang telah terjadi? Di mana Adik Er Shi?" "Kami...berada di hutan yang gelap...dan kami telah bertemu... bertemu dengan seorang perempuan...." Dia bicara sampai di sana. Semua orang terus melihatnya menunggu kelanjutan ceritanya. Sorot mata mereka sangat aneh dan tidak biasa. Xi Jin Feng takut mereka tidak akan percaya kepadanya. Dengan terburu-buru berkata lagi, "Benar...perempuan itu...sangat menakutkan...." Dia melihat lagi orang-orang di sana, dan mereka sepertinya sangat ketakutan. Xi Jin Feng masih ingin melanjutkan lagi, tapi tiba-tiba dia merasa ada suatu benda basah yang jatuh ke atas kepalanya. Segera dia ingin membersihkannya. Begitu dia akan membersihkan kepalanya, tangannya mencengkram sebuah benda. Begitu dilihat dengan teliti ternyata itu adalah kulit kepala yang masih berdarah, sebelah telinga dan sejumput rambut. Semua berada di tangan Xi Jin Feng, dia tidak percaya dengan penglihatannya. Dia menggosok matanya kemudian dia tidak bisa melihat apapun. Dia hanya bisa berteriak. Teriakannya sama seperti teriakan Tang Er Shi. Tidak ada harapan, takut, dan rasa sakit. Teriakan yang mendekati kematian. Dia tidak bisa melihat tapi saudara-saudaranya yang ada di sana melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Begitu dia menggosokan matanya, sepasang bola matanya tergosok hingga terlepas. Yang satu terjatuh ke tanah, sedangkan yang satu lagi tergantung di tulang matanya dan masih meneteskan darah. Saudara-saudaranya yang ada di kantor cabang melihat matanya membengkak dan sobek. Seluruh tubuhnya terus-menerus mengeluarkan air bercampur dengan darah, sedangkan Xi Jin Feng masih tidak sadar. Mereka terus mundur dari sisinya. Mereka mundur bukan karena mereka tidak setia kawan, mereka adalah orang persilatan melainkan karena keadaan saat itu benar- benar sangat menakutkan. Apalagi sudah banyak kabar yang beredar, telah terjadi banyak hal aneh. Mereka yang mundur dari sana adalah mereka yang telah berkeluarga. Jantung manusia terbuat dari daging dan darah. Mereka mempunyai alasan untuk merasa takut. Sewaktu semua sudah mundur dari sana, hanya Tang Shi Wu yang masih berdiri di sana. Dengan dingin dia membentak, "Siapa?" Begitu suaranya keluar, semua berdiri terpaku, semua orang- orang itu pernah melewati gelombang besar. Semuanya juga tahu jika semua pikiran kacau maka akan masuk ke dalam perangkap musuhapakah musuh mereka adalah manusia? Terdengar ada suara tawa yang sangat aneh, seram, dan menakutkan. Jika dikatakan itu adalah suara tawa, rasanya lebih pantas tawa itu disebut suara cheetah atau serigala yang sedang melolong, atau suara pintu kuil usang yang berderit tertiup oleh angin. Suara itu datang dari segala sudut. Bila didengar dengan teliti suara itu -seperti datang dari langit juga seperti datang dari bawah kaki orang-orang itu. Karena itu semua orang meloncat menjauh. Waktu itu di bawah sinar bulan yang redup, ada beberapa orang saling menunjuk kepada temannya dan berteriak, "Kau" Ternyata mereka melihat wajah teman-temannya membengkak lalu pecah. Tapi dia sendiri tidak merasakannya. Keadaan mereka sama seperti keadaan Xi Jin Feng. Beberapa orang bergetar. Yang lain memapah teman mereka yang terluka. Hati merasa sangat terkejut. Tiba-tiba Tang Shi Wu membentak, "Jangan sentuh mereka" Karena dia melihat orang yang wajahnya bengkak adalah orang yang tadi sempat memapah Xi Jin Feng. Tapi pada saat Tang Shi Wu memikirkan hal itu, semua sudah terlambat. Orang-orangnya yang berjumlah 6-7, wajah mereka sudah mengeluarkan darah dan air. Dan orang-orang yang memapah mereka yang berjumlah 8-9 orang, wajah mereka berubah menjadi hijau dan menakutkan. Mereka melihat tangan mereka yang pernah memapah temannya. Sekarang hanya tersisa 3 orang yang tidak pernah memegang orang-orang itu. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing. Tawa aneh itu tiba-tiba berubah menjadi lengkingan tinggi, suaranya seperti orang yang sedang mengasah pisau di atas batu tajam, begitu menusuk telinga. Wajah Tang Shi Wu berubah. Tangannya dimasukan ke balik dadanya dan berteriak, "Pertahankan posisi!" Selesai berkata seperti itu, diapun mulai mundur. Mundur hingga mencapai meja yang terbuat dari kayu wangi yang berada di bawah api unggun. Api unggun tertiup angin terus bergoyang-goyang. Dengan cepat dia menulis di atas kertas. "Balaskan dendamku." Selesai menuliskan 4 huruf itu, dia mendengar teriakan pertama. Dia tidak melihat, dari sisi meja dia mengeluarkan seekor burung merpati putih dari sangkarnya. Dengan cepat kertas itu digulungnya di kaki burung merpati itu. Waktu ini dia sudah mendengar teriakan kedua. Dengan cepat dia mengikat kertas itu di kaki merpati itu. Waktu itu terdengar lagi teriakan ketiga. Dia menarik nafas panjang, dia tahu 3 anak buahnya yang tersisa sudah mati semua. Dia membalikkan tubuh lalu melepaskan merpati itu, bila merpati putih itu bisa terbang, dia tidak takut walaupun harus mati, akan ada orang yang membalaskan dendamnya. Orang itu telah berjanji akan melakukan satu hal untuknya. Orang itu jika sudah berjanji pasti akan menepatinya. Sekalipun permintaannya adalah menangkap ikan di gurun pasir, memindahkan gunung es dari kutub utara ke kota Chang An, atau hal mustahil lainnya, orang itu pasti akan melakukannya. Karena dia dan orang itu bersahabat. Sahabat sejati. Segera Tang Shi Wu melihat di bawah sinar api unggun, warna ujung koas bukan lagi berwarna hitam melainkan berwarna hijau aneh.dia menulis dengan tinta. Mengapa tinta itu bisa berubah menj adi hij au? Tiba-tiba dia merasa tangannya kaku. Karena tadi dia meraba senjata rahasia yang tersimpan di balik dada, sekarang jantungnya pun mulai terasa kaku. Tawa aneh itu terdengar lagi, tawa itu seakan berada di sisi telinganya. Tajam dan menakutkan. Tang Shi Wu ingin memberontak tapi dia sadar kalau keadaannya sekarang sama seperti Xi Jin Feng. Tapi dia merasa sedikit terhibur, merpati pos itu sudah terbang menuju orang yang ingin ditujunya. Setelah dia menerima surat itu, dia akan membalaskan dendamnya dan dia pasti bisa menjaga keutuhan Qu Nuan Bang.... Tapi tinta itu. Dia menulis dengan tinta yang sudah ternoda racun. Dia menulis dengan tinta itu di atas kertas, dan kertas itu diikat di kaki merpati. Mana mungkin merpati itu akan tahan terhadap racun yang begitu kuat? Itu adalah pikiran terakhirnya. Pikiran itu membuat sedikit harapan yang ada akan sirna juga, malah mempercepat kematiannya. — Merpati pos itu, apakah selamanya tidak akan sampai di tangan orang itu?... --ooo0dw0ooo-- Benar. --ooo0dw0ooo-- Si baju putih Fang Zhen Mei memang selamanya tidak menerima surat itu, tapi surat itu diterima orang lain. Merpati putih itu terbang tidak sampai setengah kilometer, racun sudah menyebar masuk ke jantung melalui kakinya. Merpati itu terjatuh. Terjatuh di tangan seseorang. Orang itu tidak lain adalah Shen Tai Gong. Kecuali umur Shen Tai Gong yang sudah tua, ternama, bersifat galak, hobinya adalah membuat orang marah, tapi senang membantu orang yang tertindas. Hobi lainnya adalah dia senang memancing dan menangkap burung. Dia memancing ikan tidak menggunakan kail, dia memacing ikan lalu melepaskan ikan itu. Ikan adalah temannya, ikan-ikan itu pernah membantunya mengalahkan pesilat tangguh Shi Jing Tang di dalam air sungai Huai He. Dia menangkap ikan hanya sekedar bermain-main, diapun tidak akan tega melukai seekor burung. Pada saat dia menatap langit, dia melihat ada seekor burung terbang ,dengan cara tidak normal, karena itu dia segera mengejar burung itu hingga setengah kilometer jauhnya. Akhirnya dia menyambut burung yang terjatuh dari langit dan melihat ada surat itu. Tapi dia tidak tahu surat itu ditujukan untuk siapa. Dan diapun terkena racun itu. Racun itu sangat dahsyat dan menyebar dengan cepat. Tapi bila berniat ingin meracuni Shen Tai Gong bukan hal yang mudah. Karena di sisinya ada seseorang. Pendekar Wo Shi Shui. --ooo0dw0ooo-- Selama hidupnya Wo Shi Shui sudah sering terkena racun. Ada orang yang mengatakan, "Dalam hidupnya, saat dia terkena racun lebih sering dibandingkan pada saat dia bersin." jadi dia adalah ahli penawar racun. Menurut orang-orang, jika seseorang sering sakit, lama kelamaan dia bisa mengobati dirinya. Walaupun Wo Shi Shui tidak bisa mengobati dirinya sendiri tapi dia bisa mengobati orang lain. Apalagi racun yang ada di dalam tinta itu. Setelah terbang jauh, khasiat racun itu sudah berkurang banyak. Wo Shi Shui berhasil menawarkan racun Shen Tai Gong. Walaupun tidak ada hubungan dengan 4 huruf balaskan dendamku. Shen Tai Gong tetap harus membalas dendam demi dirinya. Apalagi masih ada Wo Shi Shui. Dia takut dunia menjadi kacau. Jika dunia kacau, mana bisa dia menegakan keadilan dan kebenaran. Itulah Wo Shi Shui. Bila mereka berdua sudah turun tangan, danau yang tenang seperti kaca juga akan berubah menjadi laut yang bergelombang besar. --ooo0dw0ooo-- Waktu itu adalah hari menjelang ulang tahun ke-50 dari ketua Qu Nuan Bang, Long Hui Ji, tepatnya masih tersisa 3 hari lagi. --ooo0dw0ooo-- Waktu ini, Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui sedang mencari tahu asal usul racun itu. "Siapa yang berniat membunuhku?" tanya Shen Tai Gong sambil mengerutkan alisnya. "Di dalam burung itu sudah diberi racun, masih menyuruhku membalas dendam buat dia?" dia bertanya kepada Wo Shi Shui. Jawab Wo Shi Shui, "Kau bertanya kepadaku, lalu aku harus bertanya siapa?" Mata Shen Tai Gong menjadi bercahaya. Dia berkata, "Bukankah namamu Wo Shi Shui (siapa aku)?" Wo Shi Shui terpaku. Shen Tai Gong berkata, "Jika di dunia persilatan ingin mencari seseorang yang berilmu silat tinggi dan sering membantu orang berkelahi, juga sering dipukul oleh orang hingga seperti kura-kura, kemudian dia harus ditolong oleh Cai Shen Ye (Dewa uang,Julukan Fang Zhen Mei). Dan orang itu pasti adalah Wo Shi Shui." Sesudah mendengar kata-kata Shen Tai Gong, Wo Shi Shui merasa tidak enak hati, terpaksa dia mengangguk. Shen Tai Gong tidak senang Fang Zhen Mei selalu memakai baju putih, karena itu dia selalu menyindir Fang Zhen Mei tidak punya baju untuk salin. Tentang Cai Shen Ye, julukan ini diberikan kepada Fang Zhen Mei karena setiap kali setelah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong makan atau menginap, dan tidak mempunyai uang untuk membayar, Fang Zhen Mei akan datang tepat waktunya lalu membayarkan tagihan mereka. — Di dalam hati Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, laki-laki yang selalu ada sewaktu mereka berada dalam kesulitan, dia adalah Fang Zhen Mei, yang selalu datang menolong. Jika mereka berganti posisi dengan Fang Zhen Mei, merekapun akan berbuat seperti itu. "Ingin mencari seseorang yang ganteng dan luwes, ilmu silatnya tinggi, hati baik, dan lucu. Orang adalah aku, Shen Tai Gong." Kata Wo Shi Shui, "Karena itu jika ingin mencari orang yang menaruh racun itu, asalkan mencari orang-orang hebat yang biasa memakai racun, itu sudah cukup." Shen Tai Gong memelototi Wo Shi Shui dan bertanya, "Menurutmu sekarang kita berda di mana?" "Yun Nan." Shen Tai Gong mengangguk, "Di Yun Nan, pesilat-pesilat mana saja yang sering menggunakan racun?..." Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab, "Jangan tanya lagi. Di Yun Nan, semua pesilat-pesilat lihai pasti memakai racun." Shen Tai Gong menghentakkan kaki dan berkata, "Semua orang bisa menggunakan racun, tapi yang bisa membuat Shen Tai Gong terkena racun, pasti dia adalah orang yang sangat paham tentang racun. Menurutmu siapa...." Wo Shi Shui berkata, "Ada. San Chong Yuan Shi, Yi Tiao Long. San Si Yun Gui Qu Nuan Bang." (Tiga ekor ulat, Seekor naga, tiga marga dari Qu Nuan Bang). Shen Tai Gong terdiam, kemudian dia berkata, "14 huruf itu, apakah maksudnya dari 4 perkumpulan?" Jawab Wo Shi Shui, "San Chong adalah 3 perkumpulan yang menggunakan racun serangga yang kuat. San Si adalah Si Kong Yui, Si Kou Xiao Dou, dan Si Wu Qiu. ketiga orang ini masing-masing memimpin 3 perkumpulan rahasia." Shen Tai Gong ikut bicara, "Masih ada Yi Tiao Long dan Qu Nuan Bang. Apakah yang dimaksud adalah Long Hui Ji. Pendekar Long dan teman-temannya." Wo Shi Shui berkata lagi, "Menghadapi keempat perkumpulan ini, kita tidak akan bisa menang dari mereka walau setengah juru spun." Mereka terdiam sebentar. Shen Tai Gong dengan suara kecil bertanya, "Kita berkelana di dunia persilatan, tujuan kita apa?" Wo Shi Shui menjawab dengan mantap, "Jika ini menyangkut membela kebenaran, gunung pisau dan lautan apipun akan kita tempuh." Setelah itu mereka saling menepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak. Shen Tai Gong bertanya, "San Chong San Si dan Yi Tiao Long, kita cari siapa dulu?" Alis tebal Wo Shi Shui terangkat dan menjawab, "Yi Tiao Long Long Hui Ji." --ooo0dw0ooo-- "Long Hui Ji?" "Karena Long Hui Ji adalah kepala dari banyak jago di Yun Nan. Karena ada dia maka 3 pesilat Yun Nan yang selalu menggunakan racun, menjadi tunduk dan tidak berani melukai rakyat kecil. Dia paling tidak mungkin menggunakan racun, maka kita harus mencaritahu siapa yang memberi racun itu dari mulutnya." --ooo0dw0ooo-- Menjelang 2 hari sebelum ulang tahun ke-50, Long Hui Ji berdiri di depan pintu, melihat 36 mayat yang digotong masuk. Di antara mayat-mayat itu terlihat salah satu dari 4 ketua cabang markas Tian Cong. Dia adalah ketua cabang kedua yang mati tanpa sebab. Semenjak dia menjadi ketua selama 28 tahun ini, ketua cabang yang mati sudah kedua kalinya. Selama 28 tahun ini, Ou Nuan Bang yang dipimpinnya selalu menjaga persahabatan dan keadilan, jadi siapa yang telah berani mencabut kumis harimau? Walaupun dalam pertarungan ketika menaklukan San Si San Dong, dengan tetap menegakan keadilan dan tidak meneteskan setetes darahpun, diapun tidak sampai mengorbankan banyak orang. Sekarang 2 ketua cabang di antara 4 ketua, Tang Shi Wu dan Kan Tian Cong mati tanpa sebab. Sedangkan korban yang jatuh dalam bulan ini sudah mencapai seratus orang. Sepertinya di antara 35 mayat itu, 5-6 orang terkena mayat saudara seperguruan. Mereka terkena racun baru mati. Tapi mereka terkena racun apa? Long Hui Ji sendiri tidak tahu. Hanya saja hal ini telah membuat tangannya berkeringat. Kepandaian lawan menguasai racun setara dengannya. — Siapakah orang itu sebenarnya? Dia melihat tiang penyangga rumah yang ada di depan. Kayu itu disusun dan dipaku hingga ke atas, membuat atap terlihat gelap. Rumah ini sudah lama dibangun. Sudah lewat beberapa tahun, jika tidak diperbaiki lama-kelamaan rumah ini akan runtuh. Apakah perkumpulannya juga akan berakhir seperti itu? Long Hui Ji terus berpikir. Kemudian dia mendengar di belakangnya ada suara langkah orang berjalan, dia tidak perlu membalikkan kepala lagi, dia sudah tahu siapa yang datang. Liu Qing Ying adalah istri keduanya. Dia sangat mengerti bagaimana sifat Long Hui Ji. Bila Long Hui Ji sedang memikirkan sesuatu, dia tidak ingin diganggu. Karena itu dia menarik nafas dan berkata, "Ying Er." Dengan mata besar dan bola mata sangat bening, Liu Qing Ying menatap wajah Long Hui Ji. Suaminya yang begitu gagah, kedua tulang pipinya sangat tinggi, hidungnya mancung, terpasang di wajah yang berwarna coklat. Liu Qing Ying menarik nafas. Dia sudah melihat 36 mayat yang dibungkus dengan kertas minyak. "Semua ini... ketua dia..." Long Hui Ji mengangguk. Tangannya diletakkan di pundak istrinya. Dia sedang hamil 8 bulan, jangan sampai kabar ini membuatnya terkejut. Long Hui Ji melihat tubuh Liu Qing Ying yang sedikit berisi. Wajahnya bundar terlihat lembut dan penurut. Wajah ini penuh dengan perasaan dalam tapi matanya memancarkan kepintaran. Kepintaran istrinya ini selalu menenangkan dirinya, membuatnya merasa hangat, 'membuatnya tenang, membuatnya sayang kepada istrinya...juga membuatnya berpikir pada orang masa lalu...tidak, dia tidak ingin mengingat orang itu lagi. Karena itu dengan lembut dia berkata, "Ying Er, istirahatlah! Untuk apa kau keluar dari kamar?" Wajah Liu Qing Ying yang pucat terlihat ada bayangan ketakutan. Dia berkata, "Xiu, Ye, kedua ketua cabang ini ingin bertemu denganmu." Segera Long Hui Ji memberitahu kepada anak buah, "Suruh masuk dua ketua cabang." Dia merasakan ketakutan istrinya. Long Hui Ji memegang tangannya. Dengan lembut bertanya, "Ada apa denganmu?" Karena Long Hui Ji bertanya, tadinya Liu Qing Ying ingin menutupinya sekarang dia malah menangis. Long Hui Ji dengan cemas bertanya, "Ada apa?" "...suara." Suara Liu Qing Ying seperti merintih juga seperti menangis. "Suara? Suara apa?" "...aku belum pernah mendengar suara itu...." Dia hanya berkata setengah kalimat. Liu Qing Ying seperti takut mengingat kembali. Dia segera terdiam. "Suara apa? Kapan kau mendengarnya? Di mana kau mendengarnya?" Walaupun Long Hui Ji merasa istrinya mungkin hanya sedang merasa tidak tenang dan selalu terbayang-bayang pada hal itu, mungkin juga karena ini adalah penyakit orang hamil, atau mungkin juga karena selama beberapa hari ini banyak gosip yang beredar. Tapi dia tetap ingin bertanya sesuatunya dengan jelas. Tubuh Liu Qing Ying tampak gemetaran, tapi dia berusaha menekan ketakutan dan kesedihannya. Apalagi pengertian dan penjelasan dari suaminya bisa diandalkan. Semua ini membuat tubuhnya bertambah lemah. "...banyak, banyak suara. Awalnya datang dari atas atap. Ada suara yang berkata, 'pada saat kau melahirkan anak, itupun saat kau akan mati...' Dia masih bicara, 'bayi yang sudah mati akan menggigitmu sampai mati...' masih banyak kata-kata yang menakutkan...." Kedua alis Long Hui Ji terangkat, "Dari atas atap?" Liu Qing Ying menangis, "...terakhir, terakhir perutku yang bicara...banyak kata-kata menyeramkan. Kau tidak tahu kejadiannya malam-malam, pada saat kau tidak bersama denganku, tapi aku sudah melihatnya...." "Melihat apa?" Long Hui Ji melihat sorot mata istrinya yang ketakutan. Dia merasa hatinya sakit. "Anak...." Pikiran Liu Qing Ying sepertinya sangat kacau. "Anak?" "...aku melihat anak kita yang belum lahir.. .anak itu...." "Ada apa dengan anak itu?" "Anak itu...dia...dia...dia...." Liu Qing Ying sudah menangis. Dia merasa sangat sedih dan berkata lagi, "...dia...tubuhnya sangat kecil...dia sangat muda, seperti layaknya semua anak...tapi, kepala... wajahnya... tua. Semua berkeriput. Masih ada gigi panjang. Dia tertawa sinis. Dia ingin menggigitku...." Long Hui Ji memeluk istrinya dan membentak, "Siapa?" Segera dia merasa dia terlalu tegang. Dia menenangkan dirinya. Dengan tertawa yang dipaksakan dia berkata, "Kalian." --ooo0dw0ooo-- BAB 2 Guna-guna (Gu) Dua orang itu setengah berlutut, dan bersama-sama berteriak, "Ketua cabang Xiu Zi Fu dan Ye Pian Zhou memberi hormat kepada Ketua!" Long Hui Ji melihat mayat-mayat itu, dia memberi tanda supaya kedua orang itu segera bangun dan berkata, "Apakah kalian sudah tahu apa yang telah terjadi sebenarnya?" "Ya, kami sudah tahu." Salah satu dari mereka yang masih muda, tampan, dan luwes maju selangkah dan berkata, "Lapor Ketua. Kabar di luar mengatakan...." Dua alis Long Hui Ji diangkat, "berkata apa di luar?" Pemuda tampan itu melihat Liu Qing Ying dan berkata, "Karena di daerah sini terus terjadi hal aneh, benar-benar membuat hati setiap orang bergejolak. Di kota A Gou, dalam satu malam mayat yang berada di dalam peti mati hilang semua. Keesokan harinya di dekat tembok kota banyak ditemukan mayat-mayat yang telah hilang dari kuburan itu. Mayat-mayat ini tergantung di bawah sinar matahari yang terik. Prajurit-prajurit yang menjaga kota, tenggorokan berlubang dan darah mereka tersedot hingga habis dan mati.... Dan di daerah sini di 36 kota, di jalanan dipenuhi dengan boneka kain yang dipenuhi dengan darah orang. Boneka- boneka kain itu tertempel tanggal lahir. Wajah boneka kain itu terdapat pancaindra, masih ada...." Long Hui Ji tersenyum, "Masih ada apa? Masih ada boneka yang mirip seperti diriku?" Sesudah mendengar kata-kata suaminya, Liu Qing Ying dengan erat memegang pundak Long HuiJi. Pemuda itu menundukkan wajahnya dan menjawab, "Benar!" Laki-laki setengah baya yang sangat berwibawa itu menyambung, "Kecuali yang dikatakan Ketua Xiu tadi, kami murid- murid dari cabang ke-4 sering diserang secara sembunyi.. . rakyatpun ..terus, .menyalahkan dan mengomel kepada kami, karena sapi dan babi peliharaan mereka, hingga perawan-perawan yang di desa mereka ikut menghilang. Selain itu masih sering terjadi hal-hal aneh yang belum pernah terjadi sejak dulu...Seperti Pak Li yang tua, baik, jujur tiba-tiba saja dia menjadi gila. Dia memperkosa anak perempuan angkatnya dan membunuh istri yang mencoba melarangnya melakukan perbuatan bejat...." Pemuda itu berkata lagi, "Ada guru miskin di Nan Shan yang bernama Tuan Muda Da. Dia seperti kerasukan sesuatu. Dia membunuh ibu kandungnya kemudian memotong-motong tubuh ibunya lalu dimasak di dalam panci dan dimakan. Dia masih mengundang para tetangga untuk datang dan menikmati masakannya. Begitu makan setengah hidangan, para tamu memuji masakannya enak dan bertanya, daging apa yang dimasak olehnya. Tuan Muda Da dengan jujur menjawab bahwa itu adalah daging ibunya. Para tetangga langsung muntah-muntah... Ketua, hal-hal tidak perikemanusiaan seperti ini dulu tidak pernah terjadi...." Liu Qing Ying yang mendengar cerita seperti itu, membuatnya ingin muntah. Long Hui Ji memberi tanda supaya pelayan membawanya kembali ke kamar untuk beristirahat dan juga menghiburnya. "Ying Er, kembalilah ke kamarmu dan beristirahatlah. Jangan berpikir macam-macam. Jika pekerjaanku sudah selesai, aku pasti akan ke kamar menemanimu Begitu Liu Qing Ying pergi, alis Long Hui Ji terangkat lagi dan bertanya kepada laki-laki setengah baya, "Apakah kedua orang yang berperilaku tidak normal itu sudah dihukum?" Tie Mian Shen Ying (Elang sakti berwajah besi), Ye Pian Zhou menjawab, "Sudah. Qu Nuan Bang selalu menegakan keadilan. Tidak disangka selama beberapa hari ini telah terjadi begitu banyak masalah." Long Hui Ji berpikir sebentar kemudian berkata, "Penyebab kematian dari mayat-mayat itu apakah Ketua Xiu sudah memeriksanya?" Jiu Ming Shu Sheng (Pelajar sembilan nyawa) menjawab, "Sudah kuperiksa." Long Hui Ji segera bertanya, "Racun apa yang di gunakan?" Xiu Zi Fu berpikir sebentar lalu menjawab, "Racun...." Long Hui Ji melihatnya sedikit ragu untuk menjawab. Segera dia berkata, "Jujur saja, katakan kepadaku!" Xiu Zi Fu menjawab, "Mereka mati bukan karena keracunan." "Mereka mati karena apa?" tanya Long Hui Ji. Xiu Zi Fu terlihat sedikit ragu baru menjawab, "Aku sudah memeriksa mayat-mayat itu.. .kalau terkena racun pasti ada penyebabnya. Mungkin itu berupa setetes air, sebuk, asap, senjata rahasia, atau ilmu silat yang tertinggal, tapi semua tanda-tanda beracun itu tidak kita dapatkan jejaknya. Semua orang mati itu semua benda milik mereka sudah terkena racun keras.... Orang yang pernah menggotong mayat dan pernah tersentuh mayat itu, tubuh mereka akan meledak hingga mati.... Tapi bila setelah satu hari, kita memegang dan menyentuh mayat itu kita tidak akan keracunan.... jadi jika itu adalah racun, mengapa bisa begitu cepat terjadi dan bisa begitu cepat menghilang?" Long Hui Ji melihatnya dan berkata, "Kalau bukan racun, apakah Ketua Tang Shi Wu dan Kan Tian Cong matinya karena terkena penyakit aneh ini?" Xiu Zi Fu mengerutkan alisnya dan berkata, "Mereka mati bukan karena sakit atau racun." "Lalu karena apa?" tanya Long Hui Ji. "Gu (guna-guna)," jawab Xiu Zi Fu. --ooo0dw0ooo-- Long Hui Ji terkejut dan berteriak, "Gu!" Lanjut Xiu Zi Fu lagi, "Gu lebih dalam efeknya dibandingkan dengan racun. Gu bisa membunuh orang tanpa meninggalkan bukti." Tiba-tiba Ye Pian Zhou berkata, "Gu bisa membunuh orang juga bisa mengusir setan atau bahkan memanggil setan, bisa membuat pikiran orang menjadi kacau bahkan bisa membuat orang yang sudah mati hidup kembali, serta banyak hal lain yang mengejutkan.... Di daerah Yun Nan, Gui Zhou, perkumpulan yang menggunakan ilmu guna-guna ini sangat banyak, tidak terhitung...." Xiu Zi Fu dengan suara kecil berkata, "Perkumpulan yang benar- benar menguasai ilmu ini hanya ada 3. Perkumpulan-perkumpulan kecil semua berada di bawah naungan 3 perkumpulan besar ini...." Tanya Long Hui Ji, "Maksudmu adalah...." "Ketiga perkumpulan itu memilih seorang ketua untuk menjadi kepala naga. Si Wu Qou dari Mao Shan Dong(goa Mao Shan). Si Gou Xiao Dao dari You Ling San Shi (30 hantu gentayangan), dan Si Kong Tui dari Ren Tou Fan (Panji kepala orang)." Dengan bengong Long Hui Ji berkata, "Tapi...bukankah mereka adalah teman kita sendiri!" Xiu Zi Fu berkata, "Ketua jangan menyalahkanku karena telah banyak bicara. Menurutku, San Si bisa tunduk kepada Ketua karena di antara mereka sendiri saling menyerang juga saling bersaing, hingga banyak yang terluka dan mati. Terpaksa mereka menurunkan panji untuk istirahat dan mengumpulkan tenaga. Tapi mereka bukan orang baik-baik juga bukan ikan yang berada di dalam kolam. Mereka sudah cukup beristirahat dan juga telah mengumpulkan kekuatan...." Tiba-tiba Long Hui Ji menanyakan sebuah kalimat, "Beberapa waktu ini telah terjadi peristiwa, seperti memaku boneka kain, darah yang mengalir, sesajen di jalanan. Semua ini adalah peristiwa yang tidak wajar. Apa pandangan rakyat kepadaku dan kepada Qu Nuan Bang?" "Ini...." Xiu Zi Fu tidak bisa menjawab. Ye Pian Zhou yang bicara, "Ketua telah bertanya, dan aku tidak berani berbohong. Sekarang anggota Qu Nuan Bang gelisah seperti anjing yang tidak memiliki majikan. Setiap kali orang-orang lewat selalu berkata bahwa Qu Nuan Bang tidak pernah mengumpulkan pahala maka Tuhan marah kepada Qu Nuan Bang. Karena itu banyak yang minta untuk mengganti posisi ketua." Long Hui Ji mengerutkan dahi dan berkata, 'Tidak mengumpulkan pahala? Aku marga Long memang sudah membunuh banyak orang, tapi aku tidak pernah salah membunuh orang...." Ye Pian Zhou berkata lagi, "Tapi Ketua Long dulu pernah bersalah kepada Putri Yin Huo...." Kata-katanya belum selesai, wajah Long Hui Ji sudah menjadi merah. Tiba-tiba kedua tangannya mencengkram kedua pundak Ye Pian Zhou. Kesepuluh jarinya sudah menancap ke dalam daging di pundak. Ye Pian Zhou merasa sakit, rasa sakit membuatnya berkeringat dan wajahnya terus bergerak- gerak, tapi dia sama sekali tidak takut dan berkata lagi, "Ketua, aku lebih memilih mati bertarung daripada harus berbohong kepada Ketua." Nadi di sebelah telinga Long Hui Ji terus meloncat dengan kencang. Tapi kesepuluh jari Long Hui Ji mulai melonggar. Setelah lama dia baru menepuk-nepuk pundak Ye Pian Zhou dan berkata, "Baiklah." Kedua mata Ye Pian Zhou sudah penuh dengan air mata dan dia berkata, "Aku tahu aku sudah bicara tidak sopan, harap Ketua memberikan hukuman...." Long Hui Ji melayangkan tangannya dan berkata, "Tidak apa- apa. Tapi putri...dia sudah meninggal... jangan bicarakan hal ini kepada nyonya kedua." Ye Pian Zhou mengangguk, kemudian dia menundukkan kepala. Laki-laki di dunia persilatan walaupun sampai meneteskan air mata, dia tidak ingin sampai dilihat orang. Suara Long Hui Ji sedikit serak dan berkata lagi, "Menurut kalian.. .orang-orang yang berniat mencabut dan mengganti posisi Qu Nuan Bang, kapan mereka akan memilih waktunya?" Ye Pian Zhou dan Xiu Zi Fu saling memandang. Sikap Long Hui Ji sedikit sedih dan berkata, "Aku sudah bicara seperti ini...kalian terus terang saja, tidak apa-apa." Akhirnya Xiu Zi Fu berkata, "Masih ada...masih ada 2 hari lagi. Hari itu adalah hari ulang tahun ke-50 Ketua...." Long Hui Ji mengangguk sambil melambaikan tangan, "Pergilah...kalian harus melakukan penjagaan dengan ketat. Mereka berani mencabut nyawa Tang Shi Wu dan Kan Tian Cong, aku takut kalau kalian...." Xiu Zi Fu dan Ye Pian Zhou memberi hormat, "Kami akan berhati- hati, harap Ketua bisa menjaga diri." "Baiklah, mengenai pesta ulang tahunku, masih akan berlangsung seperti rencana semula. Musuh ingin kita menjadi kalang kabut, kita sengaja tidak... aku ingin melihat ada berapa laki- laki sejati yang berani datang dan mengikuti pesta kematian...." "Ketua jangan bicara seperti itu. Walaupun yang datang adalah setan, kita pasti akan menyuruh setan itu di neraka berguling-guling hingga tidak bisa bangun," kata Xiu Zi Fu. Long Hui Ji menggelengkan kepala, "Bukan karena aku tidak mempercayai kekuatan dan kemampuan kalian, tapi musuh kita kali ini mempunyai suara begitu kuat. Sekarang Qu Nuan Bang bisa dikatakan dalam keadaan hidup dan mati. Kematian seseorang tidak perlu disesalkan. Hanya saja Qu Nuan Bang sudah tidak bisa lagi membela kebenaran dan menjaga keadilan serta bertanggung jawabkan kepada rakyat, sudah membuat guna-guna yang selama puluhan tahun tenggelan bangkit kembali. 3 marga Si saling membunuh, itu merupakan bahaya terbesar...." Dia berkata lagi, "Untuk pesta ulang tahun kali ini, walaupun tamu yang datang sedikit tapi tamu yang datang pasti bukan orang biasa. Jika salah satu tamu itu sudah datang, dia bisa membuat Qu Nuan Bang bangkit kembali. Ye Pian Zhou dan Xiu Zi Fu bersama-sama bertanya, "Siapakah dia? Apakah dia adalah...." Tadinya mereka ingin bicara, "Siapa yang mempunyai kemampuan begitu besar?" Tapi begitu mendengar nama orang itu, kata-kata yang ingin mereka ucapkan ditelan kembali. "Jiang Nan pendekar baju putih, Fang Zhen Mei." --ooo0dw0ooo-- Xiu Zi Fu dengan senang berkata, "Pendekar Baju Putih, Fang Zhen Mei, itu yang terbaik. Tapi entah kalau...." Long Hui Ji tersenyum dan berkata, "Aku dan pendekar terkenal Jiang Nan itu tidak saling kenai. Tapi Tang Shi Wu bersahabat karib dengannya. Ketua Tang pernah mengajaknya datang ke pesta ulang tahunku. Waktu itu belum terjadi peristiwa seperti sekarang. Ketua Tang juga masih hidup...." Long Hui Ji mengingat telah banyak jasa yang dilakukan oleh Tang Shi Wu untuk Qu Nuan Bang. Dia merasa sangat menyayangkan kematiannya yang tragis. Dia melihat 36 mayat yang bergelimpangan, yang terdepan adalah mayat Tang Shi Wu dan Kan Tian Cong. Pada saat melihat mayat itulah tiba-tiba kertas minyak pembungkus mayat tampak bergoyang. Long Hui Ji tidak percaya dengan penglihatannya. Tapi mayat Kan Tian Cong berdiri. Sorot matanya hijau dan bengkak seperti siap meledak. Kesepuluh jarinya menusuk ke leher Long Hui Ji dan perut Xiu Zi Fu! Perubahan terjadi begitu tiba-tiba. Long Hui Ji dengan cepat melenting ke belakang dan dia bisa menghindari tusukan jari itu. Dia menendang ke dada mayat itu. Tapi bersamaan waktu itu tangan kiri Kan Tian Cong sudah menusuk ke perut Xiu Zi Fu yang tidak ada persiapan sama sekali. Kan Tian Cong yang ditendang terbang melayang 'sejauh beberapa meter. Terdengar suara 'Gu Lu". Seperti seuntai mutiara yang terputus benangnya lalu jatuh berhamburan ke bawah. Xiu Zi Fu juga sudah terjatuh ke bawah. Ye Pian Zhou benar-benar marah. Dia mendekat, tapi Kan Tian Cong sudah mati, benar-benar sudah mati. Wajahnya hancur, dan mengeluarkan nanah kental. Benar-benar menakutkan. Xiu Zi Fu memegang perutnya dan terus berkeringat dingin. Dia berteriak, "...guna-guna... guna-guna...!" Long Hui Ji paling tahu, tendangannya tadi hanya membuat Kan Tian Cong terbang dan menjauh. Bukan karena tendangan maka Kan Tian Cong mati, tapi Kan Tian Cong benar-benar sudah meninggal. Ini merupakan tenaga gaib, membuat anak buahnya yang sudah mati menjadi pembunuh. Dan sebelum mati masih sempat membunuh orangnya sendiri. Kan Tian Cong dijuluki Jian Zhang Ren Shi (pedang telapak jari pisau), kedua telapak t angan dan kesepuluh jarinya sangat lihai. Jarinya lebih lancip dibandingkan pisau, lebih tajam dari pedang. Bisa membelah kayu tanpa menggunakan kapak. Jika sudah mengenai sasaran, apakah masih bisa tertolong? Memang tendengan Long Hui Ji sangat cepat, tapi Xiu Zi Fu sudah terkena setengah jurus jari Kan Tian Cong. Waktu itu Long Hui Ji sedang berpikir, tiba-tiba di belakang kamar terdengar teriakan. — Suara itu berasal dari pelayannya, Xiao Lou. Pelayan-pelayan di keluarga Long bukan sembarangan orang. Jika bukan karena merasa sangat terkejut mereka tidak akan berteriak seperti itu. Apalagi teriakan itu berasal dari pelayannya yang bernama Xiao Lou yang tadi mengantarkan Liu Qing Ying kembali ke kamarnya. Begitu mendengar suara teriakan itu, Long Hui Ji seperti seekor naga dengan cepat keluar. Begitu keluar, di tengah-tengah udara dia masih sempat berteriak kepada Ye Pian Zhou, "Lindungi Ketua Xiu!" --ooo0dw0ooo-- Teriakan itu baru habis, Long Hui Ji sudah berada di depan pelayan yang masih tampak terkejut itu. Dia mencengkram pelayan itu dan membentak, "Ada apa?" Dia melihat Liu Qing Ying tergeletak pingsan di bawah. Long Hui Ji segera memapah istrinya. Dia juga mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Liu Qing Ying. Wajah pucat Liu Qing Ying mulai timbul warna merah. Ketika pelayan itu melihat ketua telah datang. Dengan gagap dia berkata, "...tadi, ada seorang anak kecil. Anak itu berwajah orang tua. Kedua gigi taringnya panjang dan mencuat keluar. Dia berkata'kepada nyonya...." Karena takut pelayan ini tidak bisa bicara lagi. "Dia mengatakan apa?" "Dia mengatakan...kalau Ketua sudah membuat Putri Yin Huo dan anaknya mati...sekarang anak itu menjadi setan. Dia masuk ke dalam perut nyonya...dan reinkarnasi. Dia akan membunuh anak yang ada di dalam perut nyonya...setelah itu dia mendekati nyonya, dengan gigi taringnya yang panjang, dia menggigit... aku langsung berteriak...." Sorot mata Long Hui Ji seperti kilat, dia melihat ke sekeliling dan bertanya, "Mana siluman itu?" "...begitu aku berteriak, dia...dia langsung menghilang." Urat nadi di kepala Long Hui Ji bermunculan dengan jelas. Otaknya sudah memikirkan sesuatu. Hal ini membuatnya sakit hati juga menyesal. Liu Qing Ying yang berada dalam pelukannya tiba- tiba bergerak-gerak. Dengan cepat Long Hui Ji bertanya, "Ying Er, bagaimana keadaanmu sekarang?" Kedua mata Liu Qing Ying tampak buyar dan tidak bersemangat. Dia bicara sepatah-patah kata, "...kita...kita jangan menginginkan anak yang ada di perutku ini, bagaimana?" Setelah itu tangannya yang lemah memegang tangan Long Hui Ji. Long Hui Ji merasa tangan Liu Qing Ying seakan memegang hatinya, seperti jantung yang meneteskan darah. Long Hui Ji sudah berusia 50 tahun, tidak memiliki putra juga putri. Baginya menghadapi usia senja seperti sekarang, anak yang ada di dalam perut nyonya keduanya mungkin adalah satu-satunya keturunan yang ada. Sekarang tinggal 2 hari lagi, dan hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-50. --ooo0dw0ooo-- Memasuki musim semi, tapi udara masih terasa dingin. Sinar matahari terbenam menyinari sungai, membuat sungai yang sedang mengalir tampak begitu tenang. Seperti sebuah lukisan yang indah. Di dalam lukisan itu tampak banyak orang yang lewat. Ternyata air sungai masih membeku dan belum saatnya mencair. Di atas permukaan air ada es tipis tapi kebanyakan es itu sudah mencair, karena itu es tipis itu terapung di atas air. Karena terkena pantulan sinar matahari, air tersebut mengeluarkan cahaya indah. Cahaya pantulan air ini yang berwarna emas memancarkan ketenangan. Burung terbang tapi dengan cepat masuk lagi ke dalam semak-semak yang berada di sisi air. Perahu untuk menyebrangi sungai berada di seberang. Orang yang akan menyebrang sedang menunggu di sisi sungai. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saat itu berada di sisi sungai. --ooo0dw0ooo-- Wo Shi Shui dengan serius melihat matahari yang akan terbenam juga melihat air yang sedang mengalir. Tubuhnya yang tinggi dan kekar, tiba-tiba bertambah sedih. Pasti bila pahlawan atau laki-laki sejati berkelahi, bertarung, bermain kecapi, menyanyi, mabuk, karena persoalan kecil yang dianggap orang lain sepele terus berkelahi. Demi kebenaran tidak takut kepala akan terputus dan menumpahkan darah. Semua ini mereka anggap sangat biasa. Tapi kadang-kadang pada saat melewati rumah-rumah, mendengar perempuan bermain kecapi dengan sedih, itu akan membuatnya merasa sedih. Atau berdiri di sisi sungai pada musim semi yang masih terasa dingin. Mereka para pahlawan gagah berani itupun akan memikirkan banyak hal tentang masa lalu. Wo Shi Shui berpikir, "Sungai begitu indah mengapa di sisiku tidak ada perempuan cantik di mana aku bisa bersama dengannya menikmati pemandangan indah ini, yang ada. malah si tua bangka Shen Tai Gong." Dia melihat Shen Tai Gong. Shen Tai Gong masih tetap bermata sipit, hidungnya pesek, di atas mulut masih menempel kumis putih, meloncat ke sini ke sana seperti seorang anak kecil. Wo Shi Shui benar-benar tidak mengerti. — Mengapa si tua bangka ini sejak pagi bicara terus. Sampai sore seperti saat inipun masih terus bicara sendiri. Shen Tai Gong masih berbicara. "Aneh, mengapa sepanjang jalan banyak boneka kain yang dipaku oleh jarum. Orang yang dipaku...? Beberapa hari inipun bukan hari Yu Lan (hari Yu Lan jatuh pada tanggal 15 bulan 7 pada kalender Tiongkok. Katanya dalam beberapa hari itu semua roh orang yang sudah meninggal akan keluar maka orang-orang Tionghoa yang beragama Budha selalu bersembahyang). Mengapa kota-kota yang kita lewati atau di jalan selalu banyak orang yang membakar, .uang. .uangan. .untuk, .sembahyang? ...mengapa...." Dia melihat di sisi sungai sana ada 2 orang yang sedang memasang lilin dan dupa untuk bersembahyang. Mulut mereka komat kamit membaca doa. Nenek tua itu dengan pedang yang terbuat dari kayu memukul baju-baju yang terbuat dari kertas (baju kertas untuk sembahyang). "...Nan Mo A Mi Ta Ba, Nan Mo Guan Yin, usir siluman-siluman dan basmi siluman-siluman...." Shen Tai Gong mendekatinya dan bertanya, "Paman dan Bibi, mengapa di daerah sini selalu ada saja orang sedang bersembahyang. Memangnya ini hari apa?..." Kakek dan nenek yang sedang bersembahyang itu melihat ada yang mengganggu upacara sembahyang mereka, maka merekapun marah. Tapi begitu mendengar logat bicara mereka terasa dari luar daerah, mereka membalikkan kepala untuk melihat. Ternyata yang bertanya adalah seorang pak tua berambut putih. Dengan hormat dia memanggil paman dan bibi kepada mereka. Maka kemarahan merekapun agak mereda. Ternyata orang-orang desa sana senang dipanggil Lao Da, bila dianggil Lao, berarti adalah menambah usia untuk orang yang dipanggil. Yang pasti mereka tidak tahu kalau Shen Tai Gong selalu menganggap dia masih muda. Segera nenek itu menjawab, "Kau pasti orang dari luar daerah, sekarang di sini banyak setan...." Setelah itu dia memberi tanda dan dengan suara kecil berkata lagi, "Selama puluhan tahun di daerah sisi sungai ini tidak pernah ada babi yang terendam hingga mati. Tapi sebulan ini, orang yang naik perahu untuk menyeberang sungai sudah 2 kali terguling dan sudah memakan korban 7-8 orang...." Sekarang Shen Tai Gong baru mengerti. Nenek dan kakek ini adalah pemilik perahu untuk menyebrangkan orang. "Mengapa bisa terjadi seperti itu?" tanya Shen Tai Gong Nyonya bos perahu itu tanpak marah, "...karena dulu Tuan Besar Long, telah membuat suatu kesalahan. Dia berani meninggalkan istri tuanya sehingga membuat istri tuanya meninggal. Istri tua Tuan Besar Long adalah Putri Yin Huo...." "Siapakah Putri Yin Huo itu?" tanya Shen Tai Gong dengan aneh. Nenek itu merasa aneh. Shen Tai Gong tahu kalau nenek itu pasti sudah mengetahui kalau mereka orang dari luar daerah, maka diapun tidak banyak bicara lagi. Hanya meletakkan uang itu ke dalam tangan nenek dan berkata, "...uang ini adalah pemberianku kepada dewa." Nenek itu segera tertawa, "Jika untuk menyembahyangi dewa, tentu aku boleh mengambilnya. Nanti aku akan membelikan perlengkapan untuk bersembahyang dan aku akan berdoa untuk keselamatanmu. Aku lihat kau adalah orang jujur. Putri Yin Huo adalah putri tunggal You Ming Wang (raja setan orang mati)." "You Ming Wang?" Shen Tai Gong terpaku. Semua orang juga tahu kalau You Ming Wang dari daerah Yun Nan dan Gui Zhou, namanya Xue Meng Shan. Dia menguasai daerah Yun Nan dan Gui Zhou. Dia mempunyai kekuatan gaib. Ditengah malam pedang bisa terbang sendiri untuk memenggal kepala orang. Dia juga ahli racun dan ilmu guna-guna. Dia bisa mencelakai orang juga bisa menolong orang. Dia juga bisa membuat orang tunduk dan mengabdi kepadanya. Dulu San Si adalah anak buah You Ming Wang. Si Wu Qou, Si Kong Tui, dan Si Kou Xiao Dou, 3 orang itu adalah ketua cabang. Sampai You Ming Wang mati, demi merebut kekuasaannya, mereka saling membunuh dengan segala cara. Ini adalah awal dari 3 perkumpulan dibangun Mao Shan Dong, Ren Tou Fan, You Ling San Shi. Nenek itu sepertinya menyalahkan Shen Tai Gong karena tidak tahu apa-apa. "Benar, semenjak You Ming Wang meninggal, dan Putri Yin Hiio adalah putri satu-satunya. Sebenarnya You Ming Wang membangun Qu Nuan Bang untuk keturunan putrinya dan Tuan Besar Long, waktu itu dia sudah menjadi orang terkenal. Dia menikahi Putri Yin Huo.... Waktu itu nama tuan besar sangat terkenal, tidak disangka laki-laki itupun mempunyai sifat buruk. Dia menceraikan istri tuanya. Sekarang karma sudah membalas kepadanya...." Nenek itu seperti tersadar kalau nada bicaranya sedikit menyudutkan Long Hui Ji. Segera dia berkata lagi, "Aku...aku hanya tahu sampai di situ. Tapi...Tuan Besar Long sebenarnya sudah memberi kebahagiaan untuk rakyat di sini. Tapi semenjak Putri Yin Huo pergi, nama baik Tuan Long jatuh. Apalagi sekarang terus terjadi kejadian yang begitu rumit. Semua orang melihat banyak tanggal lahir dan gambar Tuan Long dipaku di pohon. Katanya semua ini adalah pekerjaan Putri Yin Huo...Jika bukan karena biksu- biksu di Ling Yin Si kesana kemari membantu sembahyang dan membaca ayat-ayat kitab suci, pasti masih akan memakan banyak korban!" Setelah itu kedua tangan dikatupkan menjadi satu dan mulai membaca A Mi Ta Ba ke belakang Shen Tai Gong. Shen Tai Gong dengan cepat membalikkan badan untuk melihat, ternyata di belakangnya ada 4 orang biksuni. Kedua tangan mereka dikatupkan menjadi satu. Dengan aneh Shen Tai Gong berkata, "Ling Yin Si?" "Benar!" kata nenek itu, "mereka adalah 10 dewi hidup, selalu sibuk membantu orang desa mengusir setan." Ini adalah daerah perbatasan. Shen Tai Gong tidak mengenal orang-orang dunia persilatan di sini. Dia juga tidak begitu kenal dengan nama Ling Yin Si. Tapi dia pernah mendengar nama Ling Yin Si. Dia mempunyai perkiraan sendiri, semua ini pasti ada hubungannya dengan perkumpulan yang dipimpin oleh Si Kou Xiao Dou. Terdengar nenek tua itu berkata lagi, "...semua tempat yang sudah disembahyangi oleh beberapa Budha hidup ini tidak akan diganggu oleh setan lagi. Karena mereka adalah dewi yang turun dari langit atau Guan Yin yang sudah turun ke dunia ini...." Shen Tai Gong mengangguk. Dia ingin melihat jelas para biksuni yang akan menyebrangi sungai. Tapi hanya dalam waktu singkat keempat biksuni itu sudah menghilang, hanya meninggalkan air yang bergelombang memantulkan cahaya emas. Perahu sudah mendekati darat. Waktu itulah mata Shen Tai Gong menjadi bercahaya. «Jembatan kayu untuk menyebrang, ternyata sudah banyak orang menunggu di sana. Di antara kerumunan orang itu karena mereka sudah mendengar kata-kata si nenek, merekapun ikut mengobrol. Kebanyakan mereka menyalahkan Long Hui Ji karena sudah membuat Tuhan marah. Tapi di antara kerumunan orang itu, Shen Tai Gong melihat ada seseorang. Seorang gadis kecil. Gadis kecil itu tertawa kepadanya dengan paras lugu. Waktu itu di mata Shen Tai Gong sudah tidak ada es yang terapung. Perahu, matahari terbenam, di otaknyapun tidak ada Putri Yin Huo, You Ling San Shi, You Ming Wang, yang ada hanya tawa itu. Tawa itu benar-benar indah. --ooo0dw0ooo-- BAB 3 Gadis di pingir sungai Gadis ini berumur sekitar 13-14 tahun. Dia sangat cantik. Jika tertawa dua gigi depan terlihat sangat putih, pada saat dia melihat Shen Tai Gong dia membalikkan tubuh, dia melihat Shen Tai Gong t sangat lucu karena itu dia tertawa. Gadis itu masih kecil, kulitnya putih dan terlihat agak pemalu. Rambutnya sangat panjang, pertama kali Shen Tai Gong melihat gadis itu, dia merasa seperti sudah lama mengenal gadis ini. Gadis ini juga merasa kalau dia telah berbuat tidak pantas dengan terus melihatnya, tapi dia sangat menyukai kakek itu. Kumisnya yang putih seperti uang peraktapi dia belum pernah memegang uang perak, sekali-kalinya dia dan neneknya menjenguk kakek. Di sebuah lemari tinggi besar milik kakek ada uang perak yang disusun sejajar demi sejajar. Tapi uang itu bukan milik kakeknya. Kakeknya hanya juru tulis di bank, semenjak kakeknya meninggal, dia tidak pernah melihat uang itu lagi...sampai-sampai yang bentuknya logam juga jarang dilihat. Karena merasa dia telah berbuat kurang sopan, dengan malu- malu dia menundukkan kepalanya. Dia berharap kakek ini tidak marah kepadanya, karena dia merasa kakek itu begitu baik, maka dia baru berani tertawa. Tapi sorot mata kakek itu masih terus melihatnya. Dia jadi merasa sedikit takut. Nenek itu tahu gadisnya yang bersalah. Dia pura-pura marah dengan suara keras berkata kepada cucunya, "Kau sudah tidak sopan dengan selalu tertawa, kau sedang mentertawakan apa! Malu jika nanti dilihat orang-orang." Wajah gadis itu menjadi merah, dia tahu nenek itu tidak benar- benar marah kepadanya. Shen Tai Gong ingin kesana untuk memberitahu kepada nenek itu supaya jangan memarahi gadis kecil itu. Shen Tai Gong senang melihat gadis kecil itu tertawa. Walaupun matahari tidak bersinar, angin tidak berhembus, Shen Tai Gong berharap tetap bisa melihat tawa gadis itu. Karena hatinya sudah berkeinginan seperti itu, maka Shen Tai Gong benar-benar berjalan ke arah sana. Tiba-tiba ada sebuah tangan mendarat di atas pundaknya, hati Shen Tai Gong bergetar. Mengapa dia begitu ceroboh, jika musuh mengambil kesempatan ini untuk menyerangnya bagaimana jadinya? Dengan cepat dia memegang nadi tangan itu dan dengan cepat membalikkan tubuh. Tampak Wo Shi Shui seperti melihat kepalanya bertanduk dan terus melihatnya. Wo Shi Shui bertanya, "Apakah kau sedang demam tinggi?" Shen Tai Gong marahdan berkata dengan ketus, "Kau yang demam." Wo Shi Shui tetap tidak percaya bahwa tidak terjadi sesuatu pada Shen Tai Gong, dia berkata lagi, "Mengapa kau tidak jalan melalui darat malah berjalan ke dalam air?" Begitu melihat Shen Tai Gong baru sadar dia sudah masuk ke dalam air sampai kelututnya. Ternyata Shen Tai Gong ingin mendatangi tempat gadis itu. Dia berjalan lurus ke depan dan dia tidak tahu kalau semakin berjalan, air sungai itu semakin dalam. Karena itu "dia merasa malu dan berkata, "Aku... aku -melihat ada seekor ikan besar." Wo Shi Shui melotot padanya dan berkata, "Benarkah, apa seekor ikan duyung?" Shen Tai Gong mendengar lagi suara tawa gadis kecil itu. Perahu sudah mendekat dan sudah banyak yang naik untuk menyeberang. Para biksuni itu muncul lagi di antara kerumunan orang. Shen Tai Gong ingin ikut masuk ke dalam perahu itu tapi Wo Shi Shui menariknya dan bertanya, "Kau naik perahu itu mau ke mana?" Shen Tai Gong menggaruk-garuk kepala dan menjawab, "Aku ingin menyeberang ke sana!" Kali ini Wo Shi Shui benar-benar merasa kepala Shen Tai Gong sudah muncul dua tanduk. Dan hidungnya telah tumbuh sebuah pohon jambu batu. Wo Shi Shui bertanya, "Sejak kapan kau menjadi begitu taat kepada agama Budha?" "Kau mengatakan apa tadi?" Wo Shi Shui menggelengkan kepala dan menghela nafas berkata, "Orang-orang yang menyeberang kesana adalah mereka yang berniat untuk sembahyang Ji Sheng Niang Niang yang ada di Ling Yin Si. Untuk apa kau ke sana?" Waktu itu pendayung perahu dengan tongkat bambunya mulai mendayung menjauhi sisi sungai. Perahu berputar di atas di gelombang air kuning, berjalan di sungai yang dipenuhi dengan kabut dan menjauh dari sana. Terakhir hanya terlihat titik hitam. Shen Tai Gong sudah tidak bisa melihat siapa saja yang ada di sana. --ooo0dw0ooo-- Gadis itu bernama Xiao Xue, dari perahu dia ikut neneknya naik ke darat, semak-semak di darat sangat tinggi, hanya ada sebuah jalan menuju Ling Yin Si (kuil Ling Yin), berjalan ke sanapun harus melewati beratus-ratus tangga yang terbuat dari batu. Dia dan nenek juga dengan orang-orang yang taat pada agama sedang berjalan menuju kuil itu. Tangga yang begitu panjang seperti tidak ada habisnya, setiap tangga dipenuhi dengan lumut membentuk beraneka macam gambar. Xiao Xue memegang lumut-lumut itu dan lumut-lumut itu terasa lembek dan basah. Tapi neneknya sudah tidak kuat berjalan karena tangga masih begitu jauh dan tinggi. Bagi seorang nenek tua seperti dia, menaiki tangga seperti itu benar-benar melelahkan. Tapi nenek datang ke sini demi cucunya. Menurut semua orang jika sudah bersembahyang disini, orang itu bisa terhindar dari bencana. Apalagi kuil ini khusus untuk melindungi anak perempuan. Cucunya ini adalah satu-satunya yang dia khawatirkan selama ini. Umur seperti nenek jika terjadi sesuatu, cucunya tidak bisa mengandalkan siapa-siapa lagi. Cucunya melihat nenek yang berjalan begitu lambat kadang terburu-buru, diapun berhenti untuk memapah dan menunggu neneknya. Sepasang mata di bawah poni tampak berputar, mata liarnya seperti rumput liar yang tumbuh di sisi tangga. Melihat itu si nenek menarik nafas dan berkata, "Xiao Xue, jangan menunggu nenek, naiklah dulu ke kuil. Sembahyanglah dulu di sana, perjalanan menaiki kuil masih panjang, nenek harus beberapa kali beristirahat...." Xiao Xue merasa senang dia berkata, "Baiklah Nek. Aku akan sembahyang dulu meminta keselamatan untukku dan nenek. Meminta kepada dewa dewi, dan meminta agar nenek diberi umur panjang, tubuh yang kuat sehingga bisa bolak balik beberapa puluh kali ke kuil di atas sana...." Nenek tertawa dan berkata, "Bocah, untuk apa nenek bolak balik ke kuil ini...." Xiao Xue sudah berlari mengejar seekor kupu-kupu. Nenek berkata lagi, "Bocah ini benar-benar seperti sudah gila!" Setelah berjalan beberapa puluh langkah lagi, nenek itu merasa lelah. Dia segera duduk di sisi tangga dan ingin membuang dahak, tapi di sisi tangga yang dipenuhi air terlihat beberapa bayangan orang. Dia terkejut dan berbalik untuk melihat, ternyata mereka adalah 4 orang biksuni tadi. Nenek segera menyapa, "Oh, ternyata 4 orang Budha hidup...." Sikap keempat biksuni itu tampak datar. Yang satu berkata, "Aku lihat dia sangat cocok." Yang satu lagi berkata, "Kalau cocok, cepatlah bertindak!" Nenek tua itu kebingungan mendengar pembicaraan mereka. Salah satu biksuni itu bertanya, "Kecuali Anda, apakah gadis kecil itu masih mempunyai keluarga?" Nenek itu menggelengkan kepalanya. Salah satu biksuni itu tampak menggelengkan kepala. Apa maksudnya, nenek itupun tidak mengerti. Wajah biksuni yang pucat dan berbentuk seperti pernah diiris pisau itu merebut keranjang nenek dan dilemparkannya ke bawah tangga. Barang-barang yang ada di dalam keranjang seperti dupa, lilin, dan lainnya jatuh berhamburan. Rasa kaget membuat nenek ini hanya bisa bengong. Tapi biksuni itu sudah menendangnya hingga jatuh terguling ke bawah tangga, nenek itu terguling kira-kira ratusan tangga dari atas sampai ke bawah. Dahinya penuh dengan darah, mengalir ke wajahnya yang penuh dengan keriput, membentuk parit-parit kecil yang dipenuhi darah. Keempat biksuni itu saling memandang. Mereka sudah siap turun gangga tapi suara rintihan nenek membuat mereka berhenti bergerak. Terlihat wajah mereka penuh dengan kekejaman. Salah satu biksuni itu dengan cepat berlari ke bawah. Di tengah-tengah udara 3 kali turun dan naik, dia sudah berada di bawah tangga. Nenek tua itu membuka sedikit matanya. Karena matanya penuh dengan darah ditambah lagi sinar matahari terbenam yang menyinari wajahnya, membuatnya-tidak bisa melihat apa-apa, dia hanya bisa memanggil-manggil nama cucu kesayangannya. Biksuni itu tertawa dingin. Dia menginjak dada si nenek, dan nenek itu segera memuntahkan darah, nafasnyapun segera berhenti. --ooo0dw0ooo-- Xiao Xue masih asyik mengejar kupu-kupu. Tadinya dia merasa senang tapi tiba-tiba dia mengkhawatirkan keadaan neneknya. Dia merasa ada yang memanggil-manggil namanya. Karena itulah dia memutuskan tidak mengejar kupu-kupu lagi, dari balik semak- semak dia kembali menuju tangga yang tinggi menuju kuil. Dia menunggu sebentar, tapi neneknya belum juga sampai, dia tidak sabar lagi lalu turun untuk mencari neneknya. Tiba-tiba dia berhenti berjalan karena dia melihat benda-benda yang tumpah di tangga dan di sekeliling banyak orang yang berkerumun, dia masih melihat banyak darah dan juga keranjang yang dibawa neneknya tadi. Pikirannya terus berkata, "Bukan, bukan...itu pasti bukan nenek." Karena itu dia menerobos masuk ke kerumunan orang untuk melihat, ternyata benar neneknya yang terluka. Tapi hatinya masih tetap berkata, "Bukan, bukan...." Tapi kali ini dia mulai menangis dan memeluk neneknya. Orang yang datang bersembahyang segera mengeluarkan kata- kata mengasihani. "Kasihan, seorang nenek tua...." "Hhhh! Gadis kecil ini sekarang tinggal sendirian...." "Entah mengapa, sekarang ini selalu terjadi peristiwa seperti ini...." "Ini semua karena kesalahan Tuan Besar Long dulu...." "Sudahlah jangan banyak bicara lagi. Kita harus cepat-cepat ke kuil itu, meminta keselamatan untuk kita sendiri." "Apakah gadis kecil ini masih mempunyai keluarga? Kita harus membawanya pulang dan menyuruh keluarganya mengambil mayat nenek itu." Xiao Xue mendengar suara-suara disekelilingnya tapi hatinya terus berkata, "Bukan, tidak mungkin, nenek belum mati...." Tiba- tiba ada suara perempuan yang sangat tenang berkata kepadanya, "Tidak ada seorangpun yang kenal dengan gadis ini, diajuga tidak mempunyai keluarga lagi, semua urusan pemakaman akan diurus oleh kuil kami, gadis kecil ini akan kami urus...." Xiao Xue merasa aneh, "Mengapa dia tahu kalau aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi...." Dia merasa ada yang mengelus rambutnya, matanya sudah buram oleh air mata, dia berbalik untuk melihat, ternyata yang mengelus rambutnya adalah salah satu dari keempat biksuni yang berbaju abu, dengan penuh perhatian dia melihat gadis kecil itu. Semua orang yang datang bersembah yang berkata, "Ada Budha hidup di kuil yang akan mengurus gadis kecil ini. Itu paling bagus dan paling cocok...." "Tenang saja...dia benar-benar patut dikasihani." "Gadis kecil, jangan bersedih lagi." "Ling Yin Si berbuat amal lagi." Biksuni yang berwajah seperti pisau itu berkata, "A Mi Ta Ba. Ini harus, harus kita lakukan." Dia terus mengelus-elus rambut gadis kecil itu. Xiao Xue merasa dia tidak tahu masalahnya, tahu-tahu sekarang akan diberikan kepada beberapa orang yang masih asing baginya, hatinya merasa sedih. Dia menangis sejadi-jadinya, dia berharap neneknya bisa mendengar suara tangisannyaa dan bangun kembali. "Nenekku mati karena apa?" "Lumut di tangga ini terlalu banyak," kata biksuni itu sambil menarik nafas dan berkata lagi, "Nenekmu mati karenajatuh terpeleset." Hati Xiao Xue berpikir, "Lumut yang begitu lucu, mengapa bisa mencelakai nenek...." Tapi dia tidak berani bicara. Seorang biksuni menarik tangannya, dia berusaha membawa gadis kecil itu menjauhi mayat neneknya. "Mari adik kecil, aku akan membawamu ke kuil dan memandikanmu dan kau akan makan sayur Zhai (makanan kuil yang tidak mengandung daging). Kami akan menyuruh orang untuk memakamkan jenasah nenekmu dan kami juga akan membacakan doa untuknya." Tapi Xiao Xue masih menangis dan bertanya, "Mengapa nenekku bisa mati?" "Karena dia terjatuh, sehingga dia mati." "Mengapa nenek bisa terj atuh?" "Orang tua jika sudah terjatuh biasanya akan mati," wajah biksuni itu mulai terlihat tidak sabar. "Aku juga sudah tua, mengapa aku tidak jatuh dan mati?" Tiba-tiba biksuni itu membalikkan kepala. Dia melihat ada 2 orang yang berdiri di belakangnya. Yang satu sudah tua sedangkan yang lainnj'a masih muda. Yang tua masih terus tertawa, sedangkan yang muda wajahnya tampak cemberut. --ooo0dw0ooo-- Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui bisa menyebrangi sungai untuk datang ke Ling Yin Si karena Shen Tai Gong selalu teringat pada kuil itu. Maka dia bertanya kepada Wo Shi Shui, "Long Hui Ji dijuluki sebagai seekor naga, julukan ini diberikan oleh dunia persilatan. Aku kira kau pasti sudah mengetahuinya." "Yun Nan dan Gui Zhou selama sepuluh tahun ini dalam keadaan tenang semua ini karena jasanya." t' "Benar, sebelum dia berkuasa adalah You Ming Wang yang berkuasa duluan. Walaupun dia terkenal di dunia persilatan tapi dia sering memakai guna-guna, dia membunuh untuk menghentikan pembunuh, membuat dunia persilatan tidak tenang. Begitu dia meninggal, anak buahnya San Si saling berebut kekuasaan. Begitu Long Hui Ji muncul, karena dia selalu membela kebenaran dan keadilan, ilmu silatnya tinggi' maka dia bisa membuat pesilat- pesilat itu tunduk kepadanya. Dia juga berwibawa." "Memang Long Hui Ji telah berbuat banyak kebaikan, paling sedikit dia membuat orang-orang jahat di Yun Nan dan Gui Zhou selama sepuluh tahun ini tidak membunuh orang yang tidak bersalah, juga tidak berani secara terang-terangan membuat masalah, di bawah panji kebenaran Long Hui Ji juga telah membuat banyak orang dari jahat berubah menjadi baik. Pertanian dan ilmu ketabibanpun mengalami banyak kemajuan." "Bagaimanapun juga Long Hui Ji sangat berjasa." "Seharusnya memang seperti itu." "Kalau begitu burung merpati yang membawa kabar mengenai racun untuk membunuh orang, sebenarnya ingin kutanyakan kepada Yi Tiao Long. Tapi hal-hal yang terjadi di sepanjang jalan ini kelihatannya ada hubungannya dengan Long Hui Ji. Orang-orang memakinya juga membuat boneka kainnya dipaku, sepertinya mereka sudah melupakan semua kebaikannya yang dulu...." "Semua orang selalu menjadikan orang yang menang menjadi raja, yang kalah, menjadi penjahat dan selalu mengingat kejelekan dan melupakan kebaikan." "Sehari lagi adalah hari ulang tahun Pendekar Long. Kita harus ke sana untuk menanyakan secara jelas mengenai hal ini. Kurasa itu lebih baik...tapi sebelum bertemu Yi sudah diserang oleh senjata rahasia itu di empat titik jalan darah kakinya! Begitu Shen Tai Gong mendarat dengan kedua kakinya, dia sudah menendang 2 senjata rahasia itu. Punggungnya seperti mempunyai mata. Senjata rahasia itu ditendang entah melayang ke mana. Sewaktu kedua pundak biksuni ini mau bergerak, tiba-tiba dia merasa dua tangannya seperti dijepit dengan tang besi. Ketiga biksuni lainnya dengan cepat berpencar. Kedua biksuni itu sudah mencabut pedang mereka yang berkilauan. Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu melihat Wo Shi Shui yang kedua tangannya memcengkram pundak biksuni yang melepaskan senjata rahasia tadi. Dia membentak kepada Wo Shi Shui, "Di sini adalah kuil bersih dan penuh rahmat, apa yang ingin kau lakukan?" Wo Shi Shui balik bertanya dengan dingin, "Apakah betul di sini adalah tempat bersih?" "Benar-benar tidak tahu aturan!" "Berani bertindak kurang ajar kepada biksuni. Cepat laporkan kepada polisi!" Wo Shi Shui memiliki mulut tapi tidak bisa membantah, dengan marah dan melotot dia hanya bisa berdiri tegak. Shen Tai Gong tertawa dingin. Dia sudah terbang dan mendarat. Orang-orang melihat ilmu meringankan tubuhnya begifu tinggi. Mereka menjadi kaget ditambah lagi alis Wo Shi Shui yang tebal dan matanya sedang melotot, semua orang ketakutan. Melihat Wo Shi Shui seperti itu, kata-kata marah yang siap dilontarkan ditelan kembali. Shen Tai Gong tersenyum, dia membuka tangannya. 4 buah senjata rahasia berbentuk bunga tampak berada di telapaknya. Dia berkata, "Kalau kalian adalah biksuni yang jujur dan bersih, mengapa diam-diam menyerangku yang sudah tua dengan senjata ini?" Biksuni itu walaupun dicengkram keras oleh Wo Shi Shui tapi dia tidak tampak takut. Dengan tertawa dingin dia berkata, "Kapan aku menyerangmu dengan senjata rahasia jenis bunga...aku hanya seorang biksuni yang menangkap ayampun tidak mampu. Jangan sembarangan menuduh." Shen Tai Gong tertawa dingin, "Kau tidak mempunyai tenaga untuk menangkap ayam? Kalau kau bukan orang persilatan, mengapa kau bisa tahu bahwa senjata ini adalah senjata rahasia berbentuk bunga?" Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu berkata, "Apa anehnya senjata rahasia ini? Bisa tahu bentuknya tapi belum tentu dia yang menembakkan senjata itu!" Wo Shi Shui dengan marah bertanya, "Kau benar-benar tidak mau mengaku kalau kau yang menyerang temanku tadi?" Biksuni itu tertawa dingin, "Aku adalah murid Budha, apakah kau berani memeriksa tubuhku?" "Aku tidak berani," kata Wo Shi Shui. Kata-katanya baru selesai, kedua cakarnya berubah menjadi telapak. Wajah biksuni itu berubah. Tubuhnya seperti terkena sambaran kilat dan terus bergetar. Terdengar ada suara benda yang terjatuh. Ternyata yang jatuh adalah senjata rahasia bentuk bunga, keluar dari lengan bajunya. Ternyata Wo Shi Shui dengan tenaga dalam memaksa biksuni itu mengeluarkan senjata rahasia yang masih tersembunyi di dalam lengan bajunya. Shen Tai Gong mengambil dua senjata rahasia jenis bunga yang terjatuh itu dan mencocokkan dengan senjata tadi. Dengan tertawa Shen Tai Gong berkata, "Apakah kalian masih tidak mau mengaku?" Orang-orang yang berada di sana melihat ada bukti jelas, mereka diam dan tidak berani membela para biksuni lagi. Biksuni yang wajah seperti digores pisau itu berkata, "Dia masih kecil, dia hanya bercanda denganmu, hanya itu yang dia lakukan!" Shen Tai Gong tertawa dan berkata, "Kalau aku terlempar hingga mati itu sudah bukan seperti bercanda lagi." Dia menunjuk nenek yang sudah mati itu dan bertanya, "Mengapa kalian harus membunuh dia?" Biksuni yang wajahnya seperti digores pisau itu menjawab, "Kami adalah murid Budha, mana mungkin kami membunuh?" Shen Tai Gong berkata, "Dia mati bukan karena terjatuh. Keranjang yang berisi perlengkapan sembahyang isinya berhamburan di tangga tapi dia terjatuh ke bawah tangga. Kalau bukan ada seseorang yang dengan paksa memisahkan keranjangnya kemudian mendorongnya ke bawah, keadaannya tidak akan seperti ini." Dengan cepat Shen Tai Gong mengangkat kaki biksuni yang wajahnya seperti digores pisau. Di bawah sepatu kainnya ada bekas darah. "Kau takut dia tidak mati, lalu kau injak dia sekali lagi!" Biksuni itu marah, dia mengangkat kakinya dan siap menendang. Dengan ringan Shen Tai Gong bersalto ke belakang untuk menghindar dan berteriak, "Aduh! Takut, aku takut biksuni marah. Biksu harus segera kabur!" Semenjak Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong muncul, Xiao Xue terus menangis. Sekarang dia mendekati biksuni yang berwajah seperti digores pisau. Xiao Xue mencakar dan berteriak, "Mengapa kau bunuh nenekku? Mengapa kau bunuh nenekku...." Biksuni yang berwajah seperti digores pisau itu sudah membalikkan tangan dan melepaskankan 3 senjata rahasia. Yang satu ditembakkan ke arah Shen Tai Gong, yang satu ditembakkan ke arah Wo Shi Shui, sedangkan yang satu lagi ke arah Xiao Xue. Shen Tai Gong berteriak, "Hati-hati!" Dengan angin dari telapaknya dia sudah menepak biao itu dan berguling ke arah Xiao Xue. Tangan kanannya menggendong Xiao Xue. Tangan kirinya menerima biao yang datang ke .irah mereka. Sebenarnya dia bisa menyentil dengan jarinya atau dengan tenaga dalamnya menggetarkan biao itu, tapi dia takut Xiao Xue akan terluka, maka diapun memutuskan untuk menyambut biao itu. Biao sudah disambut tapi Shen Tai Gong sudah gemetar karena kedinginan. Xiao Xue pun gemetar. Bibir yang tadi merah sekarang menjadi pucat. Ternyata di atas biao ada cahaya dingin. Walaupun Shen Tai Gong diserang oleh udara dingin dari biao itu tapi karena tenaga dalamnya tinggi dengan cepat dia bisa melindungi nadi-nadi penting dan memaksa udara dingin keluar dari tubuhnya. Tapi udara dingin yang Shen Tai Gong sambut sudah menyebar ke dalam tubuh Xiao Xue yang sama sekali tidak bisa ilmu silat. Kali ini Shen Tai Gong benar-benar terkejut, dengan cepat dia menutup nadi Xiao Xue. Dengan tenaga dalam yang sudah berpuluh-puluh tahun dilatihnya, dia mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Xiao Xue. Membantunya mengeluarkan udara dingin dari dalam tubuhnya, perlu diketahui, dengan tenaga dalam mengeluarkan udara dingin tidak begitu sulit, tapi membantu orang yang sama sekali tidak bisa ilmu silat dan sudah terkena guna-guna, mengeluarkan udara dingin adalah hal yang sangat menguras tenaga dalam. Wo Shi Shui sudah bisa mengantisipasi datangnya biao. Tapi biao itu terbang ke arah kerumunan orang. Wo Shi Shui membentak. Dia mengejar biao itu dan segera menghadang di depan biao. Dengan sekali tendang, biao itu sudah terbang entah ke mana. Begitu Wo Shi Shui mengejar biao, dia melihat keempat biksuni itu melarikan diri. Wo Shi Shui berteriak, "Jika aku bertemu dengan siluman-siluman itu lagi____" Shen Tai Gong dengan serius mengobati Xiao Xue. Wajah Xiao Xue sangat pucat, keringat sudah membasahi bajunya. Bagi Xiao Xue yang terkena guna-guna, masih termasuk sedikit, hanya karena kematian neneknya, yang merupakan pukulan yang sangat berat. Wo Shi Shui masih marah. Dengan langkah besar dia berjalan menuju Ling Yin Si.... "Biksu bisa melarikan diri tapi kuil tidak akan bisa lari. Aku akan pergi ke sana mencari mereka untuk membuat perhitungan!" Tubuhnya yang tinggi dan besar itu sudah berlari ke arah tangga batu. — Dia percaya Shen Tai Gong pasti bisa mengurus Xiao Xue. Urusan menghibur anak kecil, memakamkan orang, Wo Shi Shui sama sekali tidak mengerti. — Lebih baik mengambil kesempatan ini untuk membabat bersih Ling Yin Si yang selalu mencelakai orang! Wo Shi Shui segera melakukan niatnya, banyak orang bersifat seperti itu tapi orang seperti ini selalu membuat keributan atau bahkan terkadang bisa menjadi celaka. Ketua Ling Yin Si adalah salah satu dari San SiSi Kou Xiao Dou. Perkumpulan You Ling San Shi yang dipimpinnya, memiliki ilmu silat sangat aneh. Mereka terkenal dengan ilmu guna-gunanya, apalagi malam ini adalah acara sembahyang musim semi di Ling Yin Si. --ooo0dw0ooo-- BAB 4 Penari jaman dulu Dengan langkah besar Wo Shi Shui berjalan ke arah Ling Yin Si, tiba-tiba dia merasa hatinya sedih. Dia selalu merasa satu orang mempunyai satu nyawa dan sepasang kepalan, demi membela kebenaran harus berani menghadapi semua ini, benar-benar hal yang sangat menyedihkan. Tapi dia menyukai perasaan seperti ini, demi hal inilah dia rela mengorbankan nyawanya. Sewaktu dia berjalan ke arah kuil ini, dalam hati dia memiliki perasaan aneh. Kuil itu berbentuk pagoda terbuat dari batu besar dan putih. Tanaman rambat memenuhi dinding kuil, karena itu dinding menjadi terbelah-belah. Biksuni yang berada di dalam kuil terdengar sedang membaca ayat kitab suci. Wajah mereka sama sekali tidak berekspresi. Di tengah-tengah mereka ada sebuah kobaran api. Api menyala bercampur dengan asap hijau. Asap ini terus naik ke atas pagoda, diatas pagoda tidak tertutup tapi di sana tergantung sesuatu seperti kelelawar. Orang yang datang sembahyang seperti sangat menghormati benda itu. Mereka menundukkan kepala membakar uang-uang sembahyang, tidak lupa dengan kayu memukul boneka-boneka yang terbuat dari kain yang disebut Xiao Gui (Setan kecil). Kecuali kobaran api itu, masih ada 7 buah lampu, tempat sembahyang sangat gelap, hanya ada api dupa yang terpasang, di dalam kegelapan terlihat titik-titik merah. Tiba-tiba Wo Shi Shui membalikkan kepalanya untuk melihat. Dia merasa ada sepasang mata yang terus melihatnya tapi begitu dia membalikkan kepala, sepasang mata itu sudah menghilang, hanya ada sebuah patung dewa. Dengan bantuan cahaya dari lampu redup Wo Shi Shui melihat keadaan di sana. Ternyata patung dewa itu adalah patung seorang perempuan yang diukir sangat mirip manusia dan tawanya terlihat agak genit. Hati Wo Shi Shui merasa tidak enak. Dia merasa di ruangan di mana para biksuni sedang membaca kitab suci secara berulang- ulang seperti sebuah mantra yang bisa membuat orang mati kaku. Dia ingin berteriak, "Di mana pengurus kuil ini?" Tiba-tiba api itu berkilau sebentar, seperti ada orang yang menaruh sesuatu ke dalam api. Di bawah api itu Wo Shi Shui melihat patung dewi yang ada di sebelahnya, wajahnya seperti sangat sedih seperti ingin menangis. Hal ini membuat bulu kuduk Wo Shi Shui merindingi. Patung dewi yang ada di sisinya hegitu cepat berubah dan dia sama sekari tidak merasakannya. Apakah patung dewi ini adalah manusia? Karena itu dia mulai meraba patung dewi itu. Patung itu terbuat dari tanah liat. Hanya saja di luarnya diberi semacam bubuk berwarna emas. Wo Shi Shui tidak mengerti. Dia hanya merasa ruangan ini sangat gelap, penuh rahasia dan tenaga gaib. Seperti ada sesuatu yang sedang melihat ke arahnya, walaupun matanya melotot dengan besar tapi dia tetap tidak bisa melihat ada apa di balik tirai itu. Setelah lama dia baru menarik kembali sorot mata dan berniat akan meninggalkan tempat ini. Sewaktu dia berniat meninggalkan tempat ini, dia menoleh lagi untuk melihat patung dewi ini. Kali ini dia benar-benar kaget dan bergetar karena patung dewi ini sudah berubah, wajah patung itu tertawa! Karena terkejut tanpa sadar Wo Shi Shui mundur selangkah. Sesudah mundur dia maju lagi, karena Wo Shi Shui tidak percaya pada kekuatan gaib juga tidak takut pada setan. Tapi keadaan tadi membuatnya terkejut maka tanpa terasa dia mundur. Sifat Wo Shi Shui sangat keras. Setelah mundur dia maju untuk lebih dekat lagi. Dia maju dengan langkah besar, karena dilihat dari sudut yang berbeda membuatnya bisa melihat lebih jelas patung dewi itu. Temyata patung dewi ini diukir dengan sangat aneh dan khusus. Sebelah kiri berwajah sedih, sebelah kanan berwajah tertawa. Dari tengah seperti sedang tertawa. Karena 3 kali mengangkat kepala dan melihat dari sudut tidak sama maka dia salah melihat kalau patung terus berubah ekspresinya. . Karena dia terkejut sendiri, di dalam hati dia malah sudah menyusun rencana. Tadinya didatang untuk mencari pengurus Ling Yin Si Sekarang dia merasa kuil ini sangat misterius. Karena itu dia bertekad menyelinap masuk dan menyelidiki keadaan sebenarnya kuil ini. Dia seperti seekor kucing menyelinap masuk ke dalam tempat sembahyang. Jika sekarang ada orang yang melihatnya, maka orang itu tidak akan bisa percaya kalau seorang laki-laki tinggi, besar juga gagah bisa berjalan tanpa bersuara, dibandingkan dengan seekor cecak. --ooo0dw0ooo-- Wo Shi Shui melewati beberapa tempat di belakang pagoda itu. Semakin berjalan tempatnya semakin gelap dan sepi. Memang dia belum menemukan sesuatu, dari jauh terdengar ada suara orang membaca kitab suci, suaranya terdengar sangat misterius. Sekarang hari sudah gelap, sinar matahari hanya tersisa sedikit masuk melalui jendela, seperti sebuah buku tua yang menjadi kusam dan kotor. Penyelidikan Wo Shi Shui tidak menghasilkan apa-apa, jika ada yang bertanya padanya, terpaksa dia akan mengatakan dia hanya menemukan sebuah kamar untuk membaca kitab suci. Di kamar itu tergantung banyak boneka kain, orang-orangan kertas dan orang- orangan yang terbuat dari rumput dan ditusuk dengan jarum. Sepertinya jika tidak menggunakan cara kejam seperti itu, orang- orangan kecil itu akan keluar dan melakukan kejahatan. Kecuali ada beberapa kamar lagi, di dalam sana ada para biksuni yang tidak berekspresi. Mereka seperti hantu gentayangan yang duduk tegak dan diam. Wo Shi Shui melubangi kertas jendela untuk melihat ke dalam. Ada seorang biksuni yang sedang duduk di tengah. Bibirnya merah. Wo Shi Shui seperti mengenali biksuni itu.. .tapi siapakah dia? Pada saat Wo Shi Shui sedang berpikir dan terpana, kedua mata biksuni itu seperti pisau melihat ke arah lubang kertas yang dibuat Wo Shi Shui. Wo Shi Shui terkejut, dia segera meninggalkan jendela itu dan naik ke atas atap. Hanya sebentar dia sudah melewati 3 atap dan sampai di sebuah halaman. Halaman itu berada di belakang pagoda, halaman itu terlihat lebih kotor dan tua lagi, langit hampir gelap semua. Kamar-kamar yang ada di sekitar halaman dikunci dengan rapat, di sana sepi hingga tidak terdengar suara orang yang membaca kitab suci. Wo Shi Shui ingin segera berlalu dari sana tapi tiba-tiba terdengar suara kecapi. Wo Shi Shui masuk seperti seekor kucing. Dia melewati beberapa kamar kemudian berhenti di depan sebuah kamar karena suara kecapi itu berasal dari sana. Sewaktu Wo Shi Shui akan mencari tahu diapun berhenti, suara kecapi yang melantun dengan sedih tiba-tiba berhenti. Begitu suara kecapi berhenti, halaman itu kembali sepi dan sedih. Wo Shi Shui ingin memprotes suasana sepi dan sedih itu. Tapi suara kecapi terdengar lagi, seperti jauh tapi juga seperti dekat. Wo Shi Shui tetap mendengar suara itu. Dengan cepat dia melewati beberapa kamar dan sampai di sebuah kamar kecil dan dicat dengan warna hitam. Karena suara kecapi itu keluar dari kamar itu. Di dalam hati dia berpikir, "Kali ini aku tidak akan membiarkan kau lolos begitu saja." Hari sangat gelap. Baju hitam Wo Shi Shui seakan sudah menyatu dengan kegelapan malam, dia melihat ke dalam kamar, di dalam terpasang sebuah lampu kecil, di sisi lampu ada seseorang yang duduk memakai baju hitam. Wajahnya kuning dan pucat, dahinya agak menonjol, dia duduk di sana diam seperti patung, ternyata yang memainkan kecapi itu adalah dia. Kecapinya sangat tua dan berwarna hitam, hanya ada beberapa tempat berwarna merah seakan mengeluarkan api. Nada kecapi itu pelan dan kuno seperti suara seorang perempuan yang sedang pelan-pelan menceritakan riwayat hidupnya. Yang paling membuat Wo Shi Shui terkejut adalah di dalam kamar itu ada seorang perempuan yang sedang menari. Salah satu sifat Wo Shi Shui adalah tidak sabaran, dia melihat orang yang sedang menari rasanya tidak sabar. Katanya jika seorang laki-laki sejati melihat perempuan berputar ke sana kemari seperti siput, laki-laki itu paling tidak suka. Tapi sekarang begitu melihat perempuan itu menari, dia merasa tertarik. Dia tidak pernah melihat tarian seperti itu rambut perempuan itu disanggul tinggi. Antingnya panjang mencapai leher. Lehernya putih hingga anting giok putih yang dipasangpun tidak terlihat. Tubuhnya langsing dan semampai. Dia belum pernah melihat hidung begitu mancung dan bagus, tapi juga terlihat sombong. Dagu yang sedikit terangkat, gerakan yang anggun seperti seekor burung phoenix sombong yang sedang menikmati kecantikannya. Diapun seperti keluarga raja yang sedang memegang kaca menikmati tariannya sendiri. Kecapi tua mengeluarkan nada begitu pelan, perempuan itu bergerak dengan ringan, ringan seperti seekor anak ayam yang baru menetas dan mematuk kulit telur ingin keluar dari sana. Tapi ujung suara kecapi terdengar seperti suara perang. Perempuan itu seperti menghadapi puluhan ribu prajurit gagah yang sedang menghadapi musuh. Mereka sangat pemberani, jarinya yang panjang terkadang seperti air mengalir, kadang-kadang seperti prajurit yang memakai baju dan senjata lengkap sambil mengibarkan panji besar. — Siapakah orang itu? Tapi Wo Shi Shui lupa untuk berpikir, dia diam di sana bukan karena takut ketahuan melainkan takut mengganggu orang yang sedang menari itu. Tiba-tiba perempuan itu bertanya, "Ada apa?" Laki-laki itu menjawab, "Hamba salah memainkan satu nada." Perempuan itu melihatnya, wajahnya tidak terlihat sedih dan tidak senang dia berkata, "Kau, kau masih ingat pada apa yang telah terjadi...?" Wajah laki-laki itu segera mengeluaran ekspresi menahan kemarahan dan berkata, "Hamba benar-benar merasa tidak bisa menerima...." Perempuan itu tersenyum. Dengan santai dia berkata, "Apa gunanya kau tidak bisa menerima...besok adalah hari ulang tahunnya. Saat itu...." Wo Shi Shui sedang berkonsentrasi ingin mendengar kelanjutan kata-katanya tiba-tiba ada yang memanggil, "Wo Shi Shui, kau ada di mana?" Suara itu seperti terdengar dari jauh tapi dia tetap masih bisa mendengar jelas. Pelan-pelan suara itu masuk ke telinganya. Wo Shi Shui bergetar. Dia tahu itu adalah suara Shen Tai Gong. Tapi dia tidak mau menyahut karena takut orang yang ada di dalam kamar mendengarnya, dia melihat lagi ke dalam. Tapi kenyataan yang terjadi membuat dirinya bengong. Lampu kecil itu masih ada. Tapi di dalam kamar sudah tidak ada siapapun hanya ada sebuah kecapi yang sudah tua. Kecapi yang sudah menghitam dan ada beberapa tempat berwarna merah seperti darah! — Mana orang tadi? — Ke mana perginya mereka? Kabut malam semakin tebal. Wo Shi Shui mengusap-usap matanya supaya bisa melihat lebih jelas lagi tetap tidak ada siapapun di sana. Hari begitu gelap. Malam berkabut apakah tadi yang dilihatnya bukan nyata, hanya ilusi? Apakah teriakan Shen Tai Gong tadi telah menariknya keluar dari pengaruh setan? Tapi mana perempuan itu? Perempuan yang sedang menari itu? Apakah ini nyata atau hanya sekedar ilusi? Wo Shi Shui berharap itu bukan sekedar ilusi dan berharap semua adalah kenyataan. Tapi kehidupan orang selalu seperti nyata juga seperti ilusi. Hanya sekali berkedip semua sudah berubah. Wo Shi Shui berharap dia bisa terus bermimpi. Tapi yang disebut mimpi pasti akan ada sadarnya juga. Wo Shi Shui dibangunkan oleh suara yang memanggilnya dengan dingin. Begitu dia tersadar, ternyata dia sudah dikelilingi oleh banyak orang. Orang-orang yang mengelilinginyapun seperti berada dalam mimpi, mereka seperti hantu gentayangan. Orang-orang itu mengenakan baju panjang berwarna putih. Di dalam kegelapan mereka seperti salju yang bertumpuk—pedang yang mereka pegangpun mengeluarkan cahaya berkilau seperti salju tampak begitu dingin. "Apakah Tuan tahu ini tempat apa?" Sewaktu Wo Shi Shui ditanya seperti itu, dia sama sekali tidak tahu sekarang ini dia berada di mana. --ooo0dw0ooo-- Tampak biksuni yang berdiri paling depan dengan pandangan galak melihatnya dan bertanya, "Siapa kau? Mengapa kau bisa ke sini?" Dengan bingung Wo Shi Shui balik bertanya, "Apakah...di sini adalah...Ling Yin Si...." Biksuni yang berbibir merah itu berkata, "Kalau kau sudah tahu...itu lebih baik...Ling Yin Si tidak mengijinkan orang luar membuat keributan di sini. Apalagi kau masuk ke tempat terpenting di kuil ini." Wo Shi Shui teringat itu adalah biksuni pada saat dia mengintip ke dalam kamar dan melihat biksuni itu. Tapi dia tetap merasa sangat mengenal biksuni itu, entah di mana dia pernah bertemu dengan biksuni itu. "Aku...sepertinya, sepertinya pernah bertemu denganmu." Kata-kata Wo Shi Shui belum selesai, biksuni itu tampak marah dan berkata, "Dasar gila! Kau berani berbuat kurang ajar kepada guru kami!" "Dasar tidak tahu malu, apakah menurutmu Ling Yin Si adalah tempat di mana kau bisa berbuat keributan seenaknya?" "Orang gila tidak tahu diri! Cepat tampar dirimu sendiri!" Karena terus dimarahi, Wo Shi Shui menjadi marah dan kesal, "Dia memang guru kalian, bukan diriku!... Aku hanya ingin bertanya, di mana kalian menyembunyikan penari itu? Dan kalian juga yang mencabut nyawa nenek tua itu, di mana keempat pembunuh itu bersembunyi?" Semakin bicara nada Wo Shi Shui semakin marah, sampai masalah penari hilang, mencabut nyawa nenek tuapun dikatakan semuanya kepada para biksuni itu. Para biksuni itu terpaku, "Apa maksud orang ini?" "Sepertinya dia sudah gila!" "Usir dia dari sini!" "Jangan ladeni dia lagi!" Wo Shi Shui sendiripun tidak mengerti perkataan para biksuni itu, maka diapun membentak. "Siapa yang bertanggung jawab di sini? Suruh dia keluar dan bicara denganku!" Biksuni itu tertawa dingin, sepasang matanya yang lincah melihat Wo Shi Shui dan berkata, "Sejak tadi orang itu sudah berada di depanmu." Wo Shi Shui terkejut, "Kau...kau...kau adalah—-" Biksuni itu mengangguk, sambil tertawa dia melihat Wo Shi Shui, "Aku adalah kakak tertua di You Ling San Si, aku juga penanggung jawab Ling Yin Si...." "Aku adalah Si Kou Xiao Dou!" --ooo0dw0ooo-- Setelah lama Wo Shi Shui baru mengerti, "Kau.. .kau adalah Si Kou Xiao Dou? Aku memang sedang mencarimu!" Dia melihat lurus ke arah bola mata Si Kou Xiao Dou, mata itu seperti sebuah sumur tua yang airnya sangat bening. Dia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu, tapi anehnya dia selalu ingin melihat mata itu. Sambil tertawa Si Kou Xiao Dou bertanya, "Ada apa kau mencariku ?" Wo Shi Shui ingin menjawab, tapi lidahnya seperti kelu, dia tidak dapat menjawab, Wo Shi Shui merasa dia sudah meloncat masuk ke sebuah sumur tua. Tubuh yang tadinya terapung sekarang terus tenggelam dan tenggelam.... Si Kou Xiao Dou tertawa, dia maju selangkah, "Kau mencariku, ingin mencoba menundukkan ku ? Apakah benar?" Wo Shi Shui ingin menjawab, "Bukan, bukan seperti itu!" tapi sifatnya yang jantan dan keras seperti sudah masuk ke dalam tanah, dia tidak bisa memperlihatkan sifatnya lagi. Dengan lembut Si Kou Xiao Dou berkata, "Kalau kau tunduk kepadaku, berlututlah!" Wo Shi Shui merasa seperti ada tenaga besar yang menyuruhnya berlutut, otaknya terus memerintahkan dia supaya berlutut, berlutut, berlutut.... Tapi hatinya memberontak dan menolak, dia tidak mau berlutut! Tidak sudi berlutut! Karena itu kakinya menjadi gemetar seperti terkena penyakit ayan yang sedang kambuh, dia berusaha untuk tidak berlutut. Wajah Si Kou Xiao Dou tampak sedikit berubah, baginya ini adalah untuk pertama kalinya dia bertemu dengan lawan yang memiliki tenaga begitu kuat. Semenjak dia menguasai ilmu guna- guna, dia tidak pernah gagal mempergunakan ilmu itu, karena itu dia segera meengganti dengan cara lain. "...kalau kau tidak mau berlutut berarti kau tidak tunduk kepada perintahku, kau datang untuk tunduk kepadaku, tapi kau sudah melanggar aturanku, untuk apa kau hidup?...lebih baik kau mati saja." Kata-katanya terdengar sangat lembut, dia berjalan mendekati Wo Shi Shui, tangan kanannya diangkat hingga setinggi dada, tangannya putih seperti salju, telapak tangannya seperti ada es yang membeku. Wo Shi Shui masih tampak kebingungan dan ragu-ragu dia masih berpikir, "Berlututlah...." tapi kekuatan yang datang dari luar terus berteriak di telinganya memerintahkan dia supaya jangan berlutut! Dia tidak boleh berlutut. "Aku adalah Wo Shi Shui, kalau aku berlutut lebih baik aku mati...." begitu pikiran mati terlintar di kepalanya, dia segera mengangkat tangan kanannya, siap memukul dirinya sendiri. Begitu melihat Wo Shi Shui mengangkat tangannya mata Si Kou Xiao Dou memancarkan cahaya senang. Di dalam otak Wo Shi Shui hanya berpikir, "Lebih baik mati, lebih bagus memilih mati...." Hatinya masih sedikit sadar, pikirannya bergejolak dan memberontak.... Waktu itu tiba-tiba di tengah udara ada yang membentak, "Beruang besar, kau sedang apa?" Masih terdengar suara seorang gadis kecil yang berteriak, "Kakak, kau tidak boleh mati...." Setelah mendengar suara itu, Wo Shi Shui seperti disambar geledek, tangannya berhenti di tengah udara. Terlihat dari atas turun seseorang dengan rambut dan kumis berwarna putih. Dia menggendong seorang gadis kecil. Gadis itu menurut seperti seekor kucing yang lincah dan cantik. Si Kou Xiao Dou marah, "Siapa kau...." Orang itu tertawa dan menjawab, "Aku bapakmu!" Dia membalikkan tubuh, ditamparnya Wo Shi Shui kemudian dia menendang Si Kou Xiao Dou yang telah datang menghadangnya. --ooo0dw0ooo-- Ternyata orang yang datang adalah Shen Tai Gong dan Xiao Xue. Setelah Shen Tai Gong mengeluarkan 'guna-guna dingin' dari tubuh Xiao Xue, gadis itu merasa tubuhnya lebih enak, ternyata Shen Tai Gong telah memindahkan sebagian tenaga dalamnya ke tubuh Xiao Xue. Xiao Xue melihat Shen Tai Gong kelelahan hingga nafasnya terengah-engah dan wajahnya merah. Hatinya merasa tidak tenang, dia tahu kalau kakek ini sangat baik kepadanya. Shen Tai Gong mengatur nafasnya, begitu dia membuka matanya, dia melihat Xiao Xue yang juga sedang menatapnya. Matanya sudah penuh dengan air mata, hatinya merasa terhibur sekarang. Shen Tai Gong tertawa kepadanya, dia berusaha membuat keadaannya jauh lebih baik, "Siapa namamu, gadis kecil?" "Namaku adalah Xiao Xue." "Xue apa yang dimaksud?" "Xue yang artinya salju." "Apa nama margamu?" "Dulu kakekku bermarga You." "Kalau begitu namamu You Xiao Xue?" "Benar!" "Nama yang bagus, orang yang memiliki nama yang indah janganlah terus bersedih, ayo, aku akan menggendong mayat nenekmu. Kita ke atas mencari temanku yang bernama beruang besar—Kalau tempat ini adalah kuil yang baik, kita akan menguburkan nenekmu di sini, kalau kuil ini jahat, kita akan bakar kuil ini setelah itu baru menguburkan nenekmu, bagaimana?" "Baiklah!" Xiai Xue tetap menundukkan kepalanya, karena itu Shen Tai Gongpun menggendong gadis itu, tangannya mengangkat mayat nenek itu, lalu merekapun naik tangga menuju Ling Yin Si. Karena para pesilat tangguh melihat Wo Shi Shui naik menuju Ling Yin Si, maka merekapun berkumpul di dalam kuil. Jejak kaki Shen Tai Gong yang menggendong Xiao Xue tidak ada yang memperhatikan. Dia mencari Wo Shi Shui tapi tidak menemukannya, karena itulah Shen Tai Gong berteriak memanggilnya. Setelah sampai di atas pagoda dia melihat Wo Shi Shui berada dalam keadaan setengah sadar, dan pastinya sedang berada dalam keadaan berbahaya. Segera Shen Tai Gong meletakkan mayat nenek Xiao Xue dan hanya dengan menggendong Xiao Xue dia lari ke arah Wo Shi Shui. Dia bertekad akan membuat Ling Yin Si terguling. --ooo0dw0ooo-- Tendangan Shen Tai Gong ke belakang benar-benar tepat, membuat tubuh Si Kou Xiao Dou menabrak kakinya! Tapi tubuh Si Kou Xiao Dou yang melaju tiba-tiba berubah seperti menjadi sehelai kertas yang melayang dengan ringan, dia tampak melayang-layang di tengah udara. Tendangan Shen Tai Gong tidak mengenai sasaran. Si Kou Xiao Dou sudah berada di tengah udara, dia turun sambil membawa kemoceng yang berbentuk seperti jala dan menutup ke bawah. Sebenarnya bisa saja Shen Tai Gong bergeser ke depan atau ke belakang untuk menghindarinya tapi karena dia takut kalau Xiao Xue yang berada di punggungnya akan terluka, maka diapun berganti posisi menjadi telentang. Kumisnya yang putih dilempar ke atas dan membelit kemoceng yang sedang turun itu. Shen Tai Gong membentak dan menarik, dia berniat menarik Si Kcu Xiao Dou turun, karena saat itu Si Kou Xiao Dou sedang berada di tengah-tengah udara, Shen Tai Gong tidak bisa mengeluarkan tenaga, karena dia tidak ada pertahanan maka diapun ditarik turun oleh Shen Tai Gong. Shen Tai Gong dengan kumis putihnya tampak berputar-putar, Si Kou Xiao Dou bergerak seperti kincir angin mengikuti gerakan Shen Tai Gong. Si Kou Xiao Dou tahu dengan jelas kalau Shen Tai Gong berhenti, maka dia akan terlempar jauh, karena itu dia mulai melonggarkan tangannya. Hal ini seperti tangan seseorang yang memegang tali dengan ujung tali diikat pada sebuah bola, dan bola itupun berputar, kalau ujung tali yang berada pada bola itu terlepas, maka bola tersebut akan terlempar jauh. Walaupun Si Kou Xiao Dou bisa terbang ke atas, ke bawah, atau melayang, tapi secara tiba-tiba dia membalikkan badan dan dengan cepat lari ke belakang Shen Tai Gong. Begitu Shen Tai Gong merasa kalau janggutnya menjadi ringan, dia tahu kalau Si Kou Xiao Dou sudah terbang keluar, dia segera menghentikan tubuhnya yang berputar. Waktu itu Shen Tai Gong merasakan kalau di belakang tubuhnya ada angin kencang yang datang. Kalau dalam keadaan biasa dia akan membalikkan tubuh dan menyambutnya, tapi sekarang Xiao Xue berada di punggungnya, tubuhnya tidak bisa bergerak selincah biasa. Kesepuluh jari Si Kou Xiao Dou siap menusuk belakang tubuh Shen Tai Gong bagian kiri dan kanan. Xiao Xue berada di punggungnya, tapi sisi kiri dan kanan tidak tertutup oleh tubuh Xiao Xue—kesepuluh jari dengan kuku panjang yang dikutek merah, panjangnya mencapai hampir 25 sentimeter seperti 10 pisau tajam! Kuku Si Kou Xiao Dou bukan senjata untuk membunuh orang tapi kalau Shen Tai Gong tertusuk, walaupun dia tidak mati tapi hidupnya akan lebih sengsara daripada mati. Karena Shen Tai Gong akan terkena guna-guna Si Kou Xiao Dou, guna-guna ini bisa membuat seorang laki-laki akan setia seumur hidup kepadanya. --ooo0dw0ooo-- BAB 5 Seruling di gunung terpencil Pada saat senggang Si Kou Xiao Dou sangat menikmati dan merawat kukunya. Dia menyukai kutek berwarna merah darah. Bentuk jarinya panjang dan kuat. Sekarang kesepuluh jarinya sudah dikeluarkan, dia ingin membuat sepuluh lubang darah—tapi kesepuluh lubang berdarah ini tidak jadi dibuat, yang ada hanya sehelai kain berwarna hitam. Kain hitam itu dengan cepat membungkus tangan Si Kou Xiao Dou, kemudian ada dua tangan kuat memegang kain itu. Karena merasa sakit air mata dan ingus Si Kou Xiao Dou tampak keluar, dia bisa mendengar suara tulang jarinya yang patah. Wo Shi Shui tampak terbuka bagian atas tubuhnya, bajunya dibuka untuk membungkus tangan lawan, kemudian tangannya dengan erat memegang kain hitam itu—seperti dua tangan beruang yang menindih sebuah jeruk. Si Kou Xiao Dou tidak menangis juga tidak berteriak, dia hanya meniup Wo Shi Shui. Wo Shi Shui pernah mencium banyak jenis wewangian bunga, dari bunga mawar hingga bunga melati, atau bunga yang lainnya. Semua pernah dirasakannya, tapi sekarang dia di udara mencium bau yang begitu harum seperti wangi semua bunga yang disatukan, malah lebih wangi, wangi ini benar-benar membuat orang mabuk. Wo Shi Shui tidak mabuk, dia segera melepaskan tanganya dan diapun melenting ke belakang sejauh 8 kaki, kemudian kakinya berputar dia mundur ke pinggir 7 langkah 6 kaki. Setelah dia dihipnotis oleh Si Kou Xiao Dou hingga hampir bunuh diri, dia terus waspada terhadap perempuan seperti ular beracun itu. Si Kou Xiao Dou tertawa, tawanya seperti ayam betina yang sedang bertelur. Shen Tai Gong sudah dikelilingi oleh 30 orang biksuni, mereka membuat jala pedang yang tampak terang benderang. Ujung pedang seperti gerakan ular yang lincah. Semenjak Shen Tai Gong memukul kemoceng Si Kou Xiao Dou dengan janggutnya, maka janggutnya menjadi senjata yang panjang, umpama kepala ular itu menggigit, dia akan segera memukul ular itu tanpa ampun. Karena itu ketiga puluh biksuni itu tidak dapat mendekatinya— begitu juga dengan senjata mereka. Tawa Si Kou Xiao Dou berhenti, dia memejamkan matanya seperti sebuah patung dewa, dan mulutnya mulai komat-kamit. Waktu itu ketiga puluh biksuni itu tiba-tiba berhenti menyerang, mereka berdiri dengan diam seperti patung tanah liat dan kedua mata dipejamkan. Tangan memegang kertas, mulut merekapun ikut komat-kamit, mereka terlihat sangat berkonsentrasi, terlihat nadi mereka seperti sudah ditotok. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui terpaku, mereka sedang bertarung dengan pesilat tangguh mengapa tiba-tiba terjadi hal seperti itu, benar-benar kejadian yang tidak menguntungkan. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tidak terpikir para biksuni itu sedang melakukan apa. Saat itu Xiao Xue yang berada di punggung Shen Tai Gong tiba-tiba merintih. Suara rintihan itu terdengar sangat kecil, sepertinya Xiao Xue sedang merasakan kesakitan yang amat sangat. Terlihat dia sedang berusaha menahan rasa sakit ini supaya konsentrasi Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tidak terpecahkan. Tapi suara rintihan kecil ini walaupun kecil tapi tetap mengejutkan kedua orang itu. Hati mereka menjadi bergetar, bersamaan waktu itu jantung mereka seperti tertekan oleh suatu benda berat dan tepat berada di jantung mereka. Dan benda itu semakin lama semakin besar. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui merasa ingin muntah, tapi tidak bisa keluar, waktu itu mereka merasa nafas mereka semakin kencang, debar jantung mereka semakin cepat, seperti ada sebuah genderang besar ada di dalam jantung mereka. Genderang itu terus ditabuh, iramanya semakin cepat dan suara genderang itu semakin kuat. Mereka berdua memegang dada mereka, merasa dalam jantung mereka seperti ada suatu benda yang saling bertabrakan. Mereka seperti ingin memuntahkan semua yang ada di dalam tubuh mereka, termasuk organ bagian dalam. Wajah Si Kou Xiao Dou dan ketiga puluh biksuni itu pucat seperti kertas. Urat-urat nadi mereka bertonjolan terlihat dengan jelas. Tubuh mereka gemetar seperti tirai yang tertiup angin dan kelebihan berat. Kedua mata mereka setengah terbuka tapi hanya terlihat bagian putih matanya saja. Tapi mantera yang mereka baca semakin lama semakin cepat, semakin terburu-buru, dan diucapkan dengan nada yang rendah. Bersamaan waktu itu jantung Shen Tai Gong, Wo Shi Shui, dan Xiao Xue meloncat semakin cepat dan kencang. Xiao Xue sudah terjatuh dan tergeletak di tanah, Wo Shi Shui berusaha berdiri, tapi kukunya sudah menancap ke dalam daging tubuhnya. Shen Tai Gong yang sudah tua, janggut dan alisnya terus bergetar, seperti bunga Pu Gong Ying yang tertiup angin (Pu Gong Ying=bunga putih yang sudah kering sering tertiup angin hingga beterbangan). Mantera yang dibacakan oleh Si Kou Xiao Dou dan ketiga puluh biksuni itu terdengar semakin cepat, tubuh mereka sudah seperti bulu ayam yang berada dalam tiupan angin dingin, terus melayang- layang dan berkibar dengan kencang. Detak jantung Shen Tai Gong, Wo Shi Shui, dan Xiao Xue seperti genderang yang dibunyikan dari tempat terpencil, setiap kali genderang berbunyi, jantung mereka seperti siap meloncat keluar dari mulut. Pada keadaan yang begitu menyulitkan, dari jauh terdengar ada suara seruling. --ooo0dw0ooo-- Tadinya tempat itu sudah dipenuhi dengan aura membunuh yang pekat. Detak jantung mereka bertiga seperti ada orang yang memukul ke dalam jantungnya. Suara seruling yang begitu jelas, seperti air sungai bening yang membawa seekor udang yang hampir sekarat di darat karena kekeringan, lalu dibawa masuk ke dalam air, seperti matahari yang terang mengusir awan gelap, mengembalikan semua kehidupan makhluk hidup. Irama seruling itu seperti orang dari gunung membawa pedang untuk pergi jauh, juga seperti seorang perempuan yang mendapatkan surat dari kekasihnya, juga seperti suasana habis hujan di sebuah gunung, padang rumput yang luas, gunung yang jauh, burung kecil, berkicau dengan senang hati menyambut hari setelah hujan. Begitu terdenga suara seruling, detak jantung Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, dan Xiao Xue kembali seperti biasa dan kembali menjadi tenang. Tapi tubuh ketiga puluh biksuni itu semakin gemetar, tiba-tiba Si Kou Xiao Dou membuka matanya — dia tidak akan membiarkan keadaan si tua dan muda itu kembali seperti tadi. Karena itu dia menjulurkan kesepuluh jarinya, dia terbang dan menerjang ke arah tenggorokan Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong. Walaupun gerakannya cepat, tapi di tengah udara tampak turun seseorang. Terdengar suara TAK! TAK! TAK! Si Kou Xiao Dou kaget kesepuluh jarinya menjadi gundul, kukunya tidak tersisa sedikitpun. Orang itu tersenyum, dia tampak menumpahkan sesuatu dari dalam serulingnya, panjang seruling itu ada setengah kaki. Seruling itu berwarna hijau, dari dalam lubang seruling itu tampak jatuh beberapa buah benda ke tangan Si Kou Xiao Dou. Ternyata yang keluar dari seruling itu adalah kuku Si Kou Xiao Dou. Karena kaget, Si Kou Xiao Dou hanya bisa melihat orang itu, orang itu memandangnya seperti memandang orang biasa. Sama sekali tidak terlihat ada permusuhan. Yang paling menarik matanya adalah baju putihnya yang panjang dan longgar. Baju panjang putih. --ooo0dw0ooo-- Orang itu tersenyum, dia mempunyai alis panjang berbentuk seperti dua pedang, masing-masing berada di kiri dan kanan dahinya. Kalau dia tertawa, alisnya akan berbentuk seperti dua ekor naga. Orang itu tertawa dan berkata, "Aku benar-benar ingin menolong mereka, kalau aku telah berbuat kesalahan, mohon Tetua bisa memaafkanku." Sekali mengeluarkan jUrus, dia bisa langsung memotong kesepuluh kuku Si Kou Xiao Dou. Dia masih memanggil orang yang telah dipotong kukunya itu dengan sebutan Tetua, benar-benar membuat Si Kou Xiao Dou bingung. Dengan gugup dia bertanya, "Kau...siapa kau...." Terdengar Shen Tai Gong berteriak, "Dewa uang yang tidak punya baju salin telah datang!" Si baju putih membalikkan badan, kedua tangannya diletakkan di pundak Shen Tai Gong, lalu memukul punggung Wo Shi Shui yang telanjang. Karena waktu itu Wo Shi Shui sedang mengatur nafas untuk menahan serangan mantera itu, begitu dipukul hampir saja Wo Shi Shui terjatuh, dia berjongkok. Dengan kepalan tangannya dia memukul tanah sehingga menjadi sebuah lubang besar. Melihat rasa senang mereka, benar-benar seperti seorang pengemis yang mendapatkan uang banyak. — Bagi mereka para laki-laki dunia persilatan, hal yang paling menyenangkan adalah bertemu dengan teman lama yang sudah lama dirindukan. Maksud Shen Tai Gong dengan 'Dewa uang yang tidak mempunyai baju salin' pasti adalah Fang Zhen Mei, Jiang Nan Fang Zhen Mei. --ooo0dw0ooo-- Tiba-tiba Si Kou Xiao Dou mengeluarkan teriakan tajam, bersamaan dikeluarkannya teriakan itu, kedua matanya mengeluarkan cahaya seperti setan perempuan. Para biksuni yang tubuhnya sedang gemetar itu seperti baru terbangun dari mimpi. Mereka seperti orang telanjang yang berada di bawah salju, wajah mereka pucat, giginya gemeletuk, kedua tangannya bersidekap di depan dada. Mereka dengan tergesa-gesa mundur beberapa langkah, mereka saling memapah supaya tidak ambruk ke tanah. Fang Zhen Mei tertawa, "Tetua benar-benar mempunyai ilmu yang hebat." Si Kou Xiao Dou melihat Fang Zhen Mei dan berkata, "Tidak sehebat ilmu seruling Tuan pada saat seruling itu berada di bibir Tuan." Kata Fang Zhen Mei, "Aku mengira di gunung terpencil seperti ini, aku berniat meniup seruling hanya sekedar untuk menghibur diri sendiri, tidak disangka sudah dianggap mengganggu kalian, aku mohon maaf." Dengan dingin Si Kou Xiao Dou berkata, "Tiupan seruling Tuan Muda Fang sangat tepat pada waktunya." Shen Tai Gong marah, "Siluman, dengan ilmu guna-guna yang sesat, kau ingin membunuhku secara diam-diam, kalau bukan karena aku kuat bertahan...." Dengan dingin Wo Shi Shui berkata, "Sudahlah!" "Apa yang sudah?" tanya Shen Tai Gong dengan marah. "Menurutku kau memiliki pertahanan yang kuat, kalau bukan karena Cai Shen Ye datang pada waktunya dengan meniup seruling, kau pasti...sudahlah!" Shen Tai Gong tidak bersuara lagi. Si Kou Xiao Dou menarik nafas dan berkata, "Untuk apa kau datang? Mula-mula hanya mereka berdua, dan mereka datang bukan untuk bersembahyang, mereka telah memasuki tempat terlarang, kami berusaha untuk menasihati tapi laki-laki ini sudah tidak sopan kepada kami dan mengatakan di dalam kuil kami ada pembunuh yang bersembunyi. Selain itu ada orang lain yang bersembunyi di sini...kemudian pak tua ini datang dan menendang kami...kami adalah para perempuan yang memeluk agama Budha dan tinggal di gunung terpencil. Pastinya kami bukan lawan kalian, kalau kalian tidak tahu aturan, apalagi didukung oleh Tuan Muda Fang, kami tidak bisa berbuat apa-apa...." Dia seperti menyimpan kekesalan dan selalu menghembuskan nafas. Dengan terpaksa Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, Shen Tai Gong tampak marah dan berkata, "Mengapa biksuni kuil kalian membunuh orang?" Si Kou Xiao Dou hanya menjawab, "Oh." kemudian dengan sorot mata setajam silet melihat ke sekeliling dan berkata, "Apakah biksuni yang telah membunuh orang ada di sini?" Sejak tadi Shen Tai Gong sudah melihat semua biksuni yang ada di sana, tapi keempat biksuni yang membunuh nenek itu tidak ada di antara mereka. Dia menggaruk-garuk kepalanya dan berkata, "Sepertinya mereka tidak ada di sini." tapi dia segera berkata lagi, "Tapi mereka pasti bersembunyi di dalam kuil!" Si Kou Xiao Dou melihat Fang Zhen Mei dan berkata, "Tuan Muda Fang, kau lihat apakah semua ini benar?" Dia berkata lagi, "Kuil kami Ling Yin Si jumlah biksuninya hanya ada 30 orang. Orang- orang dunia persilatan memberi julukan kepada kami adalah You Ling San Shi (hantu gentayangan 30 orang). Belum pernah lebih dari satu orang juga belum pernah kurang dari satu orang, sekarang semua muridku berjumlah 30 orang, semua ada di sini, tapi pak tua ini bersikukuh mengatakan kalau di kuil kami masih ada biksuni lain, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku akan mengijinkan dia memeriksa kuil kami yang sudah tua ini." Shen Tai Gong terus bicara, "Kalian adalah orang-orang yang taat kepada Budha juga tak makan daging, mengapa...mengapa memasang api aneh juga memanjangkan rambut, sikap dan cara bicara kalianpun seperti itu. Hhhh!" Si Kou Xiao Dou tertawa dan berkata, "Pak tua ini mungkin orang Zhong Yuan? Budha yang kami sembah walaupun sama-sama Budha, tapi kami diperbolehkan makan daging. Walaupun tempat ini disebut kuil, tapi kami boleh memanjangkan rambut dan tidak perlu diberi nama secara agama Budha. Ini adalah peraturan di sini. Jika pak tua tidak menyukai peraturan kuil kami, mengapa datang ke sini?" Shen Tai Gong tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia menunjuk Wo Shi Shui dan berkata, "Bukan aku yang ingin datang kemari...kalian berniat mencelakainya, maka mau tidak mau aku harus membantunya!..." Si Kou Xiao Dou membalikkan kepala bertanya kepada Wo Shi Shui, "Aku ingin tanya, untuk apa kau masuk ke dalam kuil kami? Apa tujuanmu? Dan mengapa mengatakan kalau kami menyembunyikan seseorang...sebenarnya siapakah dia?" Wo Shi Shui pernah masuk ke dalam kuil dan memeriksa setiap kamarnya, tapi tidak ada yang patut dicurigai. Dia tahu dia tidak mempunyai alasan lain, tapi di dalam kamar gelap itu benar-benar ada orang sedang menari. "Aku melihat di dalam kamar ini ada seorang laki-laki yang sedang bermain kecapi, dan seorang perempuan sedang menari...." Si Kou Xiao Dou sedikit terkejut dan berkata, "Ini sangat aneh. Walaupun peraturan kuil kami agak berbeda dan aneh, tapi di sini bukan tempat untuk menari. Mengapa bisa ada...."Tiba-tiba dia seperti teringat sesuatu. Hal ini benar-benar membuatnya terkejut. Walaupun dia adalah seorang yang sangat tenang, sekarang dari raut wajahnya muncul rasa curiga dan terkejut. Wo Shi Shui melihat lagi ke dalam kamar yang gelap itu. Di sana benar-benar tidak ada seorangpun. Dia berpikir sebentar dan berkata, "Aku yang telah berbuat ceroboh, jika telah melakukan kesalahan, mohon Anda mau maafkanku." Si Kou Xiao Dou tertawa, 'Tidak apa-apa...." Wo Shi Shui telah mengaku salah, jika dia telah berbuat salah dan meminta maaf, dia tidak akan menyimpan dendam. Tapi melihat sikap Si Kou Xiao Dou, sepertinya dia tidak tenang. Dia bertanya lagi, "Kedua orang itu...apakah benar kau melihatnya? Mereka seperti apa?" Jawab Wo Shi Shui, "Mungkin aku telah salah lihat." Si Kou Xiao Dou masih ingin bertanya lagi, tapi Fang Zhen Mei sudah menepuk pundak Wo Shi Shui. Dia tertawa kepada Si Kou Xiao Dou, "Kali ini kami telah berbuat tidak sopan dan masuk ke dalam kuil Anda setelah itu malah membuat keributan di sini...harap kalian mau memaafkan kami. Sekarang kami akan pergi dari sini." Dia memberi hormat kepada ketiga puluh biksuni itu dan pergi bersama-sama dengan Shen Tai Gong, Wo Shi Shui dan Xiao Xue. --ooo0dw0ooo-- Mereka berempat turun dari gunung. Di dalam kegelapan Fang Zhen Mei bertanya kepada Wo Shi Shui, "Kau melihat orang itu seperti apa? Sepertinya orang itu berhubungan erat dengan Si Kou Xiao Dou dan You Ling San Shi, dan masih ada hubungan dengan masalah ini." Wo Shi Shui terkejut dan bertanya, "Masalah apa?" Fang Zhen Mei bercerita, "Aku datang ke sini bukan secara kebetulan. Ceritanya begini, tahun lalu penguasa dunia persilatan Yun Nan dan Gui Zhou, yang bernama You Ming Wang, putrinya yang sudah meninggal waktu itu telah mengalami sesuatu di jalan bercabang. Ketua Tang Shi Wu yang bernaung di bawah Long Hui Ji yang sedang melakukan perjalanan ke Zhong Yuan untuk mengunjungi daerah di sana. Karena melihatnya mengalami kesulitan dia segera membantu. Itu membuat Xi Xue Xiang Fei Qing Qing marah. (Ratu pengisap darah dari He Bei). Qing Qing dan anak buahnya ingin membunuhnya, saat itu tepat aku melihatnya. Dia berjuang sendiri menahan puluhan pesilat tangguh yang mencoba membunuhnya, tapi dia tetap melindungi seorang pejalan kaki yang tidak bersalah. Aku melihat sikapnya adalah sikap seorang laki-laki sejati, maka akupun menolongnya, sejak itulah kami bersahabat." Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui tetap tidak mengerti dengan cerita Fang Zhen Mei, lalu apa hubungannya dengan Si Kou Xiao Dou? "Aku berteman dengan Tang Shi Wu, dan sering mendengar Tang Shi Wu bercerita tentang Long Hui Ji. Tang Shi Wu sangat mengagumi Long Hui Ji. Tadinya aku memang sudah mendengar kalau di perbatasan Yun Nan Gui Zhou Yi Tiao Long, Long Hui Ji adalah seorang laki-laki sejati. Aku ingin bertemu dengannya karena itu Tang Shi Wu mengajakku ke pesta ulang tahun Long Hui Ji. Aku menyetujuinya, tapi tahun kemarin aku bertarung dengan Da Tan Jiang Jun (Jendral pemberani) dan tidak bisa pergi ke pesta ulang tahun Long Hui Ji. Tahun ini burung merpati Tang Shi Wu mengirimkan kabar kepadaku dan dia berharap aku bisa datang ke tempatnya tahun ini. Aku merasa karena saat ini aku sedang tidak memiliki kesibukan maka akupun memutuskan pergi ke barat sambil melihat pemandangan bunga-bunga dan menikmati teh terkenal, juga melihat pemandangan yang indah. Tidak disangka...." Dia berhenti sejenak dan melanjutkan lagi, "....tidak disangka Tang Shi Wu dibunuh orang dan mati sangat mengenaskan. Tang Shi Wu adalah orang yang sangat membela keadilan, sekarang dia telah dibunuh. Aku tidak akan berpangku tangan begitu saja. Apalagi banyak orang Qu Nuan Bang yang dipimpin oleh Long Hui Ji terus mati keracunan dan banyak rakyat kecil yang mati dengan sia- sia...Banyak gosip tidak enak yang tersebar. Semua itu tidak menguntungkan Long Hui Ji. Setahuku, Long Hui Ji adalah seseorang yang sangat terbuka dan jujur. Sewaktu dia berkuasa, dia telah memimpin dunia persilatan bagian barat dengan baik. Tidak ada yang saling menyerang, tidak terjadi keributan...kecuali aku pernah mendengar ribut-ribut mengenai hubungannya dengan Putri You Ming Wang. Orang itu tidak melakukan kesalahan besar, mengapa begitu banyak hal aneh yang menimpanya?" Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui baru mengerti apa yang dimaksud Fang Zhen Mei. "Karena itu untuk sementara aku akan menutup identitasku. Aku akan memeriksa secara terang-terangan atau secara sembunyi- sembunyi. Long Hui Ji memang pernah berbuat banyak kebaikan di daerah ini, tapi sekarang terus terjadi banyak kejadian aneh. Orang selalu mengingat keburukan seseorang dibandingkan dengan kebaikannya, dan selalu menyalahkannya. Sampai anak buahnyapun menjauh...karena ingin mengetahui hal ini lebih detil, aku mendengar secara langsung dari 2 mulut korban yang tidak mati secara langsung. Sebelum mati mereka selalu berteriak, 'ada setan perempuan', kelihatannya mereka telah terkena guna-guna, sehingga membuat pikiran mereka tidak sadar. Karena itu aku ingin mencaritahu mulai dari San Si. Orang yang meletakkan guna-guna ini sangat profesional cara kerjanya, karena itu murid-murid Qu Nuan Bang yang menguasai ilmu guna-gunapun mati terkena guna- guna orang itu. Ilmu guna-guna di dunia persilatan bagian barat adalah 'San Chong Yi Long'. Yi Long adalah seekor naga bernama Long Hui Ji. 3 Chong adalah 'Si Kong Tui', 'Si Wu Qiu', ' Si Kou Xiao Dou'. Si Kou Xiao Dou adalah seorang perempuan, Si Wu Qiu, belum pernah ada yang melihatnya. You Ling San Shi yang dipimpin Si Kou Xiao Dou semua adalah perempuan karena itu aku memilih Ling Yin Si sebagai target utamanya." Fang Zhen Mei tertawa dan berkata lagi, "Setelah tiba di Ling Ying Si ternyata tidak mendapatkan informasi apapun dan waktu itu aku mendengar Shen Lao Da memanggil-manggil nama A Shui (Wo Shi Shui). Aku segera datang dan kalian mulai bertarung saat itu...." Dia berhenti sebentar kemudian melanjutkan lagi, "Ilmu silat Si Kou Xiao Dou tidak lebih tinggi daripada Shen Lao Da. Kira-kira dalam 100 juruspun bisa terlihat siapa yang menang dan siapa yang kalah. Di dunia persilatan Zhong Yuan tidak banyak yang bisa bertarung dengan Shen Lao Da hingga 100 jurus...." Shen Tai Gong mendengar Fang Zhen Mei memujinya. Mulutnya tidak bisa menutup karena kegirangan. Dia mengelus rambut Xiao Xue dan berkata, "Xiao Xue, apakah kau sudah mendengar kata- kata Paman Fang? Di Zhong Yuan Paman Fang adalah orang yang bicara paling jujur dan juga paling berbobot." Xiao Xue mengangguk, "Kakek, aku memang sedang mendengarkan." Shen Tai Gong berkata, 'Teruskan kata-katamu." Fang Zhen Mei menggelengkan kepala, "Tapi jika kalian terus bertarung dengan mereka, kalian tetap akan sulit untuk menang, apalagi ada You Ling San Shi. Kalian pasti akan kalah karena mereka memakai ilmu guna-guna. Awalnya dia memakai ilmu guna- guna untuk menguasai hati A Shui, memaksanya berlutut. Untung pikiran A Shui sangat kuat dan juga secara kebetulan Shen Lao Da datang...tapi setelah Si Kou Xiao Dou tahu dia tidak bisa menang melawan kalian, maka dia segera menggunakan wewangian ilmu guna-guna kemudian menggunakan ilmu menekan hati. Ilmu ini disebut 'guna-guna hati', yaitu dia bisa menyatukan pikiran dari 31 orang, membuat detak jantung bertambah cepat. Akhirnya jantung kita akan terasa terlalu berat dan tidak sanggup menanggung beban, terakhir akan membuatmu syaraf pecah dan mati" "Apakah ada ilmu begitu aneh..." tanya Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei pelan-pelan berkata lagi, "Ada. Kita sering mendengar ada hal aneh seperti itu. Di suatu desa, ada seorang anak berbakat. Dia bisa membuat sekuntum bunga yang tumbuh di luar jendela menjadi mekar atau layu...bahkan ada orang yang bisa dengan hati membuat kuas menulis di atas kertas. Ada seseorang dengan mata penuh kemarahan membuat katak mati seketika... masih ada sebagian orang menguasai 'Mao Shan Shu'. Dia bisa membuat gelas bergerak di tengah-tengah udara dengan pikirannya dan ada juga yang bisa membuat menulis dengan sumpit di atas pasir.... Si Kou Xiao Dou memimpin biksuni-biksuni yang sudah terlatih. Dia bisa menyatukan 31 pikiran. Dengan tujuan untuk menguasai detak jantung musuh, sebenarnya ini bukan hal aneh.. .tapi jika kalian tidak mempunyai cara untuk mengatasi situasi seperti ini, kalian pasti akan kalah. Tadi aku melihat dengan jelas, Xiao Xue belum pernah belajar ilmu silat karena itu dialah yang pertama kali dikuasai ilmu itu. Dia merasa sakit tapi gadis kecil ini sangat baik hati. Dia bertahan supaya tidak berteriak, dia hanya merintih, tapi kalian tetap bisa mendengar. Begitu kalian tidak berkonsentrasi, kalian juga terkena guna-guna itu...pada saat bertarung dengan orang-orang dunia persilatan di Yun Nan dan Gui Zhou, kalian tidak boleh bertindak ceroboh. Jika tidak, kalian tidak akan bisa menang." Shen Tai Gong sangat kagum kepada Fang Zhen Mei, tapi dia mengangkat bahu dan tertawa kecut kepada Xiao Xua, "Hhhh! Sepertinya orang ini tidak bohong tapi dia terlalu memuji musuh." Xiao Xue menundukkan kepala, dia merasa sedih, "Ini memang salahku." Fang Zhen Mei dan Shen Tai Gong bertanya, "Apa salahmu?" Kepala Xiao Xue menunduk lebih dalam lagi, dengan sikap tidak tenang dia memainkan bajunya, "Jika aku bersuara, membuat kakek dan kakak...." dia merasa sedih dan hampir menangis. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong secara bersama-sama meloncat dan menghentakkan kaki, "Oh, tidak!" Kata Shen Tai Gong, "Bukankah keadaan kita sekarang baik-baik saja? karena apa kau bersedih?" Kata Wo Shi Shui, "Meskipun kau tidak berteriak, kami tetap tidak bisa menahan 'guna-guna jantung' yang dipakai oleh You Ling San Shi." Setelah Xiao Xue mendengar perkataan mereka, hatinya baru merasa agak tenang. Wo Shi Shui sudah menceritakan apa yang telah dilihatnya di Ling Yin Si. Setelah mendengar kata-kata itu Fang Zhen Mei tampak terus berpikir. Tiba-tiba dia bertanya, "Apakah kau merasa mengenal wajah Si Kou Xiao Dou?" Wo Shi Shui dengan serius mengangguk, "Benar!" Fang Zhen Mei bertanya lagi, "Apakah kau belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya?" Wo Shi Shui dengan yakin mengangguk. Fang Zhen Mei bertanya lagi, "Perempuan penari dan laki-laki yang berrhain kecapi itu, mereka memiliki ciri khas apa?" Shen Tai Gong sudah tidak sabar lagi. Dia terus berteriak, "Tampaknya A Shui sudah melihat setan, bagaimana langkah kita selanjutnya? Kuil itu bukan hanya ingin membunuhku. Nenek gadis inipun sudah mereka bunuh. Kita tidak boleh membiarkannya begitu saja." Fang Zhen Mei merasa aneh, "Membunuhmu? Bagaimana cara mereka membunuhmu? Siapa nenek gadis kecil ini, mengapa dia bisa mati?" Shen Tai Gong dan yang lainnya telah memakamkan nenek itu. Mereka turun ke kaki gunung, begitu sampai di dermaga, dia menceritakan apa yang telah terjadi kepada Fang Zhen Mei. Perahu masih berada di tengah-tengah sungai. Shen Tai Gong membentuk corong dengan kedua tangannya dan berteriak, "Hei perahu! Bibi, Paman!" Gelombang air di malam hari agak besar, pendayung di seberang tidak bisa mendengar teriakan Shen Tai Gong. Wo Shi Shui berteriak, "Wei! Perahu...." Pendayung itu sudah mendengar dari kejauhan, dia melambaikan tangannya dan mendayung perahu mendekati mereka. Fang Zhen Mei melihat air sungai tampak berkilau dan bulan sabit terpantul di atas permukaan air sungai. Dia berkata, "Aku kira surat darah itu bukan bermaksud ingin meracuni dan membunuhmu, mungkin itu adalah salah satu korban yang dibunuh. Dia menulis surat dengan kata-kata terakhir yang sanggup ditulisnya.Dia berharap temannya bisa membalaskan dendamnyatapi sayang racun itu sudah menyerang hingga ke jantungnya. Saat itu juga racun sudah sampai di ujung koas. Burung itu lalu bertemu dengan Shen Lao Da yang mempunyai hobi mengejar burung, maka racun itupun mengenaimu...hal apapun yang terjadi di daerah Yun Gue bukan hal sederhana, sepertinya di balik semua ini tersimpan banyak rencana jahat." Shen Tai Gong berpikir lalu berkata, "Lawan langsung meracuninya, artinya dia adalah orang penting. Jika keadaan menjadi seperti sekarang, aku malah menjadi bingung. Kalau begitu lebih baik kita mencari Long Hui Ji, dan melindungi dia supaya jangan sampai dia dibunuh orang!" Fang Zhen Mei mengangguk, "Betul! Besok adalah hari ulang tahun Yi Tiao Long. Siapapun siluman itu, dia pasti akan menunggu sampai esok tiba, malam ini kita masih mempunyai waktu." "Kemana malam ini kita akan pergi?" Begitu mendengar ada pekerjaan, Shen Tai Gong menjadi bersemangat lagi. Perahu telah mendekati darat. Mata Fang Zhen Mei tampak bercahaya seperti bintang, "Kita naik dulu baru membuat rencana berikutnya." Wo Shi Shui melihat mata Fang Zhen Mei yang hitam dan bercahaya, dia sangat kagum kepada Fang Zhen Mei. Dia mengenal Fang Zhen Mei sudah lama, tapi cahaya bintang mengingatkannya pada Fang Zhen Mei, walaupun umur mereka hampir sama dan sama-sama orang dunia persilatan, tapi dia tidak memancarkan cahaya kepintaran.... --ooo0dw0ooo-- BAB 6 Lagu sedih tukang dayung Orang-orang yang berada di atas rakit mulai bercerita, "Aku teringat pada jaman dahulu, dengan sebuah kail ikan aku bertarung dengan 2 pesilat tangguh dari perkumpulan Tang. Mereka bernama Tang Bing dan Tang Jun. Tang Jun dijuluki sebagai 'senjata rahasia tidak ada tandingannya' dan Tang Bing dijuluki sebagai 'tidak mengeluarkan jurus, begitu mengeluarkan tidak ada yang bisa menahannya'. Dalam pertarungan itu, dengan keranjang dan jala ikan aku menerima 84 macam senjata rahasia. Dengan senar kail aku mengikat mereka dan mempermainkan mereka seperti bola kapas.... Semenjak pertarungan itu terjadi sampai hari ini mereka masih bersembunyi di dalam perkumpulan Tang dan tidak berani keluar lagi!" Wo Shi Shui berkata, "Kau melupakan satu orang lagi, yaitu Tang Yue Liang." "Siapa itu Tang Yue Liang...dia tidak penting," kata Shen Tai Gong. Malam itu Wo Shi Shui sangat banyak bercerita. "Kau jangan mengira Xiao Xue tidak tahu apa-apa, kau sembarangan mengaku- aku sebagai pahlawan, kau memang memukul Tang Bing dan Tang Jun hingga mereka seperti anjing yang jatuh ke dalam air, tapi begitu Tang Yue Liang keluar, dengan 13 batang sutranya dia berhasil membuatmu terjatuh dan dengan senjata rahasianya dia mencabut rambut dan jenggotmu untuk membalaskan dendam kedua adiknya. Kau telah dipukulnya, kau berlari ke pasar dan tidak ada tempat bersembunyi di sana!" Dengan khawatir Xiao Xue bertanya, "Apakah akhirnya kakek bisa melarikan diri...." Dengan malu Shen Tai Gong berkata, "Aku? Aku tidak melarikan diri, aku tidak bisa mengalahkannya, terpaksa aku hanya bisa marah kepadanya, kemudian dia berkata, jika aku memanggilnya buyut, maka dia akan memaafkanku, tapi aku sudah tua bagaimana mungkin bisa memanggilnya dengan sebutan buyut. He, he, he!" Shen Tai Gong melihat Xiao Xue. Dia berharap Xiao Xue setuju dengannya. Xiao Xue terlihat terus mengangguk. "Siapa yang memukul kakek, dia pasti orang jahat." Dia selalu berpihak pada kakek ini. Shen Tai Gong melihat Xiao Xue mengangguk. Dia sangat senang, "Karena itulah aku tidak mau memanggilnya dengan sebutan buyut. Kemudian Tang Yue Liang menyuruhku menangis. Aku bertanya untuk apa aku harus menangis? Katanya dia suka melihat laki-laki sejati di dunia persilatan menangis. Aku marah dan mengatakan, 'jika kau senang melihatku menangis, aku sengaja tidak akan menangis'. Kemudian dengan senjata rahasia yang sangat beracun yang bernama 'Meng Shang' diapun rhenghadapiku. Aku mengatakan, jika aku kalah dari lawan, dan aku bisa kabur, aku akan berteriak, mengaku kalah, tapi tidak akan pernah menangis atau menyerang orang secara diam-diam. Juga tidak akan memanggil bantuan.... Kau lihat, aku tidak pernah memanggil Cai Shen Ye dengan nama sebenarnya, mengapa aku harus memanggilnya buyut? Itu hanya mimpi!" Xiao Xue bertanya, "Kalau Kakek tidak mau memanggilnya buyut, apakah dia akan berbuat ganas kepada Kakek?" Wo Shi Shui segera menjawab, "Waktu itu aku tepat sedang lewat dan bertemu dengannya, aku membantu Shen Tai Gong memukul perempuan itu." Dengan senang Xiao Xue berkata, "Pasti Kakak berhasil mengusirnya!" Kali ini giliran Shen Tai Gong yang tertawa terbahak-bahak, "Dia? Dia juga dipukul oleh Tang Yue Liang sampai jatuh bangun. Perempuan jahat itu masih memanggilnya dengan beruang besar. Julukan itu memang datang dari perempuan itu!" Shen Tai Gong benar-benar merasa senang, dia lupa kalau dia juga kalah. Xiao Xue benar-benar tidak percaya, kakek yang menggendongnya terbang ke sini dan ke sana seperti dewa dan kakak yang tinggi, besar juga gagah bisa kalah dari orang itu. Dia bertanya, "Kalau begitu, apakah perempuan itu berhasil dipukul hingga lari oleh kalian?" "Belakangan," Shen Tai Gong menunjuk hidung Fang Zhen Mei dan berkata, "dia datang." Begitu mendengar Fang Zhen Mei datang, Xiao Xue berpikir, "Tadi begitu Fang Zhen Mei datang, bisa membuat biksuni itu terkejut dan terpaku. Kali ini Fang Zhen Mei pasti berhasil mengusir perempuan jahat itu." Dia bertepuk tangan dan tertawa, "Paman Fang datang, 3 lawan satu, pasti menang." Pada saat dia bicara seperti itu, wajah mereka bertiga berekspresi malu. Orang-orang dunia persilatan paling tidak senang main keroyokan, banyak orang mengeroyok seorang musuh, apalagi lawan mereka hanya seorang perempuan. Walaupun menang tapi menang tidak dengan hasil bagus. "Jangan memanggilku Paman Fang, panggil aku seperti mereka memanggilku dengan sebutan Cai Shen Ye. Itu lebih enak didengar." Mata hitam Xiao Xue tampak terus berputar, dia tidak mengerti, gambar Cai Shen Ye yang biasa dilihatnya apa miripnya dengan Fang Zhen Mei? "Aku datangpun sudah tidak ada gunanya," Fang Zhen Mei tertawa kecut. "Bukan begitu lahir aku sudah bisa ilmu silat, aku sama dengan yang lain, setahap demi setahap kemampuan ilmu silatku naik. Walaupun waktu itu ilmu silatku sudah lumayan tinggi, tapi aku tidak berpengalaman, apalagi bertemu dengan pesilat tangguh seperti Tang Yue Liang...." "Karena itu," Wo Shi Shui dengan susah payah baru mendapat kesempatan menyindir Fang Zhen Mei, "Dia tidak bisa mengalahkan Tang Yue Liang, tapi dia malah mendapatkan sebuah cara jitu" "Cara jitu apa?" tanya Xiao Xue. Dengan malu Fang Zhen Mei berkata, "Sudahlah, jangan menertawakan orang lain!" Kata Shen Tai Gong sambil tertawa, 'Yang namanya Fang Zhen Mei, dia lari ke tempat ayam, bebek, dan babi buang air besar. Dia berguling-guling kemudian bertarung lagi dengan Tang Yue Liang. Ternyata Tang Yue Liang paling benci dengan yang kotor-kotor, apalagi dia takut dengan hawa laki-laki. Katanya dalam sehari dia 5 kali mandi dan harus menggunakan 7 macam bunga merendam badan, dia tidak pernah mau memegang benda yang sudah dipegang oleh laki-laki walaupun benda itu sudah dipegang ayahnya. Karena bau Cai Shen Ye yang sangat memuakkanmembuat Tang Yue Liang ketakutan dan melarikan diri!" Xiao Xue ingin tertawa, dia melihat Fang Zhen Mei yang terlihat sangat bersih, tidak terbayangkan jika dia sampai berguling-guling di tempat begitu kotor. Mereka berempat tertawa terbahak-bahak sampai pada saat Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui sudah berhenti tertawa, sedangkan Xiao Xue masih belum berhenti tertawa. Akhirnya diapun berhenti tertawa. Tapi begitu teringat cerita tadi, dia tertawa lagi sampai mengeluarkan air mata. Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, dan Fang Zhen Mei melihat Xiao Xue bisa tertawa, mereka merasa sangat tenang. Sebenarnya mereka sengaja memilih kejadian dulu yang lucu yang bisa diceritakan, maksud mereka tidak lain adalah untuk membuat gadis kecil ini merasa senang dan berharap untuk sementara waktu bisa melupakan kesedihannya karena telah kehilangan neneknya dan tinggal sebatang kara di dunia ini. Wo Shi Shui melihat ada air yang berkilau, dengan penuh perasaan dia berkata,".. .waktu itu kita belum saling kenal...." Sebenarnya Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui karena bertarunglah baru bisa saling mengenal. Xiao Xue mendengar Wo Shi Shui menarik nafas. Dia berpikir, "Mengapa orang-orang ini belum saling kenal tapi bisa bertarung?" Dia berpikir lagi, perlakuan mereka kepada dirinyapun demikian. Nenek telah dibunuh, mereka melindunginya.... Mengingat nenek lagi, dia merasa sedih. Fang Zhen Mei dengan tenang berjongkok, melihat aliran air sungai dan berkata, "Kata orang-orang dulu, jika kaki sudah menginjak air, maka dia harus mengikuti arus air dan terus berjalan ke depan...dulu kita tidak saling mengenal tapi sekarang kita menjadi sahabat...," Tiba-tiba kedua tangannya diangkat. Dia mengangkat 2 orang dari bawah air seperti mengangkat 2 ekor ayam kecil. Fang Zhen Mei bertanya, "Apakah kalian berdua juga ingin berkenalan dengan kami?" Kedua orang ini diangkat ke atas perahu. Mereka tidak bisa bergerak karena Fang Zhen Mei sudah menotok nadi mereka. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong melihat mereka berbaju hitam, pandangan mata mereka sangat dalam. Kelihatannya mereka bukan orang Zhong Yuan. Tangan mereka memegang pisau pemenggal sapi. Mereka sepertinya ingin memutus tali pengikat rakit. Di sungai dengan gelombang begitu besar, walaupun mereka bertiga mempunyai ilmu silat tinggi tetap sulit untuk bertahan hidup. Shen Tai Gong sangat marah. Dia mengangkat salah satu orang dan bertanya, "Siapa yang menyuruh kalian melakukan ini?" tapi setelah ditanya beberapa kalipun dia tetap tidak mau menjawab, hal ini membuat Shen Tai Gong bertambah marah. Shen Tai Gong menampar orang itu berkali-kali! Kata Wo Shi Shui, "Apakah kau tidak melihatnya dia ditotok?" Shen Tai Gong ingin membukanya, tapi Fang Zhen Mei berkata, "Tidak perlu, masih ada seseorang yang belum ditotok." Tidak ada yang mengerti dengan maksud Fang Zhen Mei. Setelah lama Fang Zhen Mei baru bertanya, "Pendayung rakit, kau akan membawa kami ke mana?" Kata-kata ini membuat Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terkejut dan segera tersadar. Ternyata sungai ini bukan sungai yang mereka seberangi tadi, sekarang mereka berada di tengah-tengah sungai. Di kejauhan ada sebuah perahu layar berwarna hitam dan di atas tiang perahu terpasang panji berwarna hitam juga. Di atas panji hitam disulam sesuatu, tapi di bawah cahaya bulan sabit yang redup tidak bisa terlihat dengan jelas. Perahu layar berwarna hitam itu dengan cepat mendekati rakit. Pendayung itu berhenti mendayung. Pelan-pelan dia meletakkan dayungnya dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu, semua gerakan dilakukannya dengan sangat perlahan. Sambil main-main Fang Zhen Mei sebenarnya bisa mengalahkan musuh, kata-kata ini tidak salah, kedua orang yang ditotok oleh Fang Zhen Mei adalah dua marga Man ular ini sangat paham dengan keadaan air. "Aku sudah mendayung selama bertahun-tahun, entah bagaimana caranya supaya bisa membuat Pendekar Fang lengah." kata pendayung itu Xiao Xue ingin melihat orang yang berbicara dengan suara rendah itu tapi Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sudah berada di depan dan di belakangnya, apalagi tubuh Wo Shi Shui yang tegap seperti seekor sapi menghadang di depannya, sedikit celah untuk melihatpun tidak ada. — Yang penting bisa menghindar orang yang akan menyerangnya. "'Pembunuh perahu', Zhang Hen Shou adalah pembunuh nomor satu di sungai dan laut. Sedang dua ular marga Man ini sangat menguasai keadaan air, aku tidak bisa melihat ada tanda-tanda yang patut dicurigaihanya saja tadi ketika Tuan berada di tengah- tengah sungai sengaja tidak ingin terburu-buru membawa kami menyeberangi sungai, ketika Shen Tai Gong berteriak, kau berpura- pura tidak mendengar teriakannya. Pada saat Wo Shi Shui memanggil untuk kedua kalinya kau baru mendengar. Tenaga dalam Shen Tai Gong memang tidak sekuat A Shui, tapi panggilannya lebih panjang dari A Shui. Seharusnya meskipun jauh Tuan tetap bisa mendengar...jadi Tuan kelihatan berpura-puranya, akupun jadi memperhatikan keadaan sekitar ini. Maka sebelum dua ular marga Man itu memotong tali rakit, aku sudah melakukan apa yang harus kulakukan." "Baiklah," pendayung itu pelan-pelan membuka bajunya yang berbentuk seperti jas hujan. Di bawah baju itu tampak sebilah pedang. Pedang itu sangat aneh, besar, kasar, lebar, panjang. Pedang dibawa dengan aneh. Orang normal biasanya meletakkan pedang di sebelah kanan di pinggang atau digantung di belakang punggung, tapi pedang lebar milik orang itu hanya diselipkan di tali pinggang di tengah. Sarung pedang lurus menempel dari dada hingga ke perut bawah. Bagian atas pedang hampir mengenai dagu. Pedang digantung dengan cara seperti itu, tentu akan sulit untuk mencabutnya. Shen Tai Gong melihat cara orang itu menggantung pedang, dari kiri merasa tidak nyaman, dari karian melihatpun tidak nyaman. Dengan tertawa dia berkata, "Mengapa pedangmu digantung di tenggorokan, seperti kain penutup perut saja" Kata-kata Shen Tai Gong belum habis, pendayung itu sudah melenting ke belakang. Gerakannya sangat aneh karena bagian belakang kepalanya hampir mengenai tanah dan terdengar suara CHANG. Di dalam kegelapan terlihat cahaya berkilau. Kilauan itu meluncurk ke arah Shen Tai Gong. Hanya dalam waktu singkat orang itu sudah mencabut senjatanya. Cepat seperti kilat dan sudah menyerang. Wo Shi Shui yang berada di depan, Xiao Xue berdiri di tengah. Shen Tai Gong berada di belakang. Tapi begitu orang itu mengeluarkan jurus, dia bisa melewati Wo Shi Shui, menghindari Xiao Xue dan menyerang Shen Tai Gong! Tiba-tiba Shen Tai Gong terdiam dan melayang keluar! Baju panjangnya yang berwarna abu tampak berkibar sebentar di atas permukaan air, setelah itu Shen Tai Gong kembali turun ke atas rakit. Cahaya sudah tidak terlihat, cahaya itu sudah kembali ke dalam sarungnya. Pedang tetap tergantung di dalam baju ketat itu, hampir mengenai tenggorokan dan tepat di bawah lutut. Shen Tai Gong melayang kemudian kembali, tapi pembawaannya yang selalu bercanda sekarang tidak terlihat lagi. Janggutnya yang mencapai panjang 3 kaki lebih, terpotong hingga satu kaki, waktu kilauan itu terbang, dia melenting ke belakang, dia menghindari pedang yang akan menusuknya dengan cara meloncat, tapi senjata lawan yang keluar bukan sebuah pedang melainkan sebuah golok. Beruntung Shen Tai Gong bisa terhindar dari tusukan itu tapi punggung Shen Tai Gong sudah berkeringat dingin. Tiba-tiba Fang Zhen Mei berkata dengan dingin, tidak seperti biasanya dia yang sangat ramah dan sopan, "Zhang H eh Shou, untuk apa kau datang ke sini?" Siapapun orang yang telah menghina temannya dia tidak akan berbuat sopan dan sungkan kepada orang itu. Di dalam kegelapan, nada bicara Zhang Hen Shou membuat orang teringat pada wajahnya yang selalu datar, "Kau tahu bukan kalau aku adalah seorang pembunuh?" "Akupun tahu kalau kau seorang manusia," kata Fang Zhen Mei. Zhang Hen Shou berkata dengan pelan, "Tujuanku...." dia menunjuk dua ular marga Man yang berada di rakit dan berkata lagi, "Sama dengan mereka." "Membunuh?" tanya Fang Zhen Mei. Zhang Hen Shou menggelengkan kepalanya. Walaupun Shen Tai Gong masih kaget tapi dia tetap tertawa, "Sangat aneh, pembunuh Zhong Yuan yang bernama Zhang Hen Shou datang bukan untuk membunuh, apakah dia mau menjadi mak comblang?" Kedua mata Zhang Hen Shou tampak bercahaya menyeramkan. Segera Fang Zhen Mei bertanya, "Apakah kau bisa memberitahu tujuanmu?" "Untuk membeli barang," jawab Zhang Hen Shou. "Kau akan membeli apa?" tanya Fang Zhen Mei. "Dengan sebuah perahu Cai Lian, sebilah pisau Qie Ming, 100 butir batu mata kucing, ditambah lagi dengan tempat yang ada di Gu Shan Duan Qiao dengan luas kurang lebih 45 kilometer persegi." "Perahu Cai Lian juga disebut Xiao Jin Ku (xiao=hilang jin=emas ku=lubang), gadis cantik yang ada di perahu Cai Lian sangat banyak, kecantikan, uang banyak susah dibeli dalam waktu semalam. Perempuan yang ada di perahu itu adalah perempuan tercantik juga tercabul, apalagi biasanya barang yang susah didapat, makin banyak orang berusaha untuk mendapatkannya. Mendapatkan sebuah perahu Cai Lian berarti mendapatkan 30 orang perempuan cantik dan genit, masih ada sebuah golok Que Meng. Golok ini adalah pusaka yang paling diinginkan oleh orang dunia persilatan. Karena orang yang memiliki Que Meng Dao ilmu silatnya akan bertambah beberapa kali lipat dan masih ada mitos yang mengatakan, 'barang siapa yang memiliki Que Meng Dao ini maka perempuan-perempuan cantik yang berperasaan lembut akan jatuh cinta kepada si empunya Que Meng Dao, sekalipun dengan golok itu tidak akan bisa memutuskan cinta yang lembut ini." — Bukankah hal ini adalah hal yang paling diinginkan oleh seorang laki-laki muda? 'Mata kucing' adalah berlian dengan kualitas tinggi, biasanya 10 butir berlian biasa tidak akan bisa ditukar dengan setengah 'mata kucing' ini. Tapi sekarang 'mata kucing' ini berjumlah 100 butir! Mengenai tanah dengan luas 45 kilomter persegi, tanah dan sawah selalu melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Lebih hebat daripada emas atau cek. Apalagi tanah ini terletak di Gu Shan Duan Qiao, tempat itu adalah tempat wisata di Shui Zhou dan Hang Zhou, kalau di sana dibangun sebuah rumah, cukup membuat hati orang lain menjadi iri, kalau bisa membangun sebuah usaha di sana, benar-benar seperti membangun tempat untuk naga. Perahu Cai Lian, Que Meng Dao, mata kucing, Gu Shan Duan Qiao— Fang Zhen Mei tertawa, "Siapa yang bisa mengeluarkan uang begitu banyak?" Zhang Hen Shou melihatnya, di dalam kegelapan wajahnya tidak bisa terlihat jelas tapi dia bisa melihat pandangan matanya yang kuat, membuat hati orang dingin hingga menusuk ulu hatinya. "Apakah kau ingin tahu?" "Perahu Cai Lian, mata kucing, ditambah lagi dengan tanah di Shu Zhou, harta yang begitu melimpah terdengar seperti mimpi, kalau tidak memberitahu siapa pembelinya, kami tidak tahu apakah itu nyata atau sekedar ilusi?" "Baiklah, aku akan mengatakannya," kata Zhang Hen Shou, "Setelah aku memberitahu kalian harus menjualnya." Dia tidak membalikkan tubuh tapi dia menunjuk dan berkata, "Ren Tou Fan." kemudian dia menunjuk ke belakang, perahu berwarna hitam itu sudah mendekat, panji yang berada di atas tiang perahu itu semua berwarna hitam kadang terlihat kilauan berwarna hijau. Gambar tengkorak yang berada di layar perahu berwarna hitam itu mulai terlihat. Xiao Xue terkejut hingga hampir berteriak. Fang Zhen Mei melihat, layar perahu terus berkibar tertiup angin, tapi di atas perahu tidak terlihat ada seorangpun. "Apakah Ren Tou Fan yang datang dari Si Kong Tai?" Zhang Hen Shou tidak menjawab, dia balik bertanya, "Apakah kau akan menjualnya?" "Menjual apa?" "Seseorang." "Siapa?" "Dia." Zhang Hen Shou menunjuk seseorang. Xiao Xue terkejut dan bersembunyi di balik tubuh Shen Tai Gong. Ternyata yang ditunjuk oleh Zhang Hen Shou adalah dia. Fang Zhen Mei tertawa, "Dia?" "Bagaimana? Kau antar dia ke atas perahu, maka kau akan menjadi pemilik perahu Cai Lian, Que Meng Dao, 100 butir mata kucing, dan Gu Shan Duan Qiao." Fang Zhen Mei berkata, "Terima kasih. Sampai bertemu lagi!" "Apa maksudmu?" Zhang Hen Shou marah. "Artinya aku tidak akan menjualnya!" jawab Fang Zhen Mei. Tangan Zhang Hen Shou pelan-pelan mulai memegang pegangan pedang, gerakannya sangat lambat, tapi terlihat kalau dia sedang berusaha menguasai emosinya, dia bertanya, "Apa hubungan antara dia dan dirimu?" "Kami bukan saudara juga bukan kenalan lama, dia hanya seorang teman, kenalanku berarti temanku juga." Shen Tai Gong tertawa, "Aku menjual ikan juga menjual udang, kadang-kadang menjual burung, tapi aku tidak menjual teman. Yang tua dan muda, laki-laki atau perempuan, bisa ilmu silat atau tidak, semua tidak akan kujual." Wo Shi Shui hanya dengan dingin berkata, "Pergi kau!" --ooo0dw0ooo-- Zhang Hen Shou tertawa dingin. Angin yang berhembus di atas sungai sangat kencang, dia hanya mengatakan satu kalimat, "Kalau kau tidak mau menjual teman, kau harus menjual barangmu satu macam lagi." dia berkata kepada Fang Zhen Mei. "Apa?" tanya Fang Zhen Mei dengan tertarik. "Jarimu," Zhang Hen Shou dengan pelan, "jari tengah tangan kananmu, aku hanya ingin jari itu." "Bila kau mau menjual jari itu, semua barang itu tetap menjadi milikmu." Semua menjadi terdiam. --ooo0dw0ooo-- Kemudian suasana hening pecah karena Wo Shi Shui tertawa terbahak-bahak. Suara tawanya menggetarkan air sungai, dan sepertinya gelombang air sungai bertambah tinggi. "Semua orang tahu ilmu silat Fang Zhen Mei yang paling lihai adalah jari tengah tangan kanannya, kalau kau membeli jari itu, artinya kau membeli nyawa kami semua." "Benar!" suara Zhang Hen Shou berat seperti lonceng besar, "aku memang ingin membeli nyawa kalian." Fang Zhen Mei berkata, "Di dunia ini tidak ada benda hidup bisa dibeli dengan benda hidup lainnya, nyawa adalah milik kita sendiri, kita berhak untuk hidup!" Zhang Hen Shou berkata, "Sekarang kau hanya seekor tikus, sedangkan aku adalah seekor kucing, aku akan sekaligus menggigitmu atau menangkapmu, lalu melemparmu, atau menjadikanmu mainan. Yang kuat memakan yang lemah, yang kuat akan tetap hidup sedangkan yang lemah akan mati, ini adalah hukum alam, dari dulu memang seperti itu." Shen Tai Gong tertawa dingin, "Aku takut kau malah yang menjadi tikus, dan kamilah yang kucing----" Kata-kata Shen Tai Gong baru selesai, Zhang Hen Shou mengangkat kepalanya, pedang sudah dikeluarkan menjadi kilauan golok dan menyerang Shen Tai Gong! t Golok bergerak sangat .cepat, hanya dalam sekejap sudah berada di depan dada Shen Tai Gong, goloknya bergerak dengan cepat, walaupun tubuh Shen Tai Gong bergerak terus tapi ujung golok terus menempel dekat dengan bajunya. Waktu itu terdengar suara TANG, golok Zhang Hen Shou patah menjadi dua bagian. Jari tengan Fang Zhen Mei mengetuk golok Zhang Hen Shou seperti es lilin yang terkena api maka dengan sendirinya akan putus. Zhang Hen Shou terpaku, di tangannya hanya tersisa sepotong golok. Dia melihat golok yang masih berada di tangannya, wajahnya tampak datar. Shen Tai Gong tertawa, dia menyipitkan matanya dan berkata, "Walaupun kau adalah seekor kucing, kali ini kau sudah bertemu dengan anjing----seekor anjing pemburu yang bagus..." Fang Zhen Mei menarik lengan baju Shen Tai Gong dan memberitahu, "Jangan bergurau lagi." terdengar Zhang Hen Shou membuka mulut dan menyanyikan sebuah lagu, nada lagu itu sangat rendah dan kuat, tapi juga terdengar sedih. Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata, "Hati-hati, setelah dia bernyanyi dia akan bunuh diri." dia mengerti di dunia ini ada semacam orang, sekalipun dia adalah seorang pembunuh atau pendekar, mereka tidak mau dikalahkan, kalau sekali memukul tidak mengenai sasaran, cahayanya akan seperti bintang jatuh, golok terakhir pasti akan diarahkan kepada dirinya sendiri. Shen Tai Gong sudah tidak sabar dan berkata, "Kalau kucing di dunia ini sudah digigit anjing, dia akan malu bertemu dengan kucing-kucing lainnya, dan dia akan bunuh diri, dan sepertinya kucing di dunia ini akan musnah." Zhang Hen Shou tidak meladeni ucapannya, dia masih terus bernyanyi, lagunya sudah separuh dinyanyikan. Kata Fang Zhen Mei, "Kalau menyuruhnya jangan mati masih ada cara lain." "Cara apa?" tanya Shen Tai Gong. Fang Zhen Mei menunjuk ke perahu hitam yang semakin mendekat dan berkata, "Kita harus dengan cepat naik ke sana, sebelum dia selesai bernyanyi, kita tangkap majikannya—kalau majikannya tidak bisa melawan kita, untuk apa anak buahnya mati?" Kata-kata Fang Zhen Mei yang terakhir dikatakan dengan jelas karena suararrya besar, "Kalau dia adalah majikan yang baik, dia tidak akan membiarkan anak buahnya yang baik ini mati dengan sia-sia." Terdengar suara tawa yang seram dan berkata, "Rencana yang bagus, supaya dia tidak mati, satu-satunya cara adalah kalian naik ke atas perahu ini dan bertarung." --ooo0dw0ooo-- ============================== Ebook Cersil (zheraf.wapamp.com) Gudang Ebook http://www.zheraf.net ============================== BAB 7 Jari yang lembut Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong saling memandang. Mereka tidak berbicara apa-apa langsung meloncat bangun. Walaupun jarak antara perahu besar dengan perahu kecil sudah dekat, tapi jaraknya ada sekitar 5-6 meter. Ditambah lagi perahu itu lebih tinggi 10 kaki dari rakit kecil itu. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong meloncat seperti bola yang dengan cepat meluncur. Fang Zhen Mei menarik nafas, sekarang hanya ada Xiao Xue yang berada di rakit. Dia tidak mungkin meninggalkan Xiao Xue sendirian di rakit ini dan ikut naik ke perahu besar itu. Terpaksa dia tinggal di rakit itu untuk menj aga Xiao Xue. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong bergerak seperti elang terus naik dan naik ke bagian depan perahu. Begitu naik mereka merasakan ada angin besar yang berhembus, dari dalam perahu yang gelap berhembus angin aneh. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong sangat berpengalaman. Mereka secara bersamaan membentak dan berteriak, "Guna-guna!" Begitu meneriakkan kata 'guna-guna', Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong langsung menahan nafas. Mereka dengan cepat menggunakan tenaga dalam untuk melindungi tubuh mereka dan dengan cepat masuk ke dalam perahu! Dari tempat mereka naik sampai masuk ke dalam perahu masih berjarak beberapa meter. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong meloncat kemudian berlari masuk, tapi begitu kaki mereka menginjak papan perahu, mereka seperti sebongkah batu yang terjatuh ke dalam sumur lalu tenggelam. Hati mereka bergetar. Ternyata tempat di mana mereka berlari masuk ke dalam perahu tidak ada papan, hanya ada sebuah lubang gelap, besar, dan dalam! Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong ingin naik lagi dengan cara mengumpulkan tenaga, tapi tubuh mereka masih terus tenggelam. Tenaga mereka semakin habis. Apalagi saat itu mereka masih menahan nafas. Mereka mulai merasa sesak. Baru saja mulai menghisap, tercium bau busuk keluar dari lubang besar itu, dan tersedot masuk ke dalam paru-paru mereka. Walaupun ilmu silat mereka sangat tinggi, tapi begitu menghisap udara bau itu, paru-paru mereka seperti tersumbat banyak lumut, membuat tubuh mereka lemas. — Di dalam lubang gelap itu bukan berisi air laut melainkan air mati yang membuat orang ketakutan! Fang Zhen Mei yang masih berada di atas rakit melihat bayangan yang satu berwarna abu, dan satu lagi berwarna hitam tiba-tiba tenggelam. Dia berteriak, "Guna-guna!" Suaranya terdengar serak. Dia berteriak kepada Zhang Hen Shou, "Tolong urus gadis kecil ini!" Zhang Hen Shou sudah selesai menyanyikan sebuah lagu sedih, dia langsung terpaku. Fang Zhen Mei bergerak seperti seekor burung berwarna putih dan terbang melesat keluar. Sewaktu Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong hampir tenggelam, Fang Zhen Mei sudah berada di atas perahu besar itu. Fang Zhen Mei mulai merasakan udara di sana beracun dan pekat dengan guna-guna! Lawan memancing mereka naik ke sana! Fang Zhen Mei juga tahu bahwa lubang besar dan gelap itu berisi racun keras! Fang Zhen Mei segera mengeluarkan nafas dan juga mengeluarkan suara. Dia membentak. Bentakannya ini seperti sebuah palu besar yang siap memukulnya. Hal ini membuat kecepatan turunnya menj adi 10 kali lipat lebih cepat! Dia melewati Shen Tai Gong tapi dia tidak berhenti. Diapun melewati Wo Shi Shuikarena tubuh Wo Shi Shui lebih berat dibandingkan dengan Shen Tai Gong, maka dia lebih cepat jatuh ke dalam lubangmereka sudah berjarak sangat dekat dengan 'air kematian' yang berada di bawah perahu yang jaraknya kurang lebih 3 kaki! Fang Zhen Mei membalikkan telapaknya, mencengkram kaki Wo Shi Shui. Dengan tenaga besar dua mengangkat tubuh Wo Shi Shui. Dia mendorong Wo Shi Shui naik ke atas! Wo Shi Shui segera meloncat naik ke atas. Pada saat bersamaan, Shen Tai Gong yang sudah terjatuh turun dan mendekati Fang Zhen Mei! Fang Zhen Mei memiringkan tubuhnya. Dia membiarkan kaki Shen Tai Gong menginjak pundaknya. Dengan sekuat tenaga Fang Zhen Mei mendorong Shen Tai Gong dengan pundaknya. Shen Tai Gong meminjam tenaga ini untuk meloncat ke atas. Sedangkan tubuh Fang Zhen Mei semakin tengeglam. Jaraknya dengan 'air kematian' tinggal 1 kaki lagi. Air berbau amis dan bercampur dengan bermacam-macam bau aneh itu membuat Fang Zhen Mei merasa pusing. Tiba-tiba kedua lengan baju Fang Zhen Mei seperti papan memukul ke bawah. Kedua lengan bajunya menghasilkan angin besar dan memukul ke permukaan air. Sebuah aliran udara terasa berhembus, tubuhnya bergerak seperti sehelai kertas dengan cepat naik! Karena dia naik dengan sangat cepat, air hitam dan bau itu tidak sempat menciprat ke bajunya. Jarak antara dalam perahu dan sisi perahu masih ada beberapa meter. Jarak itu tidak lain adalah lubang gelap dan besar. Di dalam perahu ada sebuah pagar untuk berpegang. Ada 3 orang di sana. Di dalam perahu sangat gelap, hanya ada sebuah lampu kecil. Api tampak terus bergoyang-goyang seperti akan padam. Lampu ini seperti lampu yang berpindah-pindah di laut, itulah lampu yang dinamakan dengan 'api setan'. Ketiga punggung orang iŁu menghadap api. Di kiri dan kanan karena gelap kedua orang itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka. Orang yang berada di tengah-tengah, di dalam kegelapan kedua matanya seperti ada 2 titik api berwarna hijau. Dia seperti bukan manusia melainkan binatang buas yang tinggal di hutan. Ketiga orang ini menyaksikan Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, dan Fang Zhen Mei, yang satu persatu terjatuh ke dalam lubang. Tapi hanya dalam waktu sebentar mereka melihat Wo Shi Shui, Shen Tai Gong, dan Fang Zhen Mei berhasil meloncat keluar. Mereka bisa mengambil kesimpulan bahwa ketiga orang itu sudah tenggelam, setelah terjatuh masih bisa meloncat keluar. Ini tentu karena perbuatan seseorang—Fang Zhen Mei! Karena itu mereka merasa hanya perlu membunuh orang itu saja. Orang itu adalah orang yang terakhir naik dan tenaganya hampir habis— Fang Zhen Mei. --ooo0dw0ooo-- Walaupun singa disebut raja hutan, ada saatnya dia akan lemah. Seekor harimau masuk ke dalam perangkap dengan seekor tikus yang terkurung, tidak ada bedanya. Sekarang Fang Zhen Mei berada dalam perangkap karena menolong teman, sekarang saatnya Fang Zhen Mei berada dalam posisi paling lemah. Di bawah pengawasan musuh setiap kelemahan sekecil apapun yang muncul akan membuat nyawanya terancam. Api hijau yang berada di tengah tidak bergerak. Sewaktu Wo Shi Shui naik ke atas, dia menggeser tubuhnya dan naik ke ruangan sebelah kiri. Sewaktu Shen Tai Gong naik, dia juga melipat tubuhnya dan masuk ke ruangan sebelah kanan. Ketiga orang yang berada di dalam kegelapan tidak bergerak sama sekali. Begitu menunggu si baju putih Fang Zhen Mei naik, api hijau yang berada di tengah tetap tidak bergerak tapi orang yang berada di kiri dan kanan sudah meloncat. Mereka berdua meloncat keluar membawa suara angin pedang yang besar. Karena kedua orang itu sudah mencabut pedangnya mereka mencabut pedang pada saat bersamaan. Dua bilah pedang di dalam kegelapan seperti 2 ekor ular panjang berwarna hijau, tapi lebar pedang mereka tidak melebihi lebar sayap nyamuk. Hanya sebentar mereka sudah berada di belakang Fang Zhen Mei dan bergerak sebanyak 21 kali. Tapi tubuh Fang Zhen Mei bergerak seperti seekor burung walet melewati air sungai dengan kencang, mengepak-ngepakkan sayapnya, dengan gerakan yang sangat indah ini dia terbang dibawah serangan 42 jurus pedang, dan jurus pegang itu tetap tidak bisa mengenai dia sama sekali. Hanya saja tubuh Fang Zhen Mei terpaksa harus terbang ke tengah perahu. Mereka bertiga di tengah-tengah udara lewat, tapi mereka sudah berjtarung selama puluhan jurus. Kedua kaki Fang Zhen Mei turun ke bawah, dia tiba di depan orang yang mempunyai 2 lampu hijau. Lawan tidak bisa melukainya dan dia juga tidak bisa lepas dari jala pedang yang sangat padat. Kedua orang itu tetap berjaga, satu di depan dan satu di belakang. Begitu Fang Zhen Mei turun lagi ke bawah, sebuah pedang dari dalam kegelapan berwarna merah seperti api mengarah pada tenggorokannya! Tubuh Fang Zhen Mei tetap diam ditempat. Pedang merah itupun ikut diam. Jarak pedang dengan tenggorokan tidak lebih dari 3 sentimeter. Api hijau itu berkedip dan tertawa, "Ilmu silat yang hebat!" Fang Zhen Mei tidak bergerak tapi juga berkata, "Ilmu pedang yang hebat!" Sepasang api hijau itu tertawa terbahak-bahak, tapi ujung pedang sama sekali tidak terlihat bergetar, "Tadinya aku hanya ingin membeli sebuah jari Fang Zhen Mei, ternyata sepeserpun tidak perlu kukeluarkan, dan aku bisamembeli nyawa Tuan." Fang Zhen Mei tersenyum, "Ilmu Ketua Ren Tou Fan, Si Kong Tui yang bernama Bi Huo Xue Jian Ren Tou Gu, akhirnya bisa kujajal." (Api hijau, pedang darah, guna-guna kepala manusia) Sepasang api hijau itu tampak lebih terang lagi. Dia tertawa terbahak-bahak, "Satu jurus saja sudah cukup. Jika Xue Jian, ke depan sedikit lagi, kau pasti sudah mati." Tapi Fang Zhen Mei terus melihat ke kiri dan kanan. Dia berkata, "Kalau tidak salah, kedua orang ini adalah 2 pembunuh Ren Tou Fan yang bernama Yi Mai dan Mai Mei?" Si Kong Tui tertawa, "Yi Mai, Mai Mei, Zhang Hen Shou adalah pesilat tangguh dari Ren Tou Fan." Alis Fang Zhen Mei terangkat dan dia berkata, "Tapi setahuku 4 pembunuh Ren Tou Fan, Huo Yen Ya yang ilmu silatnya paling tinggi, dimana sekarang dia berada?" Pedang Si Kong Tui mulai keluar cahaya merah lagi, "Untuk apa kau mencarinya? Kondisimu sekarang sudah seperti daging di dalam mangkuk, atau seperti seekor kura-kura yang berada di dalam gentong. Bila tanganku bergerak, seumur hidup kau tidak akan bisa bergerak lagi." Fang Zhen Mei tertawa, tapi dia hanya berkata satu kata, "Aneh!" Dengan dingin Si Kong Tui bertanya, "Apa yang aneh?" "Aku tidak mempunyai dendam apapun dengan Ren Tou Fan, kenapa kau ingin membunuhku?" tanya Fang Zhen Mei. "Karena kau terlalu banyak ikut campur " jawab Si Kong Tui. Sorot mata Fang Zhen Mei terlihat seperti tertawa, "Karena aku sudah banyak ikut campur, apakah karena itu aku harus dibunuh? Tapi sepertinya yang ingin kalian bunuh bukan aku." Wajah Si Kong Tui mulai terlihat kencang, "Oh ya?" Fang Zhen Mei masih terus bicara, "Awalnya kau tidak seperti ingin membunuh." Sorot mata Si Kong Tui dingin seperti es. Dia mengeluarkan suara 'He’ yang dingin. "Awalnya kau hanya ingin mencengkram orang dan mencengkram seorang gadis kecil yang sama sekali tidak bisa ilmu silat," kata Fang Zhen Mei. Si Kong Tui terdiam. Dia hanya mentap Fang Zhen Mei. Sepertinya dengan mata melotot, matanya bisa mengebor lawan dan keluar 2 lubang berdarah. Senyum Fang Zhen Mei tampak di mulutnya, "Aku merasa aneh mengapa Ren Tou Fan bisa berubah profesi? Bukan melakukan suatu bisnis besar malah menculik seorang gadis yatim piatu? Demi gadis kecil itu, dengan segala cara kau ingin membunuh kami bertiga." Wo Shi Shui yang berada di sisi Fang Zhen Mei sudah tidak sabar lagi. Dia marah-marah sambil meloncat, "Kentut! Siapa yang bisa membunuh kami sembarangan?" Kepalan tangannya mulai ingin dilayangkan. Dengan dingin Si Kong Tui berkata, "Kalau kau maju selangkah lagi, kau masih bisa kentut tapi Fang Zhen Mei tidak bisa kentut lagi." Pedangnya seperti seekor ular lincah maju 2 sentimeter lagi. Ujung pedang berwarna merah seperti jengger ayam. Jarak pedang itu dengan tenggorokan Fang Zhen Mei hanya tersisa satu sentimeter lagi. Wo Shi Shui seperti paku yang sudah dipaku masuk ke dalam papan kayu, dia hanya berdiri dengan kaku. Dahi Shen Tai Gong juga mulai berkeringat dingin. "Si Kong Tui, tua bangka ada masalah apa. bicaralah!" perahu. Tiang perahu itu terlihat panji bergambar kepala tenggorak itu berkibar. Di sisi panji tenggorak itu berdiri seseorang berbaju putih, baju putihnya dengan luwes berkibar. Si KongTui marah dan berteriak, "Jari raja menotok jenderal, semua golok dan semua pedang berubah menjadi jari lembut...kau, kau berhasil menguasai ilmu Tian Shi Cheng Jin?" (Menotok batu menjadi emas). Terdengar Fang Zhen Mei berkata di suara angin, 'Tapi sayangnya yang kutotok batu tetap batu, emas tetap emas, tidak bisa menotok batu berubah menjadi emas." --ooo0dw0ooo-- BAB 8 Menari lewat Jiang Nan dan Chang An Mei Mai dan Yi Mai segera mengejar tapi mereka segera merasa situasi tidak memungkinkan. Shen Tai Gong dan Wo Shi Shui, yang satu melihat Mei Mai sedangkan yang lain melihat Yi Mai, mereka seperti sedang berbisnis. Fang Zhen Mei berada di atas kepala mereka. Keadaan menjadi seperti itu, bagi Si Kong Tui, Mei Mai, atau Yi Mai, keadaan ini sangat tidak menguntungkan bagi mereka. Si Kong Tui berteriak, "Mundur!" — Mereka mundur ke dalam perahu. Tapi dari dalam perahu saat itu mendadak muncul dua orang. Kedua orang ini yang satu mengenakan baju polos, wajahnya kuning, dia mengempit sebuah kecapi berwarna merah menyala. Sedangkan yang satu lagi, pada saat Wo Shi Shui melihatnya, dia langsung terpana, dia merasakan panas terus naik ke wajahnya dan jantungnya terasa berdebar-debar. Kedua pipinya seperti membengkak. Perempuan yang mengenakan baju kuno itu pelan-pelan berjalan ke arah mereka. Dari dalam kegelapan dia terlihat begitu putih, kedua matanya yang indah memancarkan sorot anggun, membuat Wo Shi Shui tidak berani melihat. Perempuan itu melihat ke sekeliling dan bertanya, "Ada apa ini, Si Kong?" Si Kong Tui melihat perempuan itu muncul, dia terlihat sedikit ragu, lalu dengan hormat dia menjawab, "Rencana kita semua telah dikacaukan oleh bocah-bocah ini, hari ini mereka muncul di Ling Yin Si, mereka pasti berhubungan erat dengan You Ling San Shi." Perempuan itu hanya menjawab, "Oh." tapi dia tidak melihat ke arah Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, dia hanya mengangkat sedikit kepala dan berkata lagi, "Teman mereka yang berada di atas, kalau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, harap segera turun." dia tidak bicara dengan suara besar tapi nadanya terdengar tegas, di dalam hembusan angin benar-benar enak didengar. Dagunya sedikit terangkat, begitu indah dan putih. Di bawah sinar bulan, perempuan itu terlihat sangat cantik, di dalam kelembutannya terlihat bahwa diapun memiliki wibawa. Shen Tai Gong segera bertanya, "Siapakah kau? Seorang perempuan meneriakkan apa? Cepat pulang!" Shen Tai Gong marah karena perempuan itu tidak melihat dan mempedulikannya. Perempuan itu tersenyum, "Janggut kakek yang putih terlihat sangat indah, tidak disangka orang yang terlihat 'begitu baik, memiliki sifat pemarah!" Shen Tai Gong tidak menyangka walaupun perempuan itu tidak melihatnya tapi dari kata-katanya tadi, sepertinya perempuan itu sudah lama menelitinya. Shen Tai Gong merasa malu, dia berkata pada dirinya sendiri, "Pantas Long Hui Ji pada saat-saat sekarang ini mengalami hal-hal aneh, seperti terkena kekuatan gaib, ternyata perempuan-perempuan Yun Nan dan Gui Zhou di belakang tubuhnya, mereka memiliki mata." Sebenarnya kata-kata Shen Tai Gong ini hanya ditujukan untuk dirinya sendiri, tidak disangka ucapannya baru selesai, laki-laki yang membawa kecapi merah itu sudah meraung dengan marah. Suara raungannya serak dan rendah, sama sekali tidak bergetar, tapi baju hitamnya tampak berkibar. Laki-laki berwajah kuning itu sudah berada di depan Shen Tai Gong, dengan cepat dia menyerang Shen Tai Gong! Setiap tendangan dan kepalan laki-laki berbaju hitam itu sangat aneh, sangat berbeda dengan ilmu silat Zhong Yuan. Serangan kepalan terdiri dari 10 jurus, 9 jurus kepalan dari pinggang ke bawah, kepalan tengah menghadap ke atas, tendangan terdiri dari 5 kali, 4 kali tendangan berasal dari pergelangan kaki yang menonjol hingga ke bawah. Shen Tai Gong bisa meladeni sebanyak 7-8 jurus, tampak dua bayangan, yang satu berwarna kuning yang satu berwarna hitam, mereka tampak terus bergerak. Shen Tai Gong tampak mundur beberapa langkah. Tiba-tiba terdengar suara, "SHU!" tangan Shen Tai Gong sudah memegang sebuah pancingan, setiap jurus kail ikan, tenaganya sangat besar, membuat kayu kadi terus berbunyi, senar kail terus bergoyang dan mengeluarkan suara SHU SHU SHU! Kali ini giliran lak-laki berbaju hitam itu yang terus mundur. Tiba-tiba laki-laki berbaju hitam itu mengeluarkan suara rendah, kemudian memutar kepalanya, rambutnya yang sepanjang pinggang terurai, dia berputar seperti angin puting beliung berwarna hitam, juga seperti selembar panji besi berwarna hitam, dan terus menggulung ke arah Shen Tai Gong! Shen Tai Gong pun mulai mengeluarkan jurus sebenarnya, dia menjepretkan janggutnya yang sudah putih. Terlihat rambut hitam dan janggut putih berkelebat membuat keadaan di sana menjadi putih dan hitam, mereka bertarung dengan sengit. Tiba-tiba mereka mengeluarkan suara raungan. Raungan laki-laki berwajah kuning itu terdengar serak dan rendah, tapi Shen Tai Gong dengan sepenuh tenaga mengeluarkan suara yang besar dan kuat. Laki-laki berwajah kuning itu dengan terburu-buru mundur, terlihat pukulan dari batang rambut berwarna hitam, tampak jatuh kemudian melayang, wajah laki-laki berwajah kuning itu bertambah kuning. Tapi tiba-tiba saja laki-laki berwajah kuning itu tertawa licik. Fang Zhen Mei membentak, "Hati-hati!" dia seperti sebuah payung pelan-pejan turun dari atas. Shen Tai Gong merasa dia berhasil memenangkan satu jurus, dan dia merasa sangat senang. Tapi tiba-tiba dia merasa dagunya sedikit sakit, lalu dia memencetmencet dagunya. Ibu jari dan jari telunjuk memencet mati seekor kutu loncat. — Datang dari mana kutu loncat itu? Begitu pertanyaan itu terlintas dalam pikiran Shen Tai Gong, dia tidak bisa bicara lagi. Karena lidahnya sudah membengkak dua kali lipat. Daerah di bagian dagu terasa mati rasa. Fang Zhen Mei dengan cepat turun, dan menotok Shen Tai Gong di 7 titik. Dan diapun berbalik berkata pada laki-laki itu, "Mana obat penawarnya?" Laki-laki itu tertawa dingin, "Siapa yang telah bersalah kepada putri lidahnya harus putus atau tuli seumur hidup, itu memang hukumannya!" "Kalau dia bersalah, akulah yang bertanggung jawab, dan akan meminta maaf kepada kalian berdua, tapi dia sudah terkena seranganmu, menghukumnya menjadi tuli, itu tidak adil," kata Fang Zhen Mei. Laki-laki berwajah kuning itu tertawa dingin, "Kalau kau sanggup ambillah obat penawar ini!" Wo Shi Shui sudah meraung, kepalannya sudah dikeluarkan. Laki-laki berwajah kuning itu sama sekali tidak terlihat takut, diapun menyambut kepalan Wo Shi Shui. BUG. Laki-laki berwajah kuning itu mundur beberapa langkah, wajahnya bertambah kuning, Wo Shi Shui berteriak, "Mana obat penawarnya?" dia ingin memukul lagi. Laki-laki berwajah kuning itupun tidak mau kalah, dia maju untuk menerima pukulan Wo Shi Shui lagi, tapi tiba-tiba datang sepasang tangan mencengkram tangan mereka berdua! "Kepalan tangannya bervariasi, jangan sampai tertipu!" kata Fang Zhen Mei. Begitu Wo Shi Shui melihat dia baru sadar jari laki-laki berwajah kuning itu sudah terpasang sebuah cincin yang memiliki duri tajam. Wo Shi Shui marah dan berkata, "Benar-benar licik...." Laki-laki itu dengan dingin menjawab, "Aku licik apa? San Si di Yun Nan Gui Zhou, ilmu silat aslinya memang seperti itu." Kata Si Kong Tui, "Hanya saja karena kalian bukan orang Yun Nan Gui Zhou, kalian tidak akan tahu bagaimana ilmu silat kami sebenarnya." "Dua orang keluarga Si Kong adalah dua orang pesilat tangguh, benar-benar lihai," kata Fang Zhen Mei. Laki-laki itu marah dan berkata, "Lepaskan tanganku----" tapi tangan kanannya tetap dicengkram oleh Fang Zhen Mei sehingga tidak bisa terlepas, karena merasa malu dia menjadi marah. Kemudian tubuhnya bergerak dan terdengar, "HUA!" rambut panjangnya yang hitam menyapu ke arah Fang Zhen Mei! Akhirnya Fang Zhen Mei -melepaskan tangannya! Laki-laki berwajah kuning itu merasa tangannya terlepas, rambutnya terasa kencang ternyata Fang Zhen Mei melepaskan tanganya tapi dia mencengkram rambut. Kali ini terasa lebih sakit, dia benar-benar merasa sakit. Fang Zhen Mei membentak lagi, "Mana penawarnya?" tangan Fang Zhen Mei memegang sebelah tangan laki-laki yang siap menyerang Fang Zhen Mei lagi. Terpaksa laki-laki berwajah kuning itu terdiam. Fang Zhen Mei membentak kepada Si Kong Tui, "Kau lihat saudara kandungmu kesakitan, mengapa kau tidak mengeluarkan obat penawarnya?" Si Kong Tui terkejut, "Mengapa kau tahu kalau dia adalah...?" Fang Zhen Mei berkata, "Di Yun Nan ada San Si, yang terkuat dan terbesar adalah Ren Tou Fan, yang bertanggung jawab adalah Si Kong bersaudara, kau adalah kakaknya, dia adalah adikmu, kau bernama Si Kong Tui, dan dia bernama Si Kong Tiao. Kemudian katanya semenjak meninggalnya You Ming Wang, Si Kong Tiao dalam sebuah pertarungan melindungi Putri Yin Huo, dia gugur, tapi ilmunya yang bernama Yi Zhang Qing Si Qian Dian Yu Wu Shi Xuan Qin Wan Si Ci (seribu kelompok sutra hijau, lima puluh titik air hujan kecapi, sepuluh ribu mati) tidak ada seorangpun yang sanggup menirunya.... Kalau Nona ini adalah Putri Yin Huo, Xue Zhu Qing...kalau Nona Xue belum meninggal, Si Kong Tiao pun pasti belum mati...lebih baik kau serahkan obat penawarnya, aku tidak akan melukai saudaramu sedikitpun." Wajah Si Kong Tui terlihat ragu, dia membalikkan kepala melihat nona cantik itu. Nona cantik itu tertawa, tawanya terlihat seperti lelah tapi juga sombong, diapun seperti telah melihat jelas keadaan ini dan berkata, "Jiang Nan baju putih, Fang Zhen Mei?" Fang Zhen Mei mengangguk, "Tidak disangka kali ini datang ke Yun Nan dan Gui Zhou bisa bertemu dengan Nona Xue yang kecantikannya seperti cerita dewa dewi dalam legenda, aku benar- benar merasa sangat beruntung, tapi sayang...ada seorang pasien yang tidak bisa bicara, harap Putri mau menolongnya." Dengan lembut putri itu berkata, "Di sinipun ada seorang teman yang kepalannya tidak bisa digerakkan, harap Tuan Muda mau melepaskan tangannya." Fang Zhen Mei segera melepaskan tangannya dan mundur ke sisi, dengan tersenyum dia melihat Xue Chu Qing. Wajah Si Kong Tiao terlihat marah, dia ingin memukul lagi, tapi Xue Chu Qing terlihat melambaikan tangannya, entah kapan obat penawar yang tersimpan di dadanya sudah berada di tangan Putri Yin Huo yang indah. Xue Chu Qing tersenyum dia memberikan obat penawar itu kepada Fang Zhen Mei, jari putri yang lentik dan putih seperti terbuat dari giok putih. Fang Zhen Mei berkata, "Terima kasih." dia mengambil obat penawar itu dan memberikannya kepada Shen Tai Gong, tapi tiba- tiba terlihat ada bayangan yang berkelebat, ternyata Xue Chu Qing yang tadinya berada di belakang sekarang berada di antara Fang Zhen Mei dan Shen Tai Gong, dia berjalan seperti menari dan gerakannya sangat indah. "Kau sudah melepaskan Si Kong Tiao dan aku sudah memberikanmu obat penawar, hanya saja kalau kau akan memberikan obat penawar kepada pak tua ini, kau harus benar- benar mempunyai ilmu yang kau kuasai," kata Xue Chu Oing. Fang Zhen Mei melihat wajah Shen Tai Gong, segera dia berkata, "Maaf, menolong orang lebih penting." dengan cepat tangan kiri ibu jari, telunjuk, dan jari tengahnya sudah memegang dagu Shen Tai Gong, Shen Tai Gong membuka mulutnya, jari tengah tangan kiri Fang Zhen Mei sudah menyentil dan HAP, obat itu sudah masuk ke dalam mulut Shen Tai Gong. Jarak obat itu dengan mulut Shen Tai Gong kurang lebih 1.5 sentimeter, sepasang tangan indah itu sudah menyentil obat itu. Xue Chu Qing tertawa dan berkata, "Maaf...." Kata-katanya belum selesai, CES, sudah ada obat masuk ke dalam mulut Shen Tai Gong! Ternyata Xue Chu Qing dalam waktu singkat sudah mengganti obat itu, yang pertama disentil adalah obat biasa untuk menghentikan pendarahan. Begitu Putri Yin Huo sedang merasa senang karena berhasil mengambil kembali obatnya, Fang Zhen Mei sudah menembakkan butiran obat lain, dan Xue Chu Qing benar- benar tertipu! Wajari Xue Chu Qing tampak berubah, dia menutup mulutnya dan dengan terkejut dia berteriak, "Maaf, obat yang kuberikan tadi adalah Shi Xin Shang Hun Bu Huan Dan (obat perusak j antung penghilang roh tidak kembali)!" Fang Zhen Mei yang mendengarnya, wajahnya tampak berubah, dia segera menotok leher, tenggorokan, hidung, dan mulut Shen Tai Gong, dengan cepat Shen Tai Gong memuntahkan semua makanan yang ada di dalam perutnya, termasuk obat tadi. Fang Zhen Mei membentak, "Untung belum tertelan, aku memberimu orang yang masih hidup, tapi kau malah memberikan racun kepadaku...." Xue Chu Qing menggulung lengan bajunya, ternyata obat itu terhisap masuk ke dalam lengan bajunya, dia tertawa, "Ini adalah obat sebenarnya, aku tidak berbohong, siapa yang suruh kau memberikan dan menyuruhnya minum, lalu dikeluarkan lagi. Kau sendiri yang tidak percaya kalau itu adalah obat yang asli." Fang Zhen Mei sudah memasang kuda-kuda dan berkata, "Maaf!" Fang Zhen Mei dengan cepat sudah berada di depan Xue Chu Qing, dan setiap ada kesempatan dia ingin merebut obat itu, tapi Xue Chu Qing seperti dewi dari kahyangan, seperti lukisan dewa dewi yang terpasang di dinding, dia bergerak dengan lincah dan indah. Serangan Fang Zhen Mei seperti mengimbangi gerakannya. Semakin melihat gerakan mereka wajah Wo Shi Shui semakin berat, kedua tangannya terkepal, dahinya berkeringat. Dia sudah cukup lama ikut dengan Fang Zhen Mei, belum pernah sekalipun dia melihat Fang Zhen Mei gagal. Walaupun lawan mempunyai ilmu silat tinggi tapi Fang Zhen Mei selalu mempunyai cara mengatasinya dan berhasil mengalahkan lawan serta memenangkan pertarungan. Seperti pada saat bertarung dengan Tang Xue Liang, walaupun Fang Zhen Mei mengalahkannya dengan cara memalukan tapi akhirnya dia tetap menang. Sekarang keadaannya sama sekali tidak sama dengan keadaan- keadaan sebelumnya. Pertarungan ini membuat jantung berdebar- debar, gerakan lincah Fang Zhen Mei sering berubah-ubah, karena serangan dari Putri Yin Huo. Gerakan Fang Zhen Mei seperti mengimbangi gerakan Putri Yin Huo yang bergerak seperti seorang penari, dan dia menarikan bermacam-macam tarian, dan Fang Zhen Mei hanya seperti pasangannya dalam menari atau kasarnya seperti layar pertunjukannya saja. ----Xue Chu Qing adalah seorang penari, Fang Zhen Mei adalah baju tariannya. Satu melayang satu mengikutinya. Semua ini seperti tarian. Api kuning yang berada di perahu tampak bergerak-gerak, baju putih (Bai) semakin gelap, baju Xue Chu Qing yang indah seperti dewi yang tinggal di bulan dan terbang ke atas sungai. Si Kong Tui, Si Kong Tiao, Mei Mai, Yin Mai, wajah mereka terlihat berseri-seri. Semenjak You Ming Wang meninggal, orang yang memiliki ilmu silat tinggi hanya Putri Yin Huo yang keberadaannya misterius, sekarang benar-benar telah terbukti. Waktu itu orang yang sedang menari tiba-tiba berubah. Fang Zhen Mei mundur, sebelum Si Kong Tiao berekspresi Fang Zhen Mei sudah mengambil kecapi yang ada di tangannya. Si Kong Tiao marah dan maju, tapi tarian Xue Chu Qing seperti jala yang tidak nyata, dia sama sekali tidak bisa masuk ke dalam arena pertarungan. Setelah Fang Zhen Mei berhasil merebut kecapi, dia tidak melakukan apa-apa, hanya saja setiap kali mengeluarkan jurus, dia akan mendentingkan kecapi. Suara kecapi ini bagi orang lain seperti tidak bermakna apapun, tapi bila didengar oleh Putri Yin Huo seperti ada perubahan yang menggetarkan. Ternyata nada kecapi yang dimainkan oleh Fang Zhen Mei adalah mengubah tariannya menjadi ilmu silat. Dengan ilmu silat dia memasukkan ke dalam lirik kecapi tarian. Kalau memainkan lirik lain tidak akan berpengaruh bagi Xue Chu Qing, tapi Fang Zhen Mei sudah memperhitungkan setiap ketukan lagu tarian ini. Kadang-kadang tepat di satu bagian, dimasukkan tenaga dalam. Putri Yin Huo akan memgimbangi ketukan itu. Setiap kali lirik kecapi itu didentingkan, tarian Xue Chu Qing akan mengalami perubahan. Tapi pada saat Fang Zhen Mei memainkan kecapi itu sering terjadi perubahan dalam satu atau dua lirik, kadang-kadang dipercepat ketukannya atau mengganti liriknya. Atau sengaja mengurangi satu ketukan. Maka tarian Xue Chu Qing pun menjadi kacau, otomatis perasaannyapun ikut menjadi kacau, dan ilmu silatnya mulai tampak kelemahannya. Sampai saat terakhir Fang Zhen Mei tidak menyerang, dia hanya menggeser tubuhnya. Satu lagu demi satu lagu terus dimainkan. Putri Yin Huo tetap mengikuti irama menari—tapi tariannya sudah tidak mengancam Fang Zhen Mei lagi. Semua ini karena Fang Zhen Mei sudah berhasil menguasai keadaan. Sekarang tarian Xue Chu Qing sudah mencapai puncak, terlihat gerakan tangannya seperti pohon Yang Liu yang tertiup angin, kakinya seperti dewa yang sedang menyebrangi gunung. Wajahnya bila dilihat dari sisi seperti Tao Hua (bunga Tao). Tubuhnya berputar seperti burung walet yang terbang masuk ke dalam hutan. Tarian ini seperti melambangkan keindahan Jiang Nan dan Chang An. Benar- benar sangat indah. Fang Zhen Mei dengan sepenuh hati memainkan kecapi mereka seperti sudah menciptakan sebuah lagu indah di dunia ini. Lagu sudah berakhir. Lama...... Sinar bulan menyinari air sungai. Gelombang terus menggulung, gelombang mengikuti aliran air. Pelan-pelan Xue Chu Qing berkata, "Ternyata Tuan Muda pandai memainkan kecapi." "Aku tidak pandai memainkan kecapi, tapi Putri benar-benar seorang penari hebat, kalau bukan karena kehebatan Putri, mana mungkin aku bisa memainkannya." Pelan-pelan Xue Chu Qing berkata lagi, "Sewaktu aku sedang menari, kalau kau mau membunuhku, itu akan sangat mudah." "Mengapa aku harus membunuh Putri?" Fang Zhen Mei tertawa. Xue Chu Qing tampak berpikir dan berkata, "Orang yang memainkan lirik Kecapi begitu ramah, seperti matahari dan angin yang berhembus lembut, orang ini pasti bukan orang yang berhati jahat...." dia membalikkan kepala melihat Si Kong Tui dan bertanya, "Apa yang telah terjadi, Si Kong Tui?" Si Kong Tui tidak dapat menjawab, Xue Chu Qing berkata lagi, "Obat penawar pak tua ini berada di tanganku, ambil dan minumkanlah kepadanya...." kedua jarinya mengeluarkan obat dari lengan bajunya, tiba-tiba dia bersuara, "Eh?" Fang Zhen Mei tersenyum dan berkata, "Putri tidak perlu terkejut, obat yang berada di tangan Putri adalah obat biasa, obat penawar aslinya sudah diminum oleh Pak Shen." Xue Chu Qing membalikkan kepalanya melihat Shen Tai Gong, terlihat wajah Shen Tai Gong segar bugar, dia berdiri di sana dan tampak marah, "Kau bergurau, apakah racun sebesar ini bisa membuat aku, Shen Tai Gong terkena racun?.. .walaupun tidak ada penawarnya, aku tetap harus hidup dengan baik!" Xue Chu Qing tertawa, "Kau takut aku akan mengganggunya memakan obat penawar, maka kau mengajakku bertarung?" Fang Zhen Mei tertawa, "Obat yang bagus, tapi juga membutuhkan waktu untuk memulihkan diri." Bulu mata Xue Chu Qing yang panjang tampak berkedip-kedip, dia membereskan rambutnya dan menarik nafas, dengan tertawa diapun bertanya, "Apakah kau tidak takut aku akan memberikan racun kepada temanmu?" Dengan santai Fang Zhen Mei menjawab, "Setahuku, para pahlawan Yun Nan Gui Zhou, pada saat menghadapi musuh mereka selalu jujur dan terang-terangan." Fang Zhen Mei sama sekali tidak menyebut nama orang lain, hal ini membuat wajah Si KongTui, Si KongTiao berubah warna. --ooo0dw0ooo-- BAB 9 Di laut ada tengkorak Shen Tai Gong memelototi Xue Chu Qing dan berkata, "Apakah kau adalah Putri Yin Huo?" Xue Chu Qing bertanya balik, "Apakah pak tua tidak mempercayainya?" Shen Tai Gong berkata pada dirinya sendiri, "Bukankah Putri Yin Huo sudah lama meninggal?" Xue Chu Qing menarik nafas tapi tidak menjawab, di tengah alisnya terdapat kerut kesedihan. "Semua orang pasti memiliki kesedihan tersendiri, kesedihan yang dialami Putri sudah diketahui oleh semua orang," kata Fang Zhen Mei. Xue Chu Qing dengan sedih berkata, "Kalau kesedihanku diketahui oleh semua orang itu masih lebih bagus, kalau kesedihan seseorang tidak diketahui, itu paling menyulitkan." Alis kiri Fang Zhen Mei tampak terangkat dan dia berkata, "Hal sebenarnya yang tidak diketahui orang jangan disimpan di dalam hati.... Kalau Putri mengalami kesulitan lebih baik diucapkan saja, mungkin ketiga orang bodoh ini walaupun tidak bisa membagi kesulitan tapi bisa mengurangi beban hidup Putri." Xue Chu Qing pelan-pelan berkata, "Aku sudah menutupi hal ini selama bertahun-tahun, untuk apa aku mengatakannya lagi? Asalkan aku tahu kalau Tuan Muda adalah teman dan bukan musuh, itu saja sudah cukup." Tiba-tiba Wo Shi Shui bertanya, "Kami akan membantu Long Hui Ji, apakah kami ini musuh atau teman?" Xue Chu Qing tertawa dengan sedih dan balik bertanya, "Apakah kalian mengira...gosip yang tersebar bahwa Long Hui Ji yang meninggalkanku dan membuatku meninggal?" Shen Tai Gong melotot dan berkata, "Semua orang berkata seperti itu." Xue Chu Qing tertawa, dia tertawa keras dan berkata, "Ada satu hal yang harus diketahui, Long Hui Ji tidak tahu kalau aku masih hidup, kalau dia tahu, dia bisa mati, dan dia tidak akan melepaskanku begitu saja...." perkataan Xue Chu Qing terlihat sangat sedih, dan dengan tegas dia berkata lagi, "Di dunia ini hanya akulah yang paling memperhatikan dirinya, dan dia juga orang yang paling memperhatikanku Dia tertawa dan berkata kepada Si Kong Tiao, "Ambil kotak." Si Kong Tiao dengan hati-hati mengeluarkan sebuah kotak yang penampilan luarnya sangat bagus, dengan sikap hormat dia memberikan kotak itu dengan kedua tangannya kepada Xue Chu Qing. Wajah Si Kong Tui berubah, kedua matanya seperti burung hantu yang bertengger di atas kuburan. Xue Chu Qing menerima kotak itu, melihat surat itu, matanya seperti menyayangi kotak itu juga terlihat sedih, "Benda ini adalah pemberiannya...." pelan-pelan dia membuka kotak itu. Karena tutup kotak itu menghadap ke arah Fang Zhen Mei dan kawab-kawan maka Fang Zhen Mei, Shen Tai Gong, dan Wo Shi Shui tidak dapat melihat isinya dengan jelas. Tampak sebuah benda berkilau, Xue Chu Qing berteriak karena terkejut. Dia terjatuh, kotaknyapun ikut terjatuh. Di dalam kotak itu ternyata ada sepotong jari. Jari seorang laki-laki. Jari telunjuk. Di dalam kotak itu ada sehelai surat yang berisi, "Pembahan yang terjadi kelak siapa yang bisa menebaknya? Semua sumpah belum tentu bisa ditepati." --ooo0dw0ooo-- Putri Yin Huo jatuh tergeletak di bawah, di antara dada dan lehernya terlihat sebuah lubang. Darah terus mengalir. Hati Fang Zhen Mei serasa tenggelam. Karena warna darahnya berwarna hitam. Luka itu berada di tempat vital dan mengandung racun pekat. Kecuali racun itu masih ada guna-guna kuat yang sudah tertanam di dalam tubuh Xue Chu Qing. Perempuan seperti Xue Chu Qing yang mempunyai ilmu silat begitu tinggi, tapi masih bisa terkena racun. Dengan tenaga dalam yang ada pada dirinya dan berkecimpung lama dalam bidang ilmu guna-guna, dia masih bisa bertahan-— Tapi guna-guna yang kekuatannya lebih lihai telah merusak kekuatannya. Bibir Xue Chu Qing tampak pucat. Fang Zhen Mei memapahnya dan berkata, "Apa yang ingin Anda sampaikan?" Xue Chu Qing melihat kotak itu, jari panjangnya tampak gemetar, "Itu...itu adalah jarinya...." Shen. Tai Gong mengerutkan alisnya dan bertanya, "Jari siapa?" Xue Chu Qing tertawa lelah, "Jari Hui Ji...." Alis tebal Wo Shi Shui tampak berkerut, "Jari Long Hui Ji yang telah melukai Anda?" Xue Chu Qing menggelengkan kepala dengan sedih, "Bukan...." Jari Wo Shi Shui tampak mengepal, "Kalau bukan dia, lalu siapa?" Xue Chu Qing dengan lelah menjawab, "Itu adalah...." Wo Shi Shui terus melihat Xue Chu Qing dan dengan tegas berkata, "Siapapun dia, aku akan membalaskan dendam Anda." Xue Chu Qing terkejut, tapi kesadarannya mulai menghilang, suara dan sikap Wo Shi Shui membuatnya merasa terkejut dan juga seperti mengenang kembali Long Hui Ji ke beberapa tahun yang lalu yang pernah memegang tangannya dan berkata, "Aku pasti akan menikah denganmu, pasti." diucapkan dengan nada siap mati dan tidak merasa menyesal, gunung boleh berpindah, laut boleh ditumpuk, tapi hatinya tidak akan berubah. — Sekarang mengapa nada ini bisa muncul dari mulut seorang pemuda yang sejak tadi hanya diam? — Siapakah dia? Putri Yin Huo antara sadar dan tidak sadar merintih, "Hui Ji...." wajahnya menghadap ke atas dan diapun meninggal. --ooo0dw0ooo-- Kedua mata Wo Shi Shui terus menatap leher perempuan itu yang indahnya seperti ukiran giok. Bentuknya begitu indah, benar- benar seperti leher angsa, tapi dia sudah tidak bernyawa. Wo Shi Shui tidak mempercayainya— sepertinya nyawanya masih melekat di tubuh perempuan itu dan tidak ikut meninggal. Pastinya Xue Chu Qing tidak tahu, di dalam diri pemuda itu ada cinta yang tidak bisa diharapkan, semenjak di Ling Yin Si dari celah- celah jendela dia melihat Putri Yin Huo menari, Wo Shi Shui tidak bisa terlepas dari bayangan tarian indah itu. Wo Shi Shui memperhatikan Putri Yin Huo, walaupun dia salah tapi ada benarnya juga. Karena itu sejak tadi Wo» Shi Shui tidak membantu menyerang. Dia tidak tega untuk menyerang, juga tidak bisa menyerang Putri Yin Huo. Tapi sekarang Xue Chu Qing tiba-tiba meninggal, semua tarian indah sepertinya sudah terbang dan membeku, dan akhirnya padam. Tapi Wo Shi Shui masih hidup. Dia masih hidup dan menyaksikan nyawa yang begitu indah sudah menghilang. Wo Shi Shui menggendong Putri Yin Huo, air matanya tampak memenuhi bola matanya, tapi tidak sampai mengalir keluar. Pemuda itu melihat kekasihnya mati di depan mata. Kesedihan itu seperti api di atas es, darah menempel di atas pisau, sangat panas dan merah. Tapi Xue Chu Qing sampai matipun tidak tahu kalau dia telah menggetarkan hati seorang laki-laki. Kalau Putri Yin Huo masih hidup di dalam tariannya, di dalam tarian itu ada seorang teman akrab yang rela hidup demi dirinya dan bahkan siap untuk mati. Tapi sayang Putri Yin Huo hanya hidup dalam sebuah mimpi. --ooo0dw0ooo-- Dengan pelan Shen Tai Gong berkata, "Dia, karena apa dia mati...?" Fang Zhen Mei terdiam melihat tubuh Xue Chu Qing, dari sorot matanya terlihat kalau diapun menyayangkan kejadian ini. "Di dalam kotak itu, kecuali ada sepotong jari, juga ada senjata rahasia, begitu tutup kotak dibuka, senjata rahasia itu akan menembak keluar." Fang Zhen Mei memungut kotak itu, wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Dengan kemampuan ilmu silat Putri Yin Huo, senjata rahasia tidak akan bisa menyerangnya, walaupun terkena tapi tidak akan sampai melukainya...tapi orang yang merencanakan pembunuhan ini sudah tahu pada saat Putri membuka kotak ini, pasti hati dan pikirannya sedang bergejolak, dan keadaannya pasti tidak waspada, di dalam senjata itu masih diolesi dengan guna-guna yang dibubuhkan dengan kuas. Guna-guna senjata rahasia itu bisa merusak guna-guna yang melindungi Putri... kalau begitu, Putri Yin Huo...." Fang Zhen Mei menarik nafas. Si Kong Tiao mengepalkan tangannya sambil menatap langit, dengan marah dan sedih, dia berkata, "Siapa! Siapa yang tega membunuh Putri?" Si Kong Tui ikut marah, kedua matanya bersorot terang, "Biarkan aku yang mencari orang itu dan mencincangnya...." Si Kong Tiao terus menangis, "Putri, Anda begitu baik kepada Long Hui Ji... tapi dia...." Si Kong Tui meloncat dan marah, "Long Hui Ji, kurang ajar kau! Kau sudah mencelakai Putri sejak lama, sekarang, sekarang kau masih... aku harus mencincangmu!" Tapi saat itu, dari arah sungai terdengar teriakan. Teriakan dari Xiao Xue yang lemah. --ooo0dw0ooo-- Xiao Xue ditinggalkan di atas rakit di sungai itu. Di atas rakit ada seorang pembunuh perahu j'ang bernama Zheng Hen Shou dan dua ular bermarga Man. Sinar bulan terus bersinar ke arah sungai, membuat sungai itu tampak berkilauan. Rakit dengan cepat meninggalkan tempat itu. Di atas rakit masih ada beberapa orang, tapi entah siapa saja mereka itu. Tadinya demi menolong Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong, maka Fang Zhen Mei naik ke atas perahu itu menempuh bahaya. Karena sulit membawa Xiao Xue maka dia menitipkannya pada Zheng Hen Shou. Sekarang rakit sedang melaju dengan cepat seperti terpasang sayap dan terus meluncur. Wajah Shen Tai Gong tampak berubah, dia segera naik ke bagian perahu bagian depan dan ingin terjun tapi Fang Zhen Mei sudah menariknya dari belakang, karena rakit itu sudah berjarak beberapa puluh meter dari perahu, mana mungkin Shen Tai Gong bisa meloncat begitu jauh? Shen Tai Gong terus menghentakkan kakinya dan berkata, "Cepat suruh perahu ini maju....." kata-katanya belum habis, dia merasa kakinya melayang kemudian turun dan tenggelam. Ternyata perahu ini mulai tenggelam. Fang Zhen Mei membalikkan kepala untuk melihat, Si Kong Tui, Si Kong Tiao, Mei Mai, dan Yi Mai sudah menghilang secara aneh. Terdengar Wo Shi Shui dengan marah membentak, "Mereka ada di sini!" Ternyata di sisi perahu ada sebuah sampan kecil, sekarang sampai itu sudah berjarak 20-30 meter dan semakin menjauh. — Perahu akan tenggelam, tapi Si Kong bersaudara membawa sampan dengan diam-diam dan meninggalkan perahu. Shen Tai Gong meraung marah, rambut dan janggut putihnya sehelai demi sehelai berdiri, dia seperti seekor ikan pedang yang meloncat ke atas. Di udara menggaris lingkaran kemudian terjun ke laut. Sekarang dia seperti seekor ikan hiu putih melawan gelombang dan angin, mengejar sampan kecil itu! — Dia harus mengejar sampan itu lalu memukul Si Kong bersaudara dan menjatuhkan mereka ke sungai, baru bisa mengurangi kemarahannya! — Kemudian, dia akan mengambil sampan itu untuk menyelamatkan Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui. Karena marah dan tidak berpikir panjang, dia sudah bertekad untuk melakukan semuanya. Dia akan sama seperti Wo Shi Shui dan para pendekar lainnya, karena merasa marah terbang ke langit atau masuk ke dalam tanah, dia akan melakukan apa yang biasa orang- orang itu lakukan. Kalau kau ingin terkenal pasti akan mengalami banyak kesulitan, kalau kau mau bertahan hidup biasanya kau harus mengandalkan pada nasib. --ooo0dw0ooo-- Nasib Shen Tai Gong sedang tidak mujur. Dia sudah mengejar selama setengah jam, baru berhasil mencapai sampan, tapi tidak ada seorangpun di atas sampan itu. Dia marah-marah kemudian baru teringat, sewaktu dia terjun ke dalam sungai, Fang Zhen Mei seperti pernah melarangnya. Sekarang dia baru ingat, air sungai mengalir begitu deras dan bergelombang besar. Fang Zhen Mei tidak bisa berenang, apalagi Wo Shi Shui, dia seperti seekor bebek darat. Di antara ketiga orang itu, hanya dia yang bisa berenang—dan perahu itu sedang tenggelam. Shen Tai Gong segera mendayung sampan dan kembali ke perahu itu. Malam ini angin yang berhembus sangat besar, dan angin membuat gelombang sungai semakin besar. Diapun sebenarnya sulit terapung di atas permukaan sungai yang bergelombang besar. Tapi bagi Shen Tai Gong, dia seperti makan baso ditambah sedikit bumbu, supaya terasa lebih enak. Berniat menenggelamkan Shen Tai Gong seperti mengambil sumber air dan menenggelamkan ikan. Tapi sekarang Shen Tai Gong tidak bisa bersikap santai. Karena dia teringat pada kedua temannya. Ilmu meringankan tubuh Fang Zhen Mei memang tinggi, tenaga Wo Shi Shui pun sangat kuat, burung di atas langit belum tentu bisa lolos dari kejaran Fang Zhen Mei. Batu di atas tanah yang keras tidak kalah kerasnya dengan kelapan tangan Wo Shi Shui yang keras. Tapi kalau berniat membunuh kedua pendekar itu di atas air, kau hanya tinggal menyediakan segentong air tenang, itu sudah cukup membuat nyawa kedua pendekar itu melayang. Yang dikhawatirkan oleh Shen Tai Gong sekarang adalah Xiao Xue. Xiao Xue tidak bisa ilmu silat. Xiao Xue sudah dianggap seperti cucunya yang bernama Xiao Hong, dia begitu pintar dan cantik. Teriakan Xiao Xue... sekarang dia sedang apa? Di atas laut ada tengkorak. Perahu sudah tenggelam, kecepatan perahu itu tenggelam seperti sebuah ember yang tidak ada bagian bawahnya. Panji yang tersulam kepala tengkorak dengan tiangnya masih mengapung di atas permukaan air. Shen Tai Gong berteriak, "Cai Shen Ye! Beruang besar!" tapi tidak ada yang menyahut. Segera Shen Tai Gong mengubah panggilan, " Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui!" dia berharap bisa lebih beruntung dengan mengganti nama panggilan mereka. Tapi tetap tidak ada yang menjawab. Air sungai terus menggulung, apakah mereka...? Shen Tai Gong terkejut,^ segera dia menyelam masuk ke dalam air untuk melihat keadaan. Tiba-tiba tubuhnya terasa dingin, seperti ada sebuah es sekecil jarum terus menusuk ke seluruh bagian tubuhnya. Sekarang dia baru ingat bahwa perahu itu kepunyaan Ren Tou Fan ini memiliki 'air mati' yang beracun. Sekarang perahu sudah tenggelam, 'air mati' ini akan bercampur dengan air sungai.... Shen Tai Gong sadar dia telah terkena guna-guna. Dia tidak marah, tapi sedih dan menyayangkan karena dia menguasai teknik berenang masih bisa terkena guna-guna 'air mati'. Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui di dalam kolam dengan kedalaman 2 meterpun tidak bisa terapung, apakah sekarang mereka bisa bertahan hidup? Karena itulah Shen Tai Gong merasa sangat sedih. Yang dia sayangkan adalah kalau dia mati di sungai ini, siapa yang akan menolong Xiao Xue nanti? Dia merasa tubuhnya seperti dodol ketan yang melembek. Juga merasa tubuhnya seperti bukan tubuhnya, nafasnya masih normal tapi udara tidak bisa masuk ke dalam paru-paru. Yang masuk ke dalam paru-paru adalah air. Pikir Shen Tai Gong, "Lebih baik seperti ini, Cai Shen Ye sudah mati, beruang besarpun sudah mati, aku hidup sendiri untuk apa? Tidak ada yang bisa kuajak bertengkar, juga tidak ada yang menemaniku berbuat ulah, lebih baik aku mati sekarang." — Mungkin ini yang disebut pemakaman cara air. Tapi mereka tidak bisa dimakamkan secara bersama-sama. Dia iri kepada Wo Shi Shui. — Bocah itu lebih bahagia karena dia bisa mati bersama dengan Fang Zhen Mei, matipun bisa merasa bangga dan ramai.... Air sudah masuk ke dalam hidung Shen Tai Gong, sewaktu ajal akan menjemput tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengangkatnya dan bertanya, "Apakah kau sudah kenyang minum air sungai?" Orang yang bertanya tak lain adalah bebek dara, orang yang sama sekali tidak tahu tentang air, Cai Shen Ye, Fang Zhen Mei, baju putihnya masih berkibar ditiup angin. Tidak ada setetes darah maupun air. Karena merasa gemas dan marah Shen Tai Gong hampir pingsan. --ooo0dw0ooo-- BAB 10 Pertarungan di dalam perahu tenggelam "Sewaktu kau terjun ke dalam sungai untuk mengejar sampan itu, aku melihat di sampan itu sepertinya tidak ada orang, apalagi dengan ilmu Si Kong bersaudara, mereka melepaskan sampan rasanya tidak mungkin, tapi kami masih belum tahu karena itu aku menyuruhmu jangan mengejar mereka. Tapi kau seperti seekor ikan emas bertemu air kolam, dengan cepat terjun ke dalam air." Fang Zhen Mei tertawa lagi, "Di perahu ini tinggal aku dan A Shui. Sedangkan kedua-duanya adalah bebek darat, benar-benar menyedihkan!" Shen Tai Gong hanya bisa tertawa kecut karena yang sekarang bersedih adalah dia. Dia memuntahkan air yang tertelan, ususnya hampir saja keluar dari dalam perutnya. Di dalam perut masih tersisa setengah sendok air kotor dan bau itu. "Jika di atas sampan itu tidak ada orang, berarti mereka hanya ingin memancing kita supaya mengejar mereka, orang-orang itu pasti belum pergi jauh. Waktu itu aku berpikir, dengan menguasai teknik berenang, kau pasti tidak akan mengalami bahaya karena itu aku menyuruh A Shui melempar dua buah papan ke dalam air. Dan kami sengaja berteriak-teriak. Walaupun itu seakan-akan membuat orang mengira kita bertiga terjun ke dalam air," jelas Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei berkata lagi, "Benar saja, Si Kong bersaudara, Mei Mai, dan Yi Mai segera membawa sebuah perahu kecil dan menurunkan di sungai. Begini ceritanya, Yi Mai berkata, "Tidak perlu tergesa-gesa, ketiga kelinci itu mengejar sampan kosong. Mereka tidak akan cepat kembali ke sini." Terdengar Si Kong Tiao dengan dingin berkata, "Mereka akan kembali dengan cepat." Mei Mai hanya menjawab, "Oh ya!" Tapi dia terdengar tidak percaya. Dengan suara pelan Si Kong Tiao berkata, "Mereka mengejar sampan kosong. Begitu tahu kalau mereka telah tertipu, mereka pasti akan kembali untuk melihat keadaan. Saat itu perahu pasti sudah tenggelam. Air mati akan menggenangi di air sungai. Begitu mereka berenang mendekati 'air mati', mereka pasti akan terkena guna-guna dan mati di sungai itu." Mei Mai tertawa terbahak-bahak, "Siapa itu Fang Zhen Mei yang katanya terkenal? Siapa itu Wo Shi Shui yang katanya kuat? Siapa itu Shen Tai Gong yang dijuluki kail sakti? Mereka tetap akan tenggelam dan tubuh mereka akan dimakan ikan!" Tapi Yi Mai berkata lagi, "Tapi...jika mereka kembali lagi bukan dengan cara berenang melainkan menggunakan sampam kosong itu, mereka tidak akan terkena 'air mati'." Si Kong Tiao bicara sendiri, "Benar juga...." Si Kong Tui berkata, "Kalian tidak perlu mengkhawatirkan keadaan ini. Jika mereka naik sampan itu, mereka juga tetap akan mati. Di dalam perahu itu sudah kuletakkan guna-guna yang disebut Ren Tou Fei Jiang (kepala manusia terbang jatuh). Bila mereka naik sampan itu, 3 hari kemudian di sisi sungai pasti ada sebuah sampan berisi 3 mayat3 mayat yang tidak akan membusuk tapi otak mereka akan dipenuhi dengan ulat mayat!" Setelah mendengar perkataan mereka, Wo Shi Shui benar-benar marah. Dengan suara kecil Fang Zhen Mei berkata, "Shen Tai Gong sudah mengejar hingga ke sana. Dia pasti telah termakan tipuan mereka. Cara kita sekarang menghadapi mereka yaitu menangkap mereka dan memaksa mereka menyerahkan obat penawarnya." Terdengar Si Kong Tiao berrkata, "Benar-benar rencana yang sangat bagus. Perhitungan Kakak benar-benar sangat tepat." Si Kong Tui tertawa dingin, "Ini bukan perhitungan, ini yang disebut mencabut rumput harus sampai ke akarnya. Jika tidak bisa bertindak kejam, itu bukan disebut laki-laki." Si Kong Tiao berkata lagi, "Rencana kita sudah berhasil sebagian, kita juga sudah berhasil membunuh Putri Yin Huo juga menyingkirkan 3 orang yang terlalu banyak ikut campur... apa rencana kita berikutnya?" Si Kong Tui balik bertanya, "Besok hari apa?" Si Kong Tiao yang berada di sisi perahu mulai mencium ada yang tidak beres. Dia membentak, "Siapa!" Yi Mai juga berteriak, "Lao Mai, ada apa...." Tidak terdengar suara apapun. Sepertinya Si Kong bersaudara mulai menyadari situasi yang tidak beres dan melarangnya bersuara. Keadaan menjadi seperti itu. Si Kong Tui melambaikan tangannya. Si Kong Tiao seperti seekor kucing meloncat dan terbang. Dia hinggap sebentar di tiang layar kemudian bergerak seperti sebutir kelereng meloncat ke atas tiang perahu. Dia berada di posisi tinggi dan baru bisa melihat dengan jelas. Si Kong Tiao melihat ada mayat Putri Yin Huo dan seorang laki-laki tinggi besar seperti dewa. Orang itu sedang menjaga mayat Putri Yin Huo. Dalam hati Si Kong Tiao terkejut, "Apakah Wo Shi Shui sudah kembali?" Waktu itu dia melihat Yi Mai sedang bersembunyi. Tapi setelah itu dengan cepat mendekati Wo Shi Shui. Si Kong Tiao segera menyiapkan senjata rahasia yang sudah diolesi racun. Bila Yi Mai bisa menyerang Wo Shi Shui, senjata rahasia ini pasti akan diluncurkan keluar semua. — Wo Shi Shui pasti akan mati! --ooo0dw0ooo-- Yi Mai juga adalah seorang pembunuh hebat. Syarat menjadi seorang pembunuh yang hebat adalah dia bergerak seperti seekor ular beracun, seperti cheetah, juga seperti sengat tawon, tapi pada saat diam," dia harus bisa menjadi seperti kucing yang mengintai tikus untuk ditangkap. — juga bisa membela diri, hingga pada waktu yang tepat dia pasti bisa membunuhnya. Hanya saja Yi Mai tidak perlu menunggu lama lagi. Dia mendapatkan kesempatan terbaik karena dia sudah melihat sorot mata Wo Shi Shui. Dia melihat Wo Shi Shui sangat sedih juga seperti orang sedang jatuh cinta. Semua perasaan itu bercampur aduk. Sepasang mata itu sudah merasuk ke dalam jiwa dan tidak bisa dikeluarkan lagi. Wo Shi Shui dengan bingung melihat tubuh Putri Yin Huo yang sudah tidak bernyawa. Yi Mai adalah seorang pembunuh yang sangat berpengalaman, pertama kalinya dia membunuh pada saat dia berumur 9 tahun. Dia mempergoki ayah angkatnya sedang bersenang-senang dengan kekasih gelapnya. Dengan kapak pemotong kayu dia membacok ayah angkatnya. Yi Mai selalu bisa mengambil kesempatan pada saat paling tepat. Dia segera berlari keluarmencabut pedang. Walaupun dia gagal, Wo Shi Shui juga tidak akan bisa menguasainya dan diapun tahu kalau Si Kong Tiao sekarang ini berada di atas tiang layar dan dia pasti akan membantunya. Apalagi di belakangnya masih ada Si Kong Tui yang siap membantu. Tusukan pedang Yi Mai sangat sempurna. Si Kong Tiao yang berada di atas tiang siap membantu. Dia sudah terbang turun ke bawah dan dengan tepat bentrok dengan Yi Mai yang saat itu sedang berlari. Yi Mai tidak menyangka kalau Si Kong Tiao akan membantunya dengan cara seperti itu. Dia mengira Si Kong Tiao akan melepaskan senjata rahasia untuk membantunya, tidak disangka Si Kong Tiao malah membuat senjata rahasianya dan menyerang ke arahnya! Karena bentrokan yang terjadi tiba-tiba, Yi Mai tidak bisa membunuh dengan pedangnya. Tubuh yang sedang melaju dengan cepat tidak bisa dihentikan, akhirnya dia dan Si Kong Tiao pun bertabrakan. Suara ini membuat Wo Shi Shui tersadar dari lamunannya, dengan marah dia langsung bergerak. Yi Mai menjadi terpental jatuh ke dalam sungai, wajahnya sudah berubah bentuk. Si Kong Tui segera sadar. Dari belakang dia merasakan ada suara orang turun dari tiang perahu dan mencegahnya berjalan mundur. Orang itu dalam waktu singkat tadi diam-diam sudah menotok nadi Si Kong Tiao lalu melempar Si Kong Tiao ke arah Yi Mai, dan menolong Wo Shi Shui yang sedang melamun. Dia juga mengambil ahli kemudi perahu kecil dan memotong jalan mundur. Kecuali Jiang Nan Fang Zhen Mei, tidak ada seorangpun yang bisa melakukan hal seperti itu. Si Kong Tui tertawa kecut. Dia tidak membalikkan kepalanya. Pelan-pelan dia berkata, "Sepertinya aku sudah salah menduga kekuatanmu." --ooo0dw0ooo-- Baju Fang Zhen Mei yang putih tampak berkibar di atas sungai. "Kau tidak melihatku?" "Apakah kau mau aku melihatmu?" Si Kong Tui pelan-pelan membalikkan tubuh. Api hijau di kedua matanya terlihat lebih hijau. Fang Zhen Mei tersenyum melihatnya, "Katanya api hijau di matamu bisa membuat kepala musuh meledak hingga pecah sendiri. Apakah benar akan terjadi seperti itu?" Si Kong Tui dengan dingin menjawab, "Kedua matamu seperti sedang melihatku, sebenarnya matamu melihat ke belakangku. Mengapa kau tidak berani melihat kedua bola mataku?" Fang Zhen Mei dengan santai menjawab, "Aku bukan laron, masa aku sudah tahu ada api yang bisa membakarku tapi aku malah sengaja memegangnya?" Si Kong Tui tertawa dingin dan berkata, "Kalau kau tidak melihat kepadaku, setiap saat aku bisa mengeluarkan pukulan yang bisa membuatmu mati seketika!" Fang Zhen Mei tetap dengan tenang berkata, "Menghadapi pesilat tangguh seperti kau, aku tidak boleh bertindak ceroboh. Tapi jika di belakangmu ada musuh kuat, mana mungkin kau bisa menyerang dan membiarkan aku berada di belakangmu dalam posisi kosong?" Kedua mata Si Kong Tui bertambah hijau lagi. Wo Shi Shui berada di belakangnya. Si Kong Tui terlihat sangat kesal. Kedua tangan Wo Shi Shui menggendong mayat Putri Yin Huo. Dia berkata, "Adikmu berada di atas perahu. 'Air mati' itu hampir naik. Jika kau masih ingin mempunyai adik, cepat bawa dia kemari." Dengan santai Si Kong Tui menjawab, "Kalau aku menggendong seorang lagi, bukankah kesempatan hidupku lebih tipis dari sekarang?" Wo Shi Shui marah dan berkata, "Apakah demi dirimu sendiri, kau akan membiarkan Si Kong Tiao mati?" Si Kong Tui menjawab dengan dingin, "Kalau tidak ada aku, mana mungkin aku mempunyai adik?" Fang Zhen Mei menarik nafas, "Si Kong Tui, kami tidak ingin membuatmu susah. Kami hanya ingin tahu sebenarnya apa yang telah terjadi? Dan apa rencana kalian sebenarnya? Apakah rencana ini ada hubungannya dengan Putri Yin Huo dan Long Hui Ji? Apa ada hubungan dengan Xiao Xue juga?" Tiba-tiba Si Kong Tui tertawa, "Ternyata kau belum tahu apa- apa." "Aku berharap kau bisa memberitahukannya kepada kami," kata Fang Zhen Mei. "Sekarang aku tidak akan memberitahu kalian," jawab Si KongTui. Wo Shi Shui marah dan membentak, "Kau tidak menginginkan nyawa Si Kong Tiao, apakah nyawamu sendiri juga tidak mau?" Si Kong Tui tertawa terbahak-bahak, "Jika keadaan yang terjadi menguntungkanku, mengapa aku harus takut diancam?" Sambil tertawa dia berkata lagi, "Pertama, di atas rakit itu masih ada seorang gadis kecil. Dia berada dalam genggamanku. Jika aku tidak pulang dalam keadaan hidup, maka keadaannya akan lebih parah dibandingkan bila dia mati.... Hanya saja, aku ingin kau naik ke atas perahu besar dan aku naik perahu kecil ini. Kalau tidak...." Wo Shi Shui berteriak, "Kalian ingin membunuh seorang gadis kecil yang tidak bersalah?" Terpaksa Fang Zhen Mei naik ke atas perahu besar. Si Kong Tui turun ke perahu kecil. "Aku titip pesan lagi, kalian harus bertanggung jawab atas nyawa adikku. Jika dia kekurangan sesuatu, kalian bertiga akan kehilangan satu orang. Karena pak tua itu tadi sudah mengejar perahu kecil itu dan aku sudah memberi guna-guna di dalam perahu dan di dalam air. Bagaimanapun juga dia sudah terkena guna-guna. Jika kalian ingin nyawanya selamat, kalian harus bisa menjaga nyawa Si Kong Tiao dengan baik juga." Semakin bicara nada bicaranya Si Kong Tui semakin senang. "Aku akan memberikan obat penawarnya kepada kalian, tapi kalian harus membawa adik yang tidak berguna itu ke perahu kecil. Tapi awas kalian jangan berbuat macam-macam, jika tidak, aku akan melemparkan obat penawar ini ke dalam air. Di dunia ini hanya aku yang bisa meraciknya. Walaupun kalian menangkapku dan menyuruhku meracik lagi, itu memerlukan waktu 5 hari 5 malam. Teman kalian tidak akan bisa menunggu sampai 5 hari. Kalau tidak percaya kalian boleh membuktikannya." Fang Zhen Mei percaya. Terpaksa Wo Shi Shui membawa Si Kong Tiao naik ke atas perahu kecil. Si Kong Tui masih menyuruh Wo Shi Shui membuka totokan Si Kong Tiao baru mengijinkannya kembali ke perahu besar. "Kalian diam di perahu besar. Dengan kepintaran Jiang Nan Fang Zhen Mei, sungai sebesar ini dan ditambah sedikit dengan 'air mati' tidak akan sampai menyulitkan kalian." Wo Shi Shui marah dan berkata, "Bagaimana kami bisa percaya kalau obat penawar ini yang asli?" "Terserah, mau tidak mau kalian harus mempercayainya." Diam-diam Fang Zhen Mei balik bertanya, "Jika tidak ada gangguan apa-apa, coba kau tebak, apakah kita bisa membunuh kalian dulu baru membalas dendam demi teman kita ini?" Sepasang mata Si Kong Tui yang hijau tampak berkedip-kedip, lama baru bisa kembali pada keadaan semula. ' "Kau tidak akan melakukannya." "Mengapa?" "Karena kau adalah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei tidak akan mengorbankan nyawa temannya demi dirinya juga tidak akan menghiraukan hidup atau matinya, dia akan mengorbankan semua nyawa yang hidup. Ha, ha, ha! Sampai-sampai seekor kucingpun Fang Zhen Mei tidak akan sanggup membunuhnya." Fang Zhen Mei dengan dingin berkata, "Tapi jika semua ini demi keselamatan teman?" Si Kong Tui dengan serius menjawab, "Tenang saja. Obat ini adalah obat penawar yang asli. Karena aku ingin kau berjanji padaku, besok adalah hari ulang tahun Yi Tiao Long, kau jangan sampai muncul di sana. Bila kami melihatmu muncul di sana walaupun kau tidak mengganggu gerakan kami, kami tetap akan membunuh gadis itu. Karena itu...." Dengan cepat dia menyuruh Si Kong Tiao mendayung, karena dia takut Fang Zhen Mei akan berubah pikiran. "Apalagi kami tahu kalau pak tua temanmu itu senang kepada gadis kecil itu. Bila pak tua ini masih hidup, dia pasti akan perduli pada keselamatan gadis kecil itu dan kau tidak perlu hadir ke pesta ulang tahun Long Hui Ji...jika rencana kami selesai, kami akan mengembalikan gadis kecil itu kepada kalian." Perahu kecil semakin jauh, perahu besar semakin tenggelam, dari jauh terdengar tawa Si Kong Tui yang licik. "Karena itu kami juga berharap pak tua itu hidup. Bagimu dan juga bagi diriku, dia sangat berguna...obat penawar itu adalah asli. Kau bisa tenang memakannya!" Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui takut kalau kaki mereka akan mengenai 'air mati', mereka meloncat naik ke atap perahu. Tapi perahu semakin tenggelam. Fang Zhen Mei membongkar atap perahu yang terbuat dari bambu lalu dibalikkan, kemudian papan bambu itu diletakkan di atas sungai, jadilah sebuah perahu berbentuk aneh. Mereka menggunakan tiang bendera sebagai dayung untuk mengelilingi perahu besar itu. Mereka menunggu Shen Tai Gong kembali. Benar saja akhirnya mereka menolong Shen Tai Gong. --ooo0dw0ooo-- Sewaktu Shen Tai Gong sudah sadar, mereka sudah berada di darat dan racun yang masuk ke dalam tubuh Shen Tai Gong pun sudah ditawarkan. Temannya tidak apa-apk juga tidak mati, mereka malah menolongnya dan air. — Tapi di mana Xiao Xue? Shen Tai Gong bertanya, "Apakah kita akan membiarkan mereka menangkap Xiao Xue?" Fang Zhen Mei berpikir sejenak dan menjawab, "Aneh! Mengapa hal ini ada hubungannya dengan Xiao Xue?" Wo Shi Shui juga bertanya, "Apakah kita akan membiarkan peristiwa terjadi begitu saja di pesta ulang tahun Yi Tiao Long?" Fang Zhen Mei balik bertanya, "Kalau sekarang kita ikut campur, bukankah nyawa Xiao Xue juga akan terancam?'' "Betul! Karena itu kita harus menolong Xiao Xue dulu baru bisa menghalangi rencana busuk Ren Tou Fan," kata Shen Tai Gong. Wo Shi Shui melotot, "Tapi menolong nyawa Xiao Xue harus dilakukan sebelum pesta ulang tahun Yi Tiao Long dan pesta ulang tahun Yi Tiao Long adalah besok. Berarti...." Dia melihat bulan yang hampir menghilang dari langit malam. Segera dia berkata, "Berarti hari ini." Karena Shen Tai Gong tidak tenang, dia terus mondar mandir di sana. Hanya dalam waktu singkat dia terlihat semakin tua. "Di mana aku harus mencarinya...." Fang Zhen Mei berkata, "Shen Tai Gong, racun di tubuhmu belum keluar semua, lebih baik...." Wajah Shen Tai Gong memerah. Dia memohon kepada Fang Zhen Mei, "Cai Shen Ye, kau selalu banyak akal. Benda yang tidak bisa tercium anjing, tapi kau mampu melakukannya. Hal-hal yang tidak sanggup dipecahkan oleh cucu Zhu Ge Liang, sekali mengangkat alis kau bisa melakukannya. Kau sangat lihai...kalau kau sudah mendapatkan cara bagaimana menemukan Xiao Xue, biar aku saja yang pergi. Aku yang akan pergi...." Fang Zhen Mei menarik nafas lalu menepuk pundak Shen Tai Gong, "Aku tahu. Tapi kau harus beristirahat dulu dan mengatur pernafasanmu untuk mengeluarkan sisa racun yang ada dalam tubuhmu. Jangan biarkan racun itu tersisa di dalam badanmu, itu tidak baik untuk kesehatanmu di kemudian hari..." Shen Tai Gong mengayunkan tangan dengan marah dan berkata, "Hai! Kau menyuruhku...menyuruhku untuk beristirahat! Mana mungkin aku bisa beristirahat dengan tenang?" Tiba-tiba dia berkata, "Aku ingin buang air kecil dulu!" Melihat Shen Tai Gong lari ke balik semak-semak untuk buang air kecil, Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui menarik nafas dan berkata, "Lao Shen...dia pasti teringat kembali pada cucunya XiaoHong...." Wo Shi Shui adalah laki-laki keras seperti besi, sekarang diapun merasa sedih. "Cucunya yang bernama Xiao Hong dibunuh oleh Shi Bu Quan.... Dia selalu teringat dan merasa kalau kematian Xiao Hong karena hubungannya dengan dirinya...." Fang Zhen Mei menarik nafas, "Kasihan. Xiao Hong adalah satu- satunya keluarganya.... Sekarang Xiao Xue mendapat musibah...." Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata, "Apakah kau sudah mendapatkan kabar tentang Xiao Xue?" Fang Zhen Mei tidak menjawab. Dia hanya berkata, "Jangan beritahu Lao Shen dulu, racun di tubuhnya belum keluar semua. Biarkan dia beristirahat dulu. Aku yang akan pergi mencarinya." Wo Shi Shui mengangguk dan berkata, "Baiklah, tapi menolong orang seperti menolong dari kebakaran, lebih cepat lebih baik. Aku yang akan menarik Lao Shen, kau yang menolong Xiao Xue. Atau aku yang menolong Xiao Xue, kau yang menarik Lao Shen?" Fang Zhen Mei berkata, "Aku bukan dewa, jadi tidak tahu tempat persembunyian mereka. Lebih-lebih 'aku takut kalau membuat mereka tersinggung, malah akan membuat Xiao Xue dibunuh." "Apa caramu...." tanya Wo Shi Shui. "Aku tidak mempunyai cara, tapi sewaktu aku naik perahu besar ini, aku sempat menitipkan Xiao Xue pada Zhang Hen Shou ...." kata Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui memotong kata-kata Fang Zhen Mei, "Zhang Hen Shou dan Si Kong Tui adalah satu klompotan!" "Walaupun demikian, tapi aku merasa Zhang Hen Shou orang yang bisa dipercaya. Dia bisa membunuhku, tapi dia tidak akan lalai dengan titipan dari orang lain, lebih-lebih tega melakukannya dengan cara keji, membunuh seorang gadis kecil yang tidak bisa ilmu silat...." kata Fang Zhen Mei. "Aku benar-benar kagum kepadamu," kata Wo Shi Shui. "Apa?" Fang Zhen Mei sedikit kaget. "Kau sudah lama berkecimpung di dunia persilatan, sudah banyak ditipu atau disiksa, tapi kau tetap percaya pada rasa perikemanusiaan. Perikemanusiaan baik kepada teman ataupun musuh." Fang Zhen Mei tertawa, "Sebenarnya teman atau musuh, semuanya adalah manusia, terkadang musuh lebih jujur dan bisa dihormati." "Untung kita adalah teman," kata Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei tertawa, "Akupun berpikir demikian. Beruntung aku mempunyai teman seperti kalian. Jika masih bisa hidup sampai tua, aku membutuhkan teman seperti kalian yang sering marah- marah kepadaku." Wo Shi Shui tertawa lepas, dia kembali lagi pada pertanyaan semula, "Kalau begitu tempat yang akan kau cari, apakah adalah Zhang Hen Shou?" Fang Zhen Mei mengerutkan dahi dan menjawab, "Aku selalu merasa, sebenarnya Zhang Hen Shou ingin menculik Xiao Xue atau melukaiku, tapi jika sudah gagal dan masih melakukan hal itu lagi berarti, ini bukan keinginan dari Zhang Hen Shou...mungkin dia ada sesuatu." "Jangan lupa malam ini air mengalir sangat kencang. Dan jangan lupa sungai ini sudah tercemar dengan'air mati'...." kata Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei tertawa, "Jangan lupa kalau julukan Zhang Hen Shou adalah 'pembunuh perahu' atau 'pembunuh sungai'." Wo Shi Shui berpikir, "Jika begitu aku akan menarik si tua bangka itu, dan kau coba untuk mencari si pembunuh." "Lao Shen sudah lama pergi, mengapa belum juga kembali...." tanya Fang Zhen Mei. Terdengar Shen Tai Gong menjawab dengan tidak jelas dan datang dengan tergopoh-gopoh. Begitu datang mendekat dia sudah bertanya, "Apakah kalian mempunyai cara untuk mencari Xiao Xue?" "Dunia ini begitu luas, kita tidak bisa segera menemukan tempat persembunyiannya. Yang penting besok adalah hari yang melelahkan; lebih baik kau beristirahat dulu," kata Fang Zhen Mei. "Kau mencemaskan aku juga percuma. Aku pikir, mereka tidak akan berani melakukan apa-apa terhadap Xiao Xue...." Wo Shi Shui baru saja bicara separuh, dia sudah tampak sedih karena saat itu dia melihat kuburan Putri Yin Huo yang dibuatnya. Mata Shen Tai Gong setengah terbuka dan menyahut, "Hmm.". Dia terlihat seperti kelelahan dan ingin tidur. Fang Zhen Mei merasa agak tenang. Fang Zhen Mei tidak merasa kalau Shen Tai Gong sudah mendengar pembicaraan mereka berdua, karena tadi Shen Tai Gong sama sekali tidak pergi untuk buang air. Dia mencemaskan keadaan Xiao Xue dan ingin mencarinya tapi dia juga takut kalau Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei tidak akan memberitahu keberadaan Xiao Xue padanya. Menurut kebiasaan Fang Zhen Mei, jika dia dengan teliti melihat semuanya, dia akan segera tahu kalau Shen Tai Gong secara diam- diam mendengar percakapan mereka. Bagaimana pintarnya orang itu dia akan tertipu juga dan orang yang pintar selalu tertipu oleh orang yang berada di sisinya. Karena rasa percaya sering membuat sukses juga sering membuat seseorang menjadi gagal. Pada saat mata Shen Tai Gong setengah terbuka dan setengah tertutup, dan Wo Shi Shui sedang tidak berkonsentrasi karena masih sedih dengan kematian Putri Yin Huo, dan Fang Zhen Mei yang saat itu berada dalam keadaan tenang, mereka melihat datang gelombang dari arah sungai. Tampak seseorang. Wo Shi Shui berteriak, "Zhang Hen Shou?" Fang Zhen Mei dan Shen Tai Gong segera berlari ke sisi sungaibenar orang itu adalah Zhang Hen Shou! Dan Zhang Hen Shou terlihat hampir mati. --ooo0dw0ooo-- BAB 11 Pembunuh membunuh pembunuh Fang Zhen Mei memapah Zhang Hen Shou yang tampak basah kuyup. Melihat keadaan Zhang Hen Shou, dia segera mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Zhang Hen Shou. Pelan-pelan Zhang Hen Shou membuka matanya. Sorot matanya seperti buram dan terlihat tidak ganas lagi. "Seorang pembunuh tidak boleh gagal. Kalau gagal dia harus mati." "Aku tahu." "Kau sudah mengalahkanku, mengapa tidak membunuhku?" "Aku sama sekali tidak mempunyai dendam denganmu, mengapa aku harus membunuhmu?" "Kau masih menitipkan anak gadis yang tadinya akan ku culik itu kepadaku." "Jika aku menjadi kau, dalam situasi seperti itu, kau juga pasti akan menitipkannya kepadaku." "Tapi," dengan bersusah payah Zhang Hen Shou bicara, "Gadis kecil itu...." "Ada apa dengan gadis itu?" Shen Tai Gong bertanya. Zhang Hen Shou menggelengkan kepala sambil tertawa kecut, "Aku...aku telah bersalah kepadamu." Fang Zhen Mei berkata, "Jangan begitu...sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis kecil itu?" Dia melihat dan memeriksa luka Zhang Hen Shou. Di tenggorokan ada bekas goresan. Goresan itu memotong leher Zhang Hen Shou kira-kira di 7 titik nadi. Jika Zhang Hen Shou adalah orang biasa, dia pasti sudah mati. Apalagi Zhang Hen Shou sudah terkena 'air mati' yang bercampur dengan air sungai. Jika Zhang Hen Shou tidak terkenal sebagai 'pembunuh sungai' dan mahir berenang, walaupun tidak terluka berat, dia pasti akan mati karena kekurangan oksigen. Tapi Zhang Hen Shou berusaha berenang hingga ke sisi sungai. Pasti ada kata-kata yang ingin disampaikannya kepada mereka bertiga. "Siapa yang telah membunuhmu?" "Huo Yuan Ya." "Pembunuh nomor satu Huo Yuan Ya dari 'RenTou Fan'." "Dia adalah murid Mao Shan Dong, Si Wu Qiu yang bernama Huo Yuan Ya." Fang Zhen Mei merasa kaget juga aneh, "Kalian sama-sama berasal dari Ren Tou Fan, mengapa dia ingin membunuhmu?" "Dia membunuhku juga telah membunuh 2 ular bermarga Man itu." Zhang Hen Shou tertawa kecut dan berkata lagi, "Kata-katamu benar. Jika mempunyai seorang majjikan yang baik, dia tidak akan membiarkan anak buahnya dengan sembarangan berkorban.... Tadi, Huo Yuan Ya tiba-tiba naik ke atas rakit. Dia ingin menangkap gadis kecil itu. Aku mengatakan kalau anak itu dititipkan oleh orang lain. Jika dia ingin menculik gadis kecil itu, tunggu hingga Fang Zhen Mei kembali. Dia malah bertanya kepadaku kalau aku makan nasi berasal dari mana? Aku jawab kalau semua ini tidak ada hubungan dengan siapapun, ini adalah perjanjian yang biasa terjadi di dunia persilatan. Pada saat ada Fang Zhen Mei, aku berjuang mati-matian untuk mendapatkan gadis kecil itu, tapi ternyata tidak bisa. Sewaktu dia tidak ada, aku tidak berniat menculik gadis kecil ini. Dia tertawa dingin dan berkata lagi, kalau dia akan menuruti kata-kataku. Aku mengira kata-katanya bisa dipercaya tapi tiba-tiba dia malah menyerangku...." Fang Zhen Mei bertanya, "Senjata apa yang dipakai oleh Huo Yuan Ya?" Zhang Hen Shou segera mengerti dengan maksud Fang Zhen Mei. Dia menjawab, "Pedang." Alis Fang Zhen Mei berkerut, "Pedang?" Kata Zhang Hen Shou lagi, "Waktu itu pedangku belum dikeluarkan dari sarungnya. Sarung pedang masih berada di bawah tenggorkanku. Ujung pedangnya tepat mengenai ujungpedangku yang tajam." Fang Zhen Mei bisa membayangkan keadaan saat itu. Di air sungai di atas rakit, Huo Yuan Ya secara tiba-tiba menyerang Zhang Hen Shou. Pedang Zhang Hen Shou belum sempat dicabut, masih tergantung di tenggorokan yang terjulur hingga perut (itu cara anehnya menggantungkan pedang). Sebenarnya ujung pedang Huo Yuan Ya menusuk ke tenggorokan Zhang Hen Shou ternyata yang terkena adalah ujung pedang. Tenaga ujung pedang menusuk mengenai pedang kemudian berbalik memukul leher Zhang Hen Shou, membuat nadi-nadi di sekeliling lehernya putu s. — Tusukan Huo Yuan Ya membuat Zhang Hen Shou yang saat itu mencabut pedang secepat kilat, tidak sempat mengeluarkan pedangnya. Huo Yuan Ya adalah pembunuh yang kemampuannya berada di atas Zhang Hen Shou! Fang Zhen Mei mengangguk mengerti. Dia sudah merasakan musuh yang dihadapi begitu kuat. "Aku sudah tahu, kau tenang saja." Mata Zhang Hen Shou terlihat ada kabut tipis. Dia mengerti maksud Fang Zhen Mei. Dengan sekuat tenaga dia berusaha berenang menghampiri mereka, membiarkan Fang Zhen Mei melihat keadaan lukanya. Fang Zhen Mei menyuruhnya tenang. Sekarang dia benar-benar merasa tenang. — Karena Fang Zhen Mei akan membuatnya bisa mati dengan tenang. Dia berkata lagi, "Aku adalah seorang pembunuh. Huo Yuan Ya sudah menculik gadis kecil itu. Aku tahu dia akan membawa gadis itu menjuju Ren Tou Fan atau mungkin Mao Shan Dorlg. Tapi aku adalah salah satu anak buah mereka. Aku tidak bisa memberitahukan di mana tempat itu berada. Aku tidak bisa mengkhianati majikanku. Karena itu...kau tidak perlu melakukan apa-apa untukku." Fang Zhen Mei setuju, "Seseorang memang tidak boleh mengkhianati orang lain, akupun tidak akan melakukan apa-apa untukmu. Hanya saja Huo Yuan Ya berniat membunuhmu. Dari segi manapun, setiap persoalan di dunia persilatan harus diselesaikan." Nafas Zhang Hen Shou mulai terengah-engah, "Walaupun aku tidak akan memberitahukan tempat itu kepadamu, tapi...." Dari matanya terlihat kalau masih barryak j'ang ingin dia disampaikan, tapi karena nafasnya sesak, dia hanya berusaha memegang tangan Fang Zhen Mei. Shen Tai Gong berubah dan menatap Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei mengerti dan bertanya, "Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?" Zhang Hen Shou melihat Shen Tai Gong juga melihat Fang Zhen Mei. Dari sorot matanj^a terlihat kalau dia merasa terhibur. Aldrirnya diapun menghembuskan nafas terakhirnya. Wo Shi Shui berjalan mendekat. Pelan-pelan dia berkata, "Dia benar-benar seorang laki sejati." Fang Zhen Mei menarik nafas dan berkata, "Sayangkita tetap tidak tahu di mana keberadaan Xiao Xue." Sambil bicara, dia melihat ke arah Shen Tai Gong. Shen Tai Gong menarik nafas. Dia tidak bicara apa-apa. Setelah memakamkan Zhang Hen Shou, Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei, dan Shen Tai Gong, masing-masing memilih sebuah pohon besar dan tidur di dahan pohon itu. Orang dunia persilatan memang terbiasa makan angin dan minum air hujan. Fang Zhen Mei sedang memikirkan bagaimana cara menolong Xiao Xue juga memikirkan hubungan antara Putri Yin Huo dan Yi Tiao Long. Terakhir karena dia merasa lelah diapun tertidur. Hari dengan cepat berganti menjadi terang. Wo Shi Shui masih tidur nyenyak dan terdengar mendengkur. Burung yang hinggap di dekat sana langsung berpindah, jika tidak mereka akan tergetar hingga terjatuh oleh dengkuran Wo Shi Shui. Fang Zhen Mei dengan cepat melihat kalau Shen Tai Gong menghilang. --ooo0dw0ooo-- Di tanah tertulis beberapa kata, Aku mencari Xiao Xue. Jangan khawatirkan keadaanku, aku akan segera kembali. Tertanda : Shen Tai Gong. Fang Zhen Mei tertawa kecut. Wo Shi Shui menggaruk-garuk kepala. Dia tidak mengerti. "Ke mana si tua bangka itu akan mencari XiaoXue?" "Dia sudah tahu tempatnya," jawab Fang Zhen Mei. Wo Shi Shui terkejut. Dia sedang menunggu Fang Zhen Mei meneruskan katakatanya. Fang Zhen Mei melihatnya dan tertawa kecut, "Kita telah tertipu, karena Zhang Hen Shou telah mengatakan ke mana mereka membawa Xiao Xue." Wo Shi Shui tidak percaya, "Waktu itu akupun berada di sana, mengapa aku tidak sampai tidak tahu?" Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan menarik nafas, "Zhang Hen Shou adalah seorang pembunuh. Setiap pembunuh mempunyai aturannya sendiri. Walaupun Si Kong Tui telah mengkhinatinya, tapi dia tetap tidak boleh memberitahukan persembunyian Si Kong Tui. Dia adalah seorang pembunuh profesional.... Tadinya aku tidak mengerti pandangan matanya sebelum meninggal...." "Pandangan matanya?" tanya Wo Shi Shui tidak mengerti. "Benar, sewaktu Zhang Hen Shou hampir meninggal, pandangan matanya sudah memberitahukan semuanya. Maka diapun bisa pergi dengan tenang.... Tapi, waktu itu dia memang tidak mengatakan apa-apa." Fang Zhen Mei menggelengkan kepalanya dan tertawa kecut, "Karena Zhang Hen Shou menuliskan dan sudah memberitahukan bagaimana cara mencari Ren Tou Fan dan mengatakan keberadaan Si Kong Tui kepada Shen Tai Gong.... Dia mengira karena kita bersahabat dengan Shen Tai Gong maka, Lao Shen pasti akan memberitahukannya kepada kita. Karena itu Zhang Hen Shou bisa meninggal dengan tenang...." Wo Shi Shui marah hingga berteriak, "Dasar tua bangka, mengapa dia tidak memberitahukannya kepada kita. Malah diam- diam pergi ke sana sendiri!" "Ini kesalahan kita karena kita bertindak ceroboh," kata Fang Zhen Mei, "kalau tidak salah tebak, pembicaraan kita berdua telah didengar oleh Shen Tai Gong.... Dia takut kalau kita tidak akan mengijinkannya pergi mencari Xiao Xue, karena itu diapun pergi diam-diam." Wo Shi Shui benar-benar marah, "Kalau memang seperti itu, paling sedikit dia harus meninggalkan alamatnya supaya kita bisa mencarinya! Huo Yuan Ya sanggup membunuh Zhang Hen Shou. Ilmu silatnya berada di atas si kura-kura tua itu. Mana sanggup dia menahan serangannya! Masih ada Si Kong bersaudara...." Kata Fang Zhen Mei, "Kau tidak perlu merasa takut kepada Si Kong bersaudara. San Si itu, Si Wu Qiu yang berada di Mao Shan Dong mempunyai guna-guna terkuat, ilmu silatnyapun terkuat dan dia seorang yang sangat misterius. Huo Yuan Ya hanya salah satu muridnya. Dari sini dapat diketahui bagaimana kemampuan ilmu silat gurunya." Dengan cemas Wo Shi Shui berkata, "Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Fang Zhen Mei terdiam lama dan menjawab, "Kau yang akan pergi ke pesta ulang tahun Yi Tiao Long." "Bagaimana denganmu?" tanya Wo Shi Shui. "Aku akan mencari Lao Shen," jawab Fang Zhen Mei, "Kita harus membagi tugas. Sebelum Xiao Xue tertolong dan sebelum kita tahu keberadaan Lao Shen, aku tidak boleh muncul di pesta ulang tahun Long Hui Ji karena Si Kong Tui pernah mengancamku. Tapi dia tidak melarangmu.... Walaupun dia tahu kau ada di sana, dia tidak akan sampai membunuh Xiao Xue. Yi Tiao Long seorang pemimpin Yun Nan dan Gui Zhou. Tapi sekarang ini dia terus menerus mengalami hal-hal aneh. Di balik semua ini pasti tersimpan rencana busuk. Kau harus pergi ke sana untuk melihat situasi, kalau perlu kau harus membantunya.... Hari ini aku melihat semua tenaga musuh terpusat di pesta ulang tahun Long Hui Ji, karena itu aku harus berusaha untuk menolong Xiao Xue, lalu mencari Lao Shen, setelah itu kami akan berkumpul kembali denganmu." Wo Shi Shui merasa ini adalah pekerjaan penting yang harus dilakukan. Dengan suara keras dia menjawab, "Baiklah." Dua orang dengan 4 tangan saling memegang dan saling bertepuk, kemudian masing-masing pergi menuju arah yang berbeda. Tugas yang diemban sangat berat. Banyak bahaya yang harus dilewati oleh orang dunia persilatan. --ooo0dw0ooo-- Setelah meninggalkan kedua teman baiknya, perasaan Shen Tai Gong sedikit sedih. Tapi dia takut kalau Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bangun, mereka tidak akan membiarkan dia pergi dari sini. — Dia belum begitu tua! — Dia harus menolong Xiao Xue! Sebelum mati, Zhang Hen Shou telah memberikan sebuah peta yang terbuat dari kulit kambing. Dia melihat tempat yang tergambar di peta itu. Diam-diam dia menyembunyikan peta itu supaya Fang Zhen Mei tidak tahu. Dia tidak mengerti mengapa Zhang Hen Shou tidak mau memberitahu Fang Zhen Mei secara terang-rerang, malah memberikan peta ini kepadanya. Walaupun ini adalah sebuah perangkap, tapi dia tetap harus pergi. Pergi untuk menolong Xiao Xue. Dia berjalan mengikuti gambar yang tertuang dalam peta. Tidak lama kemudian dia tiba di belakang sebuah rumah besar. Sepertinya di rumah besar itu ada keramaian. Dia mencocokkan gambar peta itu untuk mencari di mana Xiao Xue dikurung. Tempat itu ada di sekitar sini, di sini ada beberapa puluh keluarga yang tinggal. Di antaranya ada sebuah rumah yang pintunya dicat dengan warna merah tua. Rumah itu berada di belakang rumah besar. Rumah itu terlihat sangat seram. Pintu terbuat dari tembaga tapi tampak tertutup rapat. Apakah ada orang yang tinggal di sana? ^ Dia membalikkan tubuh untuk melihat. Di belakang rumah terlihat sepi, sampai-sampai seekor kucingpun tidak terlihat. Tiba-tiba ada 2 orang yang sedang berdiri didepannya. Tangan mereka memegang 2 buah rantai. Kedua rantai itu mengikat 2 ekor anjing, dua anjing itu tidak bersuara tapi mulut mereka terbuka lebar. Giginya runcing dan dikeluarkan. Begitu melihat giginya, siapapun akan tahu sekali anjing itu menggigit, bisa membuat kaki hancur berlubang. Kata Shen Tai Gong, "Aku hanya bisa memancing ikan, tidak bisa memancing anjing. Apakah kedua anjing itu bisa ditarik dan menjauh sedikit?" Laki-laki yang berada di sebelah kiri berkata dengan dingin, "Kau ingin memancing ikan mengapa tidak di sungai malah di sini?" Sambil tertawa Shen Tai Gong menjawab, "Memangnya kenapa? Apakah rumah sebesar ini tidak ada tamannya? Bukankah di halaman dalam ada sebuah kolam ikan? Aku dengar di dalam kolam itu ada ikan emas, aku ingin memancingnya." Laki-laki yang berada di sebelah kiri melihat laki-laki yang ada di kanan dan berkata, "Ternyata dia gila." Laki-laki yang berada di kanan berkata, "Hari ini adalah hari istimewa. Ketua sudah berpesan kalau semua penjagaan harus diperketat. Kelihatannya orang ini datang dengan maksud...." Shen Tai Gong terpaku, "Siapakah pemilik rumah ini...." Baru saja dia bertanya sudah ada yang membentak. "Tang Qiu, Tang Kun, jangan bicara lagi dengan pak tua itu! Cepat usir dia dari sini!" Kedua laki-laki itu segera berkata, "Pak tua, hari ada pesta di sini, cepat pergi dari sini!" Yang satu lagi juga berkata, "Kau sudah dengar, jika datang bukan untuk menghadiri pesta, lebih baik cepat pergi dari sini!" Dia mendorong Shen Tai Gong keluar dari tempat itu. Sambil tertawa Shen Tai Gong berkata lagi, "Aku sudah mengatakan kalau aku datang ke sini untuk memancing, bukan untuk bertengkar. Aku...." Dia terjatuh. Kedua orang itu benar-benar takut melihatnya terjatuh lalu segera memapahnya. Dengan cepat Shen Tai Gong menotok mereka dan berputar ke belakang. Sambil tertawa dia berkata lagi, "Aku tidak jadi memancing ikan, tapi datang ke sini untuk mengambil air, rasanya lumayan juga." Walaupun Tang Qiu dan Tang Kun sudah ditotok tapi mereka masih bisa meraung. 2 ekor anjing sudah datang dan langsung mengejar Shen Tai Gong. Shen Tai Gong dengan cepat memasang bambu pancingan secara simetris menghadang kedua anjing yang sedang berlari. Kemudian dengan benang pancingan ikannya dia mengikat kedua ekor anjing itu. Lalu dia melempar 2 orang yang tertotok itu. Shen Tai Gong langsung naik ke atas dinding pagar. Pada waktu itu juga, di balik dinding sudah ada persiapan. Begitu ujung kaki Shen Tai Gong mencapai atas dinding dan belum sempat berdiri dengan benar, serangkaian senjata rahasia, berpuluh-puluh macam senjata menembaknya dari kanan, kiri, atas, dan bawah. Shen Tai Gong segera bersalto dan keluar lagi. Tiba-tiba dari balik pintu keluar 20-30 orang. Mereka segera memindahkan Tang Kun dan Tang Qiu. Sebagian sudah mencabut senjata mereka dan mulai mengelilingi Shen Tai Gong. "Siapa kau? Apa maksudnya ke sini?" Shen Tai Gong tetap tertawa dan menjawab, "Aku datang untuk memancing." Tapi dalam hati dia terkejut, "Mengapa rumah besar ini dijaga begitu ketat?" Laki-laki yang berada di paling depat membentak, "Di sini bukan tempat untuk memancing, cepat keluar!" Shen Tai Gong membuka matanya yang seperti baru bangun tidur dan berkata, "Tempat ini memang tempat untuk yang baik untuk memancing ikan." Laki-laki itu terpaku dan bertanya, "Ikan apa yang bisa kau pancing?" Shen Tai Gong tertawa, "Seekor ikan tapi bukan ikan yang ada di kolam ikan kalian." "Lalu, di mana?" laki-laki itu bertanya. Shen Tai Gong melihat rumah begitu besar dan orang begitu banyak menghalanginya. Dia tahu kalau Xiao Xue dikurung di tempat ini. Segera Shen Tai Gong marah dan berkata, "Kalau kau tidak mengijinkanku memancing ikan di sini, biar aku membeli ikannya. Kalian harus membuka harga, berapapun harga ikan itu tetap harus kubeli!" Laki-laki itu marah dan berkata, "Kau berani membuat keributan di Qu Nuan Bang!" Dia segera memukul Shen Tai Gong. Mereka beradu telapak hingga bergetar. Shen Tai Gong mengangkat lagi telapak tangannya dan menyerang. Laki-laki itu tetap beradu telapak tapi tangannya berganti dengan tangan yang satu lagi. Kedua kali tangan itu beradu, tubuh mereka bergetar. Shen Tai Gong melancarkan serangan telapak tangannya untuk ketiga kali. Tangan itu tetap tangan tadi. Tangan kanan. Orang itu dengan kedua tangan terpaksa menyambutnya. Satu demi satu, Shen Tai Gong terus menyerang dan serangannya semakin cepat. Kesembilan laki-laki lainnya segera mengepung Shen Tai Gong. Tapi tangan kiri Shen Tai Gong yang sedang memegang pancingan sudah menotok, menyapu, juga menusuk. Dia bisa menahan serangan dari 9 orang pengeroyoknya. Setelah beberapa kali menyambut serangan telapak Shen Tai Gong, laki-laki itu sudah tidak kuat lagi. Terdengar ada seseorang dari atas dinding pagar berteriak, "Lao Chong, biar aku yang menyambutnya!" Orang itu berada di atas dinding, tapi begitu selesai bicara dia sudah berada di depan orang yang dipanggil Lao Chong dan menerima serangan Shen Tai Gong. BAK. Mereka sama-sama terpaku. Kali ini Shen Tai Gong harus menarik nafas panjang, baru bisa menyerang lagi. 5 Orang itu menyambut lagi serangan telapak tangan Shen Tai Gong dengan telapak tangannya juga. Shen Tai Gong tidak mundur tapi orang itu sudah mundur hingga 3 langkah. Tadinya tangan kiri Shen Tai Gong bergerak menghadapi 9 orang, dan semuanya sangat mudah tapi sekarang dia mulai merasa kesulitan. Orang itu berhenti sebentar lalu membentak, "Mundur!" Shen Tai Gong terkejut karena tidak menyangka tenaga telapak tangan orang itu cukup besar, tapi di mulut dia tetap tidak mau kalah, "Untuk apa berhenti, suruh semua orang yang ada di-dalam rumah keluar, bukankah itu lebih baik!" Wajah orang itu pucat karena marah itu, dia berkata, "Apakah Tuan adalah si Pancing Sakti Tetua Shen?" Orang itu memberi hormat dulu, membuat Shen Tai Gong terpaku. Ada lagi yang mengucapkan kata, "Tetua!". Ini membuat kemarahannya hilang separuh. Dia menegakkan bambu pancingannya dan bertanya, "Siapa kau?" Orang itu menjawab, "Aku adalah anak buah dari Qu Nuan Bang, julukanku adalah 'Elang sakti wajah besi', bernama Ye Pian Zhou. Sudah lama aku mendengar kalau Tetua Shen selalu menegakkan kebenaran. Mengenai kejadian ini, pasti telah terjadi salah paham, harap Tetua memakluminya." "Salah paham?" tanya Shen Tai Gong, "cepat kembalikan benda itu padaku, setelah itu aku akan segera pergi!" Ye Pian Zhou terpaku, "Mengembalikan apa?" Shen Tai Gong dengan tidak sabar menjawab, "Ikan!" "Ikan? Ikan apa?" tanya Ye Pian Zhou bingung. Shen Tai Gong benar-benar marah, "Ikan duyung!" Ye Pian Zhou masih tidak mengerti, "Ikan duyung? Ikan duyung apa?" Shen Tai Gong marah, "Jangan pura-pura di depan orang tua seperti aku. Kau masih bisa berbohong! Cepat keluarkan ikan duyung itu, kalau tidak...." Waktu itu dari balik pintu belakang rumah besar itu ada seorang pelayan menjulurkan kepalanya dari balik pintu bercat merah. Dengan manja dia berkata, "Pak tua, Anda ingin mencari seseorang?" Shen Tai Gong marah, "Tidak ada hubungannya denganmu!" Pelayan itu tertawa, "Pasti ada hubungannya, karena orang yang Anda cari ada di sini." Shen Tai Gong tidak meladeni Ye Pian Zhou lagi. Dengan cepat dia sudah sampai di depan pintu bercat merah itu, "Kau...kau tahu siapa yang sedang kucari?" Mata pelayan itu berputar-putar, "Benda yang sedang Anda cari tentu bukan seekor ikan, apakah betul?" Shen Tai Gong terpaku,".. .ikan?" Pelayan itu tertawa, "Seekor ikan emas." Dia berkata lagi, "Cepat, cepat, jika ingin mencari ikan cepat masuk. Kalau tidak, ikan emas itu akan digoreng, emasnya bisa habis." Dia menarik tangan Shen Tai Gong supaya masuk ke dalam. Lalu pintu bercat merah itupun ditutup. Rumah besar bagian dalam kembali sepi, tidak ada suara sedikitpun. Laki-laki yang ada di luar pintu, hanya bengong dan saling memandang. Lao Chong bertanya, "Apakah orang itu adalah Shen Tai Gong?" Kedua mata Ye Pian Zhou melihat ke arah pintu bercat merah itu dan menjawab, "Benar!" Lao Chong bertanya lagi, "Shen Tai Gong datang ke sini bertujuan mencari orang atau mencari ikan? Orang yang dicarinya itu siapa? Dan ikan apa yang sedang dicarinya?" Ye Pian Zhou menjawab, "Aku tidak tahu." Dia menarik nafas dan berkata, "Yang penting sekarang dia sudah masuk Mao Shan Dong, dan ini bukan suatu hal yang baik." Lao Chong menggaruk-garuk kepalanya dan bertanya, "Apakah hal ini harus dilaporkan kepada Ketua Long?" Ye Pian Zhou menarik nafas dan menjawab, "Hari ini adalah hari ulang tahun ketua, mana mungkin kita mengganggu beliau? Dengan sekuat tenaga kita berjaga di sini, itupun sudah cukup. Ketua Tang dan Ketua Chan sudah terbunuh, Ketua Xiu pun sedang terluka berat. Kita harus berhati-hati...." Semua orang mendengar perkataaannya. --ooo0dw0ooo-- BAB 12 Tamu di Mao Shan Dong. Shen Tai Gong tidak tahu kalau dia sudah masuk ke dalam Mao Shan Dong. Dia memang sudah melihat ada sebuah lubang. Dia tidak menyangka kalau rumah sebesar dan semewah ini, di tengah- tengah bagian rumah ada sebuah gua. Tapi pelayan kecil itu sudah menariknya masuk ke dalam gua itu, terpaksa diapun ikut masuk. Tapi sekarang dia mulai waspada. "Kita sudah hampir sampai...." Gua sangat gelap. Pelayan itu mengulurkan tangan dan menarik tangannya. Terpaksa Shen Tai Gong menyodorkan pelayan itu memegang kail ikannya. Pelayan itu terkejut. Dia tertawa, "Aku hanya takut kalau pak tua sulit berjalan karena tidak terbiasa dengan keadaan di sini, maka akupun mengangsurkan tanganku untuk menuntun Anda." Shen Tai Gong tertawa dingin, "Kau tidak perlu memapahku." Dalam hati dia berpikir, "Di sini suasananya begitu seram dan aneh. Gambar yang diberikan Zhang Hen Shou rnenunjukkan tempatnya adalah di sini, mungkin tempat ini baru...." Waktu itu dia mendengar suara tangisan. Suara tangisan Xiao Xue. Hati Shen Tai Gong .««-i r/Uh I berteriak, "Xiao Xue" Tanganiiya I